You are on page 1of 16

MAKALAH PENGANTAR BIOTEKNOLOGI TANAMAN

“Rekayasa Genetika Terhadap Tanaman Kedelai”


Dosen Pengampu: Asti Irawanti Azis

Kelompok IV:

Fanny Alvionisa 20011014004


Elya Aulia 20011014030
Edi Kurniawan 20011014018
Ragil Dermawan 20011014034
Fathur Ramadhan 20011014053
Wahyu Setiawan Judu 21011014014

PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Warrahtullahi Wabarakatuh
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah Kelompok ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 22 November 2022


Penulis

Kelo
mpok 4

ii
DAFTAR ISI

SAMPU
L..........................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................3

1.3 Tujuan......................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................4

2.1 Tanaman Kedelai......................................................................................................4

2.2 Tanaman Transgenik Dan Tehnik DNA Rekombinan..............................................4

2.3 Perangkat Teknologi DNA Rekombinan..................................................................6

a) Isolasi DNA........................................................................................................6

b) Enzim Restriksi..................................................................................................7

c) Ligasi molekul DNA..........................................................................................8

d) Transformasi Sel Inang......................................................................................9

e) Seleksi Transforman dan Seleksi Rekombinan...................................................9

f) Skema Aplikasi Transformasi Gen Agrobacterium pada tanaman kedelai........10

BAB III PENUTUP........................................................................................................11

3.1 Kesimpulan............................................................................................................11

3.2 Saran......................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................12

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bioteknologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan
makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk
hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan
jasa. Perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi
juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lainnya, seperti biokimia, komputer,
biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia ,matematika, dan lain
sebagainya (Listanto, 2011).
Pada masa ini, perkembangan bioteknologi sudah sangat pesat, terutama di
negara-negara maju. Penerapan bioteknologi dimasa ini misalnya di bidang
pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan
rekombinan DNA, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul
karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta
juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan.
Teknik DNA rekombinan adalah rekayasa genetika untuk menghasilkan
sifat baru dengan cara merekombinasikan gen tertentu dengan DNA genom.
Manfaat rekayasa genetika ini diantaranya adalah dimungkinkannya melakukan
isolasi dan mempelajari fungsi masing-¬masing gen dan mekanisme kontrolnya.
Selain itu, rekayasa genetika juga memungkinkan diperolehnya suatu produk
dengan sifat tertentu dalam waktu lebih cepat dan jumlah lebih besar daripada
produksi secara konvensional. Adapun Teknik Rekombinan DNA diantaranya
isolasi DNA, teknik memotong DNA, teknik menggabung DNA dan teknik untuk
memasukan DNA ke dalam sel hidup.
Transfer DNA atau perpindahan DNA atau perpindahan DNA ke dalam
bakteri dapat melalui tiga cara, yaitu konjugasi, transformasi, dan transduksi.
DNA yang masuk ke dalam sel bakteri selanjutnya dapat berintegrasi dengan
DNA atau kromosom bakteri sehingga terbentuk kromosom rekombinan.
Konjugasi merupakan perpindahan DNA dari satu sel (sel donor) ke dalam sel
bakteri lainnya (sel resepien) melalui kontak fisik antara kedua sel. Transformasi

1
merupakan pengambilan DNA oleh bakteri dari lingkungan di sekelilingnya.
Sedangkan Transduksi adalah cara pemindahan DNA dari satu sel ke dalam sel
lainnya melalui perantaraan bakteriofage.
Aplikasi teknik DNA rekombinan dalam bioteknologi diantaranya adalah
pembuatan tanaman transgenik. Tanaman transgenik merupakan tanaman yang
telah disisipi atau memiliki gen asing dari spesies tanaman yang berbeda atau
makhluk hidup lainnya. Penggabungan gen asing ini bertujuan untuk
mendapatkan tanaman dengan sifat-sifat yang diinginkan, misalnya pembuatan
tanaman yang tahan suhu tinggi, suhu rendah, kekeringan, resisten terhadap
organisme pengganggu tanaman, serta kuantitas dan kualitas yang lebih tinggi
dari tanaman alami.
Beberapa tanaman transgenik telah diaplikasikan untuk menghasilkan tiga
macam sifat unggul, yaitu tahan hama, tahan herbisida, dan buah yang dihasilkan
tidak mudah busuk. Misalnya Tanaman jagung dan kapas transgenik dengan sifat
tahan hama telah diproduksi secara massal dan dipasarkan di dunia. Gen asing
yang banyak digunakan untuk sifat resistensi hama ini adalah gen penyandi toksin
Bt dari bakteri Bacillus thuringiensis.
Tanaman kedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting di
Indonesia setelah padi dan jagung, yang hingga saat ini masih perlu diimpor.
Kebutuhan kedelai Indonesia terus meningkat sebesar 2.24 juta ton setiap
tahunnya, padahal kapasitas produksi kedelainasional hanya mencapai 1.19 juta
tondari luas areal tanam 967.002 ha (Badan Pusat Statistik, 2002).
Kendala dalam peningkatan produksi tanaman kedelai adalah tingginya
serangan penyakit dan hama tanaman, terutama hama penggerek polong kedelai
yang disebabkan oleh Etiella zinkenella dari ordo Lepidoptera. Hama ini
merupakan hama penting tanaman kedelai yang hingga saat ini masih sulit untuk
diatasi, karena sifat penyerangnya yang sulit dideteksi secara cepat dari luar.
Dari latar belakang diatas maka pada penulisan makalah kali ini, akan dibahas
mengenai bagaimana aplikasi teknologi transformasi DNA bakteri Agrobacterium
galur CP4 resisten terhadap herbisida pada tanaman kedelai.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Tanaman Kedelai?
2. Apa yang dimaksud tanaman transgenic dan tehnik DNA Rekombinan
pada tanaman kedelai?
3. Sebutkan perangkat teknologi rekombian?
1.3 Tujuan
1. Untuk menegtahui Taanaman Kedelai
2. Untuk menegtahui tanaman transgenic dan tehnik DNA rekombinan
pada tanaman kedelai.
3. Untuk mengetahui perangkat teknologi rekombian.

3
BAB II

PEMBAHASAN

3.1 Tanaman Kedelai

Kacang Kedelai (Glycine max L.) Kedelai merupakan bahan pangan yang

sangat popular di kalangan masyarakat. Hampir setiap hari sebagian besar

masyarakat mengkonsumsi makanan olahan berbasis kedelai, misalnya tempe,

kecambah, susu kedelai, steak, dan lain-lain. Alasan pemilihan kedelai sebagai

bahan pangan adalah kandungan protein serta kandungan gizi lainnya yang tinggi

(Cahyadi, 2007).

Kedelai termasuk dalam jenis kacang-kacangan. Merupakan tanaman

semusim, berupa semak rendah, tumbuh tegak, berdaun lembut, dengan beragam

morfologi. Tinggi tanaman berkisar antara 10-200 cm. Dapat bercabang sedikit

atau banyak tergantung kultivar dan lingkungan hidup. Morfologi tanaman kedelai

didukung oleh komponen utamanya yaitu akar, daun, batang, bunga, polong dan

biji sehingga pertumbuhannya bisa optimal (Adisarwanto, 2005). Perakaran terdiri

atas akar lembaga (ridicula), akar tunggang (radix primaria), dan akar cabang

(radix lateris) berupa akar rambut (Rukmana dan Yuniarsih, 1996).

3.2 Tanaman Transgenik Dan Tehnik DNA Rekombinan


Transgenik adalah suatu organisme yang mengandung transgen melalui
proses bioteknologi (bukan proses pemuliaan tanaman). Transgen adalah gen
asing yang ditambahkan kepada suatu spesies. Suatu jasad yang memiliki sifat
baru, yang sebelumnyatidak dimiliki oleh jenis jasad tersebut, sebagai hasil
penambahan gen yang berasal dari jasadlain. Juga disebut organisme transgenik.

4
Teknik bioteknologi tanaman telah dimanfaatkan terutama untuk
memberikan karakter baru pada berbagai jenis tanaman. Teknologi rekayasa
genetika tanaman memungkinkan pengintegrasian gen-gen yang berasal dari
organisme lain untuk perbaikan sifat tanaman. Salah satu contoh aplikasi
bioteknologi dibidang pertanian adalah mengembangkan tanaman transgenic yang
memiliki sifat toleran terhadap zat kimia tertentu (tahan herbisida), tahan terhadap
hama dan penyakit, serta mempunyai sifat-sifat khusus (misalnya tomat yang
matangnya lama, padi yang memproduksi beta-caroten dan vitamin A).
Tanaman transgenic diperoleh dari hasil rekayasa genetika dengan teknologi
DNA rekombinan. Teknologi DNA rekombinan atau sering disebut juga rekayasa
genetika ini adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang pembentukan kombinasi
materi genetik yang baru dengan cara penyisipan molekul DNA ke dalam suatu
vektor sehingga memungkinkannya terjadinya integrasi dan mengalami
perbanyakan dalam suatu sel organisme lain yang berperan sebagai sel inang.
Manfaat rekayasa genetika ini diantaranya adalah dimungkinkannya melakukan
isolasi dan mempelajari fungsi masing¬masing gen dan mekanisme kontrolnya.
Selain itu, rekayasa genetika juga memungkinkan diperolehnya suatu produk
dengan sifat tertentu dalam waktu lebih cepat dan jumlah lebih besar daripada
produksi secara konvensional.
Teknik DNA rekombinan merupakan kumpulan teknik untuk
merekombinasi gen dalam tabung reaksi. Teknik itu diantaranya isolasi DNA,
teknik memotong DNA, teknik menggbung DNA dan teknik untuk memasukan
DNA ke dalam sel hidup. Setelah DNA rekombinan terbentuk maka dilakukan
proses transformasi ke host cell kemudian dilkakukan proses inkubasi sel bakteri
tersebut. Setelah dilakukan inkubasi maka sel bakteri dapat diuji kehadiran DNA
rekombinannya yaitu melalui uji antibiotik, uji medium seleksi dan seleksi putih
biru. Setelah didapatkan bakteri dengan DNA rekombinan maka dilakukan
purifikasi untuk mengisolasi gen yang direplikasi.
Transfer DNA atau perpindahan DNA atau perpindahan DNA ke dalam
bakteri dapat melalui tiga cara, yaitu konjugasi, transformasi, dan transduksi.
DNA yang masuk ke dalam sel bakteri selanjutnya dapat berintegrasi dengan
DNA atau kromosom bakteri sehingga terbentuk kromosom rekombinan. Pada

5
pembuatan kedelai transgenik resisten terhadap herbisida digunakan transfer DNA
dengan cara transformasi genetic. Transformasi merupakan pengambilan DNA
oleh bakteri dari lingkungan di sekelilingnya. DNA yang berada di sekitar bakteri
(DNA asing) dapat berupa potongan DNA atau fragmen DNA yang berasal dari
sel bakteri yang lain atau organisme yang lain. Masuknya DNA dari lingkungan
ke dalam sel bakteri ini dapat terjadi secara alami.
2.3 Perangkat Teknologi DNA Rekombinan
Adapun perangkat yang digunakan dalam teknik DNA rekombinan
diantaranya enzim restriksi untuk memotong DNA, enzim ligase untuk
menyambung DNA dan vektor untuk menyambung dan mengklonkan gen di
dalam sel hidup, transposon sebagai alat untuk melakukan mutagenesis dan untuk
menyisipkan penanda, pustaka genom untuk menyimpan gen atau fragmen DNA
yang telah diklonkan, enzim transkripsi balik untuk membuat DNA berdasarkan
RNA, pelacak DNA atau RNA untuk mendeteksi gen atau fragmen DNA yang
diinginkan atau untuk mendeteksi klon yang benar. Vektor yang sering digunakan
diantaranya plasmid, kosmid dan bakteriofag.
Enzim restriksi digunakan untuk memotong DNA. Enzim restriksi mengenal
dan memotong DNA pada sekuens spesifik yang panjangnya empat sampai enam
pasang basa. Enzim tersebut dikenal dengan nama enzim endonuklease restriksi.
a) Isolasi DNA
Isolasi DNA diawali dengan perusakan dan atau pembuangan dinding
sel, yang dapat dilakukan baik dengan cara mekanis seperti sonikasi, tekanan
tinggi, beku¬leleh maupun dengan cara enzimatis seperti pemberian lisozim.
Langkah berikutnya adalah lisis sel. Bahan-¬bahan sel yang relatif lunak dapat
dengan mudah diresuspensi di dalam medium bufer nonosmotik, sedangkan
bahan¬bahan yang lebih kasar perlu diperlakukan dengan deterjen yang kuat
seperti triton X¬ 100 atau dengan sodium dodesil sulfat (SDS).
Pada eukariot langkah ini harus disertai dengan perusakan membran
nukleus. Setelah sel mengalami lisis, remukan¬remukan sel harus dibuang.
Biasanya pembuangan remukan sel dilakukan dengan sentrifugasi. Protein
yang tersisa dipresipitasi menggunakan fenol atau pelarut organik seperti
kloroform untuk kemudian disentrifugasi dan dihancurkan secara enzimatis

6
dengan proteinase. DNA yang telah dibersihkan dari protein dan remukan sel
masih tercampur dengan RNA sehingga perlu ditambahkan RNAse untuk
membersihkan DNA dari RNA. Molekul DNA yang telah diisolasi tersebut
kemudian dimurnikan dengan penambahan amonium asetat dan alkohol atau
dengan sentrifugasi kerapatan menggunakan CsCl.
Teknik isolasi DNA tersebut dapat diaplikasikan, baik untuk DNA
genomik maupun DNA vektor, khususnya plasmid. Untuk memilih di antara
kedua macam molekul DNA ini yang akan diisolasi dapat digunakan dua
pendekatan. Pertama, plasmid pada umumnya berada dalam struktur tersier
yang sangat kuat atau dikatakan mempunyai bentuk covalently closed circular
(CCC), sedangkan DNA kromosom jauh lebih longgar ikatan kedua untainya
dan mempunyai nisbah aksial yang sangat tinggi. Perbedaan tersebut
menyebabkan DNA plasmid jauh lebih tahan terhadap denaturasi apabila
dibandingkan dengan DNA kromosom. Oleh karena itu, aplikasi kondisi
denaturasi akan dapat memisahkan DNA plasmid dengan DNA kromosom.
b) Enzim Restriksi
Selanjutnya adalah pemotongan DNA dengan menggunakan enzim
restriksi endonuklease. Pemutusan ini dilakukan di dalam strain tertentu yang
bertujuan untuk mencegah agar tidak merusak DNA. Selain itu strain tersebut
juga mempunyai suatu sistem modifikasi yang menyebabkan pemutusan basa
pada urutan tertentu yang merupakan recognition sites bagi enzim restriksi
tersebut. DNA genomik dan DNA vektor dengan menggunakan enzim
restriksi Pemotongan ini harus menghasilkan ujung–ujung potongan yang
kompatibel dalam arti setiap fragmen DNAnya harus dapat disambungkan
dengan DNA vektor yang sudah berbentuk linier.
Pada aplikasi transformasi gen bakteri Agrobacterium tumefaciens
resisten terhadap herbisida pada tanaman kedelai, bakteri ini dapat
menginfeksi tanaman kedelai secara alami karena memiliki plasmid Ti, suatu
vektor (pembawa DNA) untuk menyisipkan gen asing. Di dalam plasmid Ti
terdapat gen yang menyandikan sifat virulensi untuk menyebabkan penyakit
tanaman tertentu. Gen asing yang ingin dimasukkan ke dalam tanaman dapat
disisipkan di dalam plasmid Ti. Selanjutnya, A. tumefaciens secara langsung

7
dapat memindahkan gen pada plasmid tersebut ke dalam genom (DNA)
tanaman. Setelah DNA asing menyatu dengan DNA tanaman maka sifat-sifat
yang diinginkan dapat diekspresikan tumbuhan kedelai resisten terhadap
herbisida.
c) Ligasi molekul DNA
Pemotongan DNA genomik dan DNA vektor menggunakan enzim
restriksi harus menghasilkan ujung-ujung potongan yang kompatibel. Artinya,
fragmen-fragmen DNA genomik nantinya harus dapat disambungkan
(diligasi) dengan DNA vektor yang sudah berbentuk linier. Ada tiga cara yang
dapat digunakan untuk meligasi fragmen-fragmen DNA secara in vitro yaitu :
 Pertama, ligasi menggunakan enzim DNA ligase dari bakteri.
 Kedua, ligasi menggunakan DNA ligase dari sel-sel E. coli yang telah
diinfeksi dengan bakteriofag T4 atau lazim disebut sebagai enzim T4
ligase. Jika cara yang pertama hanya dapat digunakan untuk meligasi
ujung-ujung lengket, cara yang kedua dapat digunakan baik pada ujung
lengket maupun pada ujung tumpul.
 Sementara itu, cara yang ketiga telah disinggung di atas, yaitu
pemberian enzim deoksinukleotidil transferase untuk menyintesis untai
tunggal homopolimerik 3’.
Suhu optimum bagi aktivitas DNA ligase sebenarnya 37ºC. Akan
tetapi, pada suhu ini ikatan hidrogen yang secara alami terbentuk di antara
ujung-ujung lengket akan menjadi tidak stabil dan kerusakan akibat panas
akan terjadi pada tempat ikatan tersebut. Oleh karena itu, ligasi biasanya
dilakukan pada suhu antara 4 dan 15ºC dengan waktu inkubasi (reaksi) yang
diperpanjang (sering kali hingga semalam). Pada reaksi ligasi antara
fragmen¬fragmen DNA genomik dan DNA vektor, khususnya plasmid, dapat
terjadi peristiwa religasi atau ligasi sendiri sehingga plasmid yang telah
dilinierkan dengan enzim restriksi akan menjadi plasmid sirkuler kembali. Hal
ini jelas akan menurunkan efisiensi ligasi. Untuk meningkatkan efisiensi ligasi
dapat dilakukan beberapa cara, antara lain sebagai berikut :
 Penggunaan DNA dengan konsentrasi tinggi (lebih dari 100Ng/ml)

8
 Perlakuan dengan enzim alkalin fosfatase untuk menghilangkan gugus
fosfat dari ujung 5’ pada molekul DNA yang telah terpotong
 Serta pemberian molekul linker, molekul adaptor, atau penambahan
enzim deoksinukleotidil transferase untuk menyintesis untai tunggal
homopolimerik 3’ seperti telah disebutkan di atas.
d) Transformasi Sel Inang
Tahap berikutnya setelah ligasi adalah analisis terhadap hasil
pemotongan DNA genomik dan DNA vektor serta analisis hasil ligasi
molekul¬-molekul DNA tersebut. Tahap memasukkan campuran reaksi ligasi
ke dalam sel inang ini dinamakan transformasi karena sel inang diharapkan
akan mengalami perubahan sifat tertentu setelah dimasuki molekul DNA
rekombinan. Teknik transformasi pertama kali dikembangkan pada tahun
1970 oleh M. Mandel dan A. Higa, yang melakukan transformasi bakteri E.
coli. Sebelumnya, transformasi pada beberapa spesies bakteri lainnya yang
mempunyai sistem transformasi alami seperti Bacillus subtilis telah dapat
dilakukan.
Kemampuan transformasi B. subtilis pada waktu itu telah
dimanfaatkan untuk mengubah strain-strain auksotrof (tidak dapat tumbuh
pada medium minimal) menjadi prototrof (dapat tumbuh pada medium
minimal) dengan menggunakan preparasi DNA genomik utuh. Baru beberapa
waktu kemudian transformasi dilakukan menggunakan perantara vektor, yang
selanjutnya juga dikembangkan pada transformasi E.coli.
e) Seleksi Transforman dan Seleksi Rekombinan
Oleh karena DNA yang dimasukkan ke dalam sel inang bukan hanya
DNA rekombinan, maka kita harus melakukan seleksi untuk memilih sel
inang transforman yang membawa DNA rekombinan. Selanjutnya, di antara
sel-sel transforman yang membawa DNA rekombinan masih harus dilakukan
seleksi untuk mendapatkan sel yang DNA rekombinannya membawa fragmen
sisipan atau gen yang diinginkan. Pada dasarnya ada tiga kemungkinan yang
dapat terjadi setelah transformasi dilakukan, yaitu :
 Sel inang tidak dimasuki DNA apa pun atau berarti transformasi gagal,
 Sel inang dimasuki vektor religasi atau berarti ligasi gagal, dan

9
 Sel inang dimasuki vektor rekombinan dengan/tanpa fragmen sisipan
atau gen yang diinginkan.
Untuk membedakan antara kemungkinan pertama dan kedua dilihat
perubahan sifat yang terjadi pada sel inang. Jika sel inang memperlihatkan
dua sifat marker vektor, maka dapat dipastikan bahwa kemungkinan
kedualah yang terjadi. Selanjutnya, untuk membedakan antara kemungkinan
kedua dan ketiga dilihat pula perubahan sifat yang terjadi pada sel inang.
Jika sel inang hanya memperlihatkan salah satu sifat di antara kedua marker
vektor, maka dapat dipastikan bahwa kemungkinan ketigalah yang terjadi.
Seleksi sel rekombinan yang membawa fragmen yang diinginkan dilakukan
dengan mencari fragmen tersebut menggunakan fragmen pelacak (probe),
yang pembuatannya dilakukan secara in vitro menggunakan teknik reaksi
polimerisasi berantai atau polymerase chain reaction (PCR).
Pelacakan fragmen yang diinginkan antara lain dapat dilakukan
melalui cara yang dinamakan hibridisasi koloni. Koloni¬koloni sel
rekombinan ditransfer ke membran nilon, dilisis agar isi selnya keluar,
dibersihkan protein dan remukan sel lainnya hingga tinggal tersisa DNAnya
saja. Selanjutnya, dilakukan fiksasi DNA dan perendaman di dalam larutan
pelacak. Posisi¬posisi DNA yang terhibridisasi oleh fragmen pelacak
dicocokkan dengan posisi koloni pada kultur awal (master plate). Dengan
demikian, kita bisa menentukan koloni¬koloni sel rekombinan yang
membawa fragmen yang diinginkan.

f) Skema Aplikasi Transformasi Gen Agrobacterium pada tanaman


kedelai

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teknik DNA rekombinan adalah rekayasa genetika untuk menghasilkan


sifat baru dengan cara merekombinasikan gen tertentu dengan DNA genom.
Teknik DNA rekombinan merupakan kumpulan teknik untuk merekombinasi gen
dalam tabung reaksi. Teknik itu diantaranya isolasi DNA, teknik memotong DNA,
teknik menggbung DNA dan teknik untuk memasukan DNA ke dalam sel hidup.
Pada aplikasi rekombinan DNA bakteri Agrobacterium tumefaciens
terhadap tanaman kedelai menggunakan teknik transformasi gen. Dimana DNA
bakteri resisten terhadap herbisida tersebut dipotong dan kemudian disambung
dengan DNA sel dari tumbuhan kedelai kemudian diinjeksi ke tanaman kedelai.
3.2 Saran
Tulisan ini kami serahkan kepada pembaca untuk dipelajari dan kami
mengharapkan untuk teman-teman dapat ilmu yang berfaedah dan memperbaiki
segala sesuatu yang kurang dalam pembuatan makalah kelompok kami kepada
pembaca dan semoga bermanfaat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Afifatun. 2008. Transformasi Plasmid DNA Metode Elektroporasi.


http://afie.staff.uns.ac.id.
Aidya.2011. Ligasi dan Transformasi DNA. http://aidya73.wordpress. com.
Anonymous. 2010 .Tanaman Transgenik. http://www.wikipedia.org.
Bioscience.2010. Transformasi Ekspresi Gen Asing Dalam Sel Bakteri.
http://sciencebiotech.net.
Edi, Listanto. 2011. Sains dan Teknologi.http://listantoedy.wordpress.com.
Haryono. 2008. Transformasi sel Inang DNA.http://www.artikelkimia.info.

12

You might also like