You are on page 1of 3

PENGERTIAN FILSAFAT EKSISTENSIALISME

Eksistensialisme adalah suatu aliran filsafat  yang fahamnya beranggapan bahwa manusia mempunyai
kebebasan dalam melakukan suatu tindakan dan bertanggung jawab atas tindakannya tanpa
memikirkan terlebih dahulu antara tindakan yang baik maupun yang buruk. Pada intinya
eksistensialisme ini memandang bahwa manusia itu tidak dapat terbelenggu dengan aktifitas lain yang
membuat manusia bisa kehilangan hakikat hidupnya yaitu sebagai manusia yang bereksistensi.

Aliran filsafat ini berpendapat bahwa manusialah yang mendefinisikan maknanya sendiri dalam hidup,
dan mencoba membuat keputusan yang rasional meskipun berada di alam semesta yang tidak rasional.

Ekstensialime pada umumnya akan berfokus pada pertanyaan tentang keberadaan manusia, dan
perasaan bahwa tidak ada tujuan atau penjelasan pada inti keberadaan.

buku eksistensialisme,buku eksistensialisme jean paul sartre,buku eksistensialisme dan


humanisme,buku eksistensialisme jean paul sartre pdf,eksistensial bahasa,contoh eksistensialisme
brainly,eksistensialisme camus,eksistensialisme cinta,contoh eksistensialisme,contoh eksistensialisme
dalam kehidupan sehari-hari,contoh eksistensialisme dalam pendidikan,contoh eksistensialisme dalam
filsafat,existential crisis,eksistensialisme dan humanisme pdf,eksistensialisme dalam filsafat
pendidikan,eksistensialisme dalam psikologi,eksistensialisme dalam karya sastra,eksistensialisme dan
fenomenologi,definisi eksistensialisme. Kebanyakan ekstensialis berpendapat bahwa, karena tidak ada
Tuhan atau kekuatan transenden lainnya , satu-satunya cara untuk melawan ketiadaan ini adalah
dengan merangkul keberadaan guna mencari makna dalam hidup masing-masing individu.

Dengan demikian, Eksistensialisme percaya bahwa individu sepenuhnya bebas dan harus mengambil
tanggung jawab pribadi untuk diri mereka sendiri walaupun dengan tanggung jawab ini kemungkinan
besar memunculkan kecemasan, kesedihan atau ketakutan yang mendalam.

Oleh karena itu, ia menekankan tindakan, kebebasan dan keputusan sebagai hal yang fundamental, dan
berpendapat bahwa satu-satunya cara untuk mengatasi kondisi kemanusiaan yang pada dasarnya
absurd adalah dengan menjalankan kebebasan dan pilihan pribadi kita.

Seiring dengan berjalannya waktu, eksistensialisme kemudian mulai dijadikan sebagai sebuah gerakan
yang digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang menolak pemikiran – pemikiran akademis
yang sudah mapan di sekolah – sekolah untuk menjadi milik setiap sekolah pemikiran dengan dalih
kekurangan yang dimiliki oleh sistem tersebut sehingga membuat orang menjadi dangkal dan cenderung
menjauhkan manusia untuk tanggung jawabnya secara mandiri terhadap hidupnya. eksistensialisme
adalah,eksistensialisme sartre,eksistensialisme pdf,eksistensialisme dalam filsafat,eksistensialisme jean
paul sartre,eksistensialisme dalam pendidikan,eksistensialisme soren kierkegaard,eksistensialisme dan
humanisme,eksistensialisme adalah brainly,eksistensialisme aristoteles,eksistensialisme albert
camus,eksistensialisme agama islam,eksistensialisme adalah pdf,eksistensialisme adalah aliran filsafat
yang,eksistensialisme atheis dan religius,arti eksistensialisme,apa arti eksistensialisme,arti dari
eksistensialisme,eksistensialisme bermaksud,buku eksistensialisme pdf, Walaupun sekilas memiliki
banyak kesamaan dengan Nihilisme, namun eksistensialisme lebih merupakan reaksi penolakan yang
muncul terhadap filsafat tradisional seperti Rasionalisme, Empirisme dan Positivisme yang mana
berusaha untuk menemukan tatanan pamungkas dan makna universal dalam prinsip metafisik atau
dalam struktur dunia yang diamati.

Eksistensialis menegaskan bahwa manusia ‘dilemparkan’ ke dalam alam semesta yang konkret dan tak
terpisahkan yang tidak dapat ‘dipikirkan’ dan karenanya keberadaan (berada di dunia) akan mendahului
kesadaran , dan yang realitas.

Kierkegaard sendiri melihat rasionalitas sebagai mekanisme yang digunakan manusia untuk melawan
kecemasan eksistensial mereka, ketakutan mereka saat berada di dunia.

Sementara sartre melihat rasionalitas sebagai bentuk “itikad buruk”, upaya diri untuk memaksakan
struktur pada dunia fenomena yang secara fundamental tidak rasional dan acak. Itikad buruk ini
menghalangi kita untuk menemukan makna dalam kebebasan, dan membatasi kita dalam pengalaman
sehari-hari.

Kierkegaard juga menekankan bahwa individu harus memilih jalan mereka sendiri tanpa bantuan
standar yang universal dan obyektif.

Kemudian Friedrich Nietzsche berpendapat bahwa individu harus memutuskan situasi mana yang
dihitung sebagai situasi moral.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa sebagian besar eksistensialis percaya bahwa pengalaman pribadi
dan bertindak berdasarkan keyakinannya sendiri sangat penting dalam mencapai kebenaran, dan bahwa
pemahaman situasi oleh seseorang yang terlibat dalam situasi itu lebih unggul daripada pengamat
obyektif yang terpisah.

Seseorang yang mempercayai eksistensialisme bisa jadi seorang ateis, teologis atau agnostis. Karena
faktor penting bagi seorang eksistensialis adalah setiap orang memiliki kebebasan agar dapat memilih
untuk percaya atau tidak.

Daftar pustaka

Hassan, F. (2005). Berkenalan dengan eksistensialisme. Dunia Pustaka Jaya.

You might also like