You are on page 1of 5

Mutiara Medika

Vol. 7 No. 2:121-125, Juli 2007

Kasus Depresi Berulang pada Anak Usia Sekolah dengan Penolakan


Bersekolah

Recurrent Depression in a School-Aged Child with Refusal of Going to School

Warih Andan Puspitosari1 dan Budi Pratiti2


1
Department of Public Health, Faculty of Medicine, Muhammadiyah University
Yogyakarta, 2Department of Psychiatry, Faculty of Medicine, Gadjah Mada
University Yogyakarta

Abstract
Depression in children is often under-recognized because not all children complain
of sad feeling. The incidence of depression in prepuberty and adolescence is estimated 1.5–
2.5% and 4–5% respectively. The clinical appearance is influenced by the child’s age and
psychological experience such as irritability, decrease of school achievement, withdrawal
from social or leisure activity, and feeling more of inward signs like depressed, guilty or
useless feeling and suicidal ideation. The aim of this paper is to report a case of recurrent
child depression with refusal of going to school with method depth-interview towards the
child and his family.
Result of this report case of recurrent depression in a school-aged child with refusal
to go to school was reported. A 10-year old boy who was in 5 th grade of elementary school
refused to go to school for 3 months. Clinical appearance showed sad looking, withdrawal,
irritability, difficulty to sleep, depressed feeling, and decreased school achievement. The
psychosocial stressor was bullying done by his schoolmates. Two years prior to the
condition when he was in the 3th grade, the child showed the same clinical appearance with
a stressor of mistreatment from his teacher. He was given pharmacotherapy and
behavioral therapy.

Key words : child depression, recurrent, refusal of going to school

Abstrak
Berbeda dengan Depresi pada orang dewasa, kasus depresi pada anak sering tidak
terdiagnosis (underrecognised), karena tidak semua penderita Depresi pada anak mengeluh
sedih. Insiden anak prapubertas diperkirakan 1,5-2,5% dan menjadi 4-5% pada masa remaja.
Gambaran klinis yang tampak pada anak dipengaruhi oleh usia dan pengalaman psikologis
anak, seperti lekas marah (irritable), prestasi sekolah menurun, menyingkir dari kegiatan
sosial atau aktivitas yang menyenangkan dan anak merasa murung (inward sign) seperti
perasaan yang tertekan, rasa bersalah, rasa tak berharga, dan pikiran bunuh diri, tujuannya
adalah melaporkan 1 kasus depresi berulang pada anak dengan masalah penolakan
bersekolah, metoda yang digunakan wawancara mendalam terhadap penderita dan keluarga
penderita.
Dilaporkan 1 kasus depresi berulang pada anak usia sekolah dengan masalah
penolakan sekolah. Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun, klas 5 SD, tidak mau sekolah
selama 3 bulan. Gejala klinis yang ada adalah tampak sedih, tidak mau keluar rumah untuk
berinteraksi dengan teman-temannya, mudah marah (irritabel), sulit tidur, merasa tertekan,
prestasi belajar menurun, menyakiti diri sendiri. Stressor psikososial adalah perlakuan nakal dari
teman-temannya dalam bentuk ejekan dan perilaku kasar yang menyakitkan. Dua tahun
sebelumnya pada saat duduk di kelas 3,

1
Warih AP, Budi P, Kasus Depresi Berulang

anak pernah mengalami hal serupa dengan stressor perlakuan gurunya yang tidak baik. Diberikan
farmakoterapi dan terapi perilaku pada penderita.

Kata Kunci : berulang, depresianak, menolak bersekolah.

Pendahuluan yang mengalami depresi akan merasa tidak ada


Depresi merupakan gangguan pada kesenangan dalam hidup (anhedonia).
otak (gangguan mental) yang 3,4,5

mempengaruhi seluruh aspek kehidupan Secara khas, anak yang mengalami


seseorang seperti perasaan, pola pikir dan depresi akan memiliki harga diri yang rendah,
perilaku. Depresi dengan onset cepat dapat mereka berpikir bahwa jalan hidup dan
menyebabkan kegagalan dalam pendidikan, kesulitan pada kehidupan sosial
penyalahgunaan alkohol dan obat terlarang, merupakan kegagalan, merasa tidak
bahkan bunuh diri.1 memiliki masa depan, tidak mempunyai
Depresi dapat menyebabkan harapan dan tidak tertolong untuk berubah
gangguan luas pada fungsi dan penyesuaian menjadi lebih baik. Mereka mengeluh kurang
pada anak juga remaja, peningkatan resiko konsentrasi, kurangnya perhatian dan
penyakit dan hubungan antar pribadi dan kesulitan dalam membuat suatu
berbagai kesulitan psikososial. Sayangnya, keputusan. Jarang sekali pasien
gangguan-gangguan ini sering kali tak menunjukkan gejala waham dan halusinasi.
dikenali oleh keluarga dan dokter. Tanda- 3

tanda depresi pada anak dan remaja Gejala lain yang dapat muncul
seringkali dipandang sebagai suasana hati antara lain: menarik diri dari kehidupan sosial,
normal yang menunjukkan tahap perubahan nafsu makan, perubahan pola tidur,
perkembangan tertentu. 2
sering menangis, kelelahan dan kurang tenaga,
Berbeda dengan Depresi pada adanya keluhan fisik (misal: nyeri perut,
orang dewasa, kasus depresi pada anak sering nyeri kepala) yang tidak membaik dengan
tidak terdiagnosis pengobatan, penyalahgunaan alkohol dan
(underrecognised), karena tidak semua obat terlarang serta adanya pikiran tentang
penderita Depresi pada anak mengeluh sedih. kematian atau bunuh diri. 1,2,3,4,5,6,7,8, 9
Dari beberapa penelitian, didapatkan hasil
Sebagian besar anak dengan
depresi terjadi sekitar 1% pada anak- anak pra depresi yang signifikan akan mengalami
pubertas dan sekitar 3% pada remaja pasca perubahan nyata dalam aktifitas sosial,
pubertas 1. kurangnya ketertarikan pada sekolah dan
Gambaran klinis yang tampak pada prestasi akademik yang buruk, atau
anak dipengaruhi oleh usia dan pengalaman
perubahan penampilan. 4,10
psikologis anak, seperti lekas marah
Tujuan dari penulisan ini adalah
(irritable), prestasi sekolah menurun,
melaporkan 1 kasus Depresi berulang pada
menyingkir dari kegiatan sosial atau aktivitas
anak dengan masalah penolakan sekolah.
yang menyenangkan, dan anak lebih
merasakan murung (inward sign) seperti
perasaan yang tertekan, rasa bersalah, rasa tak
Laporan Kasus
berharga, dan pikiran bunuh diri.
Seorang anak laki-laki, umur 10
Gejala utama yang timbul antara lain
tahun, pelajar klas 5 SD, agama Islam, suku
efek depresif, kehilangan minat dan
Jawa, dibawa orang tuanya untuk konsultasi
kegembiraan, berkurangnya energi hingga
karena tidak mau sekolah, sejak 3 bulan yang
mudah merasa letih dan menurunnya
lalu dengan alasan takut dinakali teman-
aktivitas. Beberapa anak menyangkal kalau
dirinya sedang sedih tetapi mengaku temannya yang dikenal sebagai gank anak
merasa down, sedangkan yang lain merasa nakal. Pasien sering diejek, diambil barang-
mudah marah. Pada banyak kasus, anak barangnya (pensil,

2
Mutiara Medika
Vol. 7 No. 2:121-125, Juli 2007

penggaris, penghapus, dll) serta dipukul sejak berkurang ketakutannya, sudah mau
10 bulan yang lalu. Namun pasien tidak berani sekolah namun belum penuh, mau
mengadukan pada guru ataupun orang tuanya mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
karena diancam. drumband walaupun hanya sebentar.
Ketika ada penayangan film smack Pasien mengaku sudah tidak begitu takut pada
down, pasien makin sering disakiti, dipukul, teman-teman nakalnya, namun sekarang
dikatakan banci, anak mami, pendek dan pasien merasa malu dan kesulitan
ejekan-ejekan lainnya. Bersamaan dengan itu mengejar ketertinggalan pelajarannya.
guru walikelas yang hubungannya sangat dekat Pasien mulai tenang, tidak mudah marah ,
dengan pasien, cuti dan digantikan guru lain. tidur nyenyak, mau menemui dan
Pasien menjadi takut masuk sekolah dengan bermain lagi bersama teman-temannya.
berbagai alasan, pasien mengeluh sakit perut, Ketika klas 3, pasien pernah
pusing sehingga diperiksakan ke Puskesm mengalami hal yang sama, berupa tidak mau
mintadiantar atau ditunggui bahkan sering sekolah selama 3 bulan karena ketakutan
minta pulang saat tiba di sekolah dan jika
terhadap kata-kata p. Guru yang mengatakan
tidak dituruti maka pasien akan menyakiti
bahwa di sekolah ini ada makhluk halus yang
dirinya sendiri dengan membentur-
menjadi penunggu. Ia akan marah jika murid-
benturkan kepalanya ke tembok, mencakar-
murid nakal. Jika ada yang nakal maka, alat
cakar tubuhnya sampai berdarah.
kelaminnya akan membesar. Pasien belum
Pasien yang biasanya ceria menjadi
pernah mengalami gangguan jiwa lainnya.
pendiam, tidak mau lagi bercanda, jarang
tersenyum, pemarah, penakut, tidak berani Diskusi
keluar rumah kecuali bersama orang tua Pada kasus di atas, pasien dibawa
atau saudaranya, jika ada tamu. konsultasi karena tidak mau sekolah, namun
Keinginannya harus dituruti, jika tidak pasien setelah digali dari aloanamnesis terhadap
marah-marah, membanting barang-barang orang tua, guru dan temannya serta dilakukan
yang ada di dekatnya. Pasien gelisah, sulit pemeriksaan status mental dan test psikologi,
tidur, sering terbangun, mimpi-mimpi buruk. maka didapatkan gejala- gejala yang sangat
Guru menyarankan kepada orang tua pasien beragam dari Depresi pada anak. Pasien
untuk berkonsultasi ke poli jiwa. Status mengalami kesedihan, kehilangan minat dan
Psikiatri saat pertama kali konsultasi kegembiraan, malas beraktivitas, ketakutan,
: keadaan umu : tampak seorang anak laki- perubahan pola makan dan tidur, mudah
laki, kecil, murung, kesadaran compos mentis. marah dan menyakiti diri sendiri, tidak
Selama wawancara, pasien lebih banyak diam percaya diri, prestasi sekolah menurun,
dan menunduk, kurang kooperatif, kadang munculnya berbagai keluhan fisik (sakit perut,
tidak mau menjawab pertanyaan yang pusing, dll).
diberikan oleh pemeriksa, tampak seperti
Pasien mempunyai tipe kepribadian
ketakutan, mood disforik, afek appropriate,
Dependent yang merupakan faktor
pembicaraan kurang spontan, suara pelan,
predisposisi terjadinya Depresi. Pasien anak
halusinasi (-), bentuk pikir : realistis, isi pikir
yang manja dan tergantung pada ibu serta
ketakutan berlebihan terhadap perilaku teman-
gurunya. Sehingga gejala makin memberat
temannya yang nakal, progresi pikir
dan akhirnya menolak sekolah ketika guru
relevan/tidak ada kelainan. Pasien adalah anak
walikelas yang selama ini hubungannya dekat
yang pandai, berprestasi namun manja dan
dan menjadi tempat bergantung pasien,
sangat tergantung pada ibunya.
ternyata cuti dan digantikan guru lain,
Setelah mendapat terapi, berupa
sehingga pasien menjadi tidak nyaman.
farmakoterapi antidepresan SSRI: Fluoxetin
Depresi adalah suatu kekacauan
1x20 mg dan kognitif behavior terapi (CBT)
mental yang lazim dialami pada anak dan
serta terapi keluarga, pasien mulai
menunjukkan perbaikan gejala. Pasien

3
Warih AP, Budi P, Kasus Depresi Berulang

remaja sehingga memerlukan suatu tahun. Suatu penelitian prospektif yang baru-
pengobatan yang menyeluruh, multidisiplin baru ini diterbitkan menemukan bahwa awal
untuk mencegah persistensi atau onset depresi seringkali menetap, terulang, dan
kekambuhan pada masa dewasa. Jika berlanjut hingga dewasa, dan menunjukkan
diresepkan, antidepresan harus selalu bahwa depresi pada usia muda mungkin
digunakan sebagai kombinasi dengan strategi merupakan penyakit yang diramalkan akan
perawatan lain seperti terapi kognitif tigkah lebih berat pada saat dewasa. 3 Pada pasien ini,
laku, intervensi keluarga, pendidikan Depresi yang dialami adalah merupakan
keluarga, dan berbagai strategi Depresi yang ke-2, walaupun pada kasus yang
pencegahan. 9
pertama anak dapat membaik tanpa harus
Dilakukan terapi dengan mendapatkan farmakoterapi dari dokter.
menggunakan farmakoterapi antidepresan Sehingga diagnosisnya menjadi Gangguan
SSRI: Fluoxetin 1x20 mg dan Cognitive Depresi Berulang episode kini Berat tanpa
Behavioral Therapy (CBT) serta terapi gejala Psikotik.
keluarga untuk menangani pasien. Setelah
dilakukan terapi dan diikuti + 1 bulan, mulai Kesimpulan
terlihat perbaikan dari gejala-gejala Dilaporkan sebuah kasus dengan :
depresinya. 1. Diagnosis : Gangguan Depresi Berulang
Terapi kognitif tingkah laku (CBT) episode kini Berat tanpa gejala Psikotik.
adalah satu terapi yang banyak digunakan
2. Telah diberikan : farmakoterapi
untuk mengobati depresi. Dokter membantu
antidepresan SSRI: Fluoxetin 1x20 mg dan
anak untuk mengidentifikasi penyimpangan-
Cognitive Behavioral Therapy (CBT) serta
penyimpangan kognitif. Perawatan kognitif
terapi keluarga
tingkah laku atau CBT (Cognitive
3. Prognosis : dubia ad Bonam, n
Behavioral Therapy) pada depresi
farmakoterapi antidepresan SSRI: Fluoxetin
melibatkan aplikasi strategi yang spesifik
1x20 mg dan Cognitive Behavioral Therapy
mengarahkan di tiga daerah yang berikut:
(CBT) serta terapi keluargamun mempunyai
kognisi, perilaku dan fisiologi. Dalam
tingkat kekambuhan hingga 70 %
masalah kognitif, pasien diajarkan untuk
mengkoreksi pemikiran negatif mereka.
Dalam masalah tingkah laku, pasien-pasien Daftar Pustaka
belajar penjadwalan aktivitas, ketrampilan- 1. Attwood, P., et al, 2005, Depression in
ketrampilan dan hubungan sosial. Dalam Children: Identification and
masalah fisiologis pasien diajarkan teknik- Management of Depression in
teknik relaksasi, meditasi dan Children and Young People in
membayangkan hal-hal yang Primary, Community and
menyenangkan untuk menenangkan diri Secondary Care , National Institute for
mereka. Banyak studi-studi Health and Clinical Excellence,
menyelenggarakan menunjukkan bahwa terapi http://www.nice.org.uk
kognitif lebih efektif dibandingkan dengan 2. Fassler, D. G., 2007, Early-onset
pengobatan antidepresan trisiklik. Studi telah Depression, National Alliance of Mental
menunjukkan arti penting dan efektivitas Illness, http://www.nami.org
dari intervensi keluarga, keikutsertaan 3. Anonim, 2001, Depression in Children
keluarga di dalam perawatan, demontrasi orang and Adolescents, National Institute of
tua dalam hal kendali positif pada anak, dan Ment al Health, http://www.athealth.com
menurunkan tingkat stress dalam keluarga.3,9 4. Sadock B.J. dan Sadock V.A., 2003,
Prognosis dalam kasus ini adalah Kaplan and Sadock’s Synopsis of
dubia ad Bonam, namun mempunyai tingkat Psychiatry, Human Sexuallity, Williams
kekambuhan yang tinggi. Pada anak dan and Wilkins, Ninth Edition, London.
5. WHO, 1992, The ICD-10 International
remaja, tingkat kekambuhan episode
Statistical Classification of Disease
depresi pertama adalah 70% dalam lima
and Related Health Problems, World
Health Organization, Geneva.

4
Mutiara Medika
Vol. 7 No. 2:121-125, Juli 2007

6. Grayson, C. E., 2004, Depression in Association of Westschester, http://


Children, The Cleveland Clinic www.mhawestchester.org
Department of Psychiatry and 9. Anonim, 2007, Antidepressant
Psychology, http:// Medications for Children and
www.medicinenet.com Adolescents: Information for Parent
7. Watkins, C. E., 2003, Depression in and Caregivers, National Institute of
Children and Adolescents, http:// Mental Health, http://www.nimh.nih.gov
www.baltimorepsych.com 10. Anonim, 2007, Children & Depression,
8. Anonim, 2003, Clinical Depression – Canadian Mental Health Association,
Children and Adolescents, Mental Health http://www.cmha.ca

You might also like