You are on page 1of 9

JImeD, Vol. 5, No.

1 p-ISSN 2356-301X
e-ISSN 2621-7457

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI SINAR-X


DI LABORATORIUM RADIOLOGI UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

IMPLEMENTATION X-RAY RADIATION SAFETY MANAGEMENT


IN RADIOLOGY LABORATORY OF ‘AISYIYAH YOGYAKARTA UNIVERSITY
Asih Puji Utami
‘Aisyiyah Yogyakarta University
e-mail: asihpujiutami@unisayogya.ac.id

ABSTRACT

Background:D3 Radiology Study Program is part of the new study programs at the Faculty of Health Sciences ‘Aisyiyah Yogyakarta
University, which has accepted new students since 2016. In the learning process in the laboratory role is very important to support the success
of the applied curriculum. So that the radiation safety management system is required in managing the laboratory, because radiation safety
management is important for laboratory users, namely lecturers, assistant lecturers, and students. The purpose of this study was to analyze the
implementation of X-ray radiation safety management at the Radiology Laboratory ‘Aisyiyah Yogyakarta University.
Methods: This study uses descriptive qualitative research with data collection methods conducted in-depth interviews and observations. The
sampling technique used was total sampling to all radiation workers as many as 12 people. Data analysis is done by reducing data, creating
categorization tables and making, open coding so conclusions can be made. While presenting data in the form of quotations.
Results:The results show that in the Radiology laboratory Aisyiyah YogyakartaUniversity already has a radiation protection organizational
structure component consisting of an installation employer, radiation protection officers and radiation workers (8 lecturers and 4 Lecturer
assistants). Health monitoring of radiation workers has been carried out during the process of submitting x-ray equipment permits. Radiology
Laboratory of University 'Aisyiyah has sufficient radiation protection equipment. As for quality assurance, equipment they have quite
complete. Suitability tests for radiographic equipment have been conducted during the process of permitting equipment, during learning and
training for all lecturers and teaching assistants in 2016 and 2018. Monitoring individual doses are carried out using TLD, pen dosimeter,
digital dosimeter.
Conclusion: Document retention has been carried out but has not been well organized. While the education and training documents are still
kept by each radiation worker on his personal documents.

Keywords : Safety Management, Radiation Protection, Radiation Workers.

PENDAHULUAN (KAK) dan Penyakit Akibat Kerja (PAK) yang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menghabiskan banyak biaya perusahaan, melainkan
merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka
perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar panjang yang memberi keuntungan berlimpah pada
dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan masa yang akan datang (Depkes, 2018).
tersebut dalam suatu sistem K3 di tempat kerja Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun
dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, 2012 tentang pedoman penerapan sistem manajemen
kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi untuk Keselamtan dan Kesehatan Kerja, dinyatakan bahwa
mencegah dan mengurangi Kecelakaan Akibat Kerja upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus
(KAK) dan Penyakit Akibat Kerja (PAK) sehingga diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya
dapat terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya
produktif. Maka, dilaksanakanlah suatu sistem yang kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau
merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh mempunyai karyawan paling sedikit 100. Jika
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan memperhatikan isi dari pasal tersebut maka jelaslah
instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, bahwa Institusi pendidikan tinggi yang memiliki
lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya karyawan lebih dari 100 orang dan jumlah mahasiswa
akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut yang banyak termasuk dalam kriteria tempat kerja
merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat
perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya
bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero terhadap para pelaku langsung yang bekerja di
accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap Institusi Pendidikan Tinggi, tetapi juga terhadap
sebagai upaya pencegahan Kecelakaan Akibat Kerja mahasiswa maupun pihak eksternal yang berkunjung

Asih : Implementasi Manajemen Keselamatan… 11


JImeD, Vol. 5, No. 1 p-ISSN 2356-301X
e-ISSN 2621-7457

di Institusi pendidikan tersebut. Sehingga, sudah radiasi dan tidak ada penyembuhan spontan misalnya
seharusnya pihak pengelola Institusi Pendidikan kanker dan leukimia. Radiasi merupakan potensi
Tinggi tersebut menerapkan upaya-upaya bahaya yang besar karena sinar radiasi tidak tampak,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang disebut tidak berbau dan tidak terasa namun efeknya sangat
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja besar terhadap tubuh (Wiharto, 2001). Hasil
(SMK3). SMK3 bukan hanya tuntutan pemerintah, penelitian terhadap 20.000 korban hirosima,
masyarakat, pasar atau dunia internasional saja, tetapi menunjukkan adanya keterkaitan antara dosis radiasi
juga tanggung jawab pengusaha untuk menyediakan dengan insidensi adenoma parathyroid dan myoma
tempat kerja yang aman bagi pekerjanya. Selain itu uterin serta lensa mata. Penelitian Suwarda (1997) di
penerapan SMK3 juga mempunyai banyak manfaat BATAN, membuktikan bahwa terjadinya penurunan
yaitu mengurangi jam kerja yang hilang akibat limfosit sebesar 17% pada pekerja radiasi yang
kecelakaan kerja, menghindari kerugian material dan menggunakan sumber radiasi dan 5% pada pekerja
jiwa akibat kecelakaan kerja, meningkatkan image yang tidak menggunakan sumber radiasi (Hiswara,
market terhadap perusahaan, menciptakan hubungan 1999).
yang harmonis bagi karyawan dan perusahaan serta Di negara-negara berkembang pemakaian radiasi
perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin untuk kedokteran terlihat meningkat pesat. Dilihat
baik, sehingga membuat umur alat semakin lama dari perkembangan rumah sakit di negara
(Suwarda, 1997). berkembang pada umumnya, pertumbuhan tenaga
Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan kerja belum bisa mengimbangi besarnya beban kerja
merupakan tempat kerja yang unik dan kompleks, akibat dari kemajuan teknologi radiasi. Dari informasi
tidak saja memberikan pembelajaran dibidang di atas, dosis radiasi di dunia kedokteran harus
kesehatan namun juga sebagai tempat untuk diwaspadai, disamping itu usaha untuk melakukan
pengembangan ilmu pengetahuan yaitu untuk pantauan terhadap dosis radiasi akibat kerja dalam
penelitian dan pengabdian masyarakat. Semakin dunia kedokteran secara relatif masih kurang
banyak jurusan bidang kesehatan yang ada di institusi mendapat perhatian dibanding tempat lain (Amsyari,
pendidikan kesehatan maka semakin kompleks 2009).
peralatan dan fasilitasnya. Kerumitan yang meliputi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
segala hal tersebut menyebabkan institusi pendidikan 33 Tahun 2007 tentang keselamatan radiasi pengion
kesehatan mempunyai potensi bahaya, tidak hanya dan keamanan sumber radioaktif, mengatur
bagi mahasiswa, dosen maupun tenaga kependidikan. keselamtan radiasi terhadap pekerja, masyarakat, dan
Berbagai bagian di institusi pendidikan kesehatan lingkungan hidup, keamanan sumber radioaktif dan
seperti, laboratorium keperawatan, kebidanan, inspeksi dalam pemanfaatan tenaga nuklir. Sedangkan
fisioterapi, anastesi, gizi, dan radiologi memiliki yang bertanggungjawab atas keselamatan radiasi
potensi bahaya fisik, biologi, ergonomi, kimia (Sari, tersebut adalah pemegang izin dan pihak lain yang
2016). terkait dengan pelaksanaan pemanfaatan tenaga
Laboratorium Radiologi merupakan sarana nuklir. Adapun tujuan dari peraturan tersebut adalah
penunjang di institusi pendidikan kesehatan untuk untuk menjamin keselamatan keamanan, ketentraman
menunjang proses pembelajaran praktikum yang dan kesehatan para pekerja dan anggota masyarakat
menggunakan dan memanfaatkan peralatan jenis serta perlindungan terhadap lingkungan hidup.
radiasi peng-ion. Disamping bermanfaat sinar-X juga Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir
menimbulkan gangguan kesehatan bagi pekerja Nomor 8 Tahun 2011 tentang keselamatan radiasi
radiasi maupun masyarakat sekitar serta mahasiswa dalam penggunaan pesawat sinar-X radiologi
yang ikut memanfaatkan alat tersebut. Berbagai diagnostik dan intervensional, bahwa keselamatan
dampak dapat terjadi jika tubuh terpapar radiasi radiasi pengion di bidang medik merupakan tindakan
menurut studi intensif yang dilakukan para ahli yang dilakukan untuk melindungi pasien, pekerja,
biologi radiasi (radiobiologi), ternyata radiasi dapat anggota masyarakat, dan lingkungan hidup dari
menimbulkan kerusakan somatik sel-sel jaringan bahaya Radiasi. Ketentuan tersebut tidak
tubuh dan kerusakan genetik mutasi sel-sel menghendaki sifat kuratif atau korektif atas
reproduksi. Sinar Radiasi dapat memberikan efek kecelakaan kerja, melainkan kecelakaan kerja harus
stokastik dimana efek stokastik akan timbul setelah dicegah jangan sampai terjadi dan lingkungan kerja
melalui masa tenang yang lama, tidak mengenal dosis harus memenuhi syarat-syarat kesehatan dengan jelas
ambang, keparahannya tidak tergantung pada dosis melindungi pekerja radiasi. Prodi D3 Radiologi

Asih : Implementasi Manajemen Keselamatan… 12


JImeD, Vol. 5, No. 1 p-ISSN 2356-301X
e-ISSN 2621-7457

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah kualitatif. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
Yogyakarta merupakan prodi yang baru didirikan menggunakan total sampling. Informan utama dalam
pada tahun 2015, dan mulai menerima mahasiswa penelitian ini adalah berasal dari 8 orang Dosen
sejak tahun 2016 menjadikan Sistem Managemen Radiologi dan 4 orang Asisten Dosen. Pengumpulan
Keselamatan mengambil peranan penting guna data penelitian dilakukan dengan cara observasi
mencegah dan meminimalisasi bahaya radiasi. Sistem kemudian wawancara mendalam (indepth interview)
manajemen keselamatan radiasi bagi pekerja radiasi kepada informan. Pengumpulan fakta dari fenomena
dalam hal ini adalah dosen, asisten dosen dan atau peristiwa – peristiwa yang bersifat khusus
mahasiswa memang diperlukan, karena radiasi tidak kemudian masuk pada kesimpulan yang bersifat
berbau, tidak tampak tetapi berbahaya bagi umum. Keabsahan data dilakukan dengan teknik
keselamatan dan kesehatan pekerja, jika radiasi secara triangulasi yaitu triangulasi sumber dan data.
terus menerus mengenai pekerja maka dapat Triangulasi sumber diakukan dengan cara mengecek
menyebabkan penyakit hingga kematian pada pekerja data yang diperoleh melalui beberapa sumber.
radiasi. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui Reliabilitas penelitian dapat dicapai dengan
gambaran sistem manajemen keselamatan radiasi bagi melakukan verifikasi hasil wawancara dengan hasil
para pekerja terhadap resiko bahaya radiasi yang observasi peneliti.
diterima. Karena merupakan suatu usaha untuk
mengurangi atau meminimalisasi sekecil mungkin HASIL
pajanan radiasi yang diterima, serta merupakan upaya A. Organisasi Proteksi Radiasi
dalam rangka meningkatkan keselamatan dan Organisasi Proteksi Radiasi di Prodi D3
kesehatan kerja, serta kesejahteraan pekerja radiasi Radiologi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta belum
yang merupakan salah satu faktor penunjang dalam terbentuk. Namun untuk kepentingan proses ijin
peningkatan produktifitas dalam proses pembelajaran operasional pesawat sinar-X, sudah ditunjuk sebagai
praktikum di Prodi D3 Radiologi Universitas tenaga Petugas Proteksi Radiasi. Sebenarnya
‘Aisyiyah Yogyakarta. komponen-komponen dalam organisasi proteksi
Berdasarkan survei pendahuluan di Laboratorium radiasi sudah ada tetapi belum secara terstruktur
Radiologi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, terbentuk dan belum ada tugas dan wewenang dari
diketahui bahwa beberapa pekerja radiasi (dosen dan masing-masing komponen dalam struktur tersebut.
asisten dosen) tidak menggunakan peralatan alat Komponen-komponen itu meliputi :
pelindung diri radiasi, karena tidak sedang melakukan a. Pengusaha Instalasi : Ketua Yayasan PP
eksposi, hanya menjelaskan dan mempraktikan ‘Aisyiyah
penggunaan alat proteksi radiasi. Pada saat dosen b. Petugas Proteksi Radiasi (PPR) : Anisa Nur
mengajar praktikum di laboratorium tidak Istiqomah, S.Tr. Rad.
menggunakan alat deteksi dosis radiasi kecuali pada c. Pekerja Radiasi : 8 orang Dosen dan 4 orang
saat materi tentang deteksi dosis. Selain itu karena Asisten Dosen.
prodi radiologi masih baru didirikan, jadi belum Di Prodi D3 Radiologi Universitas ‘Aisyiyah
pernah dilakukan penelitian untuk menganalisis Yogyakarta selama ini masalah keselamatan radiasi
implementasi keselamatan di laboratorium radiologi. menjadi tanggung jawab bagian laboratorium Prodi
Berdasarkan latar belakang yang ada penulis D3 Radiologi. Mereka mempunyai tugas rangkap
mengadakan penelitian dengan tujuan untuk yaitu dengan tugas utama masalah pengelolaan
mengetahui implementasi sistem manajemen laboratorium dan tugas keselamatan radiasi sehingga
keselamatan radiasi sinar-X di Laboratorium selama ini hanya tugas laboratorium secara umum
Radiologi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Karena yang berjalan sedangkan tugas keselamatan radiasi
pekerja radiasi (dosen dan asisten dosen) yang belum berjalan.
merupakan salah satu kelompok yang juga
mempunyai risiko terhadap bahaya pajanan radiasi B. Pendidikan dan Pelatihan
serta dampaknya pada keselamatan dan kesehatan Kurikulum pada Prodi D3 Radiologi Universitas
pekerja. ‘Aisyiyah Yogyakarta, memberikan materi tentang
keselamatan radiasi pada modul Kualitas Citra dan
METODE Proteksi Radiasi (semester 1), serta pada modul
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (semester 5) pada
ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif- blok ganjil. Pelatihan tentang Petugas Proteksi

Asih : Implementasi Manajemen Keselamatan… 13


JImeD, Vol. 5, No. 1 p-ISSN 2356-301X
e-ISSN 2621-7457

Radiasi telah dilakukan oleh 4 orang asisten dosen Dosen melakukan penelitian terkait Jaminan Mutu
Prodi D3 Radiologi. Sedangkan untuk Pelatihan Radiologi. Hasil pengukuran tersebut belum
Proteksi Radiasi bagi lulusan direncanakan akan diarsip/didokumen dengan baik. Alat ukur yang
dilaksanakan bulan Agustus 2019. Pelatihan TOT dimiliki sudah cukup lengkap. Berikut adalah daftar
sudah pernah diikuti oleh satu orang dosen. alat untuk Kendali Mutu.
Sedangkan pelatihan tentang uji kesesuaian alat
radiografi sudah pernah dilaksanakan sebanyak 2 kali Tabel 2. Alat Kendali Mutu
yaitu pada tanggal 6-8 Oktober 2016 dan 13-15 Mei No Jenis Alat Jumlah
1 Ray Safe 1 Unit
2018 yang diikuti oleh seluruh Dosen dan Asisten a. X2 Light Sensor
Dosen dengan bekerjasama dengan PT. Quantum Inti b. X2 CT (Sensor Detector
Akurasi. Ion Chamber)
c. X2 R/F Sensor
C. Pemeriksaan dan Pemantauan Kesehatan d. X2 Mam Sensor
e. X2 Survey Sensor
Pemeriksaan kesehatan bagi pekerja radiasi di f. Base Unit Digital
Prodi D3 Radiologi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta 2 Collimator and beam allignment 1 Unit
tidak dilakukan secara rutin setiap satu tahun sekali, test tools
terakhir dilakukan pada tahun 2015 dan sampai 3 HVL Radiografi 1 Unit
sekarang belum dilakukan kembali. Hasil 4 HVL Mammografi 1 Unit
5 Panthom Radiografi whole body 1 Unit
pemeriksaan kesehatan bagi pekerja radiasi juga 6 Panthom Fluoroscopy 1 Unit
belum dicatat dan didokumentasi secara baik (kartu 8 Aluminium Stepwedge 1 Buah
kesehatan) pekerja radiasi. Selain itu pemeriksaan 9 Sensitometer 1 Buah
kesehatan bagi mahasiswa juga belum dilakukan 10 Densitometer Digital 1 Buah
karena masalah sumber dana yang belum tersedia. 11 Surveimeter 1 Buah
Menurut ketentuan pemeriksaan kesehatan bagi 12 Iluminator 2 Buah
pekerja radiasi adalah harus dilakukan sebelum
mereka bekerja, selama bekerja secara berkala dan Alat-alat pada tabel 2 digunakan untuk menguji
sesudah bekerja (BAPETEN, 2005). iluminasi, menguji kolimator dan beam allignment,
Uji akurasi kV, akurasi dosis, menguji linearitas,
D. Peralatan Proteksi Radiasi menguji reproduksibilitas tegangan (HVL), menguji
Prodi D3 Radiologi Universitas ‘Aisyiyah kualitas berkas, menguji kebocoran tabung dan
Yogyakarta sudah mempunyai peralatan proteksi paparan ruangan. Pengujian dengan alat ukur tersebut,
radiasi secara umum ruang pemeriksaan sudah sesuai, semua sudah pernah dilakukan pada saat melakukan
diantaranya terdapat pada tabel 1 : pelatihan tentang Jaminan Mutu dengan PT. Quantum
Inti Akurasi. Namun prodi D3 Radiologi Universitas
Tabel 1. Daftar Peralatan Proteksi Radiasi ‘Aisyiyah belum memiliki alat untuk menguji grid
No Nama Alat Jumlah allignment, Focal spot dan contact screen test.
1 Apron 2 Sehingga, ketiga pengujian tersebut belum pernah
2 Personal Digital Dosimeter 1 dilakukan.
3 Pen Dosimeter 1
4 Dosimeter Charger 1
5 TLD 3 F. Pemantauan Dosis Radiasi
6 Gonad Shield 1 Pemantuan dosis perorangan sudah dilakukan
7 Thyroid Shield 1 tetapi pada pelaksanaan belum semua pekerja radiasi
8 Kaca mata Pb 1 menggunakan monitoring radiasi pada saat bekerja di
9 Jendela Kaca Pb 2 medan radiasi. Selain itu hasil monitoring radiasi
10 Kaca Pb di Ruang Operator 1
belum terdokumentasi atau tercatat dengan baik
11 Lambang Radiasi 1
12 Lampu Merah Tanda Radiasi 1 (kartu dosis) karena masing-masing pekerja radiasi
belum mempunyai kartu dosis. Belum semua pekerja
E. Jaminan Kualitas radiasi memiliki pemantuan dosis perorangan berupa
Prodi D3 Radiologi Universitas ‘Aisyiyah TLD, dari jumlah 12 orang termasuk Petugas Proteksi
Yogyakarta belum dilakukan secara rutin, biasanya Radiasi hanya 3 orang yang sudah mempunyai TLD
bersamaan dengan kegiatan praktikum mahasiswa sedangkan 9 orang belum memiliki TLD karena pada
pada modul Jaminan Mutu Radiologi dan pada saat saat pengusulan awal ada pekerja radiasi yang sedang

Asih : Implementasi Manajemen Keselamatan… 14


JImeD, Vol. 5, No. 1 p-ISSN 2356-301X
e-ISSN 2621-7457

studi lanjut dan juga karena adanya penambahan keselamatan radiasi Dokumen tentang pemantuan
pegawai baru. Pemantuan dosis perorangan hanya dosis perorangan dan pemeriksaan kesehatan wajib
untuk pekerja radiasi sedangkan mahasiswa sama tersimpan selama 30 tahun (Dartini, 2007).
sekali belum dilakukan pemantuan dosis perorangan
karena tidak ada alokasi dana. Pemantauan dosis DISKUSI
lingkungan dan ruangan belum dilakukan secara rutin A. Analisis Hasil Observasi
karena belum ada program pemantuan dosis Dalam mendukung hasil penelitian peneliti
lingkungan. Apabila dilakukan biasanya bersamaan melakukan observasi pada lokasi penelitian yaitu di
dengan praktik mahasiswa atau penelitian dosen atau Laboratorium Radiologi Universitas ‘Aisyiyah
mahasiswa dan hasil pemantuan tersebut juga belum Yogyakarta. Observasi yang dilakukan mengenai
didokumentasi dengan baik. organisasi proteksi radiasi, pendidikan dan pelatihan,
Pemantuan dosis perorangan dapat juga pemeriksaan dan pemantauan kesehatan, peralatan
menggunakan alat pen dosimeter dan dosimeter proteksi radiasi, jaminan kualitas, pemantauan dosis
digital. Pemantuan dosis perorangan tujuannya untuk radiasi dan penyimpanan dokumen. Hasil observasi
memantau dosis yang diterima oleh seseorang supaya mengenai organisasi proteksi radiasi di Laboratorium
tidak melebihi nilai batas dosis (NBD) yang dijinkan. Radiologi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta memiliki
NBD untuk pekerja radiasi adalah 13 mSv (13000 8 orang Dosen dan 4 orang Asisten Dosen (D4
mrem). Selain pekerja radiasi, mahasiswa juga ada Radiologi berjumlah 3 orang dan satu orang S1 Fisika
nilai NBD yaitu bagi mahasiswa yang berumur 18 Medis). Berdasarkan Keputusan Kepala Badan
tahun keatas NBDnya sama dengan NBD pekerja Pengawas tenaga Nuklir Nomor : 20 rev
radiasi sedangkan NDB bagi yang berumur antara 16- 1/Ka.Bapeten/V.03 tentang Persyaratan dan tata cara
18 tahun 0,3 NBD yang berlaku bagi pekerja radiasi. untuk memperoleh dan menerbitkan Surat Ijin
NBD tidak boleh dilampaui, maka pemantuan dosis Bekerja (SIB) Sementara bagi Petugas Proteksi
juga harus dilakukan baik terhadap pekerja radiasi Radiasi yang Bekerja dengan Pesawat Sinar-X
maupun terhadap mahasiswa sehingga dosis yang Diagnostik tahun 2003 bahwa Prodi D3 Radiologi
diterima baik oleh pekerja radiasi maupun oleh Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta telah memiliki
mahasiswa dapat dipantau. Pada Prodi D3 Radiologi komponen untuk membentuk struktur organisasi
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta pengelolaan TLD proteksi radiasi beserta tugas dan wewenangnya.
ditanggung jawabkan oleh bagian laboratorium Prodi D3 Radiologi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
dimana merupakan bagian dari tugas unit telah memiliki petugas proteksi radiasi sebanyak 4
laboratorium dan hasil pembacan TLD dari BPFK orang yang sudah mengikuti pelatihan proteksi
belum dicatat di kartu dosis. Seharusnya pengelolaan radiasi. Disisi lain menurut Keputusan Menteri
TLD merupakan tanggung jawab petugas proteksi Kesehatan Republik Indonesia Nomor
radiasi. Selain pemantuan dosis perorangan juga 1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang Standar
pemantuan daerah kerja yang dilakukan secara terus- Pelayanan Radiologi Diagnostik, Prodi D3 Radiologi
menerus, berkala dan atau sewaktu waktu berdasarkan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, telah memiliki
jenis sumber radiasi (Adnan, 2007). fisikawan medis, Petugas Proteksi Radiasi. Dari
personil yang dimiliki oleh Prodi D3 Radiologi, 4
G. Penyimpanan Dokumen orang sebagai Asisten Dosen semuanya memiliki
Penyimpanan dokumen sudah dilakukan namun sertifikat Petugas Proteksi Radiasi yang telah sesuai
belum tertata dengan baik, contoh dokumen dengan peraturan. Dalam Keputusan Menteri
pemantaun dosis, pemeriksaan kesehatan, jaminan Kesehatan Republik Indonesia Nomor
kualitas diarsipkan di laboratorium Radiologi 1014/MENKES/SK/XI/2008 menyebutkan pula
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Sedangkan bahwa setiap alat harus mempunyai minimal 2 orang
dokumen pendidikan dan pelatihan masih disimpan pekerja radiasi. Hasil observasi mengenai pemantauan
oleh masing-masing pekerja radiasi pada dokumen dosis radiasi bagi pekerja radiasi menggunakan
pribadinya. Seharusnya suatu instalasi yang Termo Luminescence Dosimeter (TLD). Hasil
menggunakan radiasi pengion harus melakukan observasi mengenai rekaman/dokumen ada, namun
penyimpanan dokumen berupa catatan dosis, untuk laporan mengenai tindakan kecelakaan dan
pemantauan daerah kerja, pemantauan lingkungan, tindakan yang diambil untuk penanganan kecelakaan
dan kartu kesehatan pekerja radiasi selain itu juga belum terlaksana dan belum ada arsip.
harus ada dokumen tentang pendidikan dan pelatihan

Asih : Implementasi Manajemen Keselamatan… 15


JImeD, Vol. 5, No. 1 p-ISSN 2356-301X
e-ISSN 2621-7457

B. Organisasi Proteksi Radiasi Dokumen tentang pelatihan dan pendidikan tersebut


Peneliti Menganalisis di Laboratorium Radiologi belum didokumentasikan dengan baik.
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta terdapat 8 orang Di Prodi D3 Radiologi masih ada beberapa orang
Dosen dan 4 orang asisten dosen yang menggunakan yang belum mengikuti pelatihan tentang keselamatan
aktivitas pembelajaran di Laboratorium Radiologi radiasi. Hal ini belum sesuai dengan Peraturan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Berdasarkan hasil Pemerintah No. 63 Tahun 2000, Keselamatan dan
wawancara mendalam mengenai organisasi proteksi Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion,
radiasi, yaitu sudah memiliki komponen dalam yang menyebutkan bahwa setiap pekerja radiasi wajib
organisasi proteksi radiasi, namun belum terbentuk mengikuti pelatihan tentang keselamatan radiasi.
struktur organisasi proteksi radiasi. Komponen Secara umum pelaksanaan keselamatan radiasi belum
tersebut adalah Pengusaha Instalasi, Petugas Proteksi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan karena belum
Radiasi dan Pekerja Radiasi. Peneliti menganalisis ada komitmen dari pihak manajemen terutama karena
bahwa di Laboratorium Radiologi Universitas kondisi sumber dana dan tenaga yang terbatas.
‘Aisyiyah Yogyakarta tugas pokok fungsi dosen dan Pelatihan belum dapat dilaksanakan untuk semua
asisten dosen selaku pekerja radiasi adalah melakukan pekerja radiasi karena membutuhkan anggaran dan
pembelajaran praktikum menggunakan radiasi biaya yang besar. Hal ini menunjukan bahwa pihak
pengion melaksanakan penelitian dan pengabdian manajemen belum komitmen terhadap pelaksanaan
masyarakat bersama dengan mahasiswa. Petugas pelatihan kepada pekerja radiasi yang fungsinya
Proteksi Radiasi yang telah ditujuk bertugas untuk tambahan pengetahuan, keterampilan yang
merencanakan dan mengevaluasi program proteksi nantinya bermanfaat dalam pelaksanaan keselamatan
radiasi serta mengevaluasi kecelakaan radiasi. kerja terhadap radiasi. Kondisi ini tidak sesuai dengan
Berdasarkan Peraturan Kepala BAPETEN (Badan Perka BAPETEN No.8 Tahun 2011 yang mengatakan
Pengawas Tenaga Nuklir) No. 8 tahun 2011, bahwa bahwa pemegang izin wajib menyelenggarakan
laboratorium Radiologi Universitas ‘Aisyiyah pelatihan proteksi radiasi sebagai syarat dalam sistem
Yogyakarta telah memenuhi persyaratan untuk manajemen keselamatan radiasi, pelatihan proteksi
perijinan adanya sumber radioaktif. radiasi meliputi materi mengenai peraturan
perundang-undangan ketenaganukliran, sumber
C. Pendidikan dan Pelatihan radiasi dalam pemanfaatan tenaga nuklir, efek biologi
Hasil wawancara dengan informan utama dan radiasi, satuan dan besaran radiasi, prinsip proteksi
informan triangulasi, peneliti menganalisis bahwa dan keselamatan radiasi, alat ukur radiasi, tindakan
belum ada pelatihan kepada seluruh pekerja radiasi. dalam keadaan darurat.
Dari seluruh pekerja radiasi di laboratorium radiologi
Universitas ‘Aisyiyah 4 orang yang telah mengikuti D. Pemeriksaan dan Pemantauan Kesehatan
pelatihan proteksi radiasi. Meskipun secara resmi Pemeriksaan kesehatan hanya dilaksanakan pada
yang ditunjuk sebagai petugas proteksi radiasi hanya tahun 2015 pada saat akan dilakukan proses perijinan
satu orang. Menurut hasil wawancara, beberapa pesawat sinar-X. Namun, sampai dengan sekarang
alasan belum semua pekerja radiasi mengikuti belum dilaksanakan pemeriksaan kesehatan lagi.
pelatihan tentang keselamatan radiasi karena Artinya tidak ada pemeriksaan dan pemantauan
Pendidikan dan pelatihan berkaitan dengan kesehatan yang dilakukan secara berkala yang
keselamatan radiasi jarang ada. Secara kebutuhan dilakukan oleh pihak manajemen. Pemeriksaan
sudah ada empat orang yang telah mengikuti kesehatan awal bagi pekerja radiasi hanya
pelatihan petugas proteksi radiasi yaitu semua asisten dilaksanakan untuk mengetahui kesehatan fisik dan
dosen telah memiliki sertifikat petugas proteksi mental serta narkoba. Namun, belum dilakukan
radiasi. Sehingga, salah satu dari asisten dosen pemeriksaan kesehatan terkait hematologi,
tersebut diberikan tugas dan tanggung jawab sebagai dermatologi, oftalmologi, paru-paru, neurologi dan
petugas proteksi radiasi di laboratorium radiologi kandungan. Bagi pekerja radiasi yang baru, belum
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Pelatihan TOT ada pemeriksaan diawal sebelum melakukan aktivitas
juga sudah pernah diikuti oleh salah satu orang dosen. sebagai pekerja radiasi.
Sedangkan pelatihan uji kesesuaian pada pesawat Pemeriksaan kesehatan yang sebaiknya
sinar-X sudah pernah dilakukan sebanyak dua kali dilakukan diantaranya pemeriksaan laboratorium
yang diikuti oleh seluruh dosen dan asisten dosen darah, kimia klinik, urin lengkap dan fisik.
yang bekerjasama dengan PT. Quantum Inti Akurasi. Pemeriksaan yang utama adalah pemeriksaan darah

Asih : Implementasi Manajemen Keselamatan… 16


JImeD, Vol. 5, No. 1 p-ISSN 2356-301X
e-ISSN 2621-7457

dan urin, untuk pemeriksaan darah, uji darah meliputi dengan 2 mm Pb sehingga aman dari bahaya radiasi
hemoglobin, hitung sel darah merah, hitung sel darah (BAPETEN, 2005).
putih, hitung diferensial dan hitung trombosit. Penahan radiasi, apron, kaca mata Pb, shielding,
Adanya ketidak normalan atau jumlah berlebih dari gonad shield sudah sesuai dengan standar yaitu apron
sel darah muda (immature) harus dicatat dan dihitung pelindung mempunyai ketebalan setara dengan 0,25
sel darah sangat bervariasi baik oleh kondisi mm Pb dan ukuran/rancangannya harus menutupi
fisiologis, adanya penyakit atau proses di dalam bagian badan yang terkena radiasi langsung, sarung
laboratorium. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja tangan pelindung harus mempunyai ketebalan setara
untuk menyelidiki riwayat kesehatannya termasuk dengan 0,25 mm Pb dan rancangannya harus
semua penyinaran terhadap radiasi pengion dari memberikan perlindungan yang cukup dari radiasi
pekerjaan sebelumnya atau dari pemeriksaan dengan langsung yang mengenai tangan dan pergelangan
pengobatan medik (Akhadi, 2000). Pemeriksaan tangan dan memudahkan pergerakan, perisai gonad
kesehatan berkala bagi setiap pekerja radiasi harus mempunyai ketebalan minimum yang setara
sekurang-kurangnya setiap satu tahun sekali (PP dengan 0,5 mm Pb (BAPETEN, 2005). Di
No.63 Tahun 2000). Pemeriksaan pada saat setelah Laboratorium Radiologi Universitas ‘Aisyiyah
bekerja dilakukan pada organ-organ yang sensitif Yogyakarta memiliki tanda radiasi hanya ada 1 buah
terhadap radiasi dan selanjutnya perlu ditentukan dengan simbol yang baru serta memiliki lampu
apakah perlu pengawasan kesehatan selanjutnya atau merah di atas pintu masuk ruang pesawat sinar-X
tidak (Akhadi, 2000). Hasil pemeriksaan kesehatan sebagai penanda ada bahaya radiasi di ruangan
harus disampaikan kepada pekerja radiasi dan harus tersebut.
dicatat di kartu kesehatan masing-masing pekerja
radiasi ( PP No.63 Tahun 2000). F. Jaminan Kualitas
Peneliti menganalisis tentang program jaminan
E. Peralatan Proteksi Radiasi kualitas yang dilaksanakan di laboratorium Radiologi
Peneliti menganalisis dalam melakukan aktivitas Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta adalah belum
kerjanya pekerja radiasi wajib menggunakan alat dilaksanakan secara berkala. Namun, program
pelindung diri saat kondisi paparan radiasi yang jaminan kualitas sudah dilaksanakan pada saat
dihasilkan pesawat sinar-X cukup tinggi. Salah satu pembelajaran praktikum Modul Kendali dan Jaminan
pemeriksaan yang mewajibkan pekerja radiasi Mutu Radiologi serta pada saat diadakannya pelatihan
menggunakan alat pelindung diri adalah pemeriksaan uji kesesuaian pada tahun 2016 dan 2018 yang
khusus, di sini pekerja radiasi berada dekat dengan bekerjasama dengan PT Quantum Inti Akurasi. Selain
sumber radiasi. Untuk itu Laboratorium Radiologi itu uji kesesuaian ini juga dilakukan pada saat
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta wajib menyediakan dilakukan penelitian dosen maupun mahasiswa.
kelengkapan alat pelindung diri bagi pekerjanya, Alat yang dimiliki oleh Laboratorium Radiologi
sebagai salah satu cara meminimalisasi dampak dan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta yang digunakan
efek radiasi yang diterima pekerja. untuk jaminan kualitas sudah cukup lengkap.
Alat pelindung diri yang ada di Laboratorium Prosedur pengujian yang dilakukan sudah mengikuti
Radiologi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta terdiri Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
dari 2 buah apron, 1 kaca mata Pb, 1 pelindung tiroid, 1250/Menkes/SK/XII/2009 tentang Pedoman Kendali
dan 1 pelindung gonad, 2 kaca jendela Pb, 1 kaca Pb Mutu (Quality Control) Peralatan Radiodiagnostik.
untuk memonitor di ruang operator. Menurut
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 G. Pemantauan Dosis Radiasi
Tahun 2007 tentang keselamatan radiasi pengion dan Peneliti menganalisis pemantauan dosis radiasi
keamanan sumber radioaktif pasal 31 menyebutkan di daerah kerja di laboratorium radiologi
bahwa pemegang izin wajib menyediakan menggunakan surveymeter dan bisa juga
perlengkapan proteksi radiasi dan setiap pekerja, menggunakan alat Ray Safe Set yang berguna untuk
pasien, pendamping pasien dan/atau orang lain yang memantau paparan radiasi, menilai adanya kebocoran
berhubungan dengan radiasi wajib memakai peralatan pada tabung pesawat sinar-x atau tidak adanya
proteksi radiasi. Sedangkan ruang pemeriksan sudah kebocoran, agar bisa diketahui dosis radiasi yang
sesuai standar yaitu tembok ruang pemeriksaan harus dihasilkan masih dibawah nilai standar atau melebihi
dengan tebal dinding 20 cm beton atau 25 cm bata sebagai salah satu upaya melindungi keselamatan
merah dengan kerapatan jenis 2,2 gr/cm3 atau setara pekerja radiasi. Pengujian paparan tersebut sudah

Asih : Implementasi Manajemen Keselamatan… 17


JImeD, Vol. 5, No. 1 p-ISSN 2356-301X
e-ISSN 2621-7457

pernah dilakukan pada saat uji kelayakan ruangan Radiasi. Namun, belum terbentuk struktur
radiasi pada tahun 2015, pada saat pelatihan kendali organisasi proteksi radiasi.
mutu peralatan radiologi pada tahun 2016 dan 2018. 2. Pelatihan proteksi radiasi bagi seluruh pekerja
Pemantauan dosis radiasi bagi pekerja radiasi radiasi belum dilakukan oleh pemegang izin dalam
dilakukan dengan menggunakan alat pemantauan hal ini pihak manajemen Universitas ‘Aisyiyah
dosis perorangan dan telah sesuai dengan Perka Yogyakarta, namun ada 4 orang asisten dosen
BAPETEN No. 8 Tahun 2011, yaitu TLD yang yang telah mengikuti pelatihan petugas proteksi
dipakai oleh pekerja selama tiga bulan, kemudian radiasi dan memiliki sertifikat PPR serta seorang
dilaporkan kepada BPFK, nantinya akan menerima dosen telah mengikuti TOT keselamatan radiasi.
hasil laporan pemantauan dosis, yang berlangsung Dalam hal ini belum sesuai dengan Peraturan
setiap bulannya. Hasil laporan TLD tersebut Kepala BAPETEN No. 8 Tahun 2011. Sedangkan
didokumentasikan dan dicatat oleh petugas radiasi pelatihan uji kesesuaian pesawat sinar-X telah
dan dari hasil laporan TLD pekerja/personil radiologi dilaksanakan untuk semua pekerja radiasi
dosis radiasi yang diterima pekerja yaitu <0,1 mSv sebanyak dua kali yaitu pada tahun 2016 dan 2018.
perbulan (Suryo, 2007). Namun TLD yang tersedia 3. Pemantauan kesehatan belum dilakukan untuk
hanya ada 3 buah. Sedangkan alat pemantau dosis pekerja radiasi. Hanya dilakukan pada tahun 2015
lainnya yang dimiliki laboratorium radiologi pada saat proses perijinan pesawat sinar-X. Hal ini
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta adalah personal tidak sesuai dengan Perka BAPETEN No. 6 Tahun
digital dosimeter, Pen Dosimeter dan dosimeter 2009 .
Charger. 4. Peralatan proteksi radiasi yang dimiliki
laboratorium Radiologi Universitas ‘Aisyiyah
H. Penyimpanan Dokumentasi Yogyakarta sudah cukup lengkap, namun dari segi
Peneliti menganalisis tentang dokumen dosis rasio belum memenuhi untuk digunakan oleh
pemantauan daerah kerja, pemantauan dosis banyak mahasiswa. Hal ini belum sesuai dengan
perorangan, data kesehatan Pekerja Radiasi, Peraturan Kepala BAPETEN No. 8 Tahun 2011.
pemeriksaan kesehatan, jaminan kualitas disimpan 5. Program jaminan kualitas belum dilaksanakan
diruang laboratorium radiologi yang tertata secara secara berkala. Program yang telah dilakukan
baik. Namun, dokumen tentang pendidikan dan dalah pada awal penggunaan alat pesawat sinar-X,
pelatihan untuk setiap pekerja radiasi disimpan oleh pada saat pembelajaran praktikum kendali mutu,
masing-masing dosen dan asisten dosen pada pelatihan dan penelitian.
dokumen pribadinya. Cara pengukuran dosis radiasi 6. Pemantauan dosis, yang dilaksanakan di
perseorangan dengan menggunakan TLD yang laboratorium Radiologi Universitas ‘Aisyiyah
digunakan saat melakukan pelayanan/pemeriksaan Yogyakarta menggunakan menggunakan TLD
terhadap pasien, setiap 3 bulan sekali TLD dikirimkan sebanyak 3 buah, pen dosimeter, dosimeter digital
kepada BPFK untuk di evaluasi berapa kadar yang dan dosimeter Charger. Hal ini sudah sesuai
diterima pekerja, jika nanti melebihi dosis paparan dengan ketentuan Peraturan Pemerintah No. 33
akan dilakukan pemeriksaan khusus dan pekerja akan Tahun 2007 dan Perka BAPETEN No. 7 Tahun
diberikan waktu untuk istirahat. Penyimpanan 2007. Sedangkan pemantauan dosis di daerah kerja
dokumen pemantauan kesehatan perseorangan dengan menggunakan surveymeter dan Ray Safe Set.
cara diarsipkan dan disimpan di tempat arsip 7. Penyimpanan dokumen tentang pemantauan dosis
laboratorium radiologi Universitas ‘Aisyiyah perorangan maupun dokumen dosis pemantauan
Yogyakarta. Untuk pemantauan daerah kerja daerah kerja, data kesehatan Pekerja Radiasi,
dilakukan dengan menggunakan surveymeter dan di pemeriksaan kesehatan, jaminan kualitas disimpan
cek secara berkala. di ruang laboratorium radiologi, sedangkan
dokumen pendidikan dan pelatihan disimpan oleh
SIMPULAN masing-masing pekerja radiasi.
1. Struktur organisasi proteksi radiasi yang ada di
laboratorium radiologi Universitas ‘Aisyiyah DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta telah memiliki komponen organisasi
Adnan M. 1997. Manajemen Proteksi Fakultas Kedokteran Universitas
proteksi radiasi yaitu Pemegang ijin, Pekerja Hasanudin. Ujung Pandang.
Radiasi sebanyak 8 orang Dosen dan 4 orang Akhadi, Muklis. 2000. Dasar-dasar Proteksi Radiasi. Jakarta.
Asisten Dosen dan seorang Petugas Proteksi Amsyari, Fuad. 2009. Radiasi Dosis Rendah dan Pengaruhnya Terhadap
Kesehatan. Surabaya.

Asih : Implementasi Manajemen Keselamatan… 18


JImeD, Vol. 5, No. 1 p-ISSN 2356-301X
e-ISSN 2621-7457

Dartini. 2007. Pengembangan Implementasi Sistem Manajemen


Keselamatan Radiasi dan Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
di Laboratorium Jurusan Teknik Radiodiagnostik Poltekkes
Semarang.
Hiswara,Eri. 1999. Tinjauan Umum Prinsip Keselamatan Radiasi. Jakarta.
http://www.scribd.com/doc/17348 984. Pedoman-PenyelenggaraanK3-RS
depkes.go.id diakses tanggal 2 Juli 2018.
Keputusan Kepala Badan Pengawas tenaga Nuklir Nomor : 20 rev
1/Ka.Bapeten/V.03 tentang, Persyaratan dan Tata Cara untuk
Memperoleh dan Menerbitkan Surat Ijin Bekerja (SIB)
Sementara bagi Petugas Proteksi Radiasi yang Bekerja dengan
Pesawat Sinar-X Diagnostik. 2003.
Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 6 Tahun 2009.
Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan Zat Radioaktif dan
Pesawat Sinar-X untuk Peralatan Gauging. Jakarta.
Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 8 Tahun 2011
tentang Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan Pesawat Sinar-X
Radiologi Diagnostik dan Intervensional.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1250/Menkes/SK/XII/2009 tentang
Pedoman Kendali Mutu (Quality Control) Peralatan
Radiodiagnostik.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan
Radiologi Diagnostik.
Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion. Jakarta.
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Pedoman Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Peraturan Pemerintah RI No. 33 Tahun 2007. Keselamatan Radiasi
Pengion dan Kemanan Sumber Radioaktif. Jakarta.
Sari, Silvia. 2016. Pengembangan Sistem Manajemen Keselamatan
Radiasi Sinar-X Di Unit Kerja Radiologi Rumah Sakit XYZ
Tahun 2011. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia.
Suwarda. 1997. Pengaruh Pajanan Radiasi Eksternal Terhadap Kesehatan
Pekerja Radiasi di Pusat Penelitian Tenaga Atom, Badan Tenaga
Atom Nasional, Serpong.

Asih : Implementasi Manajemen Keselamatan… 19

You might also like