You are on page 1of 90

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada prinsipnya kepatuhan adalah kesadaraan ibu hamil yang mengalami
anemia untuk tetap disiplin dan teratur minum tablet Fe sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan oleh petugas pelayanan ANC kepadanya.
Menurut Gochman (1896), kepatuhan berobat adalah suatu tindakan atau
perbuatan untuk bersedia melaksanakan aturan atau pengambilan obat sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan. Patuh atau tidaknya ibu hamil untuk
mengambil atau meminum tablet yang telah ditetapkan berdasarkan jadwal sangat
tergantung pada kesadaran penuh dari ibu tersebut untuk sembuh dari gangguan
anemia yang sedang di alaminya. Apabila seorang ibu hamil tidak patuh
mengkonsumsi tablet besi sebagaimana yang telah ditetapkan oleh petugas, maka
berbagai ancaman yang akan terjadi padanya antara lain adalah berupa perdarahan
pada saat melahirkan yang berpotensi menyebabkan terjadinya kematian pada ibu.
Berdasarkan data laporan profil kesehatan Indonesia tahun 2019, target nasional
cakupan pemberian tablet Fe lebih dari 64,0%. Sedangkan menurut Profil
Kesehatan Provinsi Gorontalo pencapaian cakupan tablet Fe sampai pada tahun
2011 adalah: tablet Fe 1 (90,52%), berarti telah melampaui target yang telah di
tetapakan secara nasional. Untuk tablet Fe 2 (77,03%), yang berarti belum
mecapai target secara nasional. Untuk tablet Fe 3(76,32%), demikian juga dengan
pemberian tablet Fe ibu nifas (85,1%) keduanya belum mencapai target secara
nasional. Dari informasi tersebut memperlihatkan bahwa ibu hamil yang ada di
wilayah Propinsi Gorontalo khususnya Kota Gorontalomasih terancam dengan
masalah anemi yang pada akhirnya akan berdampak pada kematian ibu.
Menurut (Depkes RI, 2007) tidak tercapainya target cakupan pelayanan Fe
tersebut, sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu hamil, sehingga
berdampak pada sikap dan tindakan, dan resiko defisit zat besi yang dapat
menyebabkan anemia pada ibu hamil.
Berbagai faktor seperti nilai sosial budaya, efek samping obat,
ketersediaan obat dan pelayanan petugas sangat berhubungan erat dengan

1
kepatuhan atau kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi suplementasi tablet zat
besi (Fe).
Kekurangan zat besi (defisit Fe) paling banyak terkena pada ibu hamil dan
merupakan salah satu masalah dalam kesehatan masyarakat di Indonesia, yang
berujung pada kematian ibu khususnya pada waktu hamil.Angka Kematian Ibu
(AKI) untuk kasus ibu hamil yang kekurangan zat besi sangatlah tinggi. Penyakit
ini sering juga disebut “Potencial Danger of Mother and Child”. World Health
Organization (WHO) melaporkan terdapat 52 % ibu hamil mengalami anemia di
negara berkembang pada tahun 2005. Suatu penelitian menunjukkan bahwa angka
kematian ibu sebanyak 265 dari 100.000 penduduk berkaitan erat dengan anemia
yang dideritanya ketika hamil (Depkes RI, 2007). Menurut WHO (2013)
menyebutkan bahwa pada ibu hamil, prevalensi anemia defisiensi zat besi (Fe)
berkisar antara 40–88 %, artinya satu dari dua ibu hamil menderita
anemia.Sedangkanmenurut survey demografi di Indonesia angka kematian ibu
(AKI) pada tahunpada tahun 2015 adalah 305/100.000 kelahiran hidup.
Sedangkan jumlah kematian maternal di rumah sakit di Indonesia pada tahun
2008 adalah 505 ibu. Sedangkan menurut profil kesehatan RI provinsi Gorontalo
pada tahun 2018 adalah138,3 per 100.000 kelahiran hidup. Di wilayah kerja
Puskesmas Dungingi Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo hingga dengan bulan
Desember 2020 terdaftar jumlah kematian ibu adalah 2 ibu hamil. Oleh karena
itu, kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet (Fe) adalah ketaatan ibu hamil dalam
melaksanankan anjuran petugas kesehatan untuk mengkonsumsi tablet Fe.
Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe di ukur dari ketepatan jumlah tablet yang
dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet Fe dan frekuensi konsumsi
perhari.
Berdasarkan dataseperti yang telah diuraikan diatas maka peneliti tertarik
untuk melakukan penilitian tentang beberapa faktor yang berhubungan dengan
kepatuhan ibu meminum tablet Fe selama masa kehamilannya di wilayah kerja
Puskesmas Dungingi Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Apakah ada faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil
dalam mengkonsumsi tablet zat besi di Wilayah Kerja Puskesmas Dungingi Kota
Gorontalo ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadui tujuan penulisan
proposal ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu
hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi di wilayah kerja Puskesmas
Dungingi Kota Gorontalo
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui faktor sosial budaya dalam masyarakat terhadap
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di wilayah
kerja Puskesmas Dungingi Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang mengkonsumsi tablet zat
besi (Fe) di wilayah kerja Puskesmas Dungingi Kota Gorontalo, Provinsi
Gorontalo.
c. Untuk mengetahui ketersediaan obat dengan kepatuhan ibu hamil di wilayah
kerja Puskesmas Dungingi Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
d. Untuk mengetahui bentuk pelayanan petugas kesehatan dalam meningkatkan
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di wilayah
kerja Puskesmas Dungingi Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

3
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil dari penulisan yang akan dilakukan nantinya, diharapkan dapat
memberikan manfaat baik bagi diri sendiri maupun pembaca usulan penelitian
hukum ini. Secara garis besar mengindentifikasikan manfaat penelitian ini ke
dalam dua bagian yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini menjadi pengalaman yang sangat berharga dalam
memperluas wawasan dan pengetahuan bagi peneliti tentang
pencegahan defisiensi zat besi (Fe).
b. Bagi Program Studi Farmasi
Sebagai bahan pustaka dalam rangka menambah informasi mengenai
Ilmu Manajemen Data Kesehatan farmasi klinis khususnya mengenai
resiko defisit zat besi (Fe).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya ibu hamiltentang
pentingnya zat besi bagi proses kehamilan
b. Bagi Instansi Terkait
Sebagai salah satu acuan untuk menentukan langkah-langkah strategis
dalam penanggulangan defisit zat besi (Fe) pada ibu hamil.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kepatuhan
2.1.1. Definisi kepatuhan
Menurut Safarino (1990), kepatuhan sebagai tingkat penderita
melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokternya.
Kepatuhan penderita terhadap apa yang dianjurkan atau direkomendasikan oleh
dokter atau perawat kepada penderita merupakan hal yang sangat penting secara
tradisional bahwa kepatuhan penderita didasarkan atas bagaimana cara penderita
melaksanakan semua nasehat dari seorang dokter, penderita yang tidak patuh
dipandang sebagai seorang yang lalai serta dianggap memiliki masalah kontrol.
Kepatuhan berobat adalah suatu tindakan atau perbuatan untuk bersedia
melaksanakan aturan atau pengambilan obat sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan, kepatuhan seorang penderita adalah harus ada resiko kesehatan pribadi
dan prosedur kepatuhan dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk
mengurangi bahaya kesehatan (Gochman, 1986). Kepatuhan penderita terhadap
aturan pengobatan pada anak dan remaja merupakan persoalan sama dengan
kepatuhan pada penderita dewasa. Seorang penderita dikatakan tidak patuh dalam
pengobatan apabila penderita tersebut melalaikan kewajibannya sedemikian rupa.
Secara umum, hal-hal yang perlu dipahami dalam meningkatkan tingkat
kepatuhan adalah bahwa:
1. Pasien memerlukan dukungan, bukan disalahkan;
2. Konsekuensi dari ketidakpatuhan terhadap terapi jangka panjang adalah
tidak tercapainya tujuan terapi dan meningkatnya biaya pelayanan
kesehatan;
3. Peningkatan kepatuhan pasien dapat meningkatkan keamanan penggunaan
obat;
4. Kepatuhan merupakan faktor penentu yang cukup penting dalam
mencapai efektifitas suatu sistem kesehatan;
5. Memperbaiki kepatuhan dapat merupakan intervensi terbaik dalam
penanganan secara efektif suatu penyakit kronis;

5
6. Sistem kesehatan harus terus berkembang agar selalu dapat menghadapi
berbagai tantangan baru;
7. Diperlukan pendekatan secara multidisiplin dalam menyelesaikan masalah
ketidakpatuhan (Info POM, 2006).
Menurut Smet (1994) berbagai strategi telah dicoba untuk meningkatkan
kepatuhan adalah :
1. Dukungan Profesional Kesehatan.
Dukungan profesional kesehatan sangat diperlukan untuk meningkatkan
kepatuhan, contoh yang paling sederhana dalam hal dukungan tersebut
adalah dengan adanya teknik komunikasi. Komunikasi memegang peranan
penting karena komunikasi yang baik diberikan oleh profesional kesehatan
baik Dokter/ perawat dapat menanamkan ketaatan bagi pasien.
2. Dukungan sosial
Dukungan sosial yang dimaksud adalah keluarga. Para profesional
kesehatan yang dapat meyakinkan keluarga pasien untuk menunjang
peningkatan kesehatan pasien maka ketidakpatuhan dapat dikurangi.
3. Perilaku sehat
Modifikasi perilaku sehat sangat diperlukan. Untuk pasien dengan
hipertensi diantaranya adalah tentang bagaimana cara untuk menghindari
dari komplikasi lebih lanjut apabila sudah menderita hipertensi.
Modifikasi gaya hidup dan kontrol secara teratur atau minum obat anti
hipertensi sangat perlu bagi pasien hipertensi.
4. Pemberian informasi
Pemberian informasi yang jelas pada pasien dan keluarga mengenai
penyakit yang dideritanya serta cara pengobatannya.
Ibu hamil minimal mendapatkan 90 tablet yang bermanfaat bila diminum
secara teratur yaitu setiap hari selama kehamilan. Tablet tambah darah diminum
dengan air putih dan jangan diminum dengan air teh , susu ataupun kopi. Karena
dapat menurunkan penyerapan Fe dalam tubuh sehingga manfaatnya akan
bekurang. (Depkes, 2008).

6
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat Faktor- faktor
yang mempengaruhi kepatuhan (Gebreweld dkk., 2018):
a. Pengobatan
Menurut studi kualitatif yang dilakukan oleh Gebreweld dkk. (2018)
menyatakan bahwa lama pengobatan dan efek samping obat menjadi
hambatan dalam kepatuhan pengobatan pasien TB paru.
b. Faktor komunikasi
Komunikasi antara pasien dengan petugas kesehatan mempengaruhi
kepatuhan. Informasi dan pengawasan yang kurang, ketidak puasaan
dalam hubungan emosional antara pasien dengan petugas kesehatan, dan
ketidak puasan layanan bisa mempengaruhi tingkat kepatuhan pasien.
c. Pengetahuan
Informasi yang jelas dan benar akan membuat pasien mengetahui akan
penyakitnya. Pendidikan kesehatan terkait pengobatan TB paru dan
dampak yang timbul jika tidak patuh pengobatan merupakan salah satu
pengetahuan yang harus dimiliki oleh pasien TB paru dan petugas
kesehatan. Semakin baik pengetahuan pasien TB paru terkait penyakitnya
semakin baik pula kepatuhan dalam berobat. Hal ini juga berlaku untuk
pengetahuan dari PMO, yang semakin baik pengetahuannya dapat
meningkatkan kepatuhan berobat dari pasien TB paru.
d. Fasilitas kesehatan
Fasilitas kesehatan menjadi sarana penting, dimana pasien bisa
mendapatkan pelayanan kesehatan secara langsung. Tersedianya fasilitas
kesehatan dan kemampuan pasien untuk menjangkau fasilitas kesehatan
dapat mempengaruhi kepatuhan pasien. Jika pasien tidak dapat
menjangkau fasilitas kesehatan bagaimana dia mengetahui informasi
terkait penyakitnya.
2.1.3 Cara Mengukur Kepatuhan Minum Obat
Salah satu metode pengukuran kepatuhan secara tidak langsung adalah
dengan menggunakan kuisioner. Metode ini dinilai cukup sederhana dalam

7
pelaksanaanya. Kuisioner MMAS-8 ini merupakan salah satu model kuisioner
yang telah tervalidasi untuk menilai kepatuhan terapi jangka panjang. Pada
mulanya morisky mengembangkan beberapa pertanyaan singkat (4 pertanyaan)
untuk mengukur kepatuhan pengobatan pada pasien diabetes mellitus. Namun saat
ini kuisioner morisky telah dimodifikasi beberapa pertanyaan sehingga lebih
lengkapdalam penelitian kepatuhan. Modifikasi kuisioner Morisky tersebut saat
ini dapat digunakan untuk mengukur kepatuhan dan ketidakpatuhan pengobatan
penyakit yang memerlukan terapi jangka panjang.
2.2 Tinjauan Umum Tentang Kehamilan
2.2.1 Konsep Kehamilan dan Kebudayaan
Menurut Campbell dan Grahan dalam Zaki Irwan 2003, di Negara-negara
yang kaum wanitanya melaksanakan persalianan sendiri atau dengan bantuan
saudara atau dukun bayi, adalah suatu norma yang dianut sekitar 50% wanita
hamil di Negara-negara berkembang. Mengindentifikasi wanita hamil untuk
memastikan status kehamilannya, bukanlah hal yang mudah. kemudahan
pemastian kehamilan tergantung pada penggunaan tes laboratorium, uji klinik atau
laporan wanita dan pada lamanya kehamilan, kehamilan awal paling sukar
dideteksi. perubahan fisiologis terjadi pada wanita hamil dan hal ini umumnya
diterima secara wajar. meskipun demikian merespon masyarakat terhadap reaksi
fisisologis saat pembentukan janin bebeda-beda. munculnya rasa mual dan
muntah-muntah dipahami, namun adat-istiadat berbagai masyarakat Indonesia
terdapat berbagai respon budaya sebagai reaksi terhadap rasa mual dan muntah.
Dalam kajian antropologi, kehamilan bukan hanya dilihat semata-mata
dari aspek biologis saja. Lebih dari itu fenomena ini juga harus dilihat sebagai
suatu proses yang mencakup pemahaman dan pengaturan hal-hal seperti
pandangan budaya mengenai kehamilan, persiapan kelahiran, wilayah tempat
kelahiran berlangsung, cara pencegahan bahaya, dan pusat kekuatan dalam
pengambilan keputusan mengenai pertolongan kesakitan. (Swasono dalam Zaki
2003).
Meskipun kehamilan secara universal dipandang berperan untuk
kelangsungan hidup manusia, namun dalam kehidupan berbagai kelompok

8
masyarakat terdapat bermacam-macam titik berat perhatian dan sikap khusus
dalam proses itu. Pandangan budaya mengenai kepercayaan terhadap makanan
tertentu salama hamil, dapat mencerminkan pola makan atau kebiasaan makan.
Kebiasaan makan tersebut termanifestasi dalam bentuk makanan yang boleh
dimakan, makanan yang dianjurkan dan makanan yang dipantang.Hal ini dapat
dicontohkan pada masyarakat Bandaneira, Muluku Tengah yakni kelapa mudah
boleh dimakan ibu hamil dan airnya dianggap baik untuk diminum, agar kalau
lahir nanti bayinya menjadi bersih.Harus makan sayur-sayuran dalam porsi yang
cukup banyak (Swasono dalam Zaki2003). Demikian pula halnya didaerah
Sangihe dan Talaut, ibu hamil dianjurkan sayur-sayuran tertentu terutama daun-
daunan yang berlendir dengan alasan dapat memperlancar kelahiran.
Di beberapa daerah ditemukan bahwa ibu yang sedang mengandung tabu
makan banyak dengan alasan agar bayinya kecil sehingga mudah melahirkan. Di
Jawa Tengah, makanan yang dipantang adalah nenas, ikan basah, ikan wader, labu
dan kepel. Semua makanan tersebut dianggap mempunyai pengaruh terhadap
kelahiran dan dapat pula menyebabkan keguguran. Di Bali dilarang makan daging
kerbau sebab dapat menimbulkan kesulitan waktu melahirkan.
Di Sumatera Selatan, dilarang makan daging kelapa muda, buah sawo,
tape, makanan yang asam sebab semua bahan tersebut bagi wanita hamil dapat
menyebabkan sakit perut (Winarno dalam Zaki 2003). Sedang di Makassar
dilarang makan udang sebab akan berakibat bayi sulit melewati pintu lahir,
terjadilah bayi maju mundur di pintu lahir. Dilarang makan daun kelor sebab
dapat mengakibatkan kesulitan melahirkan berupa lamanya waktu bersalin dan
selama itu ibu hanya mengeluarkan lendir dan amat sakit. (Ngatimin 1994)
Sebagai suatu gejala budaya, makanan bukanlah semata-mata suatu produk
organik dari kualitas-kualitas biokimia yang dapat dipakai oleh organisme hidup.
Bagi para anggota masyarakat, makanan dibentuk secara budaya, sesuatu yang
akan dimakan, harus memerlukan pengesahan budaya. Karena pantangan agama,
tahyul dalam sejarah maka ada bahan- bahan makanan yang bergizi tidak boleh
dimakan. Makanan tersebut diklasifikasikan bukan makanan (Foster dan
Anderson 1986).

9
2.2.2 Makanan yang Dianjurkan
Kategori makanan yang dianjurkan bagi wanita hamil dan menyusui
bekenaan dengan pandangan budaya tentang makanan yang dianggap baik
sehiangga harus dikomsumsi. Makanan yang dianjurkan selam hamil berbeda
pada tiap-tiap kelompok masyarakat berdasar konsep budaya, misalnya pada
masyarakat desa Simpar dan Kosambi di Jawa Barat, jenis makanan yang
dianggap baik adalah daun katuk, daun bayam, kacang panjang, dan daun papaya.
Daun-daun ini dianggap dapat menambah air susu. Karena itumakanan tersebut
lebih banyak dikomsumsisebagai lauk pada masa kehamilandan pasca persalinan.
Labu siam dan kool juga sering dikomsumsi karena dianggap dapat menyehatkan
tubuh dan membuat perut menjadi pulih, tidak menjadi gendut dan badan cepat
pulih dan kuat. (Angrodi 1986 dalam Zaki 2003).
2.2.3 Makanan yang Dipantang
Seperti diketahui bahwa pada pola kebiasaan makan dipengaruhi pula oleh
agama dan adatkepercayaan yang dianut oleh masyarakat. Ada jenis makananyang
tidak boleh dimakan karena agama atau adat. Ada makanan yang boleh dimakan
hanya pada hari tertentu atau baru boleh dimakan setelah melalui upacara
tertentu. Didalam ilmu kedokteran Kuno, orang percaya bahwa makanan manusia
harus sesuai dengan keseimabangan unsur-unsur dalam tubuh, sehinggga
kecakupan akan pangan memberikan suatu kesegaran tubuh.
Di Negara- Negara berkembang umumnya ditemukan larangan atau
pantangan tertentu bagi ibu hamil latar belakang larangan atau pantangan tersebut
didasarkan pada kepercayaan agar tidak mengalami kesulitan pada waktu
melahirkan dan bayinya tidak terlalu besar. Ada pula penduduk di Negara- Negara
Asia yang mempunyai kepercayaan bahwa makanan yang mengandung protein
hewani menyebabkan air susu ibu beracun bagi anak bayinya. (Husaini dkk
dalam Zaki 1996).
Pantangan atau tabu ialah suatu larangan untuk mengkomsumsi makanan
tertentu karena terdapat ancaman bahaya terhadap barang siapa yang
melanggarnya. Orang menganut suatu pantangan, baisanya percaya bahwa bila
pantangan itu dilanggar akan memberikan akibat kerugian yang dianggap sebagai

10
suatu haukuman. Pada kenyataan hukuman ini tidak selalu terjadi bahkan
seringkali tidak terjadi sama sekali.
Pantangan atau tabu yang tidak berdasar agama tau kepercayaan dapat
dihadapi menurut kategori:
a. Tabu yang jelas merugikan kondisi gizi dan kesehatan, sebaiknya
diusahakan untuk mengurangi, bahkan kalau dapat menghapuskannya.
b. Tabu yang memang menguntungkan keadaan gizi dan kesehatan,
diusahakan untukmemperkuatnya dan melestarikannya.
c. Tabu yang tidak jelas pengaruhnya bagi kondisi gizi dan kesehatan, dapat
dibiarkan, sambil dipelajari terus pengaruhnya untuk jangka panjang.
Selain pola makan ibu hamilyang diduga berpengaruh terhadap kejadian
anemia, faktor pencarian pelayanan kesehatan kepada sektor tradisional yaitu
dukunberanak juga dapat mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu
hamil.Adanyakepercayaan masyarkat yang begitu besar tehadap dukun beranak,
sehingga ibu hamil belum merasa tenang sebelum disentuh oleh dukun beranak.
Hal ini ditemukan pada masyarakat Jalan Cagar Subang, Jawa Barat sebagai salah
satu contoh dukun beranak disebut paraji. Sang paraji dianggapmempunyai
kemampuan untuk meneliti kandungan dengan seksama dan mampu membetulkan
posisi bayi kepada keadaan yang seharusnya sehingga memberikan rasa nyaman
pada ibu hamil (Swasono 1996 dalam Zaki, 2003).
Adanya kepercayaan yang begitu besar terhadap paraji oleh masyarakat
setempat membuat sangat patuh terhadap apa yang dianjurkan olehnya. Anjuran
tersebut berupa pantangan makanan tertentu , berpantang perbuatan tertentu selam
hamil dan sebagainya
2.3 Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan
2.3.1 Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi
setelamelakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan
terjadi melaului panca indera manusia, yakni indera penglihatan, penciuman rasa
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2005).

11
Menurut Notoatmodjo (2007) bahwa indikator-indikator yang dapat
digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap
kesehatan, dapatlah dikelompokan menjadi :
a. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit
b. Pengetahuan tentang cara pemeliharan akan kesehatan dan cara hidup
sehat.
c. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan.
Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa keilmuan tentang pengetahuan
dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Pengetahuan secara formal
Pengetahuan didasarkan pada jenjang pendidikan rendah ke enjang
pendidikan yang lebih tinggi dan di dapat dari ilmu pengetahuan melalui
tingkat pembelajaran tersebut yang terdiri dari TK, SD, SMP, SMU da
Perguruan Tinggi.
2. Pengetahuan secara informal
Pengetahuan informal adalah pengetahuan yang didapat dari luar lingkup
pendidikan. Pengetahuan informal didapat melalui media elektronik (TV,
radio serta alat elektronik lainnya) dan media masa (Koran, majalah atau
buku-buku pembelajaran) maupun dari orang lain yang memberikan
informasi tentang pengetahuan.
2.3.2 Tingkat Pendidikan
Pendidikan ibu merupakan modal utama dalam penunjang ekonomi
keluarga juga berperan dalam penyusunan makan keluarga, serta pengasuhan dan
perawatan anak. Bagi keluarga dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih
mudah menerima informasi kesehatan khususnya bidang gizi, sehingga dapat
menambah pengetahuannya dan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
(Achmad Djaeni, 1996:35).
Menurut Notoatmodjo (2007) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan antara lain :

12
1. Tingkat pendidikan
Adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan
prilaku positif yang meningkat.
2. Informasi
Seseorang mendapat informasi yang lebih banyak akan menambah
pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat non formal.
3. Pengalaman
Sesuatuyang pernah dilakukan seseorang dapat menambah pengetahuan
tentang sesuatu yang bersifat non formal.
4. Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi
kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayan.
5. Sosial ekonomi
Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan. Pada
kenyataannya tidak semua ibu hamil yang mendapat tablet Fe
meminumnya secara rutin. Faktor sosial ekonomi yang rendah juga
memegang peranan penting kaitannya dengan asupan gizi ibu selama
hamil (Herlina, 2007)
Menurut Notoatmojo (2005) pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan yang
mencakup doman kognitif mempunyai enam tingkat yaitu:
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagi mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali ( recall ) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
di pelajari atau rangsangan yang telah diterima, oleh sebab itu, “ tahu “ ini
dalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (Komprehension)
Memahami diartikan sebagi suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang obyek yang di ketahui dan dapat menginterprestasikan
materi tersebut secara benar.Orang yang telah paham terhadap obyek atau

13
materi harus dapat menjelaskan, menyimpulkan terhadap obyek yang
dipelajari.
3. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagi suatu kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata / sebenarnya.Aplikasi
disini dapat di artikan sebagi aplikasi atau penggunaan hukum-hukum dan
prinsip.
4. Analisa (Analysis)
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan materi suatu obyek
ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesa (Syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru, atau menyususn formula baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi itu berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau pembenaran terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan atau menggunakan kriteria-
kriteria yang ada.
2.4 Tinjauan Umum Tentang Ketersediaan Obat
Ketersediaan obat sebagai unsur utama dalam pelayanan kesehatan selain
keterjangkauan, safety, quality dan efficiency, ketersediaan obat erat kaitannya
dengan pendanaan. (Sunarsih, 2002). Terjaminnya ketersediaan obat merupakan
aset terpenting dalam rumah sakit karena nilai persediaan mencapai 40% dari
seluruh pembiayaan yang ada. Direktur rumah sakit sangat memahami bahwa
persediaan merupakan hal yang krusial, disatu sisi rumah sakit selalu berusaha
mengurangi tingkat ketersediaan obat ditangan (on hand), sementara disisi lain
pasien menjadi sangat tidak puas ketika persediaan mengalami kehabisan (stock
out). Oleh karena itu rumah sakit harus mengupayakan terjadinya keseimbangan
antara investasi persediaan dan tingkat layanan pasien serta minimalisasi biaya

14
merupakan faktor penting dalam membuat keseimbangan (Zulfikarijah, 2005).
Menurut Tjahjani dan Zainuddin (2004), faktor-faktor yang menyebabkan obat
tidak tersedia di UPF RS Gatoel adalah perencanaan pengadaan obat, pemasok,
kebijakan persediaan obat, formularium, permintaan obat tidak sesuai rencana,
administrasi kurang akurat, keuangan kurang mencukupi, perkembangan obat,
penyimpanan obat dan sumber daya manusia. Berdasarkan hasil penelitian
Setyowati dan Purnomo (2004) bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan
stock out dan stagnant obat di Dinas Kesehatan Kabupaten Kendari antara lain
perencanaan dan pengadaan obat, distribusi obat, penggunaan obat, alokasi dana,
sumber daya manusia pengelola obat, pola penyakit, sistem informasi obat,
pemasok obat, monitoring dan evaluasi serta kebijakan pemerintah. Ketersediaan
obat sesuai kebutuhan adalah ketersediaan obat pelayanan kesehatan dasar di unit
pengelola obat dan perbekalan kesehatan disatu wilayah atau tempat pada kurun
waktu tertentu. Dengan Rumus :
Jumlah obat yang disediakan
Ketersediaan Obat (Jumlah) = x 100 %
Jumlah obat yang dibutuhkan

Jumlah obat yang disediakan


Ketersediaan obat (Item) = x 100 %
Jumlah obat yang dibutuhkan
Pembilang :
(a) Jumlah obat yang disediakan untuk pelayanan kesehatan dasar
diunit pengelola obat dan perbekalan kesehatan disatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.
(b) Jenis/item obat yang dapat disediakan untuk pelayanan kesehatan
dasar diunit pengelola obat dan perbekalan kesehatan disatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

15
Penyebut :
a). Obat yang dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan dasar diunit
pengelolah obat dan perbekalan kesehatan disatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.
b). Jenis/item obat yang dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan diunit
pengelola obat dan perbekalan kesehatan disatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.
Ukuran/konstanta : Persentase (%). (Depkes RI, 2006)
2.5 Tinjauan Umum Tentang Pelayanan Petugas
Pelayanan petugas kesehatan menurut Potter dan Perry (2007) terdiri dari
empat kelompok profesi yaitu bidan, perawat, dokter dan profesi kesehatan lain
seperti ahli gizi, dan farmasis lain sebagainya. Salah satu petugas kesehatan yang
terlibat dalam pengelolaan anemia pada ibu hamil adalah bidan. Bidan menurut
IBI (2005) dapat berperan sebagai pelaksana pelayanan kebidanan, pengelola
institusi pelayanan kesehatan, pendidik dalam asuhan kebidanan dengan
memberikan pendidikan kesehatan dan konseling serta peneliti.
Menurut Simatupang (2008), sebagai pelaksana pelayanan kebidanan
bidan dapat berperan sebagai provider dan konselor dan menurut Herawati (2006)
petugas kesehatan dapat berperan sebagai komunikator, motivator, fasilitator dan
konsultan. Muninjaya (2004) juga menjelaskan bahwa petugas kesehatan harus
menyadari peranannya sebagai customer yaitu staf yang diberikan tugas istimewa
memberikan asuhan pelayanan medis dan kesehatan kepada masyarakat yang
menggunakan jasa pelayanan. Menurut IBI (2005), dalam pengelolaan anemia
kehamilan, bidan harus memberikan tablet Fe pada semua ibu hamil dan pada
setiap kunjungan antenatal, memberikan penyuluhan tentang gizi, makanan yang
mengandung zat besi dan kaya vitamin C dan menanyakan apakah ibu hamil
meminum tablet Fe sesuai dengan ketentuan.
2.6 Profil Puskesmas Dungingi
2.6.1 Sejarah Singkat Berdirinya Organisasi
Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang di singkat Puskesmas, adalah
Fasilitas Tingkat Pertama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung

16
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja UPT.
Puskesmas sebagai unit fungsional pelayanan kesehatan terdepat dalam unit
pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/kota, tugasnya adalah sebagai
penyelenggara upaya kesehatan seperti melaksanakan upaya penyuluhan,
pencegahan dan penanganan kasus-kasus penyakit di wilayah kerjanya, secara
terpadu dan terkoordinasi.
Puskesmas dibangun pada tahun 2005 dan diresmikan melalui Surat
KeputusanWalikota Gorontalo pada tanggal 12 Maret 2006 dengan nama
Puskesmas Dungingi Kecamatan Dungingi Kota Gorontralo dan mulai berproses
pada tanggal 1 April 2006. Sebelum terbentuknya Puskesmas Dungingi maka
wilayah kerjanya masih merupakan wilayah kerja Puskesmas Buladu Kecamatan
Kota Barat Kota Gorontalo. Kemudian adanya mendekatkan pelayanan kesehatan
pada masyarakat yang terpadu maka di bentuklah salah satu puskesmas yang di
beri nama sesuai dengan nama Kecamatan yang sudah di mekarkan dari
kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo yakni Kecamatan Dungingi, maka
Puskesmas tersebut di kenal dengan nama Puskesmas Dungingi. Dengan Kepala
Puskesmas Dungingi yang pertama adalah Bapak Thasmirudin, SKM. Dan
sekarang di pimpin olen Ibu Hj. Riko Paneo, S. Kep.Ns, beliau adalah pemimpin
yang ke-5 menjabat sebagai Kepala FKTP Puskesmas Dungingi. Sekarang jabatan
Kepala Puskesmas sudah beralih dari jabatan Struktural menjadi Jabatan
Fungsional. Kepala Puskesmas yang saat ini menjabat adalah oleh dr. Merry
Buhayati sejak tanggal 18 Maret 2020 sampai sekarang.
2.6.2 VISI
Mewujudkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu dan Mandiri Menuju
Dungingi Sehat Tahun 2021
2.6.3 MISI
1. Tersedianya sumber daya manusia yang profesional
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup sehat
3. Mengembangkan sarana dan prasarana yang mengutamakan pelayanan
4. Mewujudkan derajat kesehatan optimal

17
2.7 Kajian PenelitianYang Relevan
2.7.1 Antonius dkk (2016), Pengaruh konseling kepatuhan suplementasi
tablet besi (fe) pada ibu hamil di kabupaten Lumajang. Jurnal:
Pustaka Kesehatan Vol 6 (3) 433-437
Penelitian ini mengenai pengaruh konseling kepatuhan suplementasi tablet
fe pada ibu hamil di kabupaten Lumajang. Jenis penelitian ini adalah quasi
eksperimental kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Penelitian dilakukan di
bagian Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di salah satu Puskesmas di Lumajang yang
dimulai pada bulan Agustus hingga Oktober tahun 2016. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya
dipuskesmas. Responden dipilih menggunakan purposive sampling. Total sampel
yang digunakan adalah sebanyak 62 pasien. Responden yang masuk dalam
kelompok kontrol mendapatkan pelayanan kesehatan rutin. Sementara responden
yang masuk kedalam kelompok perlakuan mendapatkan pelayanan kesehatan
rutin ditambah dengan konseling. Alat bantu yang digunakan untuk mendukung
konseling adalah brosur yang diberikan kepada responden setelah konseling.
Brosur ini berisi mengenai pentingnya suplementasi tablet besi (Fe) dan
mencakup definisi anemia defisiensi besi, tanda dan bahaya anemia, pentingnya
suplementasi tablet besi, efek samping dan cara mengatasinya, hingga cara
simpan. Selain brosur, instrumen lain yang digunakan adalah kuesioner Morisky
Medication Adherence Scale-8 (MMAS-8) yang bertujuan untuk mengukur
tingkat kepatuhan dan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Analisis
data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan dua uji statistik yaitu
independent T-test dan Pearson chi-square. Independent Ttest digunakan untuk
mengalisis total skor kuesioner, sedangkan Pearson chi-square digunakan untuk
menganalisis pengaruh konseling dan brosur terhadap kepatuhan suplementasi
tablet besi pada ibu hamil di puskesmas pada kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan.
Hasil dari penelitian ini bahwa Total rata-rata skor kepatuhan yang
diperoleh berdasar kuesioner Morisky Medication Adherence Scale-8 (MMAS-8)
pada kelompok perlakuan sebesar (5,9±1,9) dan berbeda signifikan (p=0,027)

18
dengan kelompok kontrol (5,0±1,2). Faktor yang mempengaruhi mperbedaan
tersebut adalah perlakuan) (konseling disertai brosur yang diberikan.
Perbedaan peneltian ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu penelitian
sebelumnya meneliti tentang pengaruh konseling terhadap kepatuhan
suplementasi tablet besi (Fe) pada ibu hamil sedangkan skripsi ini meneliti tentang
kepatuhan penggunaan tablet (Fe) pada ibu hamil
2.7.2 Fajrin (2020), Kepatuhan Konsumsi Zat Besi (Fe) Terhadap Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil, Jurnal Kesehatan Vol 12 (2) 336-342
Penelitian ini mengenai kepatuhan konsumsi zat besi (fe) terhadap
kejadian anemia pada ibu hamil. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif,
menggunakan metode penelitian survey analitik dengan pendekatan cross
sectional. Sumber data diperoleh dari semua wanita hamil pada usia kehamilan
TM II dan III yang melakukan pemeriksaan kehamilan di BPS Diana ernawati
Desa Laren Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan, pada 1 Maret 2020–15 April
2020 dengan jumlah populasi 19 orang. Teknik pengambilan sampel
menggunakan Total Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan data
primer dan data sekunder. Data primer berupa data tentang kepatuhan dalam
mengkonsumsi tablet zat besi yang diperoleh dari kuesioner, sedangkan data
sekunder berupa data tentang hasil pemeriksaan laboratorium dengan melihat
kadar Hemoglobin (Hb), Analisis data menggunakan Fisher Exact Test,
sedangkan data disajikan dengan deskriptif analitik.
Hasil Berdasarkan uji statistic dengan menggunakan Fisher’s Exact Test
didapatkan hasil nilai p-value = 0.011<α(0.05) maka dapat disimpulkan H0
ditolak Ha diterima yang artinya ada hubungan signifikan antara kepatuhan
minum tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil di BPS Diana Ernawati
DesaLaren Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian sebelumnya bahwa ada hubungan yang signifikan antara
kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia, zat besi
yang diserap dari makanan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin,
sehingga perlu asupan besi tambahan yang diberikan melalui tablet besi.

19
Perbedaan penelitan yang akan di lakukan yaitu penelitian sebelumnya
menjelaskan mengenai kepatuhan konsumsi zat besi (fe) terhadap kejadian anemia
pada ibu hamil sedangkan pada skripsi ini lebih memfokuskan analisis faktor yang
berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi.
2.7.3 Erwin dkk (2013), Hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil
dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet besi di wilayah kerja
puskesmas seberang padang Tahun 3013, Jurnal Kesehatan Andalas
Vol 6 (3) 596-601.
Penelitian ini mengenai hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil
dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet besi. jenis penelitian ini yaitu
analitik observasional dengan desain crosssectional, yaitu pengukuran variabel
yang dilakukan pada suatu saat tertentu. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Seberang Padang pada bulan Januari 2013 sampai dengan Oktober
2013. Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil trimester II dan trimester III
yang berada di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang. Penelitian ini
menggunakan teknik total sampling, yaitu seluruh populasi dijadikan sampel.
Hasil penelitian ini yaitu diperoleh 75% ibu hamil termasuk dalam
kategori tidak patuh, 58% ibu hamil dengan pengetahuan kurang, dan 52% ibu
hamil dengan sikap negatif dalam mengkonsumsi tablet besi.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan di lakukan penelitian
ini berisi tentanghubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan kepatuhan
dalam mengkonsumsi tablet besi sengakan dalam rancangan saya hanya
memfokuskan pada faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penggunaan
tablet (Fe) pada ibu hamil.
2.7.4 Awalamaroh dkk (2016), kepatuhan mengonsumsi tablet fe
berhubungan dengan status anemia pada ibu hamil, Jurnal Kesehatan
Vol 7 (2) 80-90.
Penelitian ini menganalisis kepatuhan mengonsumsi tablet fe yang
berhubungan dengan status anemia pada ibu hamil. Desain penelitian yang
digunakan adalah cross-sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling, yakni sampel yang diteliti dipilih berdasarkan kriteria inklusi.

20
Data primer yang diambil yaitu data pengetahuan tentang anemia, data umum ibu
hamil dan Puskesmas Cikarang, data kepatuhan mengonsumsi tablet Fe, data
konsumsi makanan sumber Fe. Pengukuran status anemia pada ibu hamil
dikatakan anemia bila kadar hemoglobin < 11 gram/dl dan tidak anemia bila kadar
hemoglobin ≥ 11 gram/dl (Depkes RI, 2008). Pengukuran pengetahuan tentang
anemia dikatakan rendah bila hasilnya < 60% dan baik bila hasilnya ≥ 60%.
Pengukuran konsumsi makanan sumber Fe dilihat dari hasil formulir FFQ.
Frekuensi makanan sumber Fe dikategorikan menjadi sering dan jarang. Jika
nilainya kurang dari rata-rata maka termasuk kategori frekuensi konsumsi jarang,
sedangkan jika nilainya lebih dari sama dengan rata-rata bivariat untuk
menganalisis hubungan dengan menggunakan maka termasuk kategori frekuensi
konsumsi sering. Pengukuran kepatuhan mengonsumsi tablet Fe dikatakan tidak
patuh bila mengonsumsi < 90 tablet selama kehamilan dan patuh bila ≥ 90 tablet
selama kehamilan (Depkes RI, 2008). Metode analisis univariat untuk melihat
distribusi frekuensi dari masing-masing variabel dan Fisher’s Exact.
Hasil tidak ada hubungan yang bermakna antara konsumsi makanan
sumber Fe dan pengetahuan tentang anemia dengan status anemia pada ibu hamil
usia kehamilan 36 minggu. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan
di lakukan yaitu penelitian ini berisi tentangkepatuhan mengonsumsi tablet Fe
dengan sttus anemia berdasarkan konsumsi makanan sumber Fe dan pengetahuan
tentang anemia, sedangkan pada karya tulis saya faktor yang berhubungan dengan
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet fe.
2.7.5 Chotimah dkk (2016), Predisposisi perilaku ibu hamil anemia yang
mempengaruhi kepatuhan Antenatal care dan mengkonsumsi Tablet
Fe, Journal Public Health Prespective Vol 2 (2) 148-154
Penelitian ini menganalisis mengenail perilaku ibu hamil anemia yang
memepengaruhi kepatuhan Antenatal care dan mengkonsumsi tablet fe. Jenis
Penelitian ini menggunakan metode observasional deskriptif analitik dengan
pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan melakukan survey dan
pendekatan waktu (cross sectional) yang bersifat explanatory research yaitu
rancangan penelitian yang menjelaskan pengaruh predisposisi perilaku ibu hamil

21
anemia terhadap kepatuhan dalam pemanfaatan layanan ANC dan mengkonsumsi
tablet Fe ditinjau dari status ekonomi dan paritas di Kecamatan Pemalang
Kabupaten Pemalang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2016.Populasi
dalam penelitian ini adalah ibu hamil resiko tinggi di Kecamatan Pemalang
Kabupaten Pemalang pada bulan Juli tahun 2016 yaitu sejumlah 366 ibu hamil.
Penarikan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria
inklusi ibu hamil yang sudah terdeteksi mengalami anemia, ibu hamil anemia
dengan umur kehamilan TM II dan TM III, ibu hamil anemia yang mempunyai
buku KIA, ibu hamil yang mendapatkan program pemberian tablet Fe, ibu hamil
anemia yang mau dilakukan wawancara. Besar sampel sebanyak 78 ibu hamil
anemia.Uji validitas dan reabilitas dilakukan menggunakan kuesioner dengan 30
responden. Analisis bivariat yang digunakan Uji Kruskal-Wallis dilanjutkan
analisis multivariat dengan uji Mann-Whitney U.
Hasil penelitian ini, responden yang patuh dalam memanfaatkan layanan
antenatal care sejumlah 50 responden (64,1%) dan yang tidak patuh berjumlah 28
responden (35,9%). Responden yang patuh dalam mengkonsumsi tablet. Fe
sebanyak 35 responden (44,9%) dan yang tidak patuh yaitu sebanyak 43
responden (55,1%). Predisposisi perilaku ibu hamil anemia yang mempengaruhi
kepatuhan dalam pemanfaatan layanan antenatal care yaitu faktor pengetahuan
p.0,019, sedangkan faktor sikap p.0,886, status ekonomi p.0,654 dan paritas
p.0,790 tidak berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil anemia terhadap kepatuhan
dalam pemanfaatan layanan antenatal care.
Predisposisi perilaku ibu hamil anemia yang mempengaruhi kepatuhan
dalam mengkonsumsi tablet Fe yaitu faktor pengetahuan p.0,013 dan paritas
p.0,016 sedangkan faktor sikap p.0,104 dan status ekonomi p.0,192 tidak
mempengaruhi kepatuhan responden dalam mengkonsumsi tablet Fe.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakuka npenelitian
ini berisi tentang predisposisi perilaku ibu hamil anemia yang mmpengaruhi
pemanfatan layanan antanetal care. Sedangkan pada skiripsi saya, lebih
memfokuskan analisis faktor yang berhubungan dengan kepatuhan dalam
mengkonsumsi tablet Fe.

22
2.7.6 Sari dkk (2019), Kepatuhan konsumsi tablet Fe pada ibu hamil,
Jurnal Kesehatan Vol 14 (2) 113-118
Penelitian ini mengenai Kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet Fe pada
ibu hamil.Jenis penelitian kuantitatif menggunakan studi korelasi dengan desain
cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
hubungan dua atau beberapa variable. Penelitian ini menggunakan survey
korelasionalyaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan menemukan
ada tidaknya hubungan tanpa mengetahui hubungan antara tingkat kpeatuhan
konsumsi tablet FE dengan kejadian anemia pada ibu hamil (Setiawan, 2011).
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan studi dokumentasi
untuk memperoleh data sekunder dari status ibu dan data primer dengan
melakukan pemeriksaan langsung dan memberi kuisioner.Uji validitas penelitian
ini dilakukan pada tanggal 28 Januari 2019 di Puskesmas Kotagede I Yogyakarta
dengan responden trimester II dan trimester III. Nomor surat etik No.428/KEP-
UNISA/I/2019.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kotagede II
Yogyakarta, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan bermakna
antara kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia ibu hamil di
Puskesmas Kotagede II Yogyakarta. Ibu hamil di harapkan untuk patuh dalam
mengkonsumsi tablet tambah darah, memperhatikan asupan nutrisi yang
dikonsumsi, serta memahami faktor risiko anemia berdasarkan usia yang beresiko
dan umur kehamilan di setiap trimester untuk menghindari kejadian anemia pada
kehamilan.Bagi bidan Puskesmas Kotagede II Yogyakarta untuk lebih
memperhatikan pada ibu hamil yang beresiko anemia denganmelihat buku register
untuk memberikan penanganan dengan memberikan biskuit ibu hamil sesuai
program pemerintah untuk ibu dengan KEK, dan memberikan konseling untuk
mencegah anemia.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
pada penelitian ini menggunakan metode study korelasi dengan desain cross

23
sectional, sedangkan pada penelitian saya menggunakan metode study potong
lintang dengan desain cross sectional
2.7.7 Haryadi dkk (2016), Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang
anemia defisiensi besi dengan peran keluarga dalam kepatuhan
mengkonsumsi tablet Fe di Puskesmas, Jurnal Kesehatan Vol 5 (2) 49-
58
Penelitian ini mengenai hubungan pengetahuan ibu hamil tentang anemia
defisiensi besi dengan peran keluarga dalam kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe
di puskesmas. Jenis Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, analitis,
dengan subjek studi cross sectional semua ibu yang memiliki antenatal dan
mendapatkan tablet Fe di Puskesmas Tanjungpinang berdasarkan data terdiri dari
40 responden dengan tujuan teknik pengambilan sampel. Penelitian ini dilakukan
pada Agustus 2016. Chi-kuadrat digunakan dalam penelitian ini untuk
menganalisis hubungan ibu hamil pengetahuan tentang Anemia defisiensi besi/Fe
dan Directly Observed Treatment (DOT) dengan Kepatuhan dalam mengkonsumsi
Tablet Besi.
Hasil penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan ibu hamil dengan anemia defisiensi besi dengan tablet sesuai
kepatuhan dengan nilai p-value 0,814 menunjukkan bahwa tidak ad hubungan
antara pengetahuan ibu hamil tentang anemia defisiensi besi dengan tablet sesuai
kepatuhan
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
pada penelitian ini menggunakan penelitian chi-kuadrat sedangan pada penelitian
yazng akan dilakukan menggunakan penelitian chi-square.
2.7.8 Anggraini dkk (2016), pengaruh pengetahuan ibu hamil dan regimen
terapi terhadap kepatuhan konsumsi tablet (Fe) dan derajat anemia
di Puskesemas Kediri Selatan Tahun 2016, Jurnal Promosi Kesehatan
Indonesia Vol 11 (2) 1-7
Penelitian ini mengenai pengaruh pengetahuan ibu hamil dan regimen
terapi terhadap kiepatuhan konsumsi tablet (Fe) dan derajat anemia di Puskesmas
Kediri Selatan. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain

24
penampang. Penelitian ini diadakan di Juni dan bertempat di Puskesmas Kediri
Selatan Pusat. Populasi penelitian adalah trimester ketiga ibu hamil di Puskesmas
Kediri Selatan melibatkan 63 orang. Sampelnya adalah 34 ibu hamil yang sudah
mendapat 90 zat besi tablet (Fe) di Puskesmas Kediri Selatan. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini sederhana pengambilan sampel secara
acak menggunakan teknik probability sampling. Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah pengetahuan ibu hamil dan regimen terapi, variabel antara dalam
penelitian ini adalah kepatuhan mengkonsumsi tablet besi (Fe), dan variabel
terikat adalah anemia pada ibu hamil. Data risetn diperoleh dari lapangan, data
mentah, kemudian diolah dan dihitung menggunakan tabel distribusi frekuensi
dan meja silang. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode ordinal
uji statistik regresi untuk melihat pengaruh inde- variabel terikat (pengetahuan ibu
hamil, dann resimen terapi) pada variabel antara (adhe- jarang mengkonsumsi
tablet besi (Fe), dan untuk melihat efeknya dari variabel antara pada variabel
dependen (anemia pada wanita hamil) kami menggunakan regresi logistik uji
statistik.
Hasil dari penelitian ini yaitu ada pengaruh pengetahuan ibu hamil
terhadap kepatuhan mengkonsumsi tablet besi (Fe), tidak ada pengaruh
regimentasi terapi terhadap kepatuhan mengkonsumsi tablet besi (Fe), dan ada
kepatuhan yang cukup dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) terhadap anemia
pada ibu hamil (p=0,012).
Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian yang akan di lakukan
adalah jurnal sebelumnya meneliti tentang derajat anemia di kediri selatan,
sedangkan pada penelitian saya lebih memfokuskan pada faktor yang
berhubungan tingkat kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe).
2.7.9 Mishra dkk (2017), Pengetahuan dan kepatuhan Suplementasi zat besi
dan Asam Folat di antara wanita hamil dan pasca melahirkan di
Rumah Sakit Kathmandu, Journal Scientific Repository Vol 4 (2) 1-11
Penelitian ini megenai pengetahuan dan kepatuhan suplementasi zat besi
dan Asam folat di antara wanita hamil dan pasca melahirkan. Jenis penelitian
menggunakan desain deskriptif cross sectional digunakan untuk menilai tingkat

25
pengetahuan dan kepatuhan dari suplementasi zat besi dan asam folat di antara
wanita hamil dan pasca melahirkan di Kathmandu. Itu penelitian dilakukan di
Rumah Sakit Model Kathmandu, Kathmandu. Populasi penelitian adalah wanita
hamil dan pasca melahirkan dirawat di bangsal yang berbeda dan datang untuk
vaksinasi untuk mereka anak-anak dan OPD diambil. Ukuran sampel adalah 103
dan teknik purposive sampling digunakan untuk mengumpulkan
sampel. Kuesioner struktur dikembangkan dengan meninjau literatur, konsultasi
dengan panitia penelitian. Pertimbangan etis diperoleh dari Institutional Review
komite Phect-Nepal untuk melakukan penelitian. Informed consent tertulis
diperoleh dari masing-masing responden. Data dianalisis dengan menggunakan
Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 20. Uji chi-square Pearson
diterapkan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan knowledge
tingkat kepatuhan suplementasi zat besi dan asam folat.
Hasil penelitian ini adalah 85,6% (88) peserta memiliki pengetahuan yang
cukup tentang suplementasi zat besi dan asam folat. Temuan menunjukkan 78,6%
(81) respenden memiliki zat besi dan asam folat . Kepatuhan sebagai standar
pemerintah Nepal yang harus diambil minimal 180 pengiriman. Dapat
disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan dan tingkat pemenuhan zat besi dan asam
folat di Kathmandu memuaskan dibandingkan dengan status nasional yaitu 42%
menurut survei kesehatan demografi Nepal 2016.
Perbedaan penelitian ini dan penelitian yang akan di lakukan adalah
penelitian sebelumnya meneliti tentang pengetahuan dan kepatuhan suplementasi
zat besi dan asam folat di antara wanita hamil dan pasca melahirkan. Sedangkan
pada skirpsi saya lebih memfokuskan pada analisis faktor yang berhubungan
dengan tingkat kepatuhan dalam mengonsumsi tablet zat besi (Fe) pada ibu
hamil. .
2.7.10 Tesfiaye dkk (2020) Kepatuhan terhadap Zat besi dan Asam folat
suplementasi dalam kehamilan Northwest Etiopia, Journal Of Human
Nutrition Vol 5 (3) 1-10
Penelitian ini menganalilis mengenai kepatuhan terhadap suplementasi zat
besi dan asam folat dalam kehamilan. Penelitian ini melakukan studi cross-

26
sectional berbasis institusi di antara wanita yang menghadiri ANC, dan saat ini
mengambil suplementasi di RS Universitas Gondar, Etiopia. Rumah Sakit
Universitas Gondar adalah salah satu rumah sakit pendidikan federal tertua dan
terbesar. Ini melayani lebih dari 6 juta orang. Rumah sakit memiliki perbedaan
unit khusus yang berbeda yang, termasuk penyakit dalam, pediatri,
ginekologi/obstetri, bedah, kedokteran gigi, psikiatri, chiatry, oftamologi farmasi
Rumah Sakit dan demaftologi Penelitian dilakukan dari 8 Maret hingga April 10,
2017.
Hasil penelitian ini dari 418 wanita, lebih dari setengahnya, 231 (55,3%),
mematuhi suplementasi zat besi dan asam folat yang di rekomendasikan. Wanita
yang memulai perawatan antenatal (ANC) menindaklanjuti lebih awal
[AOR; 95% CI 2,43 (1,12–5,26)], memiliki angka yang lebih sering kunjungan
ANC [AOR; 95% CI 2,73 (1,32-5,61)], meminum sejumlah kecil tablet per
kunjungan [AOR; 95% CI 3.0 (1.21-7.43)], memiliki riwayat anemia [AOR; 95%
CI 1,9 (1,17-3,12)], dan berasal dari daerah perkotaan [AOR; 95% CI 2,2 (1,29-
3,77)], lebih mungkin untuk memenuhi suplementasi zat besi dan asam folat yang
direkomendasikan. Oleh karena itu, perlu adanya resep obat jumlah tablet
serendah mungkin per kunjungan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
penelitian sebelumnya meneliti tentang kepatuhan penggunaan zat besi dan asam
folat dengan memakai metode cross sectional berbasis intuisi. Sedangkan pada
sripsi saya lebuh memfokuskan pada kepatuhan penggunaan tablet (Fe) dengan
menggunakan metode crosssectional desain potong lintang.
2.8 Kerangka Pikir Penelitian
2.8.1 Variabel Yang di Teliti
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada tinjauan pustaka, maka
telah diidentifikasi sejumlah variable yang terlibat langsung maupun tidak
langsung pada kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi yang kemudian
dituangkan kedalam model kerangka konsep. Selanjutnya juga telah diidentifikasi
hubungan antar variable yang berlaku sebagai variable independen (nilai social

27
budaya,pengetahuan, ketersediaan obat, dan pelayanan petugas ), dengan variable
dependennya kepatuhan Ibu hamil mengkonsumsi tablet besi.
Penyusunan konsep kepatuhan ibu hamil mengkomsumsi tablet Fe ini,
dituangkan kedalam model kerangka konsep, dengan mengacu pada teori yang
dikemukakan oleh Hidayat, 2009 yang pada prinsipnya mengemukakan bahwa
keempat variable tersebut menjadi penyebab terjadinya perubahan terhadap
pepatuhan ibu hamilmengkomsumsi tablet besi selama kehamilannya.
Alasan memasukkan keempat variable independen kedalam model
kerangkakonsep penelitian diuraikan secara sistimatis sebagai berikut ;
1. Nilai Sosial Budaya
Pada prinsipnya Sosial budaya adalah hubungan dan tindakan sosial yang
sudah terpola dalam system kehidupan masyarakat yang bermukim dalam
satu kawasan, dilandasi oleh norma budaya dan atau regulasi yang
mengikat, mengatur, mengontrol pola hubungan dan tindakan sosial warga
masyarakat dalam memenuhi tujuannya. Nilai budaya tersebut memiliki
peran sangat penting dan terkadang menjadi penentu terhadap keputusan
untuk melakukan sesuatu. Nilai sosial budaya dalam kepatuhan
mengkomsumsi tablet besi lebih banyak dikaitkan dengan pantangan-
pantangan atau larangan-larangan tertentu yang terkait dengan kehamilan
menurut pandangan budaya. Apabila nilai tersebut sifatnya sangat
mengikat pada ibu hamil, dengan sendirinya menentukan patuh atau
tidaknya ibu hamil mengkomsumsi tablet besi.
2. Pengetahuan.
Pengetahuan adalah apa yang diketahui dan sempat diingat atau diajarkan
oleh ibu hamil tentang manfaat, serta ketentuan yang harus dilakukan oleh
ibu hamil untuk mengkomsumsi tablet besi selama masa kehamilannya.
Cukup atau kurangnya pengethuan ibu tentang komsumsi tablet besi
sangat menentukan kepatuhannya untuk mengkomsumsi tablet besi yang
diberikan padanya.

28
3. Ketersediaan obat
Ketersediaan obat adalah suplai obat-obatan yang seharusnya dikomsumsi
oleh ibu hamil selama masa kehamilannya, yang disediakan oleh pihak
pelayanan antenatal, setempat dan diperoleh melalui distribusi obat dari
Dinas kesehatan kota/kabupaten khususnya bagian yang menangani
pelayanan KIA. Pada kenyataannya terkadang suplai obat tersebut kurang
bahkan tidak tersdia di tempat pelayanan ANC, sehingga menjadi salah
satu penghambat bagi ibu untuk memenuhi kebutuhan obatnya khususnya
tablet besi. Sebagai konsokuensinya tergantung dari ketersediaan (suplai
dan kecukupan obat tersebut), menentukan kepatukan ibu untuk
mengkomsumsi tablet besi selama masa kehamilannya.
4. Pelayanan Petugas
Pelayanan petugas adalah aktifitas yang dilakukan oleh petugas kesehatan
kebidanan yang diberikan pada ibu hamil selama masa kehamilaannya
berupa,pelayanan antenatal menurut standar waktu maupun standar
pelayanan. khususnya untuk standar pelayanan dimana pada pelayan ini
ibu hamil di berikan tablet besi untuk mengatasi keadaan anemi yang
sedang dialaminya atau mencegah berkembanya anemi selama masa
kehamilan. Apabila petugas tidak memberikan peyanan sebagaimana
mestinya maka member potensi untuk tidak patuhnya ibu mengkonsumsi
tablet besi selama masa kehamilannya.
5. Kepatuhan mengkonsumsi tablet besi.
Kepatuhan mengkonsumsi tablet besi ialah apabila ibu hamil memenuhi
semua ketentuan mengenai aturan mengkonsumsi tablet besi selama masa
kehamilan. Kepatuhan ini sangat tergantung pada keempat variable
independen seperti yang di kemukakan diatas. Apabila salah satu atau
sebagian variable tersebut tidak sesuai dengan apa yang diharapkan maka
memberi potensi untuk tidak terjadinya kepatuhan untuk mengkonsumsi
tablet besi selama masa kehamilannya.

29
Berdasarkan uraian alasan memasukan variable kedalam model kerangka
konsep seperti dikemukakan diatas maka di susunlah kerangka pikir
variable yang akan diteliti sebagai berikut:

Faktor-faktor
Kepatuhan Ibu Hamil
mengkonsumsi tablet
tambah darah

Kepatuhan Pengetahuan Ketersediaan Pelayanan


Tablet Fe Petugas

Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian


Pada penelitian ini peneliti mengamati tingkat kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet FE (zat besi) yang ditinjau dari empat aspek yaitu
kepatuhan, pengetahuan, ketersediaan tablet Fe dan pelayanan petugas kesehatan
di puskesmas, penelitian dilakukan dengan membagikan lembar kuesioner kepada
responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, kemudian data yang
diperoleh diolah dan diinterpretasikan secara univariat (Septadara, 2017).

30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Dungingi pada bulan Juni-Oktober
2022.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian secara deskriptif dengan
pendekatan secara cross-sectional (jenis penelitian yang mengamati data populasi
atau sampel satu kali saja pada saat yang sama) dengan tujuan untuk mengetahui
“Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi
tablet tambah darah di Puskesmas Dungingi”
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi penelitian
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil
trimester III (tiga) yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Dungingi Kota
Gorontalo Provinsi Gorontalo, yaitu sebagai ibu hamil.
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel yang ditarik dari populasi penelitian diuraikan secara sistematis
menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :
n = N
1 + N e2
Dimana:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e =   kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang   
dapat di tolelir.
n = 118
1 + 118 (0.05)2
n = 118
1 + (118 x 0.0025)

n = 118

31
1,29
n = 91,4
Jadi, jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 91,4
dibulatkan menjadi 92 pasien ibu hamil.
3.4 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
Definisi Operasional
Variabel Parameter Alat Ukur
Kepatuhan Kepatuhan Berobat Penilaian mengenai suatu Kuesioner
adalah suatu tindakan objek berdasarkan Kepatuhan
atau perbuatan atau pengindraan dengan
bersedia kategori baik, cukup dan
melaksanakan aturan kurang (Nurhasim, 2013)
pengambilaan obat
sesuai jadwal, yang di
berikan bidan,
apakah ibu patuh
dalam mengkomsumsi
tablet Fe selama
kehamilan
Pengetahuan Yang dimaksud Penentuan tentang Kuesioner
dengan pengetahuan pengetahuan didasarkan Kepatuhan
pada penilitian ini atas informasi yang
ialah yang diketahui diberiakan oleh ibu hamil
oleh ibu hamil tentang atau keluarga.
konsumsi tablet besi
meliputi: tahu tempat
pengambilan tablet
besi, tahu waktu
pengambilan dan
control, tahu aturan
minum, tahu efek

32
samping, dan tahu
tempat minta
pertolongan bila
terjadi efek samping
tablet besi.
Ketersediaan Ketersediaan tablet Didasarkan atas Kuesioner
Tablet tambah darah adalah informasi yang Kepatuhan
Tambah jumlah tablet tambah diberiakan oleh ibu hamil
Darah darah yang butuhkan atau keluarga.
ibu hamil.
Pelayanan Aktifitas yang Didasarkan atas Kuesioner
Petugas diberikan oleh petugas informasi yang diberikan Kepatuhan
Kesehatan kebidanan berupa: oleh ibu hamil atau
pemeriksaan keluarga.
kehamilan yang
meliputi pemeriksaan
antetal pada trimester
pertama (pemeriksaan
umum yang terdiri
dari: anamneses,
diangnosa,
pemeriksaan fisik, dan
pemberian tablet besi
sebanyak 30 tablet).
3.5 Kriteria Inklusi
Pada penelitian ini, yang dimasukkan sebagai anggota sampel ialah yang
memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Ibu hamil trimester III.
2. Berdomisili diwilayah kerja Puskesmas Dungingi Kota Gorontalo Provinsi
Gorontalo.
3. Bersedia menjadi anggota sampel dan menandatangani informedconsent.

33
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Berikut dijelaskan uraiannya dari
masing-masing teknik pengumpulan data, yaitu dengan menggunakan wawancara,
observasi dan menggunakan kuesioner. Data yang didapatkan kemudian diolah
dan diinterpretasikan dalam bentuk tabel.
3.7 Pengolahan Data
3.7.1 Penyuntingan data
Penyuntingan data dilakukan dua kali yakni: pertama, pada saat
pelaksanaan wawancara dilapangan dengan tujuan untuk mengoreksi secara
langsung kesalahan-kesalahan pada pengisian kuesioner oleh pewawancara.
Kedua pada saat awal pengolahan data yang dimaksudkan untuk menilai hasil
pengisian kuesioner secara keseluruhan apakah memenuhi syarat untuk diikutkan
dalam analisis atau tidak.
3.7.3 Penginputan Data
Sebelum pemasukan data kedalam komputer terlebih dahulu dibuat
program pemasukan data sesuai dengan karakteristik serta skala masing-masing
variabel, dan untuk selanjutnya data yang sudah ada dalam bentuk daftar koding
dimasukkan kedalam program pemasukan data sampai selesai yang dilakukan
sendiri oleh peneliti.
3.8 Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan desain potong lintang, sedangkan analisis
hubungan variable independen dengan variable dependennya menggunakan tabel
dengan skala pengukuran dikotomi/nominal. Untuk itu analisis variabel yang
dilakukan adalah analisis distribusi frekuensi persentase variabel tunggal,
dilakukan analisis distribusi frekuensi persentase variable tunggal khususnya
variable karakteristik umum ibu hamil dan yang mempunyai anak kurang dari
umur satu tahun. Data yang diperoleh dikelompokkan berardasarkan tingkatan
baik (100-76%), cukup (75-46%) dan kurang (0-45%) (Nototmodjo, 2012).

BAB IV

34
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner
Uji validitas dan reabilitas kuesioner dilakukan pada 30 orang responden
ibu hamil Puskesmas Kota Barat Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo yang
hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner Kepatuhan

Pertanyaan Uji rhitung rtabel Kriteria

20 Pertanyaan Validitas 0,380 > 0,361 Valid

20 Pertanyaan Reliabilitas (0.918) > 0.05 Reliabel


Sumber data: Lampiran 6
Setelah dilakukannya uji validitas, maka dilanjutkan dengan uji reabilitas
untuk meilhat nilai akurasi agar bebas dari error pada instrumen/alat ukurpada 20
pertanyaan hasil uji validitas.
4.1.2 Karakteristik Responden Penelitian
Karakteristik responden untuk faktor-faktor yang berhubungan dengan
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet tambah darah di Wilayah Kerja
Puskesmas Dungingi Kota Gorontalo selama kehamilan pada penelitian ini
dikelompokkan berdasarkan karakteristik usia, pendidikan, pekerjaan, trimester
kehamilan dan paritas yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2 Karakteritik Responden
Responden
Kategori Kriteria
N = 91 %
< 20 2 1%
20 -24 14 15%
Usia 25 – 29 59 65%
30 – 34 10 11%
35 – 40 7 8%
Total 92 100%
Pendidikan SD 30 32%
SMP 17 19%
SMA 40 44%

35
Sarjana 5 5%
Total 92 100%
IRT 66 73%
Pekerjaan Wiraswasta 21 22%
Honorer 5 5%
Total 92 100%
Sumber data: Lampiran 8
4.1.3 Faktor-faktor Yang Berhubungan Kepatuhan Ibu Hamil
Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah
Berikut ini merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan
ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet tambah darah di Puskesmas Dungingi Kota
Gorontalo yang datanya disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.3 Faktor-faktor Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet
Tembah Darah

Faktor-faktor Baik Cukup Kurang


Kepatuhan Ibu
Hamil F % F % F %
Pengetahuan 27 29% 58 63% 7 8%
Kepatuhan 22 23% 61 67% 9 10%
Ketersediaan Obat 56 61% 28 30% 8 9%
Pelayanan 62 68% 20 20% 10 11%
Sumber data: Lampiran 9
4.2 Pembahasan
4.2.1 Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner
Menurut Yusup (2018) uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana
ketepatan atau kebenaran suatu instrumen sebagai alat ukur penelitian. Jika alat
ukur penelitian valid atau benar maka hasil pengukuran pasti akan benar, atau
dengan kata lain, validitas menjelaskan bagaimana suatu alat ukur yang digunakan
memang bisa digunakan untuk sesuatu yang ingin diukur. Uji validitas dapat
diukur dengan menggunakan program SPSS untuk menunjukkan pengukuran sah
atau valid tidaknya kuesioner, jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut dengan dasar
keputasan valid jika nilai r hitung ≥ r tabel.

36
Pada penelitian ini, hasil uji validitas dilakukan pada 30 responden ibu
hamil di Puskesmas Kota Barat. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
software SPSS dengan nilai ukur rtabel adalah 0,361. Dalam uji validitas ada 20
pertanyaan yang dinyatakan valid dan sesuai dengan nilai r tabel, hal ini dibuktikan
dengan nilai r hitung lebih besar daripada r tabel yang menunjukkan nilai r hitung
0,380 > r tabel 0,361. Selanjutnya pengujian dilanjutkan dengan uji reabilitas,
yaitu suatu pengujian yang berorientasi pada derajat stabilitas, konsistensi, daya
prediksi dan akurasi, uji ini dilakukan untuk melihat kesesuaian nilai dari sebuah
kuesioner yang dikerjakan oleh seorang responden pada kesempatan atau waktu
yang berbeda dan dengan kuesioner yang sama. Sehingganya digunakan uji
reabilitas adalah untuk menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut dilakukan
secara baik atau bebas dari error Yusup (2018). Uji reabilitas adalah alat untuk
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator peubah atau konstruk
dimana suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu dengan
dasar keputusan reliabel jika nilai alpha > r tabel dan pertanyaan pada kuesioner
ini dinyatakan reliable dan pada penelitian ini didapatkan nilai r alpha (0,918) > r
tabel (0,05).
4.2.2 Karakteristik Responden Penelitian
1. Berdasaran Usia
Karakteristik responden berdasarkan usia dan pendidikan dapat dilihat
pada gambar 4.1 dengan usia 25-29 tahun yang mendominasi sebagai responden
dengan persentase 59 orang (65%). Menurut Kementerian Kesehatan (2016)
Kemenkes menganjurkan agar ibu hamil mengonsumsi paling sedikit 90 tablet zat
besi selama kehamilannya. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
kepatuhan konsumsi tablet besi pada ibu hamil. Berdasarkan data penelitian yang
didapat diantaranya adalah umur ibu, tingkat pendidikan, paritas, jarak kehamilan,
usia kehamilan.

37
Gambar 4.1 Karaktristik Responden Berdasarkan Usia
Menurut Shofiana (2018) menyatakan bahwa usia bukanlah variabel yang
berpengaruh terhadap konsumsi tablet tambah darah. Ibu hamil berusia lebih tua
belum tentu memiliki tingkat konsumsi tablet tambah darah tinggi, namun
sebaliknya ibu hamil berusia lebih muda juga belum tentu memiliki tingkat
konsumsi tablet tambah darah rendah. Ibu hamil tidak mengetahui kelompok usia
berisiko dan tidak berisiko untuk hamil, sehingga tidak mengetahui bagaimana
kebutuhan konsumsi tablet, khususnya pada ibu hamil pada kelompok usia
berisiko. Ibu hamil menganggap usia dan kehamilan tidak berkaitan, padahal
ketika ibu hamil berada usia risiko tinggi kemungkinan adanya komplikasi
kehamilan dan akan menimbulkan risiko yang lebih besar daripada ibu hamil yang
tidak pada usia berisiko.
Pada penelitian ini usia 25-29 tahun paling banyak sebagai responden ibu
hamil, karena pada usia tersebut merupakan usia yang sangat produktif dan ideal
untuk perempuan dalam pembuahan dan melahirkan. Berdasarkan hal tersebut
penelitian ini didukung oleh Sovic (2019) yang menyebutkan bahwa paling
banyak responden dengan rentang usia 20-35 tahun dengan persentase 39 orang
(81,3%). Responden dengan usia 25-29 tahun pada penelitian ini sangat cocok
diukur kepatuhannya terkait kepatuhan minum tablet Fe untuk pemberian tablet

38
Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulagi
anemia, khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi besi merupakan cara
efektif karena kandungan besi yang dilengkapi asam folat yang dapat mencegah
anemia karena kekurangan asam folat. Ketidakpatuhan ibu hamil meminum tablet
zat besi dapat memiliki peluang yang lebih besar untuk terkena anemia.
2.  Berdasarkan Pendidikan
Pada penelitian ini dominasi pendidikan responden adalah tamatan SMA
dengan persentase 40 orang (44%). Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe salah
satunya dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden, dengan pendidikan
yang memadai dan mendukung maka responden bisa mengetahui dengan jelas
manfaat mengkonsumsi tablet penambah darah selama kehamilan. Menurut
Pratama dkk (2018) Salah satu yang mempengaruhi tingkat kepatuhan seseorang
mengkonsumsi obat salah satunya adalah tingkat pendidikan dan
sosialisasi/penyuluhan pentingnya mengkonsusmsi obat ataupun suplemen selama
kehamilan.

Gambar 4.2 Karaktristik Responden Berdasarkan Pendidikan


Pada penelitian pendidikan ibu yang paling mendominasi adalah
pendidikan SMA, karena pada tahap ini ibu hamil yang berlatar belakang
pendidikan SMA sangat cocok diukur pengetahuan ataupun kepatuhannya dalam

39
minum obat untuk masa kehamilan ataupun dalam pencegahan berbagai resiko
penyakit yang mengganggu pertumbuhan janin. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Shofiana (2018) hal ini menunjukkan pengalaman yang banyak
pada ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan SMA, memiliki tingkat
kematangan jiwa serta emosi dalam mengambil suatu keputusan. Pendidikan
seseorang mempengaruhi pemahaman atas suatu prosedur, maka semakin tinggi
pendidikan ibu, semakin banyak informasi dan pengetahuan dimiliki sehingga
kepatuhan semakin tinggi. Ibu hamil tidak hanya mendapat informasi terkait
kehamilan dari bangku sekolah, namun juga dari berbagai sumber salah satunya
saat kunjungan kehamilan di Puskesmas, kelas ibu hamil ataupun saat Posyandu.
Kelompok ibu hamil yang memiliki kepatuha yang baik biasanya adalah ibu hamil
yang memiliki pemahaman dan pengetahuan terhadap pentingnya mengkonsumsi
suplemen selama kehamilan. Menurut Purwaningsih (2013) Salah satu langkah
penting untuk mengurangi anemia yaitu kesediaan ibu hamil untuk
mengkonsumsi suplemen zat besi (kepatuhan) dan kualitas konseling tentang
pentingnya suplementasi tablet besi (Fe).
Menurut Juwita (2013) makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin
mudah menerima informasi sehingga diharapkan makin banyak pula pengetahuan
yang dimiliki. Dapat diartikan bahwa pendidikan sangat mempengaruhi perilaku
seseorang. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal
yang menunjang kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas
hidup dalam hal ini kepatuhan dalam konsumsi tablet Fe.
3.   Berdasarkan Pekerjaan
Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kepatuhan adalah pekerjaan ibu
hamil. Data menunjukkan responden sebagian besar tidak bekerja yaitu sebanyak
66 orang (73%) bekerja sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga) ibu yang tidak bekerja
biasanya banyak menghabiskan waktu untuk mengurus rumah tangganya dan
hanya bergaul dengan teman sejawat satu lingkungan sehingga dapat
mempengaruhi akses informasi yang didapat. Jika satu lingkungan tidak
mengetahui mengenai aturan konsumsi tablet Fe yang benar maka akan
mempengaruhi pengetahuan sehingga ibu tidak patuh dalam konsumsi tablet Fe

40
tersebut. Jenis pekerjaan dapat berperan dalam pengetahuan, pekerjaan dapat
menggambarkan tingkat kehidupan seseorang karena dapat mempengaruhi
sebagian aspek kehidupan seseorang pemeliharaan kesehatan.

Gambar 4.3 Karaktristik Responden Berdasarkan Pekerjaan


Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa ibu hamil yang bekerja
sebagai IRT yang paling mendominasi yaitu sebesar 73% karena ibu hamil yang
bekerja sebagai ibu rumah tanga di Kecamatan Kota timur sangat banyak dan
sangat cocok untuk diukur kepatuhannya karena memiliki waktu luang yang
lebuh. Hasil tersebut didukung oleh hasil analisis Riskesdes (2021) didapatkan
bahwa ibu hamil yag patuh yang mengkonsumsi tablet besi (Fe) sebagian besar
adalah ibu hamil yang bekerja sebagai PNS/pegawai. Sedangkan ibu hamil yang
tidak patuhdalam mengkonsumsi tablet besi sebagian besar adalah ibu hamil yang
tidak bekerja. Salah satu faktor struktur sosial yaitu pekerjaan akan
mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan, pekerjaan seseorang dapat
mencerminkan sedikit banyaknya informasi yang diterima, informasi tersebut
akan membantu seseorang dalam mengambil keputusan untuk memanfaatkan
pelayanan kesehatan yang ada (Kondoy dkk, 2014).

41
4.2.3 Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil
Dalam Mengkonsusmsi Tablet Tambah Darah
1. Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat dilihat bahwa sebanyak
58 orang (63%) ibu hamil yang memiliki pengetahuan cukup, 27 orang (29%)
berpengetahuan baik dan 7 orang (8%) yang berpengetahuan kurang. Sebagian
besar ibu hamil yang memeriksakan kesehatan di Puskesmas Dungingi Kota
Gorontalo berpengetahuan cukup. Hasil ini didapatkan karena sebagian besar
responden berada pada tingkat pendidikan tinggi hingga sedang sehingga
pengetahuan yang dimiliki responden yang didapat juga baik. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan ibu hamil diantaranya usia, pendidikan, pengalaman,
sosial budaya, informasi dan media massa. Rendahnya informasi mengenai
dampak anemia selama kehamilan dapat mempengaruhi status anemia pada ibu
hamil, oleh karena itu sangat penting bagi ibu hamil untuk mengetahui penting
dan bahaya anemia selama kehamilan karena dari informasi tersebut dapat
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Penelitian yang dilakukan oleh
Fuadi (2013) menyebutkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan baik
yaitu sebesar 56,6%.
Tingkat pengetahuan sangat erat hubungannya dengan tingkat pendidikan.
Tingkat pendidikan yang tinggi akan meningkatkan pengalaman, pengetahuan,
wawasan, dan pola pikir. Dengan berkembangnya pendidikan maka diharapkan
akan meningkatkan pengetahuan. Dengan meningkatnya pengetahuan maka sikap,
perilaku, perlakuan terhadap objek akan lebih bernilai positif. Akan tetapi
menurut Arikunto (2013) mengatakan bahwa jika pengetahuan yang tinggi
dipengaruhi oleh kebiasaan yang buruk dan tidak didukung dengan sikap yang
positif cenderung akan berperilaku negatif, dan perilakuyang didasari oleh
pengetahuan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan.
Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2015) yang menyebutkan bahwa
pengetahuan merupakan dasar pembentukan sikap dan perilaku seseorang, artinya
seseorang bersikap dan berprilaku untuk melakukan sesuatu sesuai dengan

42
pengetahuan yang dimilikinya. Sebagian besar pengetahuan merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Bila dikaitkan dengan
tingkatan domain kognitif dalam pengetahuan menurut Mochtar (2018) apabila
ibu sudah mempunyai pengetahuan tentang anemia dan juga memahaminya, ibu
dapat menghasilkan apa yang ibu ketahui
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh setiati dan Lisnamawati
(2019) hubungan pengetahuan ibu hamil tentang tablet tambah darah (Fe) di Desa
Cintanagara Kecamatan Jatinagara menunjukan bahwa sebagian besar 12 orang
(75%) yang mempunyai pengetahuan baik termasuk kategori tidak anemia. Dari
hasil penelitian didapatkan p value (0.015) < a dimana a = 0,05 maka Ho ditolak
dan Ha diterima yang berarti ada hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen (Sofyan, 2014). Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo
(2015) yang menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan dasar pembentukan
sikap dan perilaku seseorang, artinya seseorang bersikap dan berperilaku untuk
melakukan sesuatu sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Sebagian besar
pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku
seseorang. Bila dikaitkan dengan tingkatan domain kognitif dalam pengetahuan
menurut Notoatmodjo apabila ibu sudah mempunyai pengetahuan anemia dan
juga memahaminya.
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui pasca indera manusia, yaitu pendengaran, penciuman, penglihatan,
raba dan rasa. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga (Saifudin, 2020). Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa pengetahuan tidak selamanya mempengaruhi terhadap sikap dan perilaku
seseorang, semakin baik pengetahuan seseorang semakin baik pula sikap dan
perilakunya bahkan bisa sebaliknya.
2. Kepatuhan
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat tingkat kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet tambah darah yaitu sebanyak 22 orang (23%) memiliki
kepatuhan baik, 61 orang (67%) pengetahuan cukup dan 9 orang (10%) miliki

43
kepatuhan kurang. Kepatuhan mengonsumsi tablet tambah darah di Indonesia
masih sangat rendah, hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai manfaat dan dampak yang mungkin ditimbulkan oleh anemia pada
masa kehamilan. Selain faktor pengetahuan juga terdapat faktor faktor lain seperti
faktor lupa, takut bayi menjadi besar, kesadaran yang kurang mengenai
pentingnya tablet tambah darah dan ancaman bahaya anemia bagi ibu hamil dan
bayi, serta adanya efek samping seperti mual, atau pusing setelah mengonsumsi
tablet tambah darah.
Menurut Aditianti (2015) rendahnya tingkat kepatuhan ibu hamil dalam
mengonsumsi tablet tambah darah dikarenakan oleh kurangnya pengetahuan,
kesadaran, manfaat serta dampakyang ditimbulkan mengenai pentingnya
mengonsumsi tablet tambah darah pada masa kehamilan. Penelitian yang
dilakukan oleh Fauziah (2018) menyatakan bahwa sebanyak 58,9% ibu hamil
tidak patuh mengkonsumsi tablet tambah darah.
Menurut penelitian Diana (2013) yang menyatakan bahwa adanya
hubungan yang sangat erat antara kepatuhan terhadap kejadian prematur, ibu
hamil yang tidak patuh minum tablet zat besi selama hamil beresiko 5,8 kali lebih
besar terjadi persalinan prematur dibanding ibu hamil yang patuh minum tablet
zat besi selama hamil. Maka dari itu menurut penelitian yang dilakukan oleh
Ahmad (2021) diperoleh bahwa sebesar 88,1% ibu hamil memiliki motivasi yang
baik dikarenakan memiliki keinginan untuk mencegah anemia dan menjaga
kesehatan ibu dan janin. Hal ini menunjukan bahwa ibu yang hamil dengan bayi
prematur akan memiliki pengalaman yang telah dipelajari dari kelahiran preterm
sebelumnya dan akan memiliki motivasi yang lebih tinggi terhadap kehamilannya
selanjutnya sehingga lebih termotivasi untuk patuh dalam mengkonsumsi tablet
besi. Masih adanya ibu hamil yang tidak patuh untuk mengkonsusmi tablet besi
(Fe) karena hal ini dirasakan oleh ibu hamil ketika mengkonsumsi tablet besi
seperti mual,muntah, dan nyeri ulu hati (Anasari dan Hidayah, 2012). Hal tersebut
sesuaidengan teori yang dikemukakan oleh Deglin (2014) efek samping yang
mungkin timbul setelah mengkonsumsi tablet besi diantaranya perasaan tidak
nyaman dilambung, mual, muntah, konstipasi, dan kadang-kadang diare.

44
Kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet besi dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, kepercayaan,
keyakinan, nilai-nilai, dsb), faktor pendukung (lingkungan fisik, tersedia atau
tidaknya fasilitas atau sarana-sarana kesehatan), dan faktor pendukung (sikap dan
perilaku petugas kesehatan atau petugas lain) (Arikunto, 2013).
Beberapa alasan yang menyebabkan ibu hamil menjadi tidak patuh dalam
mengkonsumsi tablet besi (Fe) adalah jumlah tablet Fe yang diterimah oleh ibu
hamil bervariasi sehingga ibu hamil tidak maksimal dalam mengkonsumsi tablet
Fe sebanyak 90 tablet yang dianjurkan. hal ini sejalan dengan penelitian Saptarini
et al (2015) yang menjelaskan bahwa tablet besi pada ibu hamil dapat diperoleh
setiap kali melakukan antenatal care atau pemeriksaan kehamilan. Studi kualitatif
di Jawa Barat menemukan bahwa beberapa ibu memang menerima tablet besi
setiap kunjungan antenatal care, namun karena jumlah yang diterima bervariasi
(antara 15-30 tablet) tidak semua ibu mendapatkan total minimal 90 tablet besi
selama kehamilan. Hal ini dimungkinkan juga karena tablet besi yang diperoleh
saat kunjungan memang tidak memadai. Hasil studi kualitatif juga mendapatkan
bahwa sebagian responden mendapatkan tablet besi dengan jumlah bervariasi
antara 7-15 tablet tiap kali kunjungan, begitu pula menurut bidan puskesmas. Hal
ini dikarenakan persediaan tablet besi di puskesmas sering terbatas.
Faktor lain yang dapat meningkatkan kepatuhan melalui peningkatan
pengetahuan dan konseling berisi informasi yang mudah dimengerti oleh
responden membuat keberhasilan dalam membantu kepatuhan seseorang
mengkonsumsi obat. Menurut Sanjaya dan Emilia (2013) Perawatan rutin dan
dukungan informasi sangat membantu dalammeningkatkan status kesehatan
terkait penyakit. Teknologi komunikasi dapat membantu dalam memberikan
perawatan dan dukungan tersebut. Banyak literature yang menyatakan bahwa
dukungan layanan pesan singkat (Short Message Service-SMS) dapat membantu
meningkatkan status kesehatan termasuk dalam kepatuhan pasien minum obat.

45
3. Ketersedian Tablet Tambah Darah
Pada hasil penelitian ini dapat dilihat tabel 4.3 menunjukkan bahwa
ketersedian tablet tambah darah di Puskesmas Dungingi Kota Gorontalo berada
pada range baik yaitu 56 (61%). Jika seorang wanita hamil meminum semua
tablet Fe yang diberikan selama kehamilan, 90 tablet sebelum tidur dan dengan air
atau jus jeruk, kepatuhan terhadap tablet Fe adalah baik. Ketaatan ibu hamil
saatmeminum tablet Fe merupakan faktor penting dalam memastikan kadar
hemoglobin ibu hamil meningkat. Keteraturan merupakan kunci terpenting
keberhasilan program menghindari anemia selama kehamilan. Kekurangan zat
besi sejak sebelum hamil Dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil jika tidak
ditangani. Keadaan ini dapat meningkatkan risiko kematian saat melahirkan,
melahirkan dengan berat badan lahir rendah, janin dan ibu rentan terhadap infeksi,
keguguran, dan meningkatkan risiko persalinan prematur.
Selain faktor ketersediaan tablet tambah darah, kepatuhan Dosis Tablet
Besididefinisikan sebagai perilaku wanita hamil yang mengikuti semua pedoman
yang direkomendasikan oleh profesional kesehatannya saat mengonsumsi tablet
besi. Kesesuaian konsumsi tablet besi dihitung dengan menghitung sisa tablet.
Anemia pada ibu hamil disebabkan karena ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet
Fe. Ketidakmampuan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe dipengaruhi oleh
peran bidan yang kurang memberikan penyuluhan tentang pentingnya
mengkonsumsi Fe selama kehamilan. Jika seorang wanita hamil meminum semua
tablet Fe yang diberikan selama kehamilan, 90 tablet sebelum tidur dan dengan air
atau jus jeruk, kepatuhan terhadap tablet Fe adalah baik. Ketaatan ibu hamil
saatmeminum tablet Fe merupakan faktor penting dalam memastikan kadar
hemoglobin ibu hamil meningkat. Dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil
jika tidak ditangani. Keadaan ini dapat meningkatkan risiko kematian saat
melahirkan, melahirkan dengan berat badan lahir rendah, janin dan ibu rentan
terhadap infeksi, keguguran, dan meningkatkan risiko persalinan prematur.
Program pencegahan anemia kehamilan Indonesia menawarkan 90
suplemen zat besi selama kehamilan. Dalam kaitannya dengan pencegahan
anemia pada ibu hamil, penyebab utama gagalnya rencana pemberian tablet zat

46
besi adalah kurang patuhnya asupan zat besi. Sebagian besar ibuh amil menolak
atau tidak mengikuti rekomendasi ini karena berbagai alasan. Tablet Fe sebagai
suplemen untuk ibu hamil dengan menstruasi harus diminum setiap hari. Daya
lekat besi diukur dengan ketepatan dosis oral, ketepatan tablet besi, dan frekuensi
pemberian dosis per hari. Suplementasi zat besi atau pemberian tablet Fe
merupakan salah satu upaya utama dalam pencegahan dan pengobatan anemia,
khususnya anemia defisiensi besi. Suplementasi zat besi merupakan metode yang
efektif karena mengandung asam folat, yang mencegah anemia defisiensi asam
folat.
Pada tahun 2020, 85,17% adalah ibuhamil yang menerima tablet Fe di
Indonesia. Artinya ada peningkatan meskipun belum maksimal.Rencana
pengenalan tablet besi bertujuan untuk menurunkan angka kejadian anemia pada
ibu hamil di Indonesia. Namun, seperti yang ditunjukkan oleh tingkat prevalensi
yang tinggi, hasilnya tidak terlalu memuaskan. Menurut penelitian sebelumnya,
keinginan ibu hamil untuk tidak mengkonsumsi tablet tambah darah ekstra
disebabkan oleh berbagai alasan, antara lain kurangnya sosialisasi oleh petugas
kesehatan dan kemalasan ibu hamil untuk mengkonsumsi darah tambahan.
4. Pelayanan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada tabl 4.3 bahwa
pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada ibu hamil di Puskesmas
Dungingi Kota Gorontalo dapat dikategorikan baik yaitu 68%. Perilaku tenaga
kesehatan mampu memberikan penyuluhan seoptimal mungkin terutama tentang
pentingnya mengonsumsi suplemen zat besi pada ibu hamil untuk menjaga
kesehatan diri dan janin yang dikandung. selain itu perhatian yang diberikan
tenaga kesehatan seperti memberi pelayanan dengan tersenyum, serta memberi
umpan balik atas kunjungan sebelumnya dapat meningkatkan kepuasan atas
pelayanan yang diberikan sehingga diharapkankepatuhan ibu hamil dalam
mengonsumsi tablet zat besi dapat ditingkatkan (Juanda, 2020).
Berdasarkan penelitian yanh dilakukan oleh Fatmini dkk (2020) hasil Uji
regresi logistik pada pemodelan ketiga diketahui bahwa dari variabel paritas,
kunjungan ANC dan peran petugas dengan nilai p tertinggi adalah variabel paritas

47
yaitu p = 0,185 sehingga pada pemodelan selanjutnya tidak diikutsertakan.Pada
pemodelan keempat diketahui bahwa variabel kunjungan ANC dengan nilai p =
0,224 sehingga variabel yang dominan berhubungan dengan konsumsi tablet
tambah darah adalah variabel peran petugas (p = 0,000).
Peran petugas kesehatan dapat terlihat ketika ibu hamil datan ke fasilitas
kesehatan untuk memeriksakan kesehatannya atau janin yang dikandungnya. Hal
ini terlihat dari pendapat Sarwono (2012) yang menyatakan bahwa petugas
kesehatan berperan aktif di dalam setiap kunjungan ibu hamil, seperti mengenali
kehamilan yang berisiko tinggi khususnya anemia kurang gizi, memberikan
penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil dan berperan dalam proses pengobatan
serta penyembuhan penyakit. Demikian pula Potter dan Perry (2007)
mengemukakanbahwa peran tenaga kesehatan adalah sebagai komunikator,
motivator, fasilitator dan konselor.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rahmawati (2008) yang
menunjukkan bahwa perilaku tenaga kesehatan mempengaruhi kepatuhan ibu
hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe. Kepatuhan ibu hamil dapat lebih
ditingkatkan lagi apabila petugas kesehatan mampu memberikan penyuluhan,
khususnya mengenai manfaat tablet besi dan kesehatan ibu selama kehamilan.
Ante Natal Care (ANC) merupakan pelayanan komprehensif dan berkualitas yang
diberikan kepada semua ibu hamil. Pelayanan tersebut dapat diberikan oleh
dokter, bidan, perawat dan tenaga medis lain yang terlatih dan profesional.
Tujuannya untuk mempersiapkan persalinan dan kelahiran dengan mencegah,
mendeteksi, dan mengatasi 3 masalah kesehatan selama kehamilan yang
memengaruhi ibu hamil dan janinnya, meliputi komplikasi kehamilan, kondisi
yang mungkin dapat membahayakan kehamilan ibu, serta efek dari gaya hidup
yang tidak sehat (Rachmawati et al., 2017).
Kunjungan ANC merupakan peluang yang baik untuk meningkatkan
kepatuhan karena dengan melakukan kunjungan ANC disanalah terjadi pertemuan
dan diskusi antara ibu hamil dengan tenaga kesehatan, dengan demikian tenaga
kesehatan dapat memberikan informasi terkait manfaat dari suplemen zat besi
untuk ibu hamil. Petugas kesehatan mempunyai peranpenting untuk meningkatkan

48
kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi suplemen zat besi dengan cara
memberikan pelayanan yang baik dan tepat kepada masyarakat sesuai dengan
kebutuhannya (Abebaw et al., 2020). Ibu hamil dengan kunjungan ANC minimal
4 kali (satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua
kali pada trimester ketiga) memiliki peluang yang lebih besar untuk patuh
mengonsumsi suplemen zat besi, karena suplemen zat besi diperoleh saat
melakukan kunjungan dan juga dijelaskan manfaat terkait konsumsi suplemen zat
besi tersebut saat melakukan kunjungan ANC (Juanda, 2020).
Mendapatkan pelayanan antenatal juga berguna untuk membangun rasa
saling percaya antara klien dan petugas kesehatan, memperoleh informasi dasar
tentang kesehatan ibu dan kehamilannya, mengidentifikasi dan penatalaksaan
kehamilan resiko tinggi, mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan
bayi yang dikandungnya, memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dan
merawat bayi, menghindari gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan
membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya (Hamdiyah,
2019).
Kegiatan dalam pelayanan antenatal yang tidak lengkap akan berdampak
pada sulinya mendeteksi faktor-faktor risiko kemungkinan komplikasi kehamilan
pada ibu hamil. Seringkali kegiatan ANC yang tidak lengkap terjadi karena ibu
hamil hanya melakukan pemeriksaan fisik saja (berat badan, tinggi badan, tekanan
darah, tinggi fundus uteri, letak janin, dan denyut jantung janin), sedangkan
pemeriksaan yang lainnya diabaikan. Setiap unsur pelayanan antenatal harus
dilakukan secara lengkap mengikuti standar minimal pelayanan antenatal “10 T”
hal ini bertujuan agar pelayanan antenatal yang diberi berkualitas dan dapat
mendeteksi komplikasi secara tepat sehingga dapat merencanakan pelayanan
khusus yang dibutuhkan ibu (Ruwayda, 2016).
Salah satu kegiatan penting saat ANC adalah pemberian tablet tambahn
darah dan kegiatan konseling. Tujuan diberikan tablet tersebut yaitu untuk
mencegah terjadinya anemia. Apabila ibu hamil mengalami anemia dapat
menyebabkan meningkatnya resiko keguguran, prematuritas, atau berat bayi lahir
rendah (BBLR). Selain itu pada saat kegiatan ANC ibu juga diberitahukan tentang

49
komplikasi kehamilan sehingga dengan diberitahu tentang komplikasi kehamilan
ibu akan lebih menyadari pentingnya mengikuti anjuran dari petugas kesehatan
terutama akan patuh mengonsumsi tablet tambah darah sesuai rekomendasi
(Juanda, 2020).

50
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
sebanyak 58 orang (63) ibu hamil memiliki pengetahuan cukup terhadap
konsusmsi tablet tambah darah dan 61 orang (67%) ibu hamil memiliki kepatuhan
cukup dalam mengkonsumsi tablet tambah darah. Sedangkan ketersedian obat
tablet tambah darah dan pelayanan petugas kesehatan di Puskesmas Dungingi
Kota Gorontalo dapat dikategorikan baik.
5.2 Saran
Dengan melalui penelitian ini diharapkan agar dapat membantu
meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan ibu hamil untuk mengkonsumsi tablet
tambah darah sesuai yang dianjurkan agar tidak menimbulkan resiko yang tidak
diinginkan pada proses kehamilan dan kelahiran bayi.

51
DAFTAR PUSTAKA

Abriha A, Yesuf ME, Wassie MM. 2014. Prevalence and associated factors of
anemia among pregnant women of Mekelle town: a cross sectional study
BMC Research Notes 2014. San Francisco

Aditianti, K 2015. Asuhan Keperawatan dan Promosi Kesehatan Kehamilan


Persalinan. Jakarta. EGC.

Aditianti, M 2015. Pendampingan Minum Tablet Tambah Darah (TTD) dapat


Meningkatkan kepatuhan Konsumsi TTD pada Ibu Hamil Anemia.
Penelitian Gizi dan makanan. 2015 Vol. 38 (1): 71-78

Adriani, M., dan Wirjatmadi, B. 2012. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.

Ahmad. L. 2021. Hubungan Tingkat Pendidikan, Pekerjaan, Status Ekonomi


dengan Paritas di Puskesmas Bahu Manado. e-Journal Keperawatan. Vol
5 (1); Hal 1-7.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/14815.

Almatsier, S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.

Almatsler, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Amir Hayat, M. D. 2008. Safety issues with intravenous iron products in the
management of anemia in chronic kidney disease: Clinical
Medicine&Research. Volume 6 no 3-4: 93–102.

Anggraini, D. D., Purnomo, W., & Trijanto, B. 2016. Effect of pregnant women’s
knowledge and therapy regimentation towards compliance in consuming
iron (Fe) tablets and anemia degree in South Kediri Public Health
Center year 2016. Majalah Obstetri & Ginekologi, 24(2), 61-63.

Anggraini, D.D., Putri, S., dan Sino, H. 2016. pengaruh pengetahuan ibu hamil
dan regimen terapi terhadap kepatuhan konsumsi tablet (Fe) dan derajat
anemia di Puskesemas Kediri Selatan Tahun 2016, Jurnal Vol 1(1) Hal 1-7
Ani, LS. 2016. Buku Saku Anemia Defisiensi Besi. Jakarta: EGC

Anlaakuu and Anto. 2017 .Anaemia in pregnancy and associated factors: a cross
sectional study of antenatal attendants at the Sunyani Municipal
Hospital,Ghana. BMC Research (2017) 10:402

52
Antonius, N.W.P., Pratama., Christianty, N., dan Maria, F. 2016. Pengaruh
konseling kepatuhan suplementasi tablet besi (fe) pada ibu hamil di
kabupaten Lumajang. Jurnal: LSP: Lumajang. Indonesia

Ariendha, D. S. R., Pratiwi, Y. S., & Hardaniyati, H. 2019. Hubungan Tingkat


Pengetahuan Tentang Anemia Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Meminum
Tablet Zat Besi Di Puskesmas Sengkol. Jurnal Kesehatan Qamarul
Huda, 7(2), 29-36.

Arif, N. 2014. Asuhan Kehamilan dan Kelahiran Sehat. Yogyakarta. Pramedia


Yogyakarta.

Arikunto, S. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta. EGC.

Arinah, P., dan Widyowati. 2012 Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan.


Yogyakarta. Graha Ilmu.

Arini, A. P. 2014. Aplikasi Metodelogi Penelitian Kebidanan Kesehatan


Reproduksi. Nuha Medika : Yogyakarta.

Arisman, MB. 2014. Buku Ajar Ilmu Gizi: Obesitas, Diabetes Melitus, &
Dislipidemia: Konsep, teori dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC.

Astriana W. 2017. Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Ditinjau dari Paritas dan
Usia. 2017;2(2):123–30.

Awalamaroh, F.A., Jihan, A., Farid, V., dan Ahmad, R. 2016. kepatuhan
mengonsumsi tablet fe berhubungan dengan status anemia pada ibu hamil,
Jurnal Vol 2 (1) Hal 80-90

Beata I., Barbara J., Lyons W. 2008. Pharmacologic-a Patophisiologic Appouch


7th Ed. Washington DC : The Mc.Graw-Hill Companies: 1639 – 1663

Broek NR., Letsky EA. 2000. Etiology Of Anemia In Pregnancy In South Malawi:
American Journal Clinical Nutrition. Volume 72 no 1: 247-256.

Budiarni W, Subagio HW. 2012. Hubungan pengetahuan, sikap, dan motivasi


dengan kepatuhan konsumsi tablet besi folat pada ibu hamil. JNC.;1(1):
269-82.

Cho, R. V. 2016. Asuhan Kebidanan dan Tips Hamil Sehat. Jilid II. Jakarta Pusat.
Sophia Timur.

Chotimah, C., Adam, S., dan Nur, Y. 2016. Predisposisi perilaku ibu hamil
anemia yang mempengaruhi kepatuhan Antenatal care dan mengkonsumsi
Tablet Fe. Jurnal Vol 1 (3) hal 148-154

53
Chrisna Paksi. 2014. Hubungan Kepatuhan Meminum Tablet Fe Dengan
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil TM III Di Puskesmas Kalikajar 1
Wonosobo. Program Study Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

Depkes RI. 2016. Yang Perlu Diketahui Petugas Kesehatan tentang Kesehatan
Reproduksi. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan
United Nations Population Found.

Depkes RI. 2007. Standar Pelayanan Kefarmasian. 2007. Jakarta, p. 106-7.


www.depkes.com (10 April 2015).

Depkes RI. 2008. Program Penanggulangan Anemia Gizi pada Wanita Usia
Subur (WUS). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan


RI.

Depkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5.


Jakarta

Depkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta. p. 106-7.


www.depkes.com (10 April 2015).

Depkes RI. 2019. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.


Jakarta. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Dewi, D. T. K., Kusumawati, W., & Ismarwati, I. 2019. Effect of health


promotion and Whatsapp reminder to self-efficacy of the consumption of
Fe tablets adherence among pregnant women. Journal of Health
Technology Assessment in Midwifery, 2(1), 23-32.

Dewi, I. P. 2017. Perbedaan Kadar Thyroid Stimulating Hormone (TSH), Follicel


Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinising Hormone (LH) Pada
Perempuan Usia Subur Terpajan Pestisida. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Muhammadiyah Semarang. Semarang.
http://repository.unimus.ac.id/243/1/full%20text1.pdf.

Dewoto, HR., Wardhini. 2012. Farmakologi Dan Terapi Ed 5. Jakarta: Badan


Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Diana, B. 2013. Ensiklopedia Golongan Darah dan Hidup Sehat Berdasarkan


Golongan Darah. Jakarta. Dukom 2011.

54
Dinas Kesehatan. 2019. Profil dinas kesehatan provinsi Gorontalo. Gorontalo:
Dinkes

Dukom Lemone, K., dan Gerene. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Vol 1. Edisi 5. Jakarta.

Erwin, R.R., Sinta, H., dan Alan, J. 2013. Hubungan pengetahuan dan sikap ibu
hamil dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet besi di wilayah kerja
puskesmas seberang padang Tahun 2013, Jurnal Vol 1 (1) Hal 596-601.

Fajrin, F.I., 2020. Kepatuhan Konsumsi Zat Besi (Fe) Terhadap Kejadian Anemia
Pada Ibu Hamil. Jurnal Vol 1 (3) Hal 336-342. Indonesia

Fatimah, Hadju. 2011.Pola Konsumsi dan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Di
Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Makara Kesehatan. 2011;Vol. 15(1):
31-36

Fatimah, ST., Hadju. 2011. Pola Konsumsi dan Kadar Hemoglobin pada Ibu
Hamil di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan: Jurnal Kesehatan
Masyarakat. Volume 15 no 1: 31-36.

Fatmah . 2012. .Kepatuhan pasien yang menderita penyakit kronis dalam


mengkonsumsi obat harian. Jurnal univeritas mercubuana Yogyakarta.

Fatmi., Fitryadi, K., dan Sutikno. 2020. Pengenalan Jenis Golongan Darah
Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Perceptron. Jurnal Masyarakat
Informatika. Vol 7 (1) ; Hal 1 - 10. https ://ejornal.undip.ac.id/
index.php/jmasif/article/download/10794.

Fauziah, F. 2018. Eat Right for Your Type Ensiklopedia Lengkap Golongan
Darah. Jakarta. Dukom 2011.

Feist, Jess, Gregory J. Feist. 2014. Theories of Personality. Jakarta: Selamba


Humanika

Fernandez, S., Tobin., Cassells. 2011. The Counselling African American to


Control Hypertension (Caatch) Trial: Baseline Demographic, Clinical,
Psychosocial, and Behavioural Characteristics: Journal Implementation
Science. Volume 6 no 100: 100-106.

Friedman, J. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Edisi 5. Buku Kedokteran.


Jakarta: EGC

Fuadi, R. A. 2013. Gambaran Identitas Diri Pada Pasangan Infertil di RSUD Dr.
Moewardi. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah

55
Surakarta. Surakarta. http ://eprints.ums.ac.id/60273/17/ /FINAL
%20BANGET2.pdf.

Fuady M, Bangun D. 2013. Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang anemia


defisiensi besi terhadap kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi: E-
Journal FK UI. 1(1) : 1-5

Ganguly, I., Singh, A., Shilpa, B., Pallavi, A., dan Nitika, G. 2016. Pregnancy
Predictors after Intrauterine Inseminations in Cases of Unexplained
Infertility: A Prosprektive Study. Hindawi Publishing Corporation
Internasional Journal of Reproductive Medicine Volume 6 ; Hal 1-15.
https://www.hindawi.com/journals/ijremed/2016/581 72823. Green.
(2010). Health Educations Planning, a Diagnostics Approach. John
Hopkins: Myfiekls Publishing.

Goshtasebi, A., Alizadeh. 2012. Impact Of Twice Weekly Versus Daily Iron
Supplementation During Pregnancy On Maternal And Fetal
Haematological Indices: A Randomized Clinical Trial: Eastern
Mediterranean HealthJournal, Volume 18 no 6: 1-6.

Haryadi, S., Gina, J., dan Aldi, A. 2016. Hubungan pengetahuan ibu hamil
tentang anemia defisiensi besi dengan peran keluarga dalam kepatuhan
mengkonsumsi tablet Fe di Puskesmas, Jurnal Vol 1 (5) Hal 49-58

Herlambang dan Susatyo. 2016. Manajemen Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit.


Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Hidayat, A. 2011. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta. EGC.

Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan teknik Analisa Data.
Penerbit Salemba medika Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit
kandungan dan KB. Jakarta: EGC.

Indiarti dan Wahyudi. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal. Jakarta.

Indrawati, I., dan Desraini, D. 2018. Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku


Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (Fe) Untuk
Mencegah Anemia Kehamilan Di Puskesmas Tanjung Pinang Kota
Jambi. Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi, 5(1), 33-39.

Iswanto, Budi. 2012. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil dengan Kepatuhan


Mengkonsumsi Tablet Besi di Puskesmas Karangdowo Klaten: Jurnal
Kesehatan. Volume 5 no 2: 1-9.

Jepson, M.H. 2000. Patient Compliance and Counseling, Diana, Aulton, ME.
London. Pharmaceutical Practice Churcill Livingstore.

56
Juanda, M.. 2020. Pengaruh Jarak Kehamilan Terhadap Kematian Bayi di
Indonesia, Filifina dan Kamboja (Analisis Data Survei Demografi
Kesehatahn). Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia. Vol 1 (2); Hal 1-
8.http://journal.fkm.ui.ac.id/epid/article/down load/1806/614.

Junianti Z. Elfira.2012. Hubungan Sosial Ekonomi dan Asupan Tablet Fe dengan


Kejadian Anemia pada Ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Tamangapa tahun 2012. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Alauddin Makasar

Juwita, M.S. 2013. Identifikasi dan Analisis Hasil Pemeriksaan Hematologi pada
Pasangan Infertil. Journal PROFESI (Provesional Islam), Volume 15. No
2. Tahun 2018.
https://ejournal.stikespku.ac.id/index.php/mpp/article/viewFile/107/196.
Sulistyawati, A. (2013). Panduan Asuhan Kebidanan. Yogyakarta.
Deepublish Januari 2015.

Keswara, Umi Romiyati dan Yuni Hastuti. 2017. Efektifitas Pemberian Tablet Fe
Terhadap Peningkatan Kadar Hb Pada Ibu Hamil. Malahayati Bandar
Lampung

Kondoy, M., Jihan, L., dan Suryo, P. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Jilid 2.
Yogyakarta. Graha Ilmu.

Kowel, Citra. 2014. Hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan
mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di Kecamata Tereran. Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

Kusumawardani, N., Darmawan, E., Akrom, A., & Retnowati, S. 2019. Brief
counseling by pharmacists enhances the knowledge, perceptions, and
compliance of first and second-trimester pregnant women consuming
ferrous fumarate at Jetis Community Health Center of
Yogyakarta. Pharmaciana, 9(2), 249-260.

Laelasari, Leli dan Lia Natalia. 2016. Hubungan Antara Pengetahuan, Status Gizi
Dan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia
Pada Ibu Hamil TM III Di Wilayah Kerja Uptd Puskesmas Salagedang
kabupaten Majalengka Tahun 2016. Jurnal Bidan “Midwife Journal”
Volume 2 No. 02, Juli 2016

Leveno, C., dan Gent. 2009. Obstetri Williams Panduan Ringkas. Jakarta. Buku
Kedokteran EGC.

Lisnawati M. 2019. Dasar dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6. Jakarta. Buku


Kedokteran EGC.

57
Mandariska CP. 2014. Hubungan Kepatuhan Meminum Tablet Fe. Naskah
Publikasi

Manuaba.(2017. Pengantar Kuliah Obstetri. ECG : Jakarta.

Mariza Ana. 2016. Hubungan Pendidikan Dan Sosial Ekonomi Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil Di Bps T Yohan Way Halim Bandar Lampung.
J.Kesehatan Holistik [Internet]. 2016:Vol 10, No.1

Marson. 2014. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Beresiko Tinggi .
Yogyakarta. Pramedia.

Maryatun. 2011. Hubungan Pengetahuan tentang Posyandu Lansia dan


Dukungan Keluarga dengan perilaku Kehadiran ke PosyanduLansia di
RW III Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Bnayumanik Wilayah Binaan
Puskesmas Ngesrep Kota Semarang[internet], tersedia dalam:
http://digilib.unimus.ac.id [diakses 11 April 2018]

Masters S. B. 2009 . Agent u ed in anemia ; hematopoietic growth factor . Dalam


Masters SB., & Trevor (Ed. 9). Basic & Clinical Pharmacology. San
Francisco: McGraw Hill: 529-542.

Mishra, R.K., George G., dan Justin, H. 2017. Pengetahuan dan kepatuhan
Suplementasi zat besi dan Asam Folat di antara wanita hamil dan pasca
melahirkan di Rumah Sakit Kathmandu, Jurnal Hal 1-11

Mubarak, W, I & Chayatin, N 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan


Teori. Jakarta : Salemba Medika.

Mubarak, W. I. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar


Mengajar Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Mulyati, R., Febri R, Bahagiawati H. 2007. Hubungan Antara Pengetahuan


Tentang Anemia Dan Asupan Gizi Pada Ibu Hamil Dengan Risiko
Terjadinya Anemia Dalam kehamilan Di Peskesmas Kecamatan
Kembangan Jakarta Barat. Ebers Papyrus. Volume 13 no 4: 169 – 176

Murniati, L. 2016. Asuhan Keperawatan Bayi Berat Lahir Rendah. Yogyakarta.


Graha Ilmu.

Nazarabadi, M. H., Sahar dan Najmoh. 2014. The incidence of Spontaneous


Abortion in Mothers with Blood Group O Compered with other Blood
Types. Journal List In J. Mol Cell Med. Volume 2. Tahun 2018.
https://e.journasl.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/PMC3920496/.

58
Ningrum, W. N., Nurhamidi., dan Yusti. 2017. Hubungan Umur, Paritas, dan
Kejadian Anemia dengan Kejadian Persalinan Prematur di RSUD Dr.
Moch Ansari Saleh Banjarmasih Tahun 2016. Jurnal Dinamika Kesehatan.
Vol 8 (1); 149 –
157.http://ojs.jurnal.dinamikakesehatan.stikessarimulai.ac.id/index.php/dk
sm/article/view/238.

Norfai, M. 2016. Hubungan Pendidikan, Pengetahuan dan Dukungan Suami


dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Tabunganen Kabupaten Barito Kuala. Jurkessia[Internet]. 2016;Vol 7,
No.1

Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta:


Jakarta

Notoadmojo, S. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta. Graha


Ilmu.

Notoadmojo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ikmu Perilaku. Jakarta ; Cipta.


Jakarta.

Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Novita, J. 2012. Pengaruh Pengawas Minum Obat Tablet Fe Pada Ibu Hamil Yang
Anemia Terhadap Kenaikan Hb di Wilayah Kerja Puskesmas Padang
Luar Kab. Agam. J.Keperawatan [Internet]. VOLUME 8, No 2, Desember
2012:169-179.

Nursalam. 2010. Konsep dan penerapan metodelogi penelitian ilmu keperawatan.


Jakarta: Salemba medika.

O’Brien, O.K. 2009. Influence of prenatal iron and zinc supplemental iron
absorption, red blood cell iron incorporation, and iron status in pregnant
Peruvian women. American Journal Clinical Nutrition.

Ojofeitimi EO, Ogunjuyigbe PO, Sanusi, et al. Poor Dietary Intake of Energy and
Retinol among Pregnant Women: Implications for Pregnancy Outcome in
Southwest Nigeria Pak. J. Nutr. 2008; 7(3):480-484.

Oktavia, E. A., dan Sholehudin. 2011. Hidup Sehat Berdasarkan Golongan Darah.
Jakarta. Dukom.

Patni KN, Jainam VS, Shrikalp SD. 2015. Improvement in glycemic control of
diabetic patients provided with counseling by clinical pharmacist–A

59
review: Journal of Pharmaceutical Science and Bioscientific Research.
5(4): 370-378.

Prasetyawati, Arsita Eka. 2012. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam Millenium
Development Goals (MDG’S). Yogyakarta: Nuha Medika

Prasetyawati. 2011. Anemia dan anemia kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Pratama, A. N. W., Puspasari, N., & Christianty, F. M. 2019. Pengaruh Konseling


terhadap Kepatuhan Suplementasi Tablet Besi (Fe) pada Ibu Hamil di
Kabupaten Lumajang (e-Journal Pustaka Kesehatan, 6(3), 433-437.

Pratama, S. Sitanggang, B., dan Siti. 2018. Faktor – Faktor Kesehatan Pada Ibu
Hamil. Fakultas Keperawatan. Universitas Sumatera Utara. Journal Kep.
Volume 2. Tahun 2014.
https://jurnal.usu.ac.id/index.php/jkk/article/view/1144.

Proverawati. 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Pujanin, Sri. 2016. Efektifitas Program Kelas Ibu Hamil Terhadap Kepatuhan
Konsumsi Tablet Besi, Tingkat Kecukupan Zat Besi Dan Kadar
Hemoglobin Ibu Hamil Di Puskesmas Purwosari Kabupaten Kudus.
Available from: http://digilib.unimus.ac.id/files/disk 1/151/jtptunimus-
gdl-sripujanin-7539-3-bab-ii.pdf

Purbowati, N. 2017. Pengaruh Konseling Menggunakan Lembar Balik dan Leaflet


Terhadap Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Besi Di Kota
Tangerang Tahun 2013. Jurnal Kesehatan. 2-TRIK: TUNAS-TUNAS
RISET KESEHATAN, 6(3).

Purwaningsih, Endah., Pratiwi. 2013. Hubungan Kepatuhan Ibu Mengkonsumsi


Multi Mikro Nutrient dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di
Puskesmas Juwiring Klaten: Jurnal Involusi Kebidanan. Volume 3 no 5:
1-12.

Puspasari, Nanda. 2016. Pengaruh Konseling Terhadap Kepatuhan Suplementasi


Tablet Besi (Fe) Pada Ibu Hamil D Puskesmas Gucialit Kabupaten
Lumajang. Skripsi. Universitas Jember

Puspitaningrum, Dewi., Damayanti., Mustika. 2013. Pengaruh Umur Kehamilan


dan Konsumsi Tablet Fe pada Ibu Hamil Trimester II dan Trimester III
dengan Kejadian Anemia di Puskesmas Bangetayu Kecamatan
Genuk.Jurnal Kebidanan. Volume 5 no 2: 1-4.

Rahmi, Rosyda Fitria, Rosyda Fitria Rahmi, and Munica Rita Hernayanti. 2019.
Hubungan Tingkat Kepatuhan Dosis, Waktu Dan Cara Mengkonsumsi

60
Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Umur
Kehamilan 28-31 Minggu Di Puskesmas Semanu. Diss. Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta.

Rantucci, M.J. 2007. Komunikasi Apoteker-Pasien Edisi 2, Diterjemahkan dari


Bahasa Inggris oleh Sani, EGC, Jakarta

Rineka. Nursalam. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.


Yogyakarta. Graha Ilmu.

Roystom dan Amstrong. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta.


Graha Ilmu.

Safitri, D. E., dan Inanidunillah. 2016. Jarak Kehamilan Berhubungan dengan


Status Gizi Ibu Hamil di Desa Mulyasari Kabupaten Cianjur. Fakultas
Ilmu Kesehatan, Universitas Muhamadiyah Prof. Dr. Hamka.
https://journal.uhamka.ac.id/index.php/argipa/article/view/233

Saifuddin, Abdul Bari. 2016. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
SarwonoPrawirohardjo.

Saptirani, K, Maman, F., dan D’adamo, T. 2015. Kelainan darah Bayi dan Bayi
Berat Lahir Rendah. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Sari, Anggrita; Nor, Syahriani; Farmedika, Desy. 2019. Hubungan Indeks Massa
Tubuh Pada Awal Kehamilan Dengan Berat Badan Lahir Di Wilayah
Kerja Puskesmas Sungai Jingah. Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan
Dan Keperawatan, [S.L.],V.4,N.2, P.9-17, Dec. 2013. Issn 2549-4058.
Availableat:http://ojs.dinamikakesehatan.stikessarimulia.ac.id/index.php/
dksm/article /view/160. Date accessed: 30 May. 2018

Sari, P.L., Dian, D., dan Haris, K. 2019. Kepatuhan konsumsi tablet Fe pada ibu
hamil, Jurnal Vol 2 (1) Hal 113-118.

Schultink, Werner., Marianne. 1993. Low Compliances an Iron Supplenentatin


Program a Study Among Pregnant Women in Jakarta Indonesia: The
American Journal of Clinical Nutrition. Volume 57 no 2:135-139.

Septadara, Utami Lisma. 2017. Hubungan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe


Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester Iii Di Puskesmas
Mlati 1 Sleman Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Bidan Pendidik
Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta.

61
Setiadi, 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha
Ilmu

Sharma, JB and Meenakshi S. 2010. Anemia in Pregnancy. JIMSA


OctoberDesember 2010 23 (4):253-260.

Shima, R., Farizah, M. H., & Majid, H. A. 2015. The 15-item medication
adherence reasons scale (MAR-Scale): reliability and factorial validity
among hypertensive patients in Malaysian primary health care settings.
Singapore Medical Journal, 1-25.

Shofiana K. 2018. Faktor – Faktor yang berpengaruh Terhadap Resiko


Kehamilan. Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat. Kemenkes
Jakarta Tahun 2014. Jurnal Arkesmas. Vol 0 (1); 1-14.
https://media.neliti.com/media/publications/20708-IDfaktor-faktor-yang-
berpengaruh-terhadap-risiko-kehamilan-4-terlalu-4-tpada-wani.pdf.

Shofiana, F. I., Widari, D., dan Sumarmi, S. 2018. Pengaruh Usia, Pendidikan,
dan Pengetahuan Terhadap Konsumsi Tablet Tambah Darah pada Ibu
Hamil di Puskesmas Maron, Kabupaten Probolinggo, Universitas
Airlangga, hh. 356-63. doi : 10.20473/amnt.v2.i4.2018.356-363

Soekirman. 2012. Perlu paradigma baru untuk menanggulangi masalah gizi


makro di Indonesia. Institut Pertanian Bogor (IPB). gizi. depkes. go.id/
wpcontent / uploads / 2012/05/prof-soekirman.pdf diakses pada tanggal
15 November 2012

Sonkar, V. K., Khan, N. M., Domple, V. K., & Inamdar, I. F. 2017. Knowledge
and practices of pregnant women regarding the iron supplementation
during pregnancy. International Journal of Community Medicine And
Public Health, 4(8), 2891-2894.

Sovic J. 2019. Asuhan Kebidanan Patologi Kehamilan. Yogyakarta. Graha Ilmu


2012.

Sovic, S.M. 2019. Hubungan Konsumsi Suplemen Besi (Fe) dengan Berat Badan
Lahi Renah di RSUP Haji Adam Malik. Skripsi: Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara. Medan.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta

Sukandar, Retnosari, Joseph. 2013. ISO Farmakoterapi I. Tomang-Jakarta Barat:


PT ISFI Penerbitan.

62
Sulistyoningsih, Hariyani. 2012. Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sunaryo. 2004. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC.

Surya Pratama. Indra, O., dan Budiawan. 2011. Patofisiologi Hemodialisa dan
Golongan Darah serta Makanan Sehat. Jakarta.

Susiana S. 2019. Angka Kematian Ibu : Faktor Penyebab Dan Upaya


Penanganannya. Jakarta. Puslit BKD.

Susiloningtyas. 2012. Pemberian Zat Besi (Fe) Dalam Kehamilan. J.Kebidanan


[Internet]. 2012;Vol 50, No 128

Tesfiaye, J., Lilan, M., Masdah, A. 2020. Kepatuhan terhadap Zat besi dan Asam
folat suplementasi dalam kehamilan Northwest Etiopia, Jurnal Hal 1-10

Titaley, CR., Dibley. 2012. Antenatal Iron/Folic Acid Supplements, But Not
Postnatal Care, Prevents Neonatal Deaths In Indonesia : Analysis Of
Indonesia Demographic And Health Surveys 2002/2003-2007 (A
Retropective Cohort Study). Accessible Medical Reseacrh. Volume 2: 1-
11.

Ulfah Maria. 2011. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum


Obat pada Pasien Tuberkulosis. Tanggerang: Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.

Vernissa, V., Andrajati, R., & Supardi, S. 2017. Efektivitas leaflet dan konseling
terhadap kepatuhan minum tablet besi dan kadar hemoglobin ibu hamil
dengan anemia di puskesmas di kabupaten bogor. Media Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, 27(4), 229-236.

Wardhani, Z. O., Faisya, A. F., Misnaniarti, M., & Ikhsan, I. 201). The
relationship analysis of compliance consuming iron tablet with incidence
of anemia on pregnant mothers in third trimester at the co-endemic areas
of Bengkulu City, Indonesia. Journal of Public Health in Africa, 10(s1).

Wati RW, Mustofa, Puspitasari I. 2015. Pengaruh konseling apoteker komunitas


terhadap pasien hipertensi: Jurnal Manajemen Dan Pelayanan
Kesehatan. 5(1): 1-10.

WHO. 2014. Haemoglobin Concentrations for The Diagnosis of Anemia and


Assessment of severity.Vitamin and mineral Nutrition Information
System. Geneva: World Health Organization,

63
WHO. 2015. The Global Prevalence Of Anemia in 2011. Geneva : World Health
Organization,

Wisata, Medika. 2014. Gejala Klinis Anemia Pada Kehamilan. Available from
https://www.scribd.com/doc/222789274/Gejala-Klinis-Anemia-Pada-
Kehamilan

Yanti, Desi Ari Madi, and Apri Sulistianingsih. Keisnawati. 2015. Faktor-faktor
terjadinya anemia pada ibu primigravida di wilayah kerja puskesmas
Pringsewu Lampung. Jurnal Keperawatan ."  6.2 (2015): 79-87.

Yuliana, N. 2011. Hubungan Dukungan Keluarga dengan pemberian Air susu ibu
(ASI) ekslusif pada bayi usia 7-12 bulan di wilayah kerja puskesmas
kedung kota semarang tahun 2011 [internet] tersedia dalam
http://digilib.unimus.ac.id [diakses 11 April 2018]

Yusup, Febrianawati. 2018. Uji Validtas dan Reabilitas Instrumen Penelitian


Kuantitatif. Junral Ilmiah Kependidikan Vol. 7 No. 1 Januari-Juni.
Universitas Islam Negeri Antasari, Banjarmasin.

64
Lampiran 1 Surat Izin Meneliti Dari Fakultas

65
Lampiran 2 Surat Izin Meneliti Dari Kesbangpol

66
Lampiran 3 Surat Izin Meneliti Dari Dinas PTSP

67
Lampiran 4 Surat Keterangan Benar-Benar Meneliti Di Puskesmas Dungingi

68
Lampiran 5 Surat Keterangan Bebas Plagiat

69
Lampiran 6 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner

Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 Total
P1 Pearson 1 .327 .55 .499* .20 .20 .35 .12 .32 .313 .390* .202 .202 .358 .202 .202 .358 .202 .202 .358 .525**
Correlatio 8** *
2 2 8 9 7
n
Sig. (2- .078 .00 .005 .28 .28 .05 .49 .07 .092 .033 .284 .284 .052 .284 .284 .052 .284 .284 .052 .003
tailed) 1 4 4 2 8 8
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P2 Pearson .327 1 .09 .524 *
.59 .59 .32 .23 .52 .161 .154 .592 *
.592 *
.321 .592 *
.592 *
.321 .592 *
.592 *
.321 .715**
Correlatio 9 *
2** 2** 1 8 4** * * * * * *

n
Sig. (2- .078 .60 .003 .00 .00 .08 .20 .00 .394 .416 .001 .001 .084 .001 .001 .084 .001 .001 .084 .000
tailed) 4 1 1 4 6 3
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P3 Pearson .558 *
.099 1 .263 .14 .14 .26 .03 .42 .233 -.053 .148 .148 .262 .148 .148 .262 .148 .148 .262 .380*
Correlatio *
8 8 2 1 8*
n
Sig. (2- .001 .604 .160 .43 .43 .16 .87 .01 .215 .780 .436 .436 .162 .436 .436 .162 .436 .436 .162 .039
tailed) 6 6 2 2 8
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

70
P4 Pearson .499* .524* .26 1 .59 .59 .32 .23 .52 .455* .309 .592* .592* .321 .592* .592* .321 .592* .592* .321 .778**
Correlatio * *
3 2** 2** 1 8 4** * * * * * *

n
Sig. (2- .005 .003 .16 .00 .00 .08 .20 .00 .012 .097 .001 .001 .084 .001 .001 .084 .001 .001 .084 .000
tailed) 0 1 1 4 6 3
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P5 Pearson .202 .592 *
.14 .592 *
1 1.0 -.04 .18 .42 .233 .267 1.00 1.00 -.040 1.00 1.00 -.040 1.00 1.00 -.040 .811**
Correlatio *
8 *
00** 0 5 8* 0** 0** 0** 0** 0** 0**
n
Sig. (2- .284 .001 .43 .001 .00 .83 .32 .01 .215 .155 .000 .000 .833 .000 .000 .833 .000 .000 .833 .000
tailed) 6 0 3 9 8
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P6 Pearson .202 .592 *
.14 .592 *
1.0 1 -.04 .18 .42 .233 .267 1.00 1.00 -.040 1.00 1.00 -.040 1.00 1.00 -.040 .811**
Correlatio *
8 *
00** 0 5 8* 0** 0** 0** 0** 0** 0**
n
Sig. (2- .284 .001 .43 .001 .00 .83 .32 .01 .215 .155 .000 .000 .833 .000 .000 .833 .000 .000 .833 .000
tailed) 6 0 3 9 8
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P7 Pearson .358 .321 .26 .321 -.04 -.04 1 .19 .17 .279 .047 -.040 -.040 1.00 -.040 -.040 1.00 -.040 -.040 1.00 .476**
Correlatio 2 0 0 1 5 0** 0** 0**
n
Sig. (2- .052 .084 .16 .084 .83 .83 .31 .35 .136 .804 .833 .833 .000 .833 .833 .000 .833 .833 .000 .008
tailed) 2 3 3 2 5
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

71
P8 Pearson .129 .238 .03 .238 .18 .18 .19 1 .23 .439* .144 .185 .185 .191 .185 .185 .191 .185 .185 .191 .382*
Correlatio 1 5 5 1 8
n
Sig. (2- .498 .206 .87 .206 .32 .32 .31 .20 .015 .447 .329 .329 .312 .329 .329 .312 .329 .329 .312 .037
tailed) 2 9 9 2 6
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P9 Pearson .327 .524 *
.42 .524 *
.42 .42 .17 .23 1 .308 .154 .428 *
.428 *
.175 .428 *
.428 *
.175 .428 *
.428 *
.175 .601**
Correlatio *
8* *
8* 8* 5 8
n
Sig. (2- .078 .003 .01 .003 .01 .01 .35 .20 .097 .416 .018 .018 .355 .018 .018 .355 .018 .018 .355 .000
tailed) 8 8 8 5 6
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P10 Pearson .313 .161 .23 .455 *
.23 .23 .27 .43 .30 1 .190 .233 .233 .279 .233 .233 .279 .233 .233 .279 .492**
Correlatio 3 3 3 9 9* 8
n
Sig. (2- .092 .394 .21 .012 .21 .21 .13 .01 .09 .314 .215 .215 .136 .215 .215 .136 .215 .215 .136 .006
tailed) 5 5 5 6 5 7
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P11 Pearson .390 *
.154 -.05 .309 .26 .26 .04 .14 .15 .190 1 .267 .267 .047 .267 .267 .047 .267 .267 .047 .364*
Correlatio 3 7 7 7 4 4
n
Sig. (2- .033 .416 .78 .097 .15 .15 .80 .44 .41 .314 .155 .155 .804 .155 .155 .804 .155 .155 .804 .048
tailed) 0 5 5 4 7 6
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

72
P12 Pearson .202 .592* .14 .592* 1.0 1.0 -.04 .18 .42 .233 .267 1 1.00 -.040 1.00 1.00 -.040 1.00 1.00 -.040 .811**
Correlatio *
8 *
00** 00** 0 5 8* 0** 0** 0** 0** 0**
n
Sig. (2- .284 .001 .43 .001 .00 .00 .83 .32 .01 .215 .155 .000 .833 .000 .000 .833 .000 .000 .833 .000
tailed) 6 0 0 3 9 8
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P13 Pearson .202 .592 *
.14 .592 *
1.0 1.0 -.04 .18 .42 .233 .267 1.00 1 -.040 1.00 1.00 -.040 1.00 1.00 -.040 .811**
Correlatio *
8 *
00** 00** 0 5 8* 0** 0** 0** 0** 0**
n
Sig. (2- .284 .001 .43 .001 .00 .00 .83 .32 .01 .215 .155 .000 .833 .000 .000 .833 .000 .000 .833 .000
tailed) 6 0 0 3 9 8
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P14 Pearson .358 .321 .26 .321 -.04 -.04 1.0 .19 .17 .279 .047 -.040 -.040 1 -.040 -.040 1.00 -.040 -.040 1.00 .476**
Correlatio 2 0 0 00** 1 5 0** 0**
n
Sig. (2- .052 .084 .16 .084 .83 .83 .00 .31 .35 .136 .804 .833 .833 .833 .833 .000 .833 .833 .000 .008
tailed) 2 3 3 0 2 5
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P15 Pearson .202 .592 *
.14 .592 *
1.0 1.0 -.04 .18 .42 .233 .267 1.00 1.00 -.040 1 1.00 -.040 1.00 1.00 -.040 .811**
Correlatio *
8 *
00** 00** 0 5 8* 0** 0** 0** 0** 0**
n
Sig. (2- .284 .001 .43 .001 .00 .00 .83 .32 .01 .215 .155 .000 .000 .833 .000 .833 .000 .000 .833 .000
tailed) 6 0 0 3 9 8
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

73
P16 Pearson .202 .592* .14 .592* 1.0 1.0 -.04 .18 .42 .233 .267 1.00 1.00 -.040 1.00 1 -.040 1.00 1.00 -.040 .811**
Correlatio *
8 *
00** 00** 0 5 8* 0** 0** 0** 0** 0**
n
Sig. (2- .284 .001 .43 .001 .00 .00 .83 .32 .01 .215 .155 .000 .000 .833 .000 .833 .000 .000 .833 .000
tailed) 6 0 0 3 9 8
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P17 Pearson .358 .321 .26 .321 -.04 -.04 1.0 .19 .17 .279 .047 -.040 -.040 1.00 -.040 -.040 1 -.040 -.040 1.00 .476**
Correlatio 2 0 0 00** 1 5 0** 0**
n
Sig. (2- .052 .084 .16 .084 .83 .83 .00 .31 .35 .136 .804 .833 .833 .000 .833 .833 .833 .833 .000 .008
tailed) 2 3 3 0 2 5
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P18 Pearson .202 .592 *
.14 .592 *
1.0 1.0 -.04 .18 .42 .233 .267 1.00 1.00 -.040 1.00 1.00 -.040 1 1.00 -.040 .811**
Correlatio *
8 *
00** 00** 0 5 8* 0** 0** 0** 0** 0**
n
Sig. (2- .284 .001 .43 .001 .00 .00 .83 .32 .01 .215 .155 .000 .000 .833 .000 .000 .833 .000 .833 .000
tailed) 6 0 0 3 9 8
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P19 Pearson .202 .592 *
.14 .592 *
1.0 1.0 -.04 .18 .42 .233 .267 1.00 1.00 -.040 1.00 1.00 -.040 1.00 1 -.040 .811**
Correlatio *
8 *
00** 00** 0 5 8* 0** 0** 0** 0** 0**
n
Sig. (2- .284 .001 .43 .001 .00 .00 .83 .32 .01 .215 .155 .000 .000 .833 .000 .000 .833 .000 .833 .000
tailed) 6 0 0 3 9 8
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

74
P20 Pearson .358 .321 .26 .321 -.04 -.04 1.0 .19 .17 .279 .047 -.040 -.040 1.00 -.040 -.040 1.00 -.040 -.040 1 .476**
Correlatio 2 0 0 00** 1 5 0** 0**
n
Sig. (2- .052 .084 .16 .084 .83 .83 .00 .31 .35 .136 .804 .833 .833 .000 .833 .833 .000 .833 .833 .008
tailed) 2 3 3 0 2 5
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Total Pearson .525 *
.715 *
.38 .778 *
.81 .81 .47 .38 .60 .492 *
.364 *
.811 *
.811 *
.476 *
.811 *
.811 *
.476 *
.811 *
.811 *
.476 *
1
Correlatio * *
0* *
1 **
1 **
6 **
2*
1 ** * * * * * * * * * *

n
Sig. (2- .003 .000 .03 .000 .00 .00 .00 .03 .00 .006 .048 .000 .000 .008 .000 .000 .008 .000 .000 .008
tailed) 9 0 0 8 7 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.918 20

75
Lampiran 7 Lembar Kuesioner Penelitian

Kuesioner Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah Pada Ibu


Hamil di Puskesmas Dungingi

Kuesioner ini dalam rangka penelitian di program studi Farmasi, Fakultas


Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo oleh karena itu saya
sebagai peneliti akan sangat berterima kasih jika Bapak/Ibu/Saudari bersedia
mengisi dan menjawab setiap pertanyaan dengan sukarela.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini;

Nama :

Umur :

Alamat :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Kehamilan Ke :

Usia Kehamilan :

Nilai Hb :

Bahwa data diri saya diatas benar dan menyatakan bersedia menjadi
responden penelitian yang dimaksud, tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Gorontalo, Agustus 2022

(…………………………)

76
Kuesioner Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah Pada Ibu
Hamil di Puskesmas Dungingi

Responden diharapkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dibawah


ini dengan mengisi tanda checklist(√) pada jawaban yang sesuai.

Indikator No Pernyataan Ya Tidak

Tablet tambah darah adalah tablet yang


1    
mengandung zat besi
Tablet tambah darah merupakan suatu
2 mineral yang penting diperlukan    
selama kehamilan
Pemberian tablet tambah darah adalah
Pengetahuan 3    
2 tablet setiap hari
Pemberian tablet tambah darah paling
4 sedikit 90 hari selama kehamilan    
Kekurangan zat gizi besi saat hamil
5 bila tidak diatasi dapat menyebabkan    
anemia
Tablet tambah darah tidak diminum
6 dengan kopi, susu atau the    
Tableh tambah darah tidak enak
7    
rasanya
Saya sering lupa mengkonsumsi tablet
Kepatuhan 8 tambah darah    
Saya selalu mengkonsumsi tablet
9 tambah darah setiap hari    
Saya mengkonsumsi tablet tambah
10 darah dengan air putih    
Saya sering kesulitan membeli tablet
11 tambah darah    
Tablet tambah darah tidak tersedia di
12    
apotek
Dokter sering lupa memberikan tablet
Ketersediaan 13    
tambah darah
Tablet
Tambah Pemberian tablet tambah darah di
Darah 14 puskesmas tidak mencukupi jumlah    
yang dibutuhkan pasien
Tablet tambah darah sering habis
dipuskesmas tempat saya mengontrol
15  
kehamilan
 

77
Petugas kesehatan yang tidak ramah
16 membuat saya malas mengambil tablet    
tambah darah yang diresepkan dokter
Petugas kesehatan tidak menyampaikan
17 cara mengkonsumsi tablet tambah    
darah
Saya sering kesulitan mengambil tablet
18 tambah darah karena petugas kesehatan    
Pelayanan yang sulit ditemui
Petugas
Kesehatan Petugas kesehatan menganjurkan saya
19 membeli tablet tambah darah di luar    
puskesmas
Tidak disampaiakan efek samping
20 penggunaan tablet tambah darah    

78
Lampiran 8 Karakteristik Responden Penelitian

No Nama Usia Pendidikan Pekerjaan

1 KL 19 SMA IRT
2 MM 23 SD IRT
3 HJ 29 SMA IRT
4 RT 27 SD IRT
5 UY 26 SMP IRT
6 ER 24 SMA IRT
7 QW 29 SMA WIRASWASTA
8 GH 24 SMP IRT
9 CV 28 SMA IRT
10 MN 26 SD WIRASWASTA
11 RUY 27 SMA IRT
12 OPL 25 SMA WIRASWASTA
13 MHU 30 SD IRT
14 GY 26 SMA IRT
15 EI 32 SMP WIRASWASTA
16 WU 26 SD IRT
17 KW 27 SARJANA HONORER
18 TF 26 SD WIRASWASTA
19 KUI 28 SMA IRT
20 OPL 29 SD IRT
21 KJL 27 SMP IRT
22 PI 29 SMA IRT
23 TR 32 SARJANA HONORER
24 KLI 40 SMA WIRASWASTA
25 RY 31 SD IRT
26 BV 27 SMP IRT
27 JK 29 SMA IRT
28 LE 26 SMA WIRASWASTA
29 WQ 25 SD IRT
30 UY 27 SMP IRT
31 PX 27 SMA IRT
32 WT 28 SD IRT
33 JH 26 SMA IRT
34 YB 29 SMA IRT
35 UX 31 SD IRT

79
36 DY 34 SMP IRT
37 TO 21 SMA IRT
38 BT 24 SMA WIRASWASTA
39 WL 26 SD IRT
40 GO 24 SMA IRT
41 MHO 25 SMP IRT
42 OPL 27 SD WIRASWASTA
43 RT 26 SMA IRT
44 YB 29 SMA IRT
45 XK 28 SD IRT
46 LG 24 SMA IRT
47 RM 40 SD IRT
48 QW 27 SMP WIRASWASTA
49 PV 29 SMA IRT
50 RUY 26 SMA IRT
51 BU 21 SD IRT
52 KM 20 SMA WIRASWASTA
53 GQW 31 SMP IRT
54 BJ 34 SARJANA HONORER
55 LO 26 SMP WIRASWASTA
56 YW 28 SD WIRASWASTA
57 XT 36 SMA IRT
58 PQ 38 SD IRT
59 KL 32 SMP IRT
60 MK 35 SMA IRT
61 HY 27 SARJANA HONORER
62 KO 29 SD IRT
63 GYT 25 SMA IRT
64 NBH 26 SMP IRT
65 YE 21 SD IRT
66 OM 20 SMA WIRASWASTA
67 BR 26 SARJANA HONORER
68 JU 29 SD IRT
69 KR 23 SMA IRT
70 XD 40 SD IRT
71 VU 21 SMA IRT
72 TWR 27 SMA WIRASWASTA
73 NGY 29 SD WIRASWASTA
74 FD 21 SMP IRT
75 MU 20 SD IRT

80
76 OY 27 SMA WIRASWASTA
77 HU 29 SMA IRT
78 RE 27 SD IRT
79 BH 26 SMP IRT
80 LKJ 32 SMA IRT
81 NMB 39 SMA WIRASWASTA
82 GYU 36 SD IRT
83 MN 26 SMP WIRASWASTA
84 UT 27 SMA IRT
85 RX 28 SD IRT
86 YT 26 SMA IRT
87 RA 27 SMA WIRASWASTA
88 KB 26 SD IRT
89 NU 26 SMP IRT
90 DS 28 SMA IRT
91 ZXC 26 SD IRT

81
Lampiran 9 Hasil Analisis Data

Pengetahuan Kepatuhan
Jumlah Jumlah
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
1 0 1 1 1 4 1 1 0 0 0 2
1 0 1 0 0 2 1 1 1 1 1 5
0 1 0 1 0 2 0 0 1 1 1 3
1 1 1 1 1 5 1 1 0 0 0 2
1 1 1 0 0 3 0 0 0 1 1 2
1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 2
1 1 1 0 0 3 0 0 1 0 0 1
1 1 0 0 1 3 1 1 1 0 0 3
1 0 0 0 1 2 1 1 0 0 0 2
1 1 0 0 0 2 1 1 1 1 0 4
1 1 0 0 1 3 1 1 0 0 0 2
1 0 1 1 1 4 1 1 1 0 0 3
1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5
0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 2
1 1 0 0 0 2 1 1 0 0 1 3
1 0 0 1 1 3 1 0 1 1 1 4
1 0 0 0 1 2 1 1 1 1 1 5
1 1 1 0 0 3 0 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 5 1 1 0 0 0 2
0 1 1 1 1 4 1 0 0 1 1 3
1 0 0 0 1 2 1 0 0 0 1 2
1 1 0 0 1 3 1 1 1 0 0 3
1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5
1 1 0 0 0 2 0 1 1 1 1 4
1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5
1 1 0 0 0 2 0 0 1 1 1 3
1 1 1 1 1 5 1 1 0 0 0 2
0 0 1 1 1 3 1 1 0 0 0 2
1 1 0 0 0 2 1 1 1 1 1 5
1 1 0 0 0 2 0 0 1 1 1 3
1 1 1 1 1 5 1 1 0 0 0 2
0 0 1 1 1 3 0 0 0 1 1 2
1 1 0 0 0 2 1 1 0 0 0 2
0 0 0 1 1 2 0 0 1 0 0 1
1 1 0 0 0 2 1 1 1 0 0 3
0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 2

82
1 1 1 0 0 3 0 0 1 1 1 3
1 1 0 0 0 2 1 1 0 0 0 2
1 1 1 1 0 4 0 0 0 1 1 2
1 1 0 0 0 2 1 1 0 0 0 2
1 1 1 0 0 3 0 0 1 0 0 1
1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 0 3
0 1 0 0 1 2 1 1 0 0 0 2
1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 0 4
1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 2
1 1 0 0 1 3 1 1 1 0 0 3
1 0 0 1 1 3 1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5 0 1 0 0 1 2
0 1 0 1 1 3 1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5 1 0 0 0 0 1
0 0 1 1 1 3 1 1 0 0 1 3
1 0 0 0 1 2 1 0 0 1 1 3
1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 5
1 1 0 1 0 3 0 1 0 1 1 3
0 1 1 0 0 2 1 1 1 1 1 5
1 1 0 0 0 2 1 0 1 1 1 4
0 0 0 1 1 2 1 0 1 0 0 2
1 1 0 0 0 2 0 1 0 1 0 2
1 1 1 0 0 3 1 1 1 1 1 5
1 0 1 1 1 4 1 1 1 0 0 3
0 0 0 1 1 2 1 0 0 0 0 1
1 1 0 0 0 2 1 1 1 0 0 3
1 1 0 0 0 2 1 1 0 0 1 3
1 1 1 1 1 5 1 0 0 0 1 2
0 0 0 1 1 2 1 1 0 0 0 2
0 1 1 1 1 4 1 1 0 0 1 3
0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 4
1 1 0 0 0 2 1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5 0 0 0 1 0 1
0 0 1 1 0 2 1 1 0 0 0 2
1 1 0 0 1 3 1 0 0 1 1 3
1 1 0 0 0 2 1 0 0 0 1 2
1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 0 3
1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5
1 0 0 1 1 3 1 1 1 1 1 5
1 1 0 0 0 2 0 0 1 1 1 3

83
1 1 1 1 1 5 1 1 0 0 0 2
1 0 0 0 1 2 1 1 0 0 0 2
1 1 1 0 0 3 1 1 1 1 1 5
1 0 0 1 0 2 0 0 1 1 1 3
1 1 0 0 0 2 1 1 0 0 0 2
1 1 1 1 1 5 0 0 0 1 1 2
1 1 0 0 0 2 1 1 0 0 0 2
1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1
1 1 1 0 0 3 1 1 1 0 0 3
1 1 1 1 1 5 1 1 0 0 0 2
1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0
1 1 0 0 0 2 1 1 0 0 0 2
1 1 1 1 1 5 0 0 0 1 1 2
1 1 0 0 0 2 1 1 0 0 0 2
0 0 1 0 1 2 1 1 1 0 0 3

Lampiran 10 Hasil Analisis Data Kepatuhan Post-Test

84
Ketersediaan Pelayanan
Jumlah Jumlah
P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20

85
1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 5
1 0 1 0 0 2 1 0 0 0 0 1
1 1 1 0 0 3 1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5 1 0 0 0 1 2
1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 2
1 1 1 0 1 4 1 1 1 1 1 5
1 0 1 0 0 2 1 1 1 1 1 5
0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 4
1 0 1 1 1 4 1 0 1 1 1 4
1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 5
0 0 1 0 1 2 1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5 1 0 0 0 0 1
0 0 1 1 1 3 1 0 1 1 1 4
1 0 0 0 1 2 1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 0 4
1 1 1 0 1 4 1 1 1 1 1 5
1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5
1 1 1 0 0 3 0 1 1 1 1 4
1 1 0 0 1 3 1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5 1 1 0 1 0 3
1 1 0 0 0 2 1 1 1 1 1 5
1 1 0 1 1 4 0 1 1 1 1 4
1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 1 4
0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5
1 0 0 1 0 2 0 1 1 1 1 4
1 0 1 1 1 4 1 1 1 0 1 4
1 1 1 0 1 4 1 1 1 1 1 5
1 1 1 0 1 4 0 1 1 1 1 4
1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5
0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4
1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5
1 1 0 1 1 4 1 1 1 0 0 3
1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5
0 0 1 1 0 2 0 1 0 1 1 3
1 1 0 0 1 3 1 1 1 1 1 5
0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1
1 1 1 1 1 5 1 0 0 0 1 2
1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 5

86
0 0 1 1 0 2 1 1 0 1 1 4
1 1 0 1 1 4 0 1 1 1 1 4
1 1 1 1 1 5 1 0 0 0 1 2
1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 1 4
1 1 1 0 0 3 1 0 1 0 0 2
1 1 1 1 0 4 1 1 1 0 1 4
1 1 1 0 0 3 1 0 1 1 1 4
1 0 0 1 0 2 0 0 0 1 1 2
0 0 1 1 1 3 1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 1 4
1 1 1 0 1 4 1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5 0 0 0 1 1 2
0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4
1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 1 4
0 1 1 1 1 4 1 1 0 0 0 2
1 1 1 0 1 4 1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5 0 0 1 1 1 3
1 1 1 0 0 3 1 1 1 1 1 5
1 1 0 1 1 4 1 0 0 0 0 1
0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5
1 1 0 0 0 2 0 0 0 1 1 2
1 1 1 1 1 5 1 0 0 1 1 3
0 1 1 1 1 4 1 1 0 1 1 4
1 1 0 1 0 3 1 1 1 1 1 5
0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5
1 1 1 0 1 4 0 0 1 1 1 3
1 1 1 0 1 4 1 1 0 0 0 2
1 1 0 0 1 3 1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 5
1 1 0 1 1 4 0 1 1 1 1 4
1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5
0 0 1 0 1 2 0 1 1 1 1 4
0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 4
1 1 0 1 1 4 0 0 1 1 1 3
1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5
0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 4
0 1 1 1 1 4 0 0 1 1 1 3
1 1 0 0 0 2 1 1 1 1 1 5
1 0 0 1 1 3 1 1 1 1 1 5

87
1 1 1 1 1 5 0 1 0 0 0 1
1 1 1 0 1 4 1 1 0 0 0 2
1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 5
0 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 4
0 1 1 1 1 4 1 0 0 0 0 1
1 0 0 0 1 2 0 0 1 0 0 1
1 1 0 0 0 2 1 0 1 1 1 4
1 1 1 0 0 3 1 0 0 0 0 1
0 1 1 1 1 4 1 0 0 0 0 1

88
Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian

Pengurusan Surat Izin Pengurusan Surat Izin


Meneliti di Kesbangpol PTSP Meneliti di Fakultas

Pengumpulan Data Pasien Ibu Hamil di


Puskesmas Dungini Kota Gorontalo

CURICULUM VITAE

89
Allen Esther Wuisan, akrab dipanggil Allen. Penulis merupakan anak dari
pasangan suami istri Bapak Ipda Hanry Arthur Alvein Wuisan dan Ibu Ferna
Lenda Sumual, S.KM penulis lahir di Imandi pada tanggal 12 Agustus 1999.
Penulis menempuh pendidikan taman kanak-kanak di TK Damhil Kota Gorontalo
pada tahun 2004-2005, pendidikan dasar di SDN 116 Kota Manado pada tahun
2005-2011, kemudian melanjutkan ke jenjang pertama di SMP Negeri 2 Kota
Gorontalo pada tahun 2011-2014 dan jenjang atas di SMA Negeri 1 Kota
Gorontalo pada tahun 2014-2017. Pada tahun 2017, penulis lulus jalur Mandiri
jurusan Farmasi program studi S1 di Universitas Negeri Gorontalo.
Penulis pernah mengikuti beberapa kegiatan seperti :
1. Praktik Kerja Lapangan Botani di Kampus 3 Universitas Negeri Gorontalo
Tahun 2017
2. Praktik Kerja Lapangan Farmakognosi di Desa Bonedaa, Kecamatan
Suwawa Selatan Tahun 2018
3. Praktik Kerja Lapangan Fitokimia 1 di Desa Tunggulo Selatan, Kecamatan
Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango Tahun 2018
4. Praktik Kerja Lapangan Fitokimia 2 di Desa Tamboo, Kecamatan
Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango Tahun 2019
5. Praktek Kerja Lapangan di RS Bolaang Mongondow Timur, Puskesmas
Boroko, dan Apotek Sky Medika Bolangitang Tahun 2021
6. Pernah mengikuti PASKIBRAKA Tahun 2016
7. Pernah mengikuti putra putri SMANSA tahun 2015

90

You might also like