You are on page 1of 9

ANALISIS PENGENDALIAN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA PADA PROYEK PENINGKATAN RUAS JALAN YOGYAKARTA-


BARONGAN (IMOGIRI)

Meita Sekar Palupi1 dan Adityawan Sigit2

1
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas
Islam Indonesia
Email: 12511152@students.uii.ac.id
2
Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas
Islam Indonesia
Email: adityawansigit@uii.ac.id

Abstract : Work accident rates in the highest construction sector compared to workplace
accidents in other sectors. This encourages the importance of training and
implementation of occupational safety and Health with a system approach that is
management system of occupational safety and health. Management system of
occupational safety and health Construction in Public Works (SMK3) is part of the
organizational management system implementation of construction work to control K3
risk. In Indonesia, the guidelines on SMK3 are governed by a regulation which is
regulation of the Minister of Public Works number: 05/PRT/M/2014. This research aims
to assess the K3 risks in the road improvement project of Yogyakarta-Barongan
(Imogiri), based on Permen PU number: 05/PRT/M/2014. The method used in this
research is a qualitative with empirical approach. Interviews to the project
implementation related of K3 is done to measure the authenticity of the data in the field
and also to improve the lack of the obtained data. Obtained data on K3 then processed
and assessed with the rubric assessment based on Permen PU number: 05/PRT/M/2014.
Based on the research that has been done, there is a conclusion that the Yogyakarta-
Barongan (Imogiri) Road Improvement Project has carried out the implementation of the
Occupational Safety and Health Management System (SMK3). However, a one-time work
accident due to the lack of maximum supervision from the executor and the absence of a
K3 expert that can direct the workers well.

Keywords : SMK3, Permen PU Number: 05/PRT/M/2014, Project Construction.

Angka kecelakaan kerja di sektor


1. PENDAHULUAN
konstruksi paling tinggi dibanding
1.1 Latar Belakang
dengan kecelakaan kerja di bidang
Industri konstruksi dalam kurun waktu lainnya (Rochmi, 2016). Dengan
tiga tahun terakhir ini berkembang pesat demikian perlu adanya pemahaman
dengan semakin meningkatnya pekerja tentang Keselamatan dan
pembangunan infrastruktur di Indonesia Kesehatan Kerja (K3) di pekerjaan
(Rosmayanti, 2018). Hal ini harus mereka.
didukung dengan tersedianya sumber Keselamatan dan Kesehatan Kerja
daya manusia yang berkompeten dan Konstruksi yang selanjutnya disingkat
pengawasan terhadap pekerja yang baik. K3 Konstruksi adalah segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi dalam jangka waktu terbatas, dengan
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja alokasi sumber daya tertentu dan
melalui upaya pencegahan kecelakaan dimaksudkan untuk menghasilkan
kerja dan penyakit akibat kerja pada produk atau deliverable yang kriteria
pekerjaan konstruksi (Permen PU mutunya telah ditentukan dengan jelas.
Nomor 05/PRT/M/2014). Dari pengertian tersebut menurut
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang Soeharto (1999) ciri-ciri proyek adalah
tidak terduga, tidak terencana, dan tidak sebagai berikut.
diharapkan yang terjadi di tempat kerja 1. Bertujuan menghasilkan cakupan
serta dapat mengakibatkan luka, sakit tertentu berupa produk akhir atau
bahkan meninggal dunia. Kejadian ini hasil kerja akhir.
dapat menimbulkan kerugian pada 2. Dalam proses mewujudkan cakupan
manusia, barang maupun lingkungan di atas, ditentukan jumlah biaya,
sekitar. Penyebab kecelakaan ini jadwal, serta kriteria mutu.
umumnya dipicu oleh kurangnya 3. Bersifat sementara, dalam arti
pendidikan di sektor konstruksi umurnya dibatasi oleh selesainya
(Rochmi, 2016). Permasalahan yang tugas. Titik awal dan akhir telah
terjadi juga masih sama yaitu rendahnya ditentukan dengan jelas.
penerapan Keselamatan dan Kesehatan 4. Nonrutin, tidak berulang-ulang.
Kerja (K3) di dalam proyek. Selama ini Macam dan intensitas kegiatan
penerapan Keselamatan dan Kesehatan berubah-ubah sepanjang proyek
Kerja (K3) dianggap sebagai beban berlangsung.
biaya bukan sebagai investasi untuk 2.2 Manajemen Proyek
mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menurut Sarno (2012) manajemen
Dalam penyusunan tugas akhir ini, akan proyek adalah suatu cara merencanakan,
dievaluasi bagaimana penerapan Sistem mengorganisasikan, mengarahkan, dan
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan mengontrol sumber daya perusahaan
Kerja (SMK3) pada Proyek Peningkatan dengan sasaran jangka pendek untuk
Ruas Jalan Yogyakarta-Barongan memperoleh goal objective yang
(Imogiri). Penelitian ini dilakukan di spesifik.
Proyek Peningkatan Ruas Jalan Tujuan dan manfaat manajemen proyek
Yogyakarta-Barongan (Imogiri) karena menurut Ismael (2013), manajemen
di proyek ini terlihat masih banyak memiliki tujuan sebagai berikut.
pekerja yang belum menggunakan Alat 1. Agar semua rangkaian kegiatan
Pelindung Diri (APD) yang lengkap dan tersebut tepat pada waktunya, dalam
penerapan Keselamatan dan Kesehatan hal ini tidak terjadi keterlambatan
Kerja (K3) yang belum maksimal. penyelesaian proyek.
1.2 Tujuan Penelitian 2. Biaya yang sesuai, dimaksudkan agar
tidak ada biaya tambahan lagi di luar
Tujuan penelitian ini antara lain dari perencanaaan biaya yang telah
mengetahui bahaya K3, mengetahui direncanakan.
penerapan SMK3 yang berlaku, dan 3. Kualitas sesuai dengan yang
menentukan analisis tingkat risiko K3 disyaratkan.
pada Proyek peningkatan Ruas jalan 4. Proses kegiatan sesuai dengan yang
Yogyakarta-Barongan (Imogiri). disyaratkan.
2. LANDASAN TEORI Adapun manfaat adanya manajemen
2.1 Proyek proyek menurut Ismael (2013) adalah
Menurut Soeharto (1999) kegiatan sebagai berikut.
proyek dapat diartikan sebagai suatu 1. Efisiensi, baik dilihat dari segi biaya,
kegiatan sementara yang berlangsung sumber daya maupun waktu.
2. Kontrol terhadap proyek lebih baik, harta benda atau kerugian terhadap
sehingga proyek bisa sesuai dengan proses.
lingkup, biaya sumber daya, dan 2.4.1 Penyebab Kecelakaan Kerja
waktu yang telah ditentukan. Sedangkan penyebab kecelakaan kerja
3. Meningkatkan kualitas. menurut Ramli (2010), menurut hasil
4. Meningkatkan produktivitas. statistik penyebab kecelakaan kerja 85%
5. Mampu menekan risiko yang timbul disebabkan tindakan yang berbahaya
sekecil mungkin. (unsafe act) dan 15% disebabkan
6. Koordinasi internal menjadi lebih kondisi yang berbahaya (unsafe
baik. condition). Penjelasan kedua penyebab
7. Meningkatkan semangat, tanggung kecelakaan kerja adalah sebagai berikut.
jawab serta loyalitas tim terhadap 1. Tindakan yang berbahaya (unsafe
proyek, yaitu dengan pemberian act) yaitu perilaku atau perbuatan
tugas yang jelas kepada masing- yang menimbulkan kecelakaan
masing anggota tim. seperti ceroboh, tidak memakai alat
2.3 Mutu pelindung diri, dan lain-lain. Hal ini
Mutu mencakup segala keistimewaan disebabkan oleh gangguan kesehatan,
dan keunggulan yang memberikan gangguan penglihatan, penyakit,
kepuasan total kepada konsumen, cemas serta kurangnya pengetahuan
meliputi keunggulan dalam hal kualitas dalam proses kerja, cara kerja, dan
produk, harga, ketepatan waktu, lain-lain.
pelayanan, keamanan, dan pertimbangan 2. Kondisi yang berbahaya (unsafe
moral. condition) yaitu faktor-faktor
Pengendalian mutu meliputi keseluruhan lingkungan fisik yang dapat
kegiatan produksi dari mulai mendatangkan kecelakaan seperti
perencanaan (plan), kemudian mesin tanpa pengaman, penerangan
mengimplementasikan perencanaan itu yang tidak sesuai, Alat Pelindung
menjadi kenyataan (do), dan mengkaji Diri (APD) tidak efektif, lantai yang
kembali sejauh mana kesesuaian antara berminyak, dan lain-lain.
hasil dengan rencana semula (check). 2.5 Keselamatan dan Kesehatan
Selanjutnya dilakukan perbaikan yang Kerja (K3)
perlu apabila kesesuaian antara hasil Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
dengan rencana tidak tercapai (action). adalah upaya perlindungan yang
Keseluruhan langkah tersebut P-D-C-A ditujukan agar tenaga kerja dan orang
(Plan, Do, Check, Action) akan menjadi lainnya di tempat kerja/perusahaan
sebuah siklus pengendalian yang satu selalu dalam keadaan selamat dan sehat,
sama lain saling bergantung dan serta agar setiap sumber produksi dapat
berkesinambungan. digunakan secara aman dan efisien
Tujuan pengendalian mutu adalah agar (Kepmenaker Nomor 463/MEN/1993).
tidak terjadi barang yang tidak sesuai Berdasarkan Undang-undang Nomor 1
dengan standar mutu yang diinginkan Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,
(second quality) terus-menerus dan bisa bahwa tujuan Keselamatan dan
mengendalikan, menyeleksi, menilai Kesehatan Kerja (K3) yang berkaitan
kualitas sehingga konsumen merasa dengan mesin, peralatan, landasan
puas dan perusahaan tidak rugi. tempat kerja, dan lingkungan tempat
2.4 Kecelakaan Kerja kerja adalah mencegah terjadinya
Menurut Suma’mur (2009), kecelakaan kecelakaan dan sakit akibat kerja,
kerja adalah suatu keadaan atau memberikan perlindungan pada sumber-
peristiwa yang tidak diinginkan yang sumber produksi sehingga dapat
merugikan terhadap manusia, merusak
meningkatkan efisiensi dan 5. Dapat meningkatkan produktivitas
produktivitas. kerja.
2.6 Sistem Manajemen Keselamatan Penerapan SMK3 Konstruksi bidang
dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pekerjaan Umum menurut Permen PU
Menurut Permen PU Nomor: Nomor: 05/PRT/M/2014 meliputi.
05/PRT/M/2014, Sistem Manajemen 1. Kebijakan K3.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2. Perencanaan K3.
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum 3. Pengendalian Operasional.
yang selanjutnya disingkat SMK3 4. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja
Konstruksi Bidang PU adalah bagian K3.
dari sistem manajemen organisasi 5. Tinjauan Ulang Kinerja K3.
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam 3. METODE PENELITIAN
rangka pengendalian risiko K3 pada Metode yang digunakan dalam
setiap pekerjaan konstruksi bidang penelitian ini adalah metode kualitatif
Pekerjaan Umum. dengan pendekatan empirik dan
Tujuan diberlakukannya penerapan subjektivitas yang bertujuan untuk
SMK3 menurut Peraturan Menteri mengetahui dan menganalisis
Pekerjaan Umum Nomor: Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
05/PRT/M/2014 adalah sebagai berikut. di proyek Peningkatan Ruas Jalan
1. Meningkatkan efektifitas Yogyakarta-Barongan (Imogiri) dengan
perlindungan keselamatan dan berpedoman pada Permen PU Nomor:
kesehatan kerja yang terencana, 05/PRT/M/2014.
terukur, terstruktur, dan terintegrasi. Dalam melakukan penelitian dibutuhkan
2. Dapat mencegah dan mengurangi data-data yang berkaitan dengan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
kerja. data-data tersebut digunakan sebagai
3. Menciptakan tempat kerja yang acuan penilaian yang akan dilakukan
aman, nyaman, dan efisien untuk pada proyek tersebut. Penilaian
mendorong produktivitas. dilakukan oleh Safety Officer yaitu data
Menurut Tarwaka (2008) manfaat yang diperoleh diolah dan dimasukkan
penerapan Sistem Manajemen ke dalam tabel penilaian risiko,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja melakukan identifikasi bahaya yang
(SMK3) bagi perusahaan adalah. mungkin terjadi lalu dinilai tingkat
1. Pihak manajemen dapat mengetahui risiko yang terjadi di proyek. Penilaian
kelemahan-kelemahan unsur sistem tingkat risiko menggunakan rubrik
operasional sebelum timbul penilaian yang berpedoman pada
gangguan operasional, kecelakaan, Permen PU Nomor: 05/PRT/M/2014.
insiden, dan kerugian-kerugian 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
lainnya. 4.1 Data Hasil Penelitian
2. Dapat diketahui gambaran secara Pada tahapan ini, didapatkan data
jelas dan lengkap tentang kinerja K3 penelitian yang berkaitan dengan Sistem
di perusahaan. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
3. Dapat meningkatkan pemenuhan Kerja (SMK3) pada Proyek Peningkatan
terhadap peraturan perundangan Ruas Jalan Yogyakarta-Barongan
bidang K3. (Imogiri). Data-data tersebut berupa data
4. Dapat meningkatkan pengetahuan, primer dan data sekunder yang
keterampilan, dan kesadaran tentang selanjutnya akan dianalisis dengan
K3 khususnya bagi karyawan yang melakukan penilaian tingkat risiko
terlibat dalam pelaksanaan audit. menggunakan rubrik penilaian yang
berpedoman pada Permen PU Nomor: dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai
05/PRT/M/2014. berikut.
4.1.1 Gambaran Umum Proyek a. Menekan kecelakaan kerja.
Proyek Peningkatan Ruas Jalan b. Meningkatkan kesehatan
Yogyakarta – Barongan (Imogiri) karyawan dengan menghilangkan
merupakan pekerjaan peningkatan penyakit akibat kerja.
struktur jalan yang meliputi Pekerjaan c. Mematuhi persyaratan undang-
Drainase, Pekerjaan Pelebaran Jalan dan undang dan persyaratan lainnya
Bahu Jalan, Pekerjaan Perkerasan Aspal, yang berlaku.
Pekerjaan Pengembalian Kondisi, dan d. Melakukan perbaikan terus-
Pekerjaan Minor. Data mengenai profil menerus Sistem Manajemen
proyek dapat dilihat sebagai berikut. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tabel 1 Profil Proyek (SMK3).
Nama Peningkatan Ruas 2. Organisasi Keselamatan dan
Jalan Yogyakarta- Kesehatan (K3)
Barongan (Imogiri) Dalam proyek Peningkatan Ruas
Jalan Yogyakarta-Barongan (Imogiri)
Jalan Imogiri Timur,
Lokasi Proyek terdapat struktur organisasi yang
Barongan, Jetis, Kab.
mengatur Keselamatan dan
Bantul
Kesehatan Kerja (K3).
620602/BM/129/19
Nomor
AHLI K3
Kontrak
20 Februari 2019
Tanggal
Kontrak
Unit Price
Jenis Kontrak P3K EMERGENCY KEBAKARAN/
Dinas PUP-ESDM BAHAYA
Pemilik
DIY LAIN
PT. Anggaza Widya
Penyedia Jasa
Ridhamulia Gambar 1 Struktur Organisasi K3
150 Hari Kalender 3. Perencanaan Keselamatan dan
Waktu Kesehatan Kerja (K3)
Pelaksanaan a. Identifikasi Bahaya dan
365 Hari Kalender Pengendalian Risiko
Masa
Pemeliharaan Identifikasi bahaya yang mungkin
Rp 8.856.696.785,52 terjadi.
Nilai Kontrak 1) Tertimpa bahan bangunan atau
4.1.2 Sistem Manajemen Keselamatan material.
dan Kesehatan Kerja (PRA- 2) Terjatuh ke dalam lubang
RK3K) galian.
1. Kebijakan Keselamatan dan 3) Tergelincir.
Kesehatan Kerja (K3) 4) Terkena alat kerja.
PT. Anggaza Widya Ridhamulia Pengendalian risiko K3 yang
akan terus menyediakan dan dilakukan.
memelihara lingkungan kerja yang 1) Pada tempat galian atau tempat
aman dari kecelakaan dan sehat bagi bekerja yang berbahaya
pekerja di seluruh area operasi dipasangi rambu lalu lintas
perusahaan. Kebijakan Keselamatan untuk sementara sampai
pekerjaan selesai.
2) Gunakan helm dan sepatu. 4.2 Pembahasan
3) Gunakan alat tersebut sesuai Data yang diperoleh berupa data
dengan fungsi dan kecelakaan kerja yang terjadi di Proyek
keperluannya. Peningkatan Ruas Jalan Yogyakarta-
b. Pemenuhan Perundang-undangan Barongan (Imogiri).
dan Persyaratan Lainnya Penerapan Sistem Manajemen
1) UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan Kerja. (SMK3) pada Proyek Peningkatan Ruas
2) UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jalan Yogyakarta-Barongan (Imogiri)
Jasa Konstruksi. sudah dilaksanakan sebesar %. Hal ini
3) Peraturan Menteri PU No. karena terjadi insiden kecelakaan kerja
09/PRT/M/2008 tentang yang terjadi pada saat proyek sedang
Pedoman Sistem Manajemen berjalan.
Keselamaan dan Kesehatan Insiden atau kecelakaan kerja terjadi
Kerja (SMK3) Konstruksi pada Pekerjaan Tanah dan Berbutir.
Bidang PU Penyebab terjadinya kecelakaan kerja
4) Peraturan Menteri PU Mo. yang terjadi yaitu pekerja proyek tergilas
05/PRT/M/2014 tentang alat berat Excavator PC75 sehingga
Pedoman Sistem Manajamen menyebabkan bagian kaki mengalami
Keselamatan dan Kesehatan luka yang membuat tulang di sekitar
Kerja (SMK3) Konstruksi mata kaki rompal. Diketahui bahwa
Bidang PU. pekerja memakai sepatu safety pada saat
c. Sasaran K3 dan Program K3 bekerja namun pada saat melakukan
Sasaran K3 proyek ini adalah. pekerjaan sedikit tidak fokus. Pekerja
1) Tidak ada kecelakaan kerja yang mengalami kecelakaan langsung
yang berdampak korban jiwa dilarikan ke rumah sakit terdekat dan
(Zero Fatal Accident). menjalani penyembuhan selama kurang
2) Tingkat penerapan elemen lebih satu bulan lamanya.
Sistem Manajemen Berdasarkan tingkat keparahannya
Keselamatan dan Kesehatan kecelakaan kerja ini digolongkan dalam
Kerja (SMK3) minimal 80%. luka berat, sedang tingkat kekerapannya
3) Semua pekerja wajib memakai digolongkan dalam tingkat jarang terjadi
Alat Pelindung Diri (APD) dalam kegiatan konstruksi. Sehingga
yang sesuai bahaya dan risiko tingkat risiko K3 masuk kategori 2 atau
pekerjaan masing-masing. tingkat risiko sedang. Hal ini
Program K3 proyek ini adalah. dikarenakan pekerja mengalami luka
1) Melaksanakan rencana K3 sedang dengan masa penyembuhan
dengan menyediakan sumber selama kurang lebih satu bulan.
daya K3 (APD, rambu-rambu, Kecelakaan kerja ini dapat menimpa
spanduk, pagar pengaman, pekerja proyek salah satu faktornya
jaringan pengaman, dsb) karena kurang pengawasan dari tim
secara konsisten. pengawas kepada pekerja proyek. Selain
2) Melakukan inspeksi secara itu diketahui bahwa tidak disediakannya
rutin terhadap kondisi dan cara ahli K3 tetapi hanya disediakan Alat
kerja berbahaya. Pelindung Diri (APD) saja. Tindakan
3) Memastikan semua pekerja pengendalian risiko yang selanjutnya
untuk mematuhi peraturan dilakukan oleh perusahaan setelah
yang telah ditetapkan. terjadi kecelakaan kerja tersebut adalah
pekerja dihimbau agar berhati-hati
dalam bekerja dan diharuskan
menggunakan APD yang telah f. Pekerjaan Lain-lain : Terkena
disediakan. cangkul, tertabrak kendaraan, dan
Pelaksanaan tanggung jawab PT. terganggunya lalu lintas umum.
Anggaza Widya Ridhamulia terhadap 2. Penerapan Sistem Manajemen
pekerja yang mengalami kecelakaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
kerja adalah menanggung sepenuhnya (SMK3) pada Proyek Peningkatan
biaya pengobatan sampai pekerja bisa Ruas Jalan Yogyakarta-Barongan
kembali bekerja di proyek. Untuk (Imogiri) sudah dijalankan sebesar
pekerja yang bekerja di Proyek 70%.
Peningkatan Ruas Jalan Yogyakarta- 3. Data yang telah telah dianalisis oleh
Barongan (Imogiri) diikutsertakan ke Safety Officer didapatkan hasil
dalam Badan Penyelenggara Jaminan bahwa.
Sosial (BPJS). a. Pekerjaan Mobilisasi Alat
5. KESIMPULAN DAN SARAN 1) Identifikasi bahaya berupa
5.1 Kesimpulan terjadi tabrakan mempunyai
Berdasarkan penelitian yang dilakukan tingkat risiko 0 (nihil).
tentang Analisis Pengendalian Risiko 2) Identifikasi bahaya berupa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) lepasnya alat berat dari mobil
di Proyek Peningkatan Ruas Jalan angkutan/jatuh mempunyai
Yogyakarta-Barongan (Imogiri) tingkat risiko 0 (nihil).
didapatkan kesimpulan bahwa. 3) Identifikasi bahaya berupa
1. Bahaya yang mungkin terjadi di terkena alat berat mempunyai
Proyek Peningkatan Ruas Jalan tingkat risiko 0 (nihil).
Yogyakarta-Barongan (Imogiri)
b. Pekerjaan Tanah & Berbutir
adalah sebagai berikut. (Galian Tanah, LPA, dan CTB)
a. Mobilisasi Alat : Terjadinya 1) Identifikasi bahaya berupa
tabrakan, lepasnya alat berat dari
terkena peralatan berat
mobil angkutan/jatuh, dan terkena mempunyai tingkat risiko 0
alat berat.
(nihil).
b. Pekerjaan Tanah & Berbutir 2) Identifikasi bahaya pekerja
(Galian Tanah, LPA, dan CTB) : jatuh ke dalam galian
Terkena peralatan kerja, pekerja
mempunyai tingkat risiko 0
jatuh ke dalam galian, terjadinya (nihil).
longsor karena tanah tidak kering,
3) Identifikasi bahaya terjadinya
dan kecelakaan akibat terkena alat
longsor karena tanah tidak
berat.
kering mempunyai tingkat
c. Pekerjaan Aspal (Lapis Perekat, risiko 0 (nihil).
AC WC, dan AC BC) : Terkena
4) Identifikasi bahaya berupa
peralatan kerja, terjadi gangguan
kecelakaan akibat terkena alat
lalu lintas, dan terkena reruntuhan
berat mempunyai tingkat risiko
material dari dumptruck.
3 (tingkat risiko sedang).
d. Pekerjaan Pasang Batu (Pasang
c. Pekerjaan Aspal (Lapis Perekat,
Mortar dan Pasang Batu) :
AC WC, dan AC BC)
Terkena peralatan kerja dan
terkena reruntuhan material. 1) Identifikasi bahaya berupa
terkena peralatan kerja
e. Pekerjaan Beton : Terkena bahan
mempunyai tingkat risiko 0
kimia beton, terjadi gangguan lalu
(nihil).
lintas, dan terkena reruntuhan
material dari truck mixer. 2) Identifikasi bahaya berupa
terjadi gangguan lalu lintas
mempunyai tingkat risiko 0 Kesehatan Kerja (SMK3) yang sudah
(nihil). berjalan di proyek dengan menambah
3) Identifikasi bahaya berupa beberapa program yang berkaitan
terkena reruntuhan material dengan K3 agar tercapai zero fatal
dari dumptruck mempunyai accident di lokasi proyek.
tingkat risiko 0 (nihil). 2. Perlunya tindakan tegas dan disiplin
d. Pekerjaan Pasang Batu (Pasang dari PT. Anggaza Widya Ridhamulia
Mortar & Pasang Batu) selaku pihak penyedia jasa dalam
1) Identifikasi bahaya berupa melakukan pengawasan terkait K3
terkena peralatan kerja agar tercipta kondisi yang aman
mempunyai tingkat risiko 0 untuk bekerja di lokasi proyek.
(nihil). 3. Disediakan ahli Keselamatan dan
2) Identifikasi bahaya berupa Kesehatan Kerja (K3) dalam
terkena reruntuhan material pelaksanaan proyek agar pekerja
mempunyai tingkat risiko 0 mendapat sosialisasi K3 secara jelas
(nihil). sehingga dapat mengedukasi para
e. Pekerjaan Beton pekerja.
1) Identifikasi bahaya berupa 4. Diadakan safety briefing secara
terkena bahan kimia beton berkala agar pekerja semakin paham
mempunyai tingkat risiko 0 dan sadar akan pentingnya
(nihil). Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2) Identifikasi bahaya berupa (K3) di proyek konstruksi.
terjadinya gangguan lalu lintas 6. DAFTAR PUSTAKA
mempunyai tingkat risiko 0 Depnaker. 1970. Undang-Undang RI
(nihil). Nomor 1 Tahun 1970 tentang
3) Identifikasi bahaya berupa Keselamatan Kerja. Departemen
terkena material dari truck Tenaga Kerja RI. Jakarta.
mixer mempunyai tingkat Ismael, I. 2013. Keterlambatan Proyek
risiko 0 (nihil). Konstruksi Gedung Faktor
Penyebab dan Tindakan
f. Pekerjaan Lain-lain
Pencegahannya. Jurnal
1) Identifikasi bahaya berupa
Momentum. Vol.14 No.1. Padang.
terkena cangkul mempunyai
Menteri Pekerjaan Umum Republik
tingkat risiko 0 (nihil).
Indonesia. 2014. Pedoman Sistem
2) Identifikasi bahaya berupa Manajemen Keselamatan dan
tertabrak kendaraan Kesehatan Kerja (SMK3)
mempunyai tingkat risiko 0 Konstruksi Bidang Pekerjaan
(nihil). Umum. Kementrian Pekerjaan
3) Identifikasi bahaya berupa Umum Republik Indonesia.
terganggunya lalu lintas umum Jakarta.
mempunyai tingkat risiko 0 Menteri Tenaga Kerja. 1996. Sistem
(nihil). Manajemen Keselamatan dan
5.2 Saran Kesehatan Kerja. Kementrian
Adapun saran untuk perbaikan atas Tenaga Kerja Republik Indonesia.
permasalahan yang ditemukan di Proyek Jakarta.
Peningkatan Ruas Jalan Yogyakarta- Ramli, Soehatman. 2010. Sistem
Barongan (Imogiri) adalah sebagai Manajemen Keselamatan &
berikut. Kesehatan Kerja OHSAS 18001.
1. Meningkatkan penerapan Sistem Dian Rakyat. Jakarta.
Manajemen Keselamatan dan
Rochmi, N.M. 2016. Kecelakaan Kerja
Sektor Konstruksi Paling Tinggi.
Beritagar.id. 20 Mei:1. Jakarta
Rosmayanti. 2018. Kadin: Daya Saing
Industri Konstruksi dan
Infrastuktur Meningkat
Signifikan. Wartaekonomi.co.id.
31 Oktober:1. Jakarta.
Sarno, R. 2012. Analisis dan Desain
Berorientasi Servis Aplikasi
Manajemen Proyek. Andi Offset.
Yogyakarta.
Soeharto, I. 1999. Manajemen Proyek
(Dari Konseptual Sampai
Operasional). Erlangga. Jakarta.
Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan
Dan Kesehatan Kerja (Hiperkes).
Sagung Seto. Jakarta.
Tarwaka. 2008. Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Manajemen dan
Implementasi K3 Di Tempat
Kerja. Harapan Press. Surakarta.

You might also like