You are on page 1of 12

Prosiding Seminar Nasional Sanata Dharma Berbagi 2022

http://e-conf.usd.ac.id/index.php/USDB
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

ETHNOMATHEMATICAL EXPLORATION ON TRADITIONAL


MUSICAL INSTRUMENTS KENDANG CENTRAL JAVA
Elvi Sartika Purba1, Curnelia Clara Devi Wahyuningtias1, Maria Anjelina
Agho1
1
Student of S1 Mathematics Education Research Program Faculty of Teacher Training and
Education
Sanata Dharma University, Yogyakarta
*Email : Vikasilangit12@gmail.com

Abstract
Culture is a developing way of life that is owned by a group of people and is
passed down from generation to generation. Culture is often associated with
education known as ethnomathematics. One application of ethnomathematics in
the world of education, especially in learning mathematics, is the
ethnomathematics of traditional musical instruments in Indonesia. This study aims
to analyze, examine, and describe the results of studies related to the culture of
tradisional drum instruments originating from Central Java on 6 fundamental
mathematical activities according to Bishop consisting of (1) counting, (2)
locating, (3) measuring, (4) designing, (5) playing, (6) explaining. This research is
descriptive qualitative. The type of data used in the study is the type of secondary
data. The data is processed data taken from electronic book data sources, online
journal articles and other sources that discuss the published traditional kendang
musical instrument. The data collection technique used by the author is to find
data on variables in the form of electronic books, online journal articles and
others. The data was analyzed and then it was concluded that there was a
relationship between drums and mathematics learning. The results of this study
show the history and philosophy of traditional drum instruments and there are
fundamental activities in mathematical concepts, especially in the field of
geometry.
Keywords: Ethnomathematics, Kendang, Geometry

1
USDB 2022 - “Pengembangan, Penerapan dan Pendidikan 'Sains dan Teknologi' Pasca Pandemi”

EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA ALAT MUSIK


TRADISIONAL KENDANG JAWA TENGAH
Elvi Sartika Purba1*, Curnelia Clara Devi Wahyuningtias1, Maria Anjelina
Agho1
1
Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
*Email : Vikasilangit12@gmail.com

Abstrak
Budaya merupakan cara hidup berkembang yang dimiliki sekelompok orang dan
diwariskan secara turun temurun. Budaya kerap dikaitkan dengan pendidikan
yang dikenal dengan etnomatematika. Salah satu penerapan etnomatematika
dalam dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran matematika yaitu
etnomatematika alat musik tradisional di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis, mengkaji, dan mendeskripsikan hasil kajian yang berkaitan dengan
budaya alat musik tradisional kendang yang berasal dari Jawa Tengah berdasarkan
6 aktivitas fundamental matematis menurut Bishop terdiri atas (1) counting
(membilang), (2) locating (meletakkan), (3) measuring (mengukur), (4) designing
(merancang), (5) playing (memainkan), (6) explaining (menjelaskan). Penelitian
ini merupakan deskriptif kualitatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian
adalah jenis data sekunder. Data tersebut merupakan data yang sudah diolah yang
diambil dari sumber data buku elektronik, artikel jurnal online serta sumber-
sumber lain yang membahas tentang alat musik tradisional kendang yang sudah
dipublikasikan. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu
mencari data mengenai variabel berupa buku elektronik, artikel jurnal online dan
lainnya. Data tersebut dianalisis kemudian diperoleh kesimpulan adanya
keterkaitan antara alat musik kendang terhadap pembelajaran matematika. Hasil
penelitian ini menunjukkan sejarah dan filosofi dari alat musik tradisional
kendang serta terdapat aktivitas fundamental matematis pada konsep matematika
terutama pada bidang geometri.
Kata kunci: Etnomatematika, Kendang, Geometri.

Pendahuluan

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beberapa


jenis suku, ras, agama, dan aneka ragam budaya. Keragaman budaya membuat
pendidikan yang ada di Indonesia memiliki inovasi baru sehingga budaya tersebut
dapat dijadikan sebagai media pembelajaran. Budaya telah dikenal oleh siswa
sejak usia dini, dengan demikian pembelajaran berbasis budaya akan lebih mudah
dipahami dan budaya tersebut dapat terjaga kelestariannya. Melalui media
pembelajaran yang dirancang secara inovatif dengan memadupadankan unsur
kebudayaan, sistem pendidikan di Indonesia akan semakin bervariasi. Pendidikan
merupakan suatu usaha yang sudah direncanakan agar tercapainya suasana belajar
serta proses dalam pembelajaran sehingga siswa dapat meningkatkan kualitas diri,

2
USDB 2022 - “Pengembangan, Penerapan dan Pendidikan 'Sains dan Teknologi' Pasca Pandemi”

sehingga dapat memiliki kepercayaan spiritual, kecerdasan, pengontrolan diri,


kepribadian, serta keterampilan yang dibutuhkan dalam masyarakat dan Negara
(Undang-Undang Nomor 20, 2003). Pendidikan menjadi salah satu faktor utama
dalam penanaman nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Siregar dan Nadiroh
(Siregar & Nadiroh, 2017) memaparkan bahwa saat ini nilai budaya semakin
luntur oleh perkembangan arus globalisasi yang menyebabkan budaya di
Indonesia semakin pudar dikarenakan pengaruh nilai-nilai budaya barat yang
masuk ke dalam nilai-nilai budaya Indonesia. Oleh karena itu, upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut dengan cara menanamkan atau
mengimplementasikan budaya dalam proses pembelajaran di sekolah.

Pembelajaran berbasis budaya dapat diterapkan dalam berbagai bidang


ilmu pengetahuan, salah satunya pada pembelajaran matematika. Dalam
pembelajaran matematika juga dapat mengimplementasikan bagaimana budaya
digunakan sebagai sarana dalam belajar. Banyak orang yang beranggapan bahwa
pembelajaran matematika sukar atau sulit untuk dipahami ide-idenya, sehingga
budaya dapat digunakan sebagai salah satu solusi dalam menyelesaikan
permasalahan tersebut. Konsep-konsep matematika akan mudah diingat dengan
baik jika pendidik menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dan tepat
dengan kemampuan siswa. Dengan itu, siswa akan lebih mudah memahami
materi-materi yang disampaikan.

Pembelajaran berbasis budaya dikenal dengan istilah etnomatematika.


Etnomatematika dapat dijadikan sarana untuk menghubungkan matematika dan
budaya sehingga digunakan sebagai contoh praktik budaya dalam pembelajaran
matematika. Pembelajaran berbasis budaya adalah salah satu model pendekatan
pembelajaran yang memprioritaskan kegiatan siswa dengan latar belakang budaya
yang beragam dan diintegrasikan pada proses pembelajaran matematika.
Pembelajaran berbasis budaya mengutamakan kegiatan siswa dari latar belakang
budaya yang berbeda, mengintegrasikannya ke dalam proses pembelajaran bidang
studi tertentu, dan dapat menggunakan berbagai bentuk penilaian dalam menilai
hasil belajar model pendekatan pembelajaran (Suardana & Retug, 2017).

Salah satu kebudayaan di Indonesia yang dapat dikaji melalui


etnomatematika adalah alat musik tradisional. Alat musik tradisional yang akan
dikaji adalah alat musik tradisional kendang yang berasal dari provinsi Jawa
Tengah. Kendang mudah ditemukan di berbagai daerah Pulau Jawa. Selain itu,
kendang juga memiliki bentuk yang bervariasi serta bunyi yang khas ketika
dimainkan. Penamaan alat musik memiliki alasan tersendiri sesuai dengan
daerahnya. Kendang merupakan salah satu  bagian dari alat musik tradisional
yang ada di gamelan. Pada umumnya, alat musik tradisional memiliki ciri khas
yang menunjukkan kekhasan dari suatu daerah di Indonesia begitu pula dengan
alat musik kendang tersebut. Bentuk kendang berbeda-beda untuk setiap daerah.
Alat musik ini memiliki bentuk mirip dengan tabung yang terbuat dari kayu
nangka, kelapa atau cempedak dan kulit sapi atau kambing sebagai penutup antara
kedua sisinya juga tali rotan sebagai pengencang. Dalam pembuatan kendang,
diperlukan beberapa proses pembuatan kendang untuk menghasilkan nada yang
bagus. 

3
USDB 2022 - “Pengembangan, Penerapan dan Pendidikan 'Sains dan Teknologi' Pasca Pandemi”

Terdapat hubungan antara alat musik tradisional kendang dengan aktivitas


fundamental matematis (Puspasari et al., 2021) (Bishop, 1997). Ada enam
aktivitas fundamental  matematika dalam pembelajaran etnomatematika yaitu:
counting (menghitung), measuring (mengukur), locating (menempatkan),
designing (mendesain), playing (bermain), dan explaining   (menjelaskan).
Keenam aspek fundamental ini digunakan untuk mengkaji serta  menjelaskan
kepada siswa tentang hubungan antara alat musik tradisional dan pengetahuan 
matematika. Aktivitas ini mengajarkan konsep dan mengimplementasikan
kurikulum pendidikan dan praktek nyata dalam pembelajaran matematika. Alat
musik tradisional yang dikaji digunakan sebagai contoh dalam memvisualisasikan
pengetahuan matematika. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi hubungan
antara alat musik kendang dan matematika serta menjelaskan penerapan alat
musik kendang dalam matematika menurut aktivitas fundamental matematis
(Bishop).

Metode
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Menurut
Sugiyono (OKTYANINOOR, 2021) penelitian deskriptif kualitatif adalah
penelitian yang digunakan untuk mempelajari objek secara alamiah, sarana
pengumpulan data adalah penelitinya, dilakukan dengan triangulasi (gabungan),
dan analisis datanya secara induktif dari hasil generalisasi penelitian. Jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini  adalah jenis data sekunder. Data tersebut
merupakan data yang sudah diolah yang  diambil dari  sumber data buku
elektronik, artikel jurnal online serta sumber-sumber lain yang membahas tentang
alat musik tradisional kendang yang sudah dipublikasikan. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melakukan studi kepustakaan
dengan mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan topik pembahasan. Data
tersebut dianalisis kemudian diperoleh kesimpulan adanya keterkaitan bagian-
bagian yang digunakan dalam pembuatan alat musik kendang serta cara
memainkan alat musik tersebut dalam hubungannya dengan pembelajaran
matematika. 

Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan hasil eksplorasi yang telah dilakukan, alat musik tradisional
kendang memiliki bentuk dan ukuran berbeda-beda. Selain bentuk dan ukuran,
adapun sejarah serta aktivitas fundamental matematis menurut Bishop. 
a. Sejarah 
Secara harfiah, kendang merupakan salah satu alat musik tradisional Jawa
Tengah dengan jenis instrumen membranophones, yang terdapat pada gamelan.
Kendang terbuat dari kayu yang berongga, kulit sapi atau kerbau sebagai muka
bidangnya dan tali sebagai pengikat sisi-sisi badan kendang. Alat musik
tradisional kendang mulai menginvasi Nusantara pada pertengahan abad ke
sembilan dan pertama kali masuk ke Indonesia melalui Pulau Jawa. Saat masuk ke
Indonesia, kendang memiliki beberapa sebutan lain diantaranya murdala, muraja,
padahi, pataha, murawa atau muraba. Dengan berbagai macam penyebutan ini
menunjukkan bahwa ada berbagai macam bentuk, ukuran dan bahan yang
digunakan pada kendang. Selain itu, kendang juga ditemukan dalam situs-situs

4
USDB 2022 - “Pengembangan, Penerapan dan Pendidikan 'Sains dan Teknologi' Pasca Pandemi”

sejarah di Indonesia, seperti di Candi Borobudur, Candi Siwa di Prambanan,


Candi Tegowangi, dan Candi Penataran.
b. Aktivitas Fundamental Bishop
Menurut aktivitas fundamental matematis, ditemukan bahwa alat musik
tradisional kendang memiliki unsur-unsur matematika. Berdasarkan bentuk,
ukuran, serta bunyi yang dihasilkan oleh alat musik tersebut saat dimainkan, ada
beberapa unsur matematika dapat dikaji, diantaranya adalah bentuk geometri
bidang alat musik tradisional kendang, serta barisan aritmetika yang dikaji
berdasarkan bunyi yang dihasilkan alat musik kendang. 

Gambar 1. Alat Musik Tradisional Kendang

1. Counting (menghitung)

Pada alat musik tradisional kendang, aktivitas fundamental


counting/menghitung yang dapat dikaji adalah notasi kendang.
Table 1.Notasi Kendang
Nama Kendang Bagian Lambang Bunyi

Kendang Indung Gedug U Dong


(Ageng) Ù Ting
U Det
U... Deded
Ū Dut
Kempyang a Pang
a Plak
a- Ping
a+ Pong
ɑ Nguk
Kendang Kulanter Kutiplak ä Pak
(Ciblon) å Peung
Katipung u Tung

5
USDB 2022 - “Pengembangan, Penerapan dan Pendidikan 'Sains dan Teknologi' Pasca Pandemi”

Simbol di atas garis menunjukkan posisi tangan atas yaitu tangan yang memukul
bagian kumpyang dan kutiplak, sedangkan lambang di bawah garis menunjukkan
posisi tangan memukul bagian gedug dan katipung yaitu bidang muka besar
bagian bawah. Di bawah ini merupakan nilai ketukan dari notasi adalah sebagai
berikut.

U a Bunyi dong dan pang, memiliki 1 ketuk


Ua Bunyi dong dan pang, memiliki ½ ketuk
UaUa Bunyi dong dan pang, memiliki nilai ¼ ketuk

2. Measuring (mengukur)

Alat musik tradisional kendang dapat dikaji menurut aktivitas fundamental


Bishop measuring adalah menghitung luas dan volume alat musik tersebut.
Konsep yang digunakan dalam perhitungan luas dan volume alat musik kendang
adalah konsep geometri dimana dapat dihitung masing-masing bagian kendang
yang dapat dibagi menjadi dua bagian.

Tabel 2. Ukuran kendang

No Jenis Tinggi Diameter Tebokan Besar Diameter Tebokan Kecil


Kendang

1. Ageng 66 cm 37 cm 33 cm

2. Ciblon 60 cm 20 cm 12 cm

Gambar 2. Ilustrasi Kendang

Kedua bagian tersebut, bentuknya menyerupai kerucut terpancung yang dipotong


oleh sebuah bidang sejajar dengan bidang tebokan (bagian alat musik kendang
yang digunakan untuk tempat memukul). Hal ini digunakan karena ukuran bagian

6
USDB 2022 - “Pengembangan, Penerapan dan Pendidikan 'Sains dan Teknologi' Pasca Pandemi”

tebokan pada kendang yang berbeda pada kedua sisinya. Hasil pengukuran alat
musik tradisional kendang dapat dilihat pada tabel 2. 

Gambar 3. Kerucut terpancung Kendang

Gambar 4. Penampang irisan kerucut

Pada bagian ini, akan tentukan rumus menghitung luas permukaan serta
volume alat musik tradisional kendang. Segitiga ABC pada gambar 4 merupakan
penampang bidang datar dari kerucut terpancung. Segitiga ABC dan segitiga CDE
mempunyai tinggi masing-masing adalah t 1+ t 2dan t 1sedangkan t 2 merupakan
tinggi kerucut terpancung, panjang sisi BC dan EC masing-masing s1 + s2 dan s1
sedangkan merupakan panjang garis pelukis kerucut terpancung, dan panjang R
1 1
dan r masing-masing adalah  AB dan EF merupakan jari-jari kerucut. Karena
2 2
segitiga ABC dan segitiga CDE sebangun, maka didapatkan perbandingan
kesebangunan dari sisi-sisinya.

s1 t1 r
= = (1)
s 1+ s 2 t 1+ t 2 R

Berdasarkan (1) didapatkan hubungan terhadap t 2 ,r ,R dan hubungan s1 terhadap


s2 , r dan R. 

7
USDB 2022 - “Pengembangan, Penerapan dan Pendidikan 'Sains dan Teknologi' Pasca Pandemi”

t2 r
t 1= (2)
R−r

dan

s2 r
s1= (3)
R−r

Kemudian misalkan volume kerucut terpancung, V R dan V r masing-masing


adalah volume kerucut berjari-jari R dan volume kerucut berjari-jari r. Maka
volume kerucut terpancung dapat diperoleh dengan:

1 1
V =V R −V r= π R2 ( t 1 +t 2 )− π r 2 t 1 (4)
3 3

Subtitusi persemaan (2) pada persamaan (4) sehingga diperoleh rumus volume
kerucut terpancung sebagai berikut

1 1
V = π t 2 ( R +r + Rr )= π t 2 [ ( R+r ) −Rr ]
2 2 2
(5)
3 3

Dengan pendapat yang sama, diperoleh rumus luas selimut krucut terpancung
adalah

L=π s 2 ( R+r ) (6)

dimana t 2 adalah tinggi kerucut terpancung dan s2 adalah panjang garis pelukis
kerucut terpancung.

Setelah itu, dilakukan perhitungan volume dan luas selimut kerucut terpancung
kendang yang mana sebelumnya sudah ada pengukuran langsung terhadap
diameter tebokan besar dan tebokan kecil serta tinggi dari kerucut terpancung
kendang. Hasil dari perhitungan ditunjukan pada tabel 3 berikut:

Tabel 3. Hasil Pengukuran dan Perhitungan Kerucut Terpancung Kendang

Jenis Tinggi d R d r S L V
Kendang (t) tebokan tebokan tebokan tebokan (cm) (c m )2
(c m 3)
(cm) besar besar kecil kecil
(cm) (cm) (cm) (cm)
Ageng 66 37 18,5 33 16,5 66,030 7.263,3 63.594,143
Ciblon 60 20 10 12 6 60,133 3.023,830 12.320

3. Locating (menempatkan)
Alat musik kendang diletakan pada kaki kendang yang terbuat dari kayu
berbentuk seperti huruf X dan diletakan secara vertikal. Ada dua kaki kendang

8
USDB 2022 - “Pengembangan, Penerapan dan Pendidikan 'Sains dan Teknologi' Pasca Pandemi”

yang digunakan sebagai penyangga untuk alat musik tradisional kendang agar
alat musik tersebut terletak vertikal serta dapat dimainkan dan menghasilkan
bunyi sesuai yang diinginkan oleh pemain musik kendang.  Kaki kendang ini
dinamakan dengan jangka kendang. 

Gambar.5 Bagian Bunyi Tebokan Kendang

4. Designing (mendesain)

Pada umumnya alat musik kendang berbentuk gabungan dari dua kerucut
terpancung yang di bagian sisinya terdapat ukiran-ukiran yang dapat menambah nilai
keunikan dari alat musik kendang. Tali rotan yang membentuk seperti huruf Y berfungsi
untuk menaikan atau menurunkan nada dasar pada alat musik tersebut. Pada bagian
badan kendang dilapisi cairan pernis (varnish) agar terlihat lebih mengkilap.

Gambar 6. Kerangka Kendang

5. Playing (bermain)

Pada aspek playing ada beberapa teknik memukul kendang. Berdasarkan hasil
eksplorasi yang telah dilakukan langkah pertama yang harus dilakukan oleh
pemain alat musik kendang adalah meletakan tangan kanan di bagian kendang
yang lebih kecil (sebelah kanan) dan tangan kiri diletakan dibagian kendang yang
lebih besar (sebelah kiri). Posisi badan dan tangan jangan terlalu tegang karena
dapat mempengaruhi saat bermain kendang.  Langkah kedua, untuk tangan kanan

9
USDB 2022 - “Pengembangan, Penerapan dan Pendidikan 'Sains dan Teknologi' Pasca Pandemi”

cara memukulnya menggunakan jari telunjuk dan jari manis di bagian badan
kendang. Tangan kiri memukul kendang ujung jari telunjuk dan jari manis diikuti
oleh tangan bagian dalam. 

6. Explaining   (menjelaskan)
Berdasarkan hasil eksplorasi, terdapat beberapa jenis kendang beserta
fungsinya masing-masing diantaranya: kendang ageng yang berukuran besar dan
selalu dipakai dalam pertunjukan gamelan, kendang wayangan yang biasanya
digunakan dalam pertunjukan wayang kulit, kendang ciblon yang menghasilkan
nada tinggi dan kendang ketipung yang biasa digunakan sebagai instrumen
dangdut. Umumnya kendang yang sering digunakan dalam pertunjukan gamelan
hanya membutuhkan dua jenis kendang, yaitu kendang ageng dan kendang ciblon.
Pada pembuatan alat musik kendang kayu yang digunakan adalah kayu pohon
nangka dan mangga karena kedua kayu tersebut dapat menghasilkan suara
kendang yang bagus. 

Kesimpulan
Berdasarkan hasil eksplorasi, alat musik tradisional kendang memiliki
sejarah dan filosofi yang menarik untuk diketahui oleh banyak orang. Mengikuti
aktivitas fundamental matematis alat musik tradisional kendang memiliki
keterkaitan dengan matematika. Berdasarkan bentuknya alat musik ini dapat
dihitung luas serta volume dengan menggunakan rumus luas dan volume kerucut
terpancung.

10
USDB 2022 - “Pengembangan, Penerapan dan Pendidikan 'Sains dan Teknologi' Pasca Pandemi”

Daftar pustaka

Andriono, R. (2021). Analisis Peran Etnomatematika dalam Pembelajaran


Matematika. ANARGYA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 4(2).
https://doi.org/10.24176/anargya.v4i2.6370

GEA, M. (2021). NEGARA KESATUAN (makalah ilmu negara).


https://osf.io/preprints/xsgf8/%0Ahttps://osf.io/xsgf8/download

Lubis, S. I., Mujib, A., & Siregar, H. (2018). Eksplorasi Etnomatematika pada
Alat Musik Gordang Sambilan. Edumatika : Jurnal Riset Pendidikan
Matematika, 1(2), 1. https://doi.org/10.32939/ejrpm.v1i2.246

Nurhasanah, L., Siburian, B. P., & Fitriana, J. A. (2021). Pengaruh Globalisasi


Terhadap Minat Generasi Muda Dalam Melestarikan Kesenian Tradisional
Indonesia. Jurnal Global Citizen : Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan
Kewarganegaraan, 10(2), 31–39. https://doi.org/10.33061/jgz.v10i2.5616

OKTYANINOOR, S. (2021). Analisis Penanganan Bagasi Terhadap Kepuasan


Penumpang Maskapai Garuda Indonesia Pt. Gapura Angkasa Di Yogyakarta
International Airport. Skripsi STT Kedirgantaraan Yogyakarta, 34–50.

Puspasari, R., Rinawati, A., & Pujisaputra, A. (2021). Pengungkapan Aspek


Matematis pada Aktivitas Etnomatematika Produksi Ecoprint di Butik El
Hijaaz. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 10(3), 379–390.
https://doi.org/10.31980/mosharafa.v10i3.851

Saepudin, A. (2013). Konsep dan Metode Garap dalam Penciptaan Tepak


Kendang Jaipongan. Panggung, 23(1).
https://doi.org/10.26742/panggung.v23i1.84

Setyawan, A. D., Arief, A., & Al Masjid, A. (2017). Analisis Instrumen Kendang
Dalam Karawitan Jawa Di Tinjau Dari Nilai Luhur Tamansiswa. Jurnal
JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar), 4(1), 69.
https://doi.org/10.26555/jpsd.v4i1.a9592

Siregar, S. M., & Nadiroh, N. (2017). Peran Keluarga Dalam Menerapkan Nilai
Budaya Suku Sasak Dalam Memelihara Lingkungan. Jurnal Green Growth
Dan Manajemen Lingkungan, 5(2), 28. https://doi.org/10.21009/jgg.052.04

Sitanggang, N. (2021). Etnomatematika: Eksplorasi Alat Musik Tradisional Khas


Batak Toba. Jurnal Peka, 4(2), 57–61. https://doi.org/10.37150/jp.v4i2.851

Suardana, I. N., & Retug, N. (2017). Pelatihan Pembuatan Perangkat


Pembelajaran Berbasis Budaya Bali Bagi Guru-Guru Sains Smp Di
Kecamatan Buleleng. Jurnal Widya Laksana, 2(1), 9.
https://doi.org/10.23887/jwl.v2i1.9125

Sumantri, G., & Sari, A. F. K. (2022). Eksplorasi Etnomatematika pada Gamelan

11
USDB 2022 - “Pengembangan, Penerapan dan Pendidikan 'Sains dan Teknologi' Pasca Pandemi”

Jawa sebagai Media Belajar Matematika. Prosiding Seminar Pendidikan …,


5(2721).
http://prosiding.himatikauny.org/index.php/prosidinglsm/article/view/
233%0Ahttp://prosiding.himatikauny.org/index.php/prosidinglsm/article/
download/233/120

Supriyono, S., Purwaningsih, W. I., & Saputra, A. F. (2021). Etnomatematika


Pada Alat Musik Gamelan Jawa. Math Educa Journal, 5(2), 135–142.
https://doi.org/10.15548/mej.v5i2.2763

Zhoga, E. F. E. (2019). Gamelan Jawa: Sebuah Alternatif Media Pembelajaran


Matematika Berbasis Budaya. Prosiding SEMDIKJAR (Seminar …, 675–
688.
http://ojs.semdikjar.fkip.unpkediri.ac.id/index.php/SEMDIKJAR/article/
view/79

12

You might also like