You are on page 1of 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 9, Nomor 5, September 2021


ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA


PADA PEKERJA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI PT. X TAHUN 2020

Nikhmatul Huda1*, Azizah Musliha Fitri1, Arga Buntara1, Dyah Utari1


1Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja – Kesehatan Lingkungan,
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
*Corresponding author: nikhmatulhuda10@gmail.com

ABSTRACT
The construction sector is ranked first as the most dangerous occupation in the world and is an area
with a high risk of occupational accidents. According to BPJS Ketenagakerjaan data in 2019, cases of
work accidents in Indonesia 2017 increased in 2018. The purpose of this study was to determine the
relationship between age, OHS knowledge, OHS supervision, unsafe act, and unsafe condition for
building construction project workers at PT. X. This research was quantitative study with a cross-
sectional study design. The sampling technique used simple random sampling where the sample
amounted to 109 workers. The results of the research analysis using the chi-square statistical test
showed that the variables of age (p-value = 0,662), OHS knowledge (p-value 0,003), OHS supervision
(p-value 0,001), unsafe act (p-value 0,002), unsafe condition (p-value 0,000) with a significance limit of
α = 0,05. It can be concluded that there is an associated between OHS knowledge, OHS supervision,
unsafe act, and unsafe condition with work accidents and there is no associated between age with
work accidents. It is recommended that companies provide education to workers in the form of
providing OHS knowledge through the toolbox meeting program and periodically monitoring of
conditions in the work field.

Keywords: Work Accidents, Workers, Construction

PENDAHULUAN lingkungan terbuka, memiliki jangka waktu


Keselamatan dan Kesehatan Kerja pelaksanaan, harus memiliki daya fisik yang
merupakan bagian penting dalam mendorong cukup tinggi, serta kebanyakan pekerja tidak
produktivitas dan kinerja para pekerja, namun terlatih (hanya mengandalkan kekuatan fisik) 5.
di sektor konstruksi budaya kerja K3 belum Sektor konstruksi berada di peringkat
maksimal pada pelaksanaannya sebab pertama sebagai pekerjaan paling berbahaya
kurangnya kesadaran akan pentingnya bekerja di dunia 6. Berbagai pekerjaan yang terbilang
dengan berpedoman K3. Direktur Bina paling berbahaya adalah bekerja di ketinggian
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi dan bekerja di dalam galian. Kecelakaan kerja
Kementerian PUPR, Ir. Sumito tahun 2018 acapkali berdampak fatal pada kedua jenis
mengatakan bahwa hal ini terlihat dari pekerjaan tersebut. Sebagai gambaran,
terjadinya kecelakaan konstruksi dalam pekerja yang mengerjakan proyek konstruksi
pembangunan infrastruktur Indonesia di ketinggian tanpa menggunakan pengaman
diantaranya beton terlepas dari crane proyek berisiko jatuh sehingga dapat menyebabkan
LRT Jakarta dan JPO runtuh proyek jalan tol kematian 7.
Bogor-Ciawi-Sukabumi 1. Menurut data perkiraan global yang
Menurut data Kementerian PUPR tahun dirilis International Labour Organization (ILO)
2018, dalam kurun waktu dua tahun terakhir pada tahun 2017, setiap tahun sebanyak 2,78
telah terjadi empat belas kasus kecelakaan juta pekerja meninggal dikarenakan
kerja di proyek konstruksi. Ada empat kasus kecelakaan di tempat kerja dan penyakit akibat
kecelakaan kerja pada konstruksi layang kerja. Diantaranya 2,4 juta pekerja (86,3%)
(elevated) terjadi di DKI Jakarta dalam tiga meninggal terkait penyakit akibat kerja dan
sampai empat bulan awal tahun 2018 2. 380.000 pekerja (13,7%) meninggal akibat
Sebesar 32% dari kasus kecelakaan kerja kecelakaan kerja 8. Kasus ini menunjukkan
yang terjadi di Indonesia sepanjang tahun peningkatan secara keseluruhan dalam jumlah
2017, merupakan kecelakaan kerja di sektor kematian akibat pekerjaan yakni pada tahun
konstruksi 3. 2014 angka kematian 2,33 juta naik tahun
Sektor konstruksi adalah bidang dengan 2017 menjadi 2,78 juta angka kematian 9.
risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi 4. Ini Menurut data BPJS Ketenagakerjaan,
terjadi karena lokasi kerja yang tidak hanya tercatat angka kecelakaan kerja di Indonesia
satu titik, dipengaruhi suhu dan cuaca sebab di tahun 2017 yaitu 123.041 kasus. Namun

652
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 9, Nomor 5, September 2021
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

angka kecelakaan kerja meningkat tahun 2018 memiliki tujuan untuk mengetahui faktor-faktor
hingga mencapai 173.105 kasus 10. yang berhubungan dengan terjadinya
Tarwaka (2012) menyebutkan bahwa kecelakaan kerja pada pekerja proyek
kecelakaan kerja merupakan terjadinya hal pembangunan gedung di PT. X.
yang tidak diinginkan, terjadi tiba-tiba dan
mengakibatkan kerugian material, kehilangan METODE PENELITIAN
waktu bahkan kehilangan nyawa. Tidak Penelitian ini merupakan penelitian
amannya lingkungan kerja dan human error kuantitatif dengan menggunakan desain studi
menjadi penyebab kecelakaan di tempat kerja cross-sectional. Dilakukan pada November
11. 2020—Januari 2021. Sampel diperoleh 109
Banyak faktor yang memengaruhi orang dari perhitungan rumus slovin dengan
terjadinya kecelakaan kerja. Menurut populasi penelitian berjumlah 150 orang. Cara
Notoatmodjo (2003), kecelakaan kerja terjadi untuk melakukan pemilihan sampel yaitu
karena faktor karakteristik dari pekerjanya menggunakan teknik probability sampling
sendiri seperti kurangnya kemampuan yang dengan metode simple random sampling.
dimiliki, kelelahan karena jam kerja berlebihan, Pengumpulan data didapatkan dari data primer
proses rekrutmen pekerja yang salah, dan yaitu wawancara langsung menggunakan
pengawasan yang kurang 12. Kecelakaan kerja kuesioner dan pengamatan menggunakan
juga terjadi karena lingkungan kerja yang tidak lembar ceklis observasi hasil modifikasi dari
sesuai standar, perlengkapan dan peralatan beberapa penelitian terdahulu. Selain itu juga
yang digunakan saat bekerja, Alat Pelindung didapatkan dari data sekunder yaitu beberapa
Diri (APD) yang tidak tersedia, tingkat arsip perusahaan yang mendukung penelitian.
pengetahuan mengenai K3 dan Pedoman Data yang telah dikumpulkan
Operasional Baku (POB) yang minim 13. selanjutnya diolah dan dianalisis. Analisis
Menurut H. W. Heinrich, sebesar 88% univariat dilakukan untuk memperoleh
kasus kecelakaan di tempat kerja terjadi gambaran distribusi frekuensi semua variabel
karena adanya tindakan tidak aman (unsafe penelitian serta analisis bivariat menggunakan
action), 10% kecelakaan kerja terjadi karena uji statistik chi-square dilakukan untuk
kondisi tidak aman (unsafe condition) dan membuktikan hipotesis awal penelitian yaitu
sisanya terjadi karena kesalahan manusia itu mengetahui adanya hubungan variabel
sendiri. Unsafe action dan unsafe condition independen dengan variabel dependen. Hasil
akan terjadi jika manusia melakukan analisis data disajikan dalam bentuk tabel dan
kesalahan 14. narasi. Penelitian ini dilakukan dengan
PT. X adalah perusahaan yang bergerak memperhatikan etika dalam penelitian dan
di sektor konstruksi. Saat ini, perusahaan sudah mendapatkan persetujuan etik dari
tersebut menjadi kontraktor pada proyek Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK)
pembangunan gedung di daerah Jakarta Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Pusat. Dalam proses pekerjaan proyek, Jakarta dengan nomor 2852/XII/2020/KEPK.
banyak alat berat, mesin-mesin maupun
peralatan kerja yang berpotensi HASIL
membahayakan pekerja hingga menyebabkan Analisis Univariat
terjadinya kecelakaan di lingkungan kerja. Dari Distribusi frekuensi seluruh variabel penelitian
pernyataan yang sudah disampaikan di atas, dapat dilihat dari sajian tabel 1 berikut:
peneliti ingin melakukan suatu penelitian yang

Tabel 1. Analisis Univariat pada Pekerja Proyek Pembangunan Gedung di PT. X Tahun 2020
Variabel Frekuensi (N) Persentase (%)
Kecelakaan Kerja
Pernah 68 62,4
Tidak Pernah 41 37,6
Usia
Muda (<35 tahun) 73 67
Tua (≥ 35 tahun) 36 33
Pengetahuan K3
Rendah 61 56
Tinggi 48 44

653
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 9, Nomor 5, September 2021
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Pengawasan K3
Rendah 56 51,4
Tinggi 53 48,6
Unsafe Act
Tindakan Tidak Aman 54 49,5
Tindakan Aman 55 50,5
Unsafe Condition
Kondisi Tidak Aman 54 49,5
Kondisi Aman 55 50,5

Berdasarkan tabel 1, hasil penelitian persepsi pengawasan K3 yang rendah, hampir


analisis univariat menunjukkan sebagian besar separuh dari pekerja (49,5%) melakukan
pekerja (62,4%) pernah mengalami kasus tindakan tidak aman pada saat bekerja dan
kecelakaan kerja. Kebanyakan pekerja (67%) bekerja pada kondisi tidak aman.
berada pada usia muda yaitu berusia kurang
dari 35 tahun, mayoritas pekerja (56%) Analisis Bivariat
memiliki pengetahuan yang rendah terkait K3, Hasil analisis bivariat penelitian dapat dilihat
lebih dari separuh pekerja (51,4%) memiliki dari sajian tabel 2 berikut:

Tabel 2. Analisis Bivariat Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kecelakaan Kerja


Kecelakaan Kerja
Jumlah
Variabel Pernah Tidak Pernah p-value
N % N % N %
Usia
Muda 44 60,3 29 39,7 73 100
0,662
Tua 24 66,7 12 33,3 36 100
Pengetahuan K3
Rendah 46 75,4 15 24,6 61 100
0,003
Tinggi 22 45,8 26 54,2 48 100
Pengawasan K3
Rendah 44 78,6 12 21,4 56 100
0,001
Tinggi 24 45,3 29 54,7 53 100
Unsafe Act
Tindakan Tidak Aman 42 77,8 12 22,2 54 100
0,002
Tindakan Aman 26 47,3 29 52,7 55 100
Unsafe Condition
Kondisi Tidak Aman 43 79,6 11 20,4 54 100
0,000
Kondisi Aman 25 45,5 30 54,5 55 100

Berdasarkan tabel 2, hasil penelitian Ho ditolak. Dapat disimpulkan ada hubungan


analisis bivariat hubungan usia dengan antara pengetahuan K3 dengan kecelakaan
kecelakaaan kerja menunjukkan kejadian kerja pada pekerja.
kecelakaan kerja paling banyak dialami oleh Hubungan pengawasan K3 dengan
pekerja yang berusia tua (66,7%) kecelakaan kerja menunjukkan bahwa
dibandingkan dengan pekerja yang berusia kebanyakan pekerja dengan persepsi
muda (60,3%). Didapatkan p-value 0,662 (p > pengawasan K3 yang rendah pernah
0,05) sehingga Ho diterima. Dapat disimpulkan mengalami kejadian kecelakaan kerja yaitu
tidak ada hubungan antara usia dengan sebanyak 44 orang (78,6%) dibandingkan
kecelakaan kerja pada pekerja. dengan persepsi pengawasan K3 yang tinggi.
Hubungan pengetahuan K3 dengan Didapatkan p-value 0,001 (p < 0,05) sehingga
kecelakaan kerja menunjukkan bahwa Ho ditolak. Dapat disimpulkan ada hubungan
kecelakaan kerja mayoritas dialami para antara pengawasan K3 dengan kecelakaan
pekerja yang memiliki pengetahuan rendah kerja pada pekerja.
terkait K3 yaitu sebanyak 46 orang (75,4%) Hubungan unsafe act dengan
daripada pekerja berpengetahuan tinggi. kecelakaan kerja menunjukkan bahwa
Didapatkan p-value 0,003 (p < 0,05) sehingga kecelakaan kerja paling banyak dialami oleh

654
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 9, Nomor 5, September 2021
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pekerja yang bertindak tidak aman saat usia tua tidak terlalu jauh berbeda, yaitu
bekerja yaitu sebanyak 42 orang (77,8%) sebesar 58,7% untuk usia tua yang pernah
dibandingkan dengan pekerja yang bekerja kecelakaan kerja dan 58,3% untuk usia muda
dengan tindakan aman. Didapatkan p-value yang pernah kecelakaan kerja 15.
0,002 (p < 0,05) sehingga Ho ditolak. Dapat Namun penelitian ini tidak sesuai
disimpulkan ada hubungan antara tindakan dengan penelitian Handayani, Wibowo &
tidak aman dengan kecelakaan kerja pada Suryani pada tahun 2010 menggunakan
pekerja. analisis regresi dan korelasi diperoleh p-value
Hubungan unsafe condition dengan 0,018 (p < 0,05) yang mana diartikan ada
kecelakaan kerja menunjukkan bahwa hubungan yang signifikan antara umur pekerja
kejadian kecelakaan kerja paling banyak dengan terjadinya kecelakaan kerja. Menurut
dialami oleh pekerja yang bekerja pada kondisi Grandjean dalam Handayani dkk (2010)
tidak aman yaitu sebanyak 43 orang (79,6%) menyatakan bahwa kemampuan fisik laki-laki
dibandingkan dengan pekerja yang bekerja dan perempuan akan tercapai secara
pada kondisi aman. Didapatkan p-value 0,000 maksimal pada usia 25-35 tahun dan seiring
(p < 0,05) sehingga Ho ditolak. Dapat bertambahnya usia kemampuan tersebut akan
disimpulkan ada hubungan antara kondisi tidak terus menurun 16.
aman dengan kecelakaan kerja pada pekerja. Pekerja yang berusia muda masih
punya semangat dan ambisi yang tinggi untuk
PEMBAHASAN menunjukkan hasil kerja yang baik oleh karena
Kecelakaan Kerja pada Pekerja Proyek itu, pekerja yang berusia muda berusaha
Pembangunan Gedung di PT. X menghindari kecelakaan ringan dengan
Penelitian yang telah dilakukan pada menjaga produktivitas dan kinerja dalam
pekerja proyek pembangunan gedung di PT. X bekerja. Tetapi, sikap kecerobohan dan sikap
tahun 2020 diperoleh hasil bahwa sebanyak tergesa-gesa juga ada di dalam diri pekerja
68 orang pekerja (62,4%) pernah mengalami usia muda yang mana sikap ini sering
kecelakaan kerja sedangkan 41 orang pekerja menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja.
lainnya (37,6%) tidak pernah mengalami Sebaliknya, pekerja berusia tua rentan
kecelakaan kerja. Dari hasil penelitian tersebut mengalami kecelakaan kerja karena
mayoritas dari pekerja proyek pernah penurunan kondisi fisik dan penurunan tingkat
mengalami kasus kecelakaan kerja dan angka kewaspadaan terhadap kecelakaan di tempat
kecelakaan yang pernah terjadi tergolong kerja karena merasa sudah terbiasa dan
masih tinggi. menyepelekan bahaya yang muncul 17.
Tersayat / tergores merupakan bentuk Sebagian besar responden di penelitian
kecelakaan kerja yang paling kerap kali ini berusia kurang dari 35 tahun atau golongan
dialami oleh pekerja, lalu diikuti oleh usia muda. Responden dengan cedera kerja
tersandung, tertusuk paku, terpeleset dan kebanyakan dialami oleh usia tua yaitu lebih
terperosok. Semua kasus kecelakaan kerja dari sama dengan 35 tahun. Namun, hasil dari
tersebut tidak sampai mengakibatkan kejadian data penelitian didapatkan bahwa kategori usia
yang fatal karena jenis kecelakaan kerja yang tua maupun usia muda yang pernah
terjadi masih dalam kategori ringan. Meskipun mengalami kecelakaan kerja memiliki selisih
kecelakaan kerja masih masuk golongan persentase tidak jauh berbeda yaitu sebesar
ringan, perusahaan tidak boleh abai dan 6,4% dengan usia tua pernah kecelakaan kerja
sebaiknya tetap menjadi fokus utama untuk (66,7%) dan usia muda pernah kecelakaan
selalu berupaya menjaga keselamatan para kerja (60,3%).
pekerja karena jika diabaikan maka kasus Artinya kecelakaan kerja tidak
kecelakaan ini mungkin akan jauh lebih berat dipengaruhi usia. Dapat disimpulkan bahwa
dan serius. kecelakaan kerja dapat terjadi pada pekerja
usia muda maupun usia tua. Kecelakaan kerja
Hubungan antara Usia dengan Kecelakaan berisiko terjadi pada usia tua dikarenakan
Kerja kondisi fisik yang sudah mulai menurun seperti
Hasil pada penelitian ini sesuai dengan berkurangnya konsentrasi saat bekerja,
penelitian Juliana, Purna dan Aryana pada merasa mudah lelah, berkurangnya fungsi
tahun 2018 yaitu tidak ada hubungan antara indera penglihatan dan pendengaran. Pekerja
umur dengan kejadian kecelakaan kerja muda juga berisiko mengalami kecelakaan
karena p-value 0,301 (p > 0,05). Berdasarkan kerja karena memiliki sikap yang cenderung
penelitian tersebut, disebutkan bahwa selisih gegabah, kurang berhati-hati dan terburu-buru
angka kecelakaan kerja pada usia muda dan dalam bekerja.

655
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 9, Nomor 5, September 2021
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Hubungan antara Pengetahuan K3 dengan Hubungan antara Pengawasan K3 dengan


Kecelakaan Kerja Kecelakaan Kerja
Hasil pada penelitian ini sesuai dengan Hasil pada penelitian ini sesuai dengan
penelitian Kurniawan, Bina & Ekawati pada penelitian Ashari pada tahun 2019
tahun 2018 yaitu ada hubungan yang menunjukkan adanya hubungan antara
signifikan antara pengetahuan dengan pengawasan dengan kecelakaan kerja sebab
kecelakaan kerja karena p-value 0,014. Pada p-value 0,000 24. Hasil penelitian ini juga
penelitian tersebut, responden didukung penelitian Anshari & Azkha tahun
berpengetahuan kurang akan berisiko 2017 dimana antara pengawasan dengan
mengalami kecelakaan kerja daripada kecelakaan kerja juga ada hubungan yang
responden berpengetahuan cukup maupun bermakna. Pada penelitian tersebut,
baik 18. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan kecelakaan kerja lebih banyak terjadi pada
penelitian Meinita tahun 2015 yaitu terdapat pengawasan yang kurang baik daripada
hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pengawasan yang baik 25.
kecelakaan kerja sebab p-value 0,000 19. Berdasarkan teori, hasil penelitian ini
Berdasarkan teori, hasil penelitian ini sesuai dengan teori kecelakaan kerja Frank E.
sesuai dengan teori kecelakaan kerja Frank E. Bird yaitu faktor pekerjaan menjadi penyebab
Bird yaitu faktor manusia menjadi penyebab dasar dari kecelakaan di tempat kerja salah
dasar dari kecelakaan di tempat kerja salah satunya pengawasan 20. Berdasarkan teori,
satunya pengetahuan yang rendah 20. Green hasil penelitian ini sesuai dengan teori
(2005) juga mengatakan pengetahuan jadi kecelakaan kerja Frank E. Bird yaitu faktor
bagian penting dalam mendorong motivasi pekerjaan menjadi penyebab dasar dari
seseorang untuk bertindak 17. Notoatmodjo kecelakaan di tempat kerja salah satunya
(2007) menyatakan perilaku seseorang pengawasan 20. Pengawasan K3 merupakan
terbentuk dari peran penting pengetahuan 21. pemantauan kegiatan pekerja dan dilakukan
Pengetahuan K3 yaitu pemahaman pekerja secara rutin untuk meminimalisasi adanya
terhadap bahaya dan risiko di lingkungan kerja tindakan maupun kondisi tidak aman yang
yang memiliki potensi mengakibatkan cedera mungkin dapat menimbulkan kecelakaan di
maupun kerusakan 22. tempat kerja serta agar segera dilakukan
Menurut penelitian Kalalo, Kaunang dan perbaikan 26. Peraturan Pemerintah RI No 50
Kawatu tahun 2016, pekerja yang memiliki Tahun 2012 tentang SMK3 mengatakan
tingkat pengetahuan tinggi akan menyadari bahwa “Dilakukan pengawasan untuk
bahwa ada kemungkinan munculnya risiko menjamin bahwa setiap pekerjaan
dalam bekerja maka mereka akan bekerja dilaksanakan dengan aman dan mengikuti
sesuai dengan prosedur kerja dan memahami prosedur dan petunjuk kerja yang telah
bahaya yang ada di sekitar area kerja. Pekerja ditentukan” 27. Dengan begitu, pengawasan
yang memiliki pengetahuan baik cenderung mampu memotivasi pekerja untuk bekerja
hendak berprilaku baik serta selalu berupaya dengan benar sesuai prosedur dan proses
menjauh dari kecelakaan di tempat kerja. kerja.
Begitupun kebalikannya, jika pekerja Dalam penelitian ini hasil data yang
berpengetahuan kurang maka biasanya tidak diperoleh lebih dari separuh pekerja memiliki
memedulikan bahaya di sekitar karena tidak persepsi pengawasan yang rendah terhadap
tahu risiko yang akan diterima 23. K3 karena pekerja merasa tidak diawasi saat
Dalam penelitian ini mayoritas pekerja bekerja dan tidak ada tekanan untuk
memiliki pengetahuan yang rendah mengenai melakukan pekerjaan dengan hati-hati.
K3 karena pekerja belum memahami betul Rendahnya pengawasan K3 akan
bahwa penting untuk menjaga keselamatan mengakibatkan pekerja bertindak ceroboh,
dan kesehatan selama bekerja. Pekerja belum cenderung tidak peduli pada bahaya yang ada
sepenuhnnya mengetahui bahaya yang di sekitar, tidak patuh terhadap prosedur dan
mungkin timbul, tujuan dari K3, dan faktor peraturan kerja dan merasa bebas dengan
penyebab kecelakaan kerja karena mereka bertindak sesuka hati seperti melakukan
hanya bekerja tanpa menyadari risiko yang tindakan tidak aman saat bekerja. Hal ini akan
akan diterima. Edukasi dengan pemberian meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan
materi K3 pada pekerja menjadi dasar untuk kerja. Sebaliknya, jika pengawasan K3
meningkatkan pengetahuan mereka melalui terhadap pekerja tinggi, maka pekerja akan
program K3 seperti toolbox meeting. Pekerja selalu merasa diawasi, cenderung berhati-hati
yang telah memahami K3 dimaksudkan agar dan bekerja sesuai prosedur kerja. Peran
kecelakaan kerja dapat diminimalkan. pihak K3 sangat penting untuk meningkatkan

656
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 9, Nomor 5, September 2021
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pengawasan terhadap pekerja, agar pekerja menunjukkan terdapat hubungan antara


merasa aman dapat bekerja dengan baik. unsafe condition dengan kejadian kecelakaan
kerja karena p-value 0,006 32. Hasil penelitian
Hubungan antara Unsafe Act dengan ini juga didukung oleh penelitian Ramdan &
Kecelakaan Kerja Handoko tahun 2016 dimana antara unsafe
Hasil pada penelitian ini sesuai dengan condition dengan kecelakaan kerja terdapat
penelitian Irawati pada tahun 2018 hubungan sebab p-value 0,026. Pada
menunjukkan adanya hubungan antara unsafe penelitian tersebut, pekerja lebih sering
action dengan kejadian kecelakaan kerja bekerja pada kondisi tidak aman seperti
karena p-value 0,000 28. Hasil penelitian ini kurangnya kerapihan di area kerja, tidak
pun juga didukung oleh penelitian Sumairawan layaknya APD yang digunakan, dan kurangnya
tahun 2019 yaitu antara unsafe act dengan sistem peringatan 5.
kecelakaan kerja terdapat hubungan karena p- Hasil penelitian ini sesuai dengan
value didapatkan 0,018. Pada penelitian pendapat Suma’mur (2009) yaitu unsafe
tersebut, bentuk unsafe act yang sering condition adalah suatu kondisi fisik dimana
dilakukan responden adalah terburu-buru terdapat bahaya di lingkungan kerja dan
dalam bekerja, barang hasil pekerjaan secara langsung bisa menimbulkan terjadinya
ditumpuk/tidak diletakkan pada tempatnya, kecelakaan 33. Menurut teori Heinrich, 10%
bercanda dan mengganggu karyawan lain, kecelakaan kerja disebabkan oleh unsafe
melempar hasil kerjaan serta mengantuk saat condition 14. Teori kecelakaan kerja Frank E.
bekerja 29. Bird menyebutkan sebab utama kecelakaan
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori kerja ialah unsafe condition selain dari unsafe
domino Heinrich yaitu tindakan tidak aman act. Teori tersebut juga menyebutkan bahwa
yang dilakukan oleh seseorang menjadi unsafe condition merupakan suatu kondisi
penyebab langsung dari kecelakaan kerja 30. lingkungan kerja dimana perlengkapan
Heinrich mengatakan kecelakaan kerja lebih material, serta proses kerja tidak berpedoman
banyak disebabkan karena unsafe act pada keselamatan kerja 20.
daripada unsafe condition yaitu sebesar 88% Penelitian ini diperoleh hasil adanya
14. Teori kecelakaan kerja Frank E. Bird juga hubungan antara unsafe condition dengan
menyebutkan hal yang serupa, bahwa terjadinya kecelakaan kerja. Hasil pengamatan
penyebab utama kecelakaan kerja berasal dari yang sudah peneliti lakukan, ditemukan masih
unsafe act dan unsafe condition 20. Tindakan cukup banyak pekerja yang bekerja pada
berbahaya bisa menimbulkan kecelakaan kerja kondisi tidak aman seperti material dan
pada pekerja maupun orang lain yang ada di peralatan berserakan, adanya genangan air di
sekitarnya 31. sekitar area kerja, kabel yang menghalangi
Penelitian ini diperoleh hasil adanya akses jalan, tidak adanya tempat sampah,
hubungan antara unsafe act dengan terjadinya lantai berlubang tanpa peringatan serta kabel
kecelakaan kerja. Hasil observasi yang telah listrik yang berantakan dan terkelupas. Dapat
dilakukan peneliti didapatkan masih cukup disimpulkan, unsafe condition jadi bagian
banyak dijumpai pekerja sewaktu bekerja penyebab dari terjadinya kecelakaan di tempat
melakukan unsafe act diantaranya merokok, kerja. Untuk meminimalisasi hal tersebut, yang
menggunakan APD dengan tidak benar dan bisa dilakukan adalah peninjauan kembali
tidak layak, bekerja dengan tidak fokus, tidak terhadap area kerja dan menyarankan semua
hati-hati dan terburu-buru, membuang sampah pekerja untuk merapikan bahan material jika
sembarangan, serta bercanda saat bekerja. telah selesai bekerja.
Maka dapat disimpulkan, unsafe act menjadi
bagian penyebab terjadinya kecelakaan kerja. KESIMPULAN
Upaya yang bisa dilakukan untuk Penelitian yang telah dilakukan pada
meminimalkan kecelakaan kerja akibat pekerja Proyek Pembangunan Gedung di PT.
tindakan tidak aman adalah dengan X Tahun 2020 dapat disimpulkan bahwa
meningkatkan pengawasan bagi pekerja serta sebagian besar pekerja (62,4%) pernah
memberikan edukasi mengenai pentingnya K3 mengalami kecelakaan kerja. Mayoritas
dan bekerja sesuai prosedur kerja. pekerja (67%) berusia muda. Kebanyakan
pekerja (56%) memiliki pengetahuan K3 yang
Hubungan antara Unsafe Condition dengan rendah. Lebih dari separuh pekerja (51,4%)
Kecelakaan Kerja memiliki persepsi terhadap rendahnya
Hasil pada penelitian ini sesuai dengan pengawasan K3. Hampir separuh dari pekerja
penelitian Ulva & Restipa pada tahun 2019

657
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 9, Nomor 5, September 2021
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

(49,5%) melakukan tindakan tidak aman dan di Kelurahan “X” Kota Samarinda. J
bekerja pada kondisi tidak aman. MKMI. 2016;12(1):1–6.
Terdapat hubungan antara pengetahuan 6. Khosravi Y, Asilian-Mahabadi H,
K3 (p-value 0,003), pengawasan K3 (p-value Hajizadeh E, Rangi-Hassanzadeh N,
0,001), unsafe act (p-value 0,002) dan unsafe Bastani H, Behzadan AH. Factors
condition (p-value 0,000) dengan kecelakaan Influencing Unsafe Behaviors and
kerja. Namun tidak terdapat hubungan antara Accidents on Construction Sites : A
usia dengan kecelakaan kerja (p-value 0,662). Review. Int J Occup Saf Ergon.
2014;20(1):111–25.
SARAN 7. Wirahadikusumah RD, Ferial F. Kajian
Saran atau rekomendasi untuk Penerapan Pedoman Keselamatan
penelitian selanjutnya adalah Kerja pada Pekerjaan Galian Konstruksi.
mengembangkan dan menambah variabel J Tek Sipil. 2005;12(2):53–62.
yang tidak diteliti di dalam penelitian ini seperti 8. ILO. Meningkatkan Keselamatan dan
sosialisasi K3, masa kerja, housekeeping, Kesehatan Pekerja Muda. 1st ed.
kebisingan dan lainnya serta mencari faktor Jakarta, Indonesia: ILO Katalog; 2018.
dominan dari penyebab kecelakaan kerja di 9. ILO. Safety and Health at The Heart of
sektor konstruksi. The Future of Work: Building on 100
Years of Experience. 1st ed. Geneva,
UCAPAN TERIMA KASIH Switzerland: ILO Cataloguing; 2019.
Penelitian ini tidak luput dari segala 10. BPJS Ketenagakerjaan. Angka
bantuan dan arahan berbagai pihak. Terutama Kecelakaan Kerja Cenderung
peneliti mengucapkan terima kasih kepada PT. Meningkat, BPJS Ketenagakerjaan
X yang telah bersedia memberikan Bayar Santunan Rp 1,2 Triliun [Internet].
kesempatan kepada peneliti untuk melakukan 2019. Available from:
penelitian serta HSE dan para pekerja yang https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/b
telah bersedia berkontribusi dalam erita/23322/Angka-Kecelakaan-Kerja-
pelaksanaan penelitian. Cender
11. Restuputri DP, Sari RPD. Analisis
DAFTAR PUSTAKA Kecelakaan Kerja dengan
1. Sumito. Safety Construction: Komitmen Mengggunakan Metode Hazard and
dan Konsistensi Terapkan SMK3. Operability Study (HAZOP). J Ilm Tek
BPSDM Kementerian Pekerjaan Umum Ind. 2015;14(1):24–35.
dan Perumahan Rakyat. 2018 Apr;4–5. 12. Notoatmodjo S. Ilmu Kesehatan
2. Ditjen Bina Konstruksi Kementerian Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar.
PUPR. Cegah Kecelakaan Kerja Jakarta: Rineka Cipta; 2003.
Konstruksi, Kementerian PUPR Latih 13. Sucipto CD. Keselamatan dan
Tenaker yang Bekerja di Konstruksi Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Gosyen
Jalan Layang [Internet]. 2018. Available Publishing; 2014.
from: 14. Triyono MB. Keselamatan dan
http://binakonstruksi.pu.go.id/editor/artik Kesehatan Kerja (K3). Yogyakarta:
el-berita/765-cegah-kecelakaan-kerja- Universitas Negeri Yogyakarta; 2014.
konstruksi,-kementerian-pupr-latih- 15. Juliana, Purna IN, Aryana IK. Faktor-
tenaker-yang-bekerja-di-konstruksi- Faktor yang Berhubungan Dengan
jalan-layang Kecelakaan Kerja Pada Pengrajin Gong
3. Ditjen Bina Konstruksi Kementerian di Dusun Tihingan, Kabupaten
PUPR. Pemerintah Genjot Sertifikasi Klungkung. J Kesehat Lingkung.
Ahli K3 [Internet]. 2019. Available from: 2018;8(2):82–91.
http://binakonstruksi.pu.go.id/editor/artik 16. Handayani EE, Wibowo TA, Suryani D.
el-berita/913-pemerintah-genjot- Hubungan Antara Penggunaan Alat
sertifikasi-ahli-k3-2 Pelindung Kerja Pada Pekerja Bagian
4. Syafiq U, Perdhana MS. Kecelakaan Rustic di PT Borneo Melintang Buana
Kerja pada Perusahaan Konstruksi : Export Yogyakarta. J KES MAS.
Sebuah Telaah Literatur. 2010;4(3):144–239.
DIPONEGORO J Manag. 2018;7(2337– 17. Siregar DIS. Faktor-Faktor yang
3792):1–9. Berhubungan dengan Kecelakaan
5. Ramdan IM, Handoko HN. Kecelakaan Ringan di PT Aqua Golden Mississippi
Kerja Pada Pekerja Konstruksi Informal Bekasi Tahun 2014. Universitas Islam

658
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 9, Nomor 5, September 2021
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Negeri Syarif Hidayatullah; 2014. 2018;9(2):89–94.


18. Kurniawan Y, Kurniawan B, Ekawati. 29. Sumairawan BR. Hubungan Unsafe Act
Hubungan Pengetahuan, Kelelahan, dan Unsafe Condition dengan
Beban Kerja Fisik, Postur Tubuh Saat Kecelakaan Kerja pada Pekerja di
Bekerja, dan Sikap Penggunaan APD Bagian Produksi CV. Gerimis Garment
dengan Kejadian Kecelakaan Kerja. J Jakarta Tahun 2019. Universitas
Kesehat Masy. 2018;6(4):393–401. Pembangunan Nasional Veteran
19. Meinita TSP. Analisis Faktor yang Jakarta; 2019.
Berhubungan Dengan Kecelakaan Kerja 30. Friend MA, Kohn JP. Fundamentals of
di CV. Prima Logam Tegal. Universitas Occupational Safety and Health. 4th ed.
Negeri Semarang; 2015. United States of America: Government
20. Sujoso ADP. Dasar-Dasar Keselamatan Institutes; 2007.
& Kesehatan Kerja. Jember: UPT 31. Suma’mur. Keselamatan Kerja dan
Penerbitan UNEJ; 2012. Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: PT.
21. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan & Gunung Agung; 2014.
Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 32. Ulva F, Restipa L. Hubungan Tindakan
2007. kerja dan Kondisi Kerja dengan
22. ILO. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kecelakaan Kerja pada Pekerja Bagian
Keselamatan dan Kesehatan Sarana Tiang Besi di PT. X Kota Padang Tahun
untuk Produktivitas. 1st ed. Jakarta: 2017. J Keperawatan Abdurrab.
International Labour Organization (ILO); 2019;3(1):44–50.
2013. 33. Suma’mur. Higiene Perusahaan dan
23. Kalalo SY, Kaunang WPJ, Kawatu PAT. Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Gunung
Hubungan Antara Pengetahuan Dan Agung; 2009.
Sikap Tentang K3 Dengan Kejadian
Kecelakaan Kerja pada Kelompok
Nelayan di Desa Belang Kecamatan
Belang Kabupaten Minahasa Tenggara.
J Ilm Farm. 2016;5(1):244–51.
24. Ashari GN. Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian
Kecelakaan Kerja pada Pekerja Proyek
Pembangunan The Park Mall Sawangan
di Area Mezzanine PT. PP Presisi Tbk
Tahun 2019. Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Jakarta; 2019.
25. Anshari LH, Azkha N. Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan Kecelakaan
Kerja pada Karyawan PT Kunanggo
Jantan Kota Padang Tahun 2016. In:
“Peran Tenaga Kesehatan dalam
Pelaksanaan SDGs.” Padang; 2017. p.
235–41.
26. Tampubolon LJ. Efektivitas
Pengawasan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Oleh Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kabupaten Sidoarjo
sebagai Upaya Mewujudkan Budaya K3.
Kebijak dan Manaj Publik. 2015;3(3):34–
43.
27. Peraturan Pemerintah. Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Indonesia: Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia; 2012.
28. Irawati I. Hubungan Unsafe Condition
dan Unsafe Action dengan Kecelakaan
Kerja (Kemasukan Gram pada Mata)
Pekerja Pengelasan. J Kesehat.

659

You might also like