You are on page 1of 6

Vol.2 No.

11 April 2022 3641


……………………………………………………………………………………………………...
FACTORS ASSOCIATED WITH UNSAFE BEHAVIOR ON WORKERS IN THE
PRODUCTION DIVISION OF PALM OIL PROCESSING PT. X

Oleh
Meisye Herlen Selfia1),
T Samsul Hilal, Entianopa2)
1,2Program Studi Kesehatan Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu

Jambi, Indonesia
E-mail: 1meisyehrlnslfia@gmail.com

Abstract
Unsafe behavior takes many forms from a simple failure to wear or use personal protective
equipment to an intentional act, such as moving a guard machine or tampering with a security
mechanism into a security system. There are many reasons why people behave unsafely, perhaps
they were taught certain unsafe work methods early in the job and see it now as standard work
practice, they may lack the skills or knowledge to perform tasks safely, as in certain manual
handling, they may failed to secure the load due to timely demands. Factors causing accidents and
poor health. The main causes of accidents in the workplace are caused by unsafe behavior and
employers need to be aware that reducing accidents can only be achieved by identifying,
examining and focusing these behaviors. This research was conducted using a quantitative method
with a cross-sectional approach. The population in the study were all workers in the production
division of PT.X, totaling 65 people. The sample in this study used total sampling, namely all
workers in the production division of PT. X as many as 65 people. Data collection in this study
was carried out using questionnaires and interviews. Data were analyzed by univariate and
bivariate with chi-square. The results showed that there was a significant relationship between
attitudes (p-value = 0.035), knowledge (p-value = 0.041), training (p-value = 0.043) on unsafe
behavior in workers in the production division of palm oil processing PT. X in 2021. It is
recommended for companies as input and consideration for companies in their work in order to
prevent work accidents
Keywords: Unsafe Behavior, Knowledge, Attitude, Training

PENDAHULUAN memiliki landasan hukum yang wajib dipatuhi


Prinsip dasar ilmu K3 adalah semua oleh semua pihak baik itu pekerja, pengusaha
kecelakaan dapat dicegah, karena kecelakaan ataupun pihak lainya.
itu pasti ada sebabnya. Jika sebab kecelakaan Bertahun-tahun lalu banyak orang
dapat dihilangkan maka kemungkinan memegang pandangan bahwa, jika organisasi
kecelakaan dapat di hindari. Prinsip tersebut mematuhi hukum tidak akan ada kecelakaan.
mendasari berkembangnya ilmu dalam bidang Masalahnya adalah bahwa hal itu tidak
K3 seperti pengetahuan mengenai berbagai memperhitungkan secara umum, pertanyaan
jenis bahaya, perilaku manusia, kondisi tidak, tentang perilaku manusia dan dalam beberapa
tindakan tidak aman, penyakit akibat kerja, kasus perilaku yang tidak aman. Sejauh ini
sehatan kerja dan hygine industry. Jadi keamanan perilaku upaya untuk memeriksa
prinsipnya adalah semua kecelakaan dapat unsur-unsur perilaku manusia yang merupakan
dicegah dan sangat penting untuk memberi faktor penyebab kecelakaan dan kesehatan
dorongan dalam melakukan upaya pencegahan yang buruk. Penyebab utama kecelakaan di
(Ramli, 2010). Keselamatan dan kesehatan tempat kerja yang disebabkan oleh perilaku dan
kerja merupakan penentu perundangan dan majikan yang tidak aman perlu disadarkan

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
3642 Vol.2 No.11 April 2022
………………………………………………………………………………………………………
bahwa mengurangi kecelakaan hanya dapat pekerja, mereka bekerja terbagi menjadi dua
dicapai dengan mengidentifikasi, memeriksa shif yaitu shif pagi dan shif malam. Pekerja di
dan memfokuskan perilaku tersebut (Strank, bagian produksi paling beresiko terjadinya
2007). kecelakaan kerja, dikarenakan pekerja dibagian
Hasil penelitian Jesica Sangaji (2018), produksi berhubungan dengan benda-benda
tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan keras dan alat-alat yang digunakan sangat
perilaku tidak aman pekerja bagian lambung beresiko. Menurut informasi yang didapat
galangan kapal PT X, menunjukkan bahwa kecelakaan terjadi di akibatkan oleh manusia itu
tidak ada hubungan antara umur, masa kerja sendiri yaitu seperti tidak menggunakan APD
dan tingkat pendidikan dengan perilaku tidak saat bekerja tidak berhati-hati saat melakukan
aman, sedangkan variabel pengetahuan, sikap, pekerjaan dan melanggar peraturan.
pengawasan, pelatihan K3 dan ketersediaan Kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerja
fasilitas K3 ada hubungan dengan perilaku bagian produksi yaitu seperti terjepit, tergores,
tidak aman (Sangaji, Jayanti, & Lestantyo, terjatuh, tersandung, gangguan pendegaran dan
2018). terkena duri buah sawit.
Penelitian Untari.L.D (2021), tentang PT. X yaitu perusahaan yang bergerak di
faktor-faktor yang berhubungan dengan bidang perkebunan kelapa sawit yang terletak
perilaku tidak aman pada karyawan bagian di kec batin xxiv dan kec. Muara tembesi kab.
produksi di PT X Jakarta menunjukkan bahwa Batanghari – jambi dan pabrik kelapa sawit
ada hubungan yang kentara anatar variabel yang terletak di kec. Mersam kab. Batanghari -
pelatihan dan pengawasan terhadap perilaku jambi. Saat ini PT. X memiliki luas lahan
tidak aman pada karyawan bagian produksi PT 1.417,51 ha dengan total ijin lokasi seluas 8.750
X Jakarta, sedangkan variabel umur dan ha dan 1 pabrik kelapa sawit dengan kapasitas
pengetahuan tidak berhubungan terhadap 30 ton/jam. Pekerja dibagian produksi terbagi
perilaku tidak aman pada karyawan bagian menjadi 2 shif yaitu shif pagi dan shif malam,
produksi di PT X Jakarta (Untari, shif pagi mulai dari jam 8 pagi sampai jam 6
Kusumaningtiar, Handayan, & Yusvita, 2021). sore dan shif malam mulai dari jam 6 sore
Perilaku tidak aman mengambil banyak sampai jam 4 pagi. Sebagai perusahaan
bentuk dari kegagalan sederhana untuk nasional dan untuk merealisasikan salah satu
memakai atau menggunakan peralatan maksud dan tujuan perusahaan maka
pelindung pribadi untuk tindakan yang perusahaan ini akan melaksanakan kegiatan
disengaja, seperti memindahkan mesin penjaga pembangunan dan pengelolaan perkebunan
atau merusak mekanisme keamanan kesistem kelapa sawit dengan pola inti dan pola
keamanan. Ada banyak alasan mengapa orang kemitraan yang bersifat saling menguntungkan,
berperilaku tidak aman, mungkin mereka berkelanjutan dan bersinergi. Berdirinya
diajari metode pekerjaa yang tidak aman perseroan ini bermaksud bergerak dalam
tertentu di awal pekerjaan dan melihatnya bidang usaha yaitu di antaranya menjalankan
sekarang sebagai praktik kerja standar, mereka usaha di bidang pertanian, perdagangan,
mungkin kurang keterampilan atau pembangunan, perindustrian dan kawasan
pengetahuan untuk melakukan tugas dengan perindustrian.
aman, seperti dalam penanganan manual Proses produksi di PT. X meliputi, proses
tertentu, mereka mungkin gagal mengamankan timbangan, proses sortasi (penyeleksian buah
beban karena tuntutan tepat waktu (Geller, sawit), proses rebusan buah sawi (sterelisasi),
2001). stasiun treser (pelepasan/memisahkan antara
Dari hasil survey awal tanggal 14 April tbs dan jajangan), stasiun press (memisahkan
2021, pekerja bagian produksi berjumlah 65 antara serabut kelapa dan inti luar), stasiun
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.11 April 2022 3643
……………………………………………………………………………………………………...
klarifikasi (memisahkan antara minyak dan Tabel 1. Gambaran sikap, pengetahuan,
kotoran), stasiun kernel (memisahkan antara pelatihan dan perilaku tidak aman
cangkang dan inti kelapa), proses penyaringan
minyak, ampas tandan di hancurkan. PT. X
memiliki 85 pekerja 65 pekerja di bagian
produksi dan dibagian lainnya sebanyak 20
orang. Proses produksi sawit di PT. X meliputi
minyak CPO yang telah dikirim menggunakan
mobil. Kecelakaan kerja yang terjadi di bagian
produksi yaitu seperti terjepit, tergores,
terjatuh, tersandung, gangguan pendegaran,
terkena duri buah sawit dan tertimpa buah
sawit.
Berdasarkan survey yang telah dilakukan Tabel 2. Hubungan sikap, pengetahuan,
pekerja telah melakukan perilaku tidak aman pelatihan dan perilaku tidak aman
yang memungkinkan mereka mengalami
kecelakaan, kecacatan bahkan kematian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor yang berhubungan dengan perilaku tidak
aman Unsafe behavior pada pekerja bagian
produksi kelapa sawit PT. X

METODE
Penelitian ini dilakukan dengan metode Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat
kuantitatif dengan pendekatan crossectional. bahwa ada hubungan yang signifikan antara
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sikap terhadap perilaku tidak aman pada
faktor yang berhungan dengan perilaku tidak pekerja bagian produksi pengolahan kelapa
aman (unsafe behaviour) pada pekerja bagian sawit PT. X tahun 2021 p-value 0,035. Hasil
produksi pengolahan kelapa sawit di PT. X penelitian ini sejalan dengan penelitian
tahun 2021. Populasi dalam penelitian adalah Jumardi, (2021) adanya hubungan antara
seluruh pekerja bagian produksi PT. X yang responden memiliki perilaku tidak aman (tabel
berjumlah 65 orang. Sampel dalam penelitian 1).
menggunakan total sampling, yaitu seluruh Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa
pekerja bagian produksi PT. X sebanyak 65 ada hubungan sikap (p=0,035), pengetahuan
orang. Pengambilan data pada penelitian ini (p=0,041) dan pelatihan (p=0,043) dengan
dilakukan dengan menggunakan kuisioner dan perilaku tidak aman (Tabel 2).
wawancara. Data di analisis dengan cara sikap dengan tindakan tidak aman (unsafe
univariat dan bivariat dengan chi-square. action) pada pekerja konstruksi Proyek Kantor
Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kendari
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan p-value 0,001.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil penelitian ini juga didukung dengan
sebanyak 76,9% responden memiliki sikap penelitian Mitsalia Asriani dkk, (2013) adanya
tidak baik, 58,5% responden memiliki hubungan yang signifikan antara sikap terhadap
pengetahuan tidak baik, 67,7% responden tidak bahaya dengan perilaku tidak aman dengan p
mendapatkan pelatihan dan 53,8% value = 0,002. Menurut Notoatmodjo, (2012)
sikap merupakan suatu kecendurungan untuk
……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
3644 Vol.2 No.11 April 2022
………………………………………………………………………………………………………
mengadakan suatu tindakan terhadap suatu terhadap objek yang diamatinya, melalui
objek, dengan suatu cara yang menyatakan penginderaan, pengetahuan diperoleh dengan
adanya tanda untuk menyenangi atau tidak cara membaca, melihat, dan mendengar. Dalam
menyenangi objek tersebut. bidang keselamatan dan kesehatan kerja dapat
Menurut Shiddiq et al., (2014) sikap yang memberikan landasan yang mendasar sehingga
ada pada diri seseorang akan dipengaruhi oleh memerlukan partisipatif secara efektif dalam
faktor internal, yaitu faktor fisiologis dan menentukan sendiri masalah di tempat kerja.
psikologis, serta faktor eksternal. Faktor Pengetahuan K3 adalah kondisi kognitif
eksternal dapat berwujud situasi yang dihadapi yang harus di wujudkan ditempat kerja dengan
oleh individu, norma-norma dan hambatan- segala upaya berdasarkan ilmu pengetahuan
hambatan yang ada dalam masyarakat, dan pemikiran mendalam guna melindungi
semuanya ini akan berpengaruh pada sikap tenaga kerja, manusia serta karya dan budaya
yang ada pada diri seseorang. Sikap yang melalui penerapan teknologi pencegahan
negatif bagi setiap karyawan sangat kecelakaan yang dilaksanakan secara konsisten
berpengaruh. Sikap buruk/negatif yang sesuai dengan peraturan perundangan dan
ditunjukkan oleh responden dapat membuat standar yang berlaku (Tarwaka, 2014).
pribadi seorang karyawan berperilaku tidak Penelitian ini telah membuktikan adanya
aman hubungan kuat antara pengetahuan dengan
Penelitian ini telah membuktikan adanya perilaku tidak aman. Hasil wawancara
hubungan kuat antara sikap dengan perilaku menunjukkan bahwa tindakan akan sesuai
tidak aman. Hasil penelitian menunjukkan dengan pengetahuan apabila individu
bahwa mayoritas responden memiliki sikap menerima isyarat yang cukup kuat untuk
tidak baik disebabkan kurangnya pengawasan memotivasi dia bertindak sesuai dengan
pekerja saat bekerja oleh supervisor K3, pengetahuannya.
kurangnya pekerja mengikuti instruksi SOP Pengetahuan yang kurang akan
yang telah ditetapkan dan kurangnya kesadaran keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
dalam memperhatikan posisi tubuh dalam dilingkungan kerja menyebabkan seseorang
bekerja (ergonomi). sulit untuk mengetahui potensi bahaya yang ada
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat di sekitarnya, sehingga sulit untuk menentukan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara tindakan dalam mengendalikan potensi bahaya.
pengetahuan terhadap perilaku tidak aman pada Oleh sebab itu seseorang akan menjadi kurang
pekerja bagian produksi pengolahan kelapa waspada terhadap resiko yang dapat timbul dari
sawit PT. X tahun 2021 p-value 0,041. perilakunya selama bekerja
Hasil penelitian ini sejalan dengan Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat
penelitian Mitsalia Asriani , Hamzah Hasyim, bahwa ada hubungan yang signifikan antara
(2013) ada hubungan yang signifikan antara pelaihan terhadap perilaku tidak aman pada
pengetahuan terhadap bahaya dengan perilaku pekerja bagian produksi pengolahan kelapa
tidak aman (unsafe act) dengan p-value =0,015. sawit PT. X tahun 2021 p-value 0,043.
Hasil penelitian ini juga didukung dengan Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Shiddiq et al., (2014) adanya penelitian(Mitsalia Asriani , Hamzah Hasyim,
hubungan antara pengetahuan dengan 2013) Ada hubungan yang signifikan antara
perilaku tidak aman karyawan di bagian pelatihan K3 dengan perilaku tidak aman (p
produksi unit IV PT. X dengan p-value = value = 0,029). Hasil penelitian ini juga
0,026. Menurut Notoatmodjo, (2012) didukung dengan penelitian (Jesica Sangaji,
pengetahuan merupakan hasil dari tahu, terjadi Siswi Jayanti, 2018) ada hubungan antara
setelah orang melakukan proses penginderaan pelatihan K3 dengan Perilaku tidak aman
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.11 April 2022 3645
……………………………………………………………………………………………………...
denagn p-value =0,030. Pelatihan merupakan Saran
proses yang kontinu yang berlaku bagi semua Diharapkan pekerja menggunakan dan
pekerja dilapangan baik bagi seorang menjaga perlengkapan keselamatan kerja,
supervisor, pekerja baru, pekerja mutasi atau bekerja sesuai tanggung jawab serta sebaiknya
pekerja kontrak. Semua pelatihan yang pekerja turut melibatkan diri dalam kegiatan-
diperlukan sudah diidentifikasi dan tersedia kegiatan pelatihan
bagi para pekerja dan dituangkan dalam matriks
kompetensi pekerja. Tujuan pelatihan adalah DAFTAR PUSTAKA
memberikan pengertian mengenai apa yang [1] Geller, E. S. (2001). The Psychology of
dimaksud dengan bekerja aman, memotivasi Safety Handbook. Lewis Publissher. Boca
pekerja agar bekerja secara aman. Training K3 Raton London. New York Washington,
adalah suatu proses pembelajaran yang lebih D.C: Lewis.
menekankan pada praktek daripada teori yang [2] Jesica Sangaji, Siswi Jayanti, D. L.
dilakukan seseorang yang bekerja atau suatu (2018). Faktor-Faktor Yang
kelompok unit kerja yang bertujuan untuk Berhubungan Dengan Perilaku Tidak
meningkatkan kemampuan dan keterampilan Aman Pekerja Bagian Lambung
dalam bidang K3 (Tarwaka, 2014). Galangan Kapal Pt X. Jurnal Kesehatan
Hasil penelitian didapatkan bahwa ada Masyarakat (e-Journal), 6(5).
sebagian pekerja yang mungkin tidak [3] Jumardi, A. D. P. N. (2021). Faktor Yang
mendapatkan pelatihan secara keseluruhan. Berhubungan Dengan Perilaku Tidak
Program pelatihan K3 kepada pekerja harus Aman Pada Pekerja Konstruksi Proyek
lebih ditingkatkan agar pekerja tidak hanya Kantor Perwakilan Bank Indonesia
semakin berperilaku aman dalam bekerja (Kpwbi) Kendari Tahun 2019, 2(1).
namun juga dapat meningkatkan keterampilan [4] Mitsalia Asriani , Hamzah Hasyim, I. P.
pekerja yang nantinya dapat meningkatkan (2013). Faktor-Faktor Yang
produktivitas. Disarankan kepada perusahaan Berhubungan Dengan Perilaku Tidak
untuk memberikan pelatihan kecil untuk Aman (Unsafe Act) Di Bagian Pabrik
pekerja di perusahaan tersebut Urea PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang.
Journal of Chemical Information and
PENUTUP Modeling, 53(9).
Kesimpulan [5] Notoatmodjo, S. (2012). Promosi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: ada Jakarta: Rineka Cipta.
hubungan yang signifikan antara sikap terhadap [6] Ramli, S. (2010). Pedoman Praktis
perilaku tidak aman pada pekerja bagian Manajemen Resiko dalam Perspektif K3
produksi pengolahan kelapa sawit PT. X tahun OHS Risk Management. Jakarta: Dian
2021 p-value 0,035. Ada hubungan yang Rakyat.
signifikan antara pengetahuan terhadap [7] Sangaji, J., Jayanti, S., & Lestantyo, D.
perilaku tidak aman pada pekerja bagian (2018). Faktor-faktor yang berhubungan
produksi pengolahan kelapa sawit PT. X tahun dengan perilaku tidak aman pekerja
2021 p-value 0,041. Ada hubungan yang bagian lambung galang kapal pt x. Jurnal
signifikan antara pelatihan terhadap perilaku Kesehatan Masyarakat, 6, 563–571.
tidak aman pada pekerja bagian produksi [8] Shiddiq, S., Wahyu, A., & Muis, M.
pengolahan kelapa sawit PT. X tahun 2021 p- (2014). The Relationship between
value 0,043. Employee ’ s Perception of Occupational
Safety and Health and Unsafe Work

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
3646 Vol.2 No.11 April 2022
………………………………………………………………………………………………………
Behavior in the Production Unit IV of OHS Risk Management. Jakarta: Dian
PT . Semen Tonas. Jurnal MKMI, 110– Rakyat.
116. [18] Sangaji, J., Jayanti, S., & Lestantyo, D.
[9] Strank, J. (2007). Human Factor and (2018). Faktor-faktor yang berhubungan
Behavioural Safety. dengan perilaku tidak aman pekerja
[10] Tarwaka. (2014). Keselamatan dan bagian lambung galang kapal pt x. Jurnal
Kesehatan Kerja Manajemen dan Kesehatan Masyarakat, 6, 563–571.
Implementasi K3 di Tempat Kerja. [19] Shiddiq, S., Wahyu, A., & Muis, M.
Surakarta: Harapan Press. (2014). The Relationship between
[11] Untari, L. D., Kusumaningtiar, D. A., Employee ’ s Perception of Occupational
Handayan, P., & Yusvita, F. (2021). Safety and Health and Unsafe Work
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Behavior in the Production Unit IV of
Perilaku Tidak Aman pada Karyawan PT . Semen Tonas. Jurnal MKMI, 110–
Departemen Produksi di PT X Jakarta 116.
The Factors Associated With Unsafe [20] Strank, J. (2007). Human Factor and
Behavior in The Production Department Behavioural Safety.
Employees at PT X Jakarta. Jurnal Ilmiah [21] Tarwaka. (2014). Keselamatan dan
Kesehatan Masyarakat, 13. Kesehatan Kerja Manajemen dan
[12] Geller, E. S. (2001). The Psychology of Implementasi K3 di Tempat Kerja.
Safety Handbook. Lewis Publissher. Boca Surakarta: Harapan Press.
Raton London. New York Washington, [22] Untari, L. D., Kusumaningtiar, D. A.,
D.C: Lewis. Handayan, P., & Yusvita, F. (2021).
[13] Jesica Sangaji, Siswi Jayanti, D. L. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
(2018). Faktor-Faktor Yang Perilaku Tidak Aman pada Karyawan
Berhubungan Dengan Perilaku Tidak Departemen Produksi di PT X Jakarta
Aman Pekerja Bagian Lambung The Factors Associated With Unsafe
Galangan Kapal Pt X. Jurnal Kesehatan Behavior in The Production Department
Masyarakat (e-Journal), 6(5). Employees at PT X Jakarta. Jurnal Ilmiah
[14] Jumardi, A. D. P. N. (2021). Faktor Yang Kesehatan Masyarakat, 13.
Berhubungan Dengan Perilaku Tidak
Aman Pada Pekerja Konstruksi Proyek
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
(Kpwbi) Kendari Tahun 2019, 2(1).
[15] Mitsalia Asriani , Hamzah Hasyim, I. P.
(2013). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Perilaku Tidak
Aman (Unsafe Act) Di Bagian Pabrik
Urea PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang.
Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9).
[16] Notoatmodjo, S. (2012). Promosi
Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
[17] Ramli, S. (2010). Pedoman Praktis
Manajemen Resiko dalam Perspektif K3

………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)

You might also like