You are on page 1of 11

MAKALAH

“Akhlak Kepada Allah : Taubat, Berzikir, Dan Berdo’a”


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah Akhlak

Disusun oleh:
Kelompok 5
Novita fitri 2122049
Mirnawati 2122050
Khairana 2122051

DOSEN PENGAMPU :
SAIFUL YERI, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI
T.A 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul TAUBAT, BERZIKIR,
DAN BERDO’A ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas dari bapak Syaiful Yeri selaku dosen mata kuliah AKHLAK. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Saiful Yeri selaku dosen mata kuliah
AKHLAK yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni. Penulis menyadari makalah yang ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,kritik dan saran membangun akan penulis
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bukittinggi, Oktober 2022


Penulis,

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i


DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Taubat .................................................................................................................. 2
B. Zikir...................................................................................................................... 3
C. Doa ...................................................................................................................... 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 6
B. Saran .................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata akhlak berasal dari kata bagsa arab, yaitu “khuluk” yang artinya budi pekerti,
perangai tingkah laku atau tabiat, dan dapat kita ketahui bahwa akhlak sifat-sifat yang
dibawa manusia sejak lahir yang tertanam pada jiwanya. Sedangkan menurut istilah, akhlak
ialah daya kekuatan jiwa mendorong perbuatan dengan mudah dan tanpa berpikir dan
direnungi.
Dengan demikian akhlak pada hakikatnya adalah sikap yang melekat pada diri
manusia, sehingga manusia dapat melakukan tanpa berpikir,akhlak juga dikenal dengan
istilah moral dan etika. Moral yang berarti adat atau kebiasaan, moral selalu dikaitkan
dengan ajaran baik dan buruk diterima umum atau masyarakat merupakan standar
menentukan baik dan buruknya.
Sedangkan akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang
seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluknya. Sehingga akhlak kepada Allah
dapat diartikan segala sikap atau perbuatan manusia yang dilakukan tanpa berfikir lagi yang
memang ada pada diri manusia sebagai hamba Allah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan taubat?
2. Apa yang dimaksud dengan zikir?
3. Apa yang dimaksud dengan Do’a?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan taubat
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan zikir
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan do’a

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Taubat
1. Pengertian Taubat
Taubat secara etimologi merupakan masdar dari taaba – yaatubu yang berarti
kembali. Taubat secara terminologi syariat adalah menyesal dengan sepenuh hati atas
dosa yang telah lalu, memohon ampunan (istigfar) dengan lisan, menghentikan
kemaksiatan dari badan, bertekad untuk tidak mengulangi lagi di masa depan.1
Taubat terdiri dari tiga komposisi, yaitu ilmu, hal ( keadaan)dan perbuatan. Ilmu
yang dimaksud disini adalah mengetahui besarnya resiko perbuatan dosa dan menyakini
bahwa dosa adalah penghalang antara dirinya dengan segala sesuatu yang dicintainya.
Jika ia menyadari bahwa kehilangan tersebut adalah akibat dari perbuatannya, maka ia
akan merasa sedih dan susah. Inilah yang disebut dengan penyesalan. Apabila rasa sakit
semakin besar dan menguasai hati , maka ia bertekad untuk melakukan apapun yang
berkaitan dengan masa sekarang,masa lalu dan masa depan. Masa sekarang adalah
bagaimanapun juga ia harus segera menghentikan perbuatan dosa yang sedang ia
lakukan. Masa depan adalah bertekad untuk meninggalkan perbuatan dosa tersebut
hingga akhir hayat. Masa lalu adalah memperbaiki kesalahan yang telah berlalu dengan
kebaikan-kebaikan dan amal saleh2
Menurut Ibn Qayyim al- Jauziah dalam Madarijus Salikin, mengatakan bahwa
taubat merupakan media permulaan, pertengahan dan akhir bagi seorang yang sedang
melakukan perjalanan kepada Allah SWT. Taubat sejatinya merupakan pintu masuk bagi
seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah Rabbul’ Alamin, sebab dalam
taubat ada penyesalan terhadap perbuatan yang tercela yang telah dilakukan dimasa
lampau, sekaligus terdapat daya tarik (ikhtiar) kebangkitan jiwa seorang hamba untuk
berbuat kebaikan dimasa yang akan datang.

1
Muhammad Ibn Yazid al-Qazwini, sunan Ibn Majah,(Beirut: Dar al-kutub al-Ilmiyah,2012),IV,536
2
Abu Hamid Muhammad Ibn Muhammad al-Ghazali,Ihya Ulum al-Din,(Beirut:Dar al-Fikr,2013)IV,4

2
2. Macam-Macam Taubat
a. Taubat dari kemaksiatan
Taubat ini umumnya untuk segala macam bentuk kemaksiatan, termasuk taubat dari
kekafiran dan kemusyrikan sebelum ajal menjemput.taubat ini banyak disebutkan
dalam Al-Qur’an surah An-Nisa ayat 17.
b. Taubat orang murtad dan orang munafik
Taubat ini dinyatakan tidak diterima oleh Allah. Sebagimana terdapat dalam surah
Ali-imran ayat 90, yang artinya :” sesungguhnya orang-orang kafir setelah iman
mereka,kemudian mereka bertambah kafir tidak akan diterima taubat mereka dan
mereka itulah orang-orang yang sesat”.
c. Taubat para nabi
Keridaan dan kasih sayang dan merupakan taubat dari perbuatan yang kurang afdal,
bukan perbuatan buruk atau tercela.

3. Hikmah Taubat
a. Memberi peluang kepada orang yang berdosa kembali kejalan Allah
b. Memberi ketenangan hati kepada muslim yang bertaubat
c. Mendapat keampunan serta petunjuk Allah
d. Sebagai salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah

B. Zikir
1. Pengertian Zikir
Zikir secara bahasa adalah mengingat sesuatu dengan menghadirkannya dalam
benak atau menyebut yang diingat dengan lisan. Lafaz zikir jika ditinjau dengan
menggunakan bahasa arab menurut ibnu Mandzur dalam kitabnya lisanul Arab
bermakna menjaga sesuatu dengan mengingatnya. Selain itu zikir juga bisa dimaknai
dengan menyebut sesuatu dengan lisan.3 Sedangkan menurut istilah terdapat perbedaan
pebdapat terkait pengerian zikir. Menurut syaikh Muhammad bin Ali Al-Khird
disebabkan karena untuk memaknai hakikat zikir itu tergantung tingkatan dzauq ulama
yang mendefinisikan dan tingkat mushahadahnya pada Allah SWT. Menurutnya zikir

3
Ibn mandzur,Lisan al-Arab,(beirut: Dar al-nas,188

3
itu terbagi menjadi tiga macam, yaitu 1). Zikir dengan lisan yang disertai dengan
hadirnya hati, seperti membaca tasbih, berdoa, memuji Allah dan semacamnya. 2). Zikir
dengan hati dengan penuh keikhlasan, tenang,memahami wirid yang dibaca dalam hati
dan menetapi dengan betul-betul menghadirkan Allah dalam hatinya. 3).
Menghilangkan wujud zikir dari dalam diri orang yang berzikir karena tenggelam dalam
samudra musyahadah pada Allah SWT.4

2. Adab-Adab Zikir
a. Berzikir dalam keadaan suci dan bersih
b. Hendaknya tempat zikir bersih dan sunyi kondusif
c. Seorang yang sedang berzikir hendaknya menghiasi dirinya dengan sifat-sifat
mahmudah
d. Hendaknya mulutnya dalam keadaan bersih atau bersiwak terlebih dahulu
e. Dalam posisi duduk kecuali dalam keadaan udzur
f. Menghadap kiblat dengan khusu’, penuh ketenangan dan ketundukan
g. Hendaknya menghadirkan hatinya, memahami maknanya dan merenungkan
maknanya
h. Tidak tergesa-gesa karena mengejar kuantitas banyaknya zikir
i. Cukup memperdengarkan pada diri sendiri(kecuali dalam jama’ah)

3. Manfaat Zikir
a. Mendapat ketenangan hati dan bebas dari perasaan jengkel, kecewa, sedih, duka,
dendam dan strees berkepanjangan
b. Dikeluarkan Allah dari kegelapan (hidup yang penuh kesukaran, kesempitan,
kepanikan, kekalutan, kehinaan, dan serba kekurangan) kepada cahaya yang
terang benderang (hidup bahagia, nyaman, aman, mulia, sejahtera dan
berkecukupan)
c. Terpelihara dan terhindar dari perbuatan melakukan perbuatan keji dan mungkar
d. Terpelihara dari kelicikan dari tipu daya setan yang menyesatkan

4
Muhammad bin Ali Khirdi Al-Alawi, Al-Wasa il Al-shafi’ah Fi al-Adhkar al-Nafi’ah wa al-Aura Al-
jami’ah wa al-Tsimar Al-Yani’ah wa al-Hujbu al-Hazirah al-Mani’ah,(Beirut:Darul Hawi,2011),44

4
e. Selalu mendapat jalan keluar dari berbagai kesulitan yang datang menghadang
dan mendapat rezeki dari tempat yang tidak pernah diduga, serta selalu
dicukupkan semua kebutuhan hidupnya

C. Doa
1. Pengertian Doa
Kata doa berasal ‫ و‬,‫ ع‬,‫ د‬yang berarti kecenderungan kepada sesuatu pada diri kita
melalui suara dan kata-kata5. Sementara lbrahim Anis mengartikan sebagai “ menuntut
sesuat atau mengharapkan kebaikan”. Dari kata ini terbentuklah menjadi kata (masdar),
yaitu ‫ دعاء – دعوة‬yang mempunyai arti bermacam-macam, bisa berarti doa dalam
permohonan, memanggil, mengundang, meminta, menamakan, mendatangkan, dan lain-
lain.
Secara istilah doa menurut Syaikh Al- Thayyibi adalah menampakkan
kehinaan,rasa sangat butuh dan ketidakberdayaan pada Allah SWT. sedangkan menurut
imam al- Manawi doa adalah bahasa rintihan akan kefakiran dan keterdesakan yang
ditujukan kepada Allah.
Dari beberapa definisi itu dapat dijelaskan bahwa doa adalah permohonan dari
seorang hamba kepada Allah SWT terkait hajat-hajatnya yang dilakukan dengan
menunjukkan rasa sangat butuh pada-Nya, merasa hina dan tak berdaya dihadapan-Nya.

2. Waktu-Waktu Mustajabah Dalam Berdoa


Waktu-waktu yang mustajabah dalam berdoa antara lain6: Hari Arafah, Bulan
Ramadhan, Hari Jum’at, Diwaktu sahur, Lailatul Qadar, tengah malam, sepertiga malam
yang pertama dan yang terakhir, Antara dua Khutbah jumat sampai shalat jumat, setelah
ashar sampai terbenam matahari pada hari jumat,antara adzan dan iqamah, setelah
membaca al-qur’an, dan lain sebagainya.

3. Syarat-Syarat Dikabulkannya Doa


a. Merespon seruan Allah dan berkeyakinan

5
Muhammad Zakariyah bin Faris, Maqayis al-Lughah,(Beirut: Dar al- Fikr,1994),hal 356
6
Al-Ghazali, ihya juz 1.306 dan Al- Alawi, Al-wasail,27-28

5
b. Doa hanya kepada Allah
c. Merendahkan diri dengan suara lembut dan tidak berlebih-lebihan
d. Dilakukan dengan perasaan takut dan penuh harapan
e. Berdoa dengan nama-nama Allah

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seorang muslim itu harus berakhlak mulia kepada Allah SWT, karena kita sebagai
manusia yang diciptakan oleh Allah SWT dan untuk menyembah kepada Allah SWT. Dari
uraian diatas dapat dipahami tentang pentingnya taubat,berzikir dan berdoa dalam kehidupan
manusia. Manusia harus senantiasa bartaubat karena pada hakikatnya manusia adalah tempat
salah dan dosa. Zikir juga penting untuk menenangkan hati manusia dalam menjalani
kehidupannya. Begitupula doa yaitu sebagai cermin menghambakan diri kepada allah SWT ,
mengakui bahwa hanya Allah yang maha kuasa dan maha berkendak , sehingga hanya dia
yang dapat mengabulkan segala permintaan kita.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dari makalah ini dan masih jauh
dari kata sempurna. Dengan adanya makalah ini pemakalah berharap pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun. Pemakalah juga berharap pembaca dapat
memahami apa itu taubat,zikir dan doa serta dapat mengambil kesimpulan secara rinci dan
mudah dipahami.

7
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Ibn Yazid al-Qazwini, sunan Ibn Majah,(Beirut: Dar al-kutub al-
Ilmiyah,2012),IV,536
Abu Hamid Muhammad Ibn Muhammad al-Ghazali,Ihya Ulum al-Din,(Beirut:Dar al-
Fikr,2013)IV,4
Ibn mandzur,Lisan al-Arab,(beirut: Dar al-nas,188
Muhammad bin Ali Khirdi Al-Alawi, Al-Wasa il Al-shafi’ah Fi al-Adhkar al-Nafi’ah wa al-
Aura Al-jami’ah wa al-Tsimar Al-Yani’ah wa al-Hujbu al-Hazirah al-
Mani’ah,(Beirut:Darul Hawi,2011),44
Muhammad Zakariyah bin Faris, Maqayis al-Lughah,(Beirut: Dar al- Fikr,1994),hal 356
Al-Ghazali, ihya juz 1.306 dan Al- Alawi, Al-wasail,27-28

You might also like