You are on page 1of 10

LAPORAN STUDI KASUS

Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi

BIMBINGAN KONSELING

DI SMPN 1 SIANTAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan penilaian UTS BK

Dosen : Sri Hartati M.Pd

Oleh :

Tiara Ramadhani

NIM. 1212060118

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG
STUDI KASUS DAN PENANGANNYA

Disusun untuk memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Bimbingan dan Kaonseling

Dosen pengampun : : Sri Hartati M.Pd

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam lembaga pendidikan formal tentu mengacu pada adanya tujuan dari
pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan peserta didikanya secara
optimal dan mengubah perilaku perserta didik dari hal hal yang negatif menjadi
positif, setiap pihak atau personil disebuah sekolah hampir semuanya
mengharapkan para peserta didiknya mampu belajar dengan baik dan hasil dari
belajar itulah yang mampu mengubah tingkah laku siswa. Permasalahan yang
terjadi dikalangan siswa memang tidak didambakan, dibeberapa media baik itu
cetak maupun elektronik kadang kita sering membaca dan mendengar adanya
sebuah permasalahan yang terjadi dan pelakunya tidak lain adalah siswa. Memang
kita sangat berharap hal hal seperti itu tidak didambakan tapi entah bagaimana
sehingga perkelahian, pengeroyokan serta penganiayaan sesama siswa itu kerap
terjadi dan hal itu sudah merupakan hal yang sudah tidak lazim lagi dengan
kita.Ada juga yang disekolah bolos sekolah, melanggar aturan , dan merokok juga
termasuk tindakan yang harus dikonseling.

Oleh karena itu dari segi permasalahan yang terjadi di sekolah ini perlu
antisipasi untuk mengurangi permasalahan yang terjadi di kalangan siswa karena
jika tidak diantisipasi maka dalam dunia pendidikan itu hanya bisa dikategorikan
oleh masyarakat sebagai lembaga pendidikan yang tidak mengfungsikan tanggung
jawabnya sebagai pendidik dan juga tidak profesional dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya. Untuk itu diharapkan kepada para personil sekolah atau
yang berwenang dalam sekolah agar dapat mengatasi atau memecahkan masalah
masalah yang dihadapi yang terjadi di sekolah dengan harapan agar para siswa
juga bisa terbentuk kepribadiannya dengan baik.

Tujuan Observasi

1. Untuk menguasai pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam


memberikan layanan konseling secara individual serta pembuatan laporan
studi kasus.
2. Untuk mengetahui permasalahan yang ada dilingkungan sekolah.
3. Untuk memahami pemecahan masalah dalam permasalahan disekolah.
4. Dapat memiliki data yang lebih untuk dilakukan pengelolaan tahap
selanjutnya.

Manfaat Oberservasi

1. Dapat menambah wawasan serta pengalaman.


2. Lebih terorientasi dalam pengambilan kasus
3. Melatih penulis dalam memahami kasus, membantu hingga menyelesaikan
berbagai macam permasalahan yang terkait bidang belajar peserta didik.
4. Memberikan kesempatan kepada penulis untuk mempelajari, mengamati,
dan mengkaji suatu permasalahan yang dihadapi anak SMP.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Profil Anak Berperilaku Bermasalah

1.      Nama                           :  EP

2.      TTL                             :  dirahasiakan

3.      Usia                             : 15 Tahun

4.      Jenis Kelamin              :  Laki laki

5.      Agama                         :  Kristen

6.      Alamat                         :  Tanjung Lambai


7. Saudara kandung           :  2

8. Keadaan sosial ekonomi   : Standar

9. Situasi belajar di rumah :  Baik

10. Bahasa sehari-hari         :  Bahasa Indonesia

B. Jenis Masalah yang Dihadapi

Ada satu siswa yang berinisial EP ia sekarang duduk dikelas 9 SMPN 1


SIANTAN. Ia adalah siswa non muslim yang memiliki keluarga yang harmonis.
Sayanya ia dilingkungan sekolah adalah siswa yang nakal. Ia sudah 2 kali pindah
sekolah karena dikeluarkan sebab point nya telah melewati batas. Kenakalannya
berupa bolos sekolah, jarang masuk sekolah, merokok, berteman dengan yang
tidak sekolah itu adalah salah satu faktor eksternal yang membuat ia tidak
semangat untuk bersekolah. Ia disekolah sangat anti sosial.

Guru BK disekolah menangulangi masalahnya dengan cara pendekatan


individu didekatkan dengan cara mencari tau mengapa ia begitu ternyata memang
karna faktor eksternal dari keluarga sangat harmonis sekali ia mau apa saja
dituruti. Ekonomi keluarga nya cukup. Dilingkungan keluarga juga sudah lepas
kendali karena memnag darim dirinya sendiri ia mengatakan dia tidak mau
berubah.

Perilaku bermasalah yang dilakukan oleh EP tidak semata-mata terjadi begitu saja
dengan sendirinya, ada faktor-faktor yang melatar belakanginya yaitu:

a. Faktor dari dalam (internal) :

• Minimnya kemampuan yang dimiliki.

• Minat untuk belajar kurang.

• Lemahnya kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain.

• Kurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.


b. Faktor dari luar (eksternal) :

• Faktor Keluarga

Ayah dan ibunya adalah orang tua yang perhatian terhadap anaknya.
Kasih sayang nya yang luar biasa. Apa saja yang ia iinginkan dituruti. Mungkin
memang faktor dalam dirimya yang susah untuk beradaptasi dengan teman baru,
lingkungan baru, dan dirinya yang tidak ada motivasi untuk berubah.

• Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi keluarga yang cukup mengakibatkan ia merasa tidak ada


tanggung jawab mau melakukan apa saja tidak terbebani.

 Pragnosa

Dari kasus tersebut maka EP sedang mengalami masalah yaitu kurang


motivasi untuk belajar karena kurangnya terpengaruh perilaku buruk dari teman
dekatnya yang tidak sekolah. Dari rumusan, jenis, dan bentuk masalah yang
sedang dihadapi EP, maka dibuat alternatif yaitu berupa tindakan bantuan seperti
pendekatan individu antara guru BK dengan EP, dan memberikan motivasi bahwa
hadir kesekolah itu penting dikarenakan sudah mau lulus.

C. Cara menangani

Pada kasus. Tindak lanjut untuk mengatasi masalah yang dihadapi adalah:

a. Laporan dari wali kelas ke guru BK dan guru BK melaporkan ke pihak


keluarga E.

b. Orang tua dan sekolah selalu mengawasi EP dan melarang ia untuk bergaul
dengan temannya yang tidak sekolah.

c. Diberi motivasi dan dorongan untuk rajin kesekolah dan bergaul dengan teman
sekolahnya.
Cara menanganinya dalam layanan Bimbingan dan Konseling :

1. Layanan Bimbingan Belajar


Dalam teknik ini menggunakan pendekatan individu yaitu dalam
bentuk face to face antara guru BK dengan siswa. Pendekatan ini
bertujuan membantu peserta didik untuk menceritakan apa yang
selama ini ia alami. Saling terbuka untuk tercapainya tujuan lonseling.
Dengan metode moyivasi dan dorongan kepada siswa dan mejelaskan
apa akibat jika ia tidak berubah dan apa keuntunggan yang ia dapatkan
jika ia berubah. Selain itu metode ceramah juga diterapkan.

2. Layanan Konseling Individual

Memberikan konseling dalam proses belajar melalui hubungan khusus


secara pribadi untuk mengetahui perkembangan siswa dalam
perubahannya.

3. Kerjasama dengan Orang Tua

Melakukan kujungan kerumah siswa dan saling bekerja sama


dalam mengawasi siswa. Selain itu juga meminta tetangga untuk memperhatikan
setiap tingkah lakunya dilingkungan sekitar. Orang tua juga meminta teman yang
mempengaruhinya untuk tidak bergaul dengan si EP karena ia sudah mau lulus
harus fokus kesekolah.

4. Langkah evaluasi dan follow-up

Setelah diberikan layanan bimbingan, konselor atau pembimbing


melakukan evaluasi bahwa siswa EP harus diberikan perhatian penuh dari kedua
orangtuanya dan pihak sekolah memberikan informasi kepada orangtua siswa EP
tentang perkembangan hasil belajar siswa tersebut.

Cara manapun yang ditempuh, evaluasi atas usaha pemecahan masalah dilakukan
evaluasi dan tindak lanjut , untuk melihat seberapa pengaruh tindakan bantuan
yang telah diberikan terhadap pemecahan masalah yang dihadapi siswa .
berkenaan dengan evaluasi bimbingan, Depdiknas telah memberikan criteria-
kriteria keberhasilan layanan bimbingan belajar, yaitu:

a. Berkembangnya pemahaman baru yang diperoleh siswa berkaitan dengan


masalah yang dibahas

b. Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan
melalui layanan

c. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah pelaksanaan


layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah yang
di alaminya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Daru kasus EP dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan pertemanan
sangat berpengaruh dalam proses pembelajaraan. Jika itu terjadi akan
menyebabkan :

a. Prestasi belajar rendah

- Nilai rapor banyak merahnya

- Nilai tugas ulangan, ulangan dan ujian rendah

- Mendapat peringkat di bawah rata-rata untuk keseluruhan murid dalam


satu kelas.

b. Kurang berminat pada bidang studi tertentu

- Tidak dapat memusatkan perhatian untuk mempelajari mater-materi yang


terkait pada bidang studi tersebut

- Berusaha tidak mengikuti mata pelajaran yang bersangkutan dengan


bidang studi tersebut
- Tidak mengerjakan tugas-tugas dalam mata pelajaran tersebut

c. Melanggar tata tertib

- Sejumlah tata tertib sekolah tidak dipatuhi, seperti tentang kehadiran


disekolah, baju seragam, tempat duduk dalam kelas, penyelesaian tugas-tugas

- Pelanggaran tersebut dilakukan berkali-kali

d. Membolos

- Berhari-hari tidak masuk sekolah

- Tidak masuk sekolah tanpa izin

- Sering keluar pada jam pelajaran tertentu

e. Terlambat masuk sekolah

- Sering tiba disekolah setelah jam pelajaran dimulai

- Memakai waktu istirahat melebihi waktu yang ditentukan

f. kenakalan remaja lainya

-merokok dll

B. Saran

Untuk meningkatkan skala perubahan diri EP yaitu:

- Lebih rajin dalam belajar.


- Harus memotivasi diri sendiri.
- Melakukan kegiatan yang positif.
- Menjauhi lingkungan yang mebawa kearah tidak baik.
- Bergaul dengan teman yang membuat semangat belajar.
- Menjadi orang yang disiplin dan bertangung jawab.
Sebagai oramg tua dan lembaga pendidikan :

- Untuk selalu memberi motivasi dan dorongan.


- Memfasilitasi agar semangat sekolah.
- Mengawasi lingkungan pertemanannya.
- Memberikan perhatian lebih pada EP.
Lampiran : dokumentasi dan surat kunjungan

Dokumentasi (* mohon maaf ibu sebelumnya saya tidak menggunakan almamater


dikarenakan almamater saya dibandung dan saya sedang tidak di bandung )

You might also like