You are on page 1of 15

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 10, Nomor 6, November 2022


ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI : 10.14710/jkm.v10i6.36483
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA DI PT. X,
DESA JLADRI, KECAMATAN BUAYAN, KABUPATEN KEBUMEN, JAWA TENGAH

Vidya Natalia Eka Putri 1*, Anik Setyo Wahyuningsih2


Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang
Sekaran, Gunung Pati, Kota Semarang, Jawa Tengah 50229
*Corresponding author: vidyanataliaa@gmail.com

ABSTRACT
PT. X in Kebumen, Central Java contributed to the number of work accidents in the mining sector.
There is 1 case of work accident in the stock pile area. From the 2019 statistic report at PT. X,
there are 2 cases of work accidents. In the 2020, there are 5 work accidents in the production
section. In the 2021, there are 2 cases of work accidents. This study aims to determine the existence
of factors related to work accidents at PT. X. This research is analytic observational research with
quantitative approach and cross sectional study design. The research used 31 samples and used a
total sampling technique. The instrument used is a questionnaire. Using chi-square test for
analyze. The results showed that there was a correlation between knowledge (p = 0.042), years of
service (p = 0.018), use of PPE (p = 0.047), and work supervision (p = 0.047 with work accidents.
There was no correlation between age (p = 0.192) and education (p=0,226) with work accidents.
The recommendation are conduct a safety talk or toolbox meeting before work, make a routine
training on work safety and work safely, give rewards to workers, and provide supervisors more
than 1 person.

Keywords: Work Accidents, Mining, Correlation Factor

643
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 6, November 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI : 10.14710/jkm.v10i6.36483
PENDAHULUAN Kementerian tentang Tingkat Kekerapan dan
Pada tahun 2013, ILO menyatakan bahwa Keparahan Kecelakaan Tambang pada Tahun
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) 2021 melaporkan data kecelakaan di
merupakan salah satu cara untuk menjaga dan perusahaan pertambangan yaitu terdapat
menaikkan kualitas kesehatan fisik, mental, kecelakaan ringan sebanyak 36 kasus,
dan sosial para pekerja.(1) Keselamatan kerja kecelakaan berat sebanyak 57 kasus, dan
merupakan salah satu bagian penting untuk kematian sebanyak 11 kasus.(6)
melindungi tenaga kerja dari kecelakaan kerja. Hasil penelitian di perusahaan tambang
Kecelakaan pun merupakan peristiwa yang batu kapur di Kota Padang, kecelakaan yang
tidak diharapkan oleh para pekerja, yang sering terjadi pada area penambangan batu
disertai dengan kerugian material ataupun kapur tersebut pada tahun 2018 yaitu
bahaya dari yang paling ringan hingga yang disebabkan karena tindakan tidak aman dan
paling berat.(2) Indonesia merupakan negara kondisi tidak aman pada saat proses
yang turut serta menyumbang angka penambangan. Terdapat sebanyak 20 kali
kecelakaan kerja di sektor pertambangan. (3) kecelakaan pada tahun 2018, 7 dari 16
Kurangnya dukungan dari pemerintah daerah kecelakaan terjadi di areal penambangan batu
dan perusahaan juga menjadi masalah K3 di kapur terjadi karena pekerja mengalami
penambangan.(4) kecelakaan seperti tergelincir, tertimpa benda,
Pada tahun 2019, total kecelakaan kerja dan terperosot.(7) Pada hasil penelitian pada
tambang di Indonesia menurun dari tahun pekerja pasir gali di Pemalang, menyatakan
sebelumnya yaitu sebanyak 72 orang, pada bahwa faktor-faktor seperti usia, masa kerja,
pertambangan mineral tahun 2019 terdapat perilaku berbahaya, dan praktik penggunaan
kenaikan angka kecelakaan berat sebanyak 26 APD berhubungan dengan kecelakaan kerja. (8)
orang dan kematian sebanyak 11 orang. Pada penelitian PT. Tondong Jaya
Kecelakaan dengan persentase tertinggi Marmer mendapatkan hasil bahwa terdapat 27
masing-masing berdasarkan kriterianya yaitu pekerja yang pernah mengalami kecelakaan
sebanyak 39% pada tambang permukaan, dari 35 responden. Kecelakaan tersebut
berdasarkan tindakan tidak aman karena tidak berhubungan dengan faktor manusia yaitu
mengikuti prosedur kerja sebanyak 24%, penggunaan APD, perilaku, pengetahuan K3
berdasarkan kondisi tidak aman akibat alat serta faktor peralatan yaitu alat pengaman
yang tidak lengkap sebanyak 40%, kurangnya mesin. Kecelakaan kerja terjadi disebabkan
pengetahuan sebanyak 46%.(5) Berdasarkan oleh kesalahan dari orang itu sendiri, kelalaian,
Minerba One Data Indonesia (MODI) dari tidak berhati-hati, dan kecerobohan dalam
643
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 6, November 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI : 10.14710/jkm.v10i6.36483
melaksanakan pekerjaan, serta sistem mata pekerja tidak dapat terkena cahaya. Data
penerapan K3 yang kurang oleh perusahaan kecelakaan atau pun penyakit akibat kerja juga
dan adapula yang menyatakan bahwa belum tercantum sepenuhnya dalam laporan.
kecelakaan kerja yang terjadi karena adalah Untuk kasus kecelakaan pada PT. X, walaupun
takdir dan tidak ada yang mampu menghindar tidak dalam jumlah yang besar namun terdapat
dari musibah sekalipun mereka telah penambahan kasus baru kecelakaan kerja
mewaspadai dan menggunakan APD yang dalam tiap tahunnya dan terdapat penurunan
sesuai.(9) kasus iritasi mata pada tahun 2021.
PT. X di Kebumen, Jawa Tengah menjadi Berdasarkan uraian di atas, peneliti
perusahaan formal yang bergerak di bidang tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor
pengelolaan hasil tambang batu andesit yang berhubungan dengan terjadinya
menjadi pasir, yang terletak di pinggir sungai kecelakaan kerja pada tiap proses kerja untuk
serta lokasi penambangan yang berada pada mencegah, mengurangi, dan mengendalikan
lingkungan perbukitan, sehingga mempunyai risiko bahaya yang ada di tempat kerja yang
potensi kecelakaan pada dua area yang dapat menyebabkan kerugian bagi manusia
berbeda. Pada PT. X terdapat 1 kali kecelakaan dan lingkungan.
dump truck yang terguling di area stock pile.
Dari laporan statistik tahun 2019 di PT. X, METODE PENELITIAN
terdapat 2 kecelakaan akibat terpapar cahaya Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
pengelasan dan debu pasir. Pada laporan dengan menggunakan rancangan cross
statistik tahun 2020 terdapat 3 kecelakaan sectional. Penelitian dilaksanakan di PT. X
kerja pada bagian produksi yaitu sebanyak 2 pada bulan Oktober 2021 dengan populasi
kali terpecik abu dari gerinda alat las dan sebanyak 31 pekerja dan menggunakan teknik
terpapar debu pasir saat kegiatan produksi, 1 sampling yaitu total sampling, maka sampel
kasus kecelakaan cedera pada jari tangan, pada penelitian ini sebanyak 31 pekerja.
sehingga diberikan waktu istirahat di rumah Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
selama 7 hari untuk masa pengobatan dan usia, pendidikan, pengetahuan, masa kerja,
pemulihan. penggunaan APD, dan pengawasan,
Pada laporan statistik tahun 2021 terdapat sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini
2 kasus kecelakaan yaitu 1 kasus luka bakar adalah kecelakaan kerja. Penelitian ini
ringan pada bagian tangan dan 1 kasus iritasi menggunakan instrumen berupa lembar
mata pekerja pengelasan sehingga kuesioner, sumber data dalam penelitian ini
memerlukan cuti selama 4 hari dan sementara yaitu data primer dan data sekunder. Data
644
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 6, November 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI : 10.14710/jkm.v10i6.36483
primer pada penelitian ini adalah wawancara quarry yang menjadi area penambangan atau
studi pendahuluan dengan pengawas lapangan, penggalian sumber tambang yang akan diolah
pekerja mekanik, serta pekerja pada bagian menjadi pasir. Kemudian area yang kedua
crusher, supir dump truck, dan hasil jawaban adalah area crusher, tempat untuk
kuesioner pekerja. Sedangkan data sekunder memecahkan bongkahan batu yang dikirim
berupa jumlah pekerja dan data kecelakaan PT. dari area quarry. Proses kerja yang dilakukan
X tahun 2019–2021. pada PT. X yaitu:
Sebagai tahapan dalam penelitian ini adalah 1. Pemecahan batu menggunakan excavator
menyerahkan surat izin penelitian, melakukan breaker.
penelitian, melakukan dokumentasi, dan 2. Pengangkutan batuan dari lokasi
penelitian selesai dilakukan. Selanjutnya penambangan ke area plant menggunakan
mengolah data dengan menyunting data, dump truck.
pengkodean, memasukkan data, serta 3. Melakukan pemecahan batuan
membuat tabel hasil data yang diolah. Pada menggunakan jaw crusher sebagai primary
penelitian ini menggunakan analisi data crusher.
univariat dan bivariat. Analisi bivariat dalam 4. Mengangkut material dengan belt
penelitian ini menggunakan uji chi-square dan conveyor untuk tahap pemecahan batuan
uji alternatif yaitu uji fisher. Penelitian ini telah kedua.
mendapat izin pelaksanaan dari Komisi Etik 5. Melakukan pemecahan batu yang lebih
Penelitian Kesehatan Universitas Negeri kecil dari 20 cm.
Semarang dengan nomor 314/KEPK/3C/2021 6. Dengan belt conveyor, pasir dibawa ke
tempat stock pile untuk diangkut ke dalam
dump truck.
HASIL DAN PEMBAHASAN Proses kerja tambahan jika terjadi
A. Gambaran Umum kerusakan atau gangguan dari alat dan mesin
PT. X yang menjadi tempat penelitian yang digunakan maka terdapat proses
skripsi ini adalah perusahaan cabang yang pengelasan namun tidak dilakukan setiap hari.
melakukan proses pengelolaan dari hasil
pertambangan batu andesit yang berada di B. Analisis Univariat
wilayah Desa Karangbolong, Kecamatan Dari hasil analisis yang disajikan pada
Buayan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa tabel 4.2 di bawah, didapatkan distribusi
Tengah. Perusahaan ini mempunyai 2 area frekuensi berdasarkan usia yaitu pada pekerja
sebagai tempat bekerja, area pertama adalah usia muda (≤ 30 tahun) sebanyak 18 orang
645
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 6, November 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI : 10.14710/jkm.v10i6.36483
(58.1%) sedangkan pekerja usia tua (> 30 Berdasarkan penggunaan APD yaitu
tahun) sebanyak 13 orang (41.9%). Kemudian penggunaan APD tidak lengkap sebanyak 16
distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan orang (51.6%), Sementara penggunaaan APD
yaitu tamat pendidikan menengah (SMP/MTs, yang lengkap sebanyak 15 orang (48.4%).
SMA/SMK) sebanyak 28 orang (90,3%), Berdasarkan pengawasan yaitu
sedangkan responden pada tingkat pendidikan pengawasan rendah sebanyak 12 orang
tinggi (S1), sebanyak 3 orang (9,7%). (38.7%). Sementara pengawasan tinggi
Berdasarkan pengetahuan yaitu pengetahuan sebanyak 19 orang (61.3%). Serta kecelakaan
K3 yang kurang baik, terdapat 18 pekerja kerja yaitu pekerja yang pernah mengalami
(58.1%). Sementara sebanyak 13 orang kecelakaan sebanyak 15 orang (48.4%),
(41.9%) memiliki pengetahuan K3 yang baik. sementara pekerja yang tidak pernah
Berdasarkan masa kerja, yaitu masa kerja baru mengalami kecelakaan sebanyak 16 orang
sebanyak 17 pekerja (54,8%), sementara masa (51.6%). (Tabel 1)
kerja lama sebanyak 14 pekerja (45,2%).

Tabel 1. Tabel Hasil Analisis Univariat


No. Variabel Kategori Frekuensi Persentase (%)
Muda 18 58,1%
1. Usia
Tua 13 41,9%
Menengah (SMP/MTs,
28 90,3%
2. Pendidikan SMA/SMK)
Tinggi (S1) 3 9,7%
Kurang baik 18 58.1%
3. Pengetahuan
Baik 13 41.9%
Baru 17 54,8%
4. Masa kerja
Lama 14 45,2%
Tidak lengkap 16 51.6%
5. Penggunaan APD
Lengkap 15 48.4%
Rendah 12 38.7%
6. Pengawasan
Tinggi 19 61.3%
Pernah 15 48.4%
7. Kecelakaan kerja
Tidak 16 51.6%

Tabel 2. Hubungan antara Usia dengan Kecelakaan Kerja


Kecelakaan Kerja
Total
Usia Pernah Tidak Pernah Nilai p-value
n % n % n %
≤ 30 11 35,5 7 22,6 18 58,1 0,192
646
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 6, November 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI : 10.14710/jkm.v10i6.36483
> 30 4 12,9 9 29 13 41,9
Total 15 48,4 16 51,6 31 100

Berdasarkan tabel 1, diketahui sebanyak karena tidak memakai pakaian lengan panjang
18 pekerja memiliki usia ≤ 30 tahun dengan saat melakukan perbaikan di area mesin jaw
11 pekerja (35,5%) pernah mengalami crusher, kaki pekerja asisten mekanik quarry
kecelakaan kerja dan 7 pekerja (22,6%) tidak terbentur lengan excavator saat melakukan
pernah mengalami kecelakaan kerja. pergantian posisi untuk perbaikan bucket
Sementara itu, sebanyak 13 pekerja memiliki excavator, kemudian terdapat operator
usia > 30 tahun dengan 4 pekerja (12,9%) excavator quarry terpeleset di rantai excavator
pernah mengalami kecelakaan kerja dan 9 karena pekerja tidak memakai sepatu safety
pekerja lainnya (29%) tidak pernah mengalami dan hanya memakai sepatu kets saat menaiki
kecelakaan kerja. Data pada tabel 4.9 excavator, dan pada operator excavator
menghasilkan nilai p-value 0,192 (> 0,05) breaker mengalami memar pada siku tangan
sehingga menunjukkan bahwa tidak ada karena terbentur lengan kursi cabin excavator
hubungan antara usia dengan kecelakaan kerja saat melakukan pemecahan batu.
pada pekerja tambang di PT. X. Pada hasil penelitian ini, sejalan dengan
Pada PT. X, di usia > 30 tahun juga penelitian Widyanti yang menunjukkan hasil
memiliki bagian kerja berhubungan langsung bahwa usia tidak ada hubungan antara usia
dengan alat berat dan mesin di lapangan. dengan kecelakaan kerja pada pekerja industri
Sebanyak 4 (36,36%) dari 11 pekerja di usia > di bagian operator dan maintenance yang
30 tahun pernah mengalami kecelakaan kerja, dinyatakan dengan hasil p-value sebesar
diantaranya tangan pekerja bagian operator 0,886.(10)
exavator crusher terpecik api blander las

Tabel 3 Hubungan antara Pendidikan dengan Kecelakaan Kerja


Kecelakaan Kerja
Total
Pendidikan Pernah Tidak Pernah p-value
n % n % n %
Menengah 15 48,4 13 41,9 28 90,3
0,226
Tinggi 0 0 3 9,7 3 9,7
Total 15 48,4 16 51,6 31 100

647
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 6, November 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI : 10.14710/jkm.v10i6.36483
Berdasarkan tabel 3, diketahui sebanyak muatan batuan dari area quarry,
28 pekerja memiliki riwayat pendidikan mengoperasikan dan mengenal mesin crusher,
dengan tamatan pendidikan menengah yaitu memperbaiki alat dan mesin yang rusak secara
tamat tingkat pendidikan SMP, SMA/SMK, manual dengan pengelasan.
dengan 15 pekerja (48,4%) pernah mengalami Di samping itu, pekerja juga bekerja pada
kecelakaan kerja dan 13 pekerja (41,9%) tidak area terbuka sehingga paparan panas matahari
pernah mengalami kecelakaan kerja. yang membuat pekerja menjadi semakin lelah
Sementara itu, sebanyak 3 pekerja (9,7%) dan tidak fokus bekerja sehingga
memiliki tamatan pada tingkat pendidikan menyebabkan kecelakaan kerja. Hal ini
tinggi yaitu pekerja yang menempuh mematahkan teori menurut Sucipto (11) yang
pendidikan S1 dan ketiga pekerja tersebut menyatakan bahwa pendidikan memiliki
tidak pernah mengalami kecelakaan kerja. hubungan dengan kecelakaan kerja karena
Data pada tabel 3, menghasilkan nilai p-value pendidikan berpengaruh pada pola pikir
yaitu 0,226 (> 0,05) sehingga menunjukkan seseorang dalam melakukan pekerjaan di
bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan lapangan yang memerlukan beban fisik.
dengan kecelakaan kerja pada pekerja tambang Hasil penelitian ini didukung oleh
di PT.X. penelitian Aryanto bahwa untuk melakukan
Pekerja dengan tamatan SMP/Sederajat pekerjaan dengan aman, pendidikan tidak
dan SMA/Sederajat memiliki latar belakang terlalu memengaruhi cara berpikir pekerja.
pendidikan yang tidak sesuai dengan bidang Dengan adanya pelatihan yang disediakan dari
pekerjaannya masing-masing seperti perusahaan, dapat meningkatkan produktifitas
mengoperasikan excavator wheel loader dan dan kemampuan dalam bekerja sehingga dapat
excavator, mengendarai dump truck dengan mencegah kejadian kecelakaan kerja.(12)

Tabel 4 Hubungan antara Pengetahuan dengan Kecelakaan Kerja


Kecelakaan Kerja
Total
Pengetahuan Pernah Tidak Pernah p-value
n % n % n %
Kurang Baik 12 38,7 6 19,4 18 58,1
0,042
Baik 3 9,7 10 32,3 13 41,9
Jumlah 15 48,4 16 51,6 31 100

63
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 6, November 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI : 10.14710/jkm.v10i6.36483

Berdasarkan tabel 4, diketahui sebanyak 18 antara pengetahuan K3 dengan kecelakaan


pekerja memiliki pengetahuan yang kurang kerja dengan hasil p-value sebesar 0,033.(9)
baik dengan 12 pekerja (38,7%) pernah Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
mengalami kecelakaan kerja dan 6 pekerja Kalalo menyatakan bahwa ada hubungan
lainnya (19,4%) tidak pernah mengalami antara pengetahuan tentang K3 dengan
kecelakaan kerja. Sementara itu, sebanyak 13 kecelakaan kerja, dibuktikan dengan p-value
pekerja memiliki pengetahuan yang baik pada uji fisher sebesar 0,000.(13)
dengan 3 pekerja (9,7%) pernah mengalami Seperti pada penelitian Widyawati(10)
kecelakaan kerja dan 10 pekerja lainnya bahwa terdpat hubungan antara pengetahuan
(32,3%) tidak pernah mengalami kecelakaan dan kecelakaan kerja, maka penelitian di PT. X
kerja. Data pada tabel 4, menghasilkan nilai p- ini didukung oleh Teori Tiga Faktor (Three
value yaitu 0,042 (< 0,05) sehingga Main Factor Theory) bahwa pengetahuan
menunjukkan bahwa ada hubungan antara merupakan faktor yang dapat menyebabkan
pengetahuan dengan kecelakaan kerja pada terjadinya kecelakaan kerja pekerja.
pekerja tambang di PT.X. Pengetahuan mengenai K3 merupakan upaya
Pengetahuan yang didapat dari pekerja yang dilakukan oleh pekerja karena memahami
sangat terbatas, hanya didapatkan ketika cara atau tindakan untuk mencegah terjadinya
adanya pengawasan, kemudian pengetahuan kecelakaan kerja, sehingga dirinya merasa
berupa safety sign. PT. X juga melakukan aman saat bekerja. Pengetahuan yang tinggi
melakukan kegiatan safety talk hanya 1 sampai sangat berdampak bagi pekerja dalam
2 kali dalam seminggu dengan hari yang tidak melakukan pekerjaannya. Pekerja dengan
ditentukan namun biasanya pada hari Senin tingkat pengetahuan yang tinggi dapat
untuk mengawali hari di tiap minggu. mengetahui dan menyadari bahaya di sekitar
Hasil penelitian ini, sejalan dengan hasil tempat kerja.
penelitian Anugrah bahwa ada hubungan

Tabel 5 Hubungan antara Masa Kerja dengan Kecelakaan Kerja


Kecelakaan Kerja
Total
Masa Kerja Pernah Tidak Pernah p-value
n % n % n %

63
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 6, November 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI : 10.14710/jkm.v10i6.36483
Baru 12 38,7 5 16,1 17 54,8
0,018
Lama 3 9,7 11 35,5 14 45,2
Total 15 16 48,4 31 51,6 31 100

Berdasarkan tabel 5, diketahui sebanyak Hasil penelitian ini sejalan dengan


17 pekerja memiliki masa kerja baru (≤ 3 penelitian Wibisono bahwa ada hubungan
tahun) dengan 12 pekerja (38,7%) pernah antara masa kerja dengan kecelakaan kerja
mengalami kecelakaan kerja dan 5 pekerja yang pada pekerja tambang pasir gali dengan
(16,1%) tidak pernah mengalami kecelakaan nilai p-value sebesar 0,017.(8) Hasil penelitian
kerja. Sementara itu, sebanyak 14 pekerja yang sejalan dengan penelitian Winarto
memiliki masa kerja lama (> 3 tahun) yaitu menyatakan bahwa ada hubungan antara masa
selama 4 dan 5 tahun sejak awal PT. X kerja dengan kejadian kecelakaan kerja,
beroperasi, dengan 3 pekerja (9,7%) pernah dengan nilai p-value sebesar 0,006.(14)
mengalami kecelakaan kerja dan 11 pekerja Dalam penelitian Iqbal(15), menyatakan
(35,5%) tidak pernah mengalami kecelakaan bahwa dari 8 artikel yang dilakukan analisis
kerja. Data pada tabel 5, menghasilkan nilai p- terdapat 47% dengan hasil adanya hubungan
value yaitu 0,018 (< 0,05) sehingga masa kerja dengan kecelakaan kerja pada
menunjukkan bahwa ada hubungan antara pekerja pertambangan. Penelitian ini didukung
masa kerja dengan kecelakaan kerja pada dengan Teori Tiga Faktor (Three Main Factor
pekerja tambang di PT. X. Theory) bahwa kecelakaan kerja disebabkan
Pada hasil penelitian di PT. X ada oleh tiga faktor utama yaitu faktor manusia,
hubungan antara masa kerja dengan lingkungan, dan peralatan. Dari tiga faktor
kecelakaan kerja, didapatkan bahwa lebih utama ini, masa kerja merupakan salah satu
banyak dialami pekerja dengan masa kerja < 3 faktor manusia yang dapat menyebabkan
tahun. Hal ini terjadi karena pekerja masih kecelakaan. Dan menurut Penelitian ini
menjadi pekerja baru di perusahaan dan sedang didukung dengan pernyataan Sucipto(11) yaitu
beradaptasi dengan lingkungan kerja, masa kerja seseorang dalam bekerja dapat
walaupun sudah patuh memakai APD lengkap mempengaruhi pengalaman kerjanya, semakin
namun kecelakaan kerja dapat terjadi, maka lama ia bekerja maka semakin banyak
dari itu pekerja harus mengenal lingkungan pengalaman dalam bekerja dan dapat
agar meminimalisirkan kejadian kecelakaan mempengaruhi terjadinya kecelakaan.
kerja.

64
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 6, November 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI : 10.14710/jkm.v10i6.36483
Tabel 6 Hubungan antara Penggunaan APD dengan Kecelakaan Kerja
Kecelakaan Kerja
Penggunaan Total
Pernah Tidak Pernah p-value
APD
n % n % n %
Tidak Lengkap 11 35,5 5 16,1 16 51,6
0,047
Lengkap 4 12,9 11 35,5 15 48,4
Total 15 48,4 16 51,6 31 100

Berdasarkan tabel 6, diketahui sebanyak yang robek terkena percikkan las. Pada hal ini,
16 pekerja yang menggunakan APD tidak pekerja memiliki alasan bahwa kesulitan untuk
lengkap dengan 11 pekerja (35,5%) pernah memakai sepatu safety dengan kondisi ruang
mengalami kecelakaan kerja dan 5 pekerja perbaikan yang sempit. Perusahaan sudah
lainnya (16,1%) tidak pernah mengalami menyediakan sepatu safety, sarung tangan, dan
kecelakaan kerja. Sementara itu sebanyak 15 pakaian khusus las, namun sikap pekerja yang
pekerja menggunakan APD lengkap dengan 4 mengabaikan untuk memakai APD dan pekerja
pekerja (12,9%) pernah mengalami kecelakaan yang merasa tidak nyaman untuk memakai
kerja dan 11 pekerja lainnya (35,5%) tidak APD ketika memasuki area kerja dapat
pernah mengalami kecelakaan kerja. Data pada menyebabkan kecelakaan kerja di PT. X.
tabel 6, menghasilkan nilai p-value yaitu 0,047 Hasil penelitian ini sejalan dengan
(< 0,05) sehingga ada hubungan antara penelitian Wibisono yang menunjukkan bahwa
penggunaan APD dengan kecelakaan kerja ada hubungan antara praktik penggunaan APD
pada pekerja tambang di PT.X. dengan kejadian kecelakaan kerja yang
Kecelakaan kerja terjadi saat melakukan dinyatakan berdasarkan hasil nilai p-value
perbaikan mesin crusher dan pekerja perlu sebesar 0,005.(8) Hasil penelitian PT. X juga
menggunakan pakaian khusus las serta sepatu sejalan dengan penelitian (Herdayanti, 2017)
safety namun pekerja tidak memakai sepatu yaitu ada hubungan antara penggunaan APD
safety dan hanya memakai baju kaos yang dengan kecelakaan kerja, dengan hasil nilai p-
menyebabkan luka pada kaki pekerja dan baju value sebesar 0,001.(16)

Tabel 7 Hubungan antara Pengawsaan dengan Kecelakaan Kerja


Kecelakaan Kerja
Total
Pengawasan Pernah Tidak Pernah p-value
n % n % n %
Rendah 9 29 3 9,7 12 38,7
0,047
Tinggi 6 19,4 13 41,9 19 61,3
63
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 6, November 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI : 10.14710/jkm.v10i6.36483
Total 15 48,4 16 51,6 31 100

64
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 6, November 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI : 10.14710/jkm.v10i6.36483
Berdasarkan tabel 7, diketahui sebanyak pengawasan dengan kecelakaan kerja, yang
12 pekerja memiliki pengetahuan yang memiliki hasil nilai p-value sebesar 0,003.(19)
rendah dengan 9 pekerja (29%) pernah Menurut penelitian Raja yang mengutip
mengalami kecelakaan kerja dan 3 pekerja dari Siregar(18) menyatakan pendapat dari J.M
lainnya (19,4%) tidak pernah mengalami Black, bahwa pengawasan merupakan
kecelakaan kerja. Sementara itu, sebanyak 19 pekerjaan yang memiliki wewenang untuk
pekerja memiliki pengetahuan tinggi dengan mengarahkan seperti memberi tugas,
6 pekerja (19,4%) pernah mengalami menyediakan intruksi, pelatihan, dan nasihat
kecelakaan kerja dan 13 pekerja lainnya kepada individu, selain itu seorang pengawas
(41,9%) tidak pernah mengalami kecelakaan juga mampu mendengarkan dan
kerja. Data pada tabel 7, menghasilkan nilai memecahkan masalah yang berhubungan
p-value yaitu 0,047 (< 0,05) sehingga dengan pekerjaan serta dapat menanggapi
menunjukkan bahwa ada hubungan antara keluhan dari pekerja lainnya.(17)
pengawasan dengan kecelakaan kerja pada
pekerja tambang di PT. X. SIMPULAN
Pada tambang batu di PT. X ini masih Berdasarkan hasil penelitian yang
terdapat pekerja yang tidak menerima didapatkan, maka kesimpulan dari penelitian
pengawasan saat bekerja. Pekerja ini yaitu tidak ada hubungan antara usia dan
mendapatkan pengawasan berupa teguran pendidikan dengan kecelakaan kerja di PT.
secara langsung dan dapat melalui HT X. Dan ada hubungan antara pengetahuan,
(Handy Talkie) serta pengawasan dilakukan masa kerja, penggunaan APD, dan
dari jarak jauh dengan kondisi suara yang pengawasan dengan kecelakaan kerja di PT.
bising dari alat excavator breaker. Dari hasil X.
analisis, pekerja yang mengalami kecelakaan
juga merasa terganggu dan tidak nyaman SARAN
ketika dilakukan pengawasan. Penanggung jawab lapangan harus
Kemudian hasil penelitian di PT. X ini melakukan safety talk atau toolbox meeting
sejalan dengan penelitian Utami yang setiap hari dan setiap pagi selama 10-15
menunjukkan bahwa ada hubungan antara menit. Penanggung jawab lapangan harus
melakukan pelatihan selama 1 bulan pada

643
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 6, November 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI : 10.14710/jkm.v10i6.36483
pekerja baru dan pelatihan rutin minimal 6 Penambangan Pasir Kabupaten
bulan sekali pada seluruh pekerja. Lumajang (Studi Kasus Penambangan
Penanggung jawab lapangan harus Pasir di Desa Bago Kecamatan
menyediakan APD sesuai dengan bidang Pasirian Kabupaten Lumajang).
pekerjaan masing-masing. Penanggung Universitas Jember; 2015.
jawab lapangan harus menyediakan 2 5. Raharjo S. Evaluasi Kinerja
pengawas Keselamatan Pertambangan Mineral
UCAPAN TERIMA KASIH dan Batubara Tahun 2019. Jakarta;
Ucapan terima kasih peneliti kepada 2019.
seluruh pihak dan individu yang telah 6. ESDM K. Tingkat Kekerapan dan
membantu menyelesaikan penelitian ini. Keparahan Kecelakaan Tambang
[Internet]. MODI. 2022. Available
DAFTAR PUSTAKA from:
1. Dewi EU. Analisis Faktor yang https://modi.esdm.go.id/kecelakaanta
Mempengaruhi Penerapan mbang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 7. Kristiawan R, Abdullah R. Faktor
(K3) pada Pekerja Tambang Pasir dan Penyebab Terjadinya Kecelakaan
Batu. J Keperawatan Sumba. Kerja pada Area Penambangan Batu
2022;1(1):33–41. Kapur Unit Alat Berat PT. Semen
2. Kusumah SP. Keselamatan Kerja dan Padang. J Bina Tambang.
Pencegahan Kecelakaan. 8th ed. 2018;5(2):11–21.
Jakarta: Toko Gunung Agung; 2014. 8. Wibisono B. Faktor-faktor yang
3. Saleh LM. K3 Pertambangan Kajian Berhubungan dengan Kejadian
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kecelakaan Kerja pada Pekerja
Sektor Pertambangan. Cetakan Pe. Tambang Pasir Gali di Desa
Hardiyanti I, editor. Yogyakarta: Pegiringan Kabupaten Pemalang
Deepublish (Grup Penerbitan CV Budi Tahun 2013. Universitas Dian
Utama); 2019. Nuswantoro Semarang; 2013.
4. Rosamia BAA. Analisis Risiko 9. Anugrah DY. Faktor-faktor yang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Berhubungan Dengan Kecelakaan

644
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 6, November 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI : 10.14710/jkm.v10i6.36483
Kerja pada PT. Tondong Jaya Marmer Promosi Kesehat Indones.
di Kabupaten Pangkep. Universitas 2016;11(1):51–64.
Muhammadiyah Makassar; 2019. 15. Iqbal M, Kamaludin A. Analisis
10. Widyanti R, Pertiwi WE. Analisis Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja
Determinan Kecelakaan Kerja Ringan pada Pekerja Pertambangan. J
pada Pekerja Industri di Bagian Keselamatan, Kesehat Kerja dan
Operator dan Maintenance. J Kesehat Lingkung. 2021;2(1):64–71.
Ilm. 2021;20(2). 16. Herdayanti M. Faktor yang
11. Sucipto CD. Keselamatan dan Berhubungan dengan Terjadinya
Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Gosyen Kecelakaan Kerja pada Pekerja di CV.
Publising; 2014. Bara Mitra Kencana (BMK)
12. Aryanto L, Ekawati, Kurniawan B. Sawahlunto tahun 2017. Universitas
Hubungan Pelatihan, Status Kerja, Andalas; 2017.
Latar Belakang Pendidikan, dan 17. Raja B. Faktor yang Berhubungan
Penggunaan Alat Pelindung Diri dengan Kecelakaan Kerja di PT.
dengan Terjadinya Kecelakaan kerja Sumber Karindo Sakti Tebing Tinggi.
pada Total E & P Indonesie. J Kesehat Universitas Sumatera Utara; 2018.
Masy. 2016;4(2356–3346):457–67. 18. Siregar DIS. Faktor-faktor yang
13. Kalalo SY, Kaunang WPJ, Kawatu Berhubungan dengan Kecelakaan
PAT. Hubungan Antara Pengetahuan Ringan di PT. Aqua Golden
dan Sikap Tentang K3 dengan Mississippi Bekasi Tahun 2014. UIN
Kejadian Kecelakaan Kerja pada Syarif Hidayatullah Jakarta; 2014.
Kelompok Nelayan di Desa Belang 19. Utami IR. Faktor-Faktor yang
Kecamatan Belang Kabupaten Berhubungan dengan Kecelakaan
Minahasa Tenggara. J Ilm Farm – Kerja pada Pekerja Usaha Pengelolaan
UNSRAT. 2016;5(1):244–51. Besi Tua di Kota Padang Tahun 2018.
14. Winarto S, Denny HM, Kurniawan B. Universitas Andalas; 2019.
Studi Kasus Kecelakaan Kerja pada
Pekerja Pengeboran Migas Seismic
Survey PT. X di Papua Barat. J

645
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume XX, Nomor X, XXXXXX 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI :

646

You might also like