You are on page 1of 21

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA STRUKTUR
FOTO
3X4

DESAIN DAN UJI KUAT


MENARA KAYU
Oleh
Nama : Amira Nur Fadiyah
NIM : 195100907111047
Kelompok : Y5
Tgl praktikum : Senin, 08 Maret 2021

Asisten:
1. Alri Okta Pratama
2. Marlyn Andriani

LABORATORIUM DAYA DAN MESIN PERTANIAN


JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kuat tekan merupakan kemampuan suatu benda atau bahan apabila diberikan beban atau
suatu gaya dari luar. Besar beban tersebut dinyatakan dalam per satuan luas. Dalam
menentukan besar kuat tekan suatu benda diperlukan pengujian yaitu uji kuat tekan. Uji kuat
tekan dapat menjadi suatu parameter dalam menentukan atau mempertimbangkan suatu
bahan materil.
Uji kuat tekan kayu adalah kapasitas kayu dalam mempertahankan bentuknya apabila
diberi suatu tekanan dari luar. Uji kuat tekan merupakan salah satu metode uji yang penting
dalam menentukan dan mengetahui karakteristik kayu. Hal tersebut juga berhubungan dengan
modulus elastisitas, yaitu kemampuan kayu dalam memperahankan bentuk atau lentur yang
terjadi sampai dengan batas elastisnya.
Kayu juga memiliki sifat mekanik yang merupakan kemampuan kayu dalam menahan
suatu gaya atau beban dari luar. Sifat mekanik kayu terdiri dari modulus kenyal, kuat tarik/kuat
tekan, kuat lentur, kuat geser arah sejajar serat dan tegak lurus serat. Sifat mekanik kayu juga
memiliki hubungan yang saling berkaitan dengan berat jenis dan kerapatan.

1.2 Tujuan
• Mahasiswa mampu membuat menara dengan perhitungan rinci tentang tegangan
yang mengenainya
BAB II METODE

2.1 Jelaskan apa yang dimaksud dengan kuat tekan!


Kuat tekan adalah berapa besar beban per satuan luas, yang dapat menghacurkan suatu
benda uji apabila diberi suatu beban serta gaya tekan tertentu dengan bantuan alat pembeban.
Dalam pengujian kuat tekan suatu benda atau bahan uji, perlu diketahui bahwa terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya kuat tekan tersebut. Seperti pada kuat tekan
beton dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah pengaturan dari
perbandingan semen, agregat halus, agregat kasar, air, dan berbagai jenis campuran
(Wariyatno dan Haryanto, 2013).
Kuat tekan dapat menjadi suatu parameter yang dapat menentukan apabila suatu bahan
memiliki nilai kuat tekan yang lebih besar dari lainnya. Besarnya kuat tekan suatu bahan dapat
menentukan apabila bahan tersebut layak digunakan sebagai bahan baku atau bahan utama
dalam membangun sesuatu. Untuk mengetahui besar kuat tekan dari suatu benda perlu
dilakukannya uji kuat tekan. Uji kuat tekan pada umumnya digunakan pada benda atau bahan
yang sering digunakan pada bangunan seperti beton atau kayu (Kistiani, 2006).

2.2 Jelaskan definisi Elastisitas Uji tekan kayu!


Elastisitas uji tekan kayu atau modulus elastisitas (E) adalah kemampuan suatu benda
untuk menahan perubahan bentuk atau lentur yang terjadi sampai dengan batas elastisnya.
Sedangkan untuk elastisitas uji tekan kayu merupakan pengukuran kemampuan kayu
terhadap perubahan bentuk atau lentur sampai batasnya. Semakin besar beban yang diterima
suatu benda, maka tegangan yang timbul juga semakin tinggi dan perubahan bentuk yang
terjadi sampai batas elastis juga semakin besar (Siagian et al., 2017).

2.3 Sebutkan faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangan menara kayu!
Kayu sebagai salah satu bahan alamiah dalam golongan anistropic memiliki karakteristik
tegangan yang berbeda antara tegangan tekan, tegangan tarik, tegangan lentur, dan tegangan
gesernya. Dalam merancang suatu desain menara kayu terdapat beberapa faktor yang perlu
diperhatikan. Faktor-faktor tersebut terdiri dari desain atau rangkain menara kayu, luas
penampang atau dimensi, dan elastisitas kayu (Kistiani, 2006).

2.4 Jelaskan apa yang dimaksud dengan sifat mekanik kayu!


Sifat mekanik kayu adalah kemampuan kayu dalam menahan suatu gaya atau beban dari
luar. Sifat mekanik kayu terdiri dari modulus kenyal, kuat tarik/kuat tekan, kuat lentur, kuat
geser arah sejajar serat dan tegak lurus serat. Sifat berikut dapat diuji dengan memberikan
gaya tekan terhadap bahan perlakuan. Sifat mekanis tersebut wajib untuk selalu dipantau
dalam merencanakan suatu bangunan atau konstruksi (Kistiani, 2006).
Sifat mekanik kayu memiliki hubungan yang saling berkaitan dengan berat jenis dan
kerapatan. Berat jenis adalah perbandingan dari berat volume kayu tertentu berdasarkan berat
kayu kering udara dan volume kayu pada posisi kadar air. sedangkan kerapatan adalah massa
atau berat persatuan volume suatu benda yang homogen dan selalu dinyatakan dengan
satuan gram/cm3 atau kg/m3 (Siagian et al., 2017).

2.5 Sebutkan dan jelaskan persamaan yang digunakan untuk uji tekan!
Pada literatur Wariyatno dan Haryanto (2013) terdapat suatu persamaan atau rumus yang
dapat digunakan untuk menghitung besarnya nilai kuat tekan suatu benda. Pada literaturnya
menjelaskan bahwa bahan ujinya yang berupa beton adalah bahan yang relative kuat dalam
menahan gaya tekan. Kuat tekan beton dapat diwakili oleh tegangan tekan maksimum f’c
dengan satuan MPa (Mega Pascal). Untuk rumus empiris yang digunakan untuk menghitung
kuat tekan benda yaitu:
𝑃
𝑓 ′𝑐 =
𝐴
Keterangan:
f’c = kuat tekan beton (N/mm2)
P = beban maksimum (N)
A = luas permukaan benda uji silinder (mm2)
Menurut Irsan (2014) dalam skripsinya yang menjelaskan bahwa benda yang akan diuji
harus memenuhi beberapa ketentuan seperti benda uji harus sama jenisnya, bebas cacat, dan
mempunyai identitas dengan pemberian nomor dan huruf. Pada penelitiannya dilakukan
pengukuran kemampuan kayu untuk menahan gaya dari luar yang dating pada arah sejajar
maupun yang tegak lurus serat. Pada arah yang tegak lurus serat, cenderung memperpendek
atayu menekan bagian-bagian kayu secara Bersama-sama. Persamaan yang digunakan
untuk menghitung nilai kuat tekan dari kayu sejajar serat adalah:
𝑃
𝑓𝑐 =
𝑏. ℎ
Dimana:
fc = Kuat tekan kayu (Mpa)
P = Beban Maksimum (N)
b = Lebar benda uji (mm)
h = Tinggi benda uji (mm)

2.6 Sebutkan dan jelaskan alat yang digunakan untuk uji kuat tekan!
Salah satu alat yang dapat digunakan untuk menguji kuat tekan suatu benda adalah
Brazilian test. Alat Brazilian test atau uji Brazilian adalah metode uji tidak langsung yang
digunakan untuk mendapatkan besar nilai dari kuat tekan bahan rapuh seperti beton, batu dan
bahan yang menyerupai batu. Kompresi menginduksi tegangan tarik normal ke diameter
vertikal, yang pada dasarnya konstan di wilayah sekitar pusat. Kuat tekan biasanya dihitung
berdasarkan asumsi bahwa kegagalan terjadi pada titik tegangan tarik maksimum (Li dan
Wong, 2013).
Brazilian test dapat juga dikenal sebagai uji kuat tarik batuan yang dipergunakan untuk
menentukan sifat mekanik batuan. Terdapat dua metode yang digunakan dalam Brazilian test
yaitu secara langsung dan tidak langsung, namun pada umumnya pengujian secara tidak
langsung lebih sering digunakan karena libih sederhana. Uji Brazilian test merupakan salah
satu alat pengujian yang umumdigunakan untuk mengetahui kapasitas tarik atau kuat tekan
material getas seperti beton, batuan ataupun kayu (Riyamizard, 2019).

2.7 Sebutkan dan jelaskan metode uji kuat tekan kayu!


Uji kuat tekan kayu memiliki arti yaitu kapasitas kayu dalam mempertahankan bentuknya
apabila diberi suatu tekanan dari luar. Uji kuat tekan merupakan salah satu metode uji yang
penting dalam menentukan dan mengetahui karakteristik kayu. Pengujian dibantu dengan alat
yang dapat memberikan suatu tekanan atau gaya dari luar, seperti Brazilian test, matest,
compression testing machine, dan lainnya (Samui et al., 2020).
Terdapat pula metode uji kuat tekan uniaksial (Unconfined Compressive Strength Test)
yang digunakan untuk mengukur kuat tekan uniaksial dari sebuah kayu dalam bentuk geometri
yang beraturan. Contoh bentuk gemotri dapa+t berupa silinder, balok, ataupun prisma dalam
satu arah (uniaksial). Pengujian tersebut dilakukan untuk menemukan klasifikasi kekuatan dan
karakteristik dari bahan kayu. Informasi yang didapatkan dari hasil pengujian berupa kurva
tegangan regangan, kuat tekan uniaksial, modulud young, nisbah poisson, fraktur energi dan
spesifik fraktur energi (Riyamizard, 2019).
BAB III METODE

3.1 Alat, Bahan dan Fungsi


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum terdiri dari lem, yaitu untuk merekatkan
kayu. Kedua yaitu menara, bahan yang digunakan sebagai benda uji. Ketiga yaitu kayu,
sebagai bahan untuk membuat Menara. Keempat yaitu gergaji, yang digunakan untuk
memotong kayu. Kelima yaitu penggaris, digunakan untuk mengukur dimensi. Keenam yaitu
Brazilian Test, alat yang digunakan untuk mengukur kuat tekan menara. Terdapat pula
penjelasan tentang bagian-bagian dari alat Brazilian test yang terdiri dari: 1. Engkol, digunakan
untuk menggerakkan meja dinamis; 2. Meja dinamis, tempat untuk meletakkan benda uji; 3.
Meja statis, sebagai batas peletakkan benda uji; 4. Dial mikrometer, digunakan untuk
mengukur beban terukur; 5. Baut setting, digunakkan untuk menyetting dial mikrometer; dan
6. Rangka, sebagai penyangga.

3.2 Cara kerja


3.2.1 Pembuatan Menara

Membuat desain

Alat dan bahan

Disiapkan

Kayu

Dipotong sesuai kebutuhan


dengan gergaji
Lem
Digunakan untuk
merekatkan rangkaian kayu

Hasil
3.2.2 Pengujian Menara

Alat dan bahan

Disiapkan

Penggaris

Digunakan untuk
mengukur dimensi menara

Menara

Letakkan di atas meja


dinamis

Dial mikrometer

Di setting

Engkol diputar

Dial mikrometer

Amati beban yang tercatat

Catat hasil

3.3 Gambar Alat dan Bahan


3.3.1 Gambar alat dan bahan yang digunakan
No. Nama Gambar

1 Kayu

2 Penggaris
3 Gergaji

4 Lem

5 Menara

6 Brazilian test

3.3.2 Desain AutoCAD menara disertai ukuran dan skala

Gambar 3.7 Bentuk depan, samping, atas, dan 3D menara kayu


BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Praktikum


A. Luas Menara Bagian Atas
▪ Balok 1
p : 6 cm
l : 6,1 cm
L1 = p x l = 6 x 6,1 = 36,6 cm2

La = L1
La = 36,6 cm2

B. Luas Menara Bagian Bawah


▪ Balok 2
p : 6 cm
l : 5,9 cm
L1 = p x l = 6 x 5,9 = 35,4 cm2

La = L1
La = 35,4 cm2

C. Luas Total
A total = La + Lb
A total = 36,6 + 35,4
A total = 72 cm2
P = 68,5 KgF

F = P/A
F = 68,5/72
F = 0,951 KgF/cm2 atau 93,261 kPa

4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisa prosedur
Pada praktikum desain dan uji kuat menara kayu terdiri dari dua macam prosedur.
Prosedur pertama yaitu pembuatan menara kayu dan prosedur kedua adalah langkah
kerja uji kuat tekan menara kayu. Pada pembuatan menara kayu alat dan bahan yang
digunakan adalah kayu, gergaji, dan lem. Langkah pertama yaitu membuat desain dari
menara, kemudian menyiapkan alat dan bahan. Setelah itu kayu dipotong sesuai dengan
kebutuhan dan ukuran yang ditentukan menggunakan gergaji. Kemudian lem
dipergunakan untuk merekatkan rangkaian menara kayu. Apabila sudah rekat menara
kayu siap untuk digunakan sebagai bahan perlakuan.
Sedangkan untuk prosedur kedua dalam menguji kuat tekan menara kayu
menggunakan alat dan bahan yang terdiri dari alat uji Brazilian test, penggaris, dan
menara kayu. Langkah pertama dalam proses uji yaitu untuk menyiapkan alat dan bahan
terlebih dahulu, kemudian mengukur dimensi dari menara dengan penggaris. Setelah
dimensi dari menara telah diukur dan dicatat, letakkanlah di atas meja dinamis.
Selanjutnya dial mikrometer di setting terlebih dahulu dan setelahnya engkol diputar. Saat
pemutaran engkol amati beban yang tercatat pada dial mikrometer. Langkah terkakhir
yaitu untuk mencatat hasil.
4.2.2 Analisa data
Pada praktikum kali ini didapatkan data hasil praktikum yang berupa panjang dan
lebar dari bagian bawah dan atas menara yang menyentuh meja dinamis dan lempeng
statis, beserta hasil dari pengamatan dial mikrometer. Pada menara kayu yang
dipergunakan pada praktikum hanya memiliki satu balok sebagai bagian yang menyentuh
meja dinamis dan lempeng statis. Panjang dan lebar dari pengukuran balok bagian atas
secara berurutan adalah 6 cm dan 6,1 cm, serta hasil perhitungan lebar adalah 36,6 cm2.
Kemudian untuk panjang dan lebar dari pengukuran balok bagian bawah secara berurutan
adalah 6 cm dan 5,9 cm, serta hasil perhitungan lebar adalah 35,4 cm2. Hasil dari
perjumlahan luas total adalah 72 cm2 dan didapatkan hasil pengamatan dial mikrometer
atau beban maksimum yaitu sebesar 68,5 KgF, dimana pada pengamatan dial mikrometer
satu kali putaran penuh sama dengan 10 KgF. Dari data-data yang telah diperoleh, besar
nilai kuat tekan yang didapatkan yaitu 0,951 KgF/cm2 atau 93,261 kPa.

4.2.3 Analisa perhitungan


Pada perhitungan data hasil praktikum terdapat beberapa rumus yang digunakan
untuk menemukan luas menara dan nilai kuat tekan. Pada perhitungan luas untuk menara
bagian atas dan bawah yaitu menggunakan rumus panjang x lebar dan hasil yang
didapatkan untuk luas menara bagian atas dan bawah secara berurutan adalah 36,6 cm2
dan 35,4 cm2. Kemudian hasil dari masing-masing luas menara dijumlahkan yaitu 36,6 +
35,4 = 72 cm2 dan telah didapatkan total luas menara. Kemudian pada perhitungan untuk
mendapatkan nilai kuat tekan yaitu menggunakan rumus F = P/A, dimana F adalah kuat
tekan (KgF/cm2 atau kPa), P adalah beban maksimum (N), dan A adalah luas total (cm2).
Nilai kuat tekan yang didapatkan dari hasil perhitungan yaitu 0,951 KgF/cm2 atau 93,261
kPa.

4.2.4 Analisa persamaan nilai kuat tekan


Dalam menganalisa hasil nilai kuat bahan dapat disimpulkan bahwa ukuran dari
luas permukaan menara serta penyusunan dari pembuatan menara dapat mempengaruhi
hasil akhir pengujian. Apabila dibandingkan dengan literatur oleh Kistiani (2006) terdaapt
hasil kuat tekan yang dipengaruhi oleh jenis kayu dan ukuran kayu. Nilai yang tertera pada
literatur terdiri dari 5 macam pengujian pada jenis kayu yang sama dengan ukuran yang
berbeda-beda dan menghasilkan kuat tekan rata-rata. Untuk persamaan yang digunakan
dalam menghitung nilai kuat tekan berbeda dalam pembagian, dimana pada persamaan
yang digunakan saat praktikum berupa F = P/A, sedangkan yang digunakan pada literatur
yaitu F = P/b.H.

4.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kuat tekan


Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil nilai kuat tekan terdiri dari luas
penampang atau dimensi, elastisitas kayu, hasil beban maksimum yang diperoleh saat uji
kuat tekan, dan desain atau rangkaian dari menara kayu. Terdapat pula faktor-faktor
lainnya yang dapat mempengaruhi nilai kuat tekan, seperti jenis kayu yang dipergunakan,
ukuran (panjang, lebar, tinggi) kayu, dan sifat mekanik kayu. kayu memiliki sifat mekanik
keberbagai arah yang tidak sama dan untuk membedakannya kayu mempunyai arah
sumbu. Dalam PKKI terdapat 2 macam sumbu yaitu sejajar arah serat dan tegak lurus
arah serat (Kistiani, 2006).
Sifat mekanik kayu adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai kuat
tekan. Sifat mekanik kayu terdiri dari modulus kenyal, kuat tarik/kuat tekan, kuat lentur,
kuat geser arah sejajar serat dan tegak lurus serat. Sifat berikut dapat diuji dengan
memberikan gaya tekan terhadap bahan perlakuan. Sifat mekanik kayu juga berhubungan
dengan berat jenis dan kerapatan. Berat jenis adalah perbandingan dari berat volume
kayu tertentu berdasarkan berat kayu kering udara dan volume kayu pada posisi kadar
air. sedangkan kerapatan adalah massa atau berat persatuan volume suatu benda yang
homogen (Siagian et al., 2017).
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada praktikum desain dan uji kuat menara kayu dilakukan untuk supaya mahasiswa
memahami dan mampu membuat menara dengan perhitungan rinci tentang tegangan yang
mengenainya. Dalam praktikum ini dapat dipahami bahwa pembuatan dan peancangan desain
dari menara dapat mempengaruhi hasil dari kuat tekan menara tersebut. Desain dari menara
kayu dan luas menara yang bersentuhan pada meja dinamis serta lempeng statis dapat juga
mempengaruhi hasil beban maksimum. Untuk desain menara kayu yang dibuat dan digunakan
pada praktikum kali ini hanya memiliki 1 balok pada bagian atas maupun bawah. Oleh karena
itu total luas yang dijumlahkan hanya 2. Hasil yang diperoleh pada saat pengujian Brazilian
test didapatkan beban maksimum sebesar sebesar 68,5 KgF dan nilai kuat tekan sebesar
0,951 KgF/cm2 atau 93,261 kPa. Dari praktikum ini telah dipahami cara mendesain dan
melakukan perhitungan secara rinci untuk mendapatkan hasil kuat tekan dari suatu bahan
atau benda.

5.2 Kritik dan Saran


Pada praktikum materi desain dan uji kuat menara kayu terdapat beberapa hal yang dapat
diperbaiki seperti pada sistem laporan, alangkah lebih baik apabila format tiket masuk berupa
mengerjakan laporan bab 1 dan 2. Hal tersebut dikarenakan, apabila pembuatan laporan
dibuat langsung dari bab 1 akan mempersulit para praktikan. Kemudian untuk pembuatan
video praktikum sendiri, lebih baik apabila tidak ada suara lain yang dapat mengganggu atau
membuat para praktikan kebingungan.
DAFTAR PUSTAKA

Irsan. 2014. Pengaruh Asam Sulfat (H2so4) Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Kayu
Kelapa. [Skripsi]. Makassar: Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Makassar.
Kistiani, F. 2006. Tinjauan Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Kayu Berdasarkan Pkki 1961, Sni M.
27 – 1991 – 03 Dan Sni M. 25 – 1991 – 03. Media Komunikasi Teknik Sipil. 14(2): 206-
213.
Li, D., dan Wong, L. N. 2013. The Brazilian Disc Test for Rock Mechanics Applications: Review
and New Insights. Rock Mech Rock Eng. 46: 269–287.
Riyamizard. 2019. Analisis Pengujian Brazilian Test Untuk Memprediksi Nilai Hubungan
Antara Blok Punch Index (Bpi), Point Load Index (Pli) Dan Analisis Stand Up Time
Lubang Bmk 34 Cv.Bara Mitra Kencana. [Skripsi]. Padang: Teknik pertambangan
Sekolah Tinggi Teknologi Industri.
Samui, p., Kim, D., Iyer, N. R., dan Chaudhary, S. 2020. New Materials in Civil Engineering.
Oxford: Butterworth-Heinemann.
Siagian, C., Dapas, S. O., dan Pandaleke, R. 2017. Pengujian Kuat Lentur Kayu Profil
Tersusun Bentuk Kotak. Jurnal Sipil Statik. 5(2): 95-102.
Wariyatno, N. G., dan Haryanto, Y. 2013. Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Sebagai Nilai
Estimasi Kekuatan Sisa Pada Beton Serat Kasa Aluminiumakibat Variasi Suhu.
Dinamika Rekayasa. 9(1): 21-28.
LAMPIRAN LITERATUR
LAMPIRAN DOKUMENTASI
KELAS Y
KELOMPOK Y5

DATA HASIL PRAKTIKUM


DESAIN DAN UJI KUAT TEKAN MENARA KAYU
A. LUAS MENARA BAGIAN ATAS
▪ balok 1
p : 6 cm
l : 6,1 cm
L1 = 36,6 cm2
03/ 08/ 2021
La = L1
La = 36,6 cm2

B. LUAS MENARA BAGIAN BAWAH


▪ balok 1
p : 6 cm
l : 5,9 cm
L1 = 35,4 cm2

Lb = L1
Lb = 35,4 cm2

C. LUAS TOTAL
A Total = La + Lb
A Total = 36,6 + 35,4
A Total = 72 cm2
P = 68,5 KgF
F= P
A
F = 68,5/ 72

F= 0,951 KgF/ cm2 atau 93,261 kPa

You might also like