You are on page 1of 14

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA


Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (195-208)

PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM “X” DENGAN METODE


SWOT BALANCED SCORECARD

--------------------------------------------------------------------------------------------------
Yuli Setiawannie, Tiara Rahmania
Dosen Universitas Potensi Utama
(Naskah diterima: 1 Maret 2019, disetujui: 20 April 2019)

Abstract
Performance measurement is an important factor for an organization to control the
implementation of the strategy. BSC SWOT method that synergistically can monitor company
performance quickly and easily. Hospitals as one type of service company that organizes public
health services must have good performance as mandated by Article 28H paragraph (1) of the
1945 Constitution. The purpose of this study is to provide a proposed hospital ‘X’ performance
measurement model. Based on the results of the study, the strategy direction of the Hospital “X”
is an aggressive strategy, namely with the power possessed able to take advantage of the
opportunities that exist. The performance measurement indicator (KPI) for Hospital “X” based
on the perspective of the Balanced Scorecard are: 6 financial perspective indicators, 2 customer
perspective indicators, 4 internal process perspective indicators, and 5 growth and learning
perspective indicators. Based on the total weight of the overall perspective, the highest priority
is in the employee productivity indicator of 0.19 and the lowest is the ALOS indicator of 0.014.
Keywords: balanced scorecard, performance measurement, hospital performance, swot.

Abstrak
Pengukuran kinerja merupakan faktor penting bagi suatu organisasi untuk mengontrol
implementasi strategi. Metode SWOT BSC yang sinergis dapat memantau kinerja perusahaan
dengan cepat dan mudah. Rumah sakit sebagai salah satu jenis perusahaan jasa yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat harus memiliki kinerja yang baik
sebagaimana amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28H ayat (1). Tujuan penelitian ini
adalah memberikan usulan model pengukuran kinerja Rumah Sakit “X”. Berdasarkan hasil
penelitian, maka arah strategi Rumah Sakit ‘X’ adalah strategi agresif, yaitu dengan kekuatan
yang dimiliki mampu memanfaatkan peluang yang ada. Indikator pengukuran kinerja (KPI)
untuk Rumah Sakit “X” berdasarkan perspektif Balanced Scorecard adalah : 6 indikator
perspektif keuangan, 2 indikator perspektif pelanggan, 4 indikator perspektif proses internal, dan
5 indikator perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Berdasarkan total bobot dari keseluruhan
perspektif, maka prioritas tertinggi terdapat pada indikator produktivitas pegawai sebesar 0,19
dan yang terendah adalah indikator ALOS sebesar 0,014.
Kata kunci: balanced scorecard, pengukuran kinerja, kinerja rumah sakit, swot.

195
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (195-208)

I. PENDAHULUAN yang lebih akurat dan komprehensif serta

P
engukuran kinerja perusahaan meru- mampu memberikan alternatif-alternatif
pakan suatu proses penilaian menge- usulan strate-gi bagi perusahaan yaitu dengan
nai pelaksanaan kemampuan kerja penerapan integrasi Balanced Scorecard dan
suatu perusahaan (organisasi) berdasarkan SWOT. Balanced Scorecard adalah metode
standar tertentu (Kaplan & Norton, 1996). penguku-ran kinerja yang dibangun dari visi,
Pengukuran kinerja merupakan faktor misi, dan strategi organisasi serta indikator
penting bagi lingkungan organisasi di masa kinerja yang terbentuk memiliki
sekarang dan masa yang akan datang. Dan keseimbangan anta-ra indikator kinerja
metode pengukuran kinerja selama ini yang keuangan dan non-keuangan. Analisis SWOT
masih memiliki kelemahan dimana hanya merupakan penge-mbangan dari rencana
melihat dari kinerja keuangan saja. Penguku- jangka panjang untuk mengefektifkan mana-
ran kinerja yang efektif hendaknya mampu jemen perusahaan ber-dasarkan peluang dan
menerjemahkan visi, misi, dan strategi suatu ancaman mempertim-bangkan kekuatan dan
organisasi ke dalam tujuan operasional dan kelemahan perusa-haan.
ukuran kinerja baik segi keuangan maupun Rumah Sakit “X” adalah rumah sakit
non keuangan (Gaspersz, 2003). dari anak perusahaan Pelindo I dengan pr-
Pemanfaatan Balanced Scorecard ogram-program yang memberikan nilai
seba-gai suatu metode pengukuran kinerja tambah lebih bagi pelanggan, karyawan, dan
lebih banyak digunakan di perusahaan- masyarakat serta mendukung pertumbuhan
perusahaan manufaktur, tetapi dapat juga ekonomi daerah maupun nasional. Keberhasi-
diterapkan pada rumah sakit yang bergerak di lan pelaksanaan program-program tersebut
bidang jasa. Pendapat yang sama juga dapat dilihat dari penilaian kinerja yang ada
dikemukakan oleh (Chow, 1998) yang pada Rumah Sakit “X” yang masih menitik-
menganjurkan penerapan Balanced beratkan penilaian keberhasilan suatu pro-
Scorecard dalam pengukuran kiner-ja dalam gram pada aspek keuangan dan pelayanan.
organisasi kesehatan. Rumah sakit adalah salah satu sarana
Dengan demikian dibutuhkan suatu kesehatan yang berupaya untuk mewujudkan
sis-tem pengukuran kinerja yang mampu derajat kesehatan yang optimal bagi masya-

196
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (195-208)

rakat. Namun dalam pengelolaannya rumah penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas pe-


sakit belum sesuai dengan harapan masya- rencanaan dan pengendalian.
rakat. Oleh karena itu perlu adanya suatu Pengukuran kinerja dengan memper-
pengukuran kinerja dalam meningkatkan timbangkan faktor strategi dan resiko saat ini
status kesehatan masyarakat, dan di masa merupakan keharusan bagi suatu perusahaan.
yang akan datang diharapkan Rumah Sakit Pengukuran seperti ini dilakukan perusahaan
“X” mampu melaksanakan upaya penyembu- agar dapat menggunakan seluruh potensi
han, pencegahan, dan promosi untuk mening- sumber daya yang tersedia secara optimal
katkan keuntungan rumah sakit tanpa melu- untuk memaksimalkan kekayaan pemilik
pakan fungsi sosial rumah sakit yang telah badan usaha dan menciptakan nilai untuk
diwajibkan. stakeholder.
Artikel ini bertujuan untuk merumus- 2.2 Balanced Scorecard (BSC)
kan model pengukuran kinerja Rumah Sakit Balanced scorecard adalah suatu
“X”. Melalui penelitian ini maka diharapkan kerangka kerja baru untuk mengintegrasikan
dapat memberi usulan strategi dan indikator- berbagai ukuran yang diturunkan dari strategi
indikator untuk peningkatan kinerja Rumah perusahaan. Selain ukuran kinerja masa
Sakit “X” dengan integrasi SWOT Balanced depan, Balanced Scorecard juga memperke-
Scorecard. nalkan pendorong kinerja finansial masa de-
II. KAJIAN TEORI pan yang meliputi: perspektif pelanggan,
2.1 Pengukuran Kinerja proses bisnis internal, serta pembelajaran dan
Pengukuran kinerja menurut Nawawi pertumbuhan (Kaplan dan Norton 1996).
(2006) adalah pencatatan hasil yang dicapai Empat perspektif ini memberi kerangka kerja
dalam melaksanakan fungsi-fungsi khusus bagi Balanced Scorecard.
suatu pekerjaan atau kegiatan bekerja selama Empat perspektif BSC memberi
suatu periode tertentu. Hasil pengukuran keseimbangan antara tujuan jangka pendek
tersebut kemudian digunakan sebagai umpan dan tujuan jangka panjang, antara hasil yang
balik yang akan memberikan informasi diinginkan dengan faktor pendorong tercapai-
tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana nya hasil tersebut, dan antara ukuran objektif
dan titik dimana perusahaan memerlukan

197
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (195-208)

yang keras dengan ukuran subjektif yang SWOT juga dapat digunakan untuk
lunak. menghasilkan sejumlah strategi alternatif
2.3 Analisa SWOT yang mungkin. Saat ini pengembangan stra-
SWOT adalah singkatan untuk meng- tegi SWOT sudah menggunakan pendekatan
gambarkan Strengths (Kekuatan), Weaknesses analisa eksternal-internal. Matriks TOWS
(Kelemahan), Opportunities (Peluang), dan adalah cara lain yang digunakan untuk
Threats (Ancaman) tertentu yang merupakan mengembangkan 4 tipe pilihan strategi, yaitu :
faktor strategis untuk sebuah perusahaan SO, WO, ST dan WT.
tertentu. 2.4 Integrasi SWOT Balanced Scorecard
Analisa SWOT digunakan untuk Penggabungan alat ukur SWOT dan
menentukan posisi yang dialami perusahaan Balanced Scorecard menjadi kekuatan baru
saat ini dan menentukan arah strategi yang yang berdampak terhadap strategi perusahaan
dapat diambil perusahaan dengan mengguna- dan kinerja perusahaan. Analisis SWOT
kan Diagram Analisa SWOT. Diagram Balanced Scorecard pertama kali dikenalkan
Analisis SWOT dapat dilihat pada gambar pada tahun 2001 oleh Lennart Norberg and
berikut : Terry Brown. SWOT BSC adalah sebuah
konsep sederhana yang mengkombinasikan
dua alat yang kuat BSC (Balanced Scorecard)
dan analisa SWOT ketika mengidentifikasi
faktor-faktor yang menja-lankan atau
menghambat strategi. Keempat perspektif
BSC dikombinasikan dengan empat dimensi
SWOT di dalam sebuah matriks yang dapat
menemukan solusi.
Beberapa keunggulan dari SWOT BSC
adalah :
Gambar 1. Diagram analisa SWOT 1. Memiliki 3 tambahan perspektif selain
perspektif keuangan.
2. Menggunakan indikator pengukur kinerja.

198
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (195-208)

3. Hubungan sebab akibat dalam pemetaan Tahap ini dimulai dengan mengumpul-
indikator-indikatornya.. kan informasi untuk menyusun SWOT BSC
4. Dapat diterapkan berjenjang di seluruh Hasil wawancara dengan SWOT Balanced
organisasi. Scorecard Development Tool dan data-data
5. Pembelajaran bagi perusahaan untuk primer rumah sakit menjadi acuan untuk
mengontrol kesuksesan strategi awal. menyusun kuesioner dalam riset SWOT.
III. METODE PENELITIAN Selanjutnya adalah melakukan riset SWOT
Objek penelitian ini adalah tentang dengan penyebaran kuesioner kepada 10 orang
pengukuran kinerja di Rumah Sakit “X” yang responden yang berada pada manajemen ting-
berlokasi di Medan Belawan, Sumatera Utara. kat atas dan menengah rumah sakit. Tujuan
Dalam tahap ini dilakukan pengumpu- riset ini untuk memperoleh nilai total bobot
lan informasi tentang permasalah yang diha- dari faktor internal (kekuatan dan kelemahan)
dapi rumah sakit dan mencari literatur yang dan faktor eksternal (peluang dan ancaman)
berkaitan dengan informasi dan metode yang sehingga dapat ditentukan arah strategis
akan digunakan. rumah sakit dalam diagram kartesius. Nilai
Pengumpulan data primer dan skunder total bobot dapat diperoleh dari :
di Rumah Sakit “X” melalui observasi, Total bobot = bobot relatif x rating
wawancara, dan penyebaran kuesioner. Data Nilai sb-Y = total bobot peluang – total
primer diperoleh melalui wawancara dengan bobot ancaman
Direktur Utama dan manajer-manajer bidang Nilai sb-X = total bobot kekuatan – total
yang mengetahui tentang kondisi rumah sakit. bobot kelemahan
Data primer tersebut adalah kondisi rumah Formulasi strategis dapat disusun
sakit saat ini (kekuatan, kelemahan, peluang, berdasarkan hasil analisa riset SWOT yang
dan ancaman) dan proses bisnisnya. Data digabungkan dengan data-data primer rumah
sekunder yang dikumpulkan adalah gambaran sakit. Penggabungan kriteria-kriteria kekuatan,
umum rumah sakit yang meliputi : visi, misi, kelemahan, peluang, dan ancaman di dalam
struktur organisasi, bidang usaha, dan sejarah model matriks TOWS. Dari matriks inilah
rumah sakit. dapat dirumuskan strategi-strategi rumah sakit
yang terbagi atas strategi S-O, S-T, W-O, dan

199
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (195-208)

W-T. Selanjutnya dilakukan pemilihan strategi 3.1 Validasi Key Performance Indicators
yaitu strategi yang dapat memecahkan isu-isu (KPI)
strategis. Setelah menerjemahkan semua Validasi KPI dilakukan setelah identi-
strategi pada matriks TOWS ke dalam empat fikasi KPI, tujuannya adalah untuk menilai
perspektif BSC, maka dilanjutkan dengan dan mengecek kemampuan KPI dalam mem-
membuatpeta strategis (strategic map). Pada presentasikan kondisi rumah sakit. Validasi
peta strategis berisi hubungan antara indikator dilakukan dengan menggunakan opini pakar
sasaran strategis dari setiap perspektif. (experts). Pakar dalam penelitian ini dapat
KPI yang akan disusun sebaiknya mengoreksi dan menambah KPI yang sesuai
mampu memenuhi kriteria indikator kinerja dengan kondisi rumah sakit. Pakar yang
yang baik dan ideal, yaitu karakteristik dipilih adalah dari pihak internal rumah sakit
SMART-C (Specific, Measurable, Achievable, yaitu direktur dan juga manajer bidang yang
Relevant, Time-Bounded, Continuosly). mengetahui tentang kondisi rumah sakit dan
Masing-masing indikator pada KPI harus pihak eksternal yaitu ketua persatuan kepala
berkaitan dengan visi, misi, sasaran strategis rumah sakit yang memahami tentang sistem
perusahaan. pengukuran kinerja dan indikatornya. Penila-
ian pakar tersebut dilakukan melalui kuesi-
oner berpasangan dari indikator KPI tersebut.
Dan untuk memperoleh nilai pembobotan tiap
perspektif dan masing-masing indikator KPI
menggunakan metode AHP (memakai soft-
ware expert choice versi 11).
IV. HASIL PENELITIAN
4.1 Penentuan Arah Strategis Rumah
Sakit
Arah strategis perusahaan dapat
Gambar 4. Diagram alir penelitian ditentukan melalui analisa riset SWOT. Hasil
analisa riset SWOT ini adalah memperoleh
bobot dan rating dari masing-masing kriteria

200
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (195-208)

pada faktor internal dan eksternal. Tujuan dari 4.2 Perumusan Formulasi Strategis
pembobotan dan rating ini adalah untuk Strategi-strategi yang telah dirumuskan
menentukan total nilai terbobot yang akan tidak semuanya disusun dalam matriks TOWS,
dipakai sebagai dasar dalam penentuan posisi tetapi dipilih strategi yang mampu
rumah sakit pada diagram kartesius. Berdasar- memecahkan isu-isu strategis. Berdasarkan
kan hasil pengolahan data riset SWOT matriks TOWS pada gambar 6, maka untuk
diperoleh total nilai bobot untuk indikator strategi S-O, rumah sakit lebih fokus dalam
kekuatan 1,68, indikator kelemahan 1,13, meningkatkan sektor pelayanan unggulan (da-
indikator peluang 2,07, dan indikator ancaman lam hal ini pelayanan medical check up dan
1,14. Pada diagram kartesius seperti gambar 5, trauma centre), meningkatkan pendapatan me-
dari hasil pengolahan data diperoleh nilai lalui penambahan jumlah pelanggan eksternal
sumbu-X yaitu 0,55 dan nilai sumbu-Y untuk pelayan unggulan, serta meningkatkan
sebesar 0,94. sistem manajemen SDM. Strategi W-O yang
sesuai diterapkan oleh rumah sakit adalah
meningkatkan kompetensi SDM melalui pe-
nyediaan sarana dan prasarana yang handal
dan sistem informasi terintegrasi. Untuk stra-
tegi S-T yaitu dengan kekuatan yang dimiliki
rumah sakit untuk mengatasi ancaman dengan
cara mewujudkan Good Service Excellent
Gambar 5. Arah strategis Rumah Sakit “X” (meliputi : pelayanan tepat waktu, komunikasi
Berdasarkan gambar di atas, posisi interaktif dengan pasien, dan aksesibilitas
Rumah Sakit “X” berada di kuadran I, yang pelayanan) sehingga dapat mewujudkan
menggambarkan posisi indikator kekuatan kepuasan pelanggan dan stakeholders. Dalam
melebihi total nilai kelemahan dan indikator meminimalkan kelemahan dan menghindari
peluang melebihi indikator ancaman. Sehing- ancaman maka rumah sakit melakukan strategi
ga rumah sakit mendukung kebijakan pertum- W-T yaitu mewujudkan Good Corporate
buhan yang agresif. Governance dan SDM yang kompeten agar
sistem pelayanan yang terintegrasi dapat

201
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (195-208)

tercapai. meningkatnya pertumbuhan laba pada rumah


4.3 Peta Strategis Balanced Scorecard sakit. Pada perspektif pelanggan, kepuasan
Rumah Sakit pelanggan akan meningkat apabila pelayanan
Hasil dari formulasi strategis yang dan kinerja operasional rumah sakit memiliki
disusun dalam matriks TOWS diterjemahkan mutu yang baik. Jika dilihat dari perspektif
ke dalam empat perspektif Balanced Score- proses internal maka meningkatkan kinerja
card, yang menggambarkan hubungan sebab- operasional rumah sakit dapat mempengaruhi
akibat antara visi, misi, strategi rumah sakit, sasaran strategis perspektif pelanggan.
dan sasaran-sasaran strategis berdasarkan Kinerja operasional rumah sakit yang optimal
perspektif BSC yaitu keuangan, pelanggan, dapat terwujud melalui sumber daya manusia
proses internal, dan pertumbuhan dan pembe- yang berkualitas dan kompeten di bidangnya
lajaran rumah sakit. Peta Strategi BSC Ru- yang merupakan target dari sasaran stategis
mah Sakit “X” seperti gambar 7, memperli- perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
hatkan bahwa pertumbuhan laba sebagai pe- Oleh karena itu, dapat dilihat bahwa peta
nilaian kinerja terakhir pada perspektif keu- strategi pada RS “X” memiliki hubungan
angan, dipengaruhi oleh sasaran strategis kausalitas yang saling mempengaruhi antar
lainnya pada perspektif keuangan. Perspektif perspektif
pelanggan merupakan salah satu pendorong .

INTERNAL KEKUATAN KELEMAHAN


1. Gaji karyawan (perawat dan 1. Beberapa jabatan dalam struktur
medis) di atas rata-rata karyawan organisasi belum sepenuhnya terisi
rumah sakit sekitar 2. Sistem operasi layanan yang belum
2. Pengalaman dan semangat optimal menyebabkan pelanggan
perubahan yang kontiniu memilih berpindah
3. Menjadi rumah sakit yang 3. Sistem teknolgi informasi yang
EKSTERNAL tersertifikasi bagi Medical Check belum terintegrasi
Up Pelaut 4. Kapasitas dan kualitas peralatan
4. Dukungan dari stakeholders yang kurang lengkap
(PELINDO I) 5. Budaya kerja yang belum begitu
5. Telah dikenal masyarakat sekitar baik
6. Memiliki beberapa layanan rawat 6. Tata ruang/master plan yang
inap, jalan, dan klinik kurang efektif
7. Karyawan yang muda dan 7. Jumlah dan kompetensi SDM
bersemangat medik belum memadai

202
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (195-208)

PELUANG SO STRATEGY WO STRATEGY


1. Nama besar PELINDO I 1. Meningkatkan pelayanan 1. Meningkatkan kompetensi SDM
merupakan daya tarik tersendiri unggulan 2. Menerapkan sistem manajemen
dalam branding rumah sakit 2. Menambah modal investasi untuk kinerja yang terukur (reward and
2. Potensi pasar di area Belawan sarana dan prasarana pelayanan punishment)
masih under supply karena banyak kesehatan 3. Terwujudnya sarana fasilitas yang
permintaan yang belum tertangani 3. Meningkatkan kerja sama dengan handal dan sistem informasi
3. Lingkup kompetisi di area mitra dalam operasional teintegrasi
Belawan masih baik untuk pelayanan 4. Menambah anggaran investasi
pengembangan layanan rumah 4. Memantapkan sistem manajemen untuk pengembangan master plan
sakit SDM
4. Potensi fasilitas pelayanan 5. Meningkatkan jumlah pemakaian
kesehatan primer yang tersebar di kartu BPJS
Belawan (puskesmas, klinik 6. Menambah jumlah pelanggan
swasta) sebagai mitra rujukan eksternal untuk medical check up
5. Potensi pasar baru dari para
pegawai BUMN yang berada di
Medan dan sekitarnya
6. Optimalisasi layanan Trauma
Center
7. Potensi pasar BPJS dan non BPJS
masih luas
ANCAMAN ST STRATEGY WT STRATEGY
1. Potensi pasar di area kota Medan 1. Mewujudkan Good Service 1. Terwujudnya Good Corporate
dan sekitarnya sudah jenuh Excellent (meliputi : pelayanan Governance
2. Pengembangan rumah sakit tepat waktu, komunikasi interaktif 2. Terwujudnya SDM yang kompeten
kompetitor yang lebih cepat dengan pasien, dan aksesibilitas dan berintegritas
3. Kualitas dan produk layanan pelayanan) 3. Terwujudnya sistem pelayanan
kompetitor lebih menarik 2. Mewujudkan fasilitas yang handal terintegrasi
4. Kebijakan sistem penarifan oleh untuk kepuasan pelanggan
pemerintah yang berubah-ubah 3. Terwujudnya kepuasan bagi
(setiap 2 tahun) stakeholders
5. Sarana dan prasarana yang kurang
memadai (seperti : area parkir,
kenyamanan pasien, dan kantin
untuk karyawan)
Gambar 6. Matriks TOWS

203
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (195-208)

kinerja yang harus dilakukan untuk


keberhasilan pencapaian kinerja perusahaan
sehingga perusahaan mampu meraih
kesuksesan yang diinginkan, baik masa
sekarang maupun masa yang akan datang.
Berdasarkan formulasi strategis, peta BSC
dari rumah sakit, hasil wawancara terhadap
Direktur PT. PHCM dan wakil dari
manajemen yang memahami tentang
indikator pengukuran kinerja serta dukungan
Gambar 7. Peta strategis BSC Rumah Sakit dari data-data primer rumah sakit yang
“X”
berkaitan dengan keempat perspektif BSC,
4.4 Perumusan Key Performance Indicators
maka dapat diusulkan indikator-indikator
(KPI)
KPI berdasarkan keempat perspektif BSC
Key Performance Indicators adalah u-
seperti tabel berikut.
kuran atau indikator-indikator pengendali

204
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (195-208)

4.5 Validasi Key Performance Indicators segi SDM dan juga fasilitas pelayanan
(KPI) rumah sakit.
Setelah indikator KPI rumah sakit Pembobotan dilakukan juga pada tiap
teridentifikasi, selanjutnya dilakukan penilaian indikator dalam setiap perspektif, hal ini
pakar melalui kuesioner berpasangan dari diperlukan untuk melihat sejauh mana bobot
indikator KPI tersebut. Hasil pengolahan data masing-masing indikator dan menentukan
dengan software expert choice versi 11 untuk prioritas indikator tersebut. Gambar 8 berikut
memperoleh prioritas perspektif BSC dan adalah grafik bobot tiap indikator KPI pada
indikator KPI pada setiap perspektif tersebut. perspektif
Tabel 2 memperlihatkan hasil pembobotan keuangan.
untuk masing-masing perspektif BSC.
Tabel 2. Bobot untuk tiap perspektif

No. Perspektif Bobot

1 Keuangan 0,237

2 Pelanggan 0,148

3 Proses internal 0,208

4 Pertumbuhan dan Pembelajaran 0,406

Prioritas terbesar ada pada perspektif


pertumbuhan dan pembelajaran yaitu 0,406,
Gambar 8. Bobot indikator KPI pada
hal ini menunjukkan bahwa direksi RS ‘X’
perspektif keuangan
ingin menciptakan SDM yang kompeten dan
Prioritas tertinggi terdapat pada
handal di bidangnya. Sedangkan, bobot
indikator realisasi laba sebelum pajak yaitu
terkecil pada perspektif pelanggan sebesar
sebesar 0,367 dan yang terendah berada pada
0,148. Rumah sakit berusaha untuk mening-
indikator tingkat pencairan piutang usaha
katkan kekuatan yang ada untuk mencapai
sebesar 0,061. Hal ini memperlihatkan bahwa
peluang yang ada. Sehingga untuk mening-
manajemen rumah sakit berusaha meningkat-
katkan jumlah pelanggan dan kepuasannya
kan laba melalui program/kegiatan kerja
maka perlu perbaikan terlebih dahulu dari
yang sudah ada (disebut juga intensifikasi
pendapatan). Pembobotan masing-masing

205
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (195-208)

indikator untuk perspektif pelanggan dapat


dilihat pada gambar 9, yang memperlihatkan
bahwa prioritas tertinggi untuk indikator
kepuasan pelanggan sebesar 0,8. Dengan
posisi strategi agresif maka manajemen
rumah sakit fokus kepada usaha untuk
meningkatkan kepuasan
pelanggan.
Gambar 10. Bobot indikator KPI pada
perspektif proses internal
Pada gambar 11 dapat dilihat
perbandingan bobot masing-masing indikator
KPI dari perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran.

Gambar 9. Bobot indikator KPI pada


perspektif pelanggan
Prioritas bobot untuk setiap indikator
pada perspektif proses internal terlihat pada
gambar 10, dengan prioritas tertinggi terdapat
pada indikator Turn Over Interval (TOI)
sebesar 0,554 dan bobot terkecil berada pada Gambar 11. Bobot indikator KPI pada
indikator Average Length of Stay (ALOS) perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
sebesar 0,081. Hal ini memperlihatkan bahwa Prioritas bobot terbesar ada pada
manajemen berusaha meningkatkan kinerja indikator produktivitas pegawai sebesar
operasional rumah sakit dengan memberikan 0,435 dan yang terendah terdapat pada
pelayanan yang optimal agar jumlah indikator kepuasan pegawai sebesar 0,087.
pelanggan umum semakin bertambah baik Untuk perspektif ini, manajemen berusaha
untuk rawat inap, jalan, maupun pasien klinik. menumbuhkan komitmen SDM kepada

206
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (195-208)

rumah sakit dengan melakukan banyak Key Performance Indicators (KPI)


program pelatihan agar SDM dapat lebih untuk Rumah Sakit “X” berdasarkan empat
produktif dan kompeten di bidangnya. perspektif Balanced Scorecard terdiri dari 6
Perbandingan bobot keseluruhan KPI indikator perspektif keuangan, 2 indikator
pada perspektif BSC dapat dilihat pada perspektif pelanggan, 4 indikator perspektif
gambar 12. proses internal, dan 5 indikator perspektif
V.KESIMPULAN pertumbuhan dan pembelajaran.
Hasil riset SWOT terhadap manajemen Berdasarkan total bobot dari keselu-
tingkat atas dan menengah Rumah Sakit “X” ruhan perspektif, maka prioritas tertinggi dari
dan menghubungkan antara total bobot dari indikator KPI terdapat pada indikator produk-
faktor internal dengan faktor eksternal maka tivitas pegawai (bagian dari perspektif proses
arah strategis rumah sakit berada pada internal) sebesar 0,19 dan yang terendah
kuadran I diagram kartesius yang artinya adalah indikator ALOS (bagian dari
melakukan alternatif strategi tumbuh yang perspektif proses internal) sebesar 0,014.
mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif.

207
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (195-208)

DAFTAR PUSTAKA Optimasi Sistem Industri. ISSN 2088-


4842. Padang: Universitas Andalas.
Chow, Chee W., et al. 2009. Analisis Kinerja
Perusahaan Dengan Metode Balanced
Rahimi,Hamed et al. 2017. Key Performance
Scorecard (BSC) dan SWOT. Jurnal
Indicators in Hospital Based on
Penelitian Ilmu Teknik, Vol.9, No. 1,
Balanced Scorecard Model. Journal of
Juni 2009. p. 48-57
Health Management & Informatics.),
Vol. 4, No. 1, Januari 2017.
Erlina. 1998. The Balanced Scorecard; A
Potent Tool fo Energizing and Focusing
Rangkuti, Freddy. 2011. SWOT Balanced
Healthcare Organization Management.
Scorecard: Teknik Menyususn Strategi
Journal Of Healthcare Management,
Korporat yang Efektif plus Cara
Vol. 43 (Jan/Feb 2000).
Mengelola Kinerja dan Risiko. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Umum.
Fathoni; Kesuma, Inda. 2011. Analisis
Penilaian Kinerja Rumah Sakit dengan
Saad,Raed; Daraghma, Zahran. 2016. Using
Penerapan Balanced Scorecard (Studi
of Balanced Scorecard for Performance
Kasus: Rumah Sakit “ABC”). Jurnal
Evaluation: Empirical Evidence from
Sistem Informasi (JSI), Vol. 3, No. 1,
the Listed Corporations in the Palestine
April 2011.
Exchange (PEX). International Journal
of Business and Management, Vol. 11,
Gaspersz, Vincent. 2003. Sistem Manajemen
No. 3, 2016.
Kinerja terintegrasi Balance Scorecard
dengan Six Sigma untuk organisasi
Sebastian,HawaraN. 2010. Evaluasi Kinerja
bisnis dan pemerintahan. Jakarta: PT.
Dengan Metode Balanced Scorecard
Gramedia Pustaka Utama.
pada Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta.
Skripsi. Program Studi Manajemen, IPB.
Kaplan, RS.; Norton DP. 1996. The Balanced
Scorecard: Translating Strategy Into
Suryani,Yulana; Retnani, Endang. 2016.
Action. Boston: Harvard Business
Implementasi Balanced Scorecard
Scholl Press.
dalam Pengukuran Kinerja Manajemen
Rumah Sakit. Jurnal Ilmu dan Riset
Nawawi, Hadari. 2006. Manajemen Sumber
Akuntansi, Vol. 5, No. 1, Januari 2016.
Daya Manusia untuk Bisnis yang
Kompetitif. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.

Novanda, Dhea. 2011. Implementasi Integrasi


SWOT Balanced Scorecard dalam
Perancangan Sistem Pengukuran
Kinerja PT Grafika Jaya Sumbar. Jurnal

208

You might also like