You are on page 1of 8

Jurnal Penelitian Kesmasy Vol. 3 No.

1 Edition: November 2020 – April 2021


http://ejournal.delihusada.ac.id/index.php/JPKSY
Received: 20 September 2020 Revised: 26 Oktober 2020 Accepted: 29 Oktober 2020

PEMODELAN REGRESI LOGISTIK PADA FAKTOR FISIK DAN


KELELAHAN KERJA DENGAN RISIKO KERJA PEKERJA PROYEK
PEMBANGUNAN JALAN TOL MEDAN – BINJAI DI PT. HUTAMA
KARYA INFRASTRUKTUR

Novrika Silalahi, Natalia Magdalena Simbolon


Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua
Fakultas Kesehatan Masyarakat
e-mail: novrikasilalahi29@gmail.com

Abstract
Infrastructure take hold of an important role as one of the cogs of
economic growth and development in every country including
Indonesia. The negative impacts arising from the process of
infrastructure development / construction are the emergence of work
accident rates due to the risk of unsafe work environments and unsafe
actions taken by workers. This research is an analytical survey with
Cross Sectional Design involving 150 employees of PT. Hutama Karya
Infrastruktur as a population and uses the Slovin formula as a sample
of 60 people. Data obtained by interview and using questionnaires.
Analysis of the data used is univariate, bivariate using the chi-square
test and mutivariate using the Multiple Logistic Regression Test with the
enter method. Based on the chi square test, the results obtained
variables related to work risk are dust in the work environment (p
<0.017), noise (p = 0.025), work fatigue (p = 0.005). The results
showed that the three variables were candidates who entered into the
multivariate analysis modeling namely dust in the work environment,
noise, and work fatigue. The most related or dominant analysis result is
work fatigue variable (2,268). Therefore, researchers suggest that
workers always apply SOP on safety to avoid the risk of work accidents.

Keywords:logistic regression, work wisk, work accident

1. Pendahuluan konstruksi ini wajib memenuhi


ketentuan tentang keteknikan,
Pekerjaan kontruksi merupakan
keselamatan dan kesehatan
kombinasi dari berbagai macam
kesehatan kerja (K3), perlindungan
disiplin ilmu pengetahuan, baik
tenaga kerja, serta tata lingkungan
dilihat dari segi teknisnya dan
setempat untuk menjamin
termasuk juga di dalamnya unsur
terwujudnya tertib penyelenggaraan
sumber daya manusianya. Dalam
pekerjaan konstruksi (Doloksaribu,
pekerjaan konstruksi selalu
2018).
menyangkut dengan penyelenggar-
aan pekerjaan konstruksi dan Pengaruh negatif dari proses
masyarakat penyelenggara pembangunan konstruksi yaitu
pekerjaan konstruksi itu sendiri. munculnya angka kecelakaan kerja
Dimana penyelenggaraan pekerjaan akibat resiko lingkungan kerja yang

35
Novrika, Magdalena, Pemodelan Regresi Logistik...

tidak aman dan tindakan tidak aman. kecelakaan kerja termasuk angka
Penyebabnya yaitu pekerjaan jasa yang masih tinggi di beberapa
konstruksi berada pada lingkungan negara (Doloksaribu, 2018).
yang hampir selalu berada di tempat
PT. Hutama Karya Infrastruk-
terbuka, dan akses yang mudah
tur (HKI) merupakan salah satu
untuk dimasuki orang yang berbeda,
perusahaan Badan Usaha Milik
dimana kondisi tersebut tidak
Negara yang bergerak dibidang jasa
mendukung untuk k3, sehingga
konstruksi. Saat ini HKI tengah
berpotensi untuk terjadi kecelakaan
berfokus pada konstruksi Jalan Tol
kerja (Hinze, 1997 dalam Hesti
Trans Sumatera (JTTS). Proyek
2006).
pembangunan ini adalah proyek
Kerugian dan kecelakaan yang pembangunan Jalan Tol Medan –
dialami perusahaan bervariasi, yang Binjai yang berada di Jalan KL. Yos
meliputi unsur manusia, mesin Sudarso. Jumlah Pekerja saat ini
(material) dan lingkungan kerja. Di sebanyak 150 pekerja yang terbagi
tingkat global, berdasarkan data menjadi beberapa unit jenis
Organisasi Buruh International (ILO) pekerjaan.
2019, setiap tahun sekitar 380.000
Salah satu proyek yang sedang
pekerja atau 13,7 persen dari 2, 78
dilaksanakan adalah proyek
juta orang meninggal setiap tahun
pembangunan jalan tol Medan-Binjai.
akibat kecelakaan kerja atau
Dari data perusahaan, sebagian
penyakit akibat kerja, salah satu
besar kecelakaan kerja terjadi akibat
penyebab yaitu karena masih
faktor manusia serta faktor
rendahnya kesadaran pengusaha dan
lingkungan kerja. Dari hasil
karyawan akan pentingnya
observasi, peneliti menemukan
penerapan Kesehatan dan
banyak debu bertebaran di
Keselamatan Kerja (K3).
lingkungan kerja, dan juga terdapat
Berdasarkan laporan tahunan kebisingan saat melakukan
kecelakaan kerja yang diperoleh dari pekerjaan pemancangan dari suara
BPJS Ketenagakerjaan, tahun 2011 mesin. Hari kerja pekerja di Proyek
terjadi kenaikan menjadi 99.491 Waktu para perkerja dalam
kasus, dimana hampir 32% dari pembangunan jalan tol Medan –
kasus kecelakaan tersebut terjadi Binjai adalah hari Senin - Minggu
di sektor konstruksi dan termasuk dengan waktu lembur yang tidak
didalamnnya proyek jalan tol. terduga. Hal tersebut mengakibatkan
Pada tahun 2013 terjadi 103.285 terjadi kelelahan pada pekerja.
kasus kecelakaan kerja dengan rata- Berdasarkan uraian diatas maka
rata kecelakaan kerja terdapat 283 peneliti tertarik melakukan penelitian
kasus setiap harinya. Pada tahun tentang apakah ada hubungan faktor
2015 kasus kecelakaan kerja di fisik (paparan debu, kebisingan) dan
Indonesia meningkat menjadi kelelahan dengan resiko kecelakaan
110.285 kasus kecelakaan kerja. kerja pada pekerja pembangunan
Dari angka di atas dapat dikatakan jalan tol Medan - Binjai di PT.
pada sektor konstruksi, kasus Hutama Karya Infrastruktur.

36
Novrika, Magdalena, Pemodelan Regresi Logistik...

2. Metode Penelitian Tabel 1. Hasil Univariat


Jenis penelitin ini bersifat Persentase
No. Variabel F
(%)
analitik dengan desain cross
sectional, yang bertujuan untuk Paparan Debu

mengetahui hubungan antara 1. 1. Tinggi 34 56,7


variabel terikat pada penelitian ini. 2. Rendah 26 43,3
Populasi penelitian adalah seluruh Total 60 100,0
pekerja proyek pembangunan jalan Kebisingan
tol Medan – Binjai PT. Hutama Karya 2. 1. Tinggi 39 65,0
Infrastruktur yang berjumlah 150 2. Rendah 21 35,0
orang. Sampel penelitian ini Total 60 100,0
ditentukan secara sampling acak Kelelahan Kerja
sebanyak 60 orang. Data dalam 3. 1. Berat 44 73,3
penelitian ini dikumpulkan 2. Ringan 16 26,7
menggunakan kuesioner dan Total 60 100,0
pencatatan hasil dari pengamatan. Risiko Kecelakaan Kerja
Data yang didapatkan kemudian 4. 1. Rendah 19 31,7
dianalisis dengan analisis univariat, 2. Tinggi 41 68,3
bivariat, dan multivariat. Analisis Total 60 100,0
multivariat yaitu analisis yang
menghubungkan beberapa variabel
Dari hasil Tabel 1 menunjukkan
independen dengan satu variabel
bahwa paparan debu yang diperoleh
dependen dalam waktu yang
responden saat bekerja sebanyak 34
bersamaan. Regresi logistik adalah
orang (56,7%) mengatakan terpapar
salah satu analisis multivariat untuk
debu, dan sebanyak 26 orang
menghubungkan beberapa variabel
(43,3%) mengatakan tidak terpapar
independen dengan satu variabel
oleh debu. Kebisingan yang ada di
dependen dalam waktu yang
lingkungan kerja yang diterima
bersamaan, dimana dalam penelitian
responden dala kategori tinggi
ini akan dilakukan pemodelan
sebanyak 39 orang (65%), dan
prediksi. Model prediksi bertujuan
kebisingan dengan kategori rendah
untuk memperoleh model dari
sebanyak 21 orang (35%). Kelelahan
beberapa variabel independen yang
yang diterima responden di
dianggap tepat memprediksi variasi
lingkungan kerja dengan tingkat
pada variabel dependen.
yang berat sebanyak 44 orang
3. Hasil dan Pembahasan (73,3%), dan kelelahan dengan
Dari hasil analisis, untuk tingkat yang ringan sebanyak 16
univariat akan dipaparkan frekuensi orang (26,7%). Risiko kecelakaan
dan persentase variabel dependen kerja yang ada di lingkungan kerja
dan independen yaitu paparan debu, dengan tingkat yang rendah
kebisingan, kelelahan kerja dan risiko sebanyak 19 orang (31,7%), dan
kecelakaan kerja. resiko kecelakaan kerja dengan
tingkat yang tinggi sebanyak 41
orang (68,3%).

37
Novrika, Magdalena, Pemodelan Regresi Logistik...

A. Analisis Bivariat terikat (risiko kecelakaan kerja).


Dengan menggunakan uji Chi-Square
Analisis bivariat bertujuan
dengan nilai α (Alpha) adalah 0,05
untuk mengetahui hubungan variabel
(5%).
bebas (paparan debu, kebisingan,
dan kelelahan) terhadap variabel

Tabel 2. Hubungan Paparan Debu dengan Risiko Kecelakaan Kerja


Risiko Kecelakaan
Kerja Total
Paparan Debu P -value
Rendah Tinggi
F % F % F %
Tinggi 6 10,0 28 46,7 34 56,7
Rendah 13 21,7 13 21,6 26 43,3 0,017
Total 19 31,7 41 68,3 60 100
13 orang (21,6%). Hasil uji statistik
Berdasarkan Tabel 2 dapat
diperoleh nilai p-value adalah 0,
dilihat bahwa dari 60 responden
017 (p-<0,05) yang artinya ada
penelitian, paparan debu yang
hubungan paparan debu dengan
tinggi dengan risiko kecelakaan
risiko kecelakaan kerja pada
kerja rendah sebanyak 6 orang
pekerja di PT. Hutama Karya
(10,0%) dan paparan debu yang
Infrastruktur.
tinggi dengan risiko kecelakaan
kerja tinggi sebanyak 28 orang
(46,7%). Sedangkan paparan debu
yang rendah dengan risiko
kecelakaan kerja rendah sebanyak
13 orang (21,7%) dan paparan
debu yang rendah dengan risiko
kecelakaan kerja tinggi sebanyak

Tabel 3. Hubungan Kebisingan dengan Risiko Kecelakaan Kerja


Risiko Kecelakaan Kerja
Total p - value
Kebisingan Rendah Tinggi
F % F % F %
Tinggi 8 13,3 31 51,7 39 65,0
0,025
Rendah 11 18,4 10 16,6 21 35,0
Total 19 31,7 41 68,3 60 100,0
yang tinggi dengan risiko
Berdasarkan Tabel 3, hubungn
kecelakaan kerja tinggi sebanyak
kebisingan dengan risiko
31 orang ( 51,7%). Sedangkan
kecelakaan kerja diketahui bahwa
responden yang mengalami
dari 60 responden penelitian yang
kebisingan yang rendah dengan
mengalami kebisingan yang tinggi
risiko kecelakaan kerja rendah
dengan risiko kecelakaan kerja
sebanyak 11 orang (18,4%) dan
rendah sebanyak 8 orang (13,3%)
yang mengalami kebisingan rendah
dan yang mengalami kebisingan
dengan risiko kecelakaan kerja

38
Novrika, Magdalena, Pemodelan Regresi Logistik...

tinggi sebanyak 10 orang (16,6%). variabel yang dimasukkan kedalam


Hasil uji statistik diperoleh nilai p- analisis dapat dilihat pada Tabel 5 :
value adalah 0,025 (p-<0,05) yang
Tabel 5. Seleksi Variabel
artinya ada hubungan kebisingan Multivariat
dengan risiko kecelakaan kerja.
Tabel 4. Hubungan Kelelahan No Variabel p-value
dengan Risiko Kecelakaan Kerja 1. Paparan Debu 0,017
Risiko
2. Kebisingan 0,025
Tot P- 3. Kelelahan 0,005
Kelela Kecelakaan Kerja
al val
han Rendah Tinggi
ue
F F F
Selanjutnya seluruh variabel
Berat 9 35 44
0,0 tersebut yang melalui Metode Enter
Ringan 10 6 16
05 dan menjadi kandidat dimasukkan
Total 19 41 60
secara bersama-sama kedalam
Berdasarkan Tabel 4, analisis regresi logistik. Hasil
hubungan kelelahan dengan risiko analisis regresi logistik dapat dilihat
kecelakaan kerja diketahui bahwa pada Tabel 6 :
dari 60 responden penelitian yang
Tabel 6. Hasil Regresi Logistik
mengalami kelelahan berat dengan
Tahap I
risiko kecelakaan kerja rendah
p-
sebanyak 9 orang (15,0%) dan No Variabel B
value
yang mengalami kelelahan berat -
1. Constant 0,009
dengan risiko kecelakaan kerja 2,244
tinggi sebanyak 35 orang (58,3%). Paparan
2. 1,808 0,017
Debu
Sedangkan responden yang
3. Kebisingan 1,111 0,025
mengalami kelelahan ringan dengan 4. Kelelahan 2,148 0,005
risiko kecelakaan kerja rendah
Variabel yang valid dalam
sebanyak 10 orang (16,7%) dan
model multivariat adalah variabel
yang mengalami kelelahan ringan
yang mempunyai p-value < 0,05.
dengan risiko kecelakaan kerja
Berdasarkan hasil regresi logistik
tinggi sebanyak 6 orang (10,0%).
diatas, variabel kebisingan
diperoleh hasil p-value = 0,101
B. Analisis Multivariat dimana nilai p-value >0,05
Untuk menganalisis pengaruh sehingga variabel tersebut
variabel independen terhadap dikeluarkan dari model. Kemudian
variabel dependen tersebut dilakukan pengujian terakhir
dilakukan analisis regresi logistik terhadap variabel paparan debu
dengan nilai α (alpha) = 0,05. dengan nilai p-value = 0,014 dan
Kriteria seleksi yang dilakukan variabel kelelahan dengan nilai p-
dalam analisis ditetapkan dengan value = 0,005, dikarenakan nilai p-
nilai p < 0,25 dari hasil analisis value < 0,05. Hasil analisis regresi
menggunakan Metode Enter. logistik dapat dilihat pada Tabel 7 :
Berdasarkan hasil analisis, kandidat

39
Novrika, Magdalena, Pemodelan Regresi Logistik...

Tabel 7. Seleksi Variabel Dengan demikian, probabilitas


Multivariat Tahap II pekerja untuk mengalami
kecelakaan kerja yang dipengaruhi
No Variabel p-value OR
oleh faktor paparan debu dan
Paparan
1. 0,014 6,958 kelelahan yaitu sebesar 0,9743 atau
Debu
2. Kelelahan 0,005 9,643 91,40%.
Berdasarkan hasil uji regresi 4. Kesimpulan
logistik tahap terakhir diketahui
Berdasarkan hasil penelitian
bahwa variabel yang paling
dapat disimpulkan bahwa:
berhubungan dengan risiko
kecelakaan kerja dalam penelitian 1. Ada hubungan paparan debu
ini yaitu variabel kelelahan dengan dengan risiko kecelakaan kerja
nilai p-value = 0,003 dan Odds pada pekerja di PT. Hutama
Ratio (OR) = 9,643 dengan CI 95% Karya Infrastruktur.
(2,180 – 42,662). Hasil dapat 2. Ada hubungan kebisingan
dilihat di Tabel 8 : dengan risiko kecelakaan kerja
pada pekerja di PT. Hutama
Tabel 8. Hasil Regresi Logistik
Karya Infrastruktur.
Tahap Terakhir
3. Ada hubungan kelelahan
p-
No Variabel B OR dengan risiko kecelakaan kerja
value
- pada pekerja di PT. Hutama
1. Constant 0,023 -
1,738 Karya Infrastruktur.
Paparan 4. Variabel yang berpengaruh
2. 1,940 0,007 6,958
Debu terhadap risiko kecelakaan kerja
3. Kelelahan 2,266 0,003 9,643
yaitu paparan debu dan
kelelahan, dan variabel yang
Maka pemodelan regresi logistik
paling dominan berpengaruh
analisis multivariat dengan
terhadap risiko kecelakaan kerja
persamaan sebagai berikut :
adalah Kelelahan.
Y = α + ß1X1 + ß2X2
Y = – 0,570 + 1,940 (1) + 2,268
5. Daftar Pustaka
(1)
Y = 3,638 Aronson, P.I. & Ward, J.P.T., 2010.
Dengan demikian nilai peluang At a Glance Sistem
atau probabilitas yaitu : Kardiovaskular. Jakarta:
Erlangga.

Anizar. 2009. Teknik Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja di
Industry. Graha Ilmu.
Yogyakarta.

p = 0,9743
Benny L. Priatna dan Adhi Ari
Utomo dalam Edhie Sarwono.,

40
Novrika, Magdalena, Pemodelan Regresi Logistik...

dkk. 2002. Green Company (PERSERO). Journal Of


Pedoman Pengelolaan Industril Hygiene and
Lingkungan, Keselamatan dan Occupational Health, Vol. 3 No.
Kesehatan Kerja (LK3). PT. 1, Oktober 2018.
Astra International Tbk.
Jakarta.
Nurmianto, Eko. 2003. Ergonomi
Darusin, Aria Gusti. 2012.
Konsep Dasar dan Aplikasi.
Manajemen resiko dan
Prima Printing. Surabaya.
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Faculty of Public Health.
Universitas Andalas. Diakses OHSAS 18001. Occupational Health
dari Website: and Safety Management
https://ariagusti.wordpress.co System – Requirements.
m/2011/01/07/manajemen-
risiko-dalam-keselamatan-
dan-kesehatan-kerja/. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 50 tahun
2012. 2012. Sistem
Julius, S. 2008. CLINICAL Manajemen Keselamatan dan
IMPLICATIONS OF Kesehatan Kerja (SMK3).
PATHOPHYSIOLOGIC
CHANGES IN THE MIDLIFE
HYPERTENSIVE PATIENTS. Santoso, Gempur. 2004.
American Heart Journal, 122: Manajemen Keselamatan dan
886-891. Kesehatan Kerja. Ghalia
Indonesia. Bogor Selatan.

Kurniawan, Yohanes., dkk. 2018.


HUBUNGAN PENGETAHUAN, Sulhinayatillah. 2017. FAKTOR –
KELELAHAN, BEBAN KERJA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
FISIK, POSTUR TUBUH SAAT DENGAN KEJADIAN
BEKERJA, DAN SIKAP KECELAKAAN KERJA PADA
PENGGUNAAN APD DENGAN KARYAWAN BAGIAN
KEJADIAN KECELAKAAN PRODUKSI DI PT. PP LONDON
KERJA. Jurnal Kesehatan SUMATRA INDONESIA TBK,
Masyarakat Volume 6, Nomor PALANGISANG CRUMB
4, Agustus 2018 (ISSN : 2356- RUBBER FACTORY,
3346). BULUKUMBA SULAWESI
SELATAN 2017. Fakultas
Kedokteran Dan Ilmu
Ningsih, Sari Narulita P. 2018. Kesehatan. Universitas Islam
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN Negeri Alauddin Makassar.
DENGAN KELELAHAN PADA
Undang-Undang Republik Indonesia
PEKERJA DIPO LOKOMOTIF PT.
Nomor 13 Tahun 2003 tentang
KERETA API INDONESIA
Ketenagakerjaan.

41
Novrika, Magdalena, Pemodelan Regresi Logistik...

Wibowo, Fitra Agus. 2018. KAJIAN


FAKTOR KEBISINGAN DAN
DEBU TERHADAP PEKERJA DI
PT. SURYA TOTO INDONESIA
SERPONG, TANGERANG.
Seminar Nasional
Cendekiawan ke 4 Tahun
2018, ISSN (E) : 2540 – 7589.
Universitas Trisakti.

Yunartha, Matda. 2016. HUBUNGAN


PENGALAMAN KERJA DAN
KELELAHAN DENGAN
KECELAKAAN KERJA DI
BAGIANNNN OPERASIONAL
PT. ENERGI MEGA PERSADA
(EMP) GELAM MUARO JAMBI
TAHUN 2016. Scientia Journal
Vol. 5 No. 02 Desember 2016

42

You might also like