You are on page 1of 10

Jurnal Teknik Sipil ISSN 2088-9321

Universitas Syiah Kuala ISSN e-2502-5295


pp. 57- 66

KAJIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA


PEKERJAAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN KRUENG
KEUREUTO DI KABUPATEN ACEH UTARA
Helmi 1, Alfiansyah Yulianur 2, Ella Meilianda 3
1)
Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
email: helmylive@gmail.com
2,3)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111, email:
emeilianda@gmail.com2, fian_7anur@unsyiah.ac.id3

Abstract: The implementation of occupational safety and health program is one of the efforts
to create a workplace that is safe, healthy and free from environmental pollution, so as to
prevent or reduce rather than workplace accidents. The purpose of this research is 1) To
determine the level of awareness and understanding of occupational health and safety
programs, 2) To find out how the implementation of occupational safety and health program,
and 3) To find out what kind of risk of work accidents happened at the project site . The scope
of this study is limited to the study of occupational safety and health is applied to the
construction of dams Krueng keurueto jobs in North Aceh district. The research was
conducted by distributing questionnaires to 65 respondents who were directly involved in the
work of this dam. Data processing is performed by analysis of frequency and relative
importance index (RII). The object of research is a director of the Company; Project Manager;
Field Executive; Field Supervisors and Workers / heavy equipment operator involved in
Krueng Dam construction work Keureuto In North Aceh District. Based on the results of data
processing and discussion, it has been able to research appropriate research objectives,
namely: the level of awareness and understanding of the elements of safety and health
programs of work "provision of the box first aid Workplace" occupies the most weight as high
as: 4.86, for the implementation of the program health and safety "Use of Personal Protective
Equipment (PPE) which is becoming a necessity among workers" with a weight of 4.79, the
type of work hazard the most common is "irritation of the eyes when transporting the ground"
with a weight of 2:19 while the types of risks accidents that are rare are "accidents caused by
heavy equipment operational" with a weight of 1.89.
Keywords : occupational safety and health , dam Krueng keureuto.

Abstrak: Pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat serta bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mencegah ataupun mengurangi dari pada kecelakaan kerja. Tujuan
penelitian adalah 1) Untuk mengetahui tingkat kesadaran dan pemahaman terhadap program
keselamatan dan kesehatan kerja, 2) Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan 3) Untuk mengetahui apa saja jenis risiko kecelakaan
kerja yang terjadi di lokasi proyek. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada kajian
keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan pada pekerjaan pembangunan bendungan
krueng keurueto di kabupaten Aceh Utara. Penelitian dilaksanakan dengan penyebaran
kuesioner kepada 65 responden yang terlibat langsung dalam pekerjaan bendungan ini.
Pengolahan data dilakukan dengan analisis frekuensi dan relative importance index (RII).
Objek penelitian adalah Direktur Perusahaan; Project Manager; Pelaksana Lapangan;
Pengawas Lapangan dan para Pekerja / operator alat berat yang terlibat pada pekerjaan
Pembangunan Bendungan Krueng Keureuto Di Kabupaten Aceh Utara. Berdasarkan hasil
pengolahan data dan pembahasan, maka telah di dapat hasil penelitian sesuai tujuan penelitian
yaitu: tingkat kesadaran dan pemahaman terhadap elemen-elemen program keselamatan dan
kesehatan kerja ”Penyediaan kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) ditempat kerja”
menempati bobot paling tinggi yaitu: 4.86, Untuk pelaksanaan program keselamatan dan
kesehatan kerja “Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang menjadi keharusan dikalangan
pekerja” dengan bobot 4.79, jenis risiko kecelakaan kerja yang paling sering terjadi adalah
“iritasi pada mata saat pengangkutan tanah” dengan bobot 2.19 sedangkan jenis risiko
kecelakaan kerja yang jarang terjadi adalah “kecelakaan akibat opersional alat berat” dengan
bobot 1.89.

Kata kunci : keselamatan dan kesehatan kerja, bendungan krueng keureuto.

Volume 6, Nomor 1, September 2016 - 57


Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Manusia yang bekerja disebuah institusi Dan ketiga, untuk mengetahui apa saja jenis
maupun lokasi proyek sangat terkait dengan risiko kecelakaan kerja yang terjadi di lokasi
keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Pada kerja.
dasarnya keselamatan dan kesehatan kerja Melalui penelitian ini diharapkan dapat
sangat penting dilaksanakan karena untuk menjadi acuan bagi perusahaan konstruksi
memastikan bahwa pekerja dan orang-orang dalam mempertimbangkan dan mengembang-
yang terlibat didalam sebuah kontruksi tetap kan program K3, sebagai metode untuk
berada dalam kondisi yang aman sepanjang meminimalisasikan kecelakaan kerja atau
waktu mereka bekerja. Dalam pelaksanaan yang sering disebut dengan zero accident.
sebuah kontruksi memiliki tingkat pekerjaan
KAJIAN KEPUSTAKAAN
paling berbahaya yang dapat menyebabkan
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah
kematian yang paling banyak, dibandingkan
suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan
dengan sektor pekerjaan non kontruksi.
aman baik itu bagi pekerjanya, perusahaan
Berdasarkan permasalahan keselamatan
maupun bagi masyarakat dan lingkungan
dan kesehatan kerja sebagaimana diuraikan
sekitar tempat kerja tersebut. Menurut
tersebut, maka kondisi yang terjadi adalah
Undang-undang No.I tahun 1970 tentang
belum diketahuinya tingkat kesadaran dan
keselamatan kerja, setiap tenaga kerja berhak
pemahaman kontraktor terhadap program
mendapat perlindungan atas keselamatannya
keselamatan kerja, masih minimnya informasi
dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahte-
tentang pelaksanaan program keselamatan
raan dan meningkatkan produksi serta produk-
kerja pada pekerjaan pembangunan bendun-
tivitas nasional dan setiap orang lainnya yang
gan krueng keureuto, dan apa saja jenis risiko
berada ditempat kerja perlu terjamin pula
kecelakaan kerja di lokasi pekerjaan pemban-
keselamatannya.
gunan bendungan krueng keureuto.
K3 adalah suatu konsep berpikir berisi
Adapun tujuan dari penelitian ini,
upaya nyata dalam bentuk perlindungan yang
pertama adalah untuk mengetahui tingkat
ditujukan untuk orang lain agar selalu dalam
kesadaran dan pemahaman terhadap elemen-
keadaan selamat dan sehat maka dari itu
elemen program keselamatan kerja, seperti
diperlukan sistem manajemen K3 (SMK3)
jaminan keselamatan dan kesehatan kerja,
sebagai suatu sistem manajemen yang
pelatihan K3 dan alat pelindung diri yang
berupaya dalam penerapan keselamatan dan
dilaksanakan oleh kontraktor dalam pekerjaan
kesehatan kerja (Ramli, 2010).
pembangunan bendungan krueng keureuto.
Kedua, untuk mengetahui bagaimana Pengertian Keselamatan dan Kesehatan
pelaksanaan program Keselamatan dan Kerja
Kesehatan Kerja (K3) pada pekerjaan Hadiguna (2009) menyebutkan bahwa,
pembangunan bendungan krueng keureuto. keselamatan kerja berarti proses merencana-

58 - Volume 6, Nomor 1, September 2016


Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

kan dan mengendalikan situasi yang 1. Komunikasi


berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja - Ada kebijakan tertulis tentang
melalui persiapan prosedur operasi standar keselamatan kerja
yang menjadi acuan dalam bekerja. - Adanya daftar dari perusahaan tentang
Malthis dan Jackson (2002), menyebut- aturan masalah K3
kan bahwa keselamatan kerja menunjuk pada - Sering diadakan pertemuan tentang K3
perlindungan kesejahteraan fisik dengan 2. Mempraktekkan kerja secara aman
tujuan mencegah terjadinya kecelakaan atau - Melatih setiap individu dalam melaksa-
cedera terkait dengan pekerjaan. nakan tugas/pekerjaan yang penuh
Silalahi (1995) mendefinisikan secara resiko
umum kecelakaan diartikan sebagai kejadian - Mesin dan daftar pemeliharaannya di-
yang tidak dapat diduga. Kecelakaan kerja gunakan
dapat terjadi karena kondisi yang tidak - Menggunakan peralatan pelindung diri
membawa keselamatan kerja, atau perbuatan 3. Inspeksi keselamatan kerja
yang tidak selamat. Kecelakaan kerja dapat - Pemeriksaan keselamatan secara formal
didefinisikan sebagai setiap perbuatan atau diselenggarakan sekurang-kurangnya
kondisi tidak selamat yang mengakibatkan mingguan
kecelakaan. - Dilakukan pemeriksaan keselamatan
secara visual sehari-hari
Kinerja Penyedia Jasa (Kontraktor) - Pengamatan pekerjaan diselenggarakan
Stoner (1996), menyebutkan, kinerja oleh pengawas
adalah kuantitas dan kualitas pekerjaan yang - Aturan keselamatan dan kesehatan ker-
diselesaikan oleh individu, kelompok atau ja harus diperkuat
organisasi. Aspek kinerja itu sendiri terdiri dari 4. Latihan
tiga komponen yaitu: kualitas, kuantitas dan - Mempunyai suatu rencana pelatihan
efektifitas. Sedangkan menurut Curties (1991), keselamatan kerja
pendekatan umum dalam menentukan sukses - Mempunyai garis-garis besar untuk sesi
atau tidaknya suatu proyek kontruksi yaitu pelatihan
dengan mengevaluasi kinerja dimana tujuan - Mempunyai suatu pendekatan sistema-
dari klien seperti biaya, waktu dan mutu telah tis untuk tugas pelatihan
tercapai. - Mempunyai analisa keselamatan
kerja/pekerja atau prosedur operasional
Komponen Sistem Keselamatan dan keselamatan untuk setiap klasifikasi
Kesehatan Kerja (K3) pekerjaan
Reese dan Eidson (2006) menyebutkan, 5. Penyelidikan Kecelakaan
tinjauan ringkas untuk program keselamatan - Semua kecelakaan harus diselidiki
dan kesehatan kerja, yaitu: - Menggunakan format penyelidikan
Volume 6, Nomor 1, September 2016 - 59
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

kecelakaan Kuesioner
- Setiap kecelakaan dianalisa Menurut Riduwan (2007), kuesioner atau
angket adalah daftar pertanyaan yang
Metode Pengambilan Sampel
diberikan kepada orang lain yang bersedia
Nasir (2003) menjelaskan bahwa, metode
memberikan respon (responden) sesuai
pengambilan sampel ada dua yaitu sampel
dengan permintaan pengguna. Tujuan
besar dan sampel kecil. Sampel besar adalah
penyebaran angket adalah mencari informasi
sampel dengan jumlah responden sebanyak 30
yang lengkap mengenai suatu masalah dari
orang atau lebih. Sedangkan sampel kecil
responden tanpa merasa khawatir bila
adalah sampel dengan jumlah responden
responden memberikan jawaban yang tidak
kurang dari 30 orang.
sesuai dengan kenyataan dalam pengisian
Sugiyono (2005) juga mengemukakan
daftar pernyataan.
bahwa jumlah anggota sampel sering
dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah Analisis Relative Importance Index
sampel 100% mewakili populasi adalah sama (RII)
dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Penentuan tingkat kepentingan yang
Jumlah anggota sampel yang paling tepat ditunjukkan oleh pihak-pihak yang terkait
digunakan dalam penelitian tergantung pada digunakan untuk mengukur nilai relative
tingkat kesalahan yang dikehendaki. Dengan importance index dari masing-masing faktor
kata lain semakin sedikit jumlah sampel makin (Narbuko dan Achmadi, 2004). Rumus yang
besar tingkat kesalahan dan begitu juga digunakan adalah sebagai berikut:
sebaliknya, semakin besar jumlah sampel
maka semakin kecil tingkat kesalahan. Relative importance index (RII) =
Riduwan (2007) menjelaskan bahwa, ∑
(2)
untuk menentukan pengambilan sampel ∑
(apabila populasi sudah diketahui) digunakan
dengan rumus slovin dengan persamaan Dimana :
sebagai berikut : i = indeks kategori respon (1,2,3,4 dan 5 )
Wi = bobot yang dihubungkan dengan nilai
respon ke-I (1,2,3,4,5 berurutan)
N
Xi = frekuensi dari respon ke i sebagai persentase
dari total responden untuk setiap
n= 1+(N.e²) (1)
variabel/faktor.

Dimana : Kriteria Interprestasi Skor RII


n = jumlah sampel; Untuk meninterprestasikan skor/nilai RII
N = jumlah populasi; setiap variabel/faktor dilakukan berdasarkan
e² = persentase toleransi ketidak telitian (presisi
yang ditetapkan) kriteria berikut (Arashpour, M. 2011), yang
1 = angka konstan. masing-masing terhadap program keselamatan
60 - Volume 6, Nomor 1, September 2016
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

dan kesehaatan kerja pada pekerjaan variabel tingkat kejadian:


bendungan krueng keureuto: a. 1,00 ≤ Tidak Pernah ≤ 1,80
1. Kriteria Interprestasi Skor RII untuk b. 1,80 ≤ Jarang ≤ 2,60
variabel tingkat kesadaran dan pemahaman c. 2,60 ≤ Sering ≤ 3,40
serta variabel tingkat pelaksanaan Program d. 3,40 ≤ Sangat Sering ≤ 4,20
K3: e. 4,20 ≤ Paling Sering ≤ 5,00
a. 1,00 ≤ Tidak Penting ≤ 1,80
b. 1,80 ≤ Kurang Penting ≤ 2,60
METODE PENELITIAN
c. 2,60 ≤ Penting ≤ 3,40 Metode pengumpulan data, pengolahan
d. 3,40 ≤ Sangat Penting ≤ 4,20 data, pengujian data dan analisis data
e. 4,20 ≤ Paling Penting ≤ 5,00 sebagaimana dirumuskan pada bagan alir
metode penelitian di bawah :
2. Kriteria Interprestasi Skor RII untuk

MULAI
START

Perumusan Masalah

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder


Pengumpulan data Penentuan populasi dan
melalui kuesioner dan sampel berdasarkan
kajian literatur
wawancara langsung dgn
responden

Pengolahan Data

- Analisis Frekuensi
- Analisis Relatif Importance Index

Hasil Dan Pembahasan

Kesimpulan Dan Saran

SELESAI

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian

Volume 6, Nomor 1, September 2016 - 61


Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Sampel Penelitian selanjutnya direkap menurut kategorinya


Responden pada penelitian ini adalah masing-masing. Rekapitulasi data dilaku-
para pekerja yang melaksanakan pekerjaan kan berdasarkan checklist elemen-elemen
pada Pembangunan Bendungan Krueng program keselamatan kerja dan kuesioner
Keureuto Di Kabupaten Aceh Utara. Untuk persepsi keselamatan kerja, pengolahan
tiap-tiap orang yang terlibat dalam pekerjaan data dilakukan dengan bantuan Sofware
pembangunan bendungan ini diambil Microsoft Excel. Dan selanjutnya akan di-
responden diantaranya dari kalangan Direktur lakukan analisa frekuensi yaitu untuk me-
Perusahaan; Project Manager; Pelaksana nentukan persentase jawaban setiap varia-
Lapangan dan Pekerja/operator alat berat. bel, kemudian dilanjutkan dengan Analisa
Sampel populasi akan dikumpulkan dengan Relative Importance Index (RII) yaitu un-
melalui teknik simple random sampling, untuk tuk menunjukkan tingkat kepentingan atau
mendapatkan jumlah sampel dan populasi faktor-faktor atau variabel dalam penelitian.
digunakan rumus Slovin.
HASIL PEMBAHASAN
Dengan menggunakan rumus Slovin
Data hasil penelitian disusun dalam
tersebut, populasi sebesar 180 orang dan
bentuk tabel dan berdasarkan rangking dan
presisi yang ditetapkan 10%, maka ukuran
interprestasi skor. Dari hasil penelitian
sampel dalam penelitian ini adalah:
diharapkan dapat menghasilkan identifikasi
n= ( . ²) tingkat kesadaran dan pemahaman kontraktor
180 terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
n=
(K3), pelaksanaan program keselamatan dan
1 + (180 x 0,12)
kesehatan kerja (K3), dan identifikasi risiko
= 65 responden
kecelakaan kerja yang terjadi di lokasi
pekerjaan pembangunan bendungan krueng
Analisa
keureuto secara efektif dan efisien guna
Pengumpulan data dilakukan dengan cara
meminimalisir kecelakaan kerja.
menyebarkan kuesioner dan observasi di
lapangan. Penyusunan kuesioner dilakukan Hasil
berdasarkan studi literatur yang telah Berikut diuraikan hasil penelitian yang
dilakukan. Observasi lapangan dilakukan diperoleh setelah proses pengumpulan,
dengan tujuan untuk meninjau secara langsung pengolahan dan analisis data. Proses analisis
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja data yang dilakukan menggunakan perhitun-
pada pekerjaan Pembangunan Bendungan gan analisis Frekuensi dan analisis relative
Krueng Keureuto Di Kabupaten Aceh Utara. imfortance index (RII). Pengolahan data pada
Data yang diperoleh sebagai hasil penelitian ini dilakukan dengan bantuan
pengisian kuesioner dari para responden Software Microsoft Office Excel. Nilai-nilai
62 - Volume 6, Nomor 1, September 2016
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

yang diperoleh dari pengolahan data adalah Tabel 1. Karakteristik Umur Responden
N Kisaran Umur Frekuensi Persen-
analisis frekuensi untuk menghitung frekuensi o (Tahun) tase
setiap variabel dan relative imfortance index 1 < 20 0 0
2 20 - 40 27 42.54
untuk menghitung tingkat kepentingan setiap 3 > 40 38 58.46
variabel tingkat kesadaran dan pemahaman Jumlah 65 100.00

kontraktor terhadap program keselamatan


kerja, pelaksanaan program keselamatan kerja Analisa Relative Importance Index (RII)
dan bobot tertinggi dari risiko kecelakaan kerja Perhitungan Analisa Relative Impoetance
pada pelaksanaan Pekerjaan Bendungan Index variabel Frekuensi Penyediaan kotak
Krueng Keureuto di Kabupaten Aceh Utara. pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
Responden dalam penelitian ini adalah di tempat kerja khusunya pada pekerjaan
pihak kontraktor pelaksana dan konsultan pembangunan bendungan krueng keureuto
pengawas pada paket pekerjaan Pembangunan adalah:
Bendungan Krueng Keureuto Di Kabupaten a) Jawaban dengan bobot 5 sebanyak : 12
Aceh Utara. Jumlah responden dalam orang, b) Jawaban dengan bobot 4
penelitian ini sebanyak 65 responden, dari 65 sebanyak : 2 orang, c) Jawaban dengan
responden dibagi lagi menjadi tiga bagian bobot 3 sebanyak :0 orang, d) Jawaban
responden yaitu : (1) Direktur/Project dengan bobot 2 sebanyak : 0 orang, e)
Manager/Site Manager, (2) Pelaksana Jawaban dengan bobot 1 sebanyak : 0
Lapangan/Pengawas Lapangan, dan (3) orang, dan Total responden adalah : 14
Pekerja/Operator alat berat. orang, serta skor RII = ((5 x 12 ) + ( 4 x 2 )

Grafik komposisi Responden


+ ( 3 x 0 ) + ( 2 x 0 ) + ( 1 x 0 )) / 14 =
4,86
Perhitungan Analisa Relative Impoetance
Index variabel Frekuensi Mewajibkan setiap
pekerja memiliki asuransi tenaga kerja dalam
pelaksanaan pembangunan bendungan krueng
20% Direktur/Project keureuto adalah:
Manager/Site Manager a) Jawaban dengan bobot 5 sebanyak : 11
orang, b) Jawaban dengan bobot 4
60% 20% Pelaksana sebanyak : 3 orang, c) Jawaban dengan
Lapangan/Pengawas bobot 3 sebanyak : 0 orang, d) Jawaban
Lapangan dengan bobot 2 sebanyak : 0 orang, e)
Pekerja/Operator alat berat Jawaban dengan bobot 1 sebanyak : 0
orang, dan Total responden adalah : 14
Gambar 2. Grafik komposisi Responden orang, serta skor RII = ((5 x 11 ) + ( 4 x 3 )
+ ( 3 x 0 ) + ( 2 x 0 ) + ( 1 x 0 )) / 14 =

Volume 6, Nomor 1, September 2016 - 63


Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

4,79 bobot 4.86. Penyediaan kotak pertolongan


Berdasarkan bobot Relative Importance pertama pada kecelakaan (P3K) di tempat
Index (RII) tersebut, selanjutnya ditentukan kerja merupakan adanya kesadaran dan
rangking dari setiap variabel pengkajian pemahaman terhadap program keselamatan
keselamatan dan kesehatan kerja pada kerja guna mengantisipasi atau menanggulangi
pekerjaan pembangunan bendungan Krueng pertama pada kecelakaan kerja dalam
Keureuto. melaksanakan setiap kegiatan dilapangan agar
penderita/korban tidak menjadi lebih parah
sebelum dibawa ke klinik atau rumah sakit
terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih
lanjut.
Tabel 2. Tingkat Kesadaran dan Pemahaman
terhadap Elemen-elemen Program
Keselamatan kerja.
Interprestasi
No. Variabel Bobot Jawaban
A11 Penyediaan kotak
pertolongan per-
Paling
tama pada kecela- 4.86
Penting
kaan (P3K) di-
tempat kerja
A7 Mewajibkan se-
tiap pekerja memi- Paling
4.79
liki asuransi tena- Penting
ga kerja
Gambar 3. Grafik variabel tingkat kesadaran K3 A3 Merancang dan
mengadakan pro- Paling
4.36
Pembahasan gram-program Penting
keselamatan kerja
Analisa terhadap kuesioner dilakukan
Tabel 3. Tingkat Pelaksanaan Program
dengan melihat bobot dari total 65 responden Keselamatan dan Kesehatan kerja.

yang memberikan jawaban untuk tiap variabel No. Variabel Bobot


Interprestasi
Jawaban
atau pertanyaan. Variabel yang paling dominan
B13 Penggunaan Alat
dapat dilihat dari bobot yang paling besar Pelindung Diri
Paling
(APD) yang menjadi 4.79
berdasarkan interprestasi skor. Penting
keharusan dikalangan
pekerja.
Hasil interprestasi jawaban untuk varia- B14 Keberadaan K3 da-
bel dari aspek-aspek yang ditanyakan disajikan lam dunia konstruksi
khususnya pada Paling
4.71
pada Tabel 2. Dari total bobot jawaban yang pembangunan ben- Penting
dungan krueng keu-
diberikan pada Tabel 2, terlihat bahwa pada reuto
B16 Mewajibkan setiap
tingkat kesadaran dan pemahaman terhadap pekerja memiliki 4.64
Paling
Penting
elemen-elemen program keselamatan kerja asuransi tenaga kerja
B3 Memberikan penga-
variabel “Penyediaan kotak pertolongan per- rahan, pemahaman
4.57
Paling
dan kesadaran akan Penting
tama pada kecelakaan (P3K) ditempat kerja” pentingnya K3.
B6 Menyediakan obat- Paling
adalah variabel yang paling banyak responden obatan (P3K).
4.43
Penting
memberikan jawaban “Paling Penting” dengan
64 - Volume 6, Nomor 1, September 2016
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Pada tabel di atas terlihat bahwa pada Di Kabupaten Aceh Utara adalah sebagai
variabel pelaksanaan program keselamatan berikut:
dan kesehatan kerja yang umum dilakukan 1. Tingkat kesadaran dan pemahaman
oleh kontraktor, variabel “Penggunaan Alat terhadap keselamatan dan kesehatan
Pelindung Diri (APD) yang menjadi kerja, yang berkategori paling penting
keharusan dikalangan pekerja” adalah variabel adalah variabel: Penyediaan kotak
yang paling banyak responden memberi pertolongan pertama pada kecelakaan
jawaban “Paling Penting” dengan bobot 4.79. (P3K) di tempat kerja dengan bobot 4,86;
Penggunaan alat pelindung diri (APD) Mewajibkan setiap pekerja memiliki
merupakan modal yang sangat besar didalam
asuransi tenaga kerja dengan bobot 4,79;
menciptakan keselamatan dalam bekerja.
kemudian Merancang dan mengadakan
Tabel 4. Jenis Risiko Kecelakaan Kerja program-program keselamatan kerja
No Variabel Bobot Jawaban
dengan bobot 4,36.
C7 Iritasi pada mata 2.49 Sering
saat penganggkutan 2. Evaluasi pelaksanaan program keselama-
tanah
tan dan kesehatan kerja pada Pembangu-
C3 Tangan terpukul 2.08 Jarang
palu saat mema- nan Bendungan Krueng Keureuto, yang
sang bekisting
C1 Terjadi kecelakaan 1.89 Jarang berkategori paling penting adalah varia-
akibat operasional
alat berat bel : Penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) yang menjadi keharusan dikalan-
Analisa terhadap kuesioner untuk
gan pekerja dengan bobot 4,79; Kebera-
variabel jenis risiko kecelakaan kerja yang
daan K3 dalam dunia kontruksi khusus
terjadi di lokasi pekerjaan pembangunan
pada Pembangunan Bendungan Krueng
bendungan krueng keureuto, dilakukan dengan
Keureto dengan bobot 4,71; Mewajibkan
melihat bobot dari responden yang memberi-
setiap pekerja memiliki asuransi tenaga
kan jawaban untuk tiap subvariabel, subvaria-
kerja dengan bobot 4,64; dan
bel “Iritasi pada mata saat pengangkutan tanah”
3. Berdasarkan hasil pengolahan data dan
adalah subvariabel yang paling banyak
pembahasan yang telah dilakukan, maka
responden memberi jawaban “Sering” dengan
telah diketahui jenis risiko kecelakaan
bobot 2,49 berdasarkan skor Relative
kerja yang berada dalam katagori sering
Importance Index (RII) dan interpretasi
terjadi dilakosi proyek pada pekerjaan
jawaban dapat dilihat pada Tabel 4.
Pembangunan Bendungan Krueng
SIMPULAN DAN SARAN Keureuto yaitu:
Simpulan  Jenis risiko kecelakaan kerja pada
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pembangunan bendungan, yang
hasil penelitian terhadap kajian keselamatan sering terjadi adalah “iritasi pada mata

dan kesehatan kerja pada Pekerjaan saat pengangkutan tanah” dengan

Pembangunan Bendungan Krueng Keureuto bobot 2,19;


Volume 6, Nomor 1, September 2016 - 65
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

 Jenis risiko Kecelakaan kerja pada Influencing Personnel Performance


pembangunan bendungan, yang Of Construction Companies.
jarang terjadi menurut jenis International Conference On
kecelakaan adalah “tangan terpukul Economic, Business and
palu saat memasang bekisting” Management, IPEDR vol.2 (2011) ©

dengan bobot 2,08; (2011) IAC S IT Press, Philippines,

 Jenis risiko Kecelakaan kerja pada Manila.


Hadiguna, R. A. 2009, Manajemen Pabrik:
pembangunan bendungan, yang ja-
Pendekatan Sistem Untuk Efisiensi
rang terjadi menurut jenis kecelakaan
dan Efektikitas, Bumi Aksara,
adalah “terjadi kecelakaan akibat
Jakarta.
operasional alat berat” dengan bobot
Malthis, R. L. dan Jackson, J. H. 2002,
1,89.
Manajemen Sumber Daya Manusia,
Saran Salemba Empat, Jakarta.
Dari beberapa uraian diatas, maka dalam Nasir, M. 2005, Metode Penelitian, Ghalia

kesempatan ini peneliti akan menyarankan Indonesia, Bogor.

beberapa hal menyangkut dengan hasil Narbuko, C dan Achmadi, A. 2004,

penelitian. Metodelogi Penelitian, Bumi Aksara,


Jakarta.
1. Disarankan kuesioner serupa dapat juga
Ramli. 2010, Sistem Manajemen
diberikan khusus kepada konsultan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
pengawas agar dapat lebih berimbang
PT. Dian Rakyat, Jakarta.
dalam perolehan informasi mengenai
Reese, C. D dan Edison, J. V. 2006,
keselamatan dan kesehatan kerja pada
Handbook of OSHA Construction
pembangunan bendungan.
Safety and Health, Taylor & Francis
2. Instansi terkait yang bertanggung jawab
Group, United States.
terhadap pengawasan pelaksanaan
Riduwan. 2007, Skala Pengukuran
program K3 harus dapat bertindak tegas
Variabel-variabel Penelitian,
dalam hal pemberian sanksi terhadap
Alfabeta, Bandung.
perusahaan yang tidak mengindahkan
Silalahi, B, N. B dan Silalahi, R, B. 1995,
norma-norma keselamatan kerja pada Manajemen Keselamatan dan
pekerjaan kontruksi. Kesehatan Kerja, Lembaga PPM,
Jakarta.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Stoner.F, 1996, Manajemen Jilid II, BPFE,
Anonymous, Undang-undang Nomor 1
Yogyakarta.
Tahun 1970, Tentang Keselamatan
Sugiyono. 2005, Statistika Untuk
Kerja.
Penelitian, Alfabetha, Bandung.
Arashpour, M. 2011, Important Factors

66 - Volume 6, Nomor 1, September 2016

You might also like