You are on page 1of 14

MAKALAH

“Macam-Macam Ilmu Dalam Bahasan Ulumul Hadis”

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Dalam Mata Kuliah Ulumul Hadis

DOSEN PENGAMPU :

Padriyanti

Kelompok 4 :

Faiza Rakhimy az – Zahra 2122065

Delva Maysharoh 2122066

Elisa Rahma 2122070

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI BUKITTINGGI

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Segala puji bagi Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
“Ulumul Hadis” tepat pada waktu yang diberikan. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan besar kita Nabi Agung Muhammad SAW, yang mana telah
membawa kita dari zaman kegelapan menuju jalan yang terang benderang.

Makalah yang berjudul Macam-Macam Ilmu Dalam Bahasan Ulumul Hadis ini
kami buat untuk memberi pemahaman kepada pembaca mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan Macam-Macam Ilmu Dalam Bahasan Ulumul Hadis. Kami menyadari sepenuhnya
bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun
dari segi yang lainnya. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari para pembaca.

Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan dan pihak yang telah membantu dalam mendapatkan sumber-sumber
materi dalam pembuatan makalah ini serta para pembaca yang memberikan kritik dan saran
pada penyusunan makalah ini.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Bukittingi, 30 September 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... 2

DAFTAR ISI........................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................................... 4
C. Tujuan....................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Ilmu Mukhtalifal Hadis.......................................................................... 6


B. Ilmu Nasihk Walmansukh al-hadis....................................................... 7
C. Ilmu Gharib Al-Hadis............................................................................ 7
D. Ilmu Asbabul Wurud............................................................................. 8
E. Mengenal Al-Aimmah Al-Sittah Dan Kitabnya.................................. 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................. 13
B. Saran........................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu hadis merupakan bagian khazanah keilmuan islam yang senantiasa terus digali dan
dikaji oleh para penuntut ilmu. Ia bagai berlian dari untaian berlian yang berharga. Ilmu ini
termasuk salah satu ilmu penting yang disusun dan dibangun dalam sejarah keilmuan islam
guna memilah dan memilih suatu informasi yang disandarkan kepada nabi SAW, sehingga
dikenal mana hadis-hadis yang sahih dan mana hadis-hadis yang daif disaat perkara ini pada
umat yang lain tidak diperhatikan hingga mereka menerima segala informasi dari apa saja yang
mereka suka dan menolak apa saja yang tidak disuka tanpa alat yang bisa mereka jadikan
ukuran untuk menyerap informasi tersebut. Terlebih bagaimana jika informasi itu berhubungan
dengan agama atau akidah yang memilah.

Ilmu Mukhtalifal Hadis adalah ilmu yang membahas hadis-hadis yang berselisih atau yang
nampak bertentangan untuk bisa disepakati atau dikompromikan antara keduanya.

Ilmu Nasihk Walmansukh al-hadis adalah ilmu yang membahas hadis-hadis yang berselisih
atau yang nampak bertentangan tapi tidak bisa disepakati atau dikompromikan antara
keduanya.

Ilmu Gharib Al-Hadis adalah ilmu yang menjelaskan makna tersembunyi dari lafaz-lafaz hadis
nabawi.

Ilmu Asbabul Wurud adalah segala sesuatu yang terjadi tatkala hadis tersebut diriwayatkan
atau disampaikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari ilmu Mukhtalifal Hadis ?
2. Apa pengertian dari Ilmu Nasihk Walmansukh al-hadis ?
3. Apa pengertian dari Ilmu Gharib Al-Hadis ?
4. Apa pengertian dari Ilmu Asbabul Wurud ?
5. Apa pengertian dari Al-Aimmah Al-Sittah Dan Kitabnya ?

C. Tujuan

4
1. Untuk mengetahui pengertian dari Ilmu Mukhtalifal Hadis.
2. Untuk mengetahui pengertian dari Ilmu Nasihk Walmansukh al-hadis.
3. Untuk mengetahui pengertian dari Ilmu Gharib Al-Hadis.
4. Untuk mengetahui pengertian dari Ilmu Asbabul Wurud.
5. Untuk mengetahui pengertian dari Al-Aimmah Al-Sittah Dan Kitabnya.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ilmu Mukhtalifal Hadis

Ilmu Mukhtalifal Hadis adalah ilmu yang membahas hadis-hadis yang berselisih atau yang
nampak bertentangan untuk bisa disepakati atau dikompromikan antara keduanya. Seperti hal
membahas hadis-hadis yang sulit dipahami muatannya untuk selanjutnya bisa dihilangkan
kesulitan tersebut sehingga dapat menjelaskan substansi matan hadis. Sebagian ulama
menyebut dengan sebutan berbeda untuk ilmu mukhtalif al-hadis ini seperti : musykil al-hadits,
ikhtilaf al-hadits, ta`wil al-hadits dan talfiq al-hadits (khatib, 2006 : 183).

1. Syarat-syarat hadis mukhtalifal


a. Hadis tersebut masuk ke kategori hadis maqbul bukan hadis yang mardud.
b. Makna hadis tersebut secara dzahir bertentangan.
c. Hadis yang bertentangan baik untuk pembelaan, walaupun derajat pertentangannya
tidak baik.
d. Dimungkinkan untuk mengumpulkan atau mentarjih 2 hadis yang bertentangan.

2. Metode penyelesaian hadis-hadis mukhtalifal

Para ulama hadis memiliki beragam metode untuk menyelesaikan hadis yang bertentangan
metode tersebut akan diuraikan sebagai berikut :

a. Metode al-jam`u ialah metode menggabungkan 2 hadis maqbul yang bertentangan di


masa yang sama dengan mengamalkan keduanya sehingga dapat menghilangkan
pertentangan antara kedua hadis tersebut. Metode al-jam`u meliputi 4 macam yaitu
(Khayyath, 2001 :130-132) :
1. Metode al-jam`u antara 2 hadis yang umum
2. Metode al-jam`u antara 2 hadis yang khusus
3. Metode al-jam`u antara 2 hadis yang umum dan khusus
4. Metode al-jam`u antara hadis yang mutlak dan muqayyid

6
b. Meteode an-naskh ialah metode menghapus hukum syar`i dengan dalil syar`i terakhir.
Pengertian lain yaitu metode mengakhiri hukum syar`i yang lebih dahulu dengan
hukum syar`i yang terakhir kali muncul.
c. Metode at-tarjih ialah mtode yang menguatkan satu dalil atau hadis diantara dua dalil
hadis yang saling bertentangan untuk kemudian diamalkan.

3. Kitab-kitab ilmu mukhtalifal al-hadis


a. Kitab ikhtilaf al-hadist karya imam muhammad bin idris as-syafi`i. Kitab ini tidak
membahas secara keseluruhan tapi hanya menyebutkan beberapa saja, dan menjelaskan
teknik mengkompromikan antara hadis-hadis yang berselisih tersebut.
b. Kitab ta`wil mukhtalif al-hadits karya imam al-hadits abdullah bin muslim bin qutaibah
ad-dainuri.
c. Kitab musykil al-atsar karya imam abi jafar ahmad bin muhammad at-thahawi, terdiri
dari 4 jilid dan tercetak sejak tahun 1333H
d. Kitab musykil al-hadits wa bayanihi karya imam abi ba muhammad bin hasan (ibnu
furak) al-anshari al-ashbahani, kitab ini sudah tercetak pada tahun 1362H.

B. Ilmu Nasihk Walmansukh al-hadis

adalah ilmu yang membahas hadis-hadis yang berselisih atau yang nampak bertentangan tapi
tidak bisa disepakati atau dikompromikan antara keduanya, dari aspek hukum yang ada di
sebagian hadis tersebut karena ia sebagai nasiKh atau penghapus.

1. Kitab-kitab Ilmu Nasihk Walmansukh al-hadis


a. Kitab nasikh al-hadits wa mansukhuhu karya al-hafidz abi bakar ahmad bin muhammad
al-atsram.
b. Kitab nasikh al-hadits wa mansukhuhu karya muhaddatsi al-`iraqi abi hafadz umar bin
ahmad al-baghdadi, yang lebih dikenal dengan nama ibni syaahin, kitab ini disusun
pada abad ke empat.
c. Kitab al-`i`tibar fi an -nasikh wa al-mansukh mina al-atsar karya imam hafidz abi bakar
muhammad bin musa al-hazimi al-hamdzani.

C. Ilmu Gharib Al-Hadis

7
adalah ilmu yang menjelaskan makna tersembunyi dari lafaz-lafaz hadis nabawi. Karena
mengetahui kosakata dan makna hadits merupakan langkah awal untuk memahami makna
hadits secara keseluruhan lalu setelah itu bisa menyimpulkan hukum yang dimaksud didalam
hadits tersebut (Khatib, 2006 : 181).

1. Tujuan Ilmu Gharib Al-Hadis

Ialah untuk memudahkan umat muslim mengetahui dan memahami agama melalui kalam
rasulullah, selain itu memudahkan umat muslim untuk mengamalkan amalan sesuai ketetapan
hukum berdasarkan pemahaman makna hadits tersebut. Oleh karena nya terbitlah beberapa
kitab yang berbicara tentang ilmu ini sekitar akhir abad kedua dan proses cetaknya pada abad
ketiga (Khatib, 2006 : 181).

2. Kitab-kitab Ilmu Gharib Al-Hadis

Orang yang pertama kali menyusun ilmu gharib al-hadis ialah abu hasan an-nadhru bin syamil
al-mazani, ia wafat pada tahun 203H, dan setelah beliau banyak lahir para penulis kitab tentang
ilmu ini, mereka ialah (Khatib, 2006 : 182-182) :

a. Kitab gharib al-hadits karya abu ubaid al-qasim bin salam.


b. Kitab al-faiq figharib al-hadits karya abu qasim jarullah mahmud bin umar az-
zamakhsyari.
c. Kitab an-nihayah fi gharaib al-hadits wal atsar karya imam majiduddun abi sa`adaat al-
mubarak bin muhammad al-jazuri (Ibnu atsir).

3. Contoh Hadits Gharib Mutlaq

“Aku mendengar Umar bin Al-Khathab radhiyallahu 'anhu saat di atas mimbar berkata, “Aku
mendengar Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, “Amalan itu hanyalah tergantung kepada niat. Dan setiap
orang hanyalah mendapat (balasan) sesuai apa yang dia niatkan.

D. Ilmu Asbabul Wurud

Secara umum, makna asbabul wurud al-hadis ialah sesuatu yang menjadi sebuah cara untuk
membatasi makna atau maksud dari sebuah hadis baik itu dalam pemaknaan secara umum atau
khusus, mutlak atau terbatas. Atau dengan arti lain asbabul wurud al-hadis adalah segala
sesuatu yang terjadi tatkala hadis tersebut diriwayatkan atau disampaikan.

8
1. Fungsi Ilmu Asbabul Wurud
a. Untuk memberikan pengetahuan terhadap lahirnya hadis-hadis nabi muhammad SAW.
b. Untuk memberikan pemahaman terhadap hadis cara komprehensif.
c. Untuk memudahkan pemahaman dan penafsiran sebuah hadis nabi.
d. Untuk mengetahui hukum atau syariat dalam sebuah hadis serta memahami hikmah
yang terkandung di dalamnya.
e. Untuk memudahkan memahami perihal naskh dan mansuf dalam ilmu hadis serta
menerangkan hal-hal yang belum jelas.

2. Ragam Sebab Diriwayatkan Sebuah Hadits


a. Sebab yang pertama yaitu ayat suci al-quran

Beberapa ayat suci al-quran menjadi penyebab munculnya riwayat hadits dari rasulullah SAW.
Contohnya surah al-an`am ayat 82 :
ٓ
‫ظلم أُو َٰلئِك ل ُه ُم ٱْلمنُ وهُم ُّمهتدُون‬ ُ ِ‫ٱلَّذِين ءامنُوا ولم يلب‬
ُ ِ‫س ٓوا إِ َٰيمن ُهم ب‬

Artinya: Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang
yang mendapat petunjuk.

b. Sebab kedua yaitu hadits nabi SAW

Hadits nabi yang artinya : “Sesungguhnya Allah SWT memiliki para malaikat di bumi, yang
dapat berbicara melalui mulut manusia mengenai kebaikan dan keburukan seseorang”. (HR.
al-Hakim).
12

c. Sebab ketiga yaitu berkenaan dengan pendengaran dari para sahabat

Sebagai contoh adalah persoalan yang berkaitan dengan sahabat Syuraid ibn Suwaid al-Saqafi.
Pada waktu Fath Makkah (pembukaan kota makkah) beliau pernah datang kepada Nabi saw.
seraya berkata: “Saya bernazar akan shalat di Bait al-Maqdis”. Mendengar pernyataan sahabat
tersebut, lalu Nabi berssabda: “Shalat di sini, yakni Masjid al-Haram itu lebih utama”. Nabi
saw. lalu bersabda: “Demi zat yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya, seandainya kamu

1
Abu ‘Abdillah Muhammad ibn ‘Abdillah al-Hakim al-Naisaburi, alMustadrak ‘ala al-Sahihain, Juz. I (Cet. I;
Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1411 H./1990 M.), h. 533
2
Abu ‘Abdillah Muhammad ibn Yazid al-Qazwini Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, Juz. I (Beirut: Dar al-Fikr, t.th.), h.
451.

9
shalat di sini (Masjid al-Haram) maka sudah mencukupi bagimu untuk memenuhi nazarmu”.
Kemudian Nabi saw., bersabda lagi: “Shalat di Mesjid ini, yaitu Masjid al-Haram itu lebih
utama daripada seratus ribu kali shalat di selain al-Masjid al-Haram.

3. Kitab-kitab Ilmu Asbabul Wurud


a. Kitab al-bayan wa al-ta`rif fi asbabul wurud al-hadits al-syarif, karya ibrahim bin
muhammad bin kamaluddin yang dikenal dengan nama ibn hamzah al-hisaini al-
dimasyqi, karya ini di tahqiq (diedit) oleh husein abdul majid hasyim.
b. Karya abi hafs umar ibn muhammad ibn raja` al-`akbari, beliau adalah orang shaleh
dan wara`meninggal pada tahun 339H.
c. Karya abu mas`ud abd al-jalil ibn muhammad ibn abd al-wahid ibn qatadah al-jubari
al-hafidz.

E. Mengenal Al-Aimmah Al-Sittah Dan Kitabnya

1. Pengenalan terhadap mukhorij hadits (Al-Aimmah Al-Sittah)

Mukhorij adalah orang yang menyebutkan perawi hadits. Mukhorij merupakan perawi terakhir
(orang yang terakhir kali menginformasikan) dalam silsilah rantai sanad.

2. Mukhorij hadits “al-aimmah al-sittah”


a. Imam al-Bukhari
b. Imam muslim
c. Imam abu daud
d. Imam at-tarmizi
e. Imam al-nasa`i
f. Imam ibnu majah

3. Biografi “al-aimmah al-sittah”


a. Imam al-Bukhari

10
Nama aslinya adalah muhammad bin ismail bin ibrahim ibnu al mughiroh al-ja`fi, dijuluki
dengan abu abdillah. Beliau lahir di bukhoro sebagai anak yatim. Pada malam hari raya puasa
pada tahun 194H/810M Wafat pada tahun 256H/870M.

Pada usia 10 tahun beliau mulai menghapal hadits, dan umur 16 tahun beliau menghafal kitab-
kitab susuna ibnu al-mubaraq dan waqi serta melawat untuk menemui ulama hadits diberbagai
kota. Imam bukhari telah berkelana ke berbagai negri untuk mencari ilmu.

b. Imam muslim

Nama lengkapnya adalah abu al-husein muslim bin al-hajjaj bin muslim al-qusyairi al-
naisaburi. Beliau lahir di naisabur pada tahun 204H dan wafat di naisabur pada tahun 261H.
Imam muslim mengunjungi berbagai negri dalam rangka menuntut ilmu, diantaranya hijaz,
iraq, mesir, syam.

c. Imam Abu Daud

Nama lengkapnya adalah sualiman bin al-asy`ats bin ishaq bin basyir bin syihad bin `amr al-
azdi al-sijistani, seorang imam ahli hadits yang sangat teliti. Beliau lahir pada tahun 202H dan
wafat pada tahun 275H Di bashrah.

Beliau sudah berkecimpungan dalam bidang hadits sejak berusia belasan tahun. Hal ini
diketahui mengingat pada tahun 221H, beliau sudah berada di baghdad. Kemudian
mengunjungi berbagai negri untuk memetik langsung ilmu para ulama, diantaranya hijaz,
mesir, iraq, aljazair.

d. Imam al-tarmizi

Nama lengkapnya adalah imam al-hafidz abu isa muhammad bin isa bin saurah bin musa bin
al-dahhak al-sulami al-tarmizi. Beliau lahir pada 209H di kota tirmizi dan wafat di tirmizi pada
malam senin tahun tahun 279H. Sejak kecil beliau sudah gemar mencari ilmu dan mempelajari
hadits, untuk keperluan inilah beliau mengembara ke berbagai negri hijaz, iraq, khurasan.

e. Imam Nasa`i

Nama lengkapnya adalah abu abdurrahman ahmad bin ali bin syu`aib bin ali sinan bin bahr al-
khurasani al-qadhi. Beliau lahir di daerah Nasa` pada tahun 215H dan wafat di ramlah palestina
pada hari senin tahun 303H.

Beliau berhasil menghafal al-quran di madrasah yang ada di desa kelahirannya. Saat remaja
beliau mulia gemar melakukan lawatan ilmiah keberbagai penjuru dunia. Beliau memburu

11
ilmu-ilmu keagamaan, terutama disiplin hadits dan ilmu hadits. Belum genap usia 15 tahun,
beliau sudah mengembara ke berbagai wilayah islam, seperti mesir, hijaz, iraq, syam.

f. Imam Ibnu Majah

Nama lengkapnya adalah abu abdullah muhammad bin yazid bin majah al-rabi`i al-qazwini.
Dari desa qazwin, iran. Beliau lahir tahun 209H dan wafat tahun 273H. Beliau melakukan
perjalanan ke berbagai kota untuk belajar, antara lain : Iraq, hijaz, mesir, syam.

4. Karya-karya mukhorij hadits “al-aimmah al-sittah”


a. Imam Al-Bukhari
1). Al-tawarikh al-tsalatsah al-kabir wa al-ausath wa al-shaghir.
2). Kitab al-kunya.
3). Kitab al-wuhdan.
b. Imam Muslim
1). Al-jami` al-shahih.
2). Kitab al-`ilal.
3). Kitab auham al-muhadditsin.
c. Imam Abu Daud
1). Kitab al-sunan (sunan abu dawud).
2). Kitab al-marasil.
3). Al-nasikh wa al-mansukh.
d. Imam Al-Tirmizi
1). Kitab al-jami`, terkenaal dengan sunan al-tirmizi.
2). Kitab al-syama`il al-nabawiyyah.
3). Kitab al-tarikh.
e. Imam Nasa`i
1). Al-sunan al-kubra.
2). Al-khashais.
3). al-manasik.
f. Imam Ibnu Majah
1). Kitab al-sunan.
2). Kitab tafsir al-quran.
3). Kitab tarikh.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah/materi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :

Ilmu Mukhtalifal Hadis adalah ilmu yang membahas hadis-hadis yang berselisih atau yang
nampak bertentangan untuk bisa disepakati atau dikompromikan antara keduanya. Ilmu Nasihk
Walmansukh al-hadis adalah ilmu yang membahas hadis-hadis yang berselisih atau yang
nampak bertentangan tapi tidak bisa disepakati atau dikompromikan antara keduanya. Ilmu
Gharib Al-Hadis adalah ilmu yang menjelaskan makna tersembunyi dari lafaz-lafaz hadis
nabawi. Ilmu Asbabul Wurud adalah segala sesuatu yang terjadi tatkala hadis tersebut
diriwayatkan atau disampaikan.

B. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, baik dari tulisan atau pun bahasa
yang kami sajikan. Oleh karena itu mohon diberikan saran dan kritikan nya agar bisa menjadi
motivasi agar kedepannya lebih baik, dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

13
DAFTAR PUSTAKA
Nurdin Arbain. Studi Hadis Teori Dan Aplikasi, (Yogyakarta: Lembaga Ladang Kata, 2019),
Cet ` 1.
Al-Naisaburi, Abu ‘Abdillah Muhammad ibn ‘Abdillah al-Hakim. alMustadrak ‘ala al-
Sahihain, Juz. I. Cet. I; Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1411 H./1990 M.

Ibn Majah, Abu ‘Abdillah Muhammad ibn Yazid al-Qazwini. Sunan Ibn Majah. Beirut: Dar
al-Fikr, t.th.

14

You might also like