You are on page 1of 6

Civil Engineering Collaboration

https://jcivil-upiyptk.org/ojs

ANALISIS SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN
HOTEL SANTIKA PREMIERE PADANG
Yogi Andzel Pratama¹, Kharisma Permata Sari², Rafki Imani³

¹Fakultas Teknik Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang


²Fakultas Teknik Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
³Fakultas Teknik Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

yogiandzel21@gmail.com

ABSTRACT
Occupational safety and health are the main means of preventing accidents, disability and death as a result of work accidents.
K3 aims to prevent, reduce, and even eliminate the risk of work accidents (zero accident). The application of this concept
should not be considered as an effort to prevent work accidents and occupational diseases that cost the company a lot of
money, but should be considered as a form of long-term investment that will provide abundant benefits in the future. This
study aims to determine the implementation of the implementation and the level of success, as well as to determine the
factors causing the delay in the implementation of the occupational safety and health management system (SMK3) in the
construction project of the Hotel Santika Premiere Padang. The stage of this research is the study of various existing
literatures to determine the variables to be used. The next stage is designing research questionnaires and then collecting data
by distributing questionnaires directly to the field. The data obtained from the questionnaire will be analyzed for validity and
reliability tests using the Statistical Package for Social Science (SPSS) software. The results of this study indicate that the
success of the implementation of the occupational safety and health management system (SMK3), which is taken from the
average sum of all variables, is 98.5%. So that it can be concluded that the level of achievement of the successful
implementation of SMK3 in the construction project of the Hotel Santika Premiere Padang is based on the determination of
the success value written in the Minister of Permenaker Number: 05/MEN/1996, eligible for a certificate and a gold flag.
This is in accordance with category number 3, namely "where the level of achievement of 85-100% is given a certificate and
a gold flag".

Keywords : Implementation, Success Rate, Barriers, SMK3.

ABSTRAK
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat
kecelakaan kerja. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan resiko kecelakaan kerja (zero accident).
Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang
memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan
penerapan dan tingkat keberhasilan, serta untuk mengetahui faktor penyebab terhambatnya penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) pada proyek pembangunan Hotel Santika Premiere Padang. Tahapan penelitian
ini adalah studi berbagai literatur yang ada untuk menentukan variabel yang akan digunakan. Tahap selanjutnya mendesain
kuisioner penelitian kemudian melakukan pengambilan data dengan cara menyebarkan kuesioner secara langsung ke
lapangan. Data yang diperoleh dari kuesioner akan dianalisis uji validitas dan uji reliabilitas menggunakan sotware Statistical
Package for Social Science (SPSS). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberhasilan penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3), yang diambil dari rata-rata penjumlahan semua variabel adalah sebesar 98,5%.
Sehingga mendapatkan kesimpulan untuk tingkat pencapaian keberhasilan penerapan SMK3 di proyek pembangunan Hotel
Santika Premiere Padang ini berdasarkan penentuan nilai keberhasilan yang tertulis dalam Permenaker Nomor:
05/MEN/1996, layak untuk mendapatkan sertifikat dan bendera emas. Hal ini sesuai dengan kategori nomor 3, yaitu “dimana
tingkat pencapaian 85-100 % diberikan sertifikat dan bendera emas”.

Kata Kunci : Penerapan, Tingkat Keberhasilan, Penghambat, SMK3.

1. Pendahuluan kerja yang cukup tinggi. Apabila bahaya tersebut tidak


dicegah, maka memerlukan biaya yang lebih besar
Pembangunan proyek konstruksi merupakan salah satu dalam pemberian kompensasi bagi pekerja yang
kegiatan yang memiliki risiko terjadinya kecelakaan mengalami kecelakaan [1]. Masalah keselamatan dan

1
kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih perusahaan secara keseluruhan yang meliputi struktur
sering terabaikan. Hal ini ditunjukan dengan masih organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung
tingginya angka kecelakaan kerja, hal ini tentunya jawab, prosedur, proses dan sumber daya yang
sangat memprihatinkan. Tingkat kepedulian dunia dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan,
usaha terhadap K3 masih rendah. Padahal karyawan pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan
adalah aset penting perusahaan [2]. Dengan adanya keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
kecelakaan kerja maka aktivitas dalam perusahaan pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan
akan terhambat dan produktivitas terganggu [3]. kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien
Perusahaan perlu melaksanakan program Keselamatan dan produktif [8].
dan Kesehatan Kerja (K3) yang diharapkan dapat
menurunkan tingkat kecelakaan kerja kepada pekerja Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
[4]. Bagi perusahaan yang mempunyai resiko (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen secara
kecelakaan kerja tinggi, misalnya perusahaan yang keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
bergerak dibidang pertambangan, perusahaan perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab, prosedur,
manufaktur, atau perusahaan konstruksi, menjamin proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
kesehatan dan keselamatan para pekerja adalah hal pengembangan penerapan, pencapaian, dan
penting. Resiko kerja berupa sakitnya karyawan atau pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan
kecelakaan kerja dapat ditekan jika perusahaan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang
tersebut menerapkan sistem keselamatan dan berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
kesehatan kerja (K3) [5]. tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Pada
dasarnya SMK3 merupakan implementasi ilmu dan
Sumber daya manusia memegang peranan penting fungsi manajemen dalam melakukan perencanaan,
bagi keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan, implementasi, maupun evaluasi program K3 di tempat
karena manusia merupakan aset hidup yang perlu kerja dalam suatu sistem [7].
diperhatikan secara khusus oleh perusahaan.
Kenyataan bahwa manusia sebagai aset utama dalam Tujuan Penerapan SMK3
organisasi atau perusahaan, harus mendapatkan Tujuan penerapan SMK3 adalah sebagai berikut [9].
perhatian serius dan dikelola dengan sebaik mungkin. 1. Sebagai alat ukur kinerja K3 di Indonesia
Hal ini dimaksudkan agar sumber daya manusia yang dengan melakukan audit SMK3.
dimiliki perusahaan mampu memberikan kontribusi 2. Sebagai pedoman implementasi K3 dalam
yang optimal dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.
organisasi.Dalam pengelolaan sumber daya manusia 3. Sebagai dasar penghargaan. Beberapa
inilah diperlukan manajemen yang mampu mengelola penghargaan dalam SMK3 misalnya Sword of
sumber daya secara sistematis, terencana, dan efisien Honour dari British Safety Council, Five Star
[6]. Reating Safety dari Netherland Safety Council
dan penghargaan bagi perusahaan yang
Di Indonesia SMK3 didefenisikan sebagai “bagian menerapkan SMK3 dari Kementerian Tenaga
dari sistem manajemen secara keseluruhan yang Kerja Indonesia.
meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung 4. Sebagai dasar pemberian sertifikasi. Sertfikasi
jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya SMK3 diberikan sebagai suatu penghargaan dan
yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pengakuan terhadap prestasi dalam
pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan implementasi SMK3.
keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka 5. Menempatkan tenaga kerja sesuai dengan harkat
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan dan martabatnya sebagai manusia.
kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, 6. Meningkatkan komitment pimpinan perusahaan
efisien, dan produktif” [7]. dalam melindungi tenaga kerja.
7. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja
Tujuan Penelitian untuk menghadapi kompetisi perdagangan global.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan 8. Proteksi terhadap industri dalam negeri.
penerapan dan tingkat keberhasilan, serta untuk 9. Meningkatkan daya saing dalam perdagangan
mengetahui faktor penyebab terhambatnya penerapan internasional.
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja 10. Mengeliminir boikot LSM internasional
(SMK3) pada proyek pembangunan Hotel Santika terhadap produk ekspor nasional.
Premiere Padang. 11. Meningkatkan pelaksanaan pencegahan kecuali
melalui pendekatan sistem.
12. Perlunya upaya pencegahan terhadap problem
2. Landasan Teori sosial dan ekonomi yang tekait dengan penerapan
K3.
Pengertian Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Peran Manajemen dalam SMK3
Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Manajer memiliki peran yang penting dalam
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 18 Tahun penerapan SMK3, tanpa komitmen manajer SMK3
2008, sistem manajemen keselamatan dan kesehatan tidak dapat berjalan dengan baik. Dalam penerapan
kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen

2
SMK3 manajer berperan dalam beberapa hal sebagai akibat kerja wajib menerapkan Sistem Manajemen
berikut [10]. K3.
1. Menetapkan kebijakan K3. 2. Sistem Manajemen K3 sebagaimana dimaksud
2. Membentuk P2K3. dalam ayat (1) wajib dilaksanakan oleh pengurus,
3. Membentuk organisasi K3 secara struktural yang pengusaha dan seluruh tenaga kerja sebagai satu
bertanggung jawab mengawasi pelaksanaan K3. kesatuan. Keberhasilan penerapan sistem
4. Membuat kebijakan pihak manajemen. manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3) di tempat kerja dapat diukur menurut
Manfaat Penerapan SMK3 Permenaker Nomor: 05/MEN/1996 sebagai
Manfaat penerapan sistem manajemen keselamatan berikut:
dan kesehatan kerja (SMK3) bagi perusahaan adalah a. Untuk tingkat pencapaian 0-59% dan
[11]. pelanggaran peraturan perundangan
1. Pihak manajemen dapat mengetahui kelemahan- (nonconformance) dikenai tindakan hukum.
kelemahan unsur sistem operasional sebelum b. Untuk tingkat pencapaian 60-84% diberikan
timbul gangguan operasional, kecelakaan, insiden sertifikat dan bendera perak.
dan kerugian-kerugian lainnya. c. Untuk tingkat pencapaian 85-100% diberikan
2. Dapat diketahui gambaran secara jelas dan lengkap sertifikat dan bendera emas.
tentang kinerja K3 di perusahaan.
3. Dapat meningkatkan pemenuhan terhadap
peraturan perundangan bidang K3. 3. Metodologi Penelitian
4. Dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan
dan kesadaran tentang K3, khususnya bagi Tahap dan Prosedur Penelitian
karyawan yang terlibat dalam pelaksanaan audit. Penelitian ini dapat dilihat dari beberapa tahap sebagai
5. Dapat meningkatkan produktivitas kerja. berikut:
1. Penetapan sasaran studi.
Prinsip Penerapan SMK3 2. Penyusunan kriteria yaitu; performance, kesehatan,
Prinsip dasar dalam penerpan SMK3 ada lima, keselamatan, pekerjaan/fasilitas dan lingkungan.
yaitu komitmen dan kebijakan, perencanaan, 3. Pengumpulan data primer melalui kuesioner untuk
penerapan, pengukuran dan evaluasi, peninjauan mencari jumlah responden dalam setiap kriteria
ulang dan peningkatan manajemen, terakhir dan data sekunder melalui perolehan data dari
perbaikan berkelanjutan. Secara skematis proyek.
digambarkan dalam bagan berikut ini [10]. 4. Analisis data primer dengan uji validitas dan
reliabilitas menggunakan software Statistical
Package for Social Science (SPSS) untuk mencari
persentase dari setiap kriteria.
5. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk
persentase.

Analisis Data
Hasil analisis data berdasarkan rata-rata untuk setiap
Gambar 1. Bagan Elemen OHSAS 18001
persentase yang ada dalam lima variabel penerapan
SMK3 tersebut yang sudah diperoleh dari hasil
evaluasi, sehingga mendapatkan kesimpulan untuk
tingkat pencapaian keberhasilan penerapan SMK3 di
proyek pembangunan Hotel Santika Premiere Padang
ini berdasarkan penentuan nilai keberhasilan yang
tertulis dalam Permenaker Nomor: 05/MEN/1996.
Keberhasilan penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di tempat
kerja dapat diukur menurut Permenaker Nomor:
Gambar 2. Bagan Elemen SMK3 05/MEN/1996 sebagai berikut:
1. Untuk tingkat pencapaian 0-59% dan pelanggaran
Prinsip Dasar SMK3 dalam Perundang-undangan peraturan perundangan (nonconformance) dikenai
Sesuai dengan Bab III pasal 3 ayat 1, Peraturan tindakan hukum.
Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER.05/MEN/1996 2. Untuk tingkat pencapaian 60-84% diberikan
tentang penerapan SMK3 diwajibkan yang kepada sertifikat dan bendera perak.
perusahaan dengan syarat sebagai berikut [7]. 3. Untuk tingkat pencapaian 85-100% diberikan
1. Setiap perusahaan yang memperkerjakan tenaga sertifikat dan bendera emas.
kerja sebanyak 100 orang atau lebih dan atau
mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan
oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang
dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti
peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit

3
Bagan Alir Penelitian Tabel 2. Tabel Hasil Proses Reliabilitas
Case Processing Summary
N %
Valid 50 100
Cases Excludeda 0 0
Total 50 100

Tabel 3. Hasil Reliabilitas

jumlah item cronbac rule of


Variabel keputusan
pertanyaan h alpha thumb
Performance (X1)
Gambar 3. Bagan Alir Penelitian Kesehatan pekerja (X2)
Keselamatan kerja (X3) 24 0,841 0,6 reliabel
Pekerjaan/fasilitas (X4)
4. Hasil Dan Pembahasan lingkungan (X5)
menurut wiratna sujerwani (2014), kuesioner dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha > 0.6
Uji Validitas Berdasarkan analisis reliabilitas diatas, variabel
Tabel 1. Hasil Uji Validitas dan Korelasi penelitian menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s
Alpha untuk semua variabel adalah lebih besar dari 0,6
dari rule of thumb, untuk itu seluruh variabel bisa
dikatakan reliabel atau handal. Dari hasil tersebut
penelitian ini akan menghasilkan data yang sama
walaupun digunakan beberapa kali untuk mengukur
objek yang sama.

Tabel 4. Hasil Statistik Data


Descriptive Statistics
Std.
N Mean
Deviation
X1 30 98,78 ,432
X2 30 98,58 ,255
X3 30 98,56 ,510
X4 30 98,56 ,700
X5 30 98,54 ,447
X6 30 98,92 ,520
X8 30 98,34 ,402
X9 30 98,86 ,678
X10 30 98,02 ,393
X11 30 98,60 ,255
X13 30 98,28 ,191
X16 30 99,16 ,268
X17 30 98,06 ,445
X18 30 98,40 ,618
Dari tabel hasil uji validitas terhadap 50 responden X19 30 98,30 ,186
dapat diketahui bahwa 24 item pertanyaan memiliki X20 30 98,24 ,219
koefisien korelasi product moment pearson lebih besar X21 30 98,28 ,362
dari pada tabel r tabel (r > 0,279). Sehingga dapat X22 30 98,80 ,699
disimpulkan bahwa hanya 22 item pertanyaan yang X23 30 98,78 ,166
valid. X24 30 98,24 ,227
X25 30 98,72 ,580
Uji Reliabilitas X26 30 98,40 ,320
Dari hasil pengujian dilakukan analisa dengan X27 30
98,16 ,361
perbandingan terhadap r tabel yang dicari deengan
interpolas jumlah butir pertanyaan koefisien X28 30 98,36 .830
reliabilitas. Hasil dari uji reliabilitas dapat dilihat dari Valid N
30
tabel dibawah ini: (listwise)

4
Tabel 5. Hasil Statistik Data 1. Dilihat dari segi performance, kurangnya laporan
apabila terjadi kecelakaan ringan.
2. Dilihat dari segi kesehatan pekerja, tidak adanya
pelatihan yang merata terhadap semua pekerja.
3. Dilihat dari segi keselamatan kerja, alat pelindung
kerja seperti helm, sepatu boots, sarung tangan,
masker, dan sebagainya terkadang masih sering
diacuhkan oleh pekerja.
4. Dilihat dari segi pekerjaan atau fasilitas di proyek,
terdapat beberapa bahan material tidak diatur rapi.
5. Dilihat dari segi lingkungan, terkadang masih
Dari Tabel 5 dapat disimpulkan bahwa hasil statistik ditemukan tempat kerja yang licin, tidak rata dan
data reliabilitas adalah 98,5 % dari 24 pertanyaan yang berminyak.
valid.

Dari Tabel 5 diatas didapatkan grafik seperti dibawah 5. Penutup


ini :
Kesimpulan
Rule of thumb Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberhasilan
98,80%
98,70%
penerapan sistem manajemen keselamatan dan
98,60%
98,50%
kesehatan kerja (SMK3), yang diambil dari rata-rata
98,40% penjumlahan semua variabel adalah sebesar 98,5%.
98,30%
98,20% Sehingga mendapatkan kesimpulan untuk tingkat
98,10%
98,00% pencapaian keberhasilan penerapan SMK3 di proyek
Kesehata Keselamat Pekerjaan
Performa lingkunga
nce (X1)
n pekerja an kerja /fasilitas
n (X5)
pembangunan Hotel Santika Premiere Padang ini
(X2) (X3) (X4)
Rule of thumb 98,57% 98,68% 98,25% 98,48% 98,36%
berdasarkan penentuan nilai keberhasilan yang tertulis
Gambar 4. Hasil Statistik Data
dalam Permenaker Nomor: 05/MEN/1996, layak
untuk mendapatkan sertifikat dan bendera emas. Hal
Hasil Evaluasi Penerapan SMK3 ini sesuai dengan kategori nomor 3, yaitu “dimana
Dari hasil evaluasi tersebut dapat diperoleh tingkat pencapaian 85-100 % diberikan sertifikat dan
keberhasilan penerapan sistem manajemen bendera emas”. Ditinjau dari faktor penyebab
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) yang terhambatnya penerapan sistem manajemen
diambil dari rata-rata penjumlahan semua variabel
keselamatan kerja (SMK3) di proyek pembangunan
adalah sebesar 98,5 %.
Hotel Santika Premiere Padang tidak mencapai tingkat
Keberhasilan penerapan sistem manajemen kesempurnaan atau 100% dikarenakan beberapa
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) di tempat faktor, seperti kurangnya laporan apabila terjadi
kerja dapat diukur menurut Permenaker Nomor: kecelakaan ringan, tidak adanya pelatihan yang merata
05/MEN/1996 sebagai berikut: terhadap semua pekerja, alat pelindung kerja
1. Untuk tingkat pencapaian 0-59% dan terkadang masih diacuhkan oleh pekerja, terdapat
pelanggaran peraturan perundangan (non
beberapa bahan material yang tidak diatur rapi, dan
conformance) dikenai tindakan hukum.
2. Untuk tingkat pencapaian 60-84% terkadang masih ditemukan tempat kerja yang licin,
diberikan sertifikat dan bendera perak. tidak rata dan berminyak.
3. Untuk tingkat pencapaian 85-100%
diberikan sertifikat dan bendera emas. Saran
a. Untuk PT. Majumapan Bangunindo dapat
Dari ketentuan Permenaker tersebut, maka dapat kita mempertahankan penerapan SMK3 di setiap
simpulkan bahwa hasil dari evaluasi keberhasilan proyek yang akan dijalankan nantinya.
penerapan sistem manajemen keselamatan dan b. Untuk penelitian lebih lanjut mengenai SMK3
kesehatan kerja (SMK3) di proyek pembangunan perlu dilakukan studi kasus yang lebih mendalam
Hotel Santika Premiere Padang, yang mencapai nilai mengenai pelaksanaan SMK3 di lapangan. Jumlah
98,5 %. Hal ini sesuai dengan kategori nomor 3, yaitu responden yang lebih banyak, jenis konstruksi
dimana tingkat pencapaian 85-100 % diberikan yang lebih beragam, serta metode penilaian yang
sertifikat dan bendera emas. lebih objektif dapat menambah keakuratan data
yang diharapkan.
Ditinjau dari faktor penyebab terhambatnya penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan Kerja (SMK3) di
Proyek Pembangunan Hotel Santika Premiere Padang
tidak mencapai tingkat kesempurnaan atau 100 %
dikarenakan beberapa faktor, yaitu:

5
Daftar Rujukan
[7] Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: 05/MEN/1996.
[1] Choiriyah, S., dkk. (2020). Analisis Tingkat Implmentasi Smk3
Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Pada Konstruksi Bangunan Di Surabaya Berdasarkan PP No 50
Tahun 2012. Paduraksa. Vol. 9 No. 1, (P-ISSN: 2303-2693 E-
[8] Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
ISSN: 2581-2939). 73-79.
Indonesia Nomor: PER.18/MEN/XI/2008. Tentang
Penyelenggara Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan
[2] Kamdhari, E., dan Estralita., Devi. (2018). Penerapan Sistem Kesehatan Kerja.
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pada
Proyek Female Apartment Adhigrya Pangestu. Politeknologi, [9] Tim K3 FT UNY. 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Vol. 17 No. 1, 17-26. (K3). Yogyakarta : UNY.
[3] Allison, C., dan Prastawa., H. (2017). Analisis Penerapan [10] Sujoso, A. D. P. 2012. Dasar-Dasar Keselamatan dan
SMK3 Pada PT Indonesia Power UBP MRICA Banjarnegara. Kesehatan Kerja. Jember : UPT.
1-7.
[11] Pangkey, F., dkk. (2012). Penerapan Sistem Manajemen
[4] Hartono, W., dkk. (2016). Analisis Sistem Manajemen Dan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pada Proyek
Keselamatan Kerja (SMK3) Terhadap Tingkat Kecelakaan Konstruksi Di Indonesia (Studi Kasus: Pembangunan Jembatan
Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung di Tangerang Dan Dr. Ir. Soekarno-Manado). Jurnal Ilmiah Media Engineering,
Sekitarnya. E-Jurnal Matriks Teknik Sipil, 208-2015. Vol. 2, No. 2, (ISSN 2087-9334), 100-113.

[5] Artiani, G. P., dan Nurja, F. (2018). Kajian Penerapan Dan


Evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Pada Proyek Peningkatan Kapasitas Landasan
Terbang. Jurnal Kajian Teknik Sipil, Vol. 3, No. 1, 39-49.

[6] Wahyuni, N., dkk. (2018). Pengaruh Keselamatan Dan


Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
Pada Pt. Kutai Timber Indonesia (Studi Kasus Pada Pt. Kutai
Timber Indonesia Kota Probolinggo). Jurnal Pendidikan
Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, dan
Ilmu Sosial. Vol. 12 No. 1, (ISSN 1907-9990 E-ISSN 2548-
7175), 99-104.

You might also like