You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era modern keperawatan ialah era perkembangan sistematik dari


keperawatan menuju kepada keperawatan sebagai profesi. Bermula dari
pandangan dan pernyataan dari Florence Nightingale yang mempunyai visi
yang sangat maju tentang keperawatan dalam perkembangan teori keperawatan
(Kusnanto, 2004).
Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan
disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan,
memperkirakan, dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang
dilakukan. Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan sehingga model keperawatan ini mengadung arti aplikasi
dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk
menerapkan cara mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai perawat.
Konsep Keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka
konseptual atau model keperawatan. Model konseptual keperawatan merupakan
suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan
perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk
bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peka
terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu
saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan. Pandangan model konsep
dan teori ini merupakan gambaran dari bentuk pelayanan keperawatan yang
akan diberikan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusi berdasarkan tindakan
dan lingkup pekerjaan dengan arah yang jelas dalam pelayanan keperawatan.

1
Dalam keperawatan terdapat beberapa model konsep keperawaratan
berdasarkan pandangan ahli dalam bidang keperawatan, yang memiliki
keyakinan, dan nilai yang mendasarinya,tujuan yang hendak dicapai serta
pengetahuan dan keterampilan yang ada.dan salah satunya adalah "Model
Konsep Dan Teori Keperawatan Florence Nightingale.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa yang menjadi Latar belakang teori Florence Nigtingale?
2) Apa Definisi dan konsep mayor ?
3) Bagaimana cara aplikasikan teori model keperawatan Florence
Nigtingale ?
4) Apa Kelemahan teori Florence Nigtingale ?
5) Apa Kelebihan teori Florence Nigtingale ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah :
1) Untuk mengetahui Latar belakang teori Florence Nigtingale
2) Untuk mengetahui Definisi dan konsep mayor
3) Dapat memahami cara mengaplikasikan teori model keperawatan
Florence Nigtingale
4) Untuk mengetahui Kelebihan teori Florence Nigtingale
5) Untuk mengetahui Kelemahan teori Florence Nigtingale

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Florence Nightingale


Florence Nightingale (lahir di Florence, Italia, 12 Mei 1820 – meninggal di
London, Inggris, 13 Agustus 1910 pada umur 90 tahun) yaitu pelopor perawat
modern, penulis dan mahir statistik. Dia dikenal dengan nama Bidadari Berlampu
(bahasa Inggris The Lady With The Lamp) atas jasanya yang tanpa kenal takut
mengumpulkan korban perang pada perang Krimea, di semenanjung Krimea,
Rusia.
Florence Nightingale menghidupkan kembali pemikiran penjagaan kesucian
rumah sakit dan kiat-kiat juru rawat. Dia memberikan penekanan kepada
pemerhatian teliti terhadap kepentingan pasien dan penyusunan laporan mendetil
memakai statistik sebagai argumentasi perubahan ke arah yang lebih patut pada
bidang keperawatan di depan pemerintahan Inggris.
Nightingale adalah wanita yang cantik dan diharapkan untuk berperilaku
seperti setiap wanita Victoria lainnya, mengisi waktunya sebelum menikah
dengan musik, membaca, bordir, dan belajar bagaimana menjadi nyonya rumah
yang sempurna (Brown, 1988) dalam (Alligood,2006).
Ketika Florence berusia 17 tahun ia mulai merasakan simpati terhadap
orang-orang disekitarnya, hingga akhirnya pada usia 24 tahun Florence
memutuskan untuk membantu rakyat di Rumah Sakit, namun hal tersebut
mendapat penolakan dari keluarganya sampai suatu ketika ia pergi ke
Kaiserworth, Jerman, untuk belajar keperawatan dari institusi diakones (Brown,
1988; Woodham-Smith, 1951) dalam (Alligood, 2010). Dia belajar di sana
selama 3 bulan dan kemudian kembali untuk melayani keluarganya, 2 tahun
sebelum dia diizinkan untuk praktek keperawatan (Brown, 1988; Woodham-
Smith, 1951) dalam (Alligood, 2010). Karena pekerjaannya di keperawatan dan
pendidikan keperawatan, ia dikenal sebagai pendiri keperawatan modern (Dennis

3
& Prescott, 1985; Henry, Woods & Nagelkerk,1990) dalam (Alligood, 2010).
Dia mulai sekolah keperawatan di Rumah Sakit St Thomas di Inggris dan
menulis banyak naskah tentang rumah sakit reformasi dan perawatan (Brown,
1988; Woodham-Smith, 1951) dalam (Alligood, 2010). Nightingale (1969)
menjelaskan bahwa “pengetahuan keperawatan berbeda dari pengetahuan
medis”.
Akhir hidup Florence Nightingale meninggal dalam tugasnya pada tanggal
13 Agustus 1910 pada usia 90 tahun karena penyakit tifus. Florence telah berjasa
besar bagi dunia medis, khususnya menetapkan fondasi keperawatan. Betapa
perawat adalah profesi yang penting dan harus diperlengkapi dengan pendidikan
khusus. Tidak heran, bila profesi ini kini menjadi profesi yang sangat mulia, jauh
melebihi pandangan masyarakat Inggris sebelumnya.

2.2 Sumber Teori Untuk Pengembangan Teori


Konsep Nightingale menempatkan lingkungan sebagai fokus asuhan
keperawatan dan perhatian di mana perawat tidak perlu memahami seluruh
proses penyakit merupakan upaya awal untuk memisahkan antara profesi
keperawatan dan kedokteran. Nightingale tidak memandang perawat secara
sempit yang hanya sibuk dengan masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi
lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan,
kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adekuat (Nightingale, 1860; Torres,
1986). Melalui observasi dan pengumpulan data, Nightingale menghubungkan
antara status kesehatan klien dengan faktor lingkungan dan, sebagai hasil, yang
menimbulkan perbaikan kondisi higiene dan sanitasi selama perang Crimean.
Torres mencatat (1986) mencatat bahwa nightingale memberikan konsep dan
penawaran yang dapat divalidasi dan digunakan untuk menjalankan praktik
keperawatan. Nightingale dalam teori deskripsinya memberikan cara berpikir
tentang keperawatan dan kerangka rujukan yang berfokus pada klien dan
lingkungannya (Torres, 1986). Surat Nightingale dan tulisannya tangannya

4
menuntun perawat untuk bekerja atas nama klien. Prinsipnya mencakup bidang
pelayanan, penelitian, dan pendidikan. Hal paling penting adalah konsep dan
prinsip yang membentuk dan melingkupi praktik keperawatan (marriner- tomey,
1994). Nightingale berpikir dan menggunakan proses keperawatan. Ia mencatat
bahwa observasi [pengkajian] bukan demi berbagai informasi atau fakta yang
mencurigakan, tetapi demi penyelamatan hidup dan meningkatkan kesehatan dan
keamanan.

2.3 Definisi Dan Konsep Mayor


1) Definisi Teori
Teori merupakan kumpulan konsep, definisi, dan usulan yang
memproyeksikan sebuah pandangan sistematis tentang suatu fenomena
dengan merancang hubungan khusus antar-konsep guna menggambarkan,
menjelaskan, memprediksi, dan/atau mengendalikan fenomena yang ada
(Asmadi, 2008).
Untuk memudahkan alur berpikir mengenai hubungan dan pengaruh logis
antar-konsep serta untuk merealisasikan teori keperawatan ke dalam praktik,
diperlukan suatu model keperawatan. Keperawatan sebagai ilmu dan profesi
harus didukung oleh teori dan model konseptual agar pelayanan keperawatan
yang diberikan semakin professional (Asmadi, 2008).
Florence Nightingale adalah salah satu perawat pertama untuk
mendokumentasikan dampak lingkungan yang dibangun terhadap pasien.
Selain menulis tentang sanitasi, tingkat infeksi, dan ventilasi, Nightingale
memahami bahwa aspek lingkungan seperti warna, suara, dan cahaya,
bersama dengan kehadiran perawat, memberikan kontribusi untuk
mendapatkan kesehatan Florence Nightingale, yang kita kenal sebagai
perawat yang membangun landasan teori bagi profesi keperawatan,
mengembangkan dan menerbitkan suatu filosofi dan suatu teori tentang
hubungan antara kesehatan dan keperawatan (Soemowinoto, 2008). Titik

5
berat teori ini adalah pada aspek lingkungan. Nightingale meyakini bahwa
kondisi lingkungan yang sehat penting untuk penanganan perawatan yang
layak.

2) Konsep mayor teori Florence Nightingale


Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan sebagai
fokus asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh
proses penyakit model konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi
keperawatan dan kedokteran.
Orientasi pemberian asuhan keperawatan/tindakan keperawatan lebih
diorientasikan pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan,
kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang kuat (jumlah vitamin atau mineral
yang cukup), dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan
tindakan pengobatan semata, upaya teori tersebut dalam rangka perawat
mampu menjalankan praktik keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan
profesi lain. Model konsep ini memberikan inspirasi dalam perkembangan
praktik keperawatan, sehingga akhirnya dikembangkan secara luas,
paradigma perawat dalam tindakan keperawatan hanya memberikan
kebersihan lingkungan adalah kurang benar, akan tetapi lingkungan dapat
mempengarui proses perawatan pada pasien, sehingga perlu diperhatikan.
Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam konteks
lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan
psiklologis dan lingkungan sosial.

a. Lingkungan fisik (Physical environment)


Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan
ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap
lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien
dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap,

6
bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara
bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat
sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang
lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur
harus memberikan keleluasaan pasien untuk beraktivitas. Tempat tidur
harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan
bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa
supaya mendapat ventilasi.

b. Lingkungan psikologi (Psychology environment)


Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang
negatif dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk
terhadap emosi pasien. Oleh karena itu, ditekankan kepada pasien
menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan
yang cukup dan aktivitas manual dapat merangsang semua faktor
untuk dapat mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien
dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh,
komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus.
Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya
sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila
dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien.
Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk muluk,
menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu,
membicarakan kondisi-kondisi lingkungan dimana dia berada atau
cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik
dapat memberikan rasa nyaman.

7
c. Lingkungan Sosial (Social environment)
Observasi (pengamatan) dari lingkungan sosial terutama hubungan
spesifik (khusus), kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan
dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit.
Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan
observasi (pengamatan) dalam hubungan dengan kasus-kasus secara
spesifik lebih sekadar data-data yang ditunjukan pasien pada
umumnya. Seperti juga hubungan komunitas dengan lingkungan sosial
dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungan individu pasien yaitu
lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan
rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas
yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.

2.4 Paradigma Keperawatan Teori F.Nightingale


Paradigma Keperawatan Florence Nightingale berorientasi pada lingkungan.
Dia percaya bahwa lingkungan pasien harus diubah untuk memungkinkan alam
untuk bertindak atas pasien (McKenna, 1997; Nightingale, 1969). Dalam
Alligood, 2006).
Menurut Nightingale ada empat komponen paradigma keperawatan, yaitu :

2.4.1 Manusia
Manusia mencerminkan tiga komponen, yaitu body, mind, and spirit.
Ketiga komponen tersebut saling berpengaruh dan menjadi satu kesatuan.
Manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus terpenuhi.
Kebutuhan kebutuhan tersebut melipupi kebutuhan bio-
psiko,sosio,spiritual, kultural (Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Ners,
2012). Manusia mencari dan menggunakan sumber-sumber yang
diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan kebutuhan dasarnya.

8
Keperawatan melihat manusia sebagai seorang klien yang menjadi sasaran
utama dalam memberikan pelayanan kesehatan. Hal ini tidak jauh berbeda
dengan pandangan Nightingale mengenai manusia. Nightingale melihat
manusia sama seperti seorang klien. Konsep manusia menurut Nightingale,
yaitu hubungan timbal balik manusia dengan lingkungannya (Yetti, 2014).

Nightingale dikenal dengan teori keperawatannya yang berlandaskan


pada lingkungan sekitar pasien. Lingkungan yang dimaksud oleh Florence,
yaitu lingkungan fisik yang meliputi kebutuhan dasar manusia. Hal ini
dikarenakan situasi Nightingale yang berada pada situasi perang. Konsep
manusia dalam keperawatan menjadikan manusia sebagai pusat dalam
pemberian asuhan keperawatan dan landasan dalam praktik/asuhan
keperawatan. Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya
dan hal ini dapat mempengaruhi status kesehatannya. Nightingale telah
menginspirasi dunia keperawatan melalui pemikiran pemikiran hebatnya.
Nightingale beranggapan bahwa setiap manusia merupakan individu yang
berbeda. Nightingale berfokus pada tujuan dalam meningkatkan
kesembuhan klien, yaitu lebih bertindak produktif dan memberikan asuhan
keperawatan yang lebih efisien. Hal ini yang menganjurkan perawat untuk
bertanya pendapat klien mengenai asuhan/pelayanan keperawatan yang
diberikan sudah sesuai dengan kondisi klien atau belum. Nightingale
menekankan bahwa perawat mengontrol dan bertanggung jawab terhadap
lingkungan internal dan eksternal klien. Hal ini secara langsung
mengharuskan perawat untuk mampu mengendalikan keinginan pribadi
dan perilaku masing-masing individu. Nightingale menekankan untuk
dapat menghargai setiap orang dari berbagai latar belakang dan tidak
menghakimi orang lain.

9
2.4.2 Sehat-Sakit
Kesehatan adalah karunia Tuhan yang harus disyukuri, dipelajari,
dilindungi, dan ditingkatkan. Kesehatan adalah hak asasi dan sekaligus
inverstasi serta modal utama untuk berkarya dan beraktifitas serta
produktif merupakan tujuan hidup manusia. Sehat adalah keadaan
seseorang yang dapat memenuhi kebutuhan pokoknya sebagai umat
manusia sesuai dengan tingkat dan derajat masing-masing. Sehat yaitu
individu yang mampu memanipulasi pengaruh lingkungan tanpa
menimbulkan ketegangan serta tidak menimbulkan ketidak seimbangan
pada dirinya. Sehat adalah adanya keseimbangan komponen komponen
biologis, psikologis, sosial budaya dan spritual individu. Nightingale
mendefinisikan sehat sebagai suatu keadaan baik dan menggunakan
semua kekuatan atau sumber untuk memenuhi kebutuhan hidup (Alligood
dan Tomey, 2010). Nightingale juga mendefinisikan kesehatan sebagai
kondisi sejahtera dan mampu memanfaatkan setiap daya yang dimiliki
hingga batas maksimal, sedangkan penyakit merupakan proses perbaikan
yang dilakukan tubuh untuk membebaskan diri dari gangguan yang
dialami sehingga individu dapat kembali sehat (Asmadi, 2008). Sakit
adalah keadaan yang disebabkan oleh berbagai macam dapat
menimbulkan gangguan terhadap susunan jaringan tubuh, baik fungsi
jaringan itu sendiri maupun fungsi tubuh. Nightingale melihat penyakit
sebagai proses pergantian atau perbaikan (reparative process) (Kusnanto,
2004). Konsep sehat-sakit Nightingale berfokus pada perbaikan untuk
sehat. Asumsi sehat-sakit Nightingale ialah perawatan sebagai wujud
tanggung jawab seseorang terhadap kesehatan. Manfaat teori ini ialah
menjadi suatu pijakan bagi pengembangan teori keperawatan sesudahnya,
dapat diterapkan dengan modifikasi dalam banyak tatanan keperawatan,
mendorong pemikiran produktif bagi perawat dan profesi keperawatan

10
(Asmadi, 2008).

2.4.3 Lingkungan
Lingkungan adalah semua kondisi yang mungkin mempengaruhi klien
dan tempatnya berada, dimana terdapat kebutuhan pelayanan kesehatan.
Terdapat hubungan berkelanjutan antara klien dan lingkungan. Hubungan
tersebut dapat berupa pengaruh positif dan negative pada tingkat kesehatan
manusia dan kebutuhan pelayanan kesehatan. Selain itu, semua faktor-
faktor di rumah, tempat kerja, atau komunitas juga mempengaruhi tingkat
kesehatan klien dan kebutuhan pelayanan kesehatan. Dengan meyakini
pentingnya faktor kondisi lingkungan yang sehat berhubungan dengan
status kesehatan klien. Didalamnya terdapat banyak komponen lingkungan
yang penting yang berpengaruh pada kesehatan, seperti udara segar, air
bersih, saluran pembuangan yang efisien, kebersihan, cahaya, dll. Dengan
aspek komponen lingkungan yang paling diutamakan oleh Nightingale
ketika melakukan perawatan terhadap klien yaitu ventilasi yang cukup bagi
klien. Pada Meleis (2006) menyebutkan bahwa konsep Nightingale tentang
lingkungan berfokus pada pelayanan keperawatan dan sarannya, bahwa
perawata tidak perlu mengatahui semua tentnag proses penyakit yang
merupakan awal usaha untuk membedakan antara keperawatan dengan
kedokteran, seperti penyediaan udara segar, pencahayaan, kehangatan,
sanitasi, ketenangan, dan nutrisi yang kuat (Nightingale, 1860).

2.4.4 Keperawatan
Keperawatan adalah suatu profesi yang mengabdi pada manusia dan
kemanusiaan, mendahulukan kepentingan kesehatan masyarakat diatas
kepentingan sendiri, menggunakan pendekatan holistic, bentuk
pelayanannya bersifat humanistik, dilaksanakan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatannberpegang pada standar asuhan keperawatan serta

11
menggunakan kode etik keperawatan sebagai tuntutan utama melaksanakan
asuhan keperawatan. Teori Nightingale dan kaitannya dengan keperawatan,
Nightingale merupakan pelopor model awal keperawatan.

2.5 Aplikasi Proses Keperawatan


Membuat pasien merasa nyaman dan tenang di lingkungan rumah sakit
merupakan hal yang perlu dilakukan. Cara yang dilakukan untuk membuat pasien
merasa nyaman, pada saat memberi makanan di rumah sakit misal dengan
membersihkan meja tempat tidur dan yakinkan ada tempat untuk semua piring.
Makanan harus di hidangkan pada nampan bersih dan harus terlihat menarik.
Yakinkan ada alat makan yang digunakan. Melalui observasi dan pengumpulan
data Nightingale menghubungkan antara status kesehatan klient dengan faktor
lingkungan dan sebagai hasil yang menimbulkan perbaikan kondisi higiene dan
sanitasi selama perang Crimean. Kondisi higene penting untuk membantu pasien
tetap bersih dan untuk merawat kulit, mulut, rambut, mata, telinga, kuku. Di
jaman sekarang ketika seseorang sakit, akan sulit memikirkan tentang mandi atau
menyikat gigi atau membersihkan kuku, bernapas atau mengatasi nyeri tampak
lebih penting. Oleh karena itu, perawat perlu melihat apakah pasien dapat
mebersihkan diri mereka sendiri dan membantu mereka bila mungkin. Penting
untuk menanyakan pasien apa yang biasanya mereka lakukan dan bagaimana
mereka menginginkan bantuan. Praktek budaya dan agama dapat membedakan
praktek higiene. Higiene adalah sangat pribadi dan masing-masing individu
mempunyai ide yang berbeda-beda tentang apa yang mereka ingin lakukan. Jika
memungkinkan, perawat harus membantu pasien memenuhi kebutuhan
pribadinya daripada melakukan standard rutin.
Florence Nightingale memfokuskan beberapa komponen dalam merawat
pasien yang diterapkan dalam keperawatan saat ini, dalam hal ini ventilasi
menjadi pokok utama dalam menentukan penyembuhan pasien.

12
1. Udara segar
Florence berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar secara terus
menerus merupakan prinsip utama dalam perawatan. Oleh sebab itu, setiap
perawat harus menjaga udara yang harus dihirup klien tetap bersih,
sebersih udara luar tanpa harus membuatnya kedinginan
2. Air
Ketersediaan air bersih sangat diperlukan dalam pemulihan suatu penyakit
pada pasien. Oleh karena itu, perawat harus berusaha dengan baik agar air
tetap terjaga kebersihannya. Saluran pembuangan yang efesien
3. Saluran pembuangan yang efisien
Dalam hal perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan
keadaan normalnya, jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran
sehingga terpenuhinya kebutuhan pasien secara efisien.
4. Kebersihan
Kebersihan merupakan hal yang terpenting dalam merawat pasien.
Perawat memerlukan kebersihan yang optimal agar mempercepat proses
penyembuhan. Focus perawatan klien menurut Nightingale adalah pada
kebersihan. Ia berpendapat, kondisi kesehatan klien sangat dipengaruhi
oleh tingkat kebersihan, baik kebersihan klien, perawat maupun
lingkungan. Kebersihan
5. Cahaya
Komponen lain yang tidak kalah penting dalam perawatan klien adalah
cahaya matahari. Nightingale yakin sinar matahari dapat memberi manfaat
yang besar bagi kesehatan klien. Karenanya, perawat juga perlu membawa
klien berjalan-jalan keluar untuk merasakan sinar matahari selama tidak
terdapat kontraindikasi (suatu hal yang tidak boleh dilakukan). Perawat
adalah orang yang membantu proses penyembuhan penyakit, tetapi tidak
untuk menyembuhkan penyakit. Ini karena tugas seorang perawat adalah

13
merawat orang yang sakit dan dokter adalah orang yang berperan penting
dan sangat membantu dalam proses penyembuhan penyakit. Itulah beda
perawat dan dokter. Perawat juga bukan hanya memberikan obat untuk
menyembuhkan penyakit kepada si pasien, tetapi mereka juga harus bisa
membuat lingkungan fisik, psikologis, sosial pasien sembuh. Setelah
mereka merasa sehat atau sembuh dari penyakit baik lahir maupun batin
mereka tenang dan nyaman. Pada saat pasien berada di rumah sakit pun
perawat di tuntut untuk memberikan kenyamanan bagi pasien, artinya kita
bisa meringankan.

2.6 Kelebihan dan kelemahan


a. Kelebihan teori Florence Nigtingale
1) Salah satu kisah fakta yang mencetuskan teori modern dalam dunia
keperawatan.
2) Pada zaman keperawatan Florence Nightingale memandang pasien
dalam kontek keseluruhan lingkungan yaitu lingkungan fisik,
psikologis, sosial.
3) Florence Nightingale memandang perawat tidak hanya sibuk dengan
masalah pemberian obat dan pengobatan saja, tetapi lebih berorientasi
pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan,
ketenangan, dan nutrisi adekuat.
4) Pengkajian atau observasi yang dilakukan Florence Nightingale bukan
demi berbagai informasi atau fakta yang mencurigakan, tetapi demi
penyalamatan hidup dan meningkatkan kesehatan dan keamanan.
5) Semua tindakan yang dilakukan penuh kasih sayang dan bekerja untuk
Tuhan Y.M.E.
6) Asuhan keperawatan yang diberikan penuh dengan semangat semata-
mata untuk kesembuhan pasien.

14
b. Kelemahan teori Florence Nigtingale

1) Teori Keperawatan Florence Nightingale sempat diragukan


kemampuannya.
2) Perawat pada saat itu dianggap pekerjaan remeh dan disepelekan oleh
banyak orang.
3) Kurangnya dukungan dari perawat lain dalam proses pelayanan dan
perkembangannya saat itu.
4) Kurangnya sarana dan pra-sarana yang menunjang.

15
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan adalah sebagai
fokus asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses
penyakit model konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan
dan kedokteran. Orientasi pemberian asuhan keperawatan/tindakan keperawatan
lebih diorientasikan pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan,
kebersihan, ketenangan, dan nutrisi yang adequate, dengan dimulai dari
pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata, upaya teori
tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik keperawatan mandiri
tanpa tergantung dengan profesi lain.
Model konsep ini memberikan inspinisi dalam perkembangan praktik
keperawatan, deum terligno sehingga akhirnya dikembangkan secara luas,
paradigma perawat dalam tindakan pls Inmigo keperawatan hanya memberikan
kebersihan lingkungan adalah kurang benar, akan tetapi lingkungan dapat
memengaruhi proses perawatan pada pasien, sehingga perlu diperhatikan

3.2 Saranl
Dalam praktik pelayanan kesehatan sehari-hari perlu adanya penerapan teori
modern nursing ini oleh perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap pasien. Selain itu, perawat perlu memahami lebih dalam lagi tentang
teori keperawatan menurut florence nightingale ini, supaya dapat meningkatkan
kualitas pelayanan terhadap klien/pasien.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat. Alimul. Aziz. A. Konsep Dasar Keperawatan Edisi 2. (2008:53). Jakarta.


Selemba Medika.

Viya . Diva. Konsep Dasar Keperawatan. (2017:25). Yogyakarta. Anak Hebat


Indonesia.

Sasyono. Didik. Dkk. (2017). Teori Florence Nightingale. Madura. Universitas Ilmu
Kesehatan Ngudia Husada Madura. Diunduh melalui :
https://ahmadjamal09.blogspot.com/2017/12/teori-florencenightingale.html?m=1.
Diakses pada tanggal 22 Oktober 2022 Pukul 10.00 WIB.

Sovya. (2012). Makalah Falsafah Dan Teori Keperawatan Florence Nightingale.


Jakarta. Diunduh melalui : https://www.scribd.com/document/428025876/Makalah-
Falsafah-Dan-Teori-Keperawatan-Florence-Nightingale . Diakses pada tanggal 22
Oktober 2022 Pukul 13.00 WIB.

17

You might also like