You are on page 1of 123

Tinjauan Umum

Echinodermata adalah Phylum hewan terbesar yang tidak memiliki


Species yang hidup di air tawar atau darat. Echinodermata berasal dari kata
Yunani, echinos berarti duri , dan derma artinya kulit. Jadi, dapat diartikan
Echinodermata adalah kelompok hewan yang berkulit duri.
A. Karakteristik utama Echinodermata
1. Pentaradial, selalu terbagi 5 bagian. Tubuhnya berkembang dalam
bidang lima antimere yang memancar dari sebuah cakram pusat dimana
mulutnya berada di tengah sehingga Tidak ada kepala & Tidak
bersegmen
2. Adanya tonjolan atau duri dari permukaan (epidermis) kulitnya.
3. Memiliki kepingan duri endoskeleton, sistem vaskular air, modifikasi
duri, lapisan brancia atau lapisan pernapasan.
B. Morfologi Echinodermata
Bentuk tubuh echinodermata ada yang seperti bintang mengular, bulat,
pipih, bulat memanjang bahkan ada yang seperti tumbuhan. Tubuh terdiri
bagian oral dan aboral. Permukaan Echinodermata umumnya berduri, baik
itu pendek tumpul atau runcing panjang. Duri berpangkal padasuatu
lempeng kalsium karbonat yang disebut testa.

Gambar Ec. 1. Morfologi Echinodermata

1. Permukaan Oral
Sisi tubuh yang menghadap substrat terdiri atas mulut atau
lubang oral, datar dan berwarna orange gelap sampai keunguan,

FILUM ECHINODERMATA 1
disebut permukaan oral atau aktinal. Pada permukaan oral terdapat
bentukan-bentukan seperti di bawah ini:
a) Mulut: pada permukaan oral, di tengah dari diskus sentral yang
pentagonal adalah berupa lubang yang disebut aktinosom atau mulut.
Mulut adalah sebuah lubang pentagonal dengan lima sudut, masing-
masing dihubungkan kearah lengan. Mulut di kelilingi oleh membran
yang lunak atau lembut disebut membran peristomial atau papilla-
papila mulut.
b) Celah ambulakral: dari masing-masing sudut mulut memancar sebuah
alur sempit disebut celah ambulakral yang berjalan sepajang tengah-
tengah dari permukaan oral dari masing-masing lengan.
c) Kaki tabung atau podia: masing-masing celah ambulakral terdiri atas 4
baris kaki tabung atau podia yang berfungsi untuk pergerakan,
penangkapan makanan, organ-organ respirasi dan sensori. Kaki tabung
adalah lunak, berdinding tipis, berbentuk tabung, berstruktur retraktile
(dapat di tarik masuk), dilengkapi dengan diskus terminal atau batil
pengisap. Fungsi batil pengisap sebagai mangkok penghisap melekatkan
diri pada permukaan substrat.
d) Duri-duri ambulakral: masing-masing celah ambulakral dilindungi oleh
2 atau 3 baris duri ambulakral (kalkareus) di bagian lateralnya yang
dapat digerakkan dan dapat menutup celah. Dekat mulut, duri-duri ini
selalu menjadi lebih besar, kuat berkumpul dalam lima kelompok, satu
pada msing-masing interradius dari diskus dan disebut papilla mulut.
e) Organ-organ sensoris: organ-organ sensoris termasuk lima tentakel-
tentakel terminal yang tidak berpasangan dan lima mata yang tidak
berpasangan. Ujung dari masing-masing lengan menunjang satu median
kecil, non-olfaktori, disebut tentakel terminal; berfungsi sebagai organ
taktil dan olfaktory. Di dasar masing-masing tentakel terdapat bintik
mata yang sensitif terhadap cahaya merah yang terang dibentuk dari
beberapa ocelli.
2. Permukaan Aboral
Sisi tubuh yang menghadap ke atas, adalah cembung dan
berwarna orange terang sampai keungu-unguan disebut permukaan
aboral atau abaktinal. Pada permukaan aboral terdapat bentukan-
bentukan sebagai berikut:
a) Anus: suatu lubang kecil yang terletak di dekat pusat diskus sentral dari
permukaan aboral.
b) Madreporit: pada permukaan aboral dari diskus sentral, datar,
subsirkular, lempengan asimetris dan beralur disebut lempengan
madreporit atau mareporit terletak di antara dua dari lima lengan.
Permukaan madreporit ditandai oleh sejumlah alur menjari, sempit,
berombak, ramping atau lurus dengan lubanglubang padanya. Jumlah

FILUM ECHINODERMATA 2
madreporit setiap individu meskipun umunya satu, tetapi ada yang
memiliki lebih dari satu pada beberapa spesies untuk menambah jumlah
lengan melebihi jumlah normal dari lima.
c) Duri-duri: seluruh permukaan aboral ditutup oleh sejumlah duri-duri
atau tubercle kalkareus yang pendek, keras, tumpul.
d) Papulae atau insang: antara ossicle dari integument ada sejumlah besar
lubanglubang dermal yang kecil. Papulae merupakan pelekukan dari
dinding tubuh, dibatasi oleh epitelium coelomic, berfungsi respiratori
dan eksretori.
e) Pedicellaria: di samping duri-duri dan insang-insang seluruh permukaan
aboral ditutup oleh rahang-rahang atau supit-supit sangat kecil seperti
duri berwarna keputihan disebut pedicellaria.

FILUM ECHINODERMATA 3
C. Tabel Persamaan dan Perbedaan Echinodermata dengan
Coelenterata/Cnidaria dan  Porifera
Tabel 1.1 Tabel perbedaan dan persamaan
Faktor Filum

Porifera Colenterata Echinodermata

Simetri Berpori pada Berbetuk polip Radial simetris, duri


Tubuh permukaan (silindirs), dan di permukaan kulit,
tubuh, medusa (mangkok bersilia, tak
berbentuk terbalik) berkepala, kaki
tabung, atau ambulaklar
seperti vas

Jumlah Diploblastik Diploblastik Tripoblastik


lapisan
jaringan
embironal

Jenis Hermaprodit Gonokoris Gonokoris dan


kelamin hermaprodit

Tipe/Mode Seksual dan Seksual dan Seksual


reproduksi aseksual (tunas) aseksual

Sistem Berdifusi melalui Berdifusi melalui dermal branchiae


pernafasan pori-pori kulit terluar (Papulae) yaitu
(ostium) ke penonjolan dinding
koanosit rongga tubuh
(selom) yang tipis

Sistem Ostium, Tentakel, Mulut, lambung,


pencernaan spongosel, sel-sel gastrosol,sel-sel usus, anus
koanosit, seluruh gastrodermis,
tubuh seluruh tubuh

Segmen Tidak memiliki Tidak memiliki Tidak memiliki


segmen segmen segmen
Habitat Air laut Air laut Air laut

Sel Eukariotik Eukariotik Eukariotik

D. Sistem Pencernaan Echinodermata

FILUM ECHINODERMATA 4
Secara umum, sistem pencernaan kelompok Echinodermata merupakan
pencernaan yang sempurna walaupun beberapa anggota tidak mempunyai
organ lengkap. Sistem pencernaannya itu dimulai dari mulut, , lambung,
usus, dan anus.
Makanan akan masuk melalui mulut yang terletak dipusat oral dan
dikelilingi membran peristom yang keras. Mulut akan terbuka lebar agar
cukup untuk menelan makananya seperti karang. Makanan akan melewati
kerongkongan (esophagus) yang berukuran pendek. Masuk ke lambung
kardiak (Cardiac stomach) lalu ke perut pilorus (pyloric stomachs) dan
diteruskan ke pilorus caeca (pyloric caecum).

Keterangan:

1. Pyloric stomach
2. Usus dan anus
3. Kantung
rektum
4. Stone canal
5. Madreporite
6. Pilorus caeca
7. Kelenjar
pencernaan
8. Lambung
kardiak

Gambar Ec. 2. Sistem Pencernaan Echinodermata

Pilorus caeca berupa tabung berongga bercabang-cabang yang


memiliki rangkaian kelenjar pencernaan (digestive glands) yang meluas ke
lengan, dimana dihasilkan enzim pencernaan dan untuk penyerapan zat
makanan. Sisa makanan melewati usus pendek dan rektum (rectum sac.)
yang terhubung dengan pyloric stomachs dan berakhir di anus kecil yang
terletak dipermukaan cakram bagian aboral.
Rektum sebagai organ tempat penyimpanan feses atau sisa-sisa
makanan sementara sebelum keluar melewati anus. Anus berfungsi
sebagai saluran pembuangan sisa-sisa makanan. Pada beberapa spesies,
lambung kardiak (cardiac stomach) dapat dikeluarkan melalui mulutnya
untuk mengekskresikan enzim pencernaan dan mencerna mangsanya di

FILUM ECHINODERMATA 5
luar tubuhnya yang kemudian akan diteruskan ke pyloric stomachs.
Enzim yang berperan dalam pencernaan Echinodermata adalah enzim
protease untuk memecah protein, lipase untuk memecah lemak, dan
amylase untuk memecah ikatan amyllum.
E. System pernafasan Echinodermata
Organ pernapasan berupa dermal branchiata, kaki tabung, atau tentakel,
kaki insang. Echinodermata bernafas menggunakan paru-paru kulit atau
dermal branchiae (Papulae) yaitu penonjolan  dinding rongga tubuh (selom)
yang tipis. Tonjolan ini dilindungi oleh silia dan pediselaria. Pada bagian
inilah terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Ada pula beberapa
jenis Echinodermata yang bernafas dengan menggunakan kaki tabung.
Sisa-sisa metabolisme yang terjadi di dalam sel-sel tubuh akan diangkut
oleh amoebacyte (sel-sel amoeboid) ke dermal branchiae untuk selanjutnya
dilepas ke luar tubuh.Ada pula lima pasang kantung bursae. Kantung
tersebut selain berfungsi sebagai organ pernafasan juga berfungsi untuk
menerima saluran gonad.

Gambar Ec. 3. Sistem Pernafasan Echinodermata

F. Sistem sirkulasi Echinodermata


Echinodermata umumnya belum memiliki sistem sirkulasi yang
sempurna. Peredaran darahnya dengan sistem hemal yaitu sistem peredaran
darah tetapi tidak mempunyai jantung sistemik. System hemal terdiri dari
sebuah sinus cicin hemal dan cicin radial hemal yang sejajar dengan saluran
cicindan saluran radial pada system pembuluh air. Untuk mengedarkan
makanan, Echinodermata menerapkan sistem perihemalis dan hemalis.
Organ-organ yang terlibat di dalamnya berupa axialis, canalis madreporicus,

FILUM ECHINODERMATA 6
dan dinus axialis akan berpadu mengarah ke aboral. Selanjutnya, sistem
tersebut akan bertemu dengan rachis genitalis yang terdiri atas 5 pasang
cabang pembuluh radial yang akan menyalurkannya ke bagian gonad. 

Sistem sirkulasi merupakan sistem aliran air lewat pembuluh yang


dilakukan oleh kelompok Echinodermata kelompok hewan berkulit duri.
sistem kerjanya diawali dari masuknya air dari laut melalui lubang
madreporit dan bagian punggung yang kemudian disalurkan ke saluran 
saluran yang berakhir ke ampula yang menyerupai balon/tabung (kaki
tabung) ampula yang berisi air ini nanti akan di tekankan ke obyek batuan
sehingga bisa membawa badannya bergerak , tentu penekanan ampula
mempunyai konsekwensi air di ampula keluar sehingga kempes lagi air
bergerak ke mulut - begitu seterusnya. Berikut jalur-jalur pembuluh air
ditubuhnya :
 Madreporit, merupakan lempeng dorsal yang berlubang-lubang sebagai
tempat masuknya air laut kedalam sistem pembuluh air.
 Stone canal (saluran batu), yaitu bangunan berbentuk pipa melengkung
yang berfungsi sebagai saluran penghubung antara madreporit dengan
saluran cincin.
 Ring canal (saluran cincin), terdapat di rongga tubuh cakram pusat
merupakan saluran melingkar yang mengelilingi mulut.
 Saluran radialis, yaitu cabang dari saluran cincin yang menuju ke setiap
lengan dan berujung pada kaki ambulakral.
 Saluran lateral, yaitu saluran yang bermuara ke ampula.

Gambar Ec. 4. Sistem sirkulasi echinodermta

FILUM ECHINODERMATA 7
G. Sistem Saraf Echinodermata
Sistem saraf Echinodermata dikenal dengan saraf plexus, Echinodermata
tidak memiliki otak dan hanya memiliki cincin saraf  pusat (ring nerves) serta
cabang saraf (radial nerves) yang menyebar pada lengan atau bagian
tubuhnya yang simetris radial tepatnya dibawah kulit mereka.Hal ini dapat
menyebabkan koordinasi yang terjadi dapat berjalan lambat. Walaupun
begitu, Echinodermata sensitif terhadap sentuhan, cahaya, suhu, dan keadaan
air di sekitarnya, karena pada umumnya Echinodermata mempunyai kaki
tabung pada tubuhnya yang membantunya dalam gerak dan juga pada
kelompok tertentu ditemukan suatu bagian yang dinamakan eye spot. Eye
spot berupa kumpulan ocelli yang mengandung sel epitel berpigmen yang
dapat merespon cahaya dan terdapat sel sensori diantara itu. 
Kelompok bintang laut dari kelas Asteroidea adalah salah satu contoh
umum yang bisa diamati terkait sistem saraf Echinodermata. Pada bintang
laut, cincin saraf pusat terletak di sekitar esopagus sedangkan saraf radial
ditemukan pada setiap lengan, sejajar dengan sistem sirkulasi air yang
membantu pergerakannya. Kaki tabung sensitif terhadap zat kimia yang
bersumber dari makanannya. Eye spot membantu mereka dalam merasakan
sensitifitas cahaya menggunakan sel reseptor.

Gambar Ec. .5. Sistem saraf echinodermata

Kemampuan dalam autotomi atau kemampuan menumbuhkan lenganya


yang sengaja dilepaskan/patah dalam menghadapi predator, sistem saraf
berperan penting dalam proses tersebut karena dapat mengirimkan sinyal
pada tubuh untuk melepaskan lengan yang berada dalam genggaman

FILUM ECHINODERMATA 8
musuh/predator. Saraf radial pada lenganya akan mengirimkan sinyal ke
cincin saraf pusat.
H. Sistem Pergerakan Echinodermata
Sistem ambulakral atau pembuluh air merupakan rangkaian saluran kaku
yang terisi dengan air laut yang diambil melalui madreporit dan terhubung
ke kaki tabung. Sistem ini berfungsi untuk bergerak, bernafas atau membuka
mangsa. Padah ewan ini air laut masuk melalui lempeng dorsal yang
berlubang-lubang kecil (madreporit) menuju ke pembuluh batu. Kemudian
dilanjutkan ke saluran cincin yangmempunyai cabang ke lima tangannya
atau disebut saluran radial selanjutnya kesaluran lateral. Pada setiap cabang
terdapat deretan kaki tabung dan berpasangan dengan semacam gelembung
berotot atau disebut juga ampula. Dari saluran lateral,air masuk ke ampula.
Saluran ini berakhir di ampula. Jika ampula berkontraksi, maka air tertekan
dan masuk ke dalam kaki tabung. Akibatnya kaki tabung berubah menjulur
panjang. Apabila hewan ini akan bergerak ke sebelah kanan, maka kaki
tabung sebelah kanan akan memegang benda di bawahnya dan kaki lainnya
akan bebas. Selanjutnya ampula mengembang kembalidan air akan bergerak
berlawanan dengan arah masuk. Kaki tabung sebelah kanan yang memegang
objek tadi akan menyeret tubuh hewan ini ke arahnya. Begitulah cara hewan
ini bergerak. Di samping itu hewan ini juga bergerak dalam air
denganmenggunakan gerakan lengan-lengannya.

Gambar Ec. 6. Sistem pergerakan Echinodermata

I. System reproduksi Echinodermata

FILUM ECHINODERMATA 9
Sistem reproduksi gonokoris, kecuali pada kelas Holothuroidea bersifat
hermafrodit. Echinodermata mempunyai jenis kelamin terpisah, sehingga ada
yang jantan dan betina. Fertilisasi terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air
laut. Telur yang telah dibuahi akan memebelah secara cepat menghasilkan
blastula dan selanjutnya berkembang menjadi gastrula. Gastrula  ini
berkembang menjadi larva. Larva atau disebut juga bipinnaria berbentuk
simetri bilateral. Larva ini berenang bebas di dalam air mencari tempat yang
cocok hingga menjadi branchidaria, lalu mengalami metamorfosis dan
akhirnya menjadi dewasa. Setelah dewasa bentuk tubuhnya berubah menjadi
radial simetri.
Jadi sistem reproduksi Echinodemata itu jenis kelaminnya terpisah,
fertilisasi eksternal. Hasil pembuahan akan menghasilkan larva mikroskopis
yang disebut pluteus (memiliki lengan bersilia), kemudian akan mengalami
metamorfosis menjadi suatu bentuk seperti bintang laut dan akhirnya
menjadi bintang ulat laut.

Gambar Ec. 7. Organ reproduksi

FILUM ECHINODERMATA 10
Klasifikasi Echinodermata

Menurut Atkinson (2018) Klasifikasi Echinodermata Terdiri dari 5 kelas


yaitu Asteroidea, Echinoidea, Crinoidea, Ophiuridae, dan Holothuroidea.
Kelas Asteroidea terdiri atas Ordo Forcipulatida, Valvatida, Paxillosida,
Notomyotida, Brisingida, Spinulosida, dan Velatida. Kelas Echinoidea terdiri
atas Ordo Cidaroida, Camarodonta, Clypeasteroidea, dan Spatangoida. Kelas
Crinoidea terdiri atas Ordo Comatulida. Kelas Ophiuroidea terdiri atas Ordo
Euryalida. Kelas Holothuroidea terdiri atas Ordo Dendrochirotida dan
Aspidochirotida.
Menurut browidjoyo (1989) klasifikasi echinodermata terdiri dari 5 kelas
yaitu Asteroidea, Ophiuroidea, Echinoidea, Holothuroidea, dan Crinoidea.
Kelas Asteroidea terdiri atas Ordo Platysterida, Phanerozonia, Spinulosa,
Forcipulata, dan Notomyotida. Kelas Ophiuroidea terdiri atas Ordo
Ophiurida. Kelas Echinoidea terdiri atas Ordo Cidaroidea, Echinothuroidea,
Diadematoidea, Salenioida, Arbacioida, Echinoida, Clypeasteroida, dan
Spatongoida. Kelas Holothuroidea terdiri atas Ordo Dactylochirota,
Aspidochirota, Elasipoda, Dendrochirota, Molpadiida, dan Apodida. Kelas
Crinoidea terdiri atas Ordo Inadunata dan Articulata.
Menurut Janet Moore (2001) berdasarkan klasifikasinya Echinodermata
terdiri atas kelas Asteroidea, Ophiuridea, Echinoidea, Holothuroidea, dan
Crinoidea.
A. Kelas Asteroidea
Kelas Asteroidea mencakup semua spesies bintang atau bintang laut yang
mudah diidentifikasi sebagai organisme yang berbentuk bintang, dengan
lima lengan (kadang-kadang lebih) yang bergabung dengan cakram pusat. Di
sisi perut tubuh Asteroidea terdapat lengan dan rongga tubuh terbuka
dengan kaki tabung yang menonjol, sedangkan pada bintang mengular,
rongga tubuhnya tertutup tertutup. Ujung kaki tabung meruncing atau
memiliki permukaan bulat yang padat. Asteroidea mungkin halus, berbutir
atau berduri dan dapat ditutupi dengan lempengan yang tumpang tindih.
Penopang kerangka disediakan oleh ossicles dari dinding tubuh yang sering
digabungkan terdapat di cakram pusat, memberikan lengan bintang laut area
perlekatan yang luas ke cakram. Kelas ini memiliki kemampuan regenerasi
yang sangat besar . setiap bagian lengannya yang rusak dapat beregnenerasi
dan bagian cakram pusat yang rusak dapat diganti. Kelas ini terdiri atas 7
ordo yaitu Forcipulatida, Valvatida, Paxillosida, Notomyotida, Bringsida,
Spinulosida, dan Velatida

 Ordo Forcipulatida

FILUM ECHINODERMATA 11
Ciri-ciri anggota ordo Forcipulata yaitu memiliki 3 bagian pedicellaria
yang berbeda, memiliki empat baris kaki tabung, dan cakram kecil dengan
lengan tebal dan meruncing. Ordo ini terdiri atas 2 family yaitu Asteriidae
dan Stichasteridae.
a) Asteriidae
Ditandai dengan memiliki cakram kecil melingkar, memiliki lengan
panjang, ramping, berlendir dan biasanya meranggas. Biasanya lebih dari
lima lengan, sampai dengan 11 lengan. Lengan dan permukaan tubuh
ditutupi duri tajam, masing-masing dengan seberkas atau "pom pom"
dari pedicellariae. Kaki tabung penghisap terdiri dari dua baris. Kerangka
adalah jaringan yang halus, sering kali direduksi menjadi pelat yang
tersebar. Contohnya pada spesies Coronaster volsellatus.

Gambar Ec. 8. Coronaster volsellatus

b) Stichasteridae
Pelat pada permukaan atas dalam barisan membujur beraturan,
ujung lengan berwarna lebih pucat, madreporit berbeda terletak di
tengah. Tekstur kasar. Lengan biasanya mudah terlepas dari cakram
tengah begitu keluar dari air. Empat baris kaki tabung terlihat jelas,
karakteristik dari semua famili Asteriidae. Contohnya pada spesies
Cosmasterias felipes.

FILUM ECHINODERMATA 12
Gambar Ec. 9. Stichasteridae
 Ordo Valvatida
Pada umumnya anggota dari ordo valvatida memiliki lima lengan.
Kaki tabung terdiri dari dua baris dengan alat penghisap. Pedicellaria
memiliki bentuk yang berbeda-beda. Lempeng marginal berkembang
dengan baik. Ordo ini terdiri atas 6 family yaitu Asterinidae,
Gonisteridae, Poraniidae, Echinasteridae, Solasteridae, dan
Odontasteriidae.
a). Asterinidae
Berukuran besar dengan diameter hingga 300 mm dengan
permukaan yang rata dan tipis, fleksibel, tetapi mudah sobek. Memiliki
dua baris kaki tabung. Setiap lengan telah mengangkat punggungan
midradial sepanjang lengan. Bentuknya digambarkan sebagai 'mirip
daun maple'. Contoh spesies Anseropoda grandis

Gambar Ec. 10. Anseropoda grandis

FILUM ECHINODERMATA 13
b). Goniasteridae
Lengan panjang dan sempit, meruncing tiba-tiba di pangkalnya dan
kemudian sangat sedikit ke ujung tumpul. Cakram berukuran sedang dan
sering menjadi bagian tengah lengan digelembungkan. Pelat marjinal
berbentuk bulat dengan baik. Tidak ada duri dari setiap deskripsi terjadi
pada tubuh umum permukaan. Sangat besar (1,5 mm), pediselaria berbival
(struktur berbentuk cakar) terdapat pada aboral dan oral permukaan, tetapi
tidak pada pelat marjinal. Setiap marjinal lempeng ditutupi dengan sekat,
dengan butiran tidak beraturan. Butiran di sekitar perbatasan lempeng
lebih kecil dan membentuk pola yang tidak teratur. Contoh spesies
Gilbertaster anacanthus.

Gambar Ec. 11. Gilbertaster anacanthus


c). Poraniidae
Jenis bintang laut yang tidak fleksibel dan kaku dengan cakram yang
tebal, padat, dan kenyal. Berbentuk pentagonal. Pelat marginal tidak jelas.
Madreporit yang berbeda. Terdapat tonjolan halus (selubung duri
adambulakral) membentuk baris yang berbeda di sepanjang masing-
masing lengan, tetapi tidak ada duri yang terlihat. Bintang laut berdaging
tebal dengan permukaan aboral dan oral yang halus. Baris ganda dari kaki
tabung. Tidak ada pelat marjinal yang terlihat. Pola aktif permukaan aboral
bisa sangat berbeda saat merenung. Contoh spesies Coronaster volsellatus.

FILUM ECHINODERMATA 14
Gambar Ec. 12. Coronaster volsellatus
d). Echinasteridae
Banyak nampak tuberkel (paxillae) yang menutupi seluruh permukaan
aboral dalam pola simetris. Bintang laut ini cukup kaku dan lengan
biasanya ditekuk kaku saat berada di geladak. Marjinal tepi dengan
paxillae diperpanjang jumbai yang berbeda dan kecil pada tip. Contohnya
spesies Lophaster quadrispinus

Gambar Ec. 13. Contoh Echinastridae

FILUM ECHINODERMATA 15
e). Solasteridae
Cakram pipih lebar dengan 9 hingga 12 lengan. Kumpulan duri-duri
pada permukaan aboral. Bintang laut bertubuh lunak dengan duri yang
fleksibel. Bintang laut ini sangat umum terjadi di tambalan padat dan lebih
sering mendarat pukat. Contoh spesies Crossaster penicillatus.

Gambar Ec. 14. Contoh Solastridae


f). Odontasteridae
Bintang laut ini cukup kaku dengan lempeng marjinal yang berbeda dan
cakram dan lengan sedikit menggembung. Madreporit terletak di luar
pusat, sebagai titik cahaya yang dapat dibedakan dengan jelas. lempeng
marjinal yang lebih luas berbeda; lempeng permukaan mulut memiliki
spinula (bukan butiran, seperti pada Mediaster); lebih sedikit duri dan
pelat berbeda di sekitar mulut pembukaan.
Odontaster sp. memiliki 5 x tunggal, panjang, tajam gigi meruncing
terlihat pada permukaan mulut sekitarnya pembukaan mulut =
membedakan fitur antara Odontaster sp. dan Mediaster sp. Odontaster sp.
memiliki gigi besar yang terlihat jelas mengelilingi mulut, yang
membedakannya dari Mediaster spp yang serupa.

FILUM ECHINODERMATA 16
Gambar Ec. 15. Contoh Odontastridae
 Ordo Paxillosida
Anggota ordo umumnya memiliki lima lengan. Memiliki kaki
tabung yang meruncing. Lempeng paxillate terdiri atas lempeng
(abactinal, marjinal dan actinal). Ordo ini terdiri atas 3 family yaitu
Astropectinidae, Luidiidae, dan Pseudarchasteridae.
a) Astropectinidae
Pelat marjinal yang berbeda dipisahkan oleh alur pada sisi aboral
dan oral. Pelat marjinal bawah menonjol di luar pelat atas untuk
membentuk tepian yang jelas pada cakram dan lengan. Kedua
rangkaian lempeng marjinal memiliki duri. Kaki tabung dalam dua
baris. Nodus di tengah cakram kadang terangkat (kerucut anus). Pelat
cakram (paxillae) berwarna coklat tua, kadang-kadang dengan garis
yang jelas di tengah setiap lengan. Pelat di permukaan atas dengan
kelompok tulang belakang pendek. Madreporite di daerah yang sedikit
tertekan dekat lempeng marjinal. Contoh pada spesies Astropecten
irregularis pontoporeus.

FILUM ECHINODERMATA 17
Gambar Ec. 16. Contoh Odontastridae

b) Luidiidae
Lengan biasanya mudah putus dari cakram tengah. Duri yang
berbeda menonjol dari tepi tepi aboral; lengan panjang, fleksibel, berlapis
dan meruncing, seperti tali. Biasanya terdiri dari lima lengan. Contoh
spesies Luidia sarsii Africana.

Gambar Ec. 17. Luidia sarsii Africana.

FILUM ECHINODERMATA 18
c). Pseudarchasteridae
Bintang yang tidak fleksibel dengan cakram lebar dan panjang,
meruncing, lengan kaku. Pelat piringan berbeda, oval atau melingkar
teratur dalam kondisi yang baik. Tekstur halus di lempeng aboral, tapi
lempeng mulai terpisah setelah keluar dari air. Berbeda lempeng marginal
pada kedua sisi aboral dan oral. Dua deretan kaki tabung sebagian besar
tersembunyi oleh kelompok-kelompok kecil duri di bagian dalam margin
mulut masing-masing lengan. Madreporite tengah antara pusat disk dan
lempeng marjinal. Contoh spesies Pseudarchaster tessellatus .

Gambar Ec. 18. Pseudarchaster tessellatus .


 Ordo Notomyotida
Ordo Notomyotida ini adalah ordo dari bintang laut yang memiliki
jumlah spesies terkecil dibandingkan ordo lainnya yaitu hanya berkisar
75 spesies dari 8 genus dan satu famili saja (monotypic family). Habitatnya
berada di lautan dalam dengan bentuk lengan yang fleksibel dan mudah
digerakkan. Pada bagian dalam pada permukaan atas (aboral) bagian
samping lengan terdapat otot longitudinal, memiliki lengan yang lurus
dan mengecil, dengan cakram tengah yang relatif kecil. Organ
pencernaan dan reproduksi terdapat dan terpusat di bagian cakram
tengah, tidak memanjang ke lengan seperti bintang laut jenis lain.
Bintang laut jenis ini pernah ditemukan di sepanjang benua Amerika,

FILUM ECHINODERMATA 19
Oregon, dan Texas. Kemudian di Perancis, Jerman dan Belanda. Ordo ini
terdiri hanya satu family yaitu Benthopectinidae.
a) Benthopectinidae
Ujung lengan sering melengkung di ujung. Banyak duri, baik yang
kecil maupun yang lebih besar, menonjol dari tepi marginal aboral.
Lengan panjang, tipis, dan meruncing. Dua baris kaki tabung. Duri
aboral tunggal lebih pendek dari duri oral (bawah). Dua duri mulut
(bagian bawah), yang satu hampir dua kali panjang yang lain. Contoh
spesies Cheiraster hirsutus

Gambar Ec. 19. Cheiraster hirsutus


 Ordo Bringsida
Anggota ordo ini memiliki cakram yang kecil dengan lempeng
diartikulasikan erat. Memiliki lima lengan dan kelipatannya yang
memanjang. Memiliki pedicelaria seperti duri yang padat. Memiliki dua
baris kaki tabung. Ordo ini terdiri atas family Brisingidae.
a) Brisingidae
Ditandai dengan memiliki cakram kecil melingkar, yang tajam dari
lengan panjang, ramping, kaku dan biasanya meranggas (lengan jatuh
dari), selalu lebih dari lima, biasanya antara 11 sampai 14. Kaki tabung
dihisap dalam dua baris. Kerangka yang lebih kaku dan terkalsifikasi
dengan tanda-tanda yang terangkat dan bergerigi beralur di sepanjang
lengan. Contoh spesies Stegnobrisinga splendens.

FILUM ECHINODERMATA 20
Gambar Ec. 20. Stegnobrisinga splendens
 Ordo Spinulosida
Anggota ordo spinulosida pada bagian aboral terdapat duri-duri halus.
Memiliki kaki tabung dengan alat hisap, tidak memiliki pedicellaria dan
biasanya tidak memiliki lempeng marginal yang jelas. Ordo ini terdiri atas
family Echinasteridae.
a) Echinasteridae
Disk kecil; lengan panjang, meruncing, dan 'bengkak'. Ujung lengan
memutih yang sering melengkung di ujungnya. Lengan dan cakram
mengembang (pufy). Papila kecil menutupi seluruh cakram dan lengan.
Permukaan aboral tampak tertutup oleh jaring yang sangat halus.
Madreporite terletak di tengah antara tengah dan tepi lengan. Dua baris
kaki tabung. Contoh spesies Henricia abyssalis.

Gambar Ec. 21. Henricia abyssalis

FILUM ECHINODERMATA 21
 Ordo Velatida
Anggota ordo ini memiliki lima sampai sepuluh lengan. Memiliki
paxillae yang menutupi permukaan tubuh. Tubuh menebal, cakram datar dan
sub-pentagonal. Kaki tabung biasanya terdiri dari dua baris dengan cakram
penghisap yang berbeda. Lempeng oral menonjol. Lempeng marginal
berkembang lemah atau tidak ada, dan tidak memiliki pedicellaria. Sebagian
besar berada di habitat basial atau abisal. Ordo ini terdiri atas family
Pterasteridae.
a). Pterasteridae
Bintang laut bantal kecil dan menggembung dengan tekstur yang
cukup padat. Menghasilkan banyak lendir saat diganggu (disebut juga
Bintang Lendir). Lempeng menutupi permukaan aboral. Ujung lengan saat
didibalik ke atas akan nampak berwarna putih dibagian ujungnya.
Spesimen berkisar di ukuran dari sangat kecil (diameter 20 mm) hingga
sangat besar (diameter 150 mm). Contohnya spesies Pteraster capensis.

Gambar Ec. 22. Pteraster capensis


2. Kelas Crinoidea
Crinoidea, juga dikenal sebagai bintang bulu atau bunga lili laut,
dicirikan oleh mulut yang terletak di permukaan atas yang dikelilingi oleh
beberapa lengan makan (biasanya lebih dari lima). Crinoid sering memiliki
kaki seperti cakar (cirri) yang memungkinkan mereka menempel dan
melepaskan diri dari substrat. Crinoida makan dengan menyaring air laut

FILUM ECHINODERMATA 22
menggunakan lengannya yang seperti bulu, yang ditutupi dengan kaki
tabung lengket yang menjebak partikel makanan dan membawanya ke area
mulut. Kelas ini terdiri hanya satu 1 ordo yaitu Comatulida.
 Ordo Comatulida
Anggota ordo ini dikenal sebagai bintang bulu dan sebagian besar
tidak memiliki tangkai saat dewasa. Permukaan mulut dengan mulut
menghadap ke atas dan dikelilingi oleh lima sinar yang sering terbagi
dengan pinnules berbulu. Comatulid hidup di dasar laut dan terumbu
karang di perairan tropis dan sedang. Ordo ini terdiri atas family
Comasteridae.
a) Comasteridae
Antara 10 dan 22 lengan tersegmentasi yang berasal dari cakram
tengah kecil, di bawahnya terdapat cirri yang menempelkan hewan ke
dasar laut atau batu. Lengan punya penampilan seperti bulu dengan
cabang samping atau pinnules. Contoh spesies Comanthus wahlbergii.

Gambar Ec. 23. Comanthus wahlbergii


3. Kelas Echinoidea
Echinoidea, biasa disebut bulu babi, secara superisial dikategorikan ke
dalam bentuk 'biasa' dan 'tidak beraturan'. Bulu babi 'biasa' memiliki tes
globular, dengan mulutnya (memiliki satu set gigi yang dikenal sebagai
lentera Aristoteles) yang terletak di sisi perut hewan. Kebanyakan bulu babi
'biasa' adalah pemakan rumput sehingga evolusi mulut perut memastikan
keberhasilan makan. Bentuk bulu lunak Banyak bulu babi menempel di
bebatuan, namun beberapa spesies hidup di habitat berpasir dan dikenal

FILUM ECHINODERMATA 23
sebagai bulu babi yang menggali. Echinoid telah mengembangkan
mekanisme pertahanan seperti duri dan racun untuk mencegah kerusakan
yang luas pada individu. Echinoid menyumbangkan nilai ekologis bagi
ekosistem bentik karena bulu babi memelihara populasi alga, yang
memungkinkan ekosistem terumbu berkembang, sementara spesies
penggali memfasilitasi pelepasan nutrisi dari sedimen bentik. Kelas ini
terdiri atas 5 ordo yaitu Cidaroida, Echinothurioida, Camarodonta,
Clypeasteroidea, dan Spatangoida.
 Ordo Cidaroida
Ordo Cidaroida merupakan jenis sea urchin yang paling primitif yang
memiliki duri tebal dan besar. Ordo ini terdiri atas tiga famili yaitu
Cidaridae, Psychocidaridae dan Histocidaridae.
a) Cidaridae
Landak laut yang besar dan kuat. Kokoh, panjang, ramping, bergerigi,
duri utama seperti seruling (walaupun seringkali dengan mudah lepas
dari tubuhnya). Duri sekunder yang gelap melingkari dasar duri primer.
Gelap, baris ganda duri milier, memanjang dari atas ke bawah tes
(ambulakrum). Daerah anus, cekung dengan terpusat diposisikan, dan
terdapat pori-pori. Contoh spesies Stereocidaris excavate.

Gambar Ec. 24. Stereocidaris excavate


b) Histocidaridae
Tubuh bulat dan kuat. Memiliki duri yang panjang, kuat, dan runcing
duri dengan dasar halus yang gelap dan lebih terang ekstensi bergerigi.
Duri sekunder jauh lebih pendek, pipih, menyempit ke ujung tumpul.
Contoh spesies Histocidaris purpurata.

FILUM ECHINODERMATA 24
Gambar Ec. 25. Histocidaris purpurata
 Ordo Echinothurioida
Spesies yang termasuk Ordo Echinothuroida memiliki cangkang
fleksibel dengan duri berongga dan memiliki insang berukuran relatif
kecil. Ordo ini hanya memiliki satu famili yaitu Echinothuridae.
a) Echinothuriidae
Lembut, lentur, tubuh berbentuk cakram, memiliki tekstur seperti
kulit, biasanya roboh di pukat. Areola yang dalam (area melingkar di
sekitar struktur bantalan tulang belakang). Duri pendek dan seragam,
mudah disikat. Duri bantalan kelenjar beracun . Conto spesies Phormosoma
placenta Africana.

Gambar Ec. 26. Phormosoma placenta Africana

FILUM ECHINODERMATA 25
 Ordo Camarodonta
Ciri khas dari ordo ini yaitu pada lentera aristoteles menyatu dangan plate
yang berukuran besar sehingga seperti membentuk piramida. Permukaan
tempurungnya terdapat duri yang runcing dan tipis. Ordo Echinoida
memiliki beberapa famili yaitu Echinidae, Parechinidae, Echinometridae,
Strongylocentrotidae, dan Toxopneustidae.
a). Echinidae
tubuh bulat, halus dan agak menjulang ke atas (penampilan seperti labu),
menjadi lebih terangkat secara vertical dengan usia. Duri yang ramping,
rapuh, dan dari pengujian jarang duri tersusun yang mudah terlepas. Duri
primer lebih panjang daripada yang sekunder. Tuberkel putih yang berbeda
di baris dari sisi oral ke sisi aboral. Contoh spesies Dermechinus horridus
africanus.

Gambar Ec. 27. Phormosoma placenta Africana.


 Ordo Clypeasteroidea
Karakteristik dari ordo Clypeasteroida yaitu terdapat pori-pori
mikroskopis pada setiap lempeng ambulakral yang tersusun teratur pada
bagian permukaan cangkangnya. famili dari ordo Clypeasteroida yaitu
Clypeasteridae, Arachnoididae, Laganiidae, Rotulidae, Echinarchnidae,
Dendrasteridae, dan Mellitidae.
a). Clypeasteridae
tubuh pipih, berbentuk segi lima, tepi cekung, sisi posterior (dorsal/atas)
membentuk cembung yang terangkat tengah, margin sedikit menebal.
Dibesarkan, distal kelopak terbuka. Contoh spesies Clypeaster eurychorius.

FILUM ECHINODERMATA 26
Gambar Ec. 28. Clypeaster eurychorius
 Ordo Spatangida
Ciri khas dari anggota ordo Spatangida yaitu berbentuk oval memanjang.
Memilki dua kaki tabung pada salah satu plate yang terdapat pada zona
ambulakral yang berbatasan dengan peristome. Anggota dari ordo ini yaitu
famili Spatangidae, Mycrasteridae, Brissidae, Loveniidae, Schizasteridae,
Pericosmidae, dan Asterostomatidae.
a). Spatangidae
Bulu babi besar, berwarna ungu tua. tubuh dengan takik anterior,
memberikan penampilan berbentuk hati. Kelopak berpasangan yang sempit
dan khas. Pendek, padat dan berduri. Contoh spesies Spatangus capensis.

Gambar Ec. 29. Spatangus capensis

FILUM ECHINODERMATA 27
b). Brissidae
Memanjang, tes berbentuk hati, dengan frontal yang berbeda takik.
Kelopak lurus, divergen, anterior lebih panjang daripada posterior. Duri
seragam tipis, pendek, rapuh, umumnya jatuh di jaring pukat. Beberapa
spesimen dengan fasciole coklat tua / hitam yang berbeda dalam bentuk
kecapi di permukaan punggung. Contoh spesies Brissopsis lyrifera capensis.

Gambar Ec. 30. Brissopsis lyrifera capensis.


4. Kelas Ophiuroidea
Bintang ular dan bintang keranjang berkerabat dekat dengan bintang dan
dapat dikenali dari lengannya yang lima atau lebih panjang, sederhana atau
bercabang yang ditandai dengan tajam dari cakram pusat tubuh. Mereka
sangat lincah dan merangkak melintasi dasar laut dengan lengan lenturnya,
tidak seperti bintang laut yang menggunakan kaki tabung. Bintang rapuh
dan keranjang memiliki berbagai cara makan, dengan sebagian besar
pemulung, pengumpan detritus, atau pengumpan filter. Mulut terletak di
bagian bawah cakram, yang memiliki rahang bergigi kompleks yang
terbentuk dari pelat kerangka. Ophiuroid memainkan peran penting dalam
ekosistem laut, seringkali membentuk hubungan simbiosis dengan spesies
laut lainnya seperti karang, gorgonian, dan alga. Kelas Ophiuroidea
memiliki satu ordo yaitu Euryalida.

 Ordo Euryalida
Ciri utamanya adalah discus sentralnya memiliki lima buah lengan yang
membentuk jaring-jaring yang saling berkaitan antar lengannya (panjang
lengan mencapai 60 cm), warna tubuhnya berwarna terang dan mencolok,
serta ukurannya lebih besar dari Ordo Ophiurida. Hewan yang tergolong
ordo ini adalah seluruh spesies Ophiuroidea yang terdapat di perairan
dalam yang memiliki kedalaman antara 100 m hingga mencapai lebih dari

FILUM ECHINODERMATA 28
500 m. Euryalida ini banyak ditemukan pada terumbu karang yang
terdapat dalam wilayah perairan subtidal dan menempel erat pada
terumbu karang tersebut. Ciri khas yang membedakan ordo ini dengan
Ordo Ophiurida adalah lengannya memiliki cabang yang saling berkaitan.
Ordo Euryalida memiliki empat famili yang tersebar di seluruh dunia, yaitu
Asteronychydae, Asteroschematidae, Euryalidae, dan Gorgonocephalidae.
a). Asteroschematidae
Berukuran sedang, dengan lengan yang tidak bercabang tapi keriting
tebal di pangkalan dan sebagian besar lengan, tipis di ujung lengan. Seluruh
hewan tertutup kulit tipis, yang mudah sobek saat rusak. Contoh spesies
Ophiocreas sp.

Gambar Ec. 31. Spatangus capensis


b). Gorgonocephalidae
Ukurannya kecil, sering menempel pada biota laut lainnya (kipas laut
atau spons) saat mendarat di dek. Cakram menggembung (tumid),
permukaan punggung dan lengan berbalut. Kedua sisi punggung dan perut
tertutup kasar dan tuberkel halus bercampur, tuberkel ventral lebih halus.
Rahang juga ditutupi oleh tuberkel kecil. Jumlah lengan ada lima, panjang,
tidak bercabang, tetapi dapat melingkar rapat dorsal-ventral. Contoh
spesies Astrothorax waitei.

FILUM ECHINODERMATA 29
Gambar Ec. 32. Astrothorax waitei
5. Kelas Holothuroidea
Kelas Holothuroidea mencakup semua teripang, yang diidentifikasi oleh
endoskeleton mereka yang berkurang dan simetri bilateral. Teripang
seringkali merupakan hewan yang bergerak lambat, hanya mampu
bergerak dengan menggali melalui pasir, merayap di sepanjang permukaan
dengan kaki tabung pendek, atau “berenang” melalui kontraksi dan
pelenturan tubuh secara ritmis. Sebagian besar teripang adalah pengumpan
suspensi atau deposit, yang terakhir mengkonsumsi sedimen dalam jumlah
besar, menyerap bahan organik, sedangkan sisanya diekskresikan. Banyak
teripang menghabiskan sebagian besar hidup mereka di retakan, cekungan
dan liang dan seringkali tidak akan bergerak jauh setelah menetap. Kelas
holonthuroidea memiliki ordo yaitu ordo Dendrochirotida dan ordo
Aspidochirotida

 Ordo Dendrochirotida
Anggota dari ordo ini memiliki tentakel yang bercabang dan suspension
feeder. Suspension feeder ini adalah kemampuan makan dengan menyaring
suspense material dan partikel makanan dari air, di mana memiliki organ
khusus yang berfungsi sebagai penghisap dan penyaring. Tentakel yang
bercabang memiliki karakter dengan 10 sampai dengan 30 cabang yang
kadang kadang bercabang dua sampai tiga. Jenis ini juga memiliki struktur
cincin yang terdiri dari 10 piring kapur yang berputar putar di faring.

FILUM ECHINODERMATA 30
Memiliki otot retractor dan introvert yang berarti dapat menarik kembali
tentakelnya ke dalam mulut ketika tidak ada aktifitas makan. Dinding
tubuh terdiri dari ossicle yang lebar atau tersusun secara halus dengan
beberapa ossicle. Adapun famili dari ordo ini adalah famili Thyonidae,
Cucimariidae, dan Psolidae.

a). Thyonidae
Tubuh berbentuk U, silindris, dengan ujung posterior berbalik ke atas.
Kulit halus, tetapi tampak 'berbulu' karena banyaknya kaki tabung (podia)
yang tersebar. Warna oranye dan putih berbintik-bintik, bagian punggung
lebih gelap. Contoh spesies Thyone venusta.

Gambar Ec. 33. Thyone venusta


b). Cucumariidae
Teripang kecil dan padat dibedakan dari warnanya yang cerah warna
merah atau kuning, meskipun ada variasi putih. Memiliki tekstur tubuh
yang padat dan kenyal. Kaki tabung tersebar. Memiliki sepuluh tentakel
bercabang tidak beraturan. Biasanya terjadi di koloni padat, terutama di
Barat Pesisir. Contoh spesies Hemiocnus insolens.

FILUM ECHINODERMATA 31
Gambar Ec. 34. Hemiocnus insolens
c). Psolidae
Memiliki sisik punggung yang menutupi tubuh dan permukaan ventral
seperti pengisap membentuk sol dan tumpang tindih dengan granul kecil.
Tentakel lebat saat terlihat. Kaki tabung (podia) terdapat di sol ventral
dalam dua baris; dimana baris luar dan baris dalam jauh lebih besar.
Contoh spesies Psolus griithsi.

Gambar Ec. 35. Psolus griithsi


 Ordo Aspidochirotida
Jenis Holothuroidea ini memiliki perbedaan dibandingkan jenis lain yaitu
permukaan yang rata, Holothuroidea jenis in tidak memiliki otot introvert
atau retraktor. Kaki tabung sering berbentuk tunggal dengan garis yang
jelas. Dinding tubuh tebal dan kasar yang berisi ossicle, termasuk beberapa

FILUM ECHINODERMATA 32
berbentuk seperti kotak. Jenis ini memiliki pohon respirasi untuk
pertukaran gas. Otot-otot yang melintang ke bawah tubuh diatur menjadi
lima pasang tanda. Holothuroidea jenis ini dapat menembakkan benang
putting yang lengket yang dikenal sebagai cuvierian tubulus dari organ
cloacas yang berfungsi untuk mengalihkan perhatian atau menghindari
predator. Jenis ini banyak ditemukan terkena lingkungan air yang dangkal.
Adapun famili dari ordo ini adalah famili Holothuridae, Mesothuridae,
Stichopodidae, Synallactidae.
a). Synallactidae
Bentuk tubuh silinder dengan permukaan ventral sedikit pipih dan
permukaan punggung sedikit melengkung. Tebal, dinding tubuh kasar dan
halus, biasanya bertatahkan dengan butiran pasir, cangkang pecah, puing-
puing karang, echinoid duri dan foraminifera, tetapi tidak ada cangkang
pteropoda atau spikula spons. Kaki tabung kecil (podia) sebagian besar
memanjang tepi dorsolateral. Mempertahankan bentuk yang kokoh dari air.
Mulut terletak di permukaan ventral dengan antara 18 dan 20 peltate
(berbentuk daun atau perisai). tentakel, berwarna krem sampai coklat.
Lokasi anus sub-ventral dalam alur pygal (posterior) yang berbeda. Contoh
spesies Pseudostichopus langeae.

Gambar Ec. 36. Pseudostichopus langeae

FILUM ECHINODERMATA 33
Katalog Echinodermata

1. Kelas Asteroidea

Marthasterias africana

Klasifikasi : Kelas    : Asteroidea


Ordo     : Forcipulatida
Famili   : Asteriidae 
Genus   : Marthasterias
Habitat : Pantai barat dan selatarn africa selatan kedalaman 79- 379 m.         

Deskripsi: pola persenjataan tulang belakang M. africana dapat berkisar dari


permukaan yang luar biasa kosong, dengan duri hanya pada lempeng dorsal
dan superomarginal, hingga banyak duri yang tersebar tidak beraturan,
seringkali dengan banyak duri pada setiap lempeng (Wright,.Dkk, 2016).

FILUM ECHINODERMATA 34
Allostichaster capensis

 Klasifikasi : Kelas    : Asteroidea


Ordo     : Forcipulatida
Famili   : Stichasteridae 
Genus   : Allostichaster  

Habitat : Pesisir barat dan selatan africa selatan kedalaman 50-150 m


kemungkinan lebih dalam.     

Deskripsi:  Allostichaster capensis menunjukkan asimetri yang khas dengan


dua pasang lengan yang berbeda ukuran. Asimetri ini tampaknya hilang
pada tahap terakhir regenerasi (Rubilar 2004) meskipun selalu mungkin
untuk membedakan bidang fisi dan lengan nonregeneratif dari lengan
regeneratif karena perbedaan kecil dalam ukuran dan warna (rubilar,. Dkk,
2006)

FILUM ECHINODERMATA 35
Calliaster acanthodes

Klasifikasi : Kelas    : Asteroidea


Ordo     : Valvatida
Famili   : Goniasteridae
Genus   : Calliaster

Habitat : Pantai selatan ke timur Africa selatan pada kedalaman 130 antara
420m.

Deskripsi: bi ntang laut berukuran sedang dengan karakteristik rentang


ganda lempeng marjinal yang berbatasan dengan piringan dan lengan.
Kebanyakan dari mereka memiliki lima lengan, seringkali pendek dan
berbentuk segitiga, mengelilingi cakram tengah yang lebar; banyak spesies
bersegi lima atau subpentagonal, tertutup rapat dengan tonjolan seperti
butiran, seperti biji, oleh karena itu nama keluarga "bintang benih"
( gonium+aster ) (Clark, 1993).

FILUM ECHINODERMATA 36
Spoladaster veneris

Klasifikasi : Kelas    : Asteroidea


Ordo     : Valvatida
Famili   : Poraniidae
Genus   : Spoladaster
 

Habitat : Pantai barat dan selatan Africa selatan pada kedalaman 40 hingga
205m.    

Deskripsi:  Spoladaster veneris memiliki dua duri alur pelat ambulakral, tidak


memiliki pita papula intermarginal dan tidak menunjukkan duri, pada duri
inferomarginal di persimpangan antara daerah abactinal dan actinal (Clark,.
1923).

FILUM ECHINODERMATA 37
Poraniopsis echinaster

Klasifikasi : Kelas    : Asteroidea


Ordo     : Valvatida
Famili   : Poraniidae
Genus   : Poraniopsis
 

Habitat : Atlantik selatan termasuk pantai barat Africa


Selatan.                                                                           

Deskripsi :  Dinding tubuh tebal.Warna dalam hidup merah tua cemerlang


atau merah tua; jarang putih. Duri abactinal menonjol, beberapa atau banyak
mereka meruncing atau runcing; duri subambulacral dengan jelas lebih besar
dari duri alur (Mustacke, 200).

FILUM ECHINODERMATA 38
Pseudarchaster tesselatus 

 Klasifikasi : Kelas    : Asteroidea


Ordo     : Paxillosida
Famili   : Pseudarchasteridae
Genus   : Pseudarchaster
 

Habitat : Pantai barat dan selatan Africa Selatan.

Deskripsi: Species ini mengalami perubahan, Terutama-perubahan dramatis


terjadi di spesies yang kaki tabungnya pada akhirnya memiliki pengisap
sebagai species dewasa, di mana pusatnya bagian dari cakram kaki tabung
dewasa menjadi sangat cekung (minako & james, 2000).

FILUM ECHINODERMATA 39
Crossaster penicillatus

 Klasifikasi : Kelas    : Asteroidea


Ordo     : Valvatida
Famili   : Solasteridae
Genus   : Crossaster
 

Habitat : Di seluruh wilayah pantai barat dan pantai selatan Africa Selatan.

Deskripsi: Crossaster adalah genus Solasteridae dengan 8–15 lengan


meruncing, piringan sedang hingga besar, dan rangkaian tunggal marjinal
mencolok yang terlihat dari tampilan dorsal, kerangka dorsal terdiri dari
batang-batang sempit yang membentuk retikulum pelat yang tidak beraturan
(Ringvold & Moum, 2020).

FILUM ECHINODERMATA 40
Euchidaris tribuloides

Klasifikasi : Kelas    : Echinoidea


Ordo     : Cidaroida
Famili   : Cidaridae
Genus   : Eucidaris

Habitat : Di temukan dibeberapa habitat berbeda di tenggara Florida

Deskripsi: E. tribuloides sebagai "echinoid lamban" yang mengarah pada


keberadaan bentik nokturnal. Pada siang hari, landak pensil batu tulis
menggunakan duri utamanya yang besar untuk melabuhkan dirinya di
bawah atau di atas bebatuan atau untuk menempatkan dirinya di celah-celah.
Individu jarang menyimpang jauh dari lokalitas mereka. Pada malam hari,
mereka akan memakan karang dan spons (Pherson,. 1968).

FILUM ECHINODERMATA 41
Austrocidaris pawsoni

Klasifikasi : Kelas    : Echinoidea


Ordo     : Cidaroida
Famili   : Cidaridae
Genus   : Austrocidaris
 

Habitat : Di temukan diperairan di Amerika paling selatan dan Selandia baru.

Deskripsi: Genus ini dibedakan dari kelompok-kelompok dekat oleh celah


interradial zig-zag yang dalam yang memotong interambulacra1-nya.

FILUM ECHINODERMATA 42
Araeosoma violaceum

Klasifikasi : Kelas    : Echinoidea


Ordo     : Echinothurioida
Famili   : Echinothuriidae
Genus   : Araeosoma
 

Habitat : Banyak ditemukan pada sedimen lunak, pada pasir halus, dan juga
lumpur

Deskripsi: Tidak ada duri pada kerangkanya dan sudah berwarna putih,
hewan ini hidup dengan membenamkan diri dalam lumour atau pasir halus
atau secara pasif mengumpulkan jasad-jasad renik dan sisa organik yang
tertangkap oleh duri-durinya terutama pada sisi aboral (Suryanti,. 2019).

Aspidodiadema jacobyi

FILUM ECHINODERMATA 43
Klasifikasi : Kelas    : Echinoidea
Ordo     : Diadematoida
Famili   : Aspidodiadematidae
Genus   : Aspidodiadema

Habitat : Pada laut tropis pada kedalaman yang besar

Deskripsi : memiliki tempurung berbentuk bola atau cangkang yang


melindungi organ bagian dalam. Permukaan aboral (atas) memiliki cincin
tuberkel koronal kecil yang mengelilingi anus. Tempurung terdiri dari 5 set
ambulakral radial dari 3 pelat, dipisahkan oleh 5 alur ambulakral. Ada
deretan pasang pori-pori di antara area ambulakral tempat kaki tabung
menonjol. lempeng. Duri yang ramping dan fleksibel berartikulasi dengan
semua tuberkel. Duri ini berongga dan memiliki struktur penghubung di
seluruh luminanya dengan pilar seperti jarum kecil (Kroh, dan Mooi, 2012).

FILUM ECHINODERMATA 44
Arbacia punctulata

Klasifikasi : Kelas    : Echinoidea


Ordo     : Arbacoida
Famili   : Arbaciidae
Genus   : Arbacia

Habitat : Habitat alaminya adalah dibagian barat Samudera Atlabtik. Dapat


juga ditemukan diperairan dangkal dangkal Massachusetts ke Kuba dan
Semenanjung Yucatan

Deskripsi : Rangka tubuh berbentuk kurang lebih globular yang terdiri atas
lima bagian tubuh yang sama, tanpa tangan, berduri. Duri melekat pada otot
yang menyerupai bongkol (tuberkel). Memiliki pediselaria, kaki ambulakral
pendek dan terletak di antara duriduri yang panjang. Mulut dikelilingi oleh
lima buah gigi yang berkumpul di dalam bibir yang corong. Didaerah ujung
aboral (disebut daerah periprok), terdapat anus, gonopor, dan madreporit.
Podia, duri, dan pediselaria bertindak sebagai organ sensori. Rangka (test)
berbentuk bulat dan pendek dengan diameter mm, hanya ada satu tubercle
primer berukuran besar pada setiap lempeng penyusun daerah amburacral
dan interamburacral masingmasing tubercle primer berhubungan dengan
pasangan pori dengan pola melengkung tidak beraturan (Astuti & ruslan,
2020).

FILUM ECHINODERMATA 45
Coelopleurus floridanus

Klasifikasi : Kelas    : Echinoidea


Ordo     : Arbacoida
Famili   : Arbaciidae
Genus   : Coelopleurus

Habitat : Pada perairan dalam di Atlantik barat, dari Hindia Barat hingga
Cape May, New Jersey.

Deskripsi : Area median telanjang lebar dan lurus. tuberkel primer dikelilingi
oleh banyak yang kecil. Duri primer melengkung, panjang kerah sangat
bervariasi, antara 15 dan 30 mm; seluruh panjang duri bisa mencapai 3 kali
diameter uji; duri sekunder ramping dengan ujung tumpul. Warna: Area
interambulacral telanjang dengan bercak melintang kecoklatan di atas tanah
yang terang dan jelas, secara adap berbatasan dengan warna merah;
ambulacra coklat dengan ruang median merah, duri utama berpita merah
dan krem atau tidak dibalut dengan warna merah terang di bagian distal
(Schultz, 2015).

FILUM ECHINODERMATA 46
FILUM ECHINODERMATA 47
Dermechinus horridus

Klasifikasi : Kelas    : Echinoidea


Ordo     : Echinoida
Famili   : Echinidae
Genus   : Dermechinus

Habitat : Ditemukan diperairan dalam di selatan Samudra Hindia Pasifik,


dan Atlantik.

Deskripsi : berbentuk bulat ketika muda tetapi terkadang tumbuh setinggi


lebih dari dua kali lebarnya. Duri panjang halus tumbuh dalam barisan
vertikal dan diselingi tikar padat yang lebih pendek. Pedicellariae dan kaki
tabung juga ada, dan penampilan umum landak laut mirip dengan kaktus
berbentuk silinder (Kroh & Mooi, 2018).

FILUM ECHINODERMATA 48
Clypeaster subdepressus

Klasifikasi : Kelas    : Echinoidea


Ordo     : Clypeasteroida
Famili   : Clypeasteridae
Genus   : Clypeaster

Habitat : Hidup di padang pasir atau sedimen bercangkang di perairan


hangat Karibia dan Atlantik, dimana tidak ada atau sedikit rumput.

Deskripsi : lonjong, dengan tepi membulat, tertutup seragam oleh duri


pendek dan tipis, daerah petaloid sedikit menggelembung. Pusat sistem
apikal, monobasal, dengan lima gonopori Petaloid besar, Kelopak besar,
berbentuk daun. Kelopak berpasangan hampir menutup secara distal. Duri
primer aboral panjang, agak berbentuk gada. Duri utama mulut panjang,
berakhir di titik hialin kecil. Tuberkel melubangi. Ukuran areoles tuberkel
primer aboral seragam. Permukaan mulut rata, sedikit cekung di sekitar
peristome. Warna hidup kekuningan, kemerahan, coklat sangat tua (Pomel,
1883).

FILUM ECHINODERMATA 49
Aeropsis fulva

Klasifikasi : Kelas    : Echinoidea


Ordo     : Spatangoida
Famili   : Aeropsidae
Genus   : Aeropsis

Habitat : Ditemukan pada perairan air laut

Deskripsi : memiliki endoskeleton yang keras yang terdiri dari pelat yang
saling terkait. Memiliki struktur rahang yang rumit yang disebut Lentera
Aristoteles. Mereka juga memiliki duri dan pedicellariae mirip penjepit yang
menempel pada permukaan luar (Lambert, 2007).

FILUM ECHINODERMATA 50
Brisiopsis atlantica

Klasifikasi : Kelas    : Echinoidea


Ordo     : Spatangoida
Famili   : Brissidae
Genus   : Brissiopsis

Habitat : Biasanya ditemukan pada perairan Atlantica

Deskripsi : Tubuh berbentuk oval agak memanjang, dan dibedakan dengan


mulut ditempatkan di salah satu ujung hewan, dan anus di ujung lainnya.
Berbentuk simetris bilateral, dan memiliki permukaan anterior yang jelas (

FILUM ECHINODERMATA 51
Brissus latercarinatus

Klasifikasi : Kelas    : Echinoidea


Ordo     : Spatangoida
Famili   : Brissidae
Genus   : Brissus

Habitat : Pada perairan wilayah tropis

Deskripsi : Panjang 8-10cm. Tubuh berbentuk telur lonjong, tanpa lekukan


yang dalam di bagian depan. Petaloid besar yang dapat dilihat bahkan pada
hewan hidup, dengan duri polos (tidak berpita) panjang sedang hingga
pendek yang menutupi tubuh dengan rapat (Jespersen & Nielsen ,2004).

FILUM ECHINODERMATA 52
3. Kelas Ophiuridea

Astrodendrum capensis

Klasifikasi : Kelas    : Ophiuroidea


Ordo     : Euryalida
Famili   : Gorgonocephalidae
Genus   : Astrodendrum

Habitat : Hidup endemik di Afrika Selatan. Pantai barat, sungai orange


dipantai timur, teluk kosi, Afrika Selatan. Dengan kedalaman kisaran 161-420
m.

Deskripsi : Lengan tertutup butiran halus. Cakram dengan sedikit campuran


berbentuk kerucut dan berkutil tuberkel ke arah tepi cakram dan perisai
radial, lebih padat di tengah cakram. Perisai radial menyempit, 146 sedikit
lebih lebar di sisi distal, konvergen ke tengah. Bingkai mulut tertutup mozaik
padat pelat kecil, datar, poligonal, lengan serupa. Papilla oral panjang,
berbentuk spiniform dan kokoh di puncak, membentuk pinggiran terus
menerus termasuk di takik distal. Lengan bercabang, punggung-perut
fleksibel. Garpu pertama di luar dasar, 8-9 segmen antara garpu pertama dan
kedua, hingga 20 segmen distal. Sabuk pengait dimulai pada garpu ketiga
hingga keempat. Duri lengan pendek, dimulai pada pasangan kedua pori-
pori mulut. Celah genital kecil, seperti pori-pori dan dekat dengan tepi
diskus. Papila genital ada (Olbers, 2016).

FILUM ECHINODERMATA 53
Gorgonocephalus chilensis

Klasifikasi : Kelas    : Ophiuroidea


Ordo     : Euryalida
Famili   : Gorgonocephalidae
Genus   : Gorgonocephalus

Habitat : Hidup di pantai barat, dari Cape Town hingga pantai timur, dengan
kedalaman 22-900 m.

Deskripsi : Bagian punggung ditutupi oleh kulit tebal. Perisai radial seperti
batang yang mencapai tengah cakram dan memiliki lapisan butiran.
Permukaan mulut adalah ditutupi oleh butiran kecil yang lebih kecil dari
mereka perisai radial . Rahang dipersenjatai dengan papila mulut seperti
tulang belakang Celah kelamin adalah mencolok dan mengandung butiran
kecil di sepanjang setiap margin. Celah yang terlokalisasi di dasar setiap
lengan di daerah interadial ventral Lengannya padat butiran dan cabang
pertama, dari total lima, terjadi di tepi distal disk. Duri lengan dimodifikasi
menjadi kait runcing mikroskopis membentuk cincin di sekitar lengan. Dua
pori tentakel pertama tidak memiliki sisik tentakel yang terkait dengannya
dan yang berikutnya memiliki dua menjadi empat skala yang meningkat ke
arah segmen distal (Carlos, et all. ,2010).

Gorgonocephalus pustulatum

FILUM ECHINODERMATA 54
Klasifikasi : Kelas    : Ophiuroidea
Ordo     : Euryalida
Famili   : Gorgonocephalidae
Genus   : Gorgonocephalus

Habitat : Hidup di pantai barat Afrika Selatan hingga melampaui London


Timur, dengan kedalaman 78-860 m.

Deskripsi : Kulitnya biasanya bertuberkulosis, lengan sederhana atau


bercabang, gonad terbatas pada cakram, barisan pengait yang tidak memiliki
lamina dengan lubang yang disusun secara berurutan, vertebra dengan alur
terbuka (H.L. Clark, 1916).

FILUM ECHINODERMATA 55
Ophiothrix aristulata

Klasifikasi : Kelas    : Ophiuroidea


Ordo     : Ophiurida
Famili   : Ophiotrichidae
Genus   : Ophiothrix

Habitat : Hidup di pantai barat, sungai orange hingga pantai timur, teluk
sodwana, dengan kedalaman biasanya lebih dari 200 m.

Deskripsi : Anggota kelas Ophiuroidea kebanyakan gonochoric, yang lainnya


protandric. Fertilisasi bersifat eksternal. Brooding biasa terjadi, bursae
digunakan sebagai ruang induk dimana embrio berkembang menjadi remaja
dan kemudian merangkak keluar dari celah bursa. Siklus hidupnya embrio
menetas menjadi larva planktotrofik yang berenang bebas dan kemudian
bermetamorfosis menjadi bintang rapuh kecil yang tenggelam ke dasar
tempat mereka tumbuh menjadi bentuk dewasa (Lyman, 1879).

FILUM ECHINODERMATA 56
Ophiolycus dentatus

Klasifikasi : Kelas    : Ophiuroidea


Ordo     : Ophiurida
Famili   : Ophiomyxidae
Genus   : Ophiolycus

Habitat : Hidup endemik di Afrika Selatan. Pantai barat (sungai groen) ke


pantai timur (teluk sodwana) Afrika Selatan, dengan kedalaman 129-450 m.

Deskripsi : Cakram dan lengan tertutup sisik yang mungkin tertutup oleh
kulit, butiran dan/atau persenjataan. Lampiran lengan secara lateral, lengan
sederhana, duri lengan terpasang secara lateral (Lyman, 1878).

FILUM ECHINODERMATA 57
Ophiocten affinis simulans

Klasifikasi : Kelas    : Ophiuroidea


Ordo     : Ophiurida
Famili   : Ophiuridae
Genus   : Ophiocten

Habitat : Hidup endemis di pantai barat, dari Lamberts Bay ke pantai selatan,
pelabuhan alfred, dengan kisaran kedalaman 55-273 m.

Deskripsi : Merupakan spesies Echinodermata yang tergolong famili


Ophiuridae. Mereka adalah pengubah permukaan. Individu yang dapat
tumbuh hingga 25 mm. Mereka memiliki reproduksi seksual. Mereka adalah
hewan yang bergerak secara fakultatif (Mortensen, 1936).

FILUM ECHINODERMATA 58
Ophiomisidium pulchellum

Klasifikasi : Kelas    : Ophiuroidea


Ordo     : Ophiurida
Famili   : Ophiuridae
Genus   : Ophiomisidium

Habitat : Hidup di pantai barat, Cape Town hingga pantai timur, durban
selatan, dengan kedalaman 70-3 065 m.

Deskripsi : Diameter cakram hingga 5,0 mm, ditutupi oleh beberapa sisik
bengkak. Mikro granular, skala centrodorsal pentagonal dikelilingi oleh lima
skala sub-pentagonal primer, yang memiliki tiga sisi proksimal lurus dan
margin distal bulat. Perisai radial oval hampir menyatu sepanjang
panjangnya, hanya dipisahkan secara proksimal oleh salah satu sisik utama,
dan di batas distal oleh sisik segitiga kecil yang menyentuh pelat lengan
dorsal pertama. Dua sisik antara setiap pasang pelindung radial, yang
proksimal berbentuk trapesium, sedikit membulat (Wyville Thomson, 1877).

FILUM ECHINODERMATA 59
Ophiactis  abyssicola

Klasifikasi : Kelas    : Ophiuroidea


Ordo     : Ophiurida
Famili   : Ophiuridae
Genus   : Ophiactis

Habitat : Hidup di pantai barat, tanjung Columbine hingga pantai selatan


teluk Masih, dengan kedalaman 167- 2 743 m.

Deskripsi : Yang telah ditemukan sebagai parasit dari ophiuroid Ophiactis


abyssicola. Minima memiliki larva planktotrofik dan hidup di kedua sisi
Atlantik. Jenis kelaminnya terpisah dan betina menempelkan kapsul telur
pada cangkang jantan. Siput dipasang dengan organ yang menyerupai
moncong ke dinding tubuh aboral inang dan memasukkan belalainya ke
dalam tubuh ophiuroid. Spesies stilifer, sebaliknya, hidup dalam galls di
dinding tubuh asteroid. Mereka memiliki moncong yang dimodifikasi
menjadi pembungkus seperti kantung, menutupi sebagian besar
cangkangnya (M. Sars, 1861).

FILUM ECHINODERMATA 60
Ophiumitrella hamata

Klasifikasi : Kelas    : Ophiuroidea


Ordo     : Ophiurida
Famili   : Ophiuridae
Genus   : Ophiomitrella

Habitat : Hidup endemis dipantai selatan, teluk Mossel hingga pantai timur,
Durban, dengan kedalaman 63-900 m.

Deskripsi : Semua bursaenya menyatu menjadi satu ruang melingkar besar


ke sisi mulut lambung. Dinding bursal secara histologis menyerupai dinding
tubuh (Mortensen, 1993).

FILUM ECHINODERMATA 61
4. Kelas Crinoidea
Bathycrinus australis

Klasifikasi : Kelas    : Crinoidea


Ordo     : Bourgueticrinida
Famili   : Bathycrinidae
Genus   : Bathycrinus

Habitat : Ditemukan di kisaran kedalaman 1516 - 8300 m, Pasifik Barat Daya


dan Antartika.

Deskripsi : Anggota kelas Crinoidea ini adalah gonochoric. Selama


pemijahan, pinnule dinding pecah dan telur dan sperma ditumpahkan ke
dalam air laut. Siklus hidupnya embrio memanjang menjadi larva yang
berenang bebas (doliolaria) yang kemudian tenggelam ke dasar tempat
mereka bermetamorfosis menjadi crinoid sessile bertangkai (AH Clark, 1907).

FILUM ECHINODERMATA 62
Democrinus brevis

Klasifikasi : Kelas    : Crinoidea


Ordo     : Bourgueticrinida
Famili   : Bathycrinidae
Genus   : Democrinus

Habitat : Ditemukan di kisaran kedalaman 30m, laut Amerika.

Deskripsi : Individu dari crinoid Democrinus brevis tetap tegak setelah


hilangnya mahkota dan kolom proksimal. Kanal aksial disegel di bagian
apikal kolom oleh pertumbuhan berlebih kalsit stereomik, dan ekstensi
seperti radice dihasilkan, satu spesimen memiliki pertumbuhan yang lebih
bulat, seperti empedu, menunjukkan infestasi parasit (AH Clark, 1909).

FILUM ECHINODERMATA 63
Naumachocrinus hawaiiensis

Klasifikasi : Kelas    : Crinoidea


Ordo     : Bourgueticrinida
Famili   : Bathycrinidae
Genus   : Naumachocrinus

Habitat : Ditemukan pada laut dalam, Hawaii.

Deskripsi : Merupakan bourgueticrinid berukuran sedang dengan mahkota


yang panjang dan ramping, dan memiliki kolom yang sangat memutar
dengan artikulasi sinarthria di bagian distal tangkai. Spesies ini juga memiliki
disk lampiran terminal. Holotype tidak memiliki lengan di atas primibrachial
pertama, sehingga kehilangan bagian diagnostik penting dari crinoid (AH
Clark, 1912).

FILUM ECHINODERMATA 64
Hypalocrinus naresianus

Klasifikasi : Kelas    : Crinoidea


Ordo     : Isocrinida
Famili   : Pentacrinitidae
Genus   : Hypalocrinus

Habitat : hidup di kisaran kedalaman 686 - 1264 m, pada Indo-Pasifik Barat:


Jepang, Taiwan, Filipina, dan Kepulauan Kermadec

Deskripsi: Memiliki endoskeleton mesodermal yang terbagi menjadi ossicles


dengan sebagian besar tubuhnya memiliki pori ubin yang terletak diantara
trabekula. Memiliki lengan crinoid bertangkai yang ditutupi oleh lapisan
kalsit yang padat dan memiliki pori-pori pada permukaan lengan crinoid
yang tersusun teratur namun tidak jelas. Lengan terdiri dari deretan tulang-
tulang yang terletak disisi mulut yang ditutupi oleh jaringan lunak. Saraf
lateralnya tidak mencolok, memiliki tangkai yang sangat ramping dengan
ukuran 2,5-3,5 cm. tabung ramping dengan panjang lobus lonjong- bulat telur
tumpul dengan diameter 15 mm. dan memiliki dua osscles pasca-radial
(Birenheide & Motokawa, 2001).

FILUM ECHINODERMATA 65
Phrynocrinus nudus

 Klasifikasi : Kelas    : Crinoidea


Ordo     : Millericrinida
Famili   : Phrynocrinidae
Genus   : Phrynocrinus

Habitat : hidup di Pulau Utara, Selandia Baru. Rentang kedalaman: (1.020)


1.030-1.143 m.

Deskrpi: Struktur perlekatan dari genus ini memiliki pegangan diskoid


terminal yang sederhana, tipikal dari kerak obligat dari substrat keras dan
mungkin berasal secara neoten dari tahap larva yang menempel dari
isokrinid leluhur. Kolomnya panjang dan terdiri dari kolom yang kuat.
Bagian kolom yang paling fleksibel. Kolom proksimal memiliki artikulasi
yang tidak fleksibel dengan basal. Batangnya memiliki panjang sekitar 400
mm dan terdiri dari 113 kolom dan perluasan distal. Lima kolom pertama
lebih lelah di penampang; sisanya memiliki Sendi yang dikompresi dan
berturut-turut disejajarkan satu sama lain, memberikan penampilan bentuk
moni yang khas. Artikular memiliki pahatan tepi yang samar dan punggung
median yang sederhana dan halus, terputus di tengah tulang pendengaran.
Tidak ada perforasi sentral yang terlihat.. Margin bawah memiliki titik
medion tumpul, bagian atas cekung. Setiap radial memiliki tinggi total sekitar
25 mm dan lebar 3,5 mm pada margin atas (McKnight, 2000).

FILUM ECHINODERMATA 66
Atelecrinus balanoides

Klasifikasi : Kelas    : Crinoidea


Ordo     : Comatulida
Famili   : atelecrinidae
Genus   : Atelecrinus

Habitat : Ditemukan pada kedalaman sekitar 520m di Amerika tengah

Deskipsi : Di rongga centrodorsa, penopang interradial berakhir dengan


cekungan mulut yang dangkal. Dua aksila yang berdekatan masing-masing
mengandung kapur distolateral yang besar yang menyerupai sepatu dengan
sol yang sangat bergerigi. kerangkanya muncul secara asimetris pada dua
dari lima sinar. Sisi artikular dari brakialis distal menanggung satu fossa otot
distal yang menonjol ke distal yang tumpang tindih dengan fossa otot yang
telentang pada ossicle berikutnya. Sisi yang menonjol dan telentang berganti-
ganti pada tulang pendengaran yang berurutan. Lengan berakhir dalam
filamen panjang yang tidak memiliki pinnules. Ambulakral yang
dimodifikasi menyerupai pediselaria sessile tetapi tidak didukung oleh pelat
kerangka mengapit alur ambulakral di sepanjang lengan tengah dan
proksimal (Lalana et al., 2004).

FILUM ECHINODERMATA 67
5. Kelas Holothuroida

Chiridota laevis

 Klasifikasi : Kelas    : Holothuroidea


Ordo     : Apodida
Famili   : Chiridotidae
Genus   : Chiridota

Habitat : di perairan dangkal Taman Nasional Baluran (TNB), Jawa Timur

Deskripsi: Tidak adanya coelom aksial dan perikardial dan organ aksial,
adanya alat tentakel mesocoelomic, korespondensi bidang sagital larva
dengan bidang madreporic dewasa. Setiap kompleks radial meliputi kanal
vaskular air, kanal hiponeural, dua pita saraf (ectoneural dan hyponeural),
dan kanal epineural non-coelomic. Saluran batu dimulai dari cincin air di sisi
aboral dan diakhiri dengan ampula madreporic, dimana beberapa pori
terbuka ke coelom perivisceral, dan satu saluran pori terbuka ke lingkungan.
Gregarines terletak di beberapa biotop inang, seperti pembuluh darah, usus,
dan mesenterium. Pada permukaan luar usus ditemukan gregarines
berbentuk bola. Umumnya ditutupi dengan satu lapisan sel epitel selom.
(Ezhova et al., 2017).

FILUM ECHINODERMATA 68
Kolostoneura novaezealandiae

Klasifikasi : Kelas    : Holothuroidea


Ordo     : Apodida
Famili   : Chiridotidae
Genus   : Kolostoneura
 

Habitat : berada di dasar berpasir halus, terletak di antara terumbu karang,


dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut.  

Deskripsi : Mulutnya dikelilingi dengan 10–25 tentakel yang menyirip. Tidak


memiliki kaki tabung sehingga dinamakan sesuai nama ordonya yaitu
apidida yang artinya tidak memiliki kaki. Pergerakannya dengan merangkak
pada endapan, oleh karena itu jenis ini membutuhkan bagian belakang yang
datar. Spesies ini memiliki circum-oral ring dan tentakel, tapi tidak memiliki
kaki tabung atau radial canal. Jenis ini pula tidak memiliki pohon respirasi
yang berfungsi sebagai tempat 2 pertukaran gas seperti pada ordo lainnya
namun dapat bernafas dan mengeluarkan sisa atau residu nitrogen melalui
kulit mereka (Smirnov, 2016).

FILUM ECHINODERMATA 69
Pseudostichopus langeae

Klasifikasi : Kelas    : Holothuroidea


Ordo     : Aspidochirotida
Famili   : Synallactidae
Genus   : Pseudostichopus
 

Habitat : Spesies ini tersebar luas di daerah tropis Indo-Pasifik Barat  

Deskripsi: Memiliki permukaan yang rata, tentakel seperti daun, namun


tanpa pelengkap yang lebar seperti yang ditemukan pada ordo Elasipodida.
Holothuroidea jenis in tidak memiliki otot introvert atau retraktor. Kaki
tabung sering berbentuk tunggal dengan garis yang jelas. Jenis ini memiliki
15-30 tentakel yang berbentuk perisai yang mengelilingi mulut. Dinding
tubuh tebal dan kasar yang berisi ossicle, termasuk beberapa berbentuk
seperti kotak. Jenis ini memiliki pohon respirasi untuk pertukaran gas. Otot-
otot yang melintang ke bawah tubuh diatur menjadi lima pasang tanda.
Holothuroidea jenis ini dapat menembakkan benang putting yang lengket
yang dikenal sebagai cuvierian tubulus dari organ cloacas yang berfungsi
untuk mengalihkan perhatian atau menghindari predator. Jenis ini banyak
ditemukan terkena lingkungan air yang dangkal (Nishihama et al., 2020).

Psolus phantapus

FILUM ECHINODERMATA 70
 Klasifikasi :Kelas    : Holothuroidea
Ordo     : Dendrochirotida
Famili   : Psolidae
Genus   : Psolus

Habitat :Hidup tersebar Indonesia, Filipina, Papua Nugini, Kepulauan Palau,


Yap (Negara Federasi Mikronesia), dan Australia timur laut

Deskripsi : Memiliki tentakel yang bercabang dan suspension feeder.


Suspension feeder ini adalah kemampuan makan dengan menyaring
suspense material dan partikel makanan dari air, di mana memiliki organ
khusus yang berfungsi sebagai penghisap dan penyaring. Tentakel yang
bercabang memiliki karakter dengan 10 sampai dengan 30 3 cabang yang
kadang kadang bercabang dua sampai tiga. Jenis ini juga memiliki struktur
cincin yang terdiri dari 10 piring kapur yang berputar putar di faring.
Memiliki otot retractor dan introvert yang berarti dapat menarik kembali
tentakelnya ke dalam mulut ketika tidak ada aktifitas makan. Dinding tubuh
terdiri dari ossicle yang lebar atau tersusun secara halus dengan beberapa
ossicle (Lee & Shin, 2017).

FILUM ECHINODERMATA 71
Thyone venusta

Klasifikasi : Kelas    : Holothuroidea


Ordo     : Dendrochirotida
Famili   : Thyonidae
Genus   : Thyone
 

Habitat : Hidup di daerah berbatu, dengan tubuh menempel pada


permukaan batu yang ditinggikan, seringkali tepat di bawah tanda air surut
dan di perairan dangkal. 

Deskripsi : Tubuh agak melengkung atau berbentuk U, dengan keduanya


ujungnya meruncing dan menghadap ke atas; dinding tubuh lunak dan tipis.
Tentakel disusun dalam satu lingkaran; dua tentakel di sisi perut lebih kecil.
Ujung tentakel (nodul) diwarnai dengan warna coklat atau ungu kehitaman.
Pedikel yang tidak dapat ditarik menutupi seluruh tubuh secara konstan
kepadatan. Di setiap sisi otot longitudinal yang sempit, tangkai membentuk
baris yang ambigu dan bersebelahan. Pedicels umumnya lebih pucat dari
tubuh yang berdekatan. Cincin kapur komposit tubular hadir, melingkari
esofagus. (Yamana et al., 2015).

FILUM ECHINODERMATA 72
Molpadida musculus

Klasifikasi : Kelas    : Holothuroidea


Ordo     : Molpadiida
Famili   : Molpadiidae
Genus   : Molpadida
 

Habitat :Habitat teripang pasir pada ekosistem terumbu karang dengan


substrat pasir halus dan lamun jenis Cymodecea pada zona intertidal pada
kedalaman 0-10 m.

Deskripsi: Bentuk tubuh dari spesies ini adalah fusiform dan tidak seperti
Holothuroidea lainnya. Tubuh bagian belakangnya menyempit dan
membentuk seperti ekor yang berbeda. Meskipun memiliki tentakel di sekitar
mulut berasa dari sistem pembuluh air. Jenis ini tidak memiliki kaki tabung
karena masih berhuubungan dengan Apodida. Jenis ini memiliki lima belas
cabang tentakel dan tubuhnya kokoh. Memiliki tentakel ampullae dan pohon
respirasi, jenis dari paru paru air yang melekat pada cloaca. Ossicle terdiri
dari pirangan kapur yang tertanam di kulit dan memiliki karakter pada tiap
jenisnya., berbentuk 4 seperti meja, jangkar, fusiform batang, dan berlubang
tetapi tidak melingkar. (Miller et al., 2017)

FILUM ECHINODERMATA 73
Kunci Dikotom & Kunci Determinasi
A. Pengelompokan Hewan Echinodermata
Ordo spinulosida

Ordo forcipulatida

Ordo valvatida

FILUM ECHINODERMATA 74
Ordo dendrochirotida

Ordo Aspidochirotida

Ordo Cidaroida

FILUM ECHINODERMATA 75
Ordo Euryalida

Ordo clypeasteroidea

FILUM ECHINODERMATA 76
Ordo Echinothurioida

Ordo Comatulida

Dikelompokkan Berdasarkan memiliki lengan dan tidak memiliki lengan

Memiliki lengan

FILUM ECHINODERMATA 77
FILUM ECHINODERMATA 78
Tidak memiliki lengan

FILUM ECHINODERMATA 79
FILUM ECHINODERMATA 80
Dikelompokkan Berdasarkan 5 lengan dan tidak 5 lengan

Memiliki 5 lengan

FILUM ECHINODERMATA 81
Tidak 5 lengan

FILUM ECHINODERMATA 82
Dikelompokkan Berdasarkan lengan pendek dan berlengan panjang

Lengan pendek

FILUM ECHINODERMATA 83
Lengan panjang

Dikelompokkan Berdasarkan memiliki marginal ossicles dan tidak


memiliki marginal ossicles

Memiliki marginal ossicles

Tidak memiliki Memiliki marginal ossicles

FILUM ECHINODERMATA 84
Dikelompokkan Berdasarkan ada pedicellaria dan tidak ada pedicellaria

Ada pedicellaria

Tidak ada pedicellaria

Dikelompokkan Berdasarkan berbentuk globuler dan tidak globuler

FILUM ECHINODERMATA 85
Berbentuk globuler

FILUM ECHINODERMATA 86
Tidak globuler

FILUM ECHINODERMATA 87
Dikelompokkan Berdasarkan duri tebal dan besar , duri tipis dan kecil

Duri tebal dan besar

Duri tipis dan kecil

Dikelompokkan Berdasarkan bagian aboral keras dan bagian aboral lentur

Bagian aboral keras

FILUM ECHINODERMATA 88
Bagian aboral lentur

Dikelompokkan Berdasarkan dinding tubuh halus dan dinding tubuh


kasar

Dinding tubuh halus

FILUM ECHINODERMATA 89
Dinding tubuh kasar

FILUM ECHINODERMATA 90
B. Kunci Dikotom Filum Echinodermata

FILUM ECHINODERMATA 91
C. Kunci Determinasi Filum Echinodermata

1a Memiliki lengan ...............................................................................2

1b Tidak memiliki lengan ................................................................... 3

2a 5 lengan ............................................................................................ 4

2b Tidak 5 lengan ................................................................................. 5

3a Berbentuk globuler .......................................................................... 6

3b Tidak berbentuk globuler ................................................................ 7

4a Lengan Pendek ............................................................................... 8

4b Lengan panjang .............................................................. Spinulosida

5a Ada pedicellaria .............................................................. Comatulida

5b Tidak ada pedicellaria ........................................................ Euryalida

6a Duri tebal dan besar ........................................................... Cidaroida

6b Duri tipis dan kecil ........................................................................ 9

7a Dinding tubuh halus ................................................ Aspidochirotida

7b Dinding tubuh kasar ............................................... Dendrochirotida

8a Memiliki marginal ossicles ............................................... Valvatida

8b Memiliki marginal ossicles .......................................... Forcipulatida

9a Bagian aboral keras ................................................. Clypeasteroida

9b Bagian aboral lentur ............................................... Echinothurioida

D . Deskripsi Ordo Filum Echinodermata

FILUM ECHINODERMATA 92
Valvatida
Memiliki lengan (1a), 5 lengan (2a), lengan pendek (4a), memiliki marginal
ossicles (8a).
Forcipulatida
Memiliki lengan (1a), 5 lengan (2a), lengan pendek (4a), tidak memiliki
marginal ossicles (8b).
Spinulosida
Memiliki lengan (1a), 5 lengan (2a), lengan panjang (4b).
Comatulida
Memiliki lengan (1a), tidak 5 lengan (2b), ada pedicellaria (5a).
Euryalida
Memiliki lengan (1a), tidak 5 lengan (2b), tidak ada pedicellaria (5b).
Cidaroida
Tidak memiliki lengan (1b), berbentuk globuler (3a), duri tebal & besar (6a).
Clypeasteroida
Tidak memiliki lengan (1b), berbentuk globuler (3a), duri tipis & kecil (6b),
bagian aboral keras (9a).
Echinothurioida
Tidak memiliki lengan (1b), berbentuk globuler (3a), duri tipis & kecil (6b),
bagian aboral lentur (9b).
Aspidochirotida
Tidak memiliki lengan (1b), tidak berbentuk globuler (3b), dinding tubung
kasar (7a).
Dendrochirotida
Tidak memiliki lengan (1b), tidak berbentuk globuler (3b), dinding tubung
halus (7b).

FILUM ECHINODERMATA 93
Uji Kompetensi

A. Benar atau salah


Petunjuk : Jawablah pernyataan dibawah ini (benar atau salah)
1. Organ pernapasan pada Echinodermata berupa dermal branchiata
(Papulae) yang merupakan penonjolan  dinding rongga tubuh yang
dilindungi oleh pediselaria, dan juga merupakan tempat terjadinya
proses pertukaran oksigen dan karbondioksida (Benar/Salah)
2. Sistem ambulakral pada Echinodermata merupakan sistem saluran air
yang memanfaatkan tekanan air melalui madreporit dan berakhir pada
kaki tabung yang berfungsi untuk mengatur proses pergerakan dan
membantu dalam penerimaan rangsangan (Benar/Salah)
3. Sistem sirkulasi merupakan sistem aliran air lewat pembuluh yang
dilakukan oleh kelompok Echinodermata dimana sistem kerjanya
diawali dari masuknya air dari laut melalui lubang madreporit dan
berakhir pada saluran lateral (ampula/kaki tabung) (Benar/Salah)
4. Holothuroidea merupakan salah satu anggota Echinodermata yang
memiliki permukaan tubuh yang kasar dan memiliki duri yang tumpul
dan pendek yang berfungsi untuk menangkap makanan serta
melindungi permukaan tubuh dari kotoran (Benar/Salah)
5. Didalam tubuh Echinodermata terdapat sistem ambulakral yang
berfungsi mengatur proses pergerakan yang terdiri atas saluran radial,
ampula, dan kaki ambulakral (Benar/Salah)
6. Duri pada tubuh kelas asteroidea memiliki duri yang pendek dan
tumpul yang bermodifikasi menjadi pediselaria yang berfungsi
mengatur proses pergerakan (Benar/Salah)
7. Tubuh pada kelas asteroidea berkembang dalam bidang lima antimere
yang memancar dari sebuah cakram pusat dimana mulutnya berada di
tengah sehingga tidak ada kepala serta tidak bersegmen (Benar/Salah)
8. Terdapat dua bagian pada tubuh echinoidea yaitu pada bagian oral dan
aboral dimana pada bagian aboral terdapat sistem apikal dan pada
bagian oral terdapat sistem peristomial serta diantara sistem apikal dan
sistem peristomial terdapat lempeng-lempeng ambulakral dan
interambulakral (Benar/Salah)
9. Pada kelas asteroidea memiliki kaki tabung namun pada dasar kakinya
tidak memiliki cakram yang pipih dimana kaki tabungnya terletak
dibawah lengan dan merupakan pergerakan yang terkordinasi yang

FILUM ECHINODERMATA 94
dapat mengumpulkan dan meneruskan partikel-partikel kecil yang
mengambang diatas permukaan air dari permukaan sedimen yang akan
menempel pada sulur lengannya yang memiliki alat kait dan berstruktur
lengket (Benar/Salah)
10. Pada kelas Holothuroidea memiliki tentakel yang berada disekitar mulut
yang dapat digunakan untuk menarik makanan dimana pada kelas ini
terdapat dua macam cara mekan yaitu dengan menangkap diatom dan
dapat ditarik kedalam mulutnya kembali setelah penuh dan dengan
menelan pasir dan mengambil detritus yang ada didalamnya secara
periodik, dan pasir tersebut akan dikeluarkan kembali dari dalam tubuh
(Benar/Salah)

B. Pilihan Ganda
Petunjuk: Pilih salah satu jawaban yang benar Soal terdiri dari 10 Pilihan
Ganda. Setiap soal pilihan ganda hanya satu jawaban yang benar
1. Pada tubuh Echinodermata memiliki struktur penyusun tubuh yang
berfungsi sebagai penguat tubuh serta memiliki tubuh yang kasar
dikarenakan terdapat tonjolan kerangka dan duri di tubuhnya.
Penyusun tubuh pada ecinodermata tersebut mengandung zat…
a. Zat kapur
b. Zat organik
c. Zat silika
d. Zat sponging
e. Zat kitin

2. Pada Phylum Echinodermata memiliki peranan yang cukup besar pada


ekosistem terumbu karang dan lamun dikarenakan hewan
Echinodermata ini merupakan komponen dengan komunitas bentik di
lamun yang lebih menarik dan lebih memiliki nilai ekonomis sehingga
memiliki berbagai kedudukan sebagai pemakan detritus. Peranan
Echinodermata terhadap ekosistem tersebut ialah sebagai…
a. Sebagai komponen utama rantai makanan ekosistem perairan
b. Sebagai pelindung pantai dari serangan angin, arus dan ombak
dari laut
c. Sebagai bioindikator biologis terhadap kualitas ekosistem laut
d. Sebagai kelangsungan hidup dan kelestarian berbagai hewan dan
tumbuhan di laut
e. Sebagai pemangsa hewan-hewan dibawahnya pada jaring makanan
yang membantu mengatur dan menjaga keseimbangan ekosistem
lautan

FILUM ECHINODERMATA 95
3. Memiliki cangkang yang keras berkapur, dan berbentuk seperti bola
yang dipenuhi duri-duri dimana duri-durinya tersebut panjang dan
lancip serta susunan durinya yang terletak berderet dalam garis-garis
membujur sehingga dapat digerak-gerakan. Salah satu contoh spesies
dengan ciri-ciri diatas ialah…
a. Arabia Strongylocentrotus
b. Spatangus purpureus
c. Echinarachnius parma
d. Dendaster excentricus
e. Araeosoma violaceum

4. Organ pernapasan filum Echinodermata berupa organ yang memiliki ciri


menonjol pada dinding rongga tubuh yang tipis dimana tonjolan ini
dilindungi oleh silia dan pediselaria serta pada bagian ini juga terjadi
pertukaran oksigen dan karbondioksida. Organ pernapasan tersebut
ialah…
a. Dermal branchiae
b. Central disc
c. Pedikel
d. Sole
e. Ostium

5. Pada umumnya sistem sirkulasi Echinodermata termasuk sistem


sirkulasi yang belum sempurna dimana peredaran darahnya sangat sulit
untuk diamati sehingga menerapkan beberapa sistem untuk
mengedarkan makanannya. Sistem tersebut berupa…
a. Sistem perihemalis dan hemalis
b. Sistem ambulakral
c. Sistem saraf plexus
d. Sistem perihemalis
e. Sistem hemalis

6. Sistem Echinodermata merupakan sistem aliran air yang melewati


pembuluh dimana sistem kerjanya diawali dari masuknya air dari laut
melalui lubang madreporit dan berakhir ke ampula yang berisi air yang
nantinya membawa badannya bergerak dikarenakan…
a. Adanya penekanan ampula
b. Adanya aliran air yang melewati saluran intercalar
c. Adanya penekanan yang disebabkan oleh lubang madreporit

FILUM ECHINODERMATA 96
d. Adanya saluran lateral yang meluas keseluruh tubuh
e. Adanya aliran udara yang menyebar ke kaki tabung

7. Hewan Echinodermata tidak memiliki otak dan hanya memiliki cincin


saraf  pusat (ring nerves) dan cabang saraf (radial nerves) sebagai sistem
saraf echinodermata yang menyebar pada lengan atau bagian tubuhnya.
Hal inilah yang dapat menyebabkan sistem koordinasi yang terjadi pada
Echinodermata dapat…
a. Berjalan cepat
b. Berjalan lambat
c. Kadang cepat dan kadang lambat
d. Tidak berjalan
e. Berjalan sangat cepat

8. Pada umumnya Echinodermata mempunyai kaki tabung pada


tubuhnya yang membantunya dalam gerak dan juga pada kelompok
tertentu ditemukan suatu bagian yang dinamakan eye spot. Eye spot
berupa kumpulan-kumpulan yang mengandung sel epitel berpigmen
yang dapat merespon cahaya dan terdapat sel sensori. Kumpulan-
kumpulan tersebut yang terdapat pada eye spot yang mengandung sel
sensori ialah…
a. Central disc
b. Pedikel
c. Sole
d. Ocelli
e. Ossicle

9. Sistem ambulakral pada filum Echinodermata bukan hanya berfungsi


sebagai pengatur proses pergerakan atau tidak semua pengaturan air
ini membantunya dalam pergerakan khususnya pada kelas
Ophiuroidea yang tidak memiliki kaki tabung. Sehingga sistem
ambulakral selain dari alat gerak juga berfungsi sebagai…
a. Pengumpulkan partikel-partikel makanan
b. Pengedaran makanan
c. Penangkapan zat-zat organic
d. Penerimaan sensor cahaya
e. Penerimaan rangsangan

FILUM ECHINODERMATA 97
10. Sistem reproduksi pada filum echinodermata yang memiliki jenis
kelamin yang terpisah, sehingga ada yang jantan dan betina dimana
fertilisasinya terjadi di luar tubuh sehingga telur yang telah dibuahi akan
membelah secara cepat dan berkembang menjadi larva yang berbentuk
simetri bilateral dan dapat berenang bebas. Hasil pembuahan tersebut
akan menghasilkan larva yang mikroskopis disebut…
a. Bipinnaria
b. Pinnaria
c. Pluteus
d. Lentera
e. Calyx
C. Pilihan Ganda HOTS
Petunjuk: Pilih salah satu jawaban yang paling benar
1. Yang manakah pernyataan ini yang benar terkait morfologi tubuh
echinoidea…
1) Tubuh Echinoidea terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian oral, aboral,
dan bagian diantara oral dan aboral
2) Pada bagian tengah sisi aboral terdapat sistem apikal dan pada
bagian tengah sisi oral terdapat sistem peristomial.
3) Lempeng-lempeng ambulakral dan interambulakral berada diantara
sistem apikal dan sistem peristomial
4) Di tengah-tengah sistem apikal dan sistem peristomial termasuk
lubang anus yang dikelilingi oleh sejumlah keping anal
a. Jika 1,2, dan 3 benar
b. Jika 2, 3 dan 4 benar
c. Jika 1, 3, dan 4 benar
d. Jika benar semua

1. Urutan yang tepat berdasarkan sistem pencernaan Echinodermata


ialah…
1) Makanan akan diteruskan melalui faring
2) Makanan akan masuk dari mulut yang posisinya berada di bawah
permukaan tubuh
3) Makanan tersebut akan melewati kerongkongan
4) Makanan akan diteruskan ke lambung yang memiliki cabang lima
yang masing-masing cabang menuju ke lengan
5) Makanan akan berakhir di anus yang letaknya ada di permukaan atas
tubuh

FILUM ECHINODERMATA 98
a. 2-1-3-4-5
b. 2-3-1-4-5
c. 2-4-3-1-5
d. 2-3-4-1-5

1. Pernyataan yang benar mengenai sistem pernapasan Echinodermata


ialah…
1) Organ pernapasan Echinodermata berupa insang yang memiliki
pembuluh darah dan berperan sebagai paru-paru
2) Echinodermata bernafas menggunakan suatu organ yang menonjol
didinding rongga tubuh (selom) yang tipis
3) Organ pernapasan Echinodermata yang menonjol dilindungi oleh
silia dan pediselaria
4) Pada sistem pernapasan Echinodermata terdapat lima pasang
kantung bursae yang berfungsi sebagai organ pernafasan dan untuk
menerima saluran gonad
5) Ada pula beberapa jenis Echinodermata yang bernafas melalui duri-
durinya
a. Jika 1, 3, dan 5 benar
b. Jika 2, 3, dan 4 benar
c. Jika 1, 3, dan 4 benar
d. jika benar semua

1. Didalam tubuh echinodermata terdapat sistem saluran air ambulakral


sebagai alat geraknya, sistem ini terdiri atas…
 Madreporit, merupakan lempeng dorsal yang berlubang-lubang
sebagai tempat masuknya air laut kedalam sistem pembuluh air.
 Saluran cincin (ring canal) terdapat di rongga tubuh cakram pusat
merupakan saluran melingkar yang mengelilingi mulut
 Saluran radial, meluas ke seluruh tubuh. Saluran ini merupakan cabang
dari saluran cincin yang menuju ke setiap lengan dan berujung pada
kaki ambulakral. Saluran lateral yang bermuara ke ampula.
 Kaki ambulakral memiliki rongga dan merupakan kelanjutan dari
sistem pembuluh air yang berfungsi untuk bergerak atau bahkan
bernapas dan membuka cangkang mangsa buruannya

FILUM ECHINODERMATA 99
 Ampula sebuah ruangan yang mampu berkontraksi dan relaksasi
meyedot dan mengeluarkan air ke dalam sistem ambulakral tersebut.
 Stone canal (saluran batu), yaitu bangunan berbentuk pipa melengkung
yang berfungsi sebagai saluran penghubung antara madreporit dengan
saluran cincin
a. Saluran batu – stone canal – ampula dan kaki ambulakral
b. Madreporit – stone canal – ring canal – saluran radial dan ampula
c. Madreporit – stone canal – ring canal – saluran radial – ampula dan
kaki ambulakral
d. Madreporit – saluran radial – ampula dan kaki ambulakral

1. Sistem reproduksi kelas Echinoidea secara berurut yang tepat terdapat


pada nomor…
1) Telur-larva echinopluteus-plankton-benthos
2) Larva echinopluteus-plankton-benthos-telur
3) Plankton-benthos-telur-larva echinopluteus
4) Benthos-telur-plankton-larva echinopluteus
a. Jika 1 benar
b. Jika 2 benar
c. Jika 3 benar
d. Jika 4 benar
2. Karakteristik utama dari Echinodermata yang tepat terdapat pada
nomor…
1) Memiliki duri, memiliki kepala dan memiliki thoraks
2) Berlengan lima, dan memiliki abdomen
3) Memiliki duri dan berkaki banyak
4) Kepingan duri endoskeleton, sistem vascular air, modifikasi duri,
lapisan brancia, mempunyai bentuk tubuh simetri radial atau bilateral
a. Jika 1 benar
b. Jika 2 benar
c. Jika 3 benar
d. Jika 4 benar
1. Pernyataan yang tepat mengenai sistem reproduksi Echinodermata
ialah…
1) Sistem reproduksi gonokoris, kecuali pada kelas Holothuroidea
bersifat hermafrodit
2) Echinodermata mempunyai jenis kelamin terpisah, sehingga ada
yang jantan dan betina

FILUM ECHINODERMATA 100


3) Fertilisasi terjadi di dalam tubuh atau internal
4) Telur yang telah dibuahi akan membelah secara bertahap dan
menghasilkan gastrula
5) Larva atau bipinnaria pada Echinodermata berbentuk simetri radial
6) Larva yang dihasilkan echinodermata ini akan berenang bebas di
dalam air
a. Jika 1, 2, dan 6 benar
b. Jika 3, 4, dan 5 benar
c. Jika 1, 2, dan 3 benar
d. Jika 4, 5, dan 6 benar
1. Pernyataan yang tepat mengenai sistem ambulakral Asteroidea secara
berurutan ialah…

a. Jika a(1), b(2), c(3), d(4), e(5), f(6), g(7) benar


b. Jika a(7), b(6), c(5), d(4), e(3), f(2), g(1) benar
c. Jika a(1), b(3), c(2), d(5), e(4), f(7), g(6) benar
d. Jika a(1), b(5), c(3), d(6), e(2), f(4), g(7) benar

1. Pernyataan yang tepat mengenai ciri morfologi pada kelas asteroidea


ialah…
1) Bentuk tubuh simetri radial
2) Mulut terdapat pada permukaan aboral
3) Anus dan madreporit terdapat pada permukaan oral
4) Permukaan kulit tubuh pada bagian dorsal memiliki duri-duri dengan
berbagai ukuran
5) Terdapat pedicellari disekitar dasar duri
a. Jika 1, 3, dan 5 benar
b. Jika 2 dan 3 benar
c. Jika 1, 4, dan 5 benar
d. Jika benar semua

1. Pernyataan yang benar berdasarkan siklus hidup dari kelas


Holothuroidea secara berurutan ialah…

FILUM ECHINODERMATA 101


1) Telur yang terbuahi dengan baik umumnya akan menghasilkan larva
2) Telur mengalami perkembangan embrional sehingga membentuk
banyak sel
3) Telur berkembang menjadi stadium gastrula
4) Telur akan menetas menjadi larva
5) Larva membentuk stadium auricularia
a. Jika 1)-2)-3)-4)-5) benar
b. Jika 1)-3)-2)-4)-5) benar
c. Jika 1)-2)-4)-3)-5) benar
d. Jika 1)-4)-3)-2)-5) benar

D. Soal dengan jawaban singkat


Petunjuk : jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat menggunakan
jawaban singkat
1. Kelas echinodermata memiliki eksoskeleton yang terbuat dari…
2. Dermal branchiae merupakan alat yang digunakan Echinodermata
untuk…
3. Pada system reproduksi echinodermata telur yang telah dibuahi akan
memebelah secara cepat menghasilkan (a)… dan selanjutnya
berkembang menjadi (b)… 
4. Perhatikan gambar berikut!

Kelas    : Asteroidea
Ordo     : (a)…
Famili   : (b)…
Genus   : Coronaster
Spesies : Coronaster volsellatus

FILUM ECHINODERMATA 102


5. Jika ditemukan hewan dengan ciri bentuknya seperti bintang dengan
lengan yang kaku, pada permukaan tubuhnya terdapat duri-duri
pendek dan tumpul, maka hewan tersebut tergolong dalam
kelompok…
6. Pada Echinodermata memiliki system saluran air semacam pompa
hidrolik yang digunakan untuk menggerakan suatu saluran air yang
dianmakan kaki tabung system tersebut disebut juga…
7. Dalam tubuh kelas Ophiuroidea tidak terdapat anus sehingga sisa
makanan dikeluarkan melalui…
8. Sistem saraf Echinodermata terdiri atas (a)… dan (b)…
9. Bagian tubuh kelas asteroidea dengan mulut disebut bagian (a)…,
sedangkan bagian tubuh dengan lubang anus disebut (b)…
10. …yaitu sebutan dari suatu struktur modifikasi duri berbentuk seperti
gunting atau catut

FILUM ECHINODERMATA 103


Glosarium

Aboral : Daerah yang berlawanan dengan daerah mulut 

Ambulakral : Sistem yang berfungsi untuk bergerak atau membuka mangsa


dengan memanfaatkan tekanan air.

Ampula : Sebagai organ keseimbangan.

Cuverian : gugusan tabung halus yang terletak di pangkal pohon pernapasan


pada beberapa teripang dalam marga Bohadschia, Holothuria dan
Pearsonothuria, yang semuanya termasuk dalam famili Holothuriidae.

Endoskeleton : Jenis rangka yang terdapat di dalam tubuh.

Madreporit : Lempeng dorsal yang berlubang-lubang sebagai tempat


masuknya air laut kedalam sistem pembuluh air.

Oral : Daerah yang berlawanan dengan anus 

FILUM ECHINODERMATA 104


Osikula : Kepingan kapur yang melapisi kulit atau epidermis Echinodermata,
kemungkinan fungsinya untuk memperkuat atau melindungi jaringan
dibawahnya.

Pedikelaria : Gigi jepit atau suatu alat yang berfungsiuntuk membantu


perlekatan pada subtrat dan pembersihan kotoran yang melekat pada tubuh
hewan Echinodermata.

Pinula : Cabang-cabang kecil dari lengan Crinoidea.

Spina : Tonjolan kerangka atau duri di tubuh.

Sel Amobosit : Sel yang bergerak seperti amoeba.

Simetri bilateral : Hewan yang bagian tubuhnya tersusun bersebelahan


dengan bagian lainnya. Jika diambil garis memotong dari depan ke belakang,
maka akan terlihat bagian tubuh tubuh yang sama antara kiri dan kanan.

simetri radial : Hewan yang memiliki lapisan tubuh melingkar (bulat).


Hewan dengan simetri radial hanya memiliki dua bagian, yaitu bagian
puncak (oral) dan bagian dasar (aboral).

Sirus : Struktur seperti benang atau filamen

Tripoblastik : Pada saat fase gastrula memiliki tiga lapisan tubuh.

FILUM ECHINODERMATA 105


Kunci Jawaban

A. Soal benar salah


1. Jawaban : Benar
Pembahasan : Organ pernapasan pada Echinodermata berupa
dermal branchiata, kaki tabung, atau tentakel, kaki insang.
Echinodermata bernafas menggunakan paru-paru kulit atau dermal
branchiae (Papulae) yaitu penonjolan  dinding rongga tubuh (selom)
yang tipis. Tonjolan ini dilindungi oleh silia dan pediselaria. Pada
bagian inilah terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Ada
pula beberapa jenis Echinodermata yang bernafas dengan
menggunakan kaki tabung. Sisa-sisa metabolisme yang terjadi di
dalam sel-sel tubuh akan diangkut oleh amoebacyte (sel-sel
amoeboid) ke dermal branchiae untuk selanjutnya dilepas ke luar
tubuh. Ada pula lima pasang kantung bursae. Kantung tersebut
selain berfungsi sebagai organ pernafasan.

2. Jawaban :Benar
Pembahasan : Sistem Ambulakral adalah suatu sistem yang
terdapat pada Echinodermata yang memiliki salah satu fungsinya
sebagai alat gerak. Sistem ambulakral dimulai dari madreporit yang
merupakan lempeng yang berlubang sebagai tempat masuknya air
laut. kemudian diteruskan kesaluran batu (stone canal) dan
dilanjutkan ke saluran cincin (ring canal) yang melingkar mengellingi
mulut, dan  bercabang ke masing-masing lengannya yang disebut
dengan saluran radial kemudian bercabang-cabang ke saluran
trasversal dimana pada ujungnya terdapat ampula yang merupakan
gelembung yang berotot dan pada saat berkontraksi maka akan
menekan cairan yang terdapat di saluran air untuk masuk ke dalam
kaki ambulakral, sehingga kaki Echinodermata dapat menjulur.

3. Jawaban :Benar
Pembahasan : Sistem sirkulasi merupakan sistem aliran air lewat
pembuluh yang dilakukan oleh kelompok Echinodermata kelompok
hewan berkulit duri. sistem kerjanya diawali dari masuknya air dari
laut melalui lubang madreporit dan bagian punggung yang
kemudian disalurkan ke saluran-saluran yang berakhir ke ampula
yang menyerupai balon/tabung (kaki tabung). Ampula yang berisi
air ini nanti akan di tekanan ke obyek batuan sehingga bisa
membawa badannya bergerak. Tenekanan ampula mempunyai

FILUM ECHINODERMATA 106


konsekuensi air di ampula keluar sehingga mengempes dan air
bergerak ke mulut.

4. Jawaban :Salah
Pembahasan : Holothuroidea adalah salah satu anggota hewan
berkulit duri atau berbintil (Echinodermata). Permukaan kulitnya
biasanya kasar, karena ada duri-duri lunak (papilla) yang kecil dan
tidak teratur, atau dengan tonjolan-tonjolan besar yang merupakan
modifikasi dari papilla.  Sehingga, pernyataan tersebut salah karena
kelas asteroinidae memiliki ciri duri yang pendek dan tumpul yang
termodifikasi menjadi pediselaria yang berfungsi untuk menangkap
makanan serta melindungi permukaan tubuh dari kotoran. 

5. Jawaban :Salah
Pembahasan : Pada Echinodermata memiliki saluran air
ambulakral sebagai alat geraknya yang terdiri dari :
 Madreporit, merupakan lempeng dorsal yang berlubang-lubang
sebagai tempat masuknya air laut kedalam sistem pembuluh air.
 Stone canal (saluran batu), yaitu bangunan berbentuk pipa
melengkung yang berfungsi sebagai saluran penghubung antara
madreporit dengan saluran cincin.
 Saluran cincin (ring canal) terdapat di rongga tubuh cakram
pusat merupakan saluran melingkar yang mengelilingi mulut. 
 Saluran radial, meluas ke seluruh tubuh. Saluran ini merupakan
cabang dari saluran cincin yang menuju ke setiap lengan dan
berujung pada kaki ambulakral. Saluran lateral yang bermuara ke
ampula.
 Fungsi ampula pada Echinodermata adalah sebagai alat sebuah
bagian dari sistem alat gerak echinodermata yang disebut sistem
ambulakral. 
 Ampula sebuah ruangan yang mampu berkontraksi dan relaksasi
meyedot dan mengeluarkan air ke dalam sistem ambulakral
tersebut.
 Kaki ambulakral memiliki rongga dan merupakan kelanjutan
dari sistem pembuluh air yang berfungsi untuk bergerak atau
bahkan bernapas dan membuka cangkang mangsa buruannya
Sehingga, pernyataan tersebut salah karena didalam tubuh
Echinodermata terdapat sistem ambulakral yang berfungsi mengatur
proses pergerakan yang terdiri atas Madreporit-saluran batu-saluran
cincin-saluran radial-ampula-dan kaki amburakral

FILUM ECHINODERMATA 107


6. Jawaban : Salah
Pembahasan : Tubuh Asteroidea memiliki duri tumpul dan
pendek. Duri tersebut ada yang termodifikasi menjadi bentuk seperti
catut yang disebut Pediselaria dan terletak diantara duri-duri
dipermukaan tubuh bagian dorsal. Fungsi pediselaria itu sendiri
adalah untuk menangkap makanan serta melindungi permukaan
tubuh dari kotoran. Sehingga pernyataan tersebut salah karena yang
berfungsi untuk mengatur proses pergerakan merupakan fungsi dari
ambulakral.

7. Jawaban :Benar
Pembahasan : Salah satu karakteristik utama pada filum
Echinodermata khususnya pada kelas asteroidea merupakan sifat
simetri pentaradial yang terbagi dari 5 bagian dari tubuhnya tersebut
berkembang dalam bidang lima antimere yang memancar dari
sebuah cakram pusat dimana mulutnya berada di tengah sehingga
tidak memiliki kepala serta tidak bersegmen.

8. Jawaban :Salah
Pembahasan : Tubuh Echinoidea terdiri dari tiga bagian, yaitu
bagian oral, aboral, dan bagian diantara oral dan aboral. Pada bagian
tengah sisi aboral terdapat sistem apikal dan pada bagian tengah sisi
oral terdapat sistem peristomial. Lempeng-lempeng ambulakral dan
interambulakral berada diantara sistem apikal dan sistem
peristomial. Di tengah-tengah sistem apikal dan sistem peristomial
termasuk lubang anus yang dikelilingi oleh sejumlah keping anal
(periproct) termasuk diantaranya adalah keping keping genital.

9. Jawaban :Salah
Pembahasan : Pergerakan yang terkordinasi dari kaki tabung pada
kelas ophithuroidea yang terletak di bawah lengan dapat
mengumpulkan dan meneruskan partikel-partikel kecil dari
permukaan sedimen, partikel-partikel kecil yang mengambang di
atas permukaan air, atau mengumpulkan sedikit-sedikit bahan yang
menempel pada sulur lengan yang lengket dan berpengait, kakinya
mampu merasakan konsentrasi bahan kimia yang amat tipis seperti
asam amino dan vitamin, memungkinkan individu menemukan
respon makanan, bahkan dari jarak jauh serta pada kelas
ophituroidea memiliki dasar kaki tabung yang tidak memiliki cakram

FILUM ECHINODERMATA 108


pipih bukan halnya seperti yang ditemukan pada bintang laut yang
memiliki cakram pipih pada dasar kakinya.

10. Jawaban : Benar


Pembahasan :Holothuroidea dikenal sebagai timun laut (sea
cucumber) atau teripang. Holothuroidea mengenal dua macam cara
makan, pertama dengan menggunakan tentakel di sekitar mulut.
Tentakel di sekitar mulut dapat digunakkan untuk menangkap
diatom dan dapat ditarik kedalam mulutnya kembali setelah penuh.
Kedua dengan menelan pasir dan mengambil detritus yang ada
didalamnya secara periodik, dan pasir tersebut akan dikeluarkan
kembali dari dalam tubuh.

B. Soal pilihan ganda


1. Jawaban : a. Zat kapur
Pembahasan : Echinodermata mempunyai kulit keras yang
tersusun dari zat kapur dengan lima lengan berbentuk seperti jari,
dan organorgan tubuh yang berjumlah/kelipatan lima. Pada
umumnya hewan ini bertubuh kasar karena terdapat tonjolan
kerangka dan duri di tubuhnya . Bentuk tubuh Echinodermata
memiliki ciri khas yakni bersifat simetri radial dengan penguat tubuh
dari zat-zat kapur dengan tonjolan duri-duri dan simetri radialnya
berevolusi secara sekunder. Kulitnya mempunyai lempeng-lempeng
zat kapur dengan duri-duri kecil, hidupnya bebas hanya gerakannya
yang lamban.

2. Jawaban : c. Sebagai bioindikator biologis terhadap


kualitas ekosistem laut
Pembahasan : Phylum Echinodermata memiliki peranan cukup
besar pada ekosistem terumbu karang dan lamun, terutama
peranannya dalam jaringan makanan yang memiliki berbagai
kedudukan, meliputi herbivora, karnivora, ataupun sebagai pemakan
detritus. Hewan Echinodermata adalah komponen komunitas bentik
di lamun yang lebih menarik dan lebih memiliki nilai ekonomis.
Sehingga hewan ini mempunyai peran sebagai pembersih
lingkungan laut terutama pantai. Selain itu echinodermata juga dapat
dijadikan parameter (bioindikator) kualitas di ekosistem laut

3. Jawaban : a. Arabia Strongylocentrotus

FILUM ECHINODERMATA 109


Pembahasan : Arabia Strongylocentrotus memiliki tubuh berbentuk
seperti bola, padat dan tertutup test endoskeletal atau cangkang yang
terbuat dari lempeng sempurna tertutup. Memiliki cangkang yang
keras berkapur, dan dipenuhi dengan duriduri. . Duri-durinya
terletak berderet dalam garis-garis membujur dan dapat digerak-
gerakan. Ada yang berduri panjang dan lancip serta susunan durinya
yang terletak berderet dalam garis-garis membujur sehingga dapat
digerak-gerakan

4. Jawaban : a. Dermal branchiae


Pembahasan : Organ pernapasan berupa dermal branchiate,
Echinodermata bernafas menggunakan paru-paru kulit atau dermal
branchiae (Papulae) yaitu penonjolan  dinding rongga tubuh (selom)
yang tipis. Tonjolan ini dilindungi oleh silia dan pediselaria. Pada
bagian inilah terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Sisa-
sisa metabolisme yang terjadi di dalam sel-sel tubuh akan diangkut
oleh amoebacyte (sel-sel amoeboid) ke dermal branchiae untuk
selanjutnya dilepas ke luar tubuh.

5. Jawaban : a. Sistem perihemalis dan hemalis


Pembahasan : Hewan Echinodermata umumnya belum memiliki
sistem sirkulasi yang sempurna. Peredaran darahnya juga sulit
diamati. Biasanya gambaran peredaran darah Echinodermata
diilustrasikan dengan beberapa pembuluh darah yang ada di sekitar
mulut, bercabang, dan berujung pada bagian kaki tabungnya. Untuk
mengedarkan makanan, Echinodermata menerapkan sistem
perihemalis dan hemalis. Organ-organ yang terlibat di dalamnya
berupa axialis, canalis madreporicus, dan dinus axialis akan berpadu
mengarah ke aboral. Selanjutnya, sistem tersebut akan bertemu
dengan rachis genitalis yang terdiri atas 5 pasang cabang pembuluh
radial yang akan menyalurkannya ke bagian gonad.

6. Jawaban : a. Adanya penekanan ampula


Pembahasan : Sistem sirkulasi merupakan sistem aliran air lewat
pembuluh yang dilakukan oleh kelompok Echinodermata kelompok
hewan berkulit duri. sistem kerjanya diawali dari masuknya air dari
laut melalui lubang madreporit dan bagian punggung yang
kemudian disalurkan ke saluran  saluran yang berakhir ke ampula
yang menyerupai balon/tabung (kaki tabung) ampula yang berisi air
ini nanti akan di tekankan ke obyek batuan sehingga bisa membawa

FILUM ECHINODERMATA 110


badannya bergerak , tentu penekanan ampula mempunyai
konsekwensi air di ampula keluar sehingga kempes lagi air bergerak
ke mulut - begitu seterusnya.

7. Jawaban : b. Berjalan lambat


Pembahasan : Sistem saraf echinodermata dikenal dengan saraf
plexus, Echinodermata tidak memiliki otak dan hanya memiliki
cincin saraf  pusat (ring nerves) serta cabang saraf (radial nerves)
yang menyebar pada lengan atau bagian tubuhnya yang simetris
radial tepatnya dibawah kulit mereka. Hal ini dapat menyebabkan
koordinasi yang terjadi dapat berjalan lambat.

8. Jawaban : d. Ocelli
Pembahasan : Echinodermata sensitif terhadap sentuhan, cahaya,
suhu, dan keadaan air di sekitarnya, karena pada umumnya
Echinodermata mempunyai kaki tabung pada tubuhnya yang
membantunya dalam gerak dan juga pada kelompok tertentu
ditemukan suatu bagian yang dinamakan eye spot. Eye spot berupa
kumpulan ocelli yang mengandung sel epitel berpigmen yang dapat
merespon cahaya dan terdapat sel sensori diantara itu.

9. Jawaban : e. Penerimaan rangsangan


Pembahasan : Sistem Ambulakral merupakan sistem pengaturan
sirkulasi air melalui madreporit dan berakhir pada kaki tabung yang
dapat bergerak sehingga Echinodermata dapat bergerak. Selain
mengatur proeses pergerakan, sistem ini juga membantu dalam
penerimaan rangsangan (sistem saraf).

10. Jawaban : c. Pluteus


Pembahasan : Echinodermata mempunyai jenis kelamin terpisah,
sehingga ada yang jantan dan betina. Fertilisasi terjadi di luar tubuh,
yaitu di dalam air laut. Hasil pembuahan akan menghasilkan larva
mikroskopis yang disebut pluteus (memiliki lengan bersilia),
kemudian akan mengalami metamorfosis menjadi suatu bentuk
seperti bintang laut dan akhirnya menjadi bintang ulat laut.

C. Soal pilihan ganda HOTS


1. Jawaban : d. Jika benar semua
Pembahasan : Tubuh Echinoidea terdiri dari tiga bagian, yaitu
bagian oral, aboral, dan bagian diantara oral dan aboral. Pada bagian

FILUM ECHINODERMATA 111


tengah sisi aboral terdapat sistem apikal dan pada bagian tengah sisi
oral terdapat sistem peristomial. Lempeng-lempeng ambulakral dan
interambulakral berada diantara sistem apikal dan sistem
peristomial. Di tengah-tengah sistem apikal dan sistem peristomial
termasuk lubang anus yang dikelilingi oleh sejumlah keping anal
(periproct) termasuk diantaranya adalah keping keping genital.

2. Jawaban : a. 2-1-3-4-5
Pembahasan : Secara umum sistem pencernaan dari
Echinodermata merupakan pencernaan yang sempurna. Sistem
pencernaanya terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan
anus. Makanan yang masuk dari mulut yang posisinya berada di
bawah permukaan tubuh. Kemudian diteruskan melalui faring, ke
kerongkongan, ke lambung, lalu ke usus, dan terakhir di anus. Anus
letaknya ada di permukaan atas tubuh dan pada sebagian
Echinodermata tidak berfungsi. Lambung memiliki cabang lima yang
masing-masing cabang menuju ke lengan. Masing-masing lengan
lambungnya bercabang dua, tetapi ujungnya buntu.

3. Jawaban : b. jika 2, 3, dan 4 benar


Pembahasan :Echinodermata bernafas menggunakan paru-paru
kulit atau dermal branchiae (Papulae) yaitu penonjolan  dinding
rongga tubuh (selom) yang tipis. Tonjolan ini dilindungi oleh silia
dan pediselaria. Ada pula lima pasang kantung bursae. Kantung
tersebut selain berfungsi sebagai organ pernafasan juga berfungsi
untuk menerima saluran gonad.

4. Jawaban : c. Madreporit – stone canal – ring canal – saluran


radial – ampula dan kaki ambulakral
Pembahasan : Terdapat jalur-jalur pembuluh air pada tubuh
Echinodermata. Madreporit-saluran batu-saluran cincin-saluran
radial-saluran lateral yang terdiri dari Ampula, Kaki tabung. Dimana
madreporit itu sendiri merupakan lempeng dorsal yang berlubang-
lubang sebagai tempat masuknya air laut kedalam sistem pembuluh
air. Stone canal (saluran batu), yaitu bangunan berbentuk pipa
melengkung yang berfungsi sebagai saluran penghubung antara
madreporit dengan saluran cincin. Saluran cincin (ring canal)
terdapat di rongga tubuh cakram pusat merupakan saluran
melingkar yang mengelilingi mulut. Saluran radial, meluas ke

FILUM ECHINODERMATA 112


seluruh tubuh. Saluran ini merupakan cabang dari saluran cincin
yang menuju ke setiap lengan dan berujung pada kaki ambulakral.
Saluran lateral yang bermuara ke ampula. Ampula sebuah ruangan
yang mampu berkontraksi dan relaksasi meyedot dan mengeluarkan
air ke dalam sistem ambulakral tersebut Kaki ambulakral memiliki
rongga dan merupakan kelanjutan dari sistem pembuluh air yang
berfungsi untuk bergerak atau bahkan bernapas dan membuka
cangkang mangsa buruannya.

5. Jawaban : a. jika 1 benar


Pembahasan : Telur menetas menjadi larva echinopluteus yang
simetri bilateral, hidup sebagai plankton untuk beberapa bulan,
kemudian turun ke substrat dan mengalami metamorfosa menjadi
simetri radial, berukuran 1 mm dan hidup sebagai benthos.

6. Jawaban : d. jika 4 benar


Pembahasan : Karakteristik yang paling mencolok dari
Echinodermata yaitu memiliki kepingan duri endoskeleton, sistem
vaskular air, modifikasi duri, lapisan brancia atau lapisan
pernapasan, dan mempunyai bentuk tubuh simetri radial atau
bilatera

7. Jawaban : a. Jika 1, 2, dan 6 benar


Pembahasan : Sistem reproduksi gonokoris, kecuali pada kelas
Holothuroidea bersifat hermafrodit. Echinodermata mempunyai jenis
kelamin terpisah, sehingga ada yang jantan dan betina. Fertilisasi
terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air laut. Telur yang telah dibuahi
akan memebelah secara cepat menghasilkan blastula , dan
selanjutnya berkembang menjadi gastrula. Gastrula  ini berkembang
menjadi larva. Larva atau disebut juga bipinnaria berbentuk simetri
bilateral. Larva ini berenang bebas di dalam air mencari tempat yang
cocok hingga menjadi branchidaria, lalu mengalami metamorfosis
dan akhirnya menjadi dewasa.

8. Jawaban : a. jika a(1), b(2), c(3), d(4), e(5), f(6), g(7) benar
Pembahasan : Sistem ambulakral adalah sistem saluran air pada
anatomi Echinodermata yang berfungsi untuk bergerak, bernafas,
atau membuka mangsa.  Sistem saluran air ini terdiri atas:

FILUM ECHINODERMATA 113


 Madreporit, merupakan lubang tempat masuknya air dari luar tubuh
kedalam sistem pembuluh air.
 Saluran batu (Stone canal) yaitu bangunan berbentuk pipa
melengkung yang berfungsi sebagai saluran penghubung antara
madreporit dengan saluran cincin..
 Saluran cincin (ring canal) terdapat di rongga tubuh cakram
pusat merupakan saluran melingkar yang mengelilingi mulut.
 Saluran radial, meluas ke seluruh tubuh. Saluran ini merupakan
cabang dari saluran cincin yang menuju ke setiap lengan dan
berujung pada kaki ambulakral.
 Saluran lateral yang bermuara ke ampula. Setiap kaki ambulakral
(kaki tabung) berhubungan dengan gelembung otot yang disebut
ampula.
 Ampula. yaitu bagian pada kaki tabung yang berfungsi mengalirkan
air sehingga bisa bergerak.
 Kaki tabung berfungsi untuk membantu dalam pergerakan dan
makan.

9. Jawaban : c. jika 1, 4, dan 5 benar


Pembahasan : Tubuh anggota kelas Asteroidea pipih, pentagonal
atau berbentuk bintang. Mempunyai lima lengan yang menyebar
secara simetri dari sebuah diskus sentral. Bentuk tubuh simetri radial,
Mulut terdapat pada permukaan oral. Anus dan madreporit terdapat
pada permukaan aboral, Permukaan kulit tubuh pada bagian dorsal
memiliki duri-duri dengan berbagai ukuran, Pada alur ambulakral
terdapat dua deret atau empat deret kaki tabung, Pada sekitar dasar
duri terdapat bentuk jepitan pada ujungnya yang disebut
pedicellaria.

10. Jawaban : a. jika 1)-2)-3)-4)-5) benar


Pembahasan : Daur hidup dari teripang yaitu telur yang terbuahi
dengan baik umumnya akan menghasilkan larva dengan prosentase

FILUM ECHINODERMATA 114


hidup yang tinggi. Beberapa waktu setelah dibuahi, telur mengalami
perkembangan embrional menjadi 2, 4, 8, 16 sel dan seterusnya
sehingga membentuk banyak sel. Selanjutnya, telur berkembang
menjadi stadium gastrula berukuran antara 390,50 - 402,35 mikron.
Setelah lebih dari 32 jam, telur akan menetas menjadi larva dan
membentuk stadium auricularia yang terbagi menjadi stadium awal,
tengah, dan akhir.

D. Soal dengan jawaban singkat


1. Zat kapur : Eksoskeleton merupakan (rangka luar) filum
echinodermata tersusun dari kalsium karbonat (zat kapur).
2. Alat pernapasan : Asteroidea menggunakan sistem pernafasan
dermal branchia atau insang kulit (Papulae) yaitu penonjolan dinding
rongga tubuh (selom) yang tipis. Tonjolan ini dilindungi oleh silia
dan pediselaria. Pada bagian inilah terjadi pertukaran oksigen dan
karbondioksida.. Semuanya tersebar di seluruh permukaan aboral.
Beberapa bahkan ada di sekitar area tube feet. Organ pernapasan
pada Asteroidea memiliki ciri berstruktur halus, tipis, serta menyatu
dengan selom.
3. (a). Blastula dan (b). grastula : Sistem reproduksi gonokoris, kecuali
pada kelas Holothuroidea bersifat hermafrodit. Echinodermata
mempunyai jenis kelamin terpisah, sehingga ada yang jantan
danbetina. Fertilisasi terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air laut.
Telur yang telah dibuahi akan memebelah secara cepat menghasilkan
blastula ,dan selanjutnya berkembang menjadi gastrula. Gastrula  ini
berkembangmenjadi larva. Larva atau disebut juga bipinnaria
berbentuk simetri bilateral. Larva ini berenang bebas di dalam air
mencari tempat yang cocok hingga menjadibranchidaria, lalu
mengalami metamorfosis dan akhirnya menjadi dewasa. Setelah
dewasa bentuk tubuhnya berubah menjadi radial simetri.
4. Klasifikasi dari Coronaster volsellatus
 Kelas : Asteroidea
 Ordo : (a). Forcipulatida
 Famili : (b). Asteriidae 
 Genus : Coronaster
 Spesies : Coronaster volsellatus
5. Kelompok Asteroidea : Tubuh dari kelompok Asteroidea memiliki
duri tumpul dan pendek. Duri tersebut ada yang termodifikasi
menjadi bentuk seperti catut yang disebut Pediselaria. Fungsi
pediselaria adalah untuk menangkap makanan serta melindungi

FILUM ECHINODERMATA 115


permukaan tubuh dari kotoran. Pada bagian tubuh dengan mulut
disebut bagian oral, sedangkan bagian tubuh dengan lubang anus
disebut aboral.Pada hewan ini, kaki ambulakral selain untuk
bergerak juga merupakan alat pengisap sehingga dapat melekat kuat
pada suatu dasar.
6. Sistem ambulaklar : Sistem ambulakral ini merupakan ciri khas yang
hanya dimiliki oleh filum Echinodermata. Sistem ambulakral
merupakan sistem yang berfungsi untuk bergerak atau membuka
mangsa dengan memanfaatkan tekanan air. Pada sistem ambulakral,
air akan masuk melalui madreporit menuju kaki tabung sehingga
Echinodermata dapat bergerak.
7. Dikeluarkan melalui mulut : Ciri-ciri dari kelas Ophiuroidea yaitu
sebagai berikut
 Ophiuroidea berasal dari kata Yunani yaitu (ular), oura
(ekor) dan eidos (bentuk),
 Bentuk tubuhnya memipih, seperti bintang atau pentamerous
dengan lengan yang ramping dan fleskibel (elastis),
 Tidak mempunyai anus sehingga sisa makanan dikeluarkan
melalui mulut.
8. (a). Cincin saraf pusat dan (b). cabang saraf : Sistem saraf
echinodermata dikenal dengan saraf plexus, Echinodermata tidak
memiliki otak dan hanya memiliki cincin saraf  pusat (ring nerves)
serta cabang saraf (radial nerves) yang menyebar pada lengan atau
bagian tubuhnya yang simetris radial tepatnya dibawah kulit
mereka.Hal ini dapat menyebabkan koordinasi yang terjadi dapat
berjalan lambat.
9. (a). Oral dan (b). aboral : Tubuh Asteroidea memiliki duri tumpul
dan pendek. Duri tersebut ada yang termodifikasi menjadi bentuk
seperti catut yang disebut Pediselaria. Fungsi pediselaria adalah
untuk menangkap makanan serta melindungi permukaan tubuh dari
kotoran. Pada bagian tubuh dengan mulut disebut bagian oral,
sedangkan bagian tubuh dengan lubang anus disebut aboral.Pada
hewan ini, kaki ambulakral selain untuk bergerak juga merupakan
alat pengisap sehingga dapat melekat kuat pada suatu dasar.
10. Pediselaria : Pada Echinodermata, pediselaria adalah catut atau jepit
yang merupakan modifikasi duri dan terletak diantara duri-duri di
permukaan tubuh bagian dorsal. Pediselaria berfungsi untuk
menangkap mangsa, melindungi insang dermal, dan mencegah agar
tubuh tidak tertimbun kotoran (serpihan organisme kecil lain), pasir,
atau lumpur

FILUM ECHINODERMATA 116


FILUM ECHINODERMATA 117
Daftar Pustaka

Arnone, M. I., Byrne, M., & Martinez, P. 2015. Echinodermata. In


Evolutionary

Astuti, D. S. (2020, November). Identifikasi Echinoidea di Pantai Krakal


Gunung Kidul Yogyakarta. In Prosiding SNPBS (Seminar Nasional
Pendidikan Biologi dan Saintek) (pp. 679-684).

Atkinson LJ, Mah C, Filander Z, Olbers J and Thandar A. 2018. Phylum 


Echinodermata In:       Atkinson LJ and Sink KJ (eds) Field Guide to
the Ofshore Marine Invertebrates of South Africa, Malachite
Marketing and Media, Pretoria, pp. 393-476.

Barboza, C. A., Mendes, F. M., Dalben, A., & Tommasi, L. R. (2010).


Echinodermata, Ophiuroidea, Gorgonocephalus Leach, 1815: First
report of the genus for the Brazilian continental margin. Check List,
6(2), 289-291.

Birenheide, R., & Motokawa, T. (2001). Morphology of skeletal cortex in the


arms of crinoids (Echinodermata: Crinoidea). Zoological Science, 14(5),
753–761. https://doi.org/10.2108/zsj.14.753

Browidjoyo. (1989). Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga.

Blake, J. A., Maciolek, N. J., Ota, A. Y., & Williams, I. P. (2009). Long-term
benthic infaunal monitoring at a deep-ocean dredged material
disposal site off Northern California. Deep Sea Research Part II:
Topical Studies in Oceanography, 56(19-20), 1775-1803.

Clark, H. L. (1923) The Echinoderm fauna of South Africa. Annals of the


South African Museum, 13 (7), 221 - 435.

Clark, AM Indeks nama Asteroidea Bagian 2 baru-baru ini: Valvatida. Studi


Echinodermata 4 (1993)

Developmental Biology of Invertebrates 6: Deuterostomia (pp. 1–58)


https://doi.org/10.1007/978-3-%207091-1856-6_1

Ezhova, O. V., Ershova, N. A., & Malakhov, V. V. (2017). Microscopic

FILUM ECHINODERMATA 118


anatomy of the axial complex and associated structures in the sea
cucumber Chiridota laevis Fabricius, 1780 (Echinodermata,
Holothuroidea). Zoomorphology, 136(2), 205–217.
https://doi.org/10.1007/s00435-016-0341-8

Jespersen, Å., Lützen, J., & Nielsen, C. (2004). On three species and two new
genera (Montacutella and Brachiomya) of galeommatoid bivalves
from the irregular sea urchin Brissus latecarinatus with emphasis on
their reproduction. Zoologischer Anzeiger-A Journal of Comparative
Zoology, 243(1-2), 3-19.

Lalana, R., Ortiz, M., Varela, C., & Tariche, N. (2004). Compilación sobre los
invertebrados colectados en las expediciones del “Atlantis” en el
archipiélago cubano. Rev Invest Mar, 25(January), 3–14.

Lee, T., & Shin, S. (2017). A Newly Recorded Sea Cucumber of the Genus
Psolus (Holothuroidea: Dendrochirotida: Psolidae) from the East Sea
of Korea - ProQuest. Anim. Syst. Evol. Divers., 33(3), 195–199.
https://www.proquest.com/docview/1934713453/fulltextPDF/BC7
53E0DB2594335PQ/1?accountid=12378

Kroh, A., & Mooi, R. (2012). World Echinoidea database [Internet]. The world
register of marine species (WoRMS), Accessed, 31.

Kroh, A., & Mooi, R. (2018). World echinoidea database. Echinothrix


calamaris.

Lambert, P. and W.C. Austin. 2007. Royal British Columbia Museum


handbook: brittle stars, sea urchins and feather stars of British
Columbia, southeast Alaska and Puget Sound. Victoria: Royal British
Columbia Museum.

Maya. Sri. Nurhidayah. (2020). Zoologi Invertebrata . Bandung: Widina Bhakti


Persada Bandung. 

McKnight, D. G. (2000). Phrynocrinus nudus A. H. Clark—a stalked crinoid


new to New Zealand waters. New Zealand Journal of Marine and
Freshwater Research, 13(4), 497–499.
https://doi.org/10.1080/00288330.1979.9515826

Miller, A. K., Kerr, A. M., Paulay, G., Reich, M., Wilson, N. G., Carvajal, J. I., &
Rouse, G. W. (2017). Molecular phylogeny of extant Holothuroidea

FILUM ECHINODERMATA 119


(Echinodermata). Molecular Phylogenetics and Evolution, 111, 110–131.
https://doi.org/10.1016/j.ympev.2017.02.014

Myers, P., R. Espinosa, C. S. Parr, T. Jones, G. S. Hammond, and T. A. Dewey.


2022. The Animal Diversity Web (online). Accessed at
https://animaldiversity.org.

Minako, & james. (2000). Comparative Morphology of Tube Feet Among the
Asteroidea:Phylogenetic Implications. AMER . ZOOL, 363.

Mutschke, E., & Mah, C. (2000). Asteroidea – Starfish. Erika Mustche.

Nishihama, S., Yamana, Y., & Yoshimura, T. (2020). First record of the tropical
holothurian stichopus naso semper, 1867 (Echinodermata:
Holothuroidea: Synallactida) from the temperate coast of Kyushu
Mainland, Japan, in relation to ocean warming. Plankton and Benthos
Research, 15(1), 66–71. https://doi.org/10.3800/pbr.15.66

Pomel, A. (1883). Classification méthodique et genera des échinides vivants et


fossiles (Vol. 503). A. Jourdan.

Ringvold, H., & Moum, T. (2020). On the genus Crossaster (Echinodermata,


Asteroidea) and its distribution. research article, 9.

rubilar, T., Pastor, C., & Vivar, E. D. (2006). Timing of fission in the starfish
Allostichaster capensis (Echinodermata:Asteroidea) in laboratory.
Revista de Biologia Tropical, 299.

Suryanti. (2019). Buku Ajar "Bioekologi Phylum Echinodermata". Semarang:


Departemen Sumberdaya Akuatik Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan.

Smirnov, A. V. (2016). Parallelisms in the evolution of sea cucumbers


(Echinodermata: Holothuroidea). Paleontological Journal, 50(14), 1610–
1625. https://doi.org/10.1134/S0031030116140082.

Schultz, H. A. (2015). Echinoidea. Walter de Gruyter GmbH & Co KG.

Yamana, Y., Hirai, A., & Hirashima, K. (2015). A New Species of Thyone
(Echinodermata: Holothuroidea: Dendrochirotida: Phyllophoridae)
from Wakayama, Japan. Species Diversity, 20(2), 141–151.
https://doi.org/10.12782/sd.20.2.141.

FILUM ECHINODERMATA 120


Wright, A., Perez-Portella, R., & Griffiths, C. (2016). Determining the correct
identity of South African Marthasterias (Echinodermata: Asteroidea).
African Journal of South African Marthasterias (Echinodermata: Asteroidea,
452.

FILUM ECHINODERMATA 121


BIOGRAFI PENULIS

Huriyah Anisah Amri lahir di Majene, Sulawesi


Barat pada tanggal 17 Januari 2003. Penulis
merupakan anak kedua dari 2 bersaudara, anak
kedua dari pasangan bapak Amri dan ibu Sulastri.
Pada tahun 2007 masuk pendidikan di Taman Kanak-
Kanak Teratai Pangale, dan pada tahun 2009 masuk
di SDN. 12 Pangale, Kec. Banggae Timur, Kab. Majene,
Prov. Sulawesi Barat. Setelah tamat di Sekolah Dasar
pada tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan ke
jenjang Sekolah Menengah Pertama dan bersekolah di SMP. Negeri 3 Majene.
Tahun 2018 penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah
Pertama kemudian melanjutkan pendidikan dijenjang Sekolah Menegah Atas
dan bersekolah di SMA. Negeri 2 Majene. Penulis merupaka Mahasiswi aktif
di Universitas Negeri Makassar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Jurusan Biologi, Prodi Pendidikan Biologi.

Indah Nurul Izzah, dilahirkan di Kabupaten


Barru, Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal10
September 2002. Anak ketiga dari lima bersaudara
hasil buah kasih dari pasangan Drs. Mas’ud dan ST.
Nuraini. Pendidikan formal dimulai dari Sekolah Dasar
di SD Inpres Barru 1 dan lulus pada tahun 2015. Pada
tahun yang sama, penyusun melanjutkan pendidikan
di SMP Negeri 1 Barru dan lulus pada tahun 2018 dan
pada tahun yang sama pula penyusun melanjutkan
pendidikan di SMA Negeri 1 Barru dan lulus pada tahun 2021. Kemudian
penyusun melanjutkan pendidikan di Universitas Negeri Makassar (UNM)
kejenjang S1 pada jurusan Pendidikan Biologi Fakutas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam sampai saat biografi ini ditulis

Putri Ayu, lahir pada tanggal 10 Agustus 2002 di Dusun Kadieng,


Desa Massila, Kec. Patimpeng, Kab. Bone. Penulis merupakan anak ke-4 dari

FILUM ECHINODERMATA 122


4 bersaudara, dari pasangan Dullah dan Manisi. Penulis pertama kali
menempuh pendidikan di SD INPRES 3/77 Massila dan melanjutkan
pendidikan di SMPN 2 Tonra setelah tamat di SMP, penulis melanjutkan
pendidikan di SMA 19 Bone dan tamat pada tahun 2020. Dan pada tahun
selanjutnya terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Negeri Makassar,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Jurusan pendidikan
Biologi.

Andi Nurkania, lahir pada tanggal 08 Juli 2002 di Dusun Lembang


Matene, Desa Jambuiya, Kec. Bontomanai, Kab. Kepulauan Selayar. Penulis
merupakan anak ke-1 dari 4 bersaudara, dari pasangan Andi Arwin dan Isah.
Penulis pertama kali menempuh pendidikan di SDI LEMBANG MATENE
dan melanjutkan pendidikan di SMPN 3
Bontomanai setelah tamat di SMP, penulis
melanjutkan pendidikan di SMKN 1 Selayar dan
tamat pada tahun 2021. Dan pada tahun selanjutnya
terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Negeri
Makassar, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Jurusan pendidikan Biologi

Nurhikma Anwar dilahirkan di Kota


Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal
08 Januari 2003. Anak ketiga dari tiga bersaudara hasil buah kasih dari
pasangan Anwar Karim dan Nur Santi. Pendidikan formal dimulai dari
Sekolah Dasar di SD Inpres Andi Tonro dan lulus pada tahun 2015. Pada
tahun yang sama, penyusun melanjutkan pendidikan
di SMP Negeri 27 Makassar dan lulus pada tahun 2018
dan pada tahun yang sama pula penyusun
melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 11 Makassar
dan lulus pada tahun 2021. Kemudian penyusun
melanjutkan pendidikan di Universitas Negeri
Makassar (UNM) kejenjang S1 pada jurusan
Pendidikan Biologi Fakutas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam sampai saat biografi ini ditulis

FILUM ECHINODERMATA 123

You might also like