You are on page 1of 9

RANCANGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

PADA GEDUNG KULIAH BARU TOWER B. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
DENGAN METODE OHSAS 18001

Rahmad Taufiq1), M. Indrayadi2), Nurul Wardhani2)

rahmdtaufiq6@gmail.com

Abstract

In the construction industry workplace accidents can happen anytime. This is because the
construction industry has heavy work characteristics and has a high accident risk for workers,
ranging from materials used, equipment, and work environment. Accidents occurring in construction
projects are mostly due to inexperienced workers on what they do, equipment that is not feasible to
use, unsafe working environment conditions, the behavior of employees who are less concerned about
safety, the management of companies that are less concerned about safety, unsafe working methods,
and poor supervision of workers. Workplace accidents occurring in construction projects may result
in direct and indirect losses. Direct losses, for example, injury to labor and damage to production
facilities, then indirect losses such as losses due to cessation of production processes, production
decline, claims or compensation, social impact, image and consumer confidence. Therefore, the
health and safety system issues in a construction project should be well planned, in addition to
ensuring that workers feel safe and secure, will also reduce the large expenses of the company as a
result of workplace accidents. In the construction of the new college building Tower B. State Islamic
Institute (IAIN) Pontianak 2016, created a design of health and safety (OHS) by the method of OHSAS
18001 which begins by conducting accidental analysis that may occur, and the cause of the accident
of three the main factors are human factor, occupation factor and implementation method, and
environmental factor, from the result of analysis of the three factors can be planned each of the
prevention efforts, then proceed with making activity schedule plan and use of K3 tool adjusted to
project schedule, then an evaluation of the application of OSH procedures during the project
activities takes place, this evaluation aims to control and ensure that the OSH procedures are
developed, in accordance with what has been planned.

Keywords: K3, Accident, Loss, Method of OHSAS 18001

1. PENDAHULUAN daya. Salah satunya yang terpenting adalah


Proyek konstruksi merupakan suatu sumber daya manusia sebagai orang yang
rangkaian kegiatan dalam lingkup tertentu melaksanakan pekerjaan-pekerjaan
yang mempunyai dimensi waktu, fisik dan pembangunan di lapangan. Pekerjaan-
biaya guna mewujudkan gagasan serta pekerjaan di lapangan tentu memiliki resiko
mendapatkan tujuan yang diinginkan, seperti yang berhubungan dengan kecelakaan kerja.
fasilitas yang memadai, biaya yang ekonomis Kecelakaan kerja dapat terjadi setiap saat pada
dan sebagai nya. Agar proyek konstruksi proyek konstruksi, hal demikian bisa terjadi
berjalan dengan baik diperlukan pengelolaan dikarenakan adanya keterbatasan fasilitas
proyek yang baik pula. Perencanaan dan keselamatan dan kesehatan kerja, pengawasan
penerapaannya merupakan bagian dari yang lemah terhadap pekerja, pekerja yang
pengelolaan proyek, dimana perencanaan kurang pengalaman dan latihan, perilaku yang
proyek merupakan suatu proses pemilihan dan buruk, perencanaan yang kurang matang, atau
penetapan suatu metode konstruksi beserta pekerja yang sudah terbiasa menangani
cara untuk pelaksanaan suatu proyek pekerjaan nya sehingga lengah akan bahaya
konstruksi. Setiap pelaksanaan suatu proyek yang selalu mengintainya. Kecelakaan yang
konstruksi dilakukan secara sistematis dan terjadi dapat menimbulkan cacat pada tubuh
terkoordinasi, dengan menggunakan sumber atau bahkan kematian. Tujuan pelaksanaan

1. Alumni Prodi Teknik Sipil FT. UNTAN 1


2. Dosen Prodi Teknik Sipil FT. UNTAN
sistem manajemen kesehatan dan keselamatan  Bagaimanamerencanakankesehatan
kerja dalam bidang konstruksi adalah untuk dan keselamatan kerja pada proyek
mengetahui dan memahami dengan benar apa Gedung Kuliah Baru Tower B. Institut
yang di maksud dengan penerapan sistem Agama Islam Negeri (IAIN) dengan
kesehatan dan keselamatan kerja. Penerapan berstandar OHSAS 18001?
sistem manajemen kesehatan dan keselamatan
kerja sulit untuk di lakukan. Berbagai program Tujuan yang ingin dicapai dalam
yang telah diterapkan belum menjadi jaminan penelitian ini adalah :
bagi kesehatan dan keselamatan para pekerja  Merencanakan kesehatan dan
jika tidak diikuti kesadaran dan kepedulian keselamatan kerja sebagai upaya untuk
dari pekerja itu sendiri. mengurangi dan mencegah terjadinya
Dengan adanya standar internasional kecelakaan kerja pada proyek Gedung
untuk penerapan Sistem Manajemen Kuiah Baru Tower B. Institut Agama
Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau biasa Islam Negeri (IAIN) sesuai dengan
disebut Manajemen K3OHSAS - peraturan OHSAS 18001.
Occupational Health and Safety Assement
Series-18001 sangat membantu bagi
pelaksanaa konstruksi untuk pengendalian Dalam penelitian ini, difokuskan untuk
Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Tujuanya merencanakan Kesehatan dan Keselamatan
dari OHSAS ini tidak jauh berbeda dengan Kerja (K3) pada Gedung Kuiah Baru Tower B.
tujuan Sistem Manajemen Kesehatan dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) dan
Keselamatan Kerja Permenaker, yaitu mengidentifikasi resiko kecelakaan kerja
perlindungan terhadap para pekerja dari hal- berdasarkan sistem manajemen OHSAS 18001
hal yang tidak diinginkan yang timbul dari yang menetapkan UU dan peraturan hukum
lingkungan kerja ataupun aktifitas pekerjaan yang berlaku :
itu sendiri yang berdampak terhadap kesehatan  Pasal 4 ayat (2). Peraturan Menteri
dan keselamatan para pekerja serta supaya Pekerjaan Umum Nomor :
tidak menimbulkan kerugian besar yang 05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman
diakibatkan dari kecelakaan kerja yang biasa Sistem Manajemen Kesehatan Dan
menjadikan citra buruk perusahaan dan bisa Keselamatan Kerja (SMK3)
menurunkan image perusahaan. Karenanya, Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum,
masalah kesehatan dan keselamatan kerja  Pasal 6 ayat (1). Peraturan Pemerintah
dalam suatu proyek haruslah direncanakan dan RI Nomor 50 Tahun 2012, Tentang
diterapkan dengan sebaik-baiknya. Penerapan SMK3.
Adapun perumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut :
Kesehatan dan Keselamatan Kerja sebagai
2. TINJAUAN PUSTAKA suatu program didasari pendekatan ilmiah dalam upaya
2.1. Umum mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya
Kesehatan dan keselamatan kerja terjadinya penyakit kecelakaan, maupun kerugian-
dewasa ini merupakan istilah yang sangat kerugian lainya yang mungkin terjadi. Jadi dapat
populer. Bahkan didalam dunia industri istilah dikatakan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja
tersebut lebih dikenal dengan singkatan K3 yang adalah suatu pendekatan ilmiah dan praktis dalam
artinya keselamatan dan kesehatan kerja. mengatasi potensi bahaya dan risiko kesehatan dan
Menurut Milyarda (2009) istilah ‘Keselamatan keselamatan yang mungkin terjadi. (Rijanto, 2010)
dan Kesehatan Kerja’, dapat dipandang
mempunyai dua sisi pengertian. Pegertian yang 2.2.Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
pertama mengandung arti sebagai suatu Berikut beberapa tujuan dari Keselamatan dan
pendekatan ilmiah (scientific approach) dan Kesehatan Kerja antara lain:
disisi lain mempunyai pengertian sebagai suatu Menurut Mangkunegara (2002) tujuan dari
terapan atau suatu program yang mempunyai keselamatan dan kesehatan kerja adalah:
tujuan tertentu. Karena itu keselamatan dan a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan
kesehatan kerja dapat digolongkan sebagai suatu keselamatan dan kesehatan kerja baik secara
ilmu terapan (applies science). fisik, sosial dan psikologis.

2
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja e. Pengkajian manajemen perusahaan tentang
digunakan sebaik-baiknya selektif mungkin. kebijakan Sistem Manajemen K3 untuk
c. Agar semua hasil produksi dipelihara pelaksanaan berkesinambungan
keamananya.
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan 2.4. Tahapan - tahapan OHSAS
peningkatan kesehatan gizi pegawai. Berdasarkan 5 komponen utama diatas,
e. Agar meningkatnya kegairahan, keserasian tahapan dalam penyusunan Sistem Manajemen
kerja dan partisipasi kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut OHSAS
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang 18001 dibagi menjadi 7 tahapan yaitu:
disebabkan oleh lingkungan atau kondisi a. Mengidentifikasi resiko dan bahaya
kerja. b. Mengidentifikasi ketetapan UU dan peraturan
g. Agar setiap pegawai merasa aman dan hukum yang berlaku
terlindungi dalam bekerja. c. Menentukan target dan pelaksanaan program
d. Melancarkan program perencanaan untuk
Sedangkan menurut Keputusan Menteri Tenaga mencapai target dan objek yang telah
Kerja (1993), tujuan dari keselamatan dan kesehatan ditentukan
kerja adalah mewujudkan masyarakat dan lingkungan e. Mengadakan perencanaan terhadap kejadian
kerja yang aman, sehat dan sejahtera, sehingga akan darurat
tercapai : f. Peninjauan ulang terhadap target dan para
pekerja pelaksana sistem
a. Suasana lingkungan kerja yang aman, sehat, g. Penetapan kebijakan sebagai usaha untuk
dan nyaman. mencapai kemajuan yang berkesinambungan.
b. Tenaga kerja yang sehat fisik, mental, sosial,
dan bebas kecelakaan.
c. Peningkatan produktivitas dan efisiensi Konsep OHSAS 18001 memiliki beberapa
perusahaan serta kesesuaian dengan ISO 14001 dan ISO 9001, sehingga
d. Peningkatan kesejahteraan masyarakat tenaga banyak perusahaan sekarang mengintegrasikan tiga
kerja. sistem tersebut yaitu ISO 9001, ISO 14001 dan
OHSAS 18001, dengan adanya sistem integrasi ini
2.3. Occupational Health and Safety Assement perusahaan akan lebih banyak mengambil keuntungan
Series-18001 (OHSAS) baik dari sisi efisiensi biaya ataupun efektifitas
2.3.1. Pengertian OHSAS pelaksanaanya karena dengan integrasi sistem artinya
OHSAS - Occupational Health and Safety satu prosedur sudah mencakup tiga sistem tersebut
Assement Series-18001 merupakan standar (ISO 9001, ISO 14001 dan OHSAS 18001). Model
internasional untuk penerapan Sistem Manajemen sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau biasa disebut untuk standar OHSAS ini adalah sebagai berikut :
Manajemen K3. Tujuanya dari OHSAS ini tidak jauh
berbeda dengan tujuan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Permenaker, yaitu
perlindungan terhadap para pekerja dari hal-hal yang
tidak diinginkan yang timbul dari lingkungan kerja
ataupun aktifitas pekerjaan itu sendiri yang berdampak
terhadap kesehatan dan keselamatan para pekerja serta
supaya tidak menimbulkan kerugian besar yang
diakibatkan dari kecelakaan kerja yang bias
menjadikan citra buruk perusahaan dan bias
menurunkan image perusahaan.
Berikut beberapa komponen utama standar
OHSAS 18001 dalam penerapanya di perusahaan
antara lain:
a. Adanya komitmen perusahaan tentang Sistem
Manajemen K3
b. Adanya perencanaan tentang program-
program Sistem Manajemen K3
c. Operasi dan Implementasi Sistem Manajemen Gambar 1. OH&S Management Sistem Model For This
K3 OHSAS Standart
d. Pemeriksaan dan tindakan koreksi terhadap Sumber : The British Standards Institution
pelaksanaan Sistem Manajemen K3 di
perusahaan
3
Lalu bagaimana tahapan-tahapan dalam proses a. Untuk mengikuti kecenderungan global isu-isu
penerapan Manajemen K3 ini? Untuk menerapkan yang berpotensi menimbulkan loss, seperti:
sistem Manajemen K3 ini dibutuhkan tiga tahapan mutu, lingkungan, K3 dsb.
proses, yaitu: b. Untuk mempertahankan konsistensi dalam
a. Tahap Identifikasi Awal Manajemen K3 – melaksanakan K3 dan mengendalikan potensi
OHSAS 18001 bahaya.
b. Analisa / identifikasi terhadap tingkat c. Untuk mendapatkan manfaat dan kesempatan
kecukupan terhadap sistem dan fasilitas dari upaya inisiatif yang dilakukan melalui
kesehatan dan keselamatan kerja di perbaikan yang berkelanjutan.
organisasi/industri. d. Untuk mengintegrasi beberapa isu dalam
c. Tahap Persiapan Dan Implementasi sistem tunggal yang mencakup mutu,
Manajemen K3 – OHSAS 18001 lingkungan, K3 dsb
d. Tahap ini merupakan tahap persiapan
dokumen dan program kerja serta pelaksanaan 3. METODOLOGI PENELITIAN
implementasinya. Dalam penyusunan penelitian ilmiah, peneliti
e. Tahap Penilaian Kinerja Proses Manajemen diharuskan untuk memahami tentang tahap-tahap atau
K3 – OHSAS 18001 langkah-langkah yang dapat menuntun agar penelitian
f. Tahapan ini merupakan tahap penilaian tersebut memiliki suatu keteraturan yang sistematis
terhadap sistem yang telah diterapkan yang akan mudah dipahami oleh peneliti atau pihak
mencakup penilaian dokumentasi, verifikasi lain selain penulis. Suatu cara yang tersusun secara
penerapan dan tindak perbaikan / pencegahan terstruktur dan teratur dalam melakukan penelitian
yang diperlukan. suatu objek disebut metodologi. Pemilihan metode
yang digunakan untuk melakukan penelitian haruslah
2.5. Keuntungan dari penerapan program K3 tepat agar dapat merumuskan dan mencapai tujuan
menurut OHSAS akhir dengan hasil yang optimal sebagaimana dengan
a. Perlindungan terhadap kesehatan dan yang diharapkan.
keselamatan kerja karyawan Adapun metode yang diterapkan dalam
b. Mengurangi resiko kecelakaan dan penelitian ini adalah sebagai berikut :
meningkatkan citra dan image perusahaan
c. Memotivasi karyawan lebih tinggi dan
mengurangi pembayaran asuransi
d. Pengurangan biaya operasi dan biaya
kecelakaan
e. Meningkatkan performa bisnis dan citra
perusahaan

2.6. Sistem Manajemen Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (SMK3)
Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja merupakan bagian dari Sistem
Manajemen Organisasi yang digunakan untuk
mengembangkan dan menerapkan kebijakan K3 dan
mengelola resiko. (OHSAS 18001, 2007)
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja adalah bagian dari sistem manajemen secara
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur,
proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan
kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja
yang aman, efisien dan produktif. (Permenaker no.5,
1996)
Kenapa dibutuhkan sistem manajemen? Ada
beberapa jawaban yang tertera di PP nomor 50 tahun Gambar 2. Alur penelitian
2012, yaitu:

4
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN ketika melakukan suatu pekerjaan. Sehingga
4.1. Mengidentifikasi Resiko Dan Bahaya Dan cara kecelakaan kerja sangat mungkin terjadi.
Pencegahan Pada Proyek Pembangunan Gedung Contoh faktor psikologis yang dapat
Kuliah Baru Tower B Institut Agama Islam Negeri mempengaruhi konsentrasi antara lain adalah :
Dalam hal ini mengidentifikasi akan  Masalah dirumah yang terbawa sampa
menguraikan dan menjelaskan faktor-faktor yang ketempat kerja.
menjadi penyebab dalam suatu kecelakaan kerja, selain  Suasana lingkungan kerja yang tidak
itu juga akan dijelaskan tata cara pencegahan yang aman dan nyaman.
dapat dilakukan, dalam mengatasi dan mencegah  Bertengkar dengan teman sekerja.
terjadinya kecelakaan kerja, berdasarkan faktor-faktor  Dan lain-lain.
penyebab kecelakaan kerja tersebut. Faktor-faktor 4. Fisik
penyebab kecelakaan kerja yang akan diuraikan dalam Kondisi fisik mempengaruhi seseorang dalam
identifikasi ini antara lain adalah faktor manusia, melakukan suatu pekerjaan, kondisi fisik akan
faktor jenis pekerjaan dan metode pelaksanan, serta berpengaruh pada tingkat konsentrasi dan
faktor lingkungan. motivasi seseorang dalam bekerja. Seperti
yang diketahui bahwa suatu konsentrasi dan
4.2. Faktor Manusia motivasi sangat dibutuhkan seseorang ketika
Kecelakaan yang terjadi pada suatu pekerjaan akan melakukan suatu pekerjaan. Bila tingkat
konstruksi, kebanyakan disebabkan oleh tenaga kerja konsentrasi dan motivasi seseorang sudah
yang berasal dari berbagai kalangan. Tiap-tiap pekerja terganggu, maka kecelakaan sangat mungkin
memiliki karakter yang berbeda mulai dari tingkat terjadi. Contoh salah satu faktor fisik antara
pendidikan, keterampilan, psikologis, dan fisik. lain :
1. Tingkat Pendidikan  Mengalami kelelalahan pada saat
Faktor yang banyak mempengaruhi tindakan bekerja.
seseorang dalam bekerja, adalah faktor  Sedang menderita suatu penyakit.
pendidikan. Pengalaman pendidikan akan
mempengaruhi seseorang dalam berpikir,
orang yang memilki pendidikan tinggi Semua hal tersebut diatas sangat
cenderung berpikir lebih panjang dalam mempengaruhi besar kecil resikonya terjadinya
memandang suatu pekerjaan atau akan melihat kecelakaan kerja, maka untuk
dari berbagai segi sebelum memulai suatu mengantisipasi/mengurangi tingkat kecelakaan kerja.
pekerjaan. Misalnya dari segi keamanan alat Adapun upaya pencegahan kecelakaan kerja yang
atau dari segi keamanan diri. Lain halnya dapat dilakukan akibat faktor manusia antara lain :
dengan orang yang berpendidikan lebih a. Membuat daftar tingkat resiko kecelakaan
rendah, cenderung akan berpikir lebih pendek kerja pada setiap item pekerjaan.
atau bisa dikatakan tidak berhati-hati dalam b. Pekerja yang kurang pengalaman dan keahlian
bertindak. dipekerjakan pada pekerjaan yang memiliki
2. Keterampilan resiko kecelakaan kerja yang rendah.
Keterampilan adalah suatu pengalaman yang c. Pekerja yang memiliki resiko kecelakaan yang
dimiliki oleh seseorang dalam melakukan tinggi, dikerjakan oleh pekerja yang sudah
suatu tindakan atau pekerjaan. Misalnya dalam terdidik, terlatih dan pengalaman
menggunakan sebuah peralatan atau mesin, d. Semua pekerja diwajibkan untuk mengikuti
menggunakan alat-alat keselamatan dengan pelatihan mengenai Kesehatan dan
benar, dan lain-lain. Pengalaman tentu sangat Keselamatan Kerja.
dibutuhkan ketika seseorang melakukan suatu e. Pekerja harus mentaati peraturan yang berlaku
pekerjaan agar pekerjaan yang dilakukan dapat pada lokasi proyek terutama mengenai
berjalan dengan lancar dan tentu saja hal Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
utama adalah untuk menghindari kesalahan- f. Selalu dilakukan pengecekan terhadap
kesalahan yang berakibat timbulnya suatu kesehatan dan psikologis pekerja pada saat
kecelakaan kerja. akan melakukan pekerjaan.
3. Psikologis g. Pekerja yang sedang sakit tidak dperbolehkan
Kecelakaan kerja yang terjadi juga untuk melakukan pekerjaan
diperngaruhi oleh faktor psikologis seseorang,
karena psikologis sangat berpengaruh pada
konsentrasi dalam melakukan suatu pekerjaan.
Apabila konsentrasi seseorang sudah
terganggu maka akan sangat mempengaruhi
tindakan-tindakan yang akan dilakukannya

5
4.3. Faktor Jenis Pekerjaan Dan Metode 4.3.4. Mengidentifikasi ketetapan UU dan Peraturan
Pelaksanaan Hukum yang berlaku
Dalam faktor yang akan dibahas antara lain :  Persyaratan umum
4.3.1. Data uraian pekerjaan  Persyaratan pada tempat kerja
 Persyaratan kesehatan kerja
a. PEKERJAAN STANDART
 Persyaratan lokasi kerja
 Pekerjaan persiapan  Penanganan keadaan darurat
 Pekerjaan pondasi  Mengadakan perencanaan terhadap kejadian
 Pekerjaan struktur beton darurat
 Pekerjaan pasangan dan plesteran  Pencegahan dari bahaya kejatuhan benda
 Pekerjaan plafond  Larangan memasuki lokasi kerja
 Pekerjaan pelapis lantai dan dinding  Penempatan tanda bahaya
 Pekerjaan pintu, jendela dan ventelasi  Alat pelindung diri
 Pekerjaan pengecatan  Pekerjaan beton
 Pekerjaan atap  Pekerjaan di tempat tinggi
 Perancah
b. PEKERJAAN NON STANDAR  Pekerjaan pemancangan
 Pekerjaan konstruksi baja dan pengelasan
 Pekerjaan sanitasi
 Pekerjaan lain-lain 4.3.5. Menentukan target dan pelaksanaan program
dapat dilakukan
4.3.2. Jenis peralatan dan bahan yang digunakan  Struktur organisasi K3
 Pekerjaan Persiapan  Alat pelindung diri yang wajib digunakan
Pembersihan Lokasi, Pembuatan Pagar  Persiapan sebelum aktifitas pekerjaan
Sementara Seng Gelombang, Pembuatan utama dimulai
Direksi Keet ( 8 x 3 meter ), Pembuatan  Proses aktifitas pekerjaan utama dimulai
Gedung Bahan dan Alat ( 8 x 3 meter ),  Melancarkan program perencanaan untuk
Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank, mencapai target dan objek yang telah
Plank Nama proyek Peralatan dan bahan yang ditentukan
digunakan yaitu : ( Palu, Gerobak Arco, Mesin  Mengadakan perencanaan terhadap
Bor, Gergaji, Bor Tangan, Grc, Triplek, Seng, kejadian darurat
Paku, Papan, Baja Ringan, Tali Benang,
Baleho Nama Proyek) 4.4. Faktor Lingkungan
Pengertian dari lingkungan kerja adalah
4.3.3. Jenis kecelakaan kerja yang mungkin terjadi kondisi lingkungan atau daerah disekitar tempat kerja,
setiap item pekerjaan dimana proses pekerjaan berlangsung. Lingkungan
 Pekerjaan Persiapan kerja memiliki keterkaitan terhadap suatu kecelakaan
Pembersihan Lokasi, Pembuatan Pagar kerja. Pada setiap lingkungan kerja memiliki potensi
Sementara Seng Gelombang, Pembuatan bahaya atau kecelakaan kerja yang berbeda antara satu
Direksi Keet ( 8 x 3 meter ), Pembuatan dengan yang lainnya, dan tentu saja penanganan
Gedung Bahan dan Alat ( 8 x 3 meter ), masalah lingkungan demi keamanan dalam bekerja ini
Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank, dan juga berbeda, sesuai dengan potensi bahaya atau
Plank Nama proyek kecelakaan kerja yang akan ditimbulkan, apakah
 Gangguan pernapasan dan lingkungan kerja merupakan daerah perbukitan,
penglihatan saat melakukan pedalaman hutan, atau lingkungan kerja merupakan
pekerjaan. daerah perkotaan dan pemukiman penduduk, yang
 Tertimpa sisa-sisa material saat memiliki arus lalu lintas tinggi.
melakukan pembersihan. Sedangkan untuk penanganan khusus
 Tertusuk paku saat melakukan keamanan daerah kerja, dimana kegiatan proyek
pembersihan. sedang berlangsung, maka harus dibuat pagar
 Tergores sisa-sisa material yang telah pengaman proyek yang menutupi seluruh area kerja,
terbongkar. untuk membatasi akses keluar masuk orang-orang
 Kesetrum saat melakukan yang tidak berkepentingan dalam pelaksanaan kegiatan
pemasangan bor listrik pada proyek tersebut. Apabila karena alasan tertentu harus
pekerjaan pembautan. memasuki/melewati tempat kerja harus :
 Tangan terpukul palu saat
pemasangan baleho nama proyek.
6
a. Tamu wajib lapor
b. Memakai Alat Pelindung Diri ( APD )
c. Ada ijin dari petugas atau didampingi
petugas yang lebih mengetahui kondisi
tempat kerja.
d. Tidak boleh membawa benda atau
peralatan yang dapat menimbulkan bahaya.
e. Tidak membawa minuman keras , narkoba
dan benda sejenis nya.
f. Selama berada di proyek patuhilah
peraturan K3L
g. Buanglah sampah pada tempat nya
h. Diralang merokok di area Proyek
i. Terapkan K3L sebagai gaya hidup
j. Ada ijin bagi pekerja ketika keluar masuk
proyek

4.5. Peninjauan Ulang Terhadap Target dan


Gambar 3. Peninjauan ulang terhadap target
Para Pekerja Pelaksana Sistem Dan
Penjadwalan K3 4.5.2. Jadwal K3
4.5.1. Peninjauan Ulang Terhadap Target dan Jadwal K3 sangat penting untuk pelaksanaan
Para Pekerja Pelaksana Sistem kegiatan K3 dilapangan, dimana setiap kegiatan K3
Untuk mengontrol dan memastikan bahwa mempunyai waktunya masing-masing, yang telah
prosedur K3 yang dibuat, berjalan sesuai dengan apa disesuaikan dengan jadwal kegiatan proyek yang akan
yang direncanakan, serta dilaksanakan dengan baik dilaksanakan. Jenis-jenis kegiatan K3 yang akan
oleh semua lapisan pekerja dari level terendah sampai dilaksanakan, berdasarkan dari upaya-upaya
level tertinggi, maka yang perlu dilakukan untuk hal pencegahan kecelakaan yang direncanakan
tersebut adalah suatu proses evaluasi. Proses evaluasi sebelumnya. Jadwal kegiatan K3 dibuat menjadi dua
dimulai kegiatan patroli dilapangan, dimana kegiatan yaitu, pertama jadwal kegiatan K3 yang berisikan
proyek sedang berlangsung. Kegiatan patroli dilakukan uraian kegiatan K3 yang akan dilaksanakan
oleh petugas K3, dengan tujuan mencatat kegiatan dilapangan, dan yang kedua adalah jadwal penggunaan
dilapangan yang tidak sesuai dengan prosedur K3, alat K3, yaitu berupa uraian alat-alat K3 yang akan
terutama sekali apabila terdapat pekerja yang digunakan lengkap dengan jumlahnya. Adapun jadwal
melanggar prosedur K3 yang telah dibuat, dengan kegiatan K3 tersebut adalah sebagai berikut :
membawa formulir pemeriksaan kesehatan dan
keselamatan kerja sebagai acuan prosedur K3 Tabel 1. Jadwal kegiatan dan keselamatan kerja
dilapangan, kemudian temuan dilapangan, akan
dibahas dalam rapat K3 yang diadakan setiap bulan
sekali. Rapat akan membahas mengenai sanksi bagi
pekerja yang melanggar prosedur K3, serta
memperbaiki kegiatan dilapangan agar sesuai dengan
prosedur K3.
Sanksi yang akan diberikan bagi pekerja yang
melanggar prosedur K3 adalah berupa peringatan
sebanyak dua kali, apabila masih melanggar maka
akan diberhentikan dari pekerjaan. Untuk peserta rapat
tersebut adalah anggota/unit yang langsung berperan
dalam bidang K3, lalu hasil dari keputusan rapat
tersebut akan diterapkan kembali dilapangan, agar
prosedur K3 yang dibuat berjalan lancar. Adapun
tahap dari proses evaluasi tersebut adalah seperti
gambar berikut :

7
Tabel 2. Jadwal kegiatan dan keselamatan kerja d. Tahapan kedua OHSAS 18001 adalah
Mengidentifikasi ketetapan UU dan peraturan
hukum yang berlaku, dari hal ini yang
diterapkan mulai dari Persyaratan Umum yang
berisikan Surat Keputusan Menteri
Permukiman Dan Prasarana Wilayah
No.384/KPTS/M/2004 Tentang Pedoman
Teknis Kesehatan Dan Keselamatan Kerja,
Persyaratan Pada Tempat Kerja, Persyaratan
Kesehatan Kerja, Kebersihan Lokasi Kerja,
Penanganan Keadaan Darurat, Mengadakan
Perencanaan Terhadap Kejadian Darurat,
Pencegahan Dari Bahaya Kejatuhan Benda,
Larangan Memasuki Lokasi195 Kerja,
Penempatan Tanda Bahaya, Alat Pelindung
Diri, Pekerjaan Beton, Pekerjaan Di tempat
Tinggi, Perancah, Pekerjaan Pemancangan,
dan Pekerjaan Konstruksi Baja Dan
Pengelasan. yang dimana sudah berstandar
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
e. Tahapan ketiga OHSAS 18001 adalah
Menentukan target dan pelaksanaan program.
Agar perencanaan sesuai dengan target dan
pelaksanaan program maka yang pertama di
bentuk dan seterusnya adalah Struktur
Orgnisasi K3, Struktur Organisasi Unit
5. KESIMPULAN DAN SARAN Tanggap Darurat, Alat Pelindung Diri Yang
5.1. Kesimpulan Wajib Digunakan, Persiapan Sebelum
a. Dengan menggunakan metode OHSAS 18001 Aktifitas Pekerjaan Utama Dimulai, Proses
yang digunakan penulis dalam merencanakan Aktifitas Pekerjaan Utama Dimulai,
kesehatan dan keselamatan kerja, yang telah Melancarkan Program Perencanaan Untuk
dibahas pada bab-bab sebelumnya, maka dapat Mencapai Target dan Objek Yang Telah
dibuat beberapa kesimpulan yaitu sebagai Ditentukan, dan Mengadakan Perencanaan
berikut : Terhadap Kejadian Darurat.
b. Dalam perencanaan program K3 (pada f. Tahapan keempat OHSAS 18001 adalah
penelitian ini) pada proyek konstruksi Melancarkan program perencanaan untuk
pembangunan gedung tinggi. Sistem mencapai target dan objek yang telah
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ditentukan. Program perencanaan ini dimulai
OHSAS 18001 memiliki hubungan yang sesuai dengan item pekerjaan yang ada di
sangat erat karena memiliki tingkat RAB, untuk mencapai target dan objek yang
kepentingan yang dapat menguntungkan dilakukan adalah pengawasan terhadap alat
ataupun sebaliknya sehingga sangat diperlukan pelindung diri, persiapan sebelum aktifitas
sebagai tindakan strategis bagi perusahaan. pekerjaan utama dimulai, proses aktifitas
c. Tahapan utama OHSAS 18001 adalah pekerjaan utama dimulai, dan pelaksanaan
mengidentifikasi resiko dan bahaya dan cara pekerjaan yang sesuai dengan persyaratan dan
pencegahan dalam hal ini mengidentifikasi peraturan yang berlaku.
akan menguraikan dan menjelaskan faktor- g. Tahapan kelima OHSAS 18001 adalah
faktor yang menjadi penyebab dalam suatu Mengadakan perencanaan terhadap kejadian
kecelakaan kerja, selain itu juga akan darurat. Apabila terjadi suatu kecelakaan kerja
dijelaskan tata cara pencegahan yang dapat dilokasi proyek pada saat pekerjaan sedang
dilakukan, dalam mengatasi dan mencegah berlangsung, maka hal pertama yang harus
terjadinya kecelakaan kerja, berdasarkan segera dilakukan adalah upaya pemberian
faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja pertolongan pertama pada korban kecelakaan,
tersebut. Faktor-faktor penyebab kecelakaan agar akibat kecelakaan yang dialami oleh
kerja yang akan diuraikan dalam identifikasi korban tidak terlalu fatal.
ini antara lain adalah faktor manusia, faktor h. Tahapan enam OHSAS 18001 adalah
jenis pekerjaan dan metode pelaksanan, serta Peninjauan ulang terhadap target dan para
faktor lingkungan. pekerja pelaksana sistem. Untuk mengontrol

8
dan memastikan bahwa prosedur K3 yang Reini D WirahadiKusumah, 2012. Tanggapan
dibuat, berjalan sesuai dengan apa yang Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja
direncanakan, serta dilaksanakan dengan baik pada Proyek Konstruksi di Indonesia.(Online)
oleh semua lapisan pekerja dari level terendah http://www.scribd.com/doc/94931848/Makalah
sampai level tertinggi, maka yang perlu -,Diakses : 25 Juli 2016
dilakukan untuk hal tersebut adalah suatu
proses evaluasi. Proses evaluasi dimulai Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 ‘‘Tentang
kegiatan patroli dilapangan, dimana kegiatan Ketenagakerjaan”
proyek sedang berlangsung.
Undang-Undang Republik Indonesia No:1 Tahun
5.2. Saran 1970 Tentang Keselamatan Kerja
a. Setiap perusahaan konstruksi baik yang skala
besar ataupun kecil diharapkan menerapkan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang
kesehatan dan keselamatan kerja (K3) Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dilingkungan proyek, agar proyek dapat dan Kesehatan Kerja.
berjalan lancar dan kerugian akibat kecelakaan Peraturan Mentri Pekerjaan Umum (PERMENPU)
kerja dapat dihindari. tentang Pedoman Sistem Manajemen
b. Pada saat pelaksanaan pembangunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
konstruksi diharapkan pekerja konstruksi Nomor:05/PRT/M/2014.
diberi pelatihan tentang kesehatan dan
keselamatan kerja sebelum melakukan Peraturan Mentri Tenaga Kerja Nomor: 05/MEN/1996
pekerjaan, dan juga dilakukan brifing sebelum Tentang Pedoman Penerapan Sistem
melaksanakan pekerjaan. Manajemen Keselamatan Kerja (SMK3).
c. Menggunakan Alat Peindung Diri (APD)
untuk semua pekerja yang ada dan yang akan Peraturan Mentri Tenaga Kerja Nomer:
kelapangan. PER.01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan
d. Bagi para pekerja agar benar-benar mematuhi Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan
dan mengikuti prosedur kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) dilapangan, dengan Priopangestoni, Eko, 2010. Penerapan Program K3
bekerja secara disiplin dan hati-hati pada Perusahaan Industri Jasa Konstruksi
mengutamakan kesehatan dan keselamatan untuk Mendapatkan Sertifikasi OHSAS
kerja. 18001. Pontianak : Universitas Tanjungpura.

Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum


dan Menteri Tenaga Kerja No.Kep.
DAFTAR PUSTAKA 174/MEN/1986-104/KPTS/1986:”Pedoman
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Abrar Husen, Ir. MT ‘‘Managemen Proyek’’ Tempat Konstruksi”.
Yogyakarta : CV Andi Offset, 2009.
Soehatman Ramli, BE, SKM, MBA “Sistem
Jurnal K3, 2011. Faktor Penyebab Kecelakaan. Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan
(Online) http://jurnalk3.com/faktor -penyebab- Kerja OHSAS18001” Jakarta : PT. Dian
kecelakaan-kerja.html. Diakses : 5 Agustus Rakyat, 2010.
2016
Widi Hartono, ST. MT. dkk. 2012. K3 Pada Proyek
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Konstruksi. (Online)
Wilayah No.384/ KPTS / M / 2004 ‘‘Tentang http://sipil.ft.uns.ac.id/index.php?option=com_c
Pedoman Teknis Keselamatan dan Kesehatan ontent&task=view&id=205&Itemid=86,
Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi Diakses 23 Juli 2016
Bendungan’’

Muhammad Deny. 2013. Training Tanggap Darurat


Dan Pemadam Api Ringan.(Online)
http://qhsepromotions.com/page/6/. Diakses :
16 Agustus 2016

You might also like