Professional Documents
Culture Documents
1
2
dan tes profil antibodi anti-nuklir dalam batas normal. Status generalis
(ANA). Pasien kemudian disarankan pasien dalam batas normal. Kedudukan
untuk kontrol 2 minggu kemudian dan bola mata orthotropia dengan pergerakan
membawa hasil. bola mata baik ke segala arah. Tajam
Pada pemeriksaan follow up dua penglihatan mata kanan adalah 0,4 dan
minggu setelah pasien pertama kali mata kiri 0,63. Tekanan intraokular mata
datang dan seluruh pemeriksaan kanan 16 mmHg dan mata kiri 21 mmHg
penunjang selesai dilakukan. Keluhan diukur menggunakan tonometri non
terdapat bayangan seperti benang kontak. Pemeriksaan slit lamp pada mata
beterbangan masih ada. Pemeriksaan kanan menunjukkan palpebra dan
tanda vital pasien menunjukan hasil konjungtiva tenang. Pemeriksaan kornea
Gambar 1. Pemeriksaan anterior saat pemeriksaan pada mata kanan ditemukan vitreous cell
(A) dan dilihat dengan magnifikasi yang lebih besar (B), serta tampak snowball pada pemeriksaan
funduskopi, yaitu akumulasi sel pada vitreous yang berwarna putih kekuningan (C)
4
Gambar 2. Pemeriksaan segmen anterior saat pemeriksaan pada mata kanan tampak pupil bulat,
dilatasi farmakologis dan tidak ada sinekia pada iris (A) serta pada pemeriksaan funduskopi
didapatkan papil bulat dengan batas yang tegas (B) vitreous cell didapatkan hasil positif (C)
Pemeriksaan slit lamp pada mata kiri tapering off, Siklopentolat hidroklorida
menunjukkan palpebra dan konjungtiva 3x pada mata kanan. Pasien dikonsulkan
tenang. Pemeriksaan kornea ditemukan ke puskesmas untuk pemberian obat anti
jernih dengan uji fluoresens negatif. tuberkulosis selama 9 bulan. Pasien
Kedalaman bilik mata depan Van Herick kemudian disarankan untuk kontrol dua
grade III dengan flare dan cell negatif. minggu untuk melihat perkembangan
Pupil bulat, tidak ada sinekia pada iris. penyakitnya.
Lensa agak keruh dan tidak ditemukan Pada pemeriksaan follow up dua
vitreous cell. Pada pemeriksaan minggu, keluhan buram pada mata kanan
funduskopi didapatkan papil bulat, batas mulai berkurang. Pemeriksaan tanda
tegas, retina flat. vital pasien menunjukan hasil dalam
Pasien di diagnosis dengan uveitis batas normal. Status generalis pasien
intermediet dan suspek tuberkulosis dalam batas normal. Kedudukan bola
okular mata kanan. Pasien diberikan mata orthotropia dengan pergerakan bola
terapi air mata buatan, Prednisolon asetat mata baik ke segala arah. Tajam
penglihatan mata kanan adalah 0,125 dan
6
mata kiri 0,63. Tekanan intraokular mata pengobatan tuberkulosis bulan pertama
kanan 16 mmHg dan mata kiri 17 mmHg dan diberikan obat untuk keluhan
diukur menggunakan tonometri non matanya, yaitu Prednisolon asetat
kontak. Pemeriksaan slit lamp pada mata 1x/alternate, Siklopentolat hidroklorida
kanan menunjukkan palpebra dan 3x, dan air mata buatan yang digunakan
konjungtiva tenang. Pemeriksaan kornea untuk mata kanan. Pasien dijadwalkan
ditemukan jernih dengan uji fluoresens untuk follow up dua minggu kemudian.
negatif. Kedalaman bilik mata depan Prognosis pasien ad vitam dubia ad
Van Herick grade III dengan flare dan bonam, ad functionam dubia, dan ad
cell +/-. Pupil bulat, dilatasi sanationam dubia
farmakologis dan tidak ada sinekia pada
iris. Lensa agak keruh dan ditemukan
vitreous cell positif. Pada pemeriksaan Diskusi
funduskopi didapatkan papil bulat, batas
tegas, retina flat. Uveitis adalah kelainan okular yang
Pemeriksaan slit lamp pada mata kiri disebabkan oleh infeksi, inflamasi,
menunjukkan palpebra dan konjungtiva maupun idiopatik. Penyebab kebutaan di
tenang. Pemeriksaan kornea ditemukan dunia tertinggi disebabkan oleh uveitis.
jernih dengan uji fluoresens negatif. Menentukan penyebab pasti dari uveitis
Kedalaman bilik mata depan Van Herick pada setiap pasien sangat esensial untuk
grade III dengan flare dan cell +/-. Pupil menentukan tatalaksana yang tepat.
bulat dan tidak ada sinekia pada iris. Tuberkulosis merupakan salah satu
Lensa agak keruh dan tidak ditemukan penyebab terjadinya uveitis.
vitreous cell. Pada pemeriksaan Tuberkulosis menjadi penyebab 10%
funduskopi didapatkan papil bulat, batas dari seluruh kejadian uveitis.1,5-7
tegas, retina flat. Pada laporan kasus ini kedua pasien
Pasien didiagnosis dengan uveitis wanita berusia sekitar 40-50 tahun tanpa
intermediet dan tuberkulosis okular pada tanda, gejala dan kontak dengan pasien
mata kanan. Pasien sedang dalam tuberkulosis pulmonal. Menurut
7
lini pertama untuk mengurangi inflamasi yang tidak terkontrol dan efek
kerusakan jaringan mata akibat samping dari terapi yang diberikan.
inflamasi. Regime yang diberikan adalah Diagnosis yang tepat untuk menentukan
isoniazid, rifampisin, ethambutol, dan etiologi yang mendasari terjadinya
pirazinamid. Pemberian OAT dilakukan infeksi dan inflamasi dapat membantu
selama 6 bulan. Menurut Ilaria, penentuan terapi yang akan diberikan.
walaupun peran OAT dalam Penyakit yang mendasari uveitis harus
penyembuhan TB okular masih diatasi secara komprehensif untuk
kontroversial tetapi pemberian OAT mencegah perburukan dan komplikasi.
dapat mengurangi tingkat rekurensi pada
pasien. Meta analisis dari 28 studi
mengevaluasi efek dari OAT terhadap Referensi
efek okular dari 1,917 pasien dengan
hasil 84% pasien tidak mengalami 1. Rapuano CJ, Stout JT, McCannel CA.
rekurensi saat follow up.7,8,10,12 Uveitis and Ocular Inflammation.
Dalam mengurangi inflamasi Dalam: Basic and clinical science
kortikosteroid topikal merupakan terapi course. San Fransisco: American
pilihan. Injeksi kortikosteroid periokular Academy of Ophthalmology; 2021.
diberikan pada beberapa kasus untuk hlm. 67–239.
menghindari efek samping dari 2. La Distia Nora, R., Sitompul, R.,
penggunaan kortikosteroid jangka Bakker, M., Susiyanti, M., Edwar, L.,
panjang. Obat anti inflamasi non steroid Sjamsoe, S., Singh, G., van Hagen,
(NSAID) digunakan untuk mengurangi M. P., & Rothova, A. (2017,
inflamasi dan nyeri. Sikloplegik dapat November 3). Tuberculosis and other
diberikan untuk mencegah terjadinya causes of uveitis in
sinekia posterior.1,6-8 Indonesia. Eye, 32(3), 546–554.
Prognosis pada kedua pasien adalah https://doi.org/10.1038/eye.2017.231
quo ad vitam dubia ad bonam karena 3. Abdisamadov, A., & Tursunov, O.
tidak mengancam jiwa. Quo ad (2020, September). Ocular
functionam dubia karena walaupun tuberculosis epidemiology, clinic
pasien sudah dalam pengobatan, fungsi features and diagnosis: A brief
dari tajam penglihatan belum normal review. Tuberculosis, 124, 101963.
kembali. Quo ad sanationam dubia https://doi.org/10.1016/j.tube.2020.1
karena penyakit TB okular dapat 01963
sewaktu-waktu kambuh kembali dan 4. Singh, R. K., Bewtra, C., & Kher, P.
pasien tetap disarankan untuk kontrol (2021, December 22). A review on
rutin untuk melihat perkembangan dari Ocular Tuberculosis: Epidemiology,
penyakitnya. Clinical Features and
Treatment. Journal of
Pharmaceutical Research
Simpulan International, 471–477.
https://doi.org/10.9734/jpri/2021/v33
Prinsip penatalaksanaan uveitis adalah i60b34642
untuk menekan reaksi inflamasi, 5. Jabs D. Classification Criteria for
memperbaiki kerusakan struktur, dan Tubercular Uveitis. (2021b,
mencegah komplikasi dari reaksi August). American Journal of
9
Ophthalmology, 228, 142–151. 10. Gupta, V., Testi, I., Agrawal, R.,
https://doi.org/10.1016/j.ajo.2021.03. Mehta, S., Basu, S., Nguyen, Q., &
040 Pavesio, C. (2020). Ocular
6. Whitcup S, Sen H. Whitcup and tuberculosis: Where are we
Nussenblatt's Uveitis, E-Book. today? Indian Journal of
Philadelphia: Elsevier; 2021. hlm 29- Ophthalmology, 68(9), 1808.
121. https://doi.org/10.4103/ijo.ijo_1451_
7. Papaliodis G. Uveitis: A Practical 20
Guide to the Diagnosis and Treatment 11. Betzler, B. K., Gupta, V., & Agrawal,
of Intraocular Inflammation. Cham: R. (2021, January 11). Clinics of
Springer; 2017. hlm 107-15. ocular tuberculosis: A
8. Kon, O. M., Beare, N., Connell, D., review. Clinical &Amp;
Damato, E., Gorsuch, T., Hagan, G., Experimental Ophthalmology, 49(2),
Perrin, F., Petrushkin, H., Potter, J., 146–160.
Sethi, C., & Stanford, M. (2022, https://doi.org/10.1111/ceo.13847
March). BTS clinical statement for 12. Shirley, K., Dowlut, S., Silvestri, J.,
the diagnosis and management of Pavesio, C., & Foot, B. (2020,
ocular tuberculosis. BMJ Open January 2). Presumed ocular
Respiratory Research, 9(1), e001225. tuberculosis in the United Kingdom: a
https://doi.org/10.1136/bmjresp- British Ophthalmological
2022-001225 Surveillance Unit (BOSU)
9. Gupta, A., Sharma, A., Bansal, R., & study. Eye, 34(10), 1835–1841.
Sharma, K. (2014, October 14). https://doi.org/10.1038/s41433-019-
Classification of Intraocular 0748-9
Tuberculosis. Ocular Immunology 13. Gupta A, Gupta V, Herbort CP,
and Inflammation, 23(1), 7–13. Khairallah M. Uveitis Text and
https://doi.org/10.3109/09273948.20 Imaging. New Delhi: Jaypee Brothers
14.967358 Medical Publishers; 2009. hlm. 563–
78.