Professional Documents
Culture Documents
PADA GEDUNG KULIAH BARU TOWER B. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
DENGAN METODE OHSAS 18001
rahmdtaufiq6@gmail.com
Abstract
In the construction industry workplace accidents can happen anytime. This is because the
construction industry has heavy work characteristics and has a high accident risk for workers,
ranging from materials used, equipment, and work environment. Accidents occurring in construction
projects are mostly due to inexperienced workers on what they do, equipment that is not feasible to
use, unsafe working environment conditions, the behavior of employees who are less concerned about
safety, the management of companies that are less concerned about safety, unsafe working methods,
and poor supervision of workers. Workplace accidents occurring in construction projects may result
in direct and indirect losses. Direct losses, for example, injury to labor and damage to production
facilities, then indirect losses such as losses due to cessation of production processes, production
decline, claims or compensation, social impact, image and consumer confidence. Therefore, the
health and safety system issues in a construction project should be well planned, in addition to
ensuring that workers feel safe and secure, will also reduce the large expenses of the company as a
result of workplace accidents. In the construction of the new college building Tower B. State Islamic
Institute (IAIN) Pontianak 2016, created a design of health and safety (OHS) by the method of OHSAS
18001 which begins by conducting accidental analysis that may occur, and the cause of the accident
of three the main factors are human factor, occupation factor and implementation method, and
environmental factor, from the result of analysis of the three factors can be planned each of the
prevention efforts, then proceed with making activity schedule plan and use of K3 tool adjusted to
project schedule, then an evaluation of the application of OSH procedures during the project
activities takes place, this evaluation aims to control and ensure that the OSH procedures are
developed, in accordance with what has been planned.
2
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja e. Pengkajian manajemen perusahaan tentang
digunakan sebaik-baiknya selektif mungkin. kebijakan Sistem Manajemen K3 untuk
c. Agar semua hasil produksi dipelihara pelaksanaan berkesinambungan
keamananya.
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan 2.4. Tahapan - tahapan OHSAS
peningkatan kesehatan gizi pegawai. Berdasarkan 5 komponen utama diatas,
e. Agar meningkatnya kegairahan, keserasian tahapan dalam penyusunan Sistem Manajemen
kerja dan partisipasi kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut OHSAS
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang 18001 dibagi menjadi 7 tahapan yaitu:
disebabkan oleh lingkungan atau kondisi a. Mengidentifikasi resiko dan bahaya
kerja. b. Mengidentifikasi ketetapan UU dan peraturan
g. Agar setiap pegawai merasa aman dan hukum yang berlaku
terlindungi dalam bekerja. c. Menentukan target dan pelaksanaan program
d. Melancarkan program perencanaan untuk
Sedangkan menurut Keputusan Menteri Tenaga mencapai target dan objek yang telah
Kerja (1993), tujuan dari keselamatan dan kesehatan ditentukan
kerja adalah mewujudkan masyarakat dan lingkungan e. Mengadakan perencanaan terhadap kejadian
kerja yang aman, sehat dan sejahtera, sehingga akan darurat
tercapai : f. Peninjauan ulang terhadap target dan para
pekerja pelaksana sistem
a. Suasana lingkungan kerja yang aman, sehat, g. Penetapan kebijakan sebagai usaha untuk
dan nyaman. mencapai kemajuan yang berkesinambungan.
b. Tenaga kerja yang sehat fisik, mental, sosial,
dan bebas kecelakaan.
c. Peningkatan produktivitas dan efisiensi Konsep OHSAS 18001 memiliki beberapa
perusahaan serta kesesuaian dengan ISO 14001 dan ISO 9001, sehingga
d. Peningkatan kesejahteraan masyarakat tenaga banyak perusahaan sekarang mengintegrasikan tiga
kerja. sistem tersebut yaitu ISO 9001, ISO 14001 dan
OHSAS 18001, dengan adanya sistem integrasi ini
2.3. Occupational Health and Safety Assement perusahaan akan lebih banyak mengambil keuntungan
Series-18001 (OHSAS) baik dari sisi efisiensi biaya ataupun efektifitas
2.3.1. Pengertian OHSAS pelaksanaanya karena dengan integrasi sistem artinya
OHSAS - Occupational Health and Safety satu prosedur sudah mencakup tiga sistem tersebut
Assement Series-18001 merupakan standar (ISO 9001, ISO 14001 dan OHSAS 18001). Model
internasional untuk penerapan Sistem Manajemen sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau biasa disebut untuk standar OHSAS ini adalah sebagai berikut :
Manajemen K3. Tujuanya dari OHSAS ini tidak jauh
berbeda dengan tujuan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Permenaker, yaitu
perlindungan terhadap para pekerja dari hal-hal yang
tidak diinginkan yang timbul dari lingkungan kerja
ataupun aktifitas pekerjaan itu sendiri yang berdampak
terhadap kesehatan dan keselamatan para pekerja serta
supaya tidak menimbulkan kerugian besar yang
diakibatkan dari kecelakaan kerja yang bias
menjadikan citra buruk perusahaan dan bias
menurunkan image perusahaan.
Berikut beberapa komponen utama standar
OHSAS 18001 dalam penerapanya di perusahaan
antara lain:
a. Adanya komitmen perusahaan tentang Sistem
Manajemen K3
b. Adanya perencanaan tentang program-
program Sistem Manajemen K3
c. Operasi dan Implementasi Sistem Manajemen Gambar 1. OH&S Management Sistem Model For This
K3 OHSAS Standart
d. Pemeriksaan dan tindakan koreksi terhadap Sumber : The British Standards Institution
pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di
perusahaan
3
Lalu bagaimana tahapan-tahapan dalam proses a. Untuk mengikuti kecenderungan global isu-isu
penerapan Manajemen K3 ini? Untuk menerapkan yang berpotensi menimbulkan loss, seperti:
sistem Manajemen K3 ini dibutuhkan tiga tahapan mutu, lingkungan, K3 dsb.
proses, yaitu: b. Untuk mempertahankan konsistensi dalam
a. Tahap Identifikasi Awal Manajemen K3 – melaksanakan K3 dan mengendalikan potensi
OHSAS 18001 bahaya.
b. Analisa / identifikasi terhadap tingkat c. Untuk mendapatkan manfaat dan kesempatan
kecukupan terhadap sistem dan fasilitas dari upaya inisiatif yang dilakukan melalui
kesehatan dan keselamatan kerja di perbaikan yang berkelanjutan.
organisasi/industri. d. Untuk mengintegrasi beberapa isu dalam
c. Tahap Persiapan Dan Implementasi sistem tunggal yang mencakup mutu,
Manajemen K3 – OHSAS 18001 lingkungan, K3 dsb
d. Tahap ini merupakan tahap persiapan
dokumen dan program kerja serta pelaksanaan 3. METODOLOGI PENELITIAN
implementasinya. Dalam penyusunan penelitian ilmiah, peneliti
e. Tahap Penilaian Kinerja Proses Manajemen diharuskan untuk memahami tentang tahap-tahap atau
K3 – OHSAS 18001 langkah-langkah yang dapat menuntun agar penelitian
f. Tahapan ini merupakan tahap penilaian tersebut memiliki suatu keteraturan yang sistematis
terhadap sistem yang telah diterapkan yang akan mudah dipahami oleh peneliti atau pihak
mencakup penilaian dokumentasi, verifikasi lain selain penulis. Suatu cara yang tersusun secara
penerapan dan tindak perbaikan / pencegahan terstruktur dan teratur dalam melakukan penelitian
yang diperlukan. suatu objek disebut metodologi. Pemilihan metode
yang digunakan untuk melakukan penelitian haruslah
2.5. Keuntungan dari penerapan program K3 tepat agar dapat merumuskan dan mencapai tujuan
menurut OHSAS akhir dengan hasil yang optimal sebagaimana dengan
a. Perlindungan terhadap kesehatan dan yang diharapkan.
keselamatan kerja karyawan Adapun metode yang diterapkan dalam
b. Mengurangi resiko kecelakaan dan penelitian ini adalah sebagai berikut :
meningkatkan citra dan image perusahaan
c. Memotivasi karyawan lebih tinggi dan
mengurangi pembayaran asuransi
d. Pengurangan biaya operasi dan biaya
kecelakaan
e. Meningkatkan performa bisnis dan citra
perusahaan
4
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN ketika melakukan suatu pekerjaan. Sehingga
4.1. Mengidentifikasi Resiko Dan Bahaya Dan cara kecelakaan kerja sangat mungkin terjadi.
Pencegahan Pada Proyek Pembangunan Gedung Contoh faktor psikologis yang dapat
Kuliah Baru Tower B Institut Agama Islam Negeri mempengaruhi konsentrasi antara lain adalah :
Dalam hal ini mengidentifikasi akan Masalah dirumah yang terbawa sampa
menguraikan dan menjelaskan faktor-faktor yang ketempat kerja.
menjadi penyebab dalam suatu kecelakaan kerja, selain Suasana lingkungan kerja yang tidak
itu juga akan dijelaskan tata cara pencegahan yang aman dan nyaman.
dapat dilakukan, dalam mengatasi dan mencegah Bertengkar dengan teman sekerja.
terjadinya kecelakaan kerja, berdasarkan faktor-faktor Dan lain-lain.
penyebab kecelakaan kerja tersebut. Faktor-faktor 4. Fisik
penyebab kecelakaan kerja yang akan diuraikan dalam Kondisi fisik mempengaruhi seseorang dalam
identifikasi ini antara lain adalah faktor manusia, melakukan suatu pekerjaan, kondisi fisik akan
faktor jenis pekerjaan dan metode pelaksanan, serta berpengaruh pada tingkat konsentrasi dan
faktor lingkungan. motivasi seseorang dalam bekerja. Seperti
yang diketahui bahwa suatu konsentrasi dan
4.2. Faktor Manusia motivasi sangat dibutuhkan seseorang ketika
Kecelakaan yang terjadi pada suatu pekerjaan akan melakukan suatu pekerjaan. Bila tingkat
konstruksi, kebanyakan disebabkan oleh tenaga kerja konsentrasi dan motivasi seseorang sudah
yang berasal dari berbagai kalangan. Tiap-tiap pekerja terganggu, maka kecelakaan sangat mungkin
memiliki karakter yang berbeda mulai dari tingkat terjadi. Contoh salah satu faktor fisik antara
pendidikan, keterampilan, psikologis, dan fisik. lain :
1. Tingkat Pendidikan Mengalami kelelalahan pada saat
Faktor yang banyak mempengaruhi tindakan bekerja.
seseorang dalam bekerja, adalah faktor Sedang menderita suatu penyakit.
pendidikan. Pengalaman pendidikan akan
mempengaruhi seseorang dalam berpikir,
orang yang memilki pendidikan tinggi Semua hal tersebut diatas sangat
cenderung berpikir lebih panjang dalam mempengaruhi besar kecil resikonya terjadinya
memandang suatu pekerjaan atau akan melihat kecelakaan kerja, maka untuk
dari berbagai segi sebelum memulai suatu mengantisipasi/mengurangi tingkat kecelakaan kerja.
pekerjaan. Misalnya dari segi keamanan alat Adapun upaya pencegahan kecelakaan kerja yang
atau dari segi keamanan diri. Lain halnya dapat dilakukan akibat faktor manusia antara lain :
dengan orang yang berpendidikan lebih a. Membuat daftar tingkat resiko kecelakaan
rendah, cenderung akan berpikir lebih pendek kerja pada setiap item pekerjaan.
atau bisa dikatakan tidak berhati-hati dalam b. Pekerja yang kurang pengalaman dan keahlian
bertindak. dipekerjakan pada pekerjaan yang memiliki
2. Keterampilan resiko kecelakaan kerja yang rendah.
Keterampilan adalah suatu pengalaman yang c. Pekerja yang memiliki resiko kecelakaan yang
dimiliki oleh seseorang dalam melakukan tinggi, dikerjakan oleh pekerja yang sudah
suatu tindakan atau pekerjaan. Misalnya dalam terdidik, terlatih dan pengalaman
menggunakan sebuah peralatan atau mesin, d. Semua pekerja diwajibkan untuk mengikuti
menggunakan alat-alat keselamatan dengan pelatihan mengenai Kesehatan dan
benar, dan lain-lain. Pengalaman tentu sangat Keselamatan Kerja.
dibutuhkan ketika seseorang melakukan suatu e. Pekerja harus mentaati peraturan yang berlaku
pekerjaan agar pekerjaan yang dilakukan dapat pada lokasi proyek terutama mengenai
berjalan dengan lancar dan tentu saja hal Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
utama adalah untuk menghindari kesalahan- f. Selalu dilakukan pengecekan terhadap
kesalahan yang berakibat timbulnya suatu kesehatan dan psikologis pekerja pada saat
kecelakaan kerja. akan melakukan pekerjaan.
3. Psikologis g. Pekerja yang sedang sakit tidak dperbolehkan
Kecelakaan kerja yang terjadi juga untuk melakukan pekerjaan
diperngaruhi oleh faktor psikologis seseorang,
karena psikologis sangat berpengaruh pada
konsentrasi dalam melakukan suatu pekerjaan.
Apabila konsentrasi seseorang sudah
terganggu maka akan sangat mempengaruhi
tindakan-tindakan yang akan dilakukannya
5
4.3. Faktor Jenis Pekerjaan Dan Metode 4.3.4. Mengidentifikasi ketetapan UU dan Peraturan
Pelaksanaan Hukum yang berlaku
Dalam faktor yang akan dibahas antara lain : Persyaratan umum
4.3.1. Data uraian pekerjaan Persyaratan pada tempat kerja
Persyaratan kesehatan kerja
a. PEKERJAAN STANDART
Persyaratan lokasi kerja
Pekerjaan persiapan Penanganan keadaan darurat
Pekerjaan pondasi Mengadakan perencanaan terhadap kejadian
Pekerjaan struktur beton darurat
Pekerjaan pasangan dan plesteran Pencegahan dari bahaya kejatuhan benda
Pekerjaan plafond Larangan memasuki lokasi kerja
Pekerjaan pelapis lantai dan dinding Penempatan tanda bahaya
Pekerjaan pintu, jendela dan ventelasi Alat pelindung diri
Pekerjaan pengecatan Pekerjaan beton
Pekerjaan atap Pekerjaan di tempat tinggi
Perancah
b. PEKERJAAN NON STANDAR Pekerjaan pemancangan
Pekerjaan konstruksi baja dan pengelasan
Pekerjaan sanitasi
Pekerjaan lain-lain 4.3.5. Menentukan target dan pelaksanaan program
dapat dilakukan
4.3.2. Jenis peralatan dan bahan yang digunakan Struktur organisasi K3
Pekerjaan Persiapan Alat pelindung diri yang wajib digunakan
Pembersihan Lokasi, Pembuatan Pagar Persiapan sebelum aktifitas pekerjaan
Sementara Seng Gelombang, Pembuatan utama dimulai
Direksi Keet ( 8 x 3 meter ), Pembuatan Proses aktifitas pekerjaan utama dimulai
Gedung Bahan dan Alat ( 8 x 3 meter ), Melancarkan program perencanaan untuk
Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank, mencapai target dan objek yang telah
Plank Nama proyek Peralatan dan bahan yang ditentukan
digunakan yaitu : ( Palu, Gerobak Arco, Mesin Mengadakan perencanaan terhadap
Bor, Gergaji, Bor Tangan, Grc, Triplek, Seng, kejadian darurat
Paku, Papan, Baja Ringan, Tali Benang,
Baleho Nama Proyek) 4.4. Faktor Lingkungan
Pengertian dari lingkungan kerja adalah
4.3.3. Jenis kecelakaan kerja yang mungkin terjadi kondisi lingkungan atau daerah disekitar tempat kerja,
setiap item pekerjaan dimana proses pekerjaan berlangsung. Lingkungan
Pekerjaan Persiapan kerja memiliki keterkaitan terhadap suatu kecelakaan
Pembersihan Lokasi, Pembuatan Pagar kerja. Pada setiap lingkungan kerja memiliki potensi
Sementara Seng Gelombang, Pembuatan bahaya atau kecelakaan kerja yang berbeda antara satu
Direksi Keet ( 8 x 3 meter ), Pembuatan dengan yang lainnya, dan tentu saja penanganan
Gedung Bahan dan Alat ( 8 x 3 meter ), masalah lingkungan demi keamanan dalam bekerja ini
Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank, dan juga berbeda, sesuai dengan potensi bahaya atau
Plank Nama proyek kecelakaan kerja yang akan ditimbulkan, apakah
Gangguan pernapasan dan lingkungan kerja merupakan daerah perbukitan,
penglihatan saat melakukan pedalaman hutan, atau lingkungan kerja merupakan
pekerjaan. daerah perkotaan dan pemukiman penduduk, yang
Tertimpa sisa-sisa material saat memiliki arus lalu lintas tinggi.
melakukan pembersihan. Sedangkan untuk penanganan khusus
Tertusuk paku saat melakukan keamanan daerah kerja, dimana kegiatan proyek
pembersihan. sedang berlangsung, maka harus dibuat pagar
Tergores sisa-sisa material yang telah pengaman proyek yang menutupi seluruh area kerja,
terbongkar. untuk membatasi akses keluar masuk orang-orang
Kesetrum saat melakukan yang tidak berkepentingan dalam pelaksanaan kegiatan
pemasangan bor listrik pada proyek tersebut. Apabila karena alasan tertentu harus
pekerjaan pembautan. memasuki/melewati tempat kerja harus :
Tangan terpukul palu saat
pemasangan baleho nama proyek.
6
a. Tamu wajib lapor
b. Memakai Alat Pelindung Diri ( APD )
c. Ada ijin dari petugas atau didampingi
petugas yang lebih mengetahui kondisi
tempat kerja.
d. Tidak boleh membawa benda atau
peralatan yang dapat menimbulkan bahaya.
e. Tidak membawa minuman keras , narkoba
dan benda sejenis nya.
f. Selama berada di proyek patuhilah
peraturan K3L
g. Buanglah sampah pada tempat nya
h. Diralang merokok di area Proyek
i. Terapkan K3L sebagai gaya hidup
j. Ada ijin bagi pekerja ketika keluar masuk
proyek
7
Tabel 2. Jadwal kegiatan dan keselamatan kerja d. Tahapan kedua OHSAS 18001 adalah
Mengidentifikasi ketetapan UU dan peraturan
hukum yang berlaku, dari hal ini yang
diterapkan mulai dari Persyaratan Umum yang
berisikan Surat Keputusan Menteri
Permukiman Dan Prasarana Wilayah
No.384/KPTS/M/2004 Tentang Pedoman
Teknis Kesehatan Dan Keselamatan Kerja,
Persyaratan Pada Tempat Kerja, Persyaratan
Kesehatan Kerja, Kebersihan Lokasi Kerja,
Penanganan Keadaan Darurat, Mengadakan
Perencanaan Terhadap Kejadian Darurat,
Pencegahan Dari Bahaya Kejatuhan Benda,
Larangan Memasuki Lokasi195 Kerja,
Penempatan Tanda Bahaya, Alat Pelindung
Diri, Pekerjaan Beton, Pekerjaan Di tempat
Tinggi, Perancah, Pekerjaan Pemancangan,
dan Pekerjaan Konstruksi Baja Dan
Pengelasan. yang dimana sudah berstandar
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
e. Tahapan ketiga OHSAS 18001 adalah
Menentukan target dan pelaksanaan program.
Agar perencanaan sesuai dengan target dan
pelaksanaan program maka yang pertama di
bentuk dan seterusnya adalah Struktur
Orgnisasi K3, Struktur Organisasi Unit
5. KESIMPULAN DAN SARAN Tanggap Darurat, Alat Pelindung Diri Yang
5.1. Kesimpulan Wajib Digunakan, Persiapan Sebelum
a. Dengan menggunakan metode OHSAS 18001 Aktifitas Pekerjaan Utama Dimulai, Proses
yang digunakan penulis dalam merencanakan Aktifitas Pekerjaan Utama Dimulai,
kesehatan dan keselamatan kerja, yang telah Melancarkan Program Perencanaan Untuk
dibahas pada bab-bab sebelumnya, maka dapat Mencapai Target dan Objek Yang Telah
dibuat beberapa kesimpulan yaitu sebagai Ditentukan, dan Mengadakan Perencanaan
berikut : Terhadap Kejadian Darurat.
b. Dalam perencanaan program K3 (pada f. Tahapan keempat OHSAS 18001 adalah
penelitian ini) pada proyek konstruksi Melancarkan program perencanaan untuk
pembangunan gedung tinggi. Sistem mencapai target dan objek yang telah
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ditentukan. Program perencanaan ini dimulai
OHSAS 18001 memiliki hubungan yang sesuai dengan item pekerjaan yang ada di
sangat erat karena memiliki tingkat RAB, untuk mencapai target dan objek yang
kepentingan yang dapat menguntungkan dilakukan adalah pengawasan terhadap alat
ataupun sebaliknya sehingga sangat diperlukan pelindung diri, persiapan sebelum aktifitas
sebagai tindakan strategis bagi perusahaan. pekerjaan utama dimulai, proses aktifitas
c. Tahapan utama OHSAS 18001 adalah pekerjaan utama dimulai, dan pelaksanaan
mengidentifikasi resiko dan bahaya dan cara pekerjaan yang sesuai dengan persyaratan dan
pencegahan dalam hal ini mengidentifikasi peraturan yang berlaku.
akan menguraikan dan menjelaskan faktor- g. Tahapan kelima OHSAS 18001 adalah
faktor yang menjadi penyebab dalam suatu Mengadakan perencanaan terhadap kejadian
kecelakaan kerja, selain itu juga akan darurat. Apabila terjadi suatu kecelakaan kerja
dijelaskan tata cara pencegahan yang dapat dilokasi proyek pada saat pekerjaan sedang
dilakukan, dalam mengatasi dan mencegah berlangsung, maka hal pertama yang harus
terjadinya kecelakaan kerja, berdasarkan segera dilakukan adalah upaya pemberian
faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja pertolongan pertama pada korban kecelakaan,
tersebut. Faktor-faktor penyebab kecelakaan agar akibat kecelakaan yang dialami oleh
kerja yang akan diuraikan dalam identifikasi korban tidak terlalu fatal.
ini antara lain adalah faktor manusia, faktor h. Tahapan enam OHSAS 18001 adalah
jenis pekerjaan dan metode pelaksanan, serta Peninjauan ulang terhadap target dan para
faktor lingkungan. pekerja pelaksana sistem. Untuk mengontrol
8
dan memastikan bahwa prosedur K3 yang Reini D WirahadiKusumah, 2012. Tanggapan
dibuat, berjalan sesuai dengan apa yang Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja
direncanakan, serta dilaksanakan dengan baik pada Proyek Konstruksi di Indonesia.(Online)
oleh semua lapisan pekerja dari level terendah http://www.scribd.com/doc/94931848/Makalah
sampai level tertinggi, maka yang perlu -,Diakses : 25 Juli 2016
dilakukan untuk hal tersebut adalah suatu
proses evaluasi. Proses evaluasi dimulai Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 ‘‘Tentang
kegiatan patroli dilapangan, dimana kegiatan Ketenagakerjaan”
proyek sedang berlangsung.
Undang-Undang Republik Indonesia No:1 Tahun
5.2. Saran 1970 Tentang Keselamatan Kerja
a. Setiap perusahaan konstruksi baik yang skala
besar ataupun kecil diharapkan menerapkan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang
kesehatan dan keselamatan kerja (K3) Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dilingkungan proyek, agar proyek dapat dan Kesehatan Kerja.
berjalan lancar dan kerugian akibat kecelakaan Peraturan Mentri Pekerjaan Umum (PERMENPU)
kerja dapat dihindari. tentang Pedoman Sistem Manajemen
b. Pada saat pelaksanaan pembangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
konstruksi diharapkan pekerja konstruksi Nomor:05/PRT/M/2014.
diberi pelatihan tentang kesehatan dan
keselamatan kerja sebelum melakukan Peraturan Mentri Tenaga Kerja Nomor: 05/MEN/1996
pekerjaan, dan juga dilakukan brifing sebelum Tentang Pedoman Penerapan Sistem
melaksanakan pekerjaan. Manajemen Keselamatan Kerja (SMK3).
c. Menggunakan Alat Peindung Diri (APD)
untuk semua pekerja yang ada dan yang akan Peraturan Mentri Tenaga Kerja Nomer:
kelapangan. PER.01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan
d. Bagi para pekerja agar benar-benar mematuhi Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan
dan mengikuti prosedur kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) dilapangan, dengan Priopangestoni, Eko, 2010. Penerapan Program K3
bekerja secara disiplin dan hati-hati pada Perusahaan Industri Jasa Konstruksi
mengutamakan kesehatan dan keselamatan untuk Mendapatkan Sertifikasi OHSAS
kerja. 18001. Pontianak : Universitas Tanjungpura.