You are on page 1of 12

\

Indonesian Journal of Pharmaceutical Education (e-Journal) xxxx; x (x): x – x


ISSN: 2775- 3670 (electronic)
Journal Homepage: http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/ijpe/index
DOI: 10.22487/.xxxx.vx.ix.xxxx

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET
TAMBAH DARAH DI PUSKESMAS DUNGINGI KOTA
GORONTALO
Allen Esther Wuisan1, Teti Sutriyati Tuloli2, Madania3*
1,2,3Jurusan Farmasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo

*
E-mail: alenwuisan@gmail.com

Article Info:
ABSTRACT
Received: -
in revised form: - Compliance in consuming iron tablets is the obedience of
Accepted: - pregnant women in carrying out the recommendations of health
Available Online: - workers to consume them. In principle, obedience is the
awareness of pregnant women who experience anemia to remain
Keywords: disciplined and regularly take iron tablets following the ANC
Iron Tablets, Knowledge Obedience,
service officer's provisions. The research aims to determine the
Pregnant Women
factors related to the obedience of pregnant women in consuming
iron tablets in the working area of the Dungingi Public Health
Center, Gorontalo City. The research uses descriptive with a
Corresponding Author:
cross-sectional approach while the samples who are 92 pregnant
Allen Esther Wuisan
Jurusan Farmasi
women are determined through purposive sampling in which the
Fakultas Olahraga danKesehatan
data are obtained through questionnaire distribution. The
Universitas Negeri Gorontalo research findings showed that 58 pregnant women (63%) had
E-mail: alenwuisan@gmail.com sufficient knowledge of the consumption of iron tablets and 61
pregnant women (67%) had adequate obedience to consume the
iron tablet. Meanwhile, the availability of iron tablets and health
care services at Dungingi Public Health Center, Gorontalo City
can be categorized as good. So that in conclusion, the knowledge
and obedience of pregnant women factors in consuming iron
tablets at the Dungingi Public Health Center, Gorontalo City is
categorized as sufficient, while the availability of iron tablets at
the Public Health Center and the health care services is
categorized as good

Keywords: Iron Tablets, Knowledge, Obedience, Pregnant Women

Copyright © 2022 IJPE-UNG


This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY-NC-SA) 4.0 International
license.
How to cite (APA 6th Style):
Esther, Z. M, Tuloli, S.T, Madania. (2022). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil
Dalam Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah Di Puskesmas Dungingi Kota Gorontalo.
Indonesian Journal of Pharmaceutical (e-Journal),x(x), x-x. doi:10.22487/j24428744.xxxx.vx.ix.xxxxx

1
Wuisan et al., 2022; Indonesian Journal of Pharmacetical Education (e-Journal); x(x): x-x

ABSTRAK

Kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi adalah ketaatan ibu hamil dalam melaksanakan
anjuran petugas kesehatan untuk mengkonsumsi tablet zat besi. Pada prinsipnya kepatuhan
adalah kesadaraan ibu hamil yang mengalamianemia untuk tetap disiplin dan teratur minum
tablet Fe sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh petugas pelayanan ANC
kepadanya. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi di wilayah kerja Puskesmas Dungingi
Kota Gorontalo. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian secara deskriptif dengan
pendekatan secara cross-sectional.Adapun teknik sampling yang digunakan secara purposive
sampling dan didapatkan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 92 orang ibu hamil yang
datanya diperoleh dengan pembagian lembar kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan
sebanyak 58 orang (63%) ibu hamil memiliki pengetahuan cukup terhadap konsusmsi tablet
tambah darah dan 61 orang (67%) ibu hamil memiliki kepatuhan cukup dalam mengkonsumsi
tablet tambah darah. Sedangkan ketersedian obat tablet tambah darah dan pelayanan petugas
kesehatan di Puskesmas Dungingi Kota Gorontalo dapat dikategorikan baik. Sehingga dapat
disimpulkan bawah faktor pengetahuan dan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet
tambah darah di Puskesmas Dungingi Kota Gorontalo dikategorikan cukup sedangkan faktor
ketersediaan tablet tambah darah di puskesmas dan pelayanan tenaga kesehatan dikategorikan
baik.
Kata Kunci: Ibu Hamil, Kepatuhan, Pengetahuan, Tablet zat besi,

1. PENDAHULUAN
Pada prinsipnya kepatuhan adalah kesadaraan ibu hamil yang mengalami anemia untuk
tetap disiplin dan teratur minum tablet Fe sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh
petugas pelayanan ANC kepadanya.
Menurut Gochman (1896), kepatuhan berobat adalah suatu tindakan atau perbuatan untuk
bersedia melaksanakan aturan atau pengambilan obat sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan. Patuh atau tidaknya ibu hamil untuk mengambil atau meminum tablet yang telah
ditetapkan berdasarkan jadwal sangat tergantung pada kesadaran penuh dari ibu tersebut untuk
sembuh dari gangguan anemia yang sedang di alaminya. Apabila seorang ibu hamil tidak patuh
mengkonsumsi tablet besi sebagaimana yang telah ditetapkan oleh petugas, maka berbagai
ancaman yang akan terjadi padanya antara lain adalah berupa perdarahan pada saat melahirkan
yang berpotensi menyebabkan terjadinya kematian pada ibu.
Berdasarkan data laporan profil kesehatan Indonesia tahun 2019, target nasional cakupan
pemberian tablet Fe lebih dari 64,0%. Sedangkan menurut Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo
pencapaian cakupan tablet Fe sampai pada tahun 2011 adalah: tablet Fe 1 (90,52%), berarti telah
melampaui target yang telah di tetapakan secara nasional. Untuk tablet Fe 2 (77,03%), yang
berarti belum mecapai target secara nasional. Untuk tablet Fe 3(76,32%), demikian juga dengan
pemberian tablet Fe ibu nifas (85,1%) keduanya belum mencapai target secara nasional. Dari
informasi tersebut memperlihatkan bahwa ibu hamil yang ada di wilayah Propinsi Gorontalo
khususnya Kota Gorontalomasih terancam dengan masalah anemi yang pada akhirnya akan
berdampak pada kematian ibu.
Berbagai faktor seperti nilai sosial budaya, efek samping obat, ketersediaan obat dan
pelayanan petugas sangat berhubungan erat dengan kepatuhan atau kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi suplementasi tablet zat besi (Fe).

2
Wuisan et al., 2022; Indonesian Journal of Pharmacetical Education (e-Journal); x(x): x-x

Kekurangan zat besi (defisit Fe) paling banyak terkena pada ibu hamil dan merupakan
salah satu masalah dalam kesehatan masyarakat di Indonesia, yang berujung pada kematian ibu
khususnya pada waktu hamil.Angka Kematian Ibu (AKI) untuk kasus ibu hamil yang
kekurangan zat besi sangatlah tinggi. Penyakit ini sering juga disebut “Potencial Danger of Mother
and Child”. World Health Organization (WHO) melaporkan terdapat 52 % ibu hamil mengalami
anemia di negara berkembang pada tahun 2005. Suatu penelitian menunjukkan bahwa angka
kematian ibu sebanyak 265 dari 100.000 penduduk berkaitan erat dengan anemia yang
dideritanya ketika hamil (Depkes RI, 2007) [1]. Menurut WHO (2013) menyebutkan bahwa pada
ibu hamil, prevalensi anemia defisiensi zat besi (Fe) berkisar antara 40–88 %, artinya satu dari dua
ibu hamil menderita anemia.Sedangkanmenurut survey demografi di Indonesia angka kematian
ibu (AKI) pada tahun 2015 adalah 305/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan jumlah kematian
maternal di rumah sakit di Indonesia pada tahun 2008 adalah 505 ibu. Sedangkan menurut profil
kesehatan RI provinsi Gorontalo pada tahun 2018 adalah138,3 per 100.000 kelahiran hidup. Di
wilayah kerja Puskesmas Dungingi Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo hingga dengan bulan
Desember 2020 terdaftar jumlah kematian ibu adalah 2 ibu hamil. Oleh karena itu, kepatuhan
dalam mengkonsumsi tablet (Fe) adalah ketaatan ibu hamil dalam melaksanankan anjuran
petugas kesehatan untuk mengkonsumsi tablet Fe. Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe di ukur
dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet Fe dan
frekuensi konsumsi perhari.
Menurut hasil penelitian dari (Mradu & Dalia et al 2013)[11], flavonoid memiliki berbagai
macam bioaktivitas antara lain efek antipiretik, analgetik dan antiinflamasi. Flavonoid terdapat
di hampir semua bagian tumbuhan seperti bunga, buah, biji, dan daun (Winkel-Shirley, 2001).
Berdasarkan penelitian Nuria, et al. (2009)[10] menunjukkan bahwa hasil uji kualitatif golongan
senyawa metabolit yang ada dalam ekstrak daun Jarak Pagar positif mengandung senyawa
antibakteri, yaitu flavonoid, tanin, dan saponin. Komponen aktif tanaman yaitu flavonoid dapat
menghambat penginduksi demam prostaglandin, proteinkinase, monoaminoksidase, DNA
polymerase dan siklooksigenase (Septiawan, 2014). Mekanisme penghambatan prostaglandin
akan menurunkan titik thermostat tubuh di hipotalamus sehingga demam menjadi turun
(Rakayudha, 2010).
Berdasarkan data seperti yang telah diuraikan diatas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penilitian tentang beberapa faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu
meminum tablet Fe selama masa kehamilannya di wilayah kerja Puskesmas Dungingi Kota
Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

2. METODE PENELITIAN
2.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian secara deskriptif dengan pendekatan
secara cross-sectional (jenis penelitian yang mengamati data populasi atau sampel satu kali saja
pada saat yang sama) dengan tujuan untuk mengetahui “Faktor-faktor yang berhubungan
dengan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet tambah darah di Puskesmas Dungingi”
2.2 Populasi Dan Sampel Penelitian
2.2.1 Populasi Penelitian
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III (tiga)
yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Dungingi Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo, yaitu
sebagai ibu hamil.
2.2.2 Sampel Penelitian
Sampel yang ditarik dari populasi penelitian diuraikan secara sistematis menggunakan
rumus Slovin sebagai berikut (Sugiyono 2018) :

n = N

1 + N e2

Dimana:
3
Wuisan et al., 2022; Indonesian Journal of Pharmacetical Education (e-Journal); x(x): x-x

n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e =  kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat di tolelir.
n = 118
1 + 118 (0.05)2
n = 118
1 + (118 x 0.0025)
n = 118
1,29
n = 91,4
Jadi, jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 91,4 dibulatkan
menjadi 92 pasien ibu hamil.
2.3 Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif

Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur


Kepatuhan Kepatuhan Berobat Penilaian mengenai suatu Kuesioner
adalah suatu tindakan objek berdasarkan Kepatuhan
atau perbuatan atau
pengindraan dengan
bersedia melaksanakan
aturan pengambilaan kategori baik, cukup dan
obat sesuai jadwal, yang kurang (Nurhasim, 2013)
di berikan bidan,
apakah ibu patuh dalam
mengkomsumsi tablet
Fe selama kehamilan
Pengetahuan Yang dimaksud dengan Penentuan tentang Kuesioner
pengetahuan pada pengetahuan didasarkan Kepatuhan
penilitian ini ialah yang
atas informasi yang
diketahui oleh ibu hamil
tentang konsumsi tablet diberiakan oleh ibu hamil
besi meliputi: tahu atau keluarga.
tempat pengambilan
tablet besi, tahu waktu
pengambilan dan
control, tahu aturan
minum, tahu efek
samping, dan tahu
tempat minta
pertolongan bila terjadi
efek samping tablet besi.
Ketersediaan Ketersediaan tablet Didasarkan atas Kuesioner
Tablet tambah darah adalah informasi yang Kepatuhan
Tambah jumlah tablet tambah
diberiakan oleh ibu hamil
Darah darah yang butuhkan
ibu hamil. atau keluarga.
Pelayanan Aktifitas yang diberikan Didasarkan atas Kuesioner
Petugas oleh petugas kebidanan informasi yang diberikan Kepatuhan
Kesehatan berupa: pemeriksaan
oleh ibu hamil atau
4
Wuisan et al., 2022; Indonesian Journal of Pharmacetical Education (e-Journal); x(x): x-x

kehamilan yang keluarga.


meliputi pemeriksaan
antetal pada trimester
pertama (pemeriksaan
umum yang terdiri dari:
anamneses, diangnosa,
pemeriksaan fisik, dan
pemberian tablet besi
sebanyak 30 tablet).
2.4 Kriteria Inklusi
Pada penelitian ini, yang dimasukkan sebagai anggota sampel ialah yang memenuhi
kriteria sebagai berikut :
1. Ibu hamil trimester III.
2. Berdomisili diwilayah kerja Puskesmas Dungingi Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo.
3. Bersedia menjadi anggota sampel dan menandatangani informedconsent.
2.4 Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Berikut dijelaskan uraiannya dari masing-masing teknik
pengumpulan data, yaitu dengan menggunakan wawancara, observasi dan menggunakan
kuesioner. Data yang didapatkan kemudian diolah dan diinterpretasikan dalam bentuk tabel.
2.4 Pengolahan data
2.4.1 Penyuntingan Data
Penyuntingan data dilakukan dua kali yakni: pertama, pada saat pelaksanaan
wawancara dilapangan dengan tujuan untuk mengoreksi secara langsung kesalahan-kesalahan
pada pengisian kuesioner oleh pewawancara. Kedua pada saat awal pengolahan data yang
dimaksudkan untuk menilai hasil pengisian kuesioner secara keseluruhan apakah memenuhi
syarat untuk diikutkan dalam analisis atau tidak.
2.4.2 Penginputan Data
Sebelum pemasukan data kedalam komputer terlebih dahulu dibuat program
pemasukan data sesuai dengan karakteristik serta skala masing-masing variabel, dan untuk
selanjutnya data yang sudah ada dalam bentuk daftar koding dimasukkan kedalam program
pemasukan data sampai selesai yang dilakukan sendiri oleh peneliti.

2.5 Teknik Analisis Data


Penelitian ini menggunakan desain potong lintang, sedangkan analisis hubungan
variable independen dengan variable dependennya menggunakan tabel dengan skala
pengukuran dikotomi/nominal. Untuk itu analisis variabel yang dilakukan adalah analisis
distribusi frekuensi persentase variabel tunggal, dilakukan analisis distribusi frekuensi
persentase variable tunggal khususnya variable karakteristik umum ibu hamil dan yang
mempunyai anak kurang dari umur satu tahun. Data yang diperoleh dikelompokkan
berardasarkan tingkatan baik (100-76%), cukup (75-46%) dan kurang (0-45%) (Nototmodjo, 2012)
[2].
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Penelitian
3.1.1 Hasil Uji Validitas Dan Reabilitas Kuesioner
Uji validitas dan reabilitas kuesioner dilakukan pada 30 orang responden ibu hamil
Puskesmas Kota Barat Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel
berikut dibawah ini :

5
Wuisan et al., 2022; Indonesian Journal of Pharmacetical Education (e-Journal); x(x): x-x

Tabel 1. Hasil Uji Validitas Dan Reabilitas Kuesioner Kepatuhan

Pertanyaan Uji rhitung rtabel Kriteria

20 Pertanyaan Validitas 0,380 > 0,361 Valid

20 Pertanyaan Reliabilitas (0.918) > 0.05 Reliabel

Setelah dilakukannya uji validitas, maka dilanjutkan dengan uji reabilitas untuk meilhat
nilai akurasi agar bebas dari error pada instrumen/alat ukurpada 20 pertanyaan hasil uji
validitas.

Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner


Menurut Yusup (2018)[3] uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan
atau kebenaran suatu instrumen sebagai alat ukur penelitian. Jika alat ukur penelitian valid atau
benar maka hasil pengukuran pasti akan benar, atau dengan kata lain, validitas menjelaskan
bagaimana suatu alat ukur yang digunakan memang bisa digunakan untuk sesuatu yang ingin
diukur. Uji validitas dapat diukur dengan menggunakan program SPSS untuk menunjukkan
pengukuran sah atau valid tidaknya kuesioner, jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut dengan dasar keputasan
valid jika nilai r hitung ≥ r tabel.
Pada penelitian ini, hasil uji validitas dilakukan pada 30 responden ibu hamil di
Puskesmas Kota Barat. Pengujian dilakukan dengan menggunakan software SPSS dengan nilai
ukur rtabel adalah 0,361. Dalam uji validitas ada 20 pertanyaan yang dinyatakan valid dan sesuai
dengan nilai rtabel, hal ini dibuktikan dengan nilai r hitung lebih besar daripada r tabel yang
menunjukkan nilai r hitung 0,380 > r tabel 0,361. Selanjutnya pengujian dilanjutkan dengan uji
reabilitas, yaitu suatu pengujian yang berorientasi pada derajat stabilitas, konsistensi, daya
prediksi dan akurasi, uji ini dilakukan untuk melihat kesesuaian nilai dari sebuah kuesioner yang
dikerjakan oleh seorang responden pada kesempatan atau waktu yang berbeda dan dengan
kuesioner yang sama. Sehingganya digunakan uji reabilitas adalah untuk menunjukkan sejauh
mana pengukuran tersebut dilakukan secara baik atau bebas dari error Yusup (2018)[3]. Uji
reabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator peubah atau
konstruk dimana suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu dengan dasar keputusan
reliabel jika nilai alpha > r tabel dan pertanyaan pada kuesioner ini dinyatakan reliable dan pada
penelitian ini didapatkan nilai r alpha (0,918) > r tabel (0,05).
3.1.2 Karakteristik Responden Penelitian
Karakteristik responden untuk faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu
hamil dalam mengkonsumsi tablet tambah darah di Wilayah Kerja Puskesmas Dungingi Kota
Gorontalo selama kehamilan pada penelitian ini dikelompokkan berdasarkan karakteristik usia,
pendidikan, pekerjaan, trimester kehamilan dan paritas yang hasilnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 2. Karakteristik Responden
Kategori Kriteria Responden
N = 91 %
Usia < 20 2 1%
20 -24 14 15%
25 – 29 59 65%
30 – 34 10 11%

6
Wuisan et al., 2022; Indonesian Journal of Pharmacetical Education (e-Journal); x(x): x-x

35 – 40 7 8%
Total 92 100%
Pendidikan SD 30 32%
SMP 17 19%
SMA 40 44%
Sarjana 5 5%
Total 92 100%
Pekerjaan IRT 66 73%
Wiraswasta 21 22%
Honorer 5 5%
Total 92 100%
Berdasaran Usia
Karakteristik responden berdasarkan usia dan pendidikan dapat dilihat pada gambar 4.1
dengan usia 25-29 tahun yang mendominasi sebagai responden dengan persentase 59 orang
(65%). Menurut Kementerian Kesehatan (2016)[14] Kemenkes menganjurkan agar ibu hamil
mengonsumsi paling sedikit 90 tablet zat besi selama kehamilannya. Terdapat beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi kepatuhan konsumsi tablet besi pada ibu hamil. Berdasarkan data
penelitian yang didapat diantaranya adalah umur ibu, tingkat pendidikan, paritas, jarak
kehamilan, usia kehamilan.

Gambar 1. Karaktristik Responden Berdasarkan Usia


Menurut Shofiana (2018)[4] menyatakan bahwa usia bukanlah variabel yang
berpengaruh terhadap konsumsi tablet tambah darah. Ibu hamil berusia lebih tua belum tentu
memiliki tingkat konsumsi tablet tambah darah tinggi, namun sebaliknya ibu hamil berusia lebih
muda juga belum tentu memiliki tingkat konsumsi tablet tambah darah rendah. Ibu hamil tidak
mengetahui kelompok usia berisiko dan tidak berisiko untuk hamil, sehingga tidak mengetahui
bagaimana kebutuhan konsumsi tablet, khususnya pada ibu hamil pada kelompok usia berisiko.
Ibu hamil menganggap usia dan kehamilan tidak berkaitan, padahal ketika ibu hamil berada usia
risiko tinggi kemungkinan adanya komplikasi kehamilan dan akan menimbulkan risiko yang
lebih besar daripada ibu hamil yang tidak pada usia berisiko.
Pada penelitian ini usia 25-29 tahun paling banyak sebagai responden ibu hamil, karena
pada usia tersebut merupakan usia yang sangat produktif dan ideal untuk perempuan dalam
pembuahan dan melahirkan. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini didukung oleh Sovic (2019)
yang menyebutkan bahwa paling banyak responden dengan rentang usia 20-35 tahun dengan
persentase 39 orang (81,3%). Responden dengan usia 25-29 tahun pada penelitian ini sangat
cocok diukur kepatuhannya terkait kepatuhan minum tablet Fe untuk pemberian tablet Fe
7
Wuisan et al., 2022; Indonesian Journal of Pharmacetical Education (e-Journal); x(x): x-x

merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulagi anemia, khususnya
anemia kekurangan besi. Suplementasi besi merupakan cara efektif karena kandungan besi yang
dilengkapi asam folat yang dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat.
Ketidakpatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi dapat memiliki peluang yang lebih besar
untuk terkena anemia.
Berdasarkan Pendidikan
Pada penelitian ini dominasi pendidikan responden adalah tamatan SMA dengan
persentase 40 orang (44%). Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe salah satunya dapat dipengaruhi
oleh tingkat pendidikan responden, dengan pendidikan yang memadai dan mendukung maka
responden bisa mengetahui dengan jelas manfaat mengkonsumsi tablet penambah darah selama
kehamilan. Menurut Pratama dkk (2018)[5] Salah satu yang mempengaruhi tingkat kepatuhan
seseorang mengkonsumsi obat salah satunya adalah tingkat pendidikan dan
sosialisasi/penyuluhan pentingnya mengkonsusmsi obat ataupun suplemen selama kehamilan.

Gambar 2. Karaktristik Responden Berdasarkan Pendidikan


Pada penelitian pendidikan ibu yang paling mendominasi adalah pendidikan SMA,
karena pada tahap ini ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan SMA sangat cocok diukur
pengetahuan ataupun kepatuhannya dalam minum obat untuk masa kehamilan ataupun dalam
pencegahan berbagai resiko penyakit yang mengganggu pertumbuhan janin. Menurut penelitian
yang dilakukan oleh Shofiana (2018)[4] hal ini menunjukkan pengalaman yang banyak pada ibu
hamil yang berlatar belakang pendidikan SMA, memiliki tingkat kematangan jiwa serta emosi
dalam mengambil suatu keputusan. Pendidikan seseorang mempengaruhi pemahaman atas
suatu prosedur, maka semakin tinggi pendidikan ibu, semakin banyak informasi dan
pengetahuan dimiliki sehingga kepatuhan semakin tinggi. Ibu hamil tidak hanya mendapat
informasi terkait kehamilan dari bangku sekolah, namun juga dari berbagai sumber salah
satunya saat kunjungan kehamilan di Puskesmas, kelas ibu hamil ataupun saat Posyandu.
Kelompok ibu hamil yang memiliki kepatuha yang baik biasanya adalah ibu hamil yang
memiliki pemahaman dan pengetahuan terhadap pentingnya mengkonsumsi suplemen selama
kehamilan. Menurut Purwaningsih (2013)[6] Salah satu langkah penting untuk mengurangi
anemia yaitu kesediaan ibu hamil untuk mengkonsumsi suplemen zat besi (kepatuhan) dan
kualitas konseling tentang pentingnya suplementasi tablet besi (Fe).
Berdasarkan Pekerjaan
Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kepatuhan adalah pekerjaan ibu hamil. Data
menunjukkan responden sebagian besar tidak bekerja yaitu sebanyak 66 orang (73%) bekerja
sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga) ibu yang tidak bekerja biasanya banyak menghabiskan waktu
untuk mengurus rumah tangganya dan hanya bergaul dengan teman sejawat satu lingkungan
sehingga dapat mempengaruhi akses informasi yang didapat. Jika satu lingkungan tidak
mengetahui mengenai aturan konsumsi tablet Fe yang benar maka akan mempengaruhi
pengetahuan sehingga ibu tidak patuh dalam konsumsi tablet Fe tersebut. Jenis pekerjaan dapat
berperan dalam pengetahuan, pekerjaan dapat menggambarkan tingkat kehidupan seseorang
karena dapat mempengaruhi sebagian aspek kehidupan seseorang pemeliharaan kesehatan.

8
Wuisan et al., 2022; Indonesian Journal of Pharmacetical Education (e-Journal); x(x): x-x

Gambar 3. Karaktristik Responden Berdasarkan Pekerjaan


Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa ibu hamil yang bekerja sebagai IRT yang
paling mendominasi yaitu sebesar 73% karena ibu hamil yang bekerja sebagai ibu rumah tanga
di Kecamatan Kota timur sangat banyak dan sangat cocok untuk diukur kepatuhannya karena
memiliki waktu luang yang lebuh. Hasil tersebut didukung oleh hasil analisis Riskesdes (2021)
didapatkan bahwa ibu hamil yag patuh yang mengkonsumsi tablet besi (Fe) sebagian besar
adalah ibu hamil yang bekerja sebagai PNS/pegawai. Sedangkan ibu hamil yang tidak
patuhdalam mengkonsumsi tablet besi sebagian besar adalah ibu hamil yang tidak bekerja. Salah
satu faktor struktur sosial yaitu pekerjaan akan mempengaruhi pemanfaatan pelayanan
kesehatan, pekerjaan seseorang dapat mencerminkan sedikit banyaknya informasi yang
diterima, informasi tersebut akan membantu seseorang dalam mengambil keputusan untuk
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada (Kondoy dkk, 2014).
3.1.3 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet
Tambah darah
Berikut ini merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil
dalam mengkonsumsi tablet tambah darah di Puskesmas Dungingi Kota Gorontalo yang datanya
disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3. Faktor-Faktor Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah


Baik Cukup Kurang
Faktor-faktor
F % F % F %
Kepatuhan Ibu Hamil
Pengetahuan 27 29% 58 63% 7 8%
Kepatuhan 22 23% 61 67% 9 10%
Ketersediaan Obat 56 61% 28 30% 8 9%
Pelayanan 62 68% 20 20% 10 11%

1. Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat dilihat bahwa sebanyak 58 orang
(63%) ibu hamil yang memiliki pengetahuan cukup, 27 orang (29%) berpengetahuan baik dan 7
orang (8%) yang berpengetahuan kurang. Sebagian besar ibu hamil yang memeriksakan
kesehatan di Puskesmas Dungingi Kota Gorontalo berpengetahuan cukup. Hasil ini didapatkan
karena sebagian besar responden berada pada tingkat pendidikan tinggi hingga sedang sehingga
pengetahuan yang dimiliki responden yang didapat juga baik. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan ibu hamil diantaranya usia, pendidikan, pengalaman, sosial
budaya, informasi dan media massa. Rendahnya informasi mengenai dampak anemia selama

9
Wuisan et al., 2022; Indonesian Journal of Pharmacetical Education (e-Journal); x(x): x-x

kehamilan dapat mempengaruhi status anemia pada ibu hamil, oleh karena itu sangat penting
bagi ibu hamil untuk mengetahui penting dan bahaya anemia selama kehamilan karena dari
informasi tersebut dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Penelitian yang
dilakukan oleh Fuadi (2013) menyebutkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan
baik yaitu sebesar 56,6%.
Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2015) yang menyebutkan bahwa pengetahuan
merupakan dasar pembentukan sikap dan perilaku seseorang, artinya seseorang bersikap dan
berprilaku untuk melakukan sesuatu sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Sebagian
besar pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku
seseorang. Bila dikaitkan dengan tingkatan domain kognitif dalam pengetahuan menurut
Mochtar (2018) apabila ibu sudah mempunyai pengetahuan tentang anemia dan juga
memahaminya, ibu dapat menghasilkan apa yang ibu ketahui
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh setiati dan Lisnamawati (2019)[7]
hubungan pengetahuan ibu hamil tentang tablet tambah darah (Fe) di Desa Cintanagara
Kecamatan Jatinagara menunjukan bahwa sebagian besar 12 orang (75%) yang mempunyai
pengetahuan baik termasuk kategori tidak anemia. Dari hasil penelitian didapatkan p value
(0.015) < a dimana a = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen (Sofyan, 2014). Hal ini sesuai dengan teori
Notoatmodjo (2015)[15] yang menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan dasar pembentukan
sikap dan perilaku seseorang, artinya seseorang bersikap dan berperilaku untuk melakukan
sesuatu sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Sebagian besar pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Bila dikaitkan dengan
tingkatan domain kognitif dalam pengetahuan menurut Notoatmodjo apabila ibu sudah
mempunyai pengetahuan anemia dan juga memahaminya.
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pasca indera
manusia, yaitu pendengaran, penciuman, penglihatan, raba dan rasa. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Saifudin, 2020). Berdasarkan hasil
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tidak selamanya mempengaruhi terhadap
sikap dan perilaku seseorang, semakin baik pengetahuan seseorang semakin baik pula sikap dan
perilakunya bahkan bisa sebaliknya.
2. Kepatuhan
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat tingkat kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi
tablet tambah darah yaitu sebanyak 22 orang (23%) memiliki kepatuhan baik, 61 orang (67%)
pengetahuan cukup dan 9 orang (10%) miliki kepatuhan kurang. Kepatuhan mengonsumsi tablet
tambah darah di Indonesia masih sangat rendah, hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai manfaat dan dampak yang mungkin ditimbulkan oleh anemia pada masa
kehamilan. Selain faktor pengetahuan juga terdapat faktor faktor lain seperti faktor lupa, takut
bayi menjadi besar, kesadaran yang kurang mengenai pentingnya tablet tambah darah dan
ancaman bahaya anemia bagi ibu hamil dan bayi, serta adanya efek samping seperti mual, atau
pusing setelah mengonsumsi tablet tambah darah.
Beberapa alasan yang menyebabkan ibu hamil menjadi tidak patuh dalam
mengkonsumsi tablet besi (Fe) adalah jumlah tablet Fe yang diterimah oleh ibu hamil bervariasi
sehingga ibu hamil tidak maksimal dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 90 tablet yang
dianjurkan. hal ini sejalan dengan penelitian Saptarini et al (2015) yang menjelaskan bahwa tablet
besi pada ibu hamil dapat diperoleh setiap kali melakukan antenatal care atau pemeriksaan
kehamilan. Studi kualitatif di Jawa Barat menemukan bahwa beberapa ibu memang menerima
tablet besi setiap kunjungan antenatal care, namun karena jumlah yang diterima bervariasi
(antara 15-30 tablet) tidak semua ibu mendapatkan total minimal 90 tablet besi selama kehamilan.
Hal ini dimungkinkan juga karena tablet besi yang diperoleh saat kunjungan memang tidak
memadai. Hasil studi kualitatif juga mendapatkan bahwa sebagian responden mendapatkan

10
Wuisan et al., 2022; Indonesian Journal of Pharmacetical Education (e-Journal); x(x): x-x

tablet besi dengan jumlah bervariasi antara 7-15 tablet tiap kali kunjungan, begitu pula menurut
bidan puskesmas. Hal ini dikarenakan persediaan tablet besi di puskesmas sering terbatas.
Faktor lain yang dapat meningkatkan kepatuhan melalui peningkatan pengetahuan dan
konseling berisi informasi yang mudah dimengerti oleh responden membuat keberhasilan dalam
membantu kepatuhan seseorang mengkonsumsi obat. Menurut Sanjaya dan Emilia (2013)[13]
Perawatan rutin dan dukungan informasi sangat membantu dalammeningkatkan status
kesehatan terkait penyakit. Teknologi komunikasi dapat membantu dalam memberikan
perawatan dan dukungan tersebut. Banyak literature yang menyatakan bahwa dukungan
layanan pesan singkat (Short Message Service-SMS) dapat membantu meningkatkan status
kesehatan termasuk dalam kepatuhan pasien minum obat.
3. Ketersedian Tablet Tambah Darah
Pada hasil penelitian ini dapat dilihat tabel 3 menunjukkan bahwa ketersedian tablet
tambah darah di Puskesmas Dungingi Kota Gorontalo berada pada range baik yaitu 56 (61%).
Jika seorang wanita hamil meminum semua tablet Fe yang diberikan selama kehamilan, 90 tablet
sebelum tidur dan dengan air atau jus jeruk, kepatuhan terhadap tablet Fe adalah baik. Ketaatan
ibu hamil saatmeminum tablet Fe merupakan faktor penting dalam memastikan kadar
hemoglobin ibu hamil meningkat. Keteraturan merupakan kunci terpenting keberhasilan
program menghindari anemia selama kehamilan. Kekurangan zat besi sejak sebelum hamil
Dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil jika tidak ditangani. Keadaan ini dapat
meningkatkan risiko kematian saat melahirkan, melahirkan dengan berat badan lahir rendah,
janin
Program pencegahan anemia kehamilan Indonesia menawarkan 90 suplemen zat besi
selama kehamilan. Dalam kaitannya dengan pencegahan anemia pada ibu hamil, penyebab
utama gagalnya rencana pemberian tablet zat besi adalah kurang patuhnya asupan zat besi.
Sebagian besar ibuh amil menolak atau tidak mengikuti rekomendasi ini karena berbagai alasan.
Tablet Fe sebagai suplemen untuk ibu hamil dengan menstruasi harus diminum setiap hari. Daya
lekat besi diukur dengan ketepatan dosis oral, ketepatan tablet besi, dan frekuensi pemberian
dosis per hari. Suplementasi zat besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya
utama dalam pencegahan dan pengobatan anemia, khususnya anemia defisiensi besi.
Suplementasi zat besi merupakan metode yang efektif karena mengandung asam folat, yang
mencegah anemia defisiensi asam folat.
Pada tahun 2020, 85,17% adalah ibuhamil yang menerima tablet Fe di Indonesia. Artinya
ada peningkatan meskipun belum maksimal.Rencana pengenalan tablet besi bertujuan untuk
menurunkan angka kejadian anemia pada ibu hamil di Indonesia. Namun, seperti yang
ditunjukkan oleh tingkat prevalensi yang tinggi, hasilnya tidak terlalu memuaskan. Menurut
penelitian sebelumnya, keinginan ibu hamil untuk tidak mengkonsumsi tablet tambah darah
ekstra disebabkan oleh berbagai alasan, antara lain kurangnya sosialisasi oleh petugas kesehatan
dan kemalasan ibu hamil untuk mengkonsumsi darah tambahan.
4. Pelayanan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada tabl 3 bahwa pelayanan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan kepada ibu hamil di Puskesmas Dungingi Kota Gorontalo dapat
dikategorikan baik yaitu 68%. Perilaku tenaga kesehatan mampu memberikan penyuluhan
seoptimal mungkin terutama tentang pentingnya mengonsumsi suplemen zat besi pada ibu
hamil untuk menjaga kesehatan diri dan janin yang dikandung. selain itu perhatian yang
diberikan tenaga kesehatan seperti memberi pelayanan dengan tersenyum, serta memberi umpan
balik atas kunjungan sebelumnya dapat meningkatkan kepuasan atas pelayanan yang diberikan
sehingga diharapkankepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet zat besi dapat ditingkatkan
(Juanda, 2020).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rahmawati (2008) yang menunjukkan
bahwa perilaku tenaga kesehatan mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi
tablet Fe. Kepatuhan ibu hamil dapat lebih ditingkatkan lagi apabila petugas kesehatan mampu
memberikan penyuluhan, khususnya mengenai manfaat tablet besi dan kesehatan ibu selama
11
Wuisan et al., 2022; Indonesian Journal of Pharmacetical Education (e-Journal); x(x): x-x

kehamilan. Ante Natal Care (ANC) merupakan pelayanan komprehensif dan berkualitas yang
diberikan kepada semua ibu hamil. Pelayanan tersebut dapat diberikan oleh dokter, bidan,
perawat dan tenaga medis lain yang terlatih dan profesional. Tujuannya untuk mempersiapkan
persalinan dan kelahiran dengan mencegah, mendeteksi, dan mengatasi 3 masalah kesehatan
selama kehamilan yang memengaruhi ibu hamil dan janinnya, meliputi komplikasi kehamilan,
kondisi yang mungkin dapat membahayakan kehamilan ibu, serta efek dari gaya hidup yang
tidak sehat (Rachmawati et al., 2017).
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa sebanyak 58
orang (63) ibu hamil memiliki pengetahuan cukup terhadap konsusmsi tablet tambah darah dan
61 orang (67%) ibu hamil memiliki kepatuhan cukup dalam mengkonsumsi tablet tambah darah.
Sedangkan ketersedian obat tablet tambah darah dan pelayanan petugas kesehatan di Puskesmas
Dungingi Kota Gorontalo dapat dikategorikan baik.
Referensi:
[1] Depkes RI. 2007. Standar Pelayanan Kefarmasian. 2007. Jakarta, p. 106-7. www.depkes.com (10
April 2015).
[2] Notoadmojo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta
[3] Yusup, Febrianawati. 2018. Uji Validtas dan Reabilitas Instrumen Penelitian Kuantitatif. Junral
Ilmiah Kependidikan Vol. 7 No. 1 Januari-Juni. Universitas Islam Negeri Antasari, Banjarmasin.
[4] Shofiana K. 2018. Faktor – Faktor yang berpengaruh Terhadap Resiko Kehamilan. Pusat Teknologi
Intervensi Kesehatan Masyarakat. Kemenkes Jakarta Tahun 2014. Jurnal Arkesmas. Vol 0 (1); 1-14.
https://media.neliti.com/media/publications/20708-IDfaktor-faktor-yang-berpengaruh-terhadap-risiko-
kehamilan-4-terlalu-4-tpada-wani.pdf.
[5] Pratama, S. Sitanggang, B., dan Siti. 2018. Faktor – Faktor Kesehatan Pada Ibu Hamil. Fakultas
Keperawatan. Universitas Sumatera Utara. Journal Kep. Volume 2. Tahun 2014.
https://jurnal.usu.ac.id/index.php/jkk/article/view/1144.
[6] Purwaningsih, Endah., Pratiwi. 2013. Hubungan Kepatuhan Ibu Mengkonsumsi Multi Mikro Nutrient
dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Juwiring Klaten: Jurnal Involusi Kebidanan.
Volume 3 no 5: 1-12.
[7] Lisnawati M. 2019. Dasar dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.
[8] Saptirani, K, Maman, F., dan D’adamo, T. 2015. Kelainan darah Bayi dan Bayi Berat Lahir Rendah.
Yogyakarta. Graha Ilmu.
[9] Winkel-Shirley, B. (2001). “Flavonoid Biosynthesis. A Colorful Model for Genetics, Biochemistry,
Cell Biology, and Biotechnology”. Plant Physiology [Online], Vol. 126 485-493. Tersedia :
http://www.plantphysiol.org/content/126/2/485.full.pdf+html [30 Juli 2011]
[10] Nuria, C., Faizatun, A., Sumantri. 2009. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Jarak Pagar
(Jatropha Curcas L) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Atcc 25923, Escherichia Coli
Atcc25922, dan Salmonella Typhi Atcc1408. Jurnal Ilmu –ilmu Pertanian., 5(2): 26 –37.
[11] Mradu, G., Dalia, B., Arup, M. 2013. Studies of anti-Inflammatory, Antipyretic and Analgesic Effect
of Aqueous Extract of Traditional Herbal Drug on Rodents. Journal of International Research of
Pharmacy. 4 (3):113-120.
[12] Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV Alfabeta
[13] Sanjaya, Wina. 2013. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
[14] Kementerian Kesehatan RI. 2016. INFODATIN Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI
Situasi Balita Pendek. Jakarta Selatan.
[15] Notoatmodjo. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta.

12

You might also like