You are on page 1of 7

GAMBARAN KADAR KOLESTEROL LDL DALAM PASIEN HIPERTENSI

DESCRIPTION OF LDL CHOLESTEROL LEVELS IN HYPERTENSION


PATIENT

(Case Study at Inpatient Village clinic of Mojoagung, Jombang)

Norita Eva Wijayanti, Hansen, Evi Puspita Sari


Korespondensi :
Norita Eva Wijayanti : Program Studi D3 Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang
JL. Halmahera No.33, Kaliwungu, Jombang, Jawa Timur 61419
Telp. (0321) 854916 Fax : 0321-854915
E-mail : noritaeva85@gmail.com

ABSTRACT

Hypertension is a condition where if the systolic blood pressure of 140 mmHg or higher and
diastolic blood pressure 90 mmHg or higher. When blood is flew with high pressure can damage
blood vessel wall and cause a buildup of platelets, fat and cholesterol forming plaque
(atherosclerosis). From various studies are reported that LDL cholesterol having small density is
dangerous because it easily is trapped into the blood vessel wall and cause atheroma plaque, and
when the atheroma plaque becomes inflamed, the blood vessel wall easily become unstable. The
purpose of this study is to know description of LDL cholesterol levels in hypertension patient at
Inpatient Village clinic of Mojoagung, Jombang. This study used observational descriptive and
sampling was conducted by using purposive sampling. The sample of this study was 30
hypertension patients at Inpatient Village clinic of Mojoagung, Jombang. After being conducted
research showed that as many as 18 respondents (60%) had normal LDL cholesterol level. Based
on the study result that has been conducted showed that respondents who had normal LDL
cholesterol level as many as 18 respondents (60%) and those with abnormal LDL cholesterol level
are as many as 12 respondents (40%). It is therefore recommended to people, especially patients
with hypertension are expected to perform routine checks of blood pressure and cholesterol to
know health status and prevent complications.

Keywords: Hypertension, LDL cholesterol level

PENDAHULUAN
Hipertensi atau tekanan darah tinggi jumlah kasus 30.172 setelah Infeksi akut
merupakan salah satu penyebab angka pernapasan atas lainnya dan Nasofaringitis
kesakitan (morbiditas) dan angka kematian akut (Profil Kesehatan Kabupaten Jombang
(mortalitas) paling sering di dunia. Hipertensi 2011, h.11). Berdasarkan laporan dari
adalah kondisi dimana jika tekanan darah Puskesmas Mojoagung Kabupaten Jombang
sistole 140 mmHg atau lebih tinggi dan tahun 2013 data 10 daftar penyakit terbesar
tekanan darah diastole 90 mmHg atau lebih di Puskesmas Mojoagung Kabupaten
tinggi (Syamsudin 2011, h.22). Jombang dalam 6 bulan terakhir yaitu dari
bulan Juli sampai Desember total pasien
Di wilayah Kabupaten Jombang Hipertensi Hipertensi sebanyak 1704 kasus.
merupakan kejadian yang sering terjadi,
sehingga masuk dalam kategori angka Hipertensi sering disebut the silent killer
kesakitan dengan 10 penyakit terbesar di karena gangguan ini pada tahap awal adalah
puskesmas. Berdasarkan laporan dari asimtomatis atau tanpa gejala. Vasokontriksi
puskesmas diketahui bahwa penyakit yang pembuluh darah yang berlangsung lama
paling banyak diderita masyarakat di dapat mengakibatkan kerusakan permanen
Kabupaten Jombang tahun 2011 meliputi pada ginjal dengan timbulnya kegagalan
penyakit infeksi dan degeneratif dan ginjal. Selain ginjal, otak dan jantung dapat
Hipertensi menempati urutan ke-3 dengan pula mengalami kerusakan yang permanen
(Baradero 2008, h.52). Hipertensi dapat darah tinggi), merokok, dan kadar kolesterol
mempercepat proses aterosklerosis apabila yang tinggi merupakan faktor utama
disertai dengan hiperlipidemia (Tambayong penyebab penyakit jantung koroner. Hasil
2000, h.1). Sebaliknya risiko terjadinya studi memperkenalkan konsep baru
aterosklerosis meningkat bersamaan dengan mengenai faktor risiko di dunia kedokteran.
pertambahan usia, riwayat keluarga, Dalam kaitannya dengan penyakit jantung
hipertensi, kebiasaan merokok, koroner, faktor risiko adalah faktor yang
hiperkolesterolemia, dan diabetes (Mitchell memacu timbulnya aterosklerosis (Peter
dkk 2008, h.304). 2008, h.30).

Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin
kondisi pada arteri besar dan kecil yang mengetahui kadar kolesterol LDL dalam
ditandai dengan penimbunan endapan lemak, pasien hipertensi sebagai salah satu
trombosit, neutrofil, monosit, dan makrofag pemeriksaan penunjang untuk membantu
di seluruh kedalaman tunika intima (lapisan memperkirakan risiko kardiovaskular (Gray
sel endotel) dan akhirnya ke tunika media dkk 2003, h.61).
(lapisan otot polos). Pada tahun 1908, A.I.
Ignatowski di Rusia melaporkan ada kaitan Rumusan masalah dalam penelitiaan ini
antara makanan kaya kolesterol dengan adalah “bagaimana kadar kolesterol LDL
kejadian aterosklerosis. Kemudian Windaus dalam pasien hipertensi di instalasi rawat
menunjukkan bahwa lesi ateroma inap Puskesmas Mojoagung, Jombang ?”
mengandung 6 kali lebih banyak kolesterol
bebas dan 20 kali lebih banyak kolesterol Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
teresterifikasi dibandingkan arteri normal mengetahui gambaran kadar kolesterol LDL
(Peter 2008, h.21). dalam pasien hipertensi di instalasi rawat
inap Puskesmas Mojoagung, Jombang.
Risiko berkorelasi dengan kadar LDL serum,
karena LDL membawa 70% dari total BAHAN DAN METODE
kolesterol serum, peningkatan kadar LDL
berarti peningkatan kadar kolesterol yang Jenis penelitian ini merupakan penelitian
beredar dalam darah dan dapat mengendap deskriptif observasional.
dalam dinding pembuluh darah. Dari
berbagai penelitian dilaporkan bahwa bukan Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
kolesterol total atau trigliserida, melainkan pasien yang dirawat di Instalasi Rawat Inap
kolesterol LDL berdensitas kecil yang Puskesmas Mojoagung, Jombang.
berbahaya, dan kolesterol LDL yang
teroksidasi paling berbahaya karena mudah Teknik pengambilan sampel yang digunakan
terjebak masuk ke dalam dinding pembuluh adalah Purposive Sampling dengan sampel
darah dan menyebabkan plak ateroma, dan pasien hipertensi di Instalasi Rawat Inap
bilamana plak ateroma tersebut mengalami Puskesmas Mojoagung, Jombang.
peradangan, maka dinding pembuluh darah
mudah menjadi tidak stabil (Peter 2008, Penelitian ini dilaksanakan mulai dari
h.46). Penelitian membuktikan bahwa penyusunan proposal sampai dengan
kenaikan kolesterol plasma merupakan faktor penyusunan karya tulis ilmiah (KTI) sejak
risiko penting untuk berkembangnya bulan Desember 2013 sampai Juni 2014.
Penyakit Jantung Koroner (Patrick 2006, Pengambilan data dilakukan pada tanggal
h.141). bulan April 2014 di Instalasi Rawat Inap
Puskesmas Mojoagung, Jombang.
Sampai pada pertengahan abad ke-20,
National Health Institute di Amerika Definisi operasional penelitian ini adalah
melakukan sebuah studi di kota Framingham, sebagai berikut :
Massachusetts, yang melibatkan 2.421 wanita
dan 1.980 laki-laki yang ditindaklanjuti
selama 6 tahun. Ternyata hasilnya
menunjukan bahwa hipertensi ( tekanan
Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian Prosedur Pemisahan Serum
1. Menyiapkan tabung reaksi dan segera
membuka uliran spuit, darah dialirkan ke
dalam tabung melewati dindingnya
dengan pelan-pelan.
2. Darah pada tabung reaksi yang telah
membeku ± 30 menit segera dicentrifuge
untuk memisahkan serum dari bekuan
darah dengan menggunakan mikropipet
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan
sesuai volume serum yang diperlukan.
kuesioner terbuka.
Prosedur Pemeriksaan Kolesterol total
Peralatan dan bahan yng digunakan antara
1. Menyiapkan 3 tabung serologi dan
lain :
menyiapkan serum yang diperiksa.
Peralatan :
2. Mengisi masing tabung dengan 1000 µl
1. Centrifuge
reagen kolesterol. Tabung 1 sebagai
2. Fotometer
blanko, menambahkan 10 µl standart pada
3. Spuit
tabung 2 (standart) dan menambahkan 10
4. Tabung reaksi
µl serum pada tabung 3 (test).
5. Tabung serologi
3. Menghomogenkan, menginkubasi pada
6. Rak tabung
suhu 37°C selama 5 menit dan membaca
7. Mikropipet
absorbansi dari ketiga tabung
8. Blue tip dan Yellow tip
menggunakan fotometer dengan panjang
9. Pipet tetes
gelombang 546 nm. Pembacaan hasil
10.Label
tidak boleh lebih dari 60 menit.
11.Kapas
12.Tourniquet
Prosedur Pemeriksaan LDL Presipitant
13.Timer
(kolesterol dalam supernatan)
1. Sebanyak 100 µl serum dimasukkan ke
Bahan :
dalam tabung serologi dan ditambahkan
1. Darah vena yang diambil serum
1000 µl reagen LDL presipitant.
2. Alkohol 70%
Kemudian dibiarkan selama 10 menit dan
3. Aquades
dipusingkan selama 15 menit pada
4. Reagen Kolesterol Total
kecepatan 4000 rpm.
5. Reagen LDL Presipitant
2. Setelah dipusingkan, mengambil 100 µl
supernatan dari tabung serologi dan
Prosedur Pengambilan Darah
ditambahkan reagen kolesterol total
1. Memasang tourniquet pada lengan atas
sebanyak 1000 µl. Campuran
pasien ± 7 cm dari lipat siku.
dihomogenkan dan diinkubasi selama 10
2. Kulit sekitar tempat pengambilan darah
menit pada suhu 20-25°C. Kemudian
(daerah vena mediana cubiti) dibersihkan
membaca absorbansi menggunakan
dengan alkohol 70% dan dibiarkan
fotometer dengan panjang gelombang 546
mengering.
nm.
3. Dilakukan penusukan pada vena denga
posisi jarum 30°dari kulit, bila darah
HASIL
tampak mengalir ke dalam spuit segera
Data Khusus
melepaskan tourniquet kemudian menarik Tabel 5.5 Analisa Diskriptif Variabel Penelitian Kadar
toraks pelan-pelan hingga didapatkan Kolesterol LDL Dalam Pasien Hipertensi di
darah sesuai kebutuhan. Puskesmas Mojoagung 2014

4. Jarum dikeluarkan hati-hati, bekas


tusukan ditutupi dengan kapas kering lalu
diplester.
Berdasarkan tabel 5.5 analisa deskriptif
variabel penelitian kadar kolesterol LDL
dalam pasien hipertensi di rawat inap
Puskesmas Mojoagung menunjukkan bahwa Tabel 5.9 Tabulasi Silang Antara Olahraga dengan Kadar
Kolesterol LDL Dalam Pasien Hipertensi di
kadar kolesterol LDL normal yaitu sebanyak Puskesmas Mojoagung, Jombang 2014
17 responden (56,7%) dan kadar kolesterol
LDL abnormal yaitu sebanyak 13 responden
(43,3%).

Tabulasi Silang
Tabel 5.6 Tabulasi Silang Antara Umur Pasien dengan Kadar
Kolesterol LDL Dalam Pasien Hipertensi di Berdasarkan tabel 5.9 menunjukkan bahwa
Puskesmas Mojoagung, Jombang 2014 sebagian besar responden yang memiliki
kadar kolesterol LDL normal adalah
responden yang sering berolahraga yaitu
sebanyak 10 responden (62,5%).

Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa PEMBAHASAN


sebagian besar responden yang berumur 56-
65 tahun memiliki kadar kolesterol LDL Pada bagian ini membahas hasil dari
normal yaitu sebanyak 8 responden (72,7%). penelitian yang dilaksanakan di Puskesmas
Mojoagung, Jombang. Penelitian ini
Tabel 5.7 Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin Pasien bertujuan mengetahui gambaran kadar
dengan Kadar Kolesterol LDL Dalam Pasien
Hipertensi di Puskesmas Mojoagung, Jombang kolesterol LDL dalam pasien hipertensi dari
2014 jumlah responden keseluruhan 30 responden
rawat inap yang diambil secara purposive
sampling.

Berdasarkan tabel 5.5 analisa deskriptif


variabel penelitian kadar kolesterol LDL
Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa
dalam pasien hipertensi di rawat inap
sebagian besar responden yang memiliki
Puskesmas Mojoagung menunjukkan bahwa
kadar kolesterol LDL normal adalah pria
kadar kolesterol LDL normal yaitu sebanyak
yaitu sebanyak 9 responden (69,2%).
17 responden (56,7%) dan kadar kolesterol
Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa
LDL abnormal yaitu sebanyak13 responden
sebagian besar responden yang memiliki
(43,3%). Secara sederhana seseorang disebut
kadar kolesterol LDL normal adalah pria
hipertensi apabila tekanan darah sistolik di
yaitu sebanyak 9 responden (69,2%).
atas 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih
Tabel 5.8 Tabulasi Silang Antara Lama Menderita dengan besar dari 90 mmHg (Tuti & Susirah 2005,
Kadar Kolesterol LDL Dalam Pasien Hipertensi di h.5). Hipertensi yang berlangsung dalam
Puskesmas Mojoagung, Jombang 2014 waktu yang lama dapat meningkatkan faktor
resiko seseorang terhadap organ target
(Levanita S 2011, h.4). Salah satu kerusakan
yang ditimbulkan hipertensi yaitu pecahnya
pembuluh darah dan rusaknya dinding
pembuluh darah menyebabkan penumpukan
Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan bahwa platelet yang kemudian membentuk
sebagian besar responden yang memiliki mikrotrombi. Terbentuknya mikrotrombi ini
kadar kolesterol LDL normal adalah menyebabkan lemak dan kolesterol tertahan
responden yang telah menderita hipertensi dan menumpuk sehingga terbentuklah plak.
selama 1-4 tahun sebanyak 10 responden Terbentuknya plak pada dinding pembuluh
(76,9%). darah otomatis menurunkan fleksibilitas
pembuluh darah sehingga menghambat laju
aliran darah dan tekanan darah semakin
meningkat (Elisa, Nunung, dan Uken 2006,
h.6). Berdasarkan hasil peneliti sebagian
besar responden memiliki kadar kolesterol
LDL normal. Hal ini mungkin dikarenakan Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa
beberapa faktor antara lain rokok, lama sebagian besar responden yang memiliki
menderita hipertensi, olahraga dan faktor kadar kolesterol LDL normal adalah pria
pola makanan sehingga kadar kolesterol LDL yaitu sebanyak 9 responden (69,2%) dan
dalam tubuh normal. Selain itu responden responden yang memiliki kadar kolesterol
mungkin belum lama menderita hipertensi abnormal adalah wanita yaitu sebanyak 9
sehingga faktor resiko terjadi komplikasi responden (52,9%). Di awal menopause
aterosklerosis masih rendah. produksi estrogen tidak akan berhenti secara
tiba-tiba karena tidak terjadi kerusakan pada
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa indung telur, hanya produksinya yang
sebagian besar responden yang berumur 56- berkurang. Penurunan drastis kadar hormon
65 tahun memiliki kadar kolesterol LDL estrogen dan progesteron pada sebagian
normal yaitu sebanyak 8 responden (72,7%) wanita akan mempengaruhi berbagai
dan responden yang berumur 46-55 tahun perubahan fisik dan kondisi psikis yang
memiliki kadar kolesterol LDL abnormal sangat individual. Perubahan fisik yang
yaitu 7 responden (70%). Secara alamiah umum dialami oleh wanita menopause di
lansia akan mengalami penurunan fungsi antaranya kulit kendur, inkontinensia
organ dan mengalami labilitas tekanan darah (gangguan kontrol berkemih), jantung
(Mubarak dkk, 2006). Oleh sebab itu, lansia berdebar-debar pada waktu beraktivitas,
dianjurkan untuk selalu memeriksakan peningkatan suhu tubuh secara mendadak,
tekanan darah secara teratur agar dapat sakit kepala, dan mudah lupa. Sedangkan
mencegah penyakit kardiovaskuler perubahan kondisi psikis seringkali
khususnya hipertensi (Martono & Pranaka, menimbulkan perasaan tertekan, depresi dan
2009). Sedangkan jumlah lemak pada tubuh cepat marah. Selain itu menurunnya kadar
seseorang umumnya meningkat sejalan estrogen menimbulkan kecenderungan
dengan bertambahnya usia, terutama menurunnya kadar HDL dan meningkatkanya
disebabkan melambatnya metabolisme dan kadar kolesterol LDL dan kolesterol total
berkurangnya aktivitas fisik. Meskipun porsi dalam darah (Emma S 2004, h.6).
yang lebih besar dari kolesterol darah Berdasarkan hasil peneliti hal ini sesuai
merupakan hasil sintesis liver dan hanya dengan teori yang tersebut di atas. Yang
sekitar 30% yang berasal dari asupan mana responden wanita memiliki kadar
makanan kaya lemak, tetapi pola hidup kolesterol LDL abnormal yang mungkin
seseorang akan sangat berpengaruh terhadap dikarenakan responden memasuki masa
risiko terjadinya aterosklerosis. Seseorang menopause dan diharapkan responden lebih
akan mendapat kondisi kolesterol HDL yang menjaga pola hidup yang lebih baik misal
lebih baik bila tidak gemuk, aktif rutin berolahraga dan mengkonsumsi
berolahraga, dan tidak merokok (Djajat 2006, makanan yang berserat serta menghindari
h.32). Selain itu serat larut dapat makanan yang berlemak.
mengendalikan tekanan darah dan membantu
menurunkan kadar kolesterol. Kolesterol Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan bahwa
hasil sintesa hati akan berubah menjadi asam sebagian besar responden yang memiliki
empedu untuk membantu proses penyerapan kadar kolesterol LDL normal adalah
makanan. Kelebihan asam empedu ini lalu responden yang telah menderita hipertensi
diikat oleh serat makanan dan dibuang selama 1-4 tahun sebanyak 10 responden
melalui kotoran (Budi 2009, h.37). (76,9%) sedangkan responden yang memiliki
Berdasarkan hasil peneliti hal ini tidak sesuai kadar kolesterol LDL abnormal adalah
dengan teori yang tersebut di atas. Hal ini responden yang telah menderita hipertensi
mungkin dikarenakan responden yang selama > 8 tahun sebanyak 5 responden
berumur 56-65 tahun memiliki pola hidup (71,4%). Hipertensi yang berlangsung dalam
yang lebih baik dibandingkan dengan waktu yang lama dapat meningkatkan faktor
responden yang berumur 46-55 tahun. resiko seseorang terhadap organ target
Sehingga sebagian besar responden yang (Levanita S 2011, h.4). Salah satu kerusakan
berumur 56-65 tahun memiliki kadar yang ditimbulkan hipertensi yaitu pecahnya
kolesterol LDL yang normal. pembuluh darah dan rusaknya dinding
pembuluh darah menyebabkan penumpukan
platelet yang kemudian membentuk yaitu responden yang memiliki kadar
mikrotrombi. Terbentuknya mikrotrombi ini kolesterol LDL normal sebanyak 17
menyebabkan lemak dan kolesterol tertahan responden (56,7%) dan yang memiliki kadar
dan menumpuk sehingga terbentuklah plak. kolesterol LDL abnormal sebanyak 13
Terbentuknya plak pada dinding pembuluh responden (43,3%).
darah otomatis menurunkan fleksibilitas
pembuluh darah sehingga menghambat laju Saran
aliran darah dan tekanan darah semakin Bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian
meningkat (Elisa, Nunung, dan Uken 2006, yang lebih lanjut dengan menggunakan
h.6). Berdasarkan peneliti hal ini sesuai kriteria sampel yang lebih teliti dan
dengan teori yang tersebut di atas, yang mana memperhatikan faktor-faktor pengganggu
responden yang telah menderita hipertensi dari kolesterol LDL. Bagi masyarakat
selama 1-4 tahun memiliki kadar kolesterol khususnya penderita hipertensi diharapkan
LDL yang normal dibandingkan dengan rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah
responden yang telah menderita hipertensi dan kolesterol untuk mengetahui status
selama > 8 tahun memiliki kadar kolesterol kesehatan dan mencegah terjadinya
LDL abnormal. Hal ini dapat terjadi karena komplikasi aterosklerosis. Selain itu
semakin lama seseorang menderita hipertensi diharapkan juga untuk menerapkan pola
maka seseorang memiliki resiko yang lebih hidup sehat dengan berolahraga dan
tinggi menimbulkan komplikasi yaitu mengurangi makanan berkolesterol tinggi.
aterosklerosis. Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat
memberikan penyuluhan dalam rangka
Berdasarkan tabel 5.9 menunjukkan bahwa memberi pelayanan kesehatan kepada
sebagian besar responden yang memiliki masyarakat.
kadar kolesterol LDL normal adalah
responden yang sering berolahraga yaitu KEPUSTAKAAN
sebanyak 10 responden (62,5%) dan
responden yang memiliki kdar kolesterol Syamsudin. 2011. Buku Ajar
LDL abnormal adalah responden yang jarang Farmakoterapi Kardiovaskular dan
berolahraga yaitu sebanyak 7 responden Renal. Salemba Medika, Jakarta
(50%). Olahraga secara teratur dapat
meningkatkan pembakaran lemak dan Corwin, Elizabeth J., 2009. Buku Saku
kolesterol. Berolahraga keras bisa Patofisiologi. EGC, Jakarta
meningkatkan jumlah HDL sampai 20-30%.
Namun, jika seseorang berhenti berolahraga, Nilawati, Sri dkk. 2008. Care Yourself,
kadar HDL dan kolesterol juga biasanya akan Kolesterol. Penebar Plus, Jakarta
cepat kembali ke kadar semula. Oleh karena
itu perlu dilakukan secara teratur bila hendak Julianti, Elisa Diana., Nunung Nurjanah,
memperbaiki kadar kolesterol dalam tubuh dan Uken S.S.Soetrisno. 2006. Bebas
(Nilawati dkk 2008, h.25). Olahraga juga Hipertensi Dengan Terapi Jus. Puspa
dapat meningkatkan pembentukan pembuluh Swara, Jakarta
kolateral di sekitar bagian yang tersumbat
(Corwin 2009, h.484). Berdasarkan hasil Levanita, S. 2011. Prevalensi Retinopati
peneliti hal ini sesuai dengan teori yang Hipertensi di RSUP H. Adam Malik
tersebut di atas, yang mana responden yang Medan Periode Agustus 2008 - Agustus
sering berolahraga memiliki kadar kolesterol 2010. Jurnal.
LDL normal.
Tisnadjaja, Drs. Djadjat. 2006. Bebas
SIMPULAN DAN SARAN Kolesterol dan Demam Berdarah dengan
Angkak. Penebar Swadaya , Jakarta
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Wirakusumah , Emma S. 2004. Tips &
dilaksanakan di Puskesmas Mojoagung Diet Untuk Tetap Sehat, Cantik, dan
tentang gambaran kadar kolesterol LDL Bahagia di Masa Menopause. Gramedia
dalam pasien hipertensi didapatkan hasil Pustaka Utama, Jakarta
Martono, H., Pranaka, K. 2009. Geriatri
(Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Balai
Penerbit FKUI, Jakarta.

Mubarak dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu


Keperawatan Komunitas 2. CV
Sagung Seto, Jakarta

Soenardi, Tuti dan Susirah Soetardjo.


2005. Hidangan Sehat Untuk
Penderita Hipertensi.Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta

Davey, Patrick. 2006. Medicine At a


Glance. Erlangga, Jakarta

Kabo, Peter. 2008. Mengungkap


Pengobatan Penyakit Jantung
Koroner. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta

Gray, Huon H., Keith D. Dawkins, John


M. Morgan, dan Iain A. Simpson. 2003.
Lecture Notes Kardiologi. Erlangga,
Jakarta

Mitchell, Richard N., dkk. 2008. Buku


Saku Dasar Patologis Penyakit. EGC,
Jakarta

Baradero, Mary, dkk. 2008. Klien


Gangguan Kardiovaskular.
EGC, Jakarta

Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi


Untuk Keperawatan. EGC,
Jakarta

Syamsudin. 2011. Buku Ajar


Farmakoterapi Kardiovaskular
dan Renal. Salemba Medika,
Jakarta

Dinas Kesehatan Jombang. 2011. Profil


Kesehatan Kabupaten Jombang
2011. Diakses pada 18 Januari
2014.
http://www.jombangkab.go.id/e-
gof/satkerda/page/1.2.6.2/2011_
profil_kesehatan_bab_III.pdf.

You might also like