You are on page 1of 15

MAKALAH EKOLOGI HEWAN

APLIKASI EKOLOGI HEWAN DALAM KEHIDUPAN

Disusun Oleh :

Kelompok 11

Denti Febriana Jayanti (1984205015)

Piki Ananda Eka Nur Safitri (1984205020)

Nadiah Giade (1984205031)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan
limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas
dari mata kuliah Evolusi dengan judul “perkembangan menuju manusia modern”
dengan tepat waktu.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan


baik dalam segi materi maupun teknis penulisan, mengingat akan kemampuan
yang penulis miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Penulis menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak


yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, Demikian, semoga
makalah ini dapat bermanfaat.

Bengkulu, November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusa Masalah ..................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
A. Aplikasi pada bidang pertanian ............................................................................... 3
B. Aplikasi pada bidang kesehatan .............................................................................. 5
C. Aplikasi pada bidang industri.................................................................................. 6
D. Aplikasi pada bidang kehutanan ............................................................................. 6
E. Aplikasi pada bidang peternakan ............................................................................ 8
F. Aplikasi pada bidang perikanan .............................................................................. 9
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 11
B. Saran ..................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah organisme heterotrof di bumi. Ilmu pengetahuan
dan teknologi yang semakin maju menyebabkan manusia mengeksplorasi,
mengolah dan memanfaatkan segala sesuatu yang ada di lingkungannya
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga dengan mudah mengubah
kondisi lingkungannya sesuai keinginannya.
Akibat kegiatan manusia tersebut adalah pencemaran lingkungan
oleh limbah buangan industri, kelangkan dan kepunahan species berbagai
organisme, terjadinya perubahan pola cuaca maupun iklim, semakin
lebarnya lubang ozon, timbulnya berbagai jenis penyakit yang berbahaya
dan lain-lain.
Menghadapi tantangan tersebut, ekologi sangat berperan, misalnya
penelitian-penelitian yang menghasilkan pemahaman mengenai berbagai
aspek ekologi dari suatu populasi, komunitas ataupun ekosistem sehingga
faktor-faktor penting dapat diketahui dengan tepat serta menghasilkan
peramalan yang lebih akurat.
Hal ini dapat mendukung upaya-upaya yang akan dilakukan
manusia, karena adanya acuan yang lebih baik untuk mencegah terjadinya
perubahan-perubahan maupun kerusakan yang dapat merugikan kondisi
lingkungan serta menjaga kesinambungan ketersediaan sumber daya agar
lestari dan pemanfaatannya dapat berkelanjutan.
Ekologi hewan bagi manusia cukup penting artinya dalam memberi
nilai-nilai terapan dalam kehidupan manusia. Manfaat tersebut terutama
menyangkut masalah-masalah pertanian, perkebunan, peternakan,
perikanan, kesehatan, serta pengolahan dan konservasi satwa liar. Kisaran
toleransi dan faktor-faktor pembatas telah banyak diterapkan dalam
bidang-bidang tersebut.

1
B. Rumusa Masalah
1. Pengaplikasian ekologi hewan pada bidang pertanian
2. Pengaplikasian ekologi hewan pada bidang kesehatan
3. Pengaplikasian ekologi hewan pada bidang industri
4. Pengaplikasian ekologi hewan pada bidang kehutanan
5. Pengaplikasian ekologi hewan pada bidang peternakan
6. Pengaplikasian ekologi hewan pada bidang perikanan

C. Tujuan
1. Menjelaskan aplikasi ekologi hewan pada bidang pertanian
2. Menjelaskan aplikasi ekologi hewan pada bidang kesehatan
3. Menjelaskan aplikasi ekologi hewan pada bidang industri
4. Menjelaskan aplikasi ekologi hewan pada bidang kehutanan
5. Menjelaskan aplikasi ekologi hewan pada bidang peternakan
6. Menjelaskan aplikasi ekologi hewan pada bidang perikanan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Aplikasi pada bidang pertanian


a) Membantu pengendalian hama dan penyakit tanaman
Sejumlah besar penyakit disebarkan oleh vektor. Studi ekologi
menawarkan cara-cara baru dalam dunia memahami bagaimana hama
dan vektor berperilaku sehingga memperlengkapi manusia dengan
pengetahuan dan teknik tentang cara mengelola hama dan penyakit.
Sebagai contoh, pengendalian hama tikus di lahan pertanian
dengan menggunakan musuh alaminya seperti burung hantu.
Hal yang sama berlaku untuk penyakit dan hama tananam lain.
Dengan memahami siklus hidup maupun musuh alaminya, ia telah
menciptakan cara yang mengesankan untuk mengendalikan hama
b) Sebagai indikator kualitas air
Beberapa tingkat pencemaran bahan organik dalam air tawar dan
fauna makro invertebrata yang terkait sebagai indikator biologi, antara
lain pada limbah organik tinggi maka fauna makro invertebrata sebatas
golongan cacing dari genus Tubifex dan Limnodrillus. Sedangkan
pada zona air yang sudah pulih spesies yang khas adalah Asellus
aquaticus, Chiromus, juga lintah dan molusca. Hewan makro
invertebrata untuk indikator biologis pencemaran organik ini, pada
beberapa tingkatan stadium terbagi, antara lain :
• Indikator air bersih seperti Ephemera, Ecdyonurus, Leuctra,
Nemurella, dan Perla.
• Indikator pencemaran ringan Amphinemura, Ephemerella, Caenis,
Gamarus, baetis, Valvata, Bythynea, Hydropsyche, Limnodrius,
Rhyacophyla, dan Sericostoma.
• Indikator pencemaran sedang antra lain Asellus, Sialis, Limnaea,
Physa, dan Spaerium.
• Indikator pencemaran berat, seperti Nais, Chironomous, Tubifex,
Chronomous, dan Eristalis

3
Dengan mengetahui kualitas air yang baik maka para petani tidak
dirisaukan oleh air yang tercemar karena mengandung bahan kimia
yang berbahaya bagi tanamannya.
c) Sebagai bioindikator kesuburan tanah
Populasi hewan tanah sangat erat hubungannya dengan keadaan
lingkungan dimana hewan itu berada. Hewan tanah bereaksi cepat
terhadap perubahan lingkungan, baik yang datang dari tanah, faktor
iklim dan pengelolaan tanah sesuai kemampuan mempertahankan
dirinya. Dengan perkataan lain keberadaan dan kepadatan populasi
suatu jenis fauna tanah di suatu daerah sangat tergantung dari faktor
lingkungan, yaitu lingkungan biotik dan lingkungan abiotik.
Nematoda tanah merupakan salah satu contoh hewan tanah yang
digunakan sebagai bioindikator untuk mengukur tingkat pencemaran
tanah. Keberadaan Nematoda tanah dapat meningkatkan kandungan
nutrisi pada tanah yang akan menyebabkan tanah menjadi subur.
Populasi hewan tersebut dipengaruhi oleh kondisi tanah habitatnya,
seperti suhu, kelembapan, pH, salinitas, aerasi, dan tekstur tanah.
Beberapa kriteria yang dipenuhi oleh nematoda tanah, sehingga dapat
dijadikan sebagai bioindikator, yaitu
a. Memiliki keanekaragaman yang tinggi, mudah diekstraksi dari
tanah, relatif mudah diidentifikasi, berperan dalam jaring makanan,
waktu generasi hidup yang relatif singkat, menunjukkan respons yang
spesifik terhadap berbagai gangguan tanah, dan kemampuan berkoloni
yang tinggi
b. Memiliki kulit yang permeabel, sehingga peka terhadap polutan
c. Kehidupan hewan ini sangat tergantung pada habitatnya, yang
mempengaruhi keberadaan dan kepadatan populasinya

4
B. Aplikasi pada bidang kesehatan
a) Membantu memecahkan masalah kesehatan
Banyak masalah kesehatan yang merupakan penyakit menular
berasal dari interaksi antara manusia dengan hewan. Hal ini tentu saja
dapat dihindari atau diatasi bila kita mengetahui konsep ilmu ekologi
tentang bagaimana makhluk idup berinterkasi dengan lingkungannya.
Berikut adapah contoh manfaat ekologi dalam bidang kesehatan.
▪ Demam berdarah
Jelas kita ketahui bahwa demam berdarah disebab kan oleh virus
Dengue dan disebarkan oleh nyamuk Aedes aygepti. Nyamuk ini
memiliki habitat air bersih yang menggenang untuk bertelur. Kita
dapat memutus persebaran penyakit ini misalnya dengan mencegah
agar nyamuk tidak dapat bertelur dengan menutup atau memberi
insektisida pada bak.
▪ AIDS
Salah satu konsep asal muasal AIDS adalah transfer HIV dari
simpanse tehadap manusia. Hal ini dapat terjadi karena di Afrika
sana, manusia dan simpanse hidup berdekatan. Dengan adanya
ilmu ekologi seharusnya transmisi ini dapat dicegah dengan
membatasi interaski antara populasi manusia dengan simpanse.
b) Memberikan kontribusi biomedis
Para ahli ekologi telah menemukan bahwa banyak tumbuhan dan
hewan menghasilkan bahan dalam arti kimia yang melindungi mereka
dari pemangsa dan penyakit. Beberapa bahan kimia yang sama ini
telah disintesis oleh para ilmuwan atau dipanen dari organisme dan
digunakan untuk mengobati penyakit manusia.
Contohnya adalah zat yang ditemukan dalam kepiting tapal kuda,
hemolymph, yang digunakan dalam perawatan penyakit leukemia.
Contoh lainnya ekstrak bubuk cacing tanah merah (Lumbricus
rubellus) yang dapat menjadi obat penyakit tipes. Hasilnya, ekstrak

5
cacing tanah merah mengandung asam fenolat dan menunjukkan efek
antioksidan

C. Aplikasi pada bidang industri


Makhluk hidup baik hewan, tumbuhan, dan mikroba ternyata
sangat berguna untuk diaplikasikan dalam proses industri.
Pengeksplorasian ini tentu akan menghasilkan organisme baru yang
memiliki kemapuan khusus sesuai habitatnya. Hal ini membuka
kesempatan kita untuk memanfaatkannya di bidang industri. Selain itu
komunitas suatu organisme dapat dimanfaatkan dalam suatu proses
industri.
Berikut adalah beberapa contoh pengaplikasian ekologi di bidang industri.
• Bioteknologi
Dalam industri bioteknologi dikenal suatu prosedur PCR. PCR ini
tak akan dapat dilakukan tanpa enzim tahan panas yang berasal
dari organisme Thermus aquaticus. Organisme ini berhabitat asli di
kawah gunung berapi dasar laut. Karena itulah enzim dari
orgnisme ini menjadi tahan panas dan dapat digunakan dalam
industri.
• Fermentasi
Proses pembuatan wine, keju, bahkan tapai membutuhkan
komunitas mikroorganisme yang beinteraksi sinergisme dalam
proses fermentasi. Dengan mempelajari ilmu ekologi, kita dapat
menentukan mikroorganisme apa saja yang berperan dan
komposisinya.

D. Aplikasi pada bidang kehutanan


a) Membantu manajemen satwa liar
Konservasi keanekaragaman hayati termasuk satwa liar terbaik
yaitu di habitat alaminya atau konservasi insitu. Sebab, satwa liar jadi
dapat menyesuaikan diri secara langsung adan berevolusi dengan
seluruh proses dinamika lingkungan yang yang terjadi.

6
Namun, hewan langka atau spesies yang terancam punah dengan
populasi kecil, sementara perkembangan populasinya lambat, butuh
campur tangan manusia melalui konservasi di luar habitat alaminya
atau konservasi eksitu.
Tujuan lembaga konservasi yaitu pengembangbiakan terkontrol
dan penyelamatan tumbuhan serta satwa dengan mempertahankan
kemurnian jenisnya.
Lembaga konservasi juga berfungsi sebagai tempat pendidikan,
peragaan, penitipan sementara, sumber indukan, dan cadangan genetik
untuk mendukung populasi di habitat aslinya, sarana rekreasi yang
sehat, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Lembaga konservasi terbagi dua, yaitu untuk kepentingan umum
dan khusus. Lembaga konservasi untuk kepentingan umum terdiri atas:
• Taman safari
• Kebun binatang
• Taman satwa
• Taman satwa khusus
• Museum zoologi
Lembaga konservasi untuk kepetingan khusus adalah lembaga
yang befokus pada fungsi penyelamatan atau rehabilitasi satwa.
Lembaga konservasi untuk kepentingan khusus yaitu :
• Pusat penyelamatan satwa
• Pusat pelatihan satwa khusus
• Pusat rehabilitasi satwa
b) Mengetahui keanekaragaman dan kepadatan populasi
Tinggi rendahnya jumlah individu populasi suatu spesies hewan
menunjukkan besar kecilnya ukuran populasi atau tingkat kelimpahan
populasi itu. Area suatu populasi tidak dapat ditentukan batansnya
secara pasti, sehingga kelimpahan (ukuran) populasi pun tidak
mungkin dapat ditentukan. Hal demikian terutama berlaku bagi
populasi alami hewan-hewan bertubuh kecil, terlebih yang nocturnal

7
atau tempat hidupnya sulit dijangkau. Maka, digunakan pengukuran
tingkat kelimpahan populasi per satuan ruang dari yang ditempati yaitu
kerapatannya (kepadatannya).
Perhitungan populasi baik untuk hewan maupun tumbuhan
dapat dilaksanakan secara langsung dan tidak langsung. Secara tidak
langsung yaitu dengan perkiraan besarnya populasi sedemikian rupa
sesuai dengan sifat hewan atau tumbuhan yang dapat dihitung.
Misalnya untuk sampling populasi rumput dipadang rumput dapat
digunakan metode kuadrat rumput, untuk hewan-hewan besar dapat
dilakukan dengan metode track count atau fecal count, sedangkan
untuk hewan yang relatif mudah ditangkap misalnya tikus, belalang
atau rumput dapat diperkirakan populasinya dengan metode capture
mark release recapture (CMMR) (Tim Penyusun Ekologi, 2006).

E. Aplikasi pada bidang peternakan


a) Memahami penyesuaian diri ternak terhadap lingkungannya
Adaptasi atau penyesuaian diri ternak terhadap lingkungan adalah
suatu fungsi, bentuk atau sifat tingkah laku yang dilakukannya untuk
bertahan hidup dan/atau melakukan reproduksi dalam lingkungan
tertentu, khususnya dalam keadaan lingkungan yang ekstrim. Kriteria
yang digunakan untuk mengukur kemampuan adaptasi ternak adalah
kelangsungan hidup ternak.
Pengaruh lingkungan yang tidak baik pada ternak akan
mengakibatkan perubahan status fisiologis, yang disebut stres atau
cekaman. Dalam istilah asing sering terdapat kata stres, distres, dan
strain. Pada dasarnya pengertian dan tujuannya sama. Hanya saja stres
dan distres dapat langsung diukur, sedangkan strain secara fisik tidak
dapat diukur, namun manifestasinya dapat diukur.
Stres banyak sekali penyebabnya. Emosi dan faktor fisiologis dapat
menyebabkan stres pada manusia. Salah satu penyebab stres pada
ternak adalah situasi dan kondisi lingkungan yang dapat menyebabkan

8
stres bagi ternak timbul dari berbagai faktor, di antaranya teknik
peternakan, iklim atau cuaca, kandang makanan, antimetabolit, tingkah
laku ternak, serta berbagai interaksi, seperti antara makanan dengan
lingkungan, antara cuaca dengan lingkungan, dan antara faktor genetik
dengan lingkungan.
Terdapat berbagai cara untuk mengatasi atau mengurangi stres
pada ternak, di antaranya dengan melakukan penyesuaian diri yang
optimal dari ternak tersebut terhadap lingkungannya melalui adaptasi
(genetik ataupun fenotipik), aklimasi, aklimatisasi, dan habituasi.
Individu ternak yang mengalami stres, tingkah laku hidupnya akan
berubah. Perubahan tersebut tampak pada tingkah laku makan, minum,
tidur, aktivitas seksual, dan gerak-geriknya. Akibatnya, produktivitas,
reproduktivitas dan daya tahan tubuhnya menurun atau merosot. Jika
konsumsi ransum turun maka produksi daging, telur, susu, wol, dan
anak akan turun pula. Demikian pula, apabila konsumsi air turun maka
konsumsi makanan atau ransum juga akan turun. Tubuh yang kurang
memperoleh zat-zat makanan dan minuman, akan rentan terhadap
serangan berbagai penyakit. Akibatnya, akan terjadi morbiditas (sakit-
sakitan) yang tinggi, bahkan mungkin mortalitas (kematian). Ternak
yang morbid, efisiensi penggunaan makanan atau
konversi makanannya menjadi jelek. Jika sampai terjadi hal seperti itu
maka peternak akan mengalami kerugian.

F. Aplikasi pada bidang perikanan


a) Meningkatkan populasi ikan
Pemuliaan dan pemeliharaan ikan disebut perikanan. Saat ini sudah
banyak terjadi over fishing di sungai, danau dan laut. Karena itu,
populasi ikan menurun di perairan ini. Prinsip-prinsip ekologis
membantu menjaga populasi ikan di sungai, kolam, dan danau.
Kebiasaan makan, fisiologi pemuliaan dan habitat ikan sedang
dipelajari.

9
Ikan dibudidayakan di kolam. Mereka diberi nutrisi yang sesuai
dan faktor ekologis lainnya yang diperlukan untuk pertumbuhan
mereka. Oksigen merupakan faktor pembatas di tambak. Oleh karena
itu, oksigen disuplai secara artifisial. Ikan menetas di tempat penetasan
khusus. Langkah-langkah ini telah meningkatkan populasi ikan.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ekologi hewan memiliki banyak sekali manfaat bagi kehidupan


manusia, baik secara langsung maupun tidak. Ekologi Hewan adalah suatu
cabang biologi yang khusus mempelajari interaksi-interaksi antara hewan
dengan lingkungan biotic dan abiotik secara langsung maupun tidak
langsung meliputi sebaran (distribusi) maupun tingkat kelimpahan hewan
tersebut.

Sasaran utama ekologi hewan adalah pemahaman mengenai aspek-


aspek dasar yang melandasi kinerja hewan-hewan sebagai individu,
populasi, komunitas dan ekosistem yang ditempatinya, meliputi
pengenalan pola proses interaksi serta faktor-faktor penting yang
menyebabkan keberhasilan maupun ketidakberhasilan organisme-
organisme dan ekosistem-ekosistem itu dalam mempertahankan
keberadaannya.

Ekologi hewan bagi manusia cukup penting artinya dalam memberi


nilai-nilai terapan dalam kehidupan manusia. Manfaat tersebut terutama
menyangkut masalah-masalah pertanian, perkebunan, peternakan,
perikanan, kesehatan, serta pengolahan dan konservasi satwa liar. Kisaran
toleransi dan faktor-faktor pembatas telah banyak diterapkan dalam
bidang-bidang tersebut.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih


banyak kekurangan dari segi penulisan dan pemaparan materi. Oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun, sehingga penulisan makalah ini dapat tercipta
menjadi lebih baik.

11
.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2022. “15 Manfaat Ekologi dalam Berbagai Bidang Kehidupan”.


Diakses pada tanggal 23 November 2022 dari
https://gurusains.com/manfaat-ekologi/
Anonim. 2022 “20 Contoh Penerapan Ilmu Ekologi dalam Kehidupan Sehari-
hari”. Diakses pada tanggal 25 November 2022 dari
https://gurusains.com/contoh-ekologi/
Maya, S. 2015. “9 Manfaat Ekologi Bagi Manusia dan Lingkugan Hidup”.
Diakses pada tanggal 25 November 2022 dari
https://dosenbiologi.com/lingkungan/manfaat-ekologi
Meilin, A., & . N. (2016). SERANGGA dan PERANANNYA DALAM BIDANG
PERTANIAN dan KEHIDUPAN. Jurnal Media Pertanian, 1(1), 18.
https://doi.org/10.33087/jagro.v1i1.12
Pipin, Y. 2013. “Indikator Polusi Air”. Diakses pada tanggal 23 November 2022
dari https://pipin-yulianingrum.blogspot.com/
Sihombing, D. T. H. (2015). Peranan Lingkungan dalam Peternakan. Lingkungan
Ternak, 1–34. http://repository.ut.ac.id/4414/1/LUHT4214-M1.pdf
Sudarso, Y. 2009. Potensi Larva Trichoptera sebagai Bioindikator Akuatik.
Oseonologi dan Limnologi di Indonesia. Pusat Penelitian Limnologi-LIPI.

12

You might also like