You are on page 1of 11

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS KOMITMEN ORGANISASI DALAM


MELAKSANAKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
CONFINED SPACE ENTRY PADA TANGKI CRUDE OIL
TERHADAP KESELAMATAN KERJA DI PERUSAHAAN X

Rhevi Dayana Sari, Bina Kurniawan, Ida Wahyuni


Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: rhevidayana@gmail.com

Abstract : Company X is a company engaged in the field of oil and gas. In the
production process, there are some jobs that require workers entering the
confined space. Work in confined space entry is work with high risk. Early in the
year 2015 in the company there were X case accidents in confined space entry.
One of the company's effort to minimize the number of accidents in the X on the
confined space entry work is by implementing standard operational procedures.
To achieve the optimal implementation of the SOP in the workplace,
Organizational Commitment of the company X, that is a commitment from
management and the commitment of all employees is needed. The purpose of
this study was to describe the form of organizational commitment in company X
in carrying out standards operational procedures (SOP) of confined space entry
on crude oil tanks. This study uses qualitative methods by conducting in-depth
interviews and observations. The subject of this research consists of four main
informants and two informants triangulation. The results of this research show
that the company X had done the dimensions of organizational commitment in
implementing the SOP confined space entry either from affective commitment,
continuance commitment and normative commitment. However, on the
dimensions of the affective commitment in terms of the increased safety and
occupational health program is needed, with a means of involving all employees
in the coordination meeting, provide training about confined space entry to
workers who have yet to get the training and the provision of the amount of
protective tools that correspond to the number of employees in field. On
dimension of continuance commitment that reviewed the system of punishment
needs to be on the increase in the implementation approaches, to workers who
do not use protective tools themselves should be given verbally and are not
allowed to work until the worker using a complete personal protective equipment
in accordance with SOP.

Key Words : organization’s commitment, standard operating procedures of


confined space entry

594
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN tujuan organisasi serta memiliki


Latar Belakang keinginan untuk berafiliasi dengan
Berdasarkan undang-undang organisasi dan kesediaan bekerja
No. 13 Tahun 2003 Pasal 86 dan 87, keras untuk organisasi sehingga
setiap pekerja mempunyai hak untuk membuat individu betah dan tetap
memperoleh perlindungan atas ingin bertahan di organisasi tersebut
keselamatan dan kesehatan kerja demi tercapainya tujuan dan
(3)
dan perusahaan harus kelangsungan organisasi.
mempersiapkan sarana prasarana Berdasarkan Undang-undang
sebagai upaya pencegahan No. 1 tahun 1970, salah satu syarat
kecelakaan kerja dan program- keselamatan kerja adalah pengurus
program yang dapat mengurangi wajib menunjukkan dan menjelaskan
angka kecelakaan kerja di pada tiap tenaga kerja tentang cara-
perusahaan. Hal tersebut cara dan sikap yang aman dalam
dimaksudkan agar para tenaga kerja melaksanakan pekerjaannya, hal ini
secara aman dapat melakukan dilakukan agar terciptanya
pekerjaannya guna meningkatkan keserasian antara tenaga kerja, alat
hasil kerja dan produktivitas kerja.(1) kerja, lingkungan, cara, proses kerja
Untuk terjadinya jaminan serta prosedur kerja.(4)
keselamatan kerja sangat diperlukan Secara umum 80%-90% dari
pelayanan strategis yang profesional keseluruhan kecelakaan kerja yang
serta prosedur kerja yang tetap, terjadi disebabkan unsafe behavior.
tidak hanya tergantung pada Riset NSC (National Safety Council)
peraturan-peraturan yang bahwa penyebab kecelakaan kerja
mengayominya dan finansial yang 88% adalah adanya unsafe
diberikan, melainkan banyak faktor behavior, 10% unsafe condition, dan
yang harus ikut terlibat, diantaranya 2% tidak diketahui penyebabnya.(5)
adalah komitmen organisasi.(2) Oleh karena itu, untuk meminimalisir
Komitmen organisasi ialah sikap angka kecelakaan yang disebabkan
karyawan yang tertarik dengan oleh unsafe behavior maka
tujuan, nilai dan sasaran organisasi diperlukan suatu standar operasional
yang ditunjukkan dengan adanya prosedur dalam melakukan
penerimaan individu atas nilai dan pekerjaan, dalam rangka

595
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

memberikan jaminan perlindungan Adapun bahaya potensial di


terhadap pekerja dan aset lainnya. dalam ruang terbatas : bahaya kimia
Standard Operating Procedure yang mengandung racun dan mudah
(SOP) adalah dokumen tertulis yang terbakar seperti : gas & uap
memuat prosedur kerja secara rinci, (Hidrogen Sulfida-H2S, Metana ,
tahap demi tahap dan sistematis. propana, kabron monoksida,
Implementasi SOP yang baik, akan benzena), cairan (hidrokarbon, asam
menunjukkan konsistensi hasil sulfat), dan padatan (debu, asap
kinerja, hasil produk dan proses las). Bahaya fisik adalah resiko
pelayanan yang kesemuanya listrik, stres panas, kebisingan,
mengacu pada kemudahan bahaya radioaktif yang terjadi secara
karyawan dan kepuasan alamiah.(9) Selain itu masih terdapat
pelanggan.(6) bahaya lain berupa terjadinya
NIOSH mendefiniskan ruang oksigen defisiensi atau sebaliknya
terbatas (confined space) adalah kadar oksigen yang berlebihan, suhu
salah satu ruang pintu yang sangat yang ekstrem.(10)
terbatas untuk jalan masuk dan Berdasarkan dari paparan
keluar, mempunyai ventilasi udara hazards diatas, dapat diketahui
yang sangat terbatas yang mungkin bahwa pekerjaan didalam ruang
mengandung atau menghasilkan terbatas (confined space) dapat
pencemaran udara yang berbahaya menimbulkan kecelakaan bagi
dan tidak dimaksudkan untuk pekerja mulai dari nearmiss hingga
pekerjaan yang terus menerus fatality. Berdasarkan penelitian,
(7)
didalamnya. diketahui bahwa antara 1997-2001
Confined space memiliki sarana terdapat 458 kematian akibat
yang terbatas untuk masuk atau confined space.(11)
keluar, misalnya, tangki, kapal, silo, Rendahnya kesadaran terhadap
vessel, tempat penyimpanan, keselamatan kerja merupakan salah
hopper, vault dan vit adalah ruang satu bentuk perilaku keselamatan
yang mungkin memiliki keterbatasan kerja yang kurang baik. Hal ini dapat
sarana masuk dan tidak dirancang terjadi pada tingkat manajerial
untuk digunakan secara terus- organisasi yang tidak berkomitmen
menerus / kontinu.(8) dan tidak memprioritaskan terhadap

596
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

keselamatan kerja, maupun pada pekerja yang memiliki izin khusus


tingkat pekerja sendiri, salah satu dan pekerja tersebut wajib mematuhi
contohnya ialah mengabaikan dan melaksanakan standar
peraturan yang telah ditetapkan operasional prosedur yang telah
organisasi seperti penggunaan alat ditetapkan oleh perusahaan, namun
pengaman pada saat melakukan masih ditemukan beberapa kasus
pekerjaan. Perusahaan X terlibat kecelakaan kerja.
dalam berbagai minyak dan gas Dari total accident percentage
kegiatan yang berhubungan dengan tahun 2014 di Perusahaan X
alam. Indonesia adalah yang menunjukkan terdapat 28 kasus
pertama dari operasi eksplorasi dan kecelakaan kerja. Pada tahun 2015
produksi minyak dan gas terdapat accident di pekerjaan
internasional Perusahaan X, yang confined space yaitu pada
berlokasi di Jabung (terletak di penggantian filter didalam GTG (Gas
provinsi Sumatera, Jambi), Irian Turbine Generator) namun tidak
Jaya, dan Jawa Timur. Salah satu menimbulkan korban nyawa/ fatality.
divisi dari operasi di Perusahaan X Berdasarkan data tersebut
adalah Refining atau penyulingan peneliti tertarik untuk melakukan
minyak mentah. Didalam proses ini, kajian ilmiah lebih detail dan rinci
terdapat pekerjaan yang mengenai komitmen organisasi
mengharuskan pekerja memasuki dalam melaksanakan SOP untuk
ruang terbatas atau confined space. pekerjaan confined space entry pada
Berdasarkan survey awal di tangki crude oil terhadap
Perusahaan X pada maret 2015 keselamatan kerja di Perusahaan X.
didapatkan bahwa setiap pekerjaan,
yang menggunakan alat pada sektor METODE PENELITIAN
produksi maupun pekerjaan Jenis penelitian yang digunakan
administrasi sudah memiliki Standar dalam penelitian ini adalah penelitian
Operasional Prosedur (SOP). Selain yang bersifat kualitatif-deskriptif
itu dijelaskannya terkait dengan dengan pendekatan observasional
pekerjaan di confined space entry (pengamatan).
bahwa setiap pekerja yang akan Informan utama dalam penelitian
bekerja di ruang terbatas adalah ini adalah pekerja yang bertugas

597
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

sebagai entrant pada pekerjaan Penelitian ini mengambil 4 orang


confined space entry di Perusahaan laki – laki sebagai informan utama.
X. Informan triangulasi dalam Usia keempat informan penelitian
penelitian ini adalah supervisor yaitu 35 tahun, 38 tahun, 43 tahun
HSSE dan senior operation di dan 21 tahun. Semua informan
Perusahaan X. Pengumpulan data utama yang diteliti disini berprofesi
penelitian dilakukan melalui sebagai entrant pada pekerjaan
wawancara mendalam (indepth confined space entry di Perusahaan
interview) kepada informan utama, X. Seluruh informan memiliki latar
observasi langsung pada saat belakang pendidikan yang berbeda
pekerjaan confined space entry, yaitu 2 orang tamat SMA, selebihnya
dokumentasi di tempat penelitian SMK dan STM.
meliputi foto-foto saat pekerjaan Informan triangulasi merupakan
berlangsung dan studi pustaka dari seorang supervisor HSSE dan
berbagai literatur yang terkait senior operation. Informan
penelitian. triangulasi berjenis kelamin laki-laki
Keabsahan data dilakukan dengan usia 36 tahun dan 40 tahun
dengan teknik triangulasi. Teknik dengan pendidikan terakhir D3 dan
triangulasi dengan sumber STM. Masa kerja kedua informan
membandingkan dan mengecek baik penelitian yaitu 13 tahun.
derajat kepercayaan pada suatu
informasi yang diperoleh melalui Analisis Affective Commitment
waktu dan alat yang berbeda. dalam Melaksanakan Standar
Reliabilitas penelitian dapat Operasional Prosedur Confined
dicapai dengan auditing data. Space Entry pada Tangki Crude
Melakukan proses pemeriksaan Oil ditinjau dari Kebijakan K3,
terhadap alur analisis data untuk Program K3 dan Komunikasi K3
mengetahui dan membandingkan 1. Analisis Kebijakan K3
rekaman, catatan wawancara dan Berdasarkan hasil
kesimpulan yang dihasilkan. wawancara mendalam dengan
informan utama mengenai
HASIL DAN PEMBAHASAN affective commitment terkait
Karakteristik Informan kebijakan K3, didapatkan hasil

598
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

bahwa sudah ada kebijakan K3 mendapatkan training tersebut


secara tertulis di Perusahaan X, dikarenakan adanya sistem
dan penyusunan kebijakan K3 kuota serta kendala waktu.
tersebut dilakukan oleh Training yang diberikan sangat
manajemen, supervisor dan berpengaruh bagi karyawan
department HSSE. Kebijakan dalam melakukan pekerjaan
K3 tersebut dikomunikasikan confined space entry, karyawan
kepada semua karyawan menjadi lebih tahu mengenai
melalui forum resmi seperti pekerjaan didalam confined
meeting. Lebih lanjut informan space entry. Informan utama
utama menyatakan dengan menyatakan bahwa untuk
adanya kebijakan K3 tersebut pekerjaan confined space belum
sangatlah berpengaruh pernah dilakukan tes kesehatan
terhadap informan utama dalam saat sebelum melakukan
melaksanakan prosedur kerja. pekerjaan.

2. Analisis Program K3 3. Analisis Komunikasi K3


Berdasarkan wawancara Berdasarkan hasil
mendalam dengan informan observasi dilapangan,
utama mengenai affective komunikasi terkait K3 dilakukan
commitment terkait program K3 pada waktu safety meeting dan
didapatkan hasil bahwa di pre job safety meeting. Pada
Perusahaan X telah memiliki pelaksanaan safety meeting
program K3 untuk pekerjaan department HSSE memberikan
confined space entry yaitu topik yang berbeda tiap
berupa training dan penggunaan bulannya ke department lain
PPE (Personal Protective mengenai keselamatan dalam
Equipment). Training yang bekerja, cara aman dalam
pernah didapatkan adalah bekerja, sementara pada waktu
training first aid, fire fighting, pelaksanaan pre job safety
traning limbah lingkungan, K3. meeting dilapangan itu
Untuk training confined space diingatkan untuk selalu
entry belum semua karyawan berpedoman dengan SOP yang

599
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

ada. Dilakukan juga koordinasi “many haours without accident”


meeting yang melibatkan leader dan untuk pekerja yang aktif
field crew, supervisor dalam program JSO & C.
production, department HSSE Bentuk reward yang diberikan
untuk membahas mengenai kepada karyawan bermacam-
work instruction dan job safety macam ada tas, jam tangan.
analysis yang sudah dibuat. Infoman mengatakan bahwa
Adanya safety sign di lokasi adanya sistem reward ini sangat
kerja merupakan komunikasi berpengaruh dalam memotivasi
non-verbal untuk memberitahu mereka untuk bekerja dengan
pekerja alat pelindung diri apa aman sesuai dengan SOP agar
yang harus digunakan ketika tidak ada accident, sementara
memasuki lokasi tersebut. satu orang informan
mengatakan tidak tahu
Analisis Continuance mengenai sistem reward ini
Commitment dalam Melaksanakan karena merupakan pekerja baru.
Standar Operasional Prosedur
Confined Space Entry pada 2. Analisis Sistem Punishment
Tangki Crude Oil ditinjau dari Berdasarkan wawancara
Sistem Reward dan Sistem mendalam dengan informan
Punishment utama mengenai continuance
1. Analisis Sistem Reward commitment terkait sistem
Berdasarkan wawancara punishment di Perushaan X,
mendalam dengan informan didapatkan hasil bahwa
utama mengenai continuance informan utama mengetahui
commitment terkait sistem adanya sistem punishment di
reward di Perusahaan X, perusahaan ini. Punishment
didapatkan hasil bahwa tiga diberikan kepada karyawan
informan utama mengetahui yang tidak mematuhi peraturan
adanya sistem reward di yang ada dan yang melakukan
Perusahaan X. Reward kesalahan fatal yang
diberikan kepada pekerja ketika mengakibatkan kerugian pada
perusahaan mencapai target perusahaan. Bentuk punishment

600
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

yang diberikan tergantung dari berlangsung terus-menerus


jenis kesalahannya, pertama dalam melakukan pekerjaan.
dilakukan teguran secara verbal, Informan utama juga
jika kesalahan tersebut masih mengatakan bahwa antar rekan
terulang maka akan dikenakan kerja mereka juga saling
surat warning. Dengan adanya mengingatkan dilapangan ketika
sistem punishment ini informan ada pekerja yang tidak
mengatakan mereka lebih melakukan pekerjaan dengan
berhati-hati lagi dalam aman menggunakan bahasa
melakukan pekerjaan. yang komunikatif.

Analisis Normative Commitment 2. Kepedulian K3


dalam Melaksanakan Standar Berdasarkan wawancara
Operasional Prosedur Confined mendalam dengan informan
Space Entry pada Tangki Crude utama mengenai normative
Oil ditinjau dari Hubungan dalam commitment terkait kepedulian
Organisasi dan Kepedulian K3 K3, didapatkan hasil bahawa
1. Hubungan dalam Organisasi informan mengetahui di
Berdasarkan wawancara Perusahaan X sudah memiliki
dengan informan utama standar operasional prosedur
mengenai normative untuk pekerjaan confined space
commitment terkait hubungan entry. SOP tersebut juga
dalam organisasi, didapatkan dikomunikasikan kepada
hasil bahwa hubungan yang karyawan ketika ada safety
terjalin antara pekerja dan meeting, pada saat sebelum
atasan itu baik. Pihak atasan memulai pekerjaan juga selalu
menghargai bawahan dan diingatkan mengenai prosedur
bawahan menghormati atasan. kerja. Di Perusajaan x juga
Pihak atasan selalu sudah menerapakan work permit
mengingtakan karyawannya untuk pekerjaan di confined
untuk bekerja sesuai dengan space. Semua informan
prosedur, selalu menggunakan mengetahui pentingnya
bahasa yang komunikatif dan penerapan aspek K3 dalam

601
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

melaksanakan pekerjaan diikutkan. Jumlah gas masker yang


confined space, hal tersebut kurang atau tidak sesuai dengan
dikarenakan bekerja didalam jumlah karyawan dilapangan.
confined space merupakan
pekerjaan dengan risiko tinggi. KESIMPULAN
Komitmen dari semua informan 1. Perusahaan X telah menerapkan
terhadap pelaksanaan SOP sebagian aspek affective
confined space entry adalah commitment dalam
mengikuti semua step-step kerja melaksanakan SOP confined
yang ada di dalam SOP space entry, hal ini dapat dilihat
dari adanya kebijakan K3 tertulis
Analisis Hasil Obervasi Pekerjaan yang ditandatangani oleh TOP
Confined Space Entry Pada manager serta adanya dukungan
Tangki Crude Oil semua informan terhadap
Berdasarkan hasil observasi kebjikan K3 tersebut, terdapat
lapangan menggunakan checklist program K3 berupa training
beberapa poin mengenai komitmen confined space entry, monthly
organisasi terhadap pelaksanaan safety meeting, penyediaan alat
SOP confined space entry sudah pelindung diri, adanya
sesuai, namun ada beberapa poin komunikasi yang efektif terhadap
belum sesuai, yaitu dua orang kebijakan K3, program K3, SOP
pekerja yang bertugas sebagai confined space entry oleh pihak
entrant belum mendapatkan training manager kepada semua
mengenai confined space, jika karyawan di perusahaan X.
mengacu kepada peraturan Namun masih terdapat beberapa
pemerintah, pekerja yang masuk hal yang belum sesuai dengan
kedalam tangki (entrant) harus teori affective commitment yaitu
sudah diberikan training confined pada saat koordinasi meeting
space entry.(8) tidak semua pekerja dilibatkan
Pada saat koordinasi meeting didalamnya, masih terdapat
membahas mengenai work pekerja yang belum mendapatkan
instruction dan job safety analysis training confined space entry dan
juga tidak semua karyawan jumlah alat pelindung diri yang

602
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

belum sesuai dengan kebutuhan organisasi yang ditunjukkan


pekerja dilapangan. dengan saling mengingatkan
2. Perusahaan X telah menerapkan antara rekan kerja untuk
sebagian aspek continuance melakukan pekerjaan sesuai
commitment dalam dengan SOP melalui forum resmi
melaksanakan SOP confined seperti meeting dan melalui
space entry, hal ini dilihat dengan komunikasi langsung di lapangan.
adanya pemberian reward Selain itu dapat juga dilihat dari
kepada semua karyawan jika kepedulian Perusahaan X
perusahaan mencapai target jam terhadap K3 dengan adanya SOP
kerja tanpa accident. Perusahaan untuk pekerjaan confined space
X juga menerapkan sistem entry, mengimplementasikan
punishment yang diberlakukan work permit yang disertai dengan
untuk semua karyawan. Sistem work instruction dan dokumen job
reward dan punishment ini safety analysis. Namun,
bertujuan untuk mengingatkan pengawasan dilapangan terhadap
karyawan dalam melaksanakan pekerja masih belum optimal, hal
pekerjaan harus berdasarkan tersebut ditunjukkan dengan
SOP yang sudah ditetapkan. masih ada pekerja yang tidak
Namun, untuk penerapan menggunakan alat pelindung diri
punishment dilapangan masih yang sudah ditetapkan di SOP.
belum optimal, hal tersebut
ditunjukkan dengan masih ada DAFTAR PUSTAKA
pekerja yang melakukan 1. Depnaker RI. Undang-undang
pekerjaan tidak menggunakan No. 13 Tahun 2003 Tentang
alat pelindung diri dan Ketenagakerjaan.2003.
diperbolehkan melakukan
pekerjaan. 2. Ramli, Soehatman. SMART
3. Perusahaan X telah menerapkan SAFETY Panduan Efektif
normative commitment dalam Penerapan SMK3 yang Efektif.
melaksanakan SOP confined Jakarta : Dian Rakyat, 2013.
space entry, hal ini dilihat dari 3. MeyerJ. P., Allen, N. J.
hubungan yang baik dalam Commitment in the WorkPlace :

603
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Theory, Research, and Kesehatan Kerja di Confined


Application. ThousandOaks, space September 2006.
California : SagePublication,
1997. 9. Jeffrey E. Shellebarger. IBU
Fundamental Safe Work
4. Depnaker RI. Undang – Undang Practices Guidebook. Chevron
Nomor 1 Tahun 1970 tentang IndoAsia BU. 2011.
Keselamatan Kerja. 1970
10. Tarwaka. Dasar-Dasar
5. Cooper, M.D. Toward a Model of Keselamatan Kerja Serta
Safety Culture. Journal of Safety Pencegahan Kecelakaan Di
Science. 2000 ;pp . 36, 111-136 Tempat. Surakarta : Harapan
Press, 2012
6. Wihardo Nelman dan Wanabakti
Angih. Pengaruh Pelatihan, 11. Meyer, S. Fatal Occupational
Penerapan SOP, Reward Injuries Involving Confined
Sistem, Lingkugan Kerja dan Space,1997-2001,Journal of
Peralatan Kerja Terhadap Occupational Health &
Produktivitas Kerja Teknisi. Safety.Vol; 72, No; 11, pp. 58-
[Skripsi] Fakultas Teknik 64. 2003.
Universitas Hasanudin. 2011.

7. NIOSH. Criterian for a


Recommendation Standard,
Working in Confined Space. US.
Department of Health, Education
and Welfare, Public Health
Service, Washington, D.C.
Publication. No; 80-106. 1979.

8. Direktorat Pengawasan Norma


Keselamatan Kesehatan Kerja,
Pedoman Keselamatan dan

604

You might also like