You are on page 1of 6

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR KARYAWAN

(Studi Pada PT Bank Papua Cabang Manado Provinsi Sulawesi Utara)

Lapius Yikwa
Riane J. Pio
Tinneke M. Tumbel

ABSTRACT

Bank SulutGo is the Regional Bank of North Sulawesi which has a very
influential impact on the sustainability of the economy in North Sulawesi especially in
the Government and Institutional or Community institutions of Bank SulutGo’ svision is To
become a Professional banking services company and grow in a healthy way;
Transformational leadership is the Process by which people engage with others, and
create relationships that enhance motivation and morality in leaders, and followers. this type
of leader has an interest in the needs and motivation and morality of followers, and tries to
help followers achieve their best potential.
Collection data is done by spreading the research instrument, the questionnaire that
Contains questions to measure transformational leadership and employee performance. the
Collected Data Is Further Processed By Using Simple Linear Regression Analysis Based on
the formulation of the problem, the purpose of this study is “ to know the effect of
transformational leadership on employee performance on the Bank Sulut Go Kawangkoan
Branch “
Results of data processing show that there is a significant positive effect given by
Transformational Leadership on Employee Performance PT. Bank Sulut Go Kawangkowan
Branch. Thus the higher the Transformational Leadership of PT Bank Sulut Go
Kawangkowan Branch hence the higher Level of Employee Performance in the company.
Statistically Proved that Transformational Leadership Positively influence on Employee
Performance so that hypothesis accepted.
From the results of this study indicates Transformational Leadership is needed
someone to stimulate employee to work better and make employee as the most valuable
asset in the company. For employee, having a leader who is able to transform in leadership
leads employee to be motivated and keans to work well for rhe company’s progress. this
shows the hypothesis of Transformational Leadership on Employee Performance is Positive

Keywords: Transformational Leadership, Employee Performance.

PENDAHULUAN Sumber daya manusia yang dimaksud


Perusahaan dalam melaksanakan adalah orang–orang yang memberikan
kegiatannya, akan berusaha untuk mencapai tenaga, pikiran, bakat, kreativitas dan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. usahanya pada perusahaan. setiap perusahaan
satu hal yang penting yaitu bahwa berupaya untuk mendapatkan karyawan yang
keberhasilan berbagai aktivitas didalam telah terlibat dalam kegiatan organisasi atau
perusahaan dalam mencapai tujuan bukan perusahaan yang dapat memberikan suatu
hanya tergantung pada pada keunggulan pencapaian target yang telah ditetapkan
teknologi, dana operasi yang tersedia, sarana perusahaan sebelumnya. target yang telah
ataupun prasarana yang dimiliki, melainkan dicapai karyawan merupakan prestasi kerja
juga tergantung pada aspek sumber daya atau hasil kerja baik kualitas maupun
manusia. kuantitas yang dicapai oleh seorang
karyawan persatuan periode waktu dalam

1
melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanduknya. motivasi meliputi faktor
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. kebutuhanbiologis dan emosional yang hanya
setiap organisasi atau instansi dalam dapat diduga dari pengamatan tingkah laku
melaksanakan program yang diarahkan selalu manusia.
berdaya guna untuk mencapai tujuan colquitt, lepine, and wesson (2009)
perusahaan.salah satu caranya adalah menjelaskan motivasi adalah suatu kumpulan
meningkatkan prestasi kerja karyawan. kekuatan energik yang mengkoordinasi di
faktor sumber daya manusia ini dalam dan di luar diri seorang pekerja,yang
merupakan elemen yang harus diperhatikan mendorong usaha kerja dalam menentukan
oleh perusahaan, terutama bila mengingat arah perilaku, tingkat usaha, intensitas, dan
bahwa era perdagangan bebas akan segera kegigihan.motivasi kerja dapat didefinisikan
dimulai, dimana iklim kompetisi yang sebagai suatu dorongan secara psikologis
dihadapi akan sangat berbeda. hal ini kepada seseorang yang menentukan arah dari
memaksa setiap perusahaan harus dapat perilaku (direction of behavior) seseorang
bekerja dengan lebih efisien, efektif dan dalam organisasi, tingkat usaha (level of
produktif. tingkat kompetisi yang tinggi akan effort), dan tingkat kegigihan atau ketahanan
memacu tiap perusahaan untuk dapat di dalam menghadapi suatu halangan atau
mempertahankan kelangsungan hidupnya masalah (level of persistence).jadi motivasi
dengan memberikan perhatian pada aspek kerja dapat diartikan sebagai semangat kerja
sumber daya manusia. jadi manusia dapat yang ada pada karyawan yang membuat
dipandang sebagai faktor penentu karena karyawan tersebut dapat bekerja untuk
ditangan manusialah segala inovasi akan mencapai tujuan tertentu (george and jones,
direalisir dalam upaya mewujudkan tujuan 2005).
perusahaan. Robbins (2001) berpendapat bahwa
motivasi berasal dari setiap individu
TINJAUAN PUSTAKA yangbersedia melakukan pekerjaan sesuai
Motivasi tujuan organisasi dengan memperhatikan
menurut hasibuan (2005:141) motivasi kebutuhanindividu tersebut.winardi (2004)
berasal dari kata latinmovere yangberarti juga mengatakan bahwa motivasi merupakan
dorongan atau menggerakkan.motivasi dalam kekuatanpotensial yang terdapat pada diri
manajemen hanya ditujukanpada sumber tiap individu yang dapat dikembangkan
daya manusia umumnya dan bawahan sendiri atau darikekuatan di luar diri individu
khususnya. motivasi mempersoalkan tersebut yang bermuara dari imbalan
bagaimana caranya mengarahkan daya dan finansial atau nonfinansial yang dapat
potensi bawahan, agarmau bekerja sama mempengaruhi kinerja individu secara positif
secara produktif , berhasil mencapai dan atau negatif, yang manatergantung pada
mewujudkan tujuanyang telah situasi dan kondisi yang dihadapi oleh
ditentukan.flippo (2011 : 143) individu yang bersangkutan.selanjutnya
mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu peneliti berpendapat bahwa motivasi
keahlian,dalam mengarahkan kariyawan dan merupakan suatu hal yang berisikansuatu
organisasi agar mau bekerja secara fasilitas yang disediakan pada suatu
berhasil,sehingga keinginan para karyawan organisasi yang mana dapat diperoleh bagi
dan tujuan organisasi sekaligus tercapai. individu yang ada pada organisasi tersebut
american encyclopedia (2011 : 144 ) jika individu tersebut bekerja sesuai dengan
motivasi adalah kecendurungan (suatu sifat tujuan dar organisasi tersebut.
yang merupakan pokok pertentangan) dalam
diri seseorang yang membangkitkan
topangan dan mengarahkan tindak-

2
Teori-teori Motivasi Motivasi negatif (insentif negatif)
teori-teori motivasi menurut malayu s. p. Manajer memotivasi bawahan dengan
hasibuan (2006:152-167) dibagi menjadi dua memberikan hukuman kepada mereka yang
kelompok, yaitu: pekerjannya kurang baik (prestasi rendah).
a. Teori Kepuasan (content theory) Dengan memotivasi negatif inisemangat
Teori ini merupakan teori yang kerja bawahan dalam waktu pendek akan
mendasarkan atas faktor-faktor kebutuhan meningkat,karena takut dihukum.
dan kepuasan individu yang menyebabkan
bertindak dan berperilaku dengan cara Karir
tertentu. teori ini memusatkan perhatian pada Meskipun ada persamaannya, karir tidak
faktor-faktor dalam diri orang yang sepenuhnya sama dengan pekerjaan, work
menguatkan, mengarahkan, mendukung dan job, employment, occupation. Karir adalah
menghentikan perilakunya. Jika kebutuhan pekerjaan dari hasil pelatihan dan/atau
semakin terpenuhi, maka Semangat pendidikan yang ingin dilakukan orang
pekerjaannya semakin baik. dalam waktu lama. Pengertian karir tersebut
diperkuat oleh Andrey Collin (2006:60) yang
Teori-teori Kepuasan ini antara lain: menyatakan, antara lain ”individual work
Teori Motivasi Klasik F.W.Taylor histories, sequences of and patterns in
Tingkah laku bawahan dalam suatu occupations and work positions, and upward
organisasi seperti sekolah pada dasarnya progress in an occupation or in life
berorientasi pada tugas. Maksudnya, bahwa generally.”Intinya, karir merupakan riwayat
tingkahlaku bawahan biasanya didorong oleh pekerjaan seseorang, serangkaian dan pola
keinginan untuk mencapaitujuan harus selalu dalam pekerjaan dan posisi pekerjaan, serta
diamati, diawasi, dan diarahkan dalam kemajuan dalam pekerjaan atau dalam
kerangkapelaksanaan tugas dalam mencapai kehidupan.
tujuan organisasi yang telahditetapkan.Secara Secara garis besar ada dua pendekatan
umum tujuan motivasi adalah untuk terhadap model pengembanagn karir, yaitu
menggerakan atau menggugah seseorang model tradisional dan model kontemporer.
agar timbul keinginan dan kemauannya Pengembangan karir merupakan proses yang
untukmelakukan sesuatu sehingga dapat dilalui karyawan melalui serangkaian
memperoleh hasil atau mencapaitujuan tahapan, masing-masing ditandai oleh
tertentu (Ngalim Purwanto, 2006: 73). sejumlah tugas perkembangan, aktivitas, dan
Sedangkan tujuan motivasi dalam hubungan yang berbeda. Ada beberapa
Malayu S. P. Hasibuan (2006: 146) model pekembangan karir yaitu :
mengungkapkan bahwa jenis-jenis motivasi Model perkembangan karir tradisional
dapat dikelompokkan menjadi dua jenis Para peneliti biasanya mengenal empat
menurut Malayu S. P Hasibuan (2006: 150), tahap yaitu exploration, establishment
yaitu: maintenance dan disengagement. Setiap
tahapan karir ditandai dengan tugas
Motivasi positif (insentif positif) perkembangan, aktivitas dan hubungan.
Manajer memotivasi bawahan dengan Retensi, motivasi, dan kinerja karyawan
memberikan hadiah kepada mereka yang dipengaruhi seberapa baik perusahaan
berprestasi baik.Dengan motivasi positif ini memperhatikan tugas-tugas perkembangan
semangat kerja bawahan akan meningkat, pada masing-masing tahapan karir.
karena manusia pada umumnya senang
menerima yangbaik-baik saja.

3
Hipotesis antara variable Motivasi terhadap variable
Berdasarkan pada landasan teori dan Pengembangan Karir .Selanjutnya untuk
kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis melihat seberapa besar hubungan variabel X
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (Motivasi) dengan variabel Y
“Motivasi berpengaruh secara positif dan (Pengembangan Karir) maka digunakan
signifikan terhadap Pengembangan karir Koefisien Determinasi (KD) yang merupakan
karyawan pada Bank Papua” kuadrat koefisienkorelasi dan biasanya
dinyatakan dalam persen. Koefisien
METODE PENELITIAN determinasi atau koefisien penentu dapat di
Metode yang digunakan dalam ukur dengan :
penelitian ini adalah metode deskriptif
kuantitatif,dengan pendekatanAnalisa KP = (r2) x 100 %
Korelasi Sederhana dan Regresi sederhana
untuk mengukur hubungan antar Hasil Penelitian
variable.Teknik Analisis Korelasi merupakan Karakteristik Responden
bagian dari teknik pengukuran asosiasi Berdasarkan hasil penelitian ini yang
(measure of association) yang berguna untuk merupakan hasil analisis data yang diperoleh
mengukur kekuatan hubugan dua variabel dari karyawan/pegawai BANK PAPUA
(atau lebih). Manado, dimana yang dijadikan sebagai
responden adalah berjumlah 40 orang dengan
Korelasi Sederhana karakteristik sebagai berikut :
Menurut Poerwanto dan Sulistyastuti Tabel 4.2.1 Gambaran Umur Responden
(2007:185) analisis koefisien korelasi (R) Tingkat
Presentase
digunakan untuk mengukur tingkat hubungan No Usia Jumlah
(%)
antara variabel bebas (X) terhadap variabel (Tahun)
terikat (Y). Dalam hal ini mengukur kuat 1 21-25 5 16,66
atau lemahnya hubungan antara variable 2 26-30 10 33,33
Motivasi terhadap variable Pengembangan
3 31-35 10 33,33
Karir , dengan mengikuti formula Pearson:
4 36-40 5 16,66
𝑛∑𝑋𝑌−(∑𝑋)(∑𝑌) Jumlah 30 100
r= √{𝑛(∑𝑋 2 )−(∑𝑋)2 }{𝑛(∑𝑌 2 )−(∑𝑌)2 } Sumber : Data Olahan
Berdasarkan Dari Tabel 4.1
Regresi Sederhana tersebutdiatas dapat diketahui bahwa dari 30
Analisis Regresi Linier Sederhana responden yang berusia 21-25 terdiri dari 5
merupakan suatu proses melakukan estimasi orang atau 16,66%,sedangkan yang berusia
untuk memperoleh hubungan fungsional dari 26-30 sebanyak 10 orang atau 33,33 %, usia
variabel bebas terhadap variabel terikat antara 31-45 sebanyak 10 orang atau 33 %,
Dengan menggunakan formula: dan usia 36-40 sebanyak 5 orang atau 16’66
𝛾 = 𝛼 + 𝑏𝑋 %,.

Koefisien Determinasi (R2).


Koefisien determinasi atau disebut juga Koefisien Korelasi Produk Moment (r2) :
sebagai koefisien penentu digunakan untuk Koefisien korelasi Produk momen (r)
mengukur besarnya presentase pengaruh akan menunjukuan derajat korelasi atau
semua variabel independen dan model tingat ke eratan hubungan antara variable
regresi terhadap variabel dependennya yaitu bebas (variable x) yang adalah variable
untuk mengukur seberapa besar pengaruh Motivasi dengan variable terikat (variable y)
yang adalah Pengembangan Karir. Untuk

4
menghitung nilai korelasi diperoleh hasil signifikan korelasi variable Motivasi
sebagai berikut: dengan Pengembangan Karir dengan
Dari hasil tabulasi data (di lampiran) di dapat menggunakan uji t. untuk mengetahui taraf
angka – anka yang akan di gunakan untuk signifikan hubungan antara Motivasi
perhitungan dalam analisis korelasi produk dengan Pengembangan Karir PT. Bank
moment, yaitu sebagai berikut: Papua Manado

n : 30 𝑟√𝑛 − 2
∑X : 1.283 𝑡=
∑Y : 1.282 √1 − 𝑟 2
∑X2 : 54.979
∑Y2 0,674√30 − 2
: 54.882 𝑡=
∑XY : 54.920 √1 − (0,674)2

Adapun untuk hasil perhitungan untuk 0,674 . 5.291


mencari nilai (r) adalah sebagai berikut: 𝑡=
√1 − 0,454
𝑛∑𝑋𝑌−(∑𝑋)(∑𝑌)
r= 3569
2)
√{𝑛(∑𝑋 −(∑𝑋)2 }{𝑛(∑𝑌2 )−(∑𝑌)2 } 𝑡=
0,738
Hasil perhitungan di atas di dapat nilai
korefisien determinasi yang memberikan 𝑡 = 4,833
petunjuk tentang hubungan Motivasi
dengan Pengembangan Karir PT. Bank Hipotesis untuk uji keberartian korelasi ini
Papua Manado, yaitu sebesar r = 0,674 Jelas adalah “Ada Hubungan yang nyata antara
bahwa nilai koefisien ini bertanda positif, Motivasi dengan Pengembangan Karir”
sehingga hal itu memberikan petunjuk Pembahasan
adanya hubungan erat antara Motivasi Secara nyata berdasarkan hasil penelitian
terhadap Pengembangan Karir PT. Bank menunjukan bahwa secara statistic hipotesis
Papua Manado. Untuk dapat memberikan yang diajukan terdukung oleh teori
interpretasi terhadap hubungan antara sebelumnya. Dari data pada pengujian
Motivasi dengan Pengembangan Karir hipotesis, dapat disimpulkan bahwa hipotesis
dapat di lihat dalam table berikut: mempresentasikan pengaruh positif dan
signifikan Motivasi terhadap Pengembang-
Tabel Interpretasi Nilai Menurut Guilford.
an Karir. Hal ini berarti seorang pemimpin
Nilai r Interpretasi yang efektif mempengaruhi para pengikutnya
Antara 0,800 s/d 1,00 Sangat Kuat untuk mempunyai optimisme yang lebih
Antara 0,600 s/d 0,799 Kuat besar, rasa percaya diri, serta komitmen
Antara 0,400 s/d 0,599 Sedang kepada tujuan dan misi organisasi.
Antara 0,200 s/d 0,399 Rendah Dengan demikian cara-cara perilaku
Antara 0,000 s/d 0,199 Sangat pemimpin dalam mengarahkan pengikutnya
rendah/tidak akan berpengaruh terhadap Pengembangan
berkorelasi Karir PT. Bank Papua Manado
Sumber : Sugiyono, 2008 :183
Kesimpulan
Uji Hipotesis Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Sebagai mana telah disebutksn dalam di kemukakan pada bab sebelumnya dapat
metode penilitian di atas bahwa pengujian disimpulkan bahwa:

5
a. Hasil perhitungan di atas di dapat nilai lebih memotivasi para karyawan
koefisien korelasi yang memberikan untukdapat meningkatkan kinerjanya
petunjuk tentang hubungan Pemberian karena dalam rangka peningkatan
motivasi dengan Pengembangan karir pengembangan karir perlu adanya
PT. Bank Papua. Hal ini bisa dilihat dari pengembangan karyawan yaitu melalui
persamaan regresi di atas, dimana nilai pendidikan dan pelatihan karyawan.
konstan sebesar 14.872 artinya jika c. Cabang Manado, hendaknya berperan
Pemberian motivasi yang diteliti konstan aktif dalam meningkatkan motivasi
atau bernilai nol maka pengembangan kepada karyawannya, dengan lebih
karir karyawam pada PT. Bank Papua proaktif dalam megembangan karir
sebesar 14.872. karyawan terlihat dalam segi Ketepatan
b. Nilai koefisien regresi Pemberian Waktu Penyelesaian tugas, Efisiensi
motivasi menyatakan bahwa hubungan Pekerjaan, Disiplin Kerja, Efektifitas
antara variabel Pemberian motivasi Pekerjaan, Tingkat penyelesaian
dengan Pengembangan karir di
kategorikan Kuat dan cukup tinggi. Jelas
bahwa nilai koefisien ini bertanda positif, DAFTAR PUSTAKA
sehingga hal itu memberikan petunjuk Agus Purwanto, dan Dyah Ratih
adanya hubungan erat antara Pemberian Sulistyastuti. 2007. Metode
motivasi terhadap Pengembangan karir Penelitian Kuantitatif: Untuk
pada PT. Bank Papua Manado. Administrasi Publik dan
c. Perhitungan pengujian Hipotesis, Pada Masalah-masalah Sosial.
analisis di atas hasil uji statistic Jogjakarta: Gava Media
sebelumnya mendapat nilai thitung = 4,833 Arikunto, Suharsimi, 1998, Prodsedur
jika α = 0,01 maka dengan dk = 30 – 2 = Penelitian Suatu Pendekatan
28 (lihat table), dari daftar distribusi di Proses Jakarta Rineka Cipta
dapat t0,99 (43) = 2,467. Jelas bahwa nilai Bangun, Wilson, 2012,Manajemen
analisis t hitung = 4,833 lebih besar dari Sumber Daya Manusia. Jakarta:
pada nilai t pada taraf sifnifikan= 2,467 Erlangga.
Gomes, Faustino Cardoso. 2003.
Saran Manajemen Sumber Daya
Berdasarkan kesimpulan yang telah Manusia. Yogyakarta: Penerbit
dikemukakan di atas, maka penulis dapat Andi.
memberikan beberapa saran sebagai berikut: Jackson, Susan E., Schuler, Randal S.,
Werner, Steve. 2010. Pengelolaan
a. Pemimpin Bank Papua mampu menjadi Sumber Daya Manusia. Jakarta:
inspirasi dalam dalam bekerja dan Salemba Empat.
menentukan arah dan tujuan organisasi. Kaswan, 2012. Manajemen Sumber Daya
Pemimpin PT. Bank Papua hendaknya Manusia: Keunggulan Bersaing
mampu menunjukkan kapasitasnya untuk Organisasi. Yogyakarta: Graha
mendelegasikan tanggung jawab secara Ilmu.
cermat serta menanamkan rasa memiliki Mangkuprawira, Sjafri. 2011. Manajemen
organisasi yang kuat kepada Sumber Daya Manusia Strategik.
karyawannya, serta lebih mendorong dan Edisi 2. Bogor: Ghalia Indonesia.
memberikan motivasi kepada karyawan- Swasto. B. 1996, Pengembangan Sumber
nya untuk dapat berkembang. Daya Manusia Pengaruhnya
b. Pimpinan PT. Bank Papua (Persero), Terhadap Kinerja dan Imbalan,
Tbk. Kantor Cabang Manado hendaknya FIA Unibraw, Malang.

You might also like