Professional Documents
Culture Documents
Soal:
Perhatian!
1. Mahasiswa dengan NIM ganjil menjawab soal genap dan mahasiswa NIM
Genap menjawab soal no ganjil.
2. jawaban dikumpul paling lambat tgl 31 Mei, jam 16.00 ke alamat email
secretariat S2 Pariwisata (ida Ayu Ari pradnyani)
Soal Genap :
A. Tourism Development
Narrowly defined as the provision or enhancement of facilities and services to meet the
needs of tourists
But tourism can also be seen as a means of development in a much broader sense, the
path to achieve some end state or condition
It is in this light that the impacts of tourism are examined
To what extent do these impact contribute to the development of the destination?
To what extent does tourism’s contribution to the state of development depend on the
way tourism there has developed?
There is never a single, right answer about the desirable level of tourism development or
the capacity of a destination region to host tourists
Limits and capacities are best determined by evaluation and policy reviews while
development is allowed to proceed slowly and incrementally
Only cautions, deliberate evaluation of on-going development and policy applications can
intelligent decisions be made regarding what is best host and guest
2. A,B,dan C
Penting bagi industri pariwisata Indonesia untuk meningkatkan kontribusinya
pada produk domestik bruto (PDB) karena hal ini akan memicu lebih banyak pendapatan devisa
(karena setiap turis asing menghabiskan rata-rata antara 1.100 dollar AS sampai 1.200 dollar AS
per kunjungan) dan juga menyediakan kesempatan kerja untuk masyarakat Indonesia
(berdasarkan data terakhir dari Badan Pusat Statistik, tingkat pengangguran di negara ini
mencapai 5,81% di Februari 2015). Diperkirakan bahwa hampir 9% dari total angkatan kerja
nasional dipekerjakan di sektor pariwisata.
Saat ini, sektor pariwisata Indonesia berkontribusi untuk kira-kira 4% dari total perekonomian.
Pada tahun 2019, Pemerintah Indonesia ingin meningkatkan angka ini dua kali lipat menjadi 8%
dari PDB, sebuah target yang ambisius (mungkin terlalu ambisius) yang mengimplikasikan
bahwa dalam waktu 4 tahun mendatang, jumlah pengunjung perlu ditingkatkan dua kali lipat
menjadi kira-kira 20 juta. Dalam rangka mencapai target ini, Pemerintah akan berfokus pada
memperbaiki infrastruktur Indonesia (termasuk infrastruktur teknologi informasi dan
komunikasi), akses, kesehatan & kebersihan dan juga meningkatkan kampanye promosi online
(marketing) di luar negeri. Pemerintah juga merevisi kebijakan akses visa gratis di 2015 (untuk
penjelasan lebih lanjut, lihat di bawah) untuk menarik lebih banyak turis asing.
Di bawah ini kami menyajikan data kunjungan wisatawan asing ke Indonesia dalam beberapa
tahun terakhir. Harap dicatat bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) mengubahkan definisi
kunjungan wisatawan asing per Januari 2016. Maka terjadi peningkatan tajam antara tahun 2016
dan 2015.
Kendati begitu, laporan itu juga menyatakan bahwa Indonesia tidak memberikan cukup
penekanan pada keberlanjutan lingkungan hidup (mengakibatkan penggundulan hutang dan
membayakan spesies-spesies langka, sementara hanya sedikit dari limbah air yang diolah).
Laporan ini juga menyebutkan kekuatiran-kekuatiran tentang keselamatan dan keamanan,
terutama kerugian bisnis karena terorisme. Kekuatiran lain adalah karena Indonesia tertinggal di
belakang dibandingkan Singapura (peringkat 11), Malaysia (peringkat 25) dan Thailand
(peringkat 35) dalam pemeringkatan Travel & Tourism Competitiveness Report 2015.
Kurangnya infrastruktur yang layak di Indonesia adalah masalah yang berkelanjutan, bukan
hanya karena hal ini sangat meningkatkan biaya-biaya logistik sehingga membuat iklim investasi
kurang menarik namun juga mengurangi kelancaran perjalanan untuk pariwisata. Infrastruktur di
Bali luar biasa dan di Jakarta cukup layak (kecuali untuk kemacetan lalu lintas yang sangat
besar) namun di luar Bali dan Jakarta kebanyakan infrastruktur di negara ini kurang layak,
terutama di wilayah Timur Indonesia karena kurangnya bandara, pelabuhan, jalan, dan hotel.
Kurangnya konektivitas di dalam dan antar pulau berarti ada sejumlah besar wilayah di
Indonesia dengan potensi pariwisata yang tidak bisa didatangi dengan mudah.
Selain infrastruktur, pendidikan juga menjadi halangan. Meskipun di Pulau Bali dan hotel-hotel
mewah di Jakarta kebanyakan penduduk asli yang bekerja di sektor pariwisata cukup fasih
berbahasa Inggris (dan bahkan bahasa-bahasa asing lainnya), di wilayah-wilayah yang lebih
terpencil penduduk asli kesulitan untuk berkomunikasi dengan para turis. Oleh karena itu, fokus
pada mempelajari Bahasa Inggris akan membantu mengatasi keadaan ini. Halangan bahasa ini
adalah alasan mengapa sejumlah warga Singapura lebih memilih Malaysia ketimbang Indonesia
sebagai tempat tujuan wisata mereka. Kebanyakan turis asing yang datang ke Indonesia berasal
dari Singapura, diikuti oleh Malaysia dan Australia.
Titik-Titik Kedatangan
Titik kedatang kedua adalah Bandara Internasional Soekarno-Hatta, terletak dekat dengan
Ibukota Jakarta. Banyak turis memulai liburan mereka dengan tinggal beberapa hari di Jakarta
sebelum berkunjung ke wilayah-wilayah lain dari Indonesia. Jakarta juga merupakan pusat
ekonomi dari Indonesia dan, walaupun dilarang oleh hukum, banyak pengunjung asing yang
menggunakan visa turis (berlaku untuk 30 hari) untuk berpartisipasi dalam pertemuan ataupun
even bisnis di Jakarta.
Titik masuk ketiga yang paling banyak digunakan adalah Batam, kota terbesar di Provinsi
Kepulauan Riau, di seberang Selat Singapura. Batam telah berkembang cepat menjadi sebuah
kota dengan industri yang berkembang sangat cepat dan juga pusat transport. Kota ini adalah
bagian dari zona perdagangan bebas dari Segitiga Indonesia-Malaysia-Singapura. Sejak 2006,
Batam (bersama-sama dengan Bintan dan Karimun) menjadi bagian dari Zona Ekonomi Khusus
yang bekerja sama dengan Singapura, mengimplikasikan bahwa tarif perdagangan dan pajak
pertambahan nilai untuk barang-barang yang dikirimkan antara Batam dan Singapura
dihapuskan.
Peningkatan kualitas dan akses menuju destinasi, penguatan data dan informasi serta
peningkatan atraksi yang terintegrasi bisa menjadi alternatif untuk meningkatkan devisa
pariwisata. Neraca perdagangan dan transaksi berjalan Indonesia yang mengalami defisit
membuat pemerintah melakukan kebijakan untuk meningkatkan pendapatan devisa dari
pariwisata. Destinasi wisata domestik yang sudah dikenal oleh wisatawan mancanegara
(wisman) seperti Pulau Bali, Bunaken serta Raja Ampat menjadi salah satu keunggulan obyek
wisata nasional. Peningkatan kualitas dan akses menuju destinasi, penguatan data dan informasi
serta peningkatan atraksi yang terintegrasi bisa menjadi alternatif untuk meningkatkan devisa
pariwisata nasional. Berdasarkan data Kementerian Pariwisata pendapatan devisa dari sektor
pariwisata pada 2015 mencapai US$ 12,23 miliar atau setara Rp 169 triliun. Jumlah tersebut
berada di urutan ke empat sebagai penyumbang devisa terbesar pada 2015, di bawah migas, batu
bara dan kelapa sawit. Kemudian pada 2019, pendapatan devisa dari pariwisata ditargetkan
sebesar US$ 20 miliar dan menjadi yang terbesar mengalahkan hasil ekspor sawit maupun migas.
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah menargetkan 20 juta kunjungan wisman pada 2019.
Sebagai informasi, wisman yang datang ke tanah air pada 2017 mencapai 14,1 juta kunjungan.
Kemudian periode Januari-Juli 2018 kunjungan wisman mencapai 9,06 juta, meningkat 12,92%
dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Terjadinya bencana alam seperti letusan
Gunung Agung di Bali dan gempa bumi di Lombok dapat membebani target kunjungan turis
asing ke Indonesia.
4. A. PENGEMBANGAN PARIWISATA
Sebagian besar kawasan atau kota-kota belum memiliki kebijakan, visi dan misi, arah atau
tindakan praktis lainnya sebagai upaya pengembangan wisata atas potensi wisata yang dimiliki
kawasan tersebut. Akibatnya peran wisata tidak berkembang di kawasan tersebut baik di segi
ekonomi dan sosial masyarakatnya. Padahal sektor pariwisata merupakan sumber pendapatan
wilayah atau kawasan serta mampu mendorong perkembangan kawasan atau wilayah yang
memiliki suatu potensi wisata. Oleh karena itu, wisata begitu besar manfaatnya jika mampu
dikembangkan dan dikelola dengan baik. Pariwisata dianggap perlu direncanakan dengan baik
agar mampu menghasilkan manfaat yang maksimal bagi kawasan tersebut serta bagi negara.
Jika pariwisata tidak direncanakan dengan baik akan menimbulkan berbagai dampak bagi
kawasan wisata itu sendiri dan masyarakat sekitarnya. Berikut adalah dampak kawasan wisata
tanpa perencanaan :
1. Dampak fisik kawasan menjadi tidak tertata dan seringkali banyak bangunan
terlantar serta kekumuhan yang muncul sehingga mengurangi daya tarik kawasan wisata
tersebut.
2. Dampak sosial budaya yaitu hilangnya keaslinya budaya lokal akibat kulturalisasi
yang berlebihan dan tanpa kontrol.
3. Dampak pemasaran yang berlebihan yaitu terjadinya ketidakefisiensian
pemasaran yang dilakukan oleh berbagai pihak tanpa koordinasi yang baik.
4. Dampak pengorganisasian yang kurang serta dampak lainnya.
Tujuan Perencanaan Pariwisata
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/09/10/berapa-pendapatan-devisa-dari-
sektor-pariwisata-indonesia
https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/industri-sektor/pariwisata/item6051?
http://www.radarplanologi.com/2015/11/konsep-dasar-perencanaan-pariwisata.html