You are on page 1of 16

Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 1, No.

1 Januari – Maret 2011

ANALISIS FRAMING BERITA HEADLINE


HARIAN FAJAR DAN TRIBUN TIMUR
DALAM PEMILIHAN KETUA DPD 1 PARTAI GOLKAR
SULAWESI SELATAN 2009-2014

Rusli Ramli

Abstract
This research aims to (1) find out the factors that make the news in the Election of Golkar Party Chief in South
Sulawesi in the period of 2009-2014 become headline in Harian Fajar and Tribun Timur, (2) find out how Harian
Fajar and Tribun Timur construct headline news in the Election of Golkar Party Chief in South Sulawesi in the
Period of 2009-2014. The data were obtained from Harian Fajar and Timur published fron 1 to 17 November, 2009.
The sample was selected using headline news. The data were then analyzed using framing analysis based on
Modiliani and Gamsom models. The result show that both of the newspapers have a similar frame in determining a
fact to become a headline news. Harian Fajar and Tribun Timur publish headline nesw based in the principles of
news values involving magnitude, proximitiy, prominence, actuality, significance, consiquences, conflict, and
drama. The two newspapers also have a similarity in constructing headline news. Harian Fajar and tribun Timur
concider that the frame of Syahrul Yasin Limpo as a candidate in the Election of Golkar Party Chief in South
Sulawesi in the Period of 2009-2014 is consensus, while the frame of Ilham Arif Sirajuddin as a candidate is voting.
However, the element of indicators to construct a fact are not same at all from one to another. They are differences
in metaphores, cathphrases, exemplars, dipictions, visual images, roots, appeals to principle, and consequences.

Keywords: Framing, Headline News

Abstrak

Penelitian ini dimaksudkan untuk; (1) Mengetahui faktor-faktor yang mengetahui berita-berita Pemilihan
ketua Partai Golkar periode 2009-2014 menjadi Headline pada Harian Fajar dan Tribun Timur, (2) bagaimana
Harian Fajar dan Tribun Timur mengkonstruksi berita-berita Headline dari Penelitian Ketua Golkar Propinsi
Sulawesi Selatan. Data diperoleh dari Harian Fajar dan Tribun Timur diterbitkan dari tanggal 1 hingga 17
November 2009. Sampel dipilih menurut berita yang menjadi headline. Data kemudian dianalisis dengan
menggunakan analisa framing berdasarkan model dari Modiliani dan Gamson. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kedua surat kabar , yakni Harian Fajar dan Tribun Timur memiliki framing yang mirip sama dalam
menentukan fakta untuk dijadikan headline. Harian Fajar dan Tribun Timur mengangkat headline berdasarkan
prinsip-prinsp nilai berita, yakni besar atau pentingnya berita, jarak kedekatan, menonjol, aktual, signifikan,
konsekuensi, konflik dan dramatisasi. Kedua surat kabar tersebut juga memilki kesamaan dalam mengkonstruksi
berita yang akan diangkat menjadi headline, yakni Fajar dan Timur mempertimbangkan frame Syahrul Yasin Limpo
sebagai seorang calon dalam Pemilihan Ketua Partai Golkar periode 2009-2014 yang dipilih atas konsensus
bersama, sementara Ilham Arif Sirajuddin sebagai calon yang dipilih menurut voting. Namun, disisi lain, elemen
yang dijadikan indikator untuk mengkonstruksi suatu fakta menjadi berita headline tidak selamanya sama. Kedua
surat kabar ini berbeda dalam metafora, ungkapan, pelukiasan, gambaran bayangan, akar, tekanan pada hal-hal yang
prinsip dan konsekuensi berita.
Kata Kunci: Framing, Headline News

1
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 1, No. 1 Januari – Maret 2011

Pendahuluan awal hingga pertengahan November 2009,


isu-isu sekitar pemilihan ketua Partai Golkar
Pemilihan ketua DPd I Partai Golkar Sulawesi Selatan seringkali mengalahkan
Sulawesi Selatan Periode 2009-2014 pada isu-isu dan peristiwa nasional seperti kasus
Musda, 14-16 November 2009 di Hotel Antasari Azhar, Bank Century, pertikaian
Imperial Aryaduta menetapkan Syahrul KPK versus Polri serta peristiwa lainnya di
Yasin Limpo sebagai ketua terpilih. Musda Sulawesi Selatan.
lalu menjadi perhatian besar koran-koran di Berdasarkan fakta pemuatan
Makassar. Sebelum digelar, koran-koran tersebut, peneliti tertarik meneliti pemilihan
memberi ruang pada Musda tersebut karena ketua partai Golkar Sulwesi Selatan oleh
memenuhi prinsip-prinsip news value (nilai Harian Fajar dan Tribun Timur di
berita) yakni ; magnitude, actuality, Makassar. Meskipun objek pemeberitaannya
significance, proximity, consequence, sama-sama mengarah pada pemilihan ketua,
prominence, konflik dan drama. tetapi kedua koran itu berbeda dalam
Selain news value, koran-koran juga mengemas isi pemberitaan. Sebelum dan
punya agenda setting pemilihan ketua partai sesudah hari pemilihan, kedua koran itu
Golkar Sulawesi Selatan. Agendanya menerbitkan berita Headline dengan angle
menganggap Musda tersebut sebagai berbeda. Pilihan kata, kalimat, judul, lead,
peristiwa politik terpenting daerah ini. Hal dan isi serta foto juga berbeda.
itu dapat dilihat dari pemuatan berita terkait Pembingkaian peristiwa Musda
peristiwa dan isu-isu Musda yang intens tersebut mengarah pada konsep yang disebut
dipublikasin harian Fajar dan Tribun framing. Konsep ini menunjukkan apa yang
Timur. diliput dan apa yang luput dari pemberitaan,
Koran-koran lokal memberikan apa ditonjolkan dan apa yang dilupakan.
pemilihan ketua Partai Golkar Sulawesi Media bukan saluran bebas dan bukan pula
Selatan sebagai berita Headline dengan seperti yang digambarkan, memberitakan
tujuan memudahkan pembaca mencari dan apa adanya, cermin dari realitas. Tidak
memilih berita politik di koran tersebut. mengherankan jika setiap hari secara terus
Peran Headline membantu pembaca dalam menerus menyaksikan peristiwa yang sama
menentukan pilihan untuk membaca berita bisa diperlakukan secara berbeda oleh
yang dianggapnya penting (Rolnicki et. Al, media. Ada peristiwa yang diberitakan,
2008:221). Sebuah peristiwa yang memiliki ada yang tidak diberitakan. Ada yang
unsur nilai berita paling banyak dan tinggi menganggap penting, ada yang tidak
lebih memungkinkan untuk ditempatkan menganggap sebagai berita. Ada peristiwa
dalam Headline, sedangkan berita yang yang dimaknai secara berbeda dengan
tidak mempunyai unsur nilai berita atau wawancara dan orang yang berbeda, dengan
setidaknya nilai beritanya tidak besar akan titik perhatian yang berbeda. Semua
dibuang. (Eriyanto, 2002:15). kenyataan ini menyadarkan kita betapa
subjektifnya media (Eriyanti, 2002:2)
Pada pemberitaan headline edisi
Saat ini konsep media framing

2
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 1, No. 1 Januari – Maret 2011

membantu memahami efek omunikasi. “The 1. Faktor-faktor apa saja yang membuat
concept of media framing is important berita pemilihan Ketua DPD I Partai
because it helps us understand mass Golkar Sulawesi Selatan periode
communication effects and it offers valuable 2009-2014 menjadi headline pada
suggestions for communication Harian Fajar dan Tribun Timur.
practioners”. Reese, 2001:96) 2. Bagaimana Harian Fajar dan
Framing media menjadi penting yang meski Tribun Timur mengonstruksi berita
dilakukan secara halus amun efeknya headline Pemilihan Ketua DPD I
berpengaruh pada khalayak, bahkan walau Partai Golkar Sulawesi Selatan
singkat tetapi bisa menjatuhkan presiden. periode 2009-2014
“The study of media framing can help us
identify and examine crucial points in the Tujuan Penelitian
opinion change process where these
powerful effcetcs are taking lace”.
1). Untuk mengetahui pemberian porsi
Steve Smith menyatakan memilih terhadap masalah human trafficking di
framing untuk suatu berita merupakan Asean pada surat kabar elektronik di 5
keputusan penting bagi kerja jurnalis. negara Asean 2). Untuk mengetahui
Soalnya, jurnalis secara reflleks bisa perhatian dan peranan media online terhadap
memilih suatu frame konflik-yang antagonis masalah human trafficking di 5 negara
atau yang berlawanan dengan situasi ini. Asean
(Reese, 2001;97)
Pada pemilihan ketua partai Golkar
Kajian Konsep dan Teori
Sulawesi Selatan pada musda lalu, harian
Fajat dan Tribun imur membingkai dua Berita
nama sebagai aktor utama; Syahrul Yasin Dalam komunikasi massa, media adalah alat
Limpo dan Ilham Arif Sirajuddin. Kedua yang menghubungkan seumber dan
koran ini melakukan pembingkaian dengan penerima yang sifatnya terbuka di mana
pertimbangan Syahrul maupun Ilham setiap orang bisa melihat, membaca, dan
merupakan dua kandidat yang bersaing mendengar-nya. Dalam media, berita
merebut posisi ketua. Itulah sebabnya merupakan salah satu elemen dasar proses
peneliti memilih kedua koran ini untuk komunikasi (Cangara, 2008:25).
mengetahui alasan penempatan berita
Pengertian berita yang bersifat aka-
pemilihan ketua Partai Golkar Sulawesi
demik dikemukakan oleh Dean M Lyle
Selatan pada musda lalu sebagai headline.
Spencer dari Universitas Washington.
Spencer mengatakan berita adalah suatu
Rumusan Masalah peristiwa, gagasan, ataupun opini yang pada
Dalam penelitian ini, permasalahan yang saatnya bersifat penting atau berpengaruh
ingin diangkat oleh penliti adalah : terhadap banyak orang dalam masyarakat.
Sementara definisi berita yang

3
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 1, No. 1 Januari – Maret 2011

bercorak profesional dikemukakan oleh komunitas mungkin juga merupakan berita


Turner Catledge, editor eksekutif The New bagi komunitas lainnya, (7) apa-apa yang
York Ti-mes. Catledge menyatakan berita hari ini menjadi berita sering kali sudah
sebagai segala sesuatu yang kemarin belum bukan berita lagi keesokan harinya, (8) apa
diketahui orang lain (Lembaga Pers Dr. yang dianggap berita oleh sesorng belum
Soetomo, 2004:39). tentu dianggap berita pula oleh orang lain,
Gerald W. Johnson dari The (9) dua faktor yang penting bagi berita, daya
Baltimore Evening Sun, mengatakan berita tarik dan arti penting, tidak selalu sinonim
adlah penyebab dari macam-macam (Rolnicki et. al 2008:1-2)
peristiwa yang dijadikan pertimbangan oleh
orang surat kabar untuk menulis dan Berita Headline
mengumumkannya demi memperoleh
kepuasan hatinya (www.ghazwanunx. Web Berita headline merupakan berita utama
.ugm.ac.id/nunk-wp/?p=15). yang ditampilkan oleh sutau media yang
biasanya ditempatkan dihalaman utam
Bastian, editor Daily News menga- (depan) dengan judul yang dicetak lebih
takan news is the recod or the most besar dibanding judul berita yang lain.
interesting, important and occurate Posisinya biasnya diletakkan di bagian atas
information containable about thinks,man tengah, kiri, atau kanan. Biasa pula
thinks and say, sees nd describes, plans and ditempatkan di bagian tengah.
does (www.ghazwanunx. Web
.ugm.ac.id/nunk-wp/?p=15). Editor membedakan dua jenis
headline yakni headline teser (penggoda)
Mochtar Lubis, sastrawan, budaya- atau teller (pemberitahu). Headline teaser
wan, dan wartawan mengatakan berita berusaha menarik perhatian dengan
adalah apa saja yang ingin diketahui banyak meringkaskan berita penting secara jelas dan
orang dan membacanya (www.ghazwanunx. tepat. Sedangkan headline teller biasanya
Web .ugm.ac.id/nunk-wp/?p=15). langsung kesasaran yang didesain dengan
Untuk memahami suatu berita, ada menggunakan satu atau dua jenis huruf
beberapap oin yang harus dipahami di standar (Rolnicki et. al 2008:220)
antaranya; (1) berita harus faktual, tetapi Headline merupakan intisari dari
tidak semua fakta adalah berita, (2) berita berita. Dibuat dalam satu atau dua kalimat
mungkin berupa opini, khusunya dari tokoh pendek, tetapi cukup memberitahukan
atau otoritas di bidang tertentu, (3) berita persoalan pokok peristiwa yang
terutam adalah orang, tentang apa yang diberitakannya.
mereka katakan dan lakukan, (4) berita tidak
selalu berupa laporan kajadian terkini, (5) Menurut Suhandang, variasi
apa-apa yang merupakan penting bagi satu penyajian headline diusahakan agar
komunitas, mungkin pula tidak penting atau khalayak tertarik untuk menikmati
tidak punya nilai berita bagi komunitas yang pemberitaanya. Headline berfungsi untuk
lain, (6) apa-apa yang menjadi berita disuatu memanggil khalayak agar mau membaca,
mendengar, atau menontonnya. Bebrbagai

4
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 1, No. 1 Januari – Maret 2011

bentuk headline didasarkan pada (7) kebaruan (kemajuan dan kemunduran),


kepentingan berita, keserasian baris, (8) nasib manusia.
tipografi, dan penempatannya Selanjutnya peristiwa baru disebut
(www.digilib.petra.ac.id/viewer). mempunyai nilai berita dan layak
Surat kabar tidak menurunkan diberitakan kalau memenuhi unsur; (1)
headline secara asal-asalan melainkan frekuensi, (2) negatif, (3) tak terduga, (4)
mengikuti beberapa pedoman seperti harus tidak mendua, (5) personalisasi, (6)
akurat, informatif, fair, dan tidak meletakkan kepernuhatian, (7) berkaitan dengan
sesuatu yang tidak ada dalam berita pemimpin negara, (8) berkaitan dengan
(Rolnicki et. al 2008:224) individu, (9) konflik, (10) prediksi, (11)
News Vaue (Nilai Berita) penting, (12) besar, (13) aktualitas, (14)
kedekatan, (15) tenar, (16) human interst.
Berita mengajarkan bahwa suatu peritiwa (Nurudin, 2009: 52-64).
ataupun masalah akan memiliki news value
(nilai berita ) jika peristiwa atau masalah itu
bermakna penting bagi publik atau jika Framing
peristiwa tersebut menarik bagi khalayak. Pada dasarnya analisis atau framing
Kejadian atau masalah akan dinilai penting merupakan versi terbaru dari analisis
oleh khalayak jika di dalam baik kejadian wacanana, khusunya untuk menganilis teks
maupum masalah itu terlibat kepentingan media. Gagasan mengenai framing pertama
orang banyak. Peristiwa akan dinilai kali dilontarkan oleh Beterson pada 1955.
menarik oleh publik jika dengan mengetahui Mulanya framing dimaknai sebagai struktur
kejadian itu orang merasa bahwa rasa ingin konseptual atau perangkat kepercayaan yang
tahunya terpuaskan, walau di dalam kejadian mengorganisir pandangan politik, kebijakan
itu tidak terlibat kepentingan umum. dan wacana serta yang menyediakan
Tom E Rolnicki et. al dalam buku ketagori-kategori standar untuk
pengantar Dasar Jurnalistik (2008;14) mengapresiasi realitas. Konsep ini kemudian
menyebutkan sepuluh elemen berita; (1) dikembangkan lebih jauh oleh Erving
ketepatan waktu dan kesegeraan, (2) Goffman pada 1974 yang mengandaikan
kedekatan atau kemiripan, (3) konsekuensi frame sebagai kepingan-kepingan perilaku
atau dampak , (4) kemenonjolan atau yang membimbing individu dalam membaca
ketenaran, (5) drama, (6) keanehan atau realitas. (Sobur, 2002:161-162)
keganjilan atau keunikan, (7) konflik, (8) Frank D Durhan mengatakan
seks, (9) emosi atau naluri, (10) kemjuan. framing membuat dunia lebih diketahui dan
Kemajuan Lembaga Pers Dr. dimengerti. Realitas yang komplek dipahami
Soetomo dalam buku Panduan Jurnalistik dan disederhanakan dalam kategori tertentu.
Praktis (2004;43-46) menyebutkan delapan Bagi bagi khalayak penyajian realitas
nilai berita yakni; (1) akibat, (2) jarak, (30) demikian membuat realitas lebih bermakna
perominence (ketermukaan, menonjol, dan dimengerti (Eriyanto, 2002:67)
tenar), (40 drama, (5) konflik, (6) keanehan, Robert N. Entman, seorang ahli yang

5
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 1, No. 1 Januari – Maret 2011

meletakkan dasar-dasar bagi analisis yang berbeda yakni:


framing untuk studi isi media, (1) The communicator approach analyzes
mendefinisikan framing sebagai seleksi dari journalist’s cognition as criteria of news
berbagai aspek realitas yang diterima dan production, or more frequently, the structure
membuat peristiwa itu lebih menonjol dalam of coverage related to one or more issues.
suatu teks komunikasi. Dalam banyak hal (2) The public discourse aprroach
seperti menyajikan secara khusus definisi investigates the efforts of political actors to
terhadapa masalah, interpretasi sebab akibat, launch their interpretation of reality in the
evaluasi moral dan tawaran penyelesaian mass media, and thus relates to the niton of
sebagaimana itu digambarkan. agenda-building mentioned above. (3) the
Entman melihat framing dalam dua media effects approach examines how media
dimensi besar, yaitu seleksi isu dan frames translate into media users’
penekanan atau penonjolan aspek-aspek perspections of reality, in our case
tertentu dari realitas atau isu. Penonjolan representing the most relevant expression of
adalah proses membuat informasi menjadi media framing. (Roessler, 2008:212)
lebih bermakna, lebih menarik, berarti atau Dengan framing kita juga bisa mengetahui
diingat oleh khalayak. Realitas yang bagaiman perspektig atau cara pandang yang
disajikan secara meninjol atau mencolok digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi
mempunyai kemungkinan lebih besar untuk dan menulis berit. Cara pandang atau
diperhatikan dan mempengaruhi khalayak perspektif ini pada akhirnya menentukan
dalam memahami suatu realitas. fakta apa yang diambil, bagian mana yang
Kemudian Patrick Roessler dalam ditonjolkan dan hendak dihilangkan, dan
buku The Sage Handbook of Opinion hendak dibawa kemana berita tersebut.
Research menuliskan, William A Gamsom dan Andre
In general terms, frame can be Modigliani, peneliti yang konsisten
defined as patterns of interpretation through mengimplementasikan konsep framing,
which information is classified through menyebut cara pandang itu sebagai kemasan
which information is classified in order to (package) yang mengandung konstruksi
handle it efficiently, based on (but not makan atas peristiwa yang akan diberitakan.
identical with) cognitive schemata. To frame Menurut mereka, frame adalah cara
is to select some aspects of a perceived relity bercerita atau gugusan ide-ide yang
and make them more salient in a terorganisir sedemikian rupa dan
communication contxt, such a way as to menghadirkan konstruksi makna peristiwa-
promote a particular problem definion, peritiwa yang berkaitan dengan objek suatu
causal interpertation, moral evalution, and wacana.
or treatment recommendation for the item Kemasan (package) adalah
described” ( Roessler, 2008: 212). serangkaian ide-ide yang menunjukkan isu
Scheulfe menyatakan penelitian apa yang dibicarakan dan peristiwa mana
framing dapat dibagi ke dalam tiga jenis yang relevan. Package adalah semacan

6
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 1, No. 1 Januari – Maret 2011

skema atau stuktur pemahaman yang mengedentifikasi ideologi yang


digunakan individu untuk mengontruksi diperjuangkan.
makna pesan-pesan yang ia sampaikan, serta
untuk menafsirkan makna pesan-pesan yang
ia terima. Package tersebut dibayangkan Teori Konstruksi Realitas Sosial
sebagai wadah atau struktur data yang Isi media adalah realitas yang
terorganisir sejumlah informasi yang dikonstruksikan dalam bentuk wacana
menunjukkan posisi atau kecenderungan bermakna. Dalam proses konstruksi realitas
politik, dan yang membantu komunikator bahasa adalah unsur utama karena
untuk menjelaskan muatan-muatan di balik merupakan instrumen pokok untuk
suatu isu peristiwa (Eriyanto, 2002:212- menceritakan realitas (Hamad, 2004:11-
287). 12).adalah proses
Hackett berpendapat bahwa peneliti Peter L Berger dan Thomas
sebaiknya mengubah fokus mereka dari Luckman menulis karya dan menghasilkan
studi sebaiknya mengubah fokus mereka tesis megenai konstruksi sosial ats realitas.
dari studi objektivitas dan bias ke studi Tesis utamnay adalah manusia dan
ideologi berita. Konsep framing sebagai masyarakat adalah proses dealektis, dinamis,
salah satu pendekatan yang berguna karea dan plural secara terus menerus. Masyarakat
potensial mendapatkan apa yang ada di tidak lain adalah produk manusia, namun
bawah permukaan coverage news dan secara terus-menerus mempunyai aksi
framing bisa mengekspose asumsi yang kembali terhadap penghasilnya. Ia buka
tersembunyi. (Reese, 2009:96). realitas tungggal yang statis dan final,
“The media package presents the melainkan merupakan realitas yang bersifat
keywords and common language dinamis dan dialektis.
that would help identify a Bagi Berger, realitas tidak dibentuk
particular frame. The paragraph secara ilmiah atau diturunkan oleh Tuhan,
is made up paraphrased material tetapi dibentuk dan dikonstruksi. Hasilnya
and direct quatos from a number adalah wajah pluraldari realitas itu sendiri.
of sources.” (Reese, 2009:99). Hal ini disebabkan oleh perbedaan tiap
Dalam analisis framing mengenai berita individu dalam mengonstruksi realitas. Tiap
headline pemilihan Ketua PDP I Golkar orang memiliki frame of reference dan field
Sulawesi Selatan periode 2009-2014 yang experience yang berbeda-beda, sehingga
diterbitkan Harian Fajar dan Tribun Timur, mereka secara bebas memaknai suatu hal
diupayakan mengetahui bagaimana realitas dan mengonstruksi realitas yang mereka
yang dikonstruksi kedua media tersebut. inginkan berdasarkan kerangka berpikir
Juga dengan cara apa peristiwa itu masing-masing. Konstruksi realitas yang
ditonjilkan. Apakah dalam pemberitaannya dihasilkan memiliki dasar tertentu yang
ada bagian yang dihilangkan, luput atau menyebabkan mereka meyakini kebenaran
disengaja disembunyikan. Dengan cara dari konstruksi tersebut. Berbagai konstruksi
seperti itu peneliti berharap mampu realitas yangdibuat individu menghasilkan

7
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 1, No. 1 Januari – Maret 2011

konstruksi sosial atau realitas tertentu melalui berbagai pintu, selain juga pada (2)
(Eriyanto, 2002:15). orang atau kelompok yang memungkinkan
pesan lewat. Gatekeeper dapat berupa
seseorang atau satu kelompok yang dilalui
Teori Agenda Setting suatu pesan dalam perjalannya dari sumber
Maxwell McCombs dan Donald Shaw kepada penerima.
adalah tokoh yang memperkenalkan Teori Fungsi utama gatekeeper adalah
Agenda Setting. Teori ini merupakan salah menyaring pesan yang diterima seseorang.
satu unsur dalam konstruksi makna. Tesis Gatekeeper membatasi pesan yang diterima
utama teori ini adalah besarnya perhatian komunikan. Editor suatu penerbitan seperti
masyarakat terhadap suatu isu amat surat kabar, majlah, penerbitan juga dapat
tergantung seberapa besar media. disebut gatekeeper. Seorang gatekeeper
Memberikan perhatian pada isu tersebut. dapat memilih, mengubah, bahkan menolak
Bila suatu media apalagi sejumlah media pesan yang disampaikan kepada penerima.
menaruh sebuah kasus sebagai headline Proses produksi berita tidak lebih
diasumsikan kasus itu pasti memperoleh sebagai proses sseleksi/penjara gawang;
perhatian yang besar pada khalayak.
wartawan ke redaktur, lalu turun sebagai
Asumsi-asumsi dasar Teori Agenda Setting laaporan berita. Memang benar bahwa
adalah khalayak tidak hanya mempelajari mekanisme produksi berita penuh dengan
isu-isu pemberitaan, tetapi juga mempelajari proses seleksi semacam ini. Schramm dalam
seberapa besar arti penting diberikan pada bukunya Mass Communication edisi kedua
suatu isu atau topik berdasarkan cara media (1963:176) mengatakan :
massa memberikan penekanan terhadap isu
atau topik tersebut. Media massa
mempunyai kemampuan untuk menyeleksi “ The first gatekeeper is the person who sees
dan mengarahkan perhatian masyarakat pada the news happen. He sees it selectively;
gagasan atau pertistiwa tertentu. Dalam teori notices some things, not others; reports
ini, media massa dipandang berkekuatan some some parts of the event, not others.
besar dalam memengaruhi masyarakat. Apa The second gatekeeper is the reporter who
saja yaang disajikan media, itu pula ynag talks to this “news source”. Now, of course,
menjadi ingatan mereka (Hamad, 2002:24). we would complicate this this picture by
givig the reporter a number of of news
source to talk to about the same news; but in
1. Teori Garekeeper any case he has to decide which facts to
Teori Gatekeeper diperkenalkan oleh Kurt pass along the chai, what to write, what
Lwwin pada bukunya Human Relation. shape and color and importance to give the
Teori ini berasumsi bahwa pengambilan event. He gives his mesage to his city editor,
keputusan didasarkan pada prinsip-prinsip who must decide how to edit the story,
nilai-nlai berita. Istilah gatekeeper mengacu whether to cut or add or change.”
pada proses : (1) suatu pesan berjalan

8
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 1, No. 1 Januari – Maret 2011

suatu media.
4. Teori Interaksi Simbolik 2. Redaktur pelaksana sebagai
Teori Interksi Simbolik diperkenalkan oleh penanggung jawab teknis pemuatan
George Herbert Mead yang menekankan berita-berita di halaman satu (depan).
hubungan antara simbol dan interaksi. Dia 3. Redaktur politik sebagai penanggung
menyatakan bahwa orang bertindaak jawab berita-berita yang terkait
berdasarkan makna simbolik yang muncul di langsung dengan bidang politik.
dalam sebuah situasi tertentu. Interaksi 4. Reporter politik yaitu reporter atau
simbolik didasarkan pada ide-ide mengenai wartawan yang bertugas atas liputan-
dirinya dan hubungannya dengan liputan politik.
maasyarakat.
Data primer dalam penelitian bersumber dari
informasi yang diberikan oleh para informan
Metode Penelitian melalui wawancara mendalam. Selain itu
Penelitian in dilaksanakan di Makassar yang juga bersumber dari observasi atau
menjadi pusat peredaran surat kabar di serangkaian pengamatan yang dilakukan
Sulawesi Selatan. Harian Fajar dan Tribun oleh peneliti terhadap kegiatan peliputan
Timur dipilih dengan pertimbangan kedua yang dilakukan oleh wartawan, kebijakan
media cetak tersebut merupakan surat kabar redaksi dan rapat redaksi.
representatif di Sulawesi Selatan. Peneliti Penelitian ini difokuskan pada berita
melakukan penelitian sekitar dua bulan headline yang dipublikasikan oleh Harian
mulai dari Maret sampai April 2010. Fajar dan Tribun Timur. Berita headline
Sepanjang watu itu, peneliti mengumpulkan yang dimaksud adalah berita-berita yang
data berita headline pemilihan Ketua Partai berkaitan dengan pemilihan Ketua Partai
Golkar Sulawesi Selatan pada musda lalu. Golkar Sulawesi Selatan periode 2009-2014
Sesuai dengan pendekatan yang melalui Musyawarah Daerah (musda) Partai
digunakan dalam penelitian ini yaitu Golkar Sulawesi Selatan yang dilaksanakan
pendekatan ini yaitu pendekatan kualitatif di Hotel Imperial Aryaduta, 14-16
(qualitative approach), maka peneliti November 2009.
menggunakan sampel terpilih yang disebut Peneliti hanya focus pada pemuatan
juga informan. Merek adalah orang-orang berita hedline edisi 3-17 November 2009
yang bertanggung jawab pada penentuan dengan pertimbangan tingkat intensitas
berita headline di Harian Fajar dan Tribun pemberitaan pemilihan Ketua Partai Golkar
Timur. Sulawesi Selatan periode 2009-2014, sangat
Informan utama adalah pihak-pihak tinggi. harian Fajar dan Tribun Timur
yang terlibat pada proses penerbitan suatu bahkan menyediakan halaman khusus musda
berita. Mereka adalah sebagai berikut : menjelang hari pemilihan. Selain itu,
penerbitannya juga hamper setiap hari
1. Pemimpin redaksi sebagai menghiasi halaman depan. Dari 15 hari
penanggung jawab pemberitaan penerbitan di halaman depan, Harian fajar

9
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 1, No. 1 Januari – Maret 2011

menempatkan berita terkait pemilihan pada mungkin, maka digunakan tape recorder
musda sebanyak 14 kali, sedangkan Tribun dengan keuntungan peneliti dapat
Timur 16 kali. Kemudian tiga kali menjadi berkonsentrasi penuh terhadap informasi
headline di Harian Fajar dan delapan kali di yang diberikan responden (Mulyana,
Tribun Tmur. 2006:185)
Dalam penelitian dengan pendekatan Kepustakaan digunakan untuk
kualitatif, maka peneliti menjadi instrument mencari konsep-konsep dan landasan teori
utama dalam dalam memperole data di yang digunakan, baik dari buku, diktak,
lapangan dengan menggunakan teknik jurnal, majalah, surat kabar, internet dan
pengamatan dan wawancara. sebagainya.
Data yang diperlukan dalam Dokumentasi digunakan dengan maksud
penelitian ini diperoleh melalui teknik untuk mengetahui dokumen-dokumen yang
pengumpulan data dengan diawali ada relevansinya dengan permasalahan yang
pengumpulan dan pengamatan langsung data diteliti.
berita headline Harian Fajar dan Tribun Data dapat diperoleh melalui
Timur. Kemudian diikuti langkah sebagai pengamatan terhadap artikel-artikel yang
berikut : berkaitan dengan topik penelitian ini,
Teknik wawancara merupakan salah khusunya menyangkut penelitian analisis
satu cara pengumpulan data dalam suatu framing.
penelitian. Karena menyangkut data, maka Data yang bersumber dari dokumen
wawancara merupakan salah satu elemen tersebut sebiknya dilengkapi dengan data
penting dalam proses penelitian. (Bagong, yang diperoleh melalui wawancara dengan
2008:69) pihak-pihak yang terkait. Dokumen-
Pada penelitian ini peneliti dokumen ini dapat mengungkapkan
mengombinasikan dua jenis wawancara. bagaimana subjek mendefinisikan dirinya
Untuk wawancara mendalam dilakukan sendiri, lingkungan, dan situasi yang
dengan menanyakan ke informan tentang dihadapinya pada suatu saat, dan bagaimana
hal-hal apa saja yang telah ditetapkan sesuai kaitan antara definisi diri sendiri tersebut
dengan tetap berpegang pada daftar dalam hubungan dengan orang-orang
pertanyaan yang dielaborasi dari rumusan disekelilingnya dengan tindakan-
masalah untuk mendapatkan jawaban sesuai tindakannya (Mulyana, 2006:195)
tujuan penelitian. Sebelum wawancara Teknik analisa data yang digunakan
dimulai, peneliti terlebih dahulu adalah teknik analisa framing dengan model
menjelaskan maksud dan tujan dari analisis Gamson dan Modigliani. Menurut
penelitan ini, seterusnya peneliti mereka sebuah frame memiliki struktur
menyampaikan draf dari poin-poin penting internal. Dalam formulasi yang dibuat oleh
yang akan dimintai jawaban kepada Gamson dan Modigliani, frame dipandang
informan. sebagai cara bercerita atau gugusan ide-ide
Untuk memperoleh data secermat yang tersusun sedemiian rupa dan

10
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 1, No. 1 Januari – Maret 2011

menghadirkan konstruksi makna yang isu. Ide sentral ini akan didukung oleh
berkaitan dengan suatu wacana. Gamson perangkat wacana lain sehingga antara satu
melihat wacana media khusunya berita bagian wacana dengan baian lain saling
terdiri atas sejumlah kemasan melalui mendukung.
konstruksi atas suatu peristiwa dibentuk. Dalam teknik ini ada dua perangkat
Framing adalah pendektan untuk bagaimana ide sentral diterjemahkan dalam
mengetahui bagaimana perspektif atau cara teks berita. Pertama framing devices, yakni
pandang yang digunakan oleh wartawan perangkat yang berhubungan dengan ide
ketika menyeleksi isu dan menulis berita. sentral atau bigkai yang ditekankan dalam
Cara pandang atau perspektif itu pada teks berita. Perangkat framing ini ditandai
akhirnya menentukan fakta apa yang dengan pemakaian kata, kalimat, grafik,
diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan gambar, atau metafora tertentu. Kedua
dihilangkan dan hendak dibawa kemana reasoning devices yakni perangkat yang
menyebutnya sebagai packpage. berhubungan dengan kohesi atau koherensi
Packpage tersebut dibayangkan dari teks tersebut yang merujuk pada
sebagai suatu wadah atau struktur data yang gagasan tertentu. Sebuah gagasan tidak
mengorganisir sejumlah informasi yang hanya berisi kata atau kalimat, gagasan itu
menujukkan posisi atau kecenderungan juga selalu ditandai oleh dasar pembenar
politik dan yang membantu komikator untuk tertentu dan sebagainya. Dasar pembenar
menjelaskan muatan-muatan di balik suatu dan penalaran tersebut bukan hanya
isu atau peristiwa. menguhkan suatu gagasan atau pandangan,
melainkan lebih jauh membuat pendapat
Keberadaan suatu packpage terlihat atau gagasan tampak benar, abash, dan
dari adanya gagasan sentral yang kemudian demikian adanya (Eriyanto, 2002;226-227).
didukung oleh perangkat-perangkat wacana
seperti kata, kalimat, pemakaian gambar, Peneliti mengumpulkan berita
grafik, proposisi dan sebagainya. Semua headlie pemilihan Ketua Partai Golkar
elemen dan struktur wacana tersebut Sulawesi Selatan periode 2009-2014 yang
mengarah pad aide tertentu dan mendukung dimuat Harian Fajar dan Tribun Timur edisi
ide sentral dari suatu berita. Perangkat 3-16 November 2009. Peneliti akan melihat
framing yang digunakan oleh Gamson dan bagaimana faktor-faktor yang dipakai untuk
Modigliani digambarkan sebagai berikut : menjadikannya berita headline. Bagaimana
(lihat Bagan) posisi penempatan ruang yang dipakai, juga
elemen pendukung yang menyertainya
Teknik ini cocok digunakan untuk seperti foto, grafis, logo, karikarur, dan
menganilis berita mengenai pemilihan Ketua banner. Lalu peneliti kemudian akan
Partai Golkar Sulawesi Selatan pada musda melakukan analisis framing atas kedua surat
lalu. Sebab dalam Pandangan Gamson dan kabar local tersebut. Analisis framing ini
Modigliani, framing dipahami sebagai yang kemudian akan menujukkan adanya
gagasan atau ide sentral ketika seseorang perbedaan Harian fajar dan Tribun Timur
atau media memahami dan memaknai suatu dalam pemuatan berita pemilihan Ketua

11
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 1, No. 1 Januari – Maret 2011

Partai Golkar Sulawesi Selatan periode berdasarkan news value peristiwa tersebut.
2009-2014. Namun begitu, tidak berarti Harian Fajar
dan Tribun Timur berbeda dalam meilih
angle, foto, uraian, deskripsi, dan intensitas
Hasil Penelitian penyajian.
Pemilihan Ketua Golkar Sulawesi Selatan Peneliti melihat HArian Fajar dan
pada musda lalu, Harian Fajar dan Tribun Tribun Timur menempatkan pemilihan
Timur memiliki beragam pertimbangan Ketua Partai Golkar Sulawesi Selatan
sebelum menjadikan isu dan peristiwa menjadi headlie karena nilai beritany sangat
tersebut tampil sebagai headline. Kedua tinggi. hal itu sejlan dengan Eriyanto yang
Koran ini punya pertimbangan sama dan mengatakan sebuah peristiwa yang punya
berbeda dalam menempatkannya sebagai unsur nilai berita paling banyak dan paling
headline. Ada beberapa criteria news value tinggi lebih memungkinkan untuk
yang memengaruhinya sehingga menjadi ditempatkan sebagai headline sedangkan
berita headline.
berita yang tidak mempunyai unsure nilai
Harian Fajar dan Tribun Timur berita akan dibuang.
menganggap pemilihan Ketua Partai Golkar Harian Fajar maupun Tribun Timur
Sulawesi Selatan sebagai peristiwa terbesar telah memosisikan berita pemilihan Ketua
(magnitude) di Makassar, melibatkan tokoh- Partai Golkar Sulawesi Selatan menjadi
tokoh Sulsel (prominence), punya kedekatan headline dengan pertimbangan; magnitude,
(proximity) dengan pembaca, sangat penting proximity, prominence, actuality, konflik,
(significance), bagi masyarkat, jadi buah significance, drama, maupun konsekuensi.
bibir (actuality), berkonsekuensi pada
daerah (consequence), mengandung konflik Pemilihan ketua Partai Golkar
dan intrik drama. Sulawesi Selatan pada musda lalu
merupakan peristiwa terbesar yang terjadi di
Harian Fajar dan Tribun Timur daerah in pada hari itu. (magnitude).
menggunakan analisis framing model Musdanya diadakan di Makassar dan
Gamson dan Modigliani. Berdasarkan dihadiri tokoh-tokoh penting daerah ini
pengumpulan data selama 3-17 November (proximity/prominence). Khusus unsure
2009, peneliti menemukan sebelas berita drama dan konflik, kedua surat kabat ini
headline; delapan di Tribun Timur dan tiga berbeda dalam menurunkan beritanya.
di Harian Fajar.
Nuansa darama dan konflik di
Harian Fajar lebih sedehana, sedangkan
Pembahasan Tribun Timur lebih tajam dan menyajikan
Harian Fajar dan Tribun Timur punya secara lugas lewat metafora maupun
kesamaan dalam menempatkan pemilihan pernyataan kuat Syahrul dan Ilham.
Ketua Partai Golkar Sulawesi Selatan pada Harian Fajar dan Tribun Timur
musda lalu sebagai berita headline. berbeda dalam menjalankan prinsip-prinsip
Keduanya menentukan berita headline nilai berita terseut. Bagi Harian Fajar, nilai

12
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 1, No. 1 Januari – Maret 2011

berita pemilihan KetuaPartai Golkar uraian framing devices dan reasoning


Sulawesi Selatan baru pada saat momen devices berbeda. Perbedaan itu ada pada
musda. Hal ini bisa dilihat dari intensitas metaphors, cathphrases, exemplars,
pemuatan kedua Koran yang berbeda. depiction, dan visual image (farming
Harian Fajar hanya memuat berita devices), roots, appeals to principle, dan
Pemilihan Ketua Partai Golkar Selawesi concequences (reasoning devices)
Selatan sebagai headline sebanyak tiga hari; Konstruksi isu yang dilakukan kedua
14, 15, dan 16 November 2009, sedangkan kandidat pada Harian Fajar didominasi
Tribun Timur menurunkannya pada 3, 6, 12, penggarapan berita yang normative, formal,
13, 14, 15, 17 November 2009. emosional, dan focus pada satu angle.
Harian Fajar memebritakannya Hanya pada catchphrases saja yang tersaji
dengan gaya penulisan soft, normative, lugas. Hal itu bisa dilihat dari sajian framing
konservatif dan datar-datar saja. Sedangkan devices dan reasoning devices.
Tribun Timur bergaya lugas dan Sementara itu konstruksi isu yang
mempertentangkan. Harian Fajar dikembangkan kandidat pada Tribun Timur
menempatkan berita peristiwa menjadi didominasi penyajian yang lugas, multi
headline apabila memiliki nilai berita yang angle, dan konfrontatif. Hal itu bisa dilihat
tinggi. sedangkan Tribun Timur dari sajian framing devices dan reasoning
menganggap isu dan peristiwa terkait musda devices. Koran ini mengambil metaphors
sangat penting dan menarik. Dari sisi yang lugas dan konfrontatif dengan
aktualitas, proksimitas, prominence, dan menyebut Ilham sebagai petarung yang tidak
konfliksudah cukup untuk dijadikan alasan mundur dari pencalonan. Koran ini juga
isu dan peristiwa terkait musda sebagai membalasanya dengan menyebut Syahrul
headline. Selain itu, Tribun Timur sebagai guru petarung. Pada konteks ini,
menjadikan unsure perdiksi sebagai poin Tribun Timur melakukan pembingkaian
penting. berita bahwa Ilham siap melawan pihak lain.
Harian Fajar dan Tribun Timur Koran ini membangun opini public yang
terlibat dalam perang opini tentang mana saling mempertentangkan Syahrul-Ilham.
yang paling benar. Keduanya berupaya Koran ini mengonstruksikan bahwa mereka
menciptakan opini publik masing-masing head to head memperebutkan kursi ketua.
pembacanya bahwa versi mereka yang Harian Fajar membingkai berita
paling benar. Dalam membingkai berita persaingan Syahrul-Ilahm secara normative.
headline pemilihan Ketua Partai Golkar Hal itu bisa dilihat dari sajian visual images
Sulawesi Selatan, keduanya memiliki visual images yang menurunkan foto Ilham
kesamaan. Frame keduanya mengusung berbincang dengan Sekjen DPP Partai
duaisu sentral yang sama yakni pemilihan Golkar Idrus Marham pada malam ramah
mekanisme mefakat oleh Syahrul dan tamah di Hotel Imperial.
pemilihan mekanisme voting oleh Ilham.
Tribun Timur menyajikan visual
Meskipun frame Harian fajar dan images proses pemilihan ketua penuh
Tirubn Timur punya kesamaan, namun

13
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 1, No. 1 Januari – Maret 2011

dengan nuansa drama. Hal itu bisa dilihat yang dikemukakan kedua kandidat pada
dari foto Syahrul memeluk Ilham dari pemuatan berita headline di pecan pertam
belakang saat pembukaan musda di Hotel November 2009 amat berbeda. Tribun Timur
Imperial. Foto ini sangat bermakna Karen di menegaskan jargon yang sangat kuat yakni
balik alotnya rivalitas mereka, Syahrul dan Ilham mengatakan dirinya sebagai petarung
Ilham masih bisa tertawa lepas. Kemudian yang tidak akan mundur dari pencalonan.
foto saat Syahrul saat menerima Ilham yang Kemuian syahrul membalasnya dengan
melaporkan kegiatan pe-merintah kota di menyebut dirinya sebagai guru petarung.
gubernuran. Ilham membungkukkan Semntara itu, harian fajar pada
badannya di depan syahrul dan Syahrul waktu yang sama justru tidak pernah
membalasnya dengan tatapan serius. menyinggung jargon kedua kandidat. Surat
Saian lugas Tribun Timur bisa dilihat kabar ini malah baru menurunkannya pada
pada roots. Surat kabar ini menampilkan beberapa saat kemudian. Surat kabar ini
Syahrul yang menantang DPD II untuk justru memilih jargon yang itdak
dipimpnnya. Syahrul mengandalkan dirinya mempertentangkan kedua pihak. Surat kabar
untuk memimpin partai Golkar Sulawesi ini memilih jargon-jargon formal seperti
Selatan sehingga DPD II tidak perlu ragu kakak adik atau bagian yang tak terpisahkan.
dengan kekaderannya. Tribun Timur Tampaknya harian Fajar sengaja
memberi pencitraan positif Syahrul pada menyimpang jargon petarung untuk
pembaca. Surat kabar ini menyampaikan mengaburkan pertentangan kedua kandidat.
Syahrul punya kapasitas dan kapabilitas Dengan demikian semakin mem-
sebagai Ketua Partai Golkar Sulawesi perjelas bahwa telah terjadi pembingkaian
Selatan Karen memulai karier sejak lama. atas realitas yang terjadi di lapangan. Tribun
Terhadap Ilham pun demikian, Tribun Timur dan Harian Fajar memiliki
Timur menyajikan lugas dengan mengutip perbedaan tajam dalam mengonstruksi suatu
pernyataan anonym. Meski pemandangan peristiwa yang sama. Keduanya
umun Syahrul unggul, namun sebenarnya memperlakukan suatu peristiwa sesuai
Ilham unggul jika dilanjutkan dengan dengan kebijkannya. Dengan farming, maka
menggunakan mekanisme voting. Di sini bisa diketahui bagaimana perspektif atau
Tribun Timur mempertentangkan roots. cara pandang yang digunakan oleh
Sedangkan pada perangkat yang sama, wartawan harian Fajar dan Tribun Timur
harian Fajar melakukannya dengan cara ketika menyeleksi dan menulis berita. Cara
normative. Tribun Timur lebih tertarik pandang atau perspektif ini pada akhirnya
mengemukakan peristiwa yang mengandung menentukan fakta apa yang diambil, bagan
pertentangan, sementara Harian Fajar lebih mana yang ditonjolkan, dan hendak
memilih peristiwa lapangan dengan sajian dihilangkan, dan hendak dibawa kemana
yang bersifat formal belaka. berita tersebut.
Metaphors merupakan item yang
sangat menonjolkan perbedaan Harian Kesimpulan
Fajar dan Tribun Timur. Pemakain jargon

14
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 1, No. 1 Januari – Maret 2011

Suatu Pengantar, PT Gelora Aksara


Penentuan berita headline Harian Fajar dan Pratama.
Tribun Timur sama-sama news value; Musia, Asdar et. al. 2006. Berhentilah
magnitude, significance, actuality, Mengaduk Samudera, PT Citra Pustaka
proximity, consequence, prominence, Yogyakarta.
konflik dan drama. Namun berbeda angle, Mustafa, Yahya et. al. 2004. Perjalanan
foto, judul. Keduanyan membingkai berita Panjang Ilham Arif Sirajuddin, Pustaka
headline dengan mengusung isu Syahrul Refleksi, Makassar.
menghendaki pemlihan lewat mufakat.
Sementara lewat voting. Perangkat framing Mulyana, Deddy, 2006. Metode Penelitian
sama, tapi perangkat penalarannya berbeda. Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu
Keduanya juga menerapkan Teori Komunikasi dan Ilmu Sosial lain-nya,
Gatekeeper, Teori agenda, Setting, dan Teori PT Rsdakarya, Bandung.
Konstruksi Sosial. Nimmo, Dan, 1999. Komunikasi Poltik :
Komunikator, Pesan, dan Media.
Terjemahan oleh Jalaluddin Rkhmat, PT
Daftar Pustaka Remaja Rosdakarya, Bandung.
Achmad, A.S,1992. Teori KOmunikasi Quarterly, 2001, Journalism and Mass
Antar Manusia, Lembaga Penerbitan Communication : Spiral of Silence,
Unhas Makassar. Assosiation for Education in Journalism
Baran, Stanley J et. al, 1995 Mass and Mass Communikation, Columbia,
Communication Theory : Foundations, US.
Femen, and Future, Wadsworth, Rahman, Jufri, 2009. Jangan Biarkan
California. Tanganmu Luka, Rayhan Intermedia
Cangara, Hafied,2009. Komunikasi Politik : Makassar.
Konsep, Teori dan Strategi, Jakarta : : Reese D Stephen et. al. 2001. Framing
PT. Public Life, Perspective on Media and
Eriyanto, 2002. Analisis Framing : Kons- Our Understanding of The Sosial Word,
truksi, Ideologi, dan Politik Media, Laurence Erlbaum Associate Publisher,
LKiSYogyakarta. New Jersey.
Hamad, Ibnu, 2004. Konstruksi Realitas Roessler Patrick, 2008. The Sage Hanbook
Politik dalam Media Massa : Sebuah of Publ Opinion Rearch, SAGE
Studi Critical Discourse Analysis Publication.
terhadap Berita-berita Politik, Garnt, Rolnicki, E Tom et. al. 2008. Pengantar
Jakarta. Dasar Jurnalisme (Scholastic
Kriyantoro, Rachmat, 2006. Teknis Praktis Journalism ) Edisi Kesebelas, Kencan
Riset Komunikasi, J, Kencan Jakarta. Jakarta.
McQuail, Denis, 1996. Teori Komunikasi: Schram, Wibur, 1963. Mass Communication

15
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 1, No. 1 Januari – Maret 2011

(Second Edition), The Board of Trestees Internet


of The University of Illiois. http://www.digilib.petra.ac.idviewer
Simbolon, Parakitri, 2006. Vademekun http://www.ghazwanunx.web.igm.ac.id/nun
Wartawan : Repotase Dasar, PT k-wp/?p=15
Gramedia Jakarta
http://jurnal.bl.ac.id/wp-
Sobur, Alex, 2002. Analisis Teks Madia : content/oploads/20007/04/lcom
Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis http://oliviadwiayu.wordpress.com/2006/11/
01/kompnen-komponen-komunikasi-massa/
Framing, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung. http://wecome-
Suyanto, Bagong et.al. 2008. Metode leoners.blogspot.com/2007/09/riset-media-
26
Penelitian Sosial : Berbagai Alternatif
Pendekatan, Kencana, Jakarta.
Tempo, Institude, 2007. Seandainya Saya
Wartawan Tempo, PT Temprint, Jakarta

16

You might also like