You are on page 1of 16

MAKALAH

MENGANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI KOMUNITAS


Dosen Pengampu :
Dr. Siti Darwa Suryani, M.Si

Disusun Oleh:
Kelompok 9 :
1. Nadia Dwita Lestari (1984205017)
2. Nova Nurdiana (1984205023)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga kami berhasil menyelesaikan
tugas menganalisis struktur dan komposisi komunitas dalam bentuk makalah ini
yang mengangkat. Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah
selanjutnya.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR  ..................................................................................2


DAFTAR ISI ..................................................................................................3
BAB I PENDAULUAN
a. Latar Belakang .....................................................................................4
b. Rumusan Masalah  ...............................................................................5
c. Tujuan  .................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian perilaku .............................................................................6
b. Struktur Komunitas ..............................................................................10
c. Komunitas Komposisi .........................................................................12
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan ..........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA 

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunitas ialah beberapa kelompok makhluk yang hidup bersama-sama
dalam suatu tempat yang bersamaan, misalnya populasi semut, populasi kutu
daun, dan pohon tempat mereka hidup membentuk suatu masyarakat atau suatu
komunitas.   Dengan memperhatikan keanekaragaman dalam komunitas
dapatlah diperoleh gambaran tentang kedewasaan organisasi komunitas
tersebut. Komunitas dengan populasi ibarat makhluk dengan sistem organnya,
tetapi dengan tingkat organisasi yang lebih tinggi sehingga memiliki sifat yang
khusus atau kelebihan yang tidak dimiliki oleh baik sistem organ maupun
organisasi hidup lainnya (Resosoedarmo, 1990).
Secara genetik, individu-individu adalah anggota dari populasi setempat
dan secara ekologi individu merupakan anggota dari ekosistem. Ekosistem
sebagian besar terdiri dari kumpulan tumbuhan dan hewan yang bersama-sama
membentuk masyarakat yang disebut komunitas. Suatu komunitas terdiri dari
banyak jenis dengan berbagai macam fluktuasi populasi dan interaksi satu
dengan lainnya. Ringkasnya komunitas adalah seluruh populasiyang hidup
bersama pada suatu daerahdan organisme yang hidup bersama ini sering
disebut juga sebagai komunitas biotik (Odum, 1971).
Mempelajari komunitas akan lebih baik apabila kita sudah lebih dulu
mengenal karaktermasing-masing komponen penyusunnya. Misalnya apakah
tumbuhan termasuk herba, epifit, merambat atau apakah hewan hidup
terrestrial atau aquatik, masing-masing memiliki karakter yang spesifik. Hewan
aquatik misalnya, kita harus mengenal lebih dulu morfologinya, fisiologi dan
sistem reproduksinya, bagaimana kedudukannya dalam rantai makanan,
bersifat planktonik, bentik atau perenang aktif, hidup dan mencari makan di
daerah permukaan, ditengah atau didasar perairan dan lain sebagainya (Odum,
1971).
Komunitas sebagai suatu organisasi kehidupan tersusun dari beberapa
komponen yang masing-masing komponen memiliki dinamikanya masing-

4
masing dan dikenal sebagai struktur komunitas. Sebelum mempelajari
hubungan komunitas dengan lingkungannya salah satu kajian untuk
mempelajari komunitas adalah mengamati struktur komunitas (Resosoedarmo,
1990).
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Menganalisis cara menentukan karakteristik komunitas?
2. Apa sajakah struktur komunitas komposisi jenis?
3. Apa sajakah Menganalisis komposisi komunitas?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini agar dapat mengetahui
pengertian dari komunitas serta penyusunnya, lalu struktur, komposisi jenis,
kelimpahan, dan distribusi dari komunitas itu sendiri, dan yang terakhir
mengenai macam-macam dari komunitas.

           

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Menganalisis Komunitas
Komunitas dalam arti Ekologi mengacu kepada kumpulan populasi
yang terdiri dari spesies yang berlainan, yang menempati suatu daerah tertentu.
Sedangkan pengertian komunitas secara umum sendiri adalah kumpulan
populasi makhluk hidup yang saling berinteraksi dan tinggal di suatu habitat.
Setiap komunitas tidak harus menempati daerah yang luas, artinya komunitas
dapat mempunyai ukuran berapa pun. Misalnya dalam  suatu aquarium yang
terdiri dari ikan, siput, hydrilla sebagai komponen biotik, serta air, bebatuan
sebagai komponen abiotik dapat disebut sebagai suatu komunitas. Komunitas
tumbuhan di daerah trofik biasanya bersifat rumit dan tidak mudah diberi nama
menurut satu atau dua spesies yang paling berkuasa sebagaimana yang umum
di daerah yang beriklim sedang (Umar, 2004).
Aby (2012), menjelaskan komunitas sebagai kumpulan dari berbagai
populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling
berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat
keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan
populasi. Dalam komunitas, semua organismee merupakan bagian dari
komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman
interaksinya.
Menurut Odum (1971), mendeskripsikan tentang komunitas biotik
sebagai kumpulan populasi apa saja yang hidup dalam daerah atau habitat fisik
yang telah ditentukan, hal tersebut merupakan satuan yang di organisir
sedemikian bahwa dia mempunyai sifat-sifat tambahan terhadap komponen
individu dan fungsi-fungsi sebagai unit melalui transformasi metabolik yang
bergandengan. Komunitas utama adalah mereka yang cukup besar hingga
mereka relatif tidak tergantung dari masukkan dan hasil dari komunitas

6
didekatnya sedangkan komunitas-komunitas minor adalah mereka yang kurang
bergantung pada kumpulan-kumpulan tetangganya.
Dalam tingkatan komunitas ciri, sifat dan kemampuannya lebih
tinggi dari populasi misalnya dalam hal interaksi. Dalam komunitas bisa terjadi
interaksi antar populasi, tidak hanya antar individu atau spesies seperti pada
populasi. Hubungan antar populasi ini menggambarkan berbagai keadaan yaitu
bisa saling menguntungkan sehingga terwujud suatu hubungan timbal balik
yang positif bagi kedua belah pihak (mutualisme). Sebaliknya bisa juga terjadi
hubungan salah satu pihak dirugikan (parasitisme) Apabila suatu komunitas
sudah terbentuk, maka populasi-populasi yang ada haruslah hidup
berdampingan atau bertetangga satu sama lainnya. Dalam biosistem komunitas
ini berasosiasi dengan komponen abiotik membentuk suatu ekosistem
(Resosoedarmo, 1990).
Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila
dibandingkan dengan individu dan populasi. Dalam komunitas, semua
organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling
berhubungan melalui keragaman interaksinya. Contoh komunitas adalah
populasi ikan, populasi ganggang dan populasi hewan di sekitarnya
membentuk komunitas terumbu karang (Aby, 2012).
Berikut ini beberapa karakter yang terdapat pada komunitas:
a. Kompetisi
Menurut Campbell (2008), Kompetisi antar spesies adalah interaksi
yang terjadi sewaktu individu-individu spesies yang berbeda bersaing
memperebutkan sumber daya yang membatasi pertumbuhan dan
kesintasan mereka. Misalnya, gulma yang tumbuh di kebun bersaing
dengan tumbuhan kebun memperebutkan nutrien tanah dan air. Belalang
dan bison di Great Plaints bersaing memperebutkan rumput yang menjadi
makanannya.Lynk dan rubah hutan utara Alaksara dan Kanada bersaing
memperebutkan makanan seperti terwelu sepatu-salju. Berkebalikan
dengan itu, sejumlah sumber daya, misalnya oksigen, jarang mengalami
kelangkaan; dengan demikian walaupun sebagian besar spesies

7
menggunakan sumber daya ini, jarang ada kompetisi memperebutkan
oksigen.
b. Simbiosis
Menurut Campbell (2008), sewaktu individu dari satu atau lebih
spesies hidup dalam kontak langsung dan akrab dengan satu sama lain,
hubungan mereka dinamakan dengan simbiosis. Definisi umum simbiosis
yaitu mencakup semua interaksi semacamnya itu, entah itu berbahaya,
bermanfaat, atau netral. Macam-macam interaksi simbiosis ,yaitu sebagai
berikut:
1) Parasitisme
Menurut Campbell (2008), parasitisme adalah interaksi simbiotik
(+/-) dengan suatu organisme, parasit memperoleh nutrien dari
organisme lain, sang inang (host), yang dirugikan dalam proses
tersebut. Parasit yang hidup dalam tubuh inang, misalnya cacing pita
disebut endoparasit, sedangkan parasit yang makan dipermukaan kulit
disebut ektoparasit. Salah satu tipe khusus parasitisme, serangga
parasitoid–biasanya tawon kecil–bertelur pada atau dalam inang yang
masih hidup. Larva kemudian menyantap tubuh inang dan pada
akhirnya membunuhnya. Interaksi parasitisme ini merupakan interaksi
antara dua organisme yang satu untung dan yang satunya lagi dirugikan.
2) Mutualisme
Menurut Campbell (2008), simbiosis mutualistik, atau mutualisme
adalah interaksi antar spesies yang menguntungkan kedua spesies (+/+).
Hubungan mutualisme terkadang melibatkan evolusi adaptasi-adaptasi
terkait pada kedua spesies, dengan perubahan pada masing-masing
spesies mungkin mempengaruhi kesintasan dan reproduksi spesies yang
satu lagi. Misalnya, kebanyakan tumbuhan berbunga memiliki adaptasi-
adaptasi seperti nektar atau buah yang melibatlkan hewan yang
berfungsi dalam polinasi atau penyebaran biji. Demikian pula banyak
hewan yang memiliki adaptasi-adaptasi yang membantu menemukan
mengonsumsi nektar. Contoh dari simbiosis mutualisme ini yaitu:

8
fiksasi nitrogen oleh nodul akar polong-polongan, pencernaan selulosa
oleh mikroorganisme dalam sistem pencernaan rayap dan mamalia
pemamah-biak, dan interaksi antara rayap dan mikroorganisme dalam
pencernaan serangga tersebut.
3) Komensalisme
Menurut Campbell (2008), interaksi antara spesies yang
menguntungkan yang satu namun tidak merugikan atau membantu
spesies yang satu lagi (+/0) disebut dengan interaksi komensalisme.
Interaksi komensal sulit didokumentasi di alam, sebab asosiasi dekat
antara spesies berkembangkinan mempengaruhi kedua spesies,
meskipun hanya sedikit. Misalnya, spesies “penumpang”, seperti alga
yang hidup di cangkang penyu air atau tertitip yang melekat ke paus,
terkadang dianggap komensal. Para penumpang memperoleh tempat
untuk tumbuh sementara tampaknya hanya berpengaruh kecil pada
hewan yang ditumpangi. Akan tetapi, para penumpang itu mungkin
sebenarnya sedikit mengurangi keberhasilan reproduksi inang, karena
mengurangi efisiensi pergerakan inang sewaktu mencari makan atau
meloloskan diri dari predator. Sebaliknya, para penumpang mungkin
memperoleh manfaat dalam bentuk kamuflase. Sejumlah asosiasi
yang mungkin komensalimse melibatkan satu spesies yang
memperoleh makanan yang tanpa sengaja tersingkapkan oleh spesies
lain. Misaalnya, cowbird dan kuntul kerbau memakan serangga yang
berguguran dari rumput yang dilahap oleh bison, sapi, kuda, dan
herbivora lain. Karena tingkat makan burung meningkat sewaktu
mengikuti herbivora, jelas burung memperoleh keuntungan dari
asosiasi tersebut. Herbivora mungkin nyaris selalu tidak dipengaruhi
oleh hubungan semacam itu. Akan tetapi herbivora mungkin
terkadang memperoleh keuntungan; burung cendrung merupakan
pemakan oportunistik yang terkadang mematuk dan memakan tungau
dan ektoparasit lain dari herbivora. Burung juga mungkin memberikan
peringatan pada herbivora jika ada predator mendekat.

9
B. Struktur Komunitas
1. Struktur Komunitas
Struktur yang diakibatkan oleh penyebaran organisme di dalam, dan
interaksinya dengan lingkungannya dapat disebut pola. Struktur komunitas
dibedakan menjadi struktur fisik (struktur fisik suatu komunitas tampak
apabila komunitas tersebut diamati) dan biologi (komposisi spesies,
kelimpahan individu dalam spesies, perubahan temporal dalam komunitas,
hubungan antara spesies dalam suatu komunitas) (Umar, 2004).
1) Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas.
Vitalitas menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan
organisme.
2) Kuantitatif, seperti frekuensi, densitas dan densitas relatif. Frekuensi
kehadiran merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu
spesies di dalam suatu habitat. Densitas (kepadatan) dinyatakan sebagai
jumlah atau biomassa per unit contoh, atau persatuan luas/volume, atau
persatuan penangkapan.
3) Sintesis adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung
menuju ke satu arah yang berlangsung lambat secara teratur pasti terarah
dan dapat diramalkan. Suksesi-suksesi terjadi sebagai akibat dari
modifikasi lingkungan fisik dalam komunitasnya dan memerlukan waktu.
Proses ini berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang
disebut klimaks. Dalam tingkat ini komunitas sudah mengalami
homoestosis. Menurut konsep mutahir suksesi merupakan pergantian
jenis-jenis pioner oleh jenis-jenis yang lebih mantap yang sangat sesuai
dengan lingkungannya.
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara
teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu
hingga terbentuk komunitas baru yangberbeda dengan komunitas semula.
Dengan kata lain, suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem
tidak seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat
modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Ketika habitat

10
berubah, spesies yang baru akan datang menyerbu untuk menjadi mantap di
tempat itu, dan spesies yang lama akan menghilang (Umar, 2004).
Contoh dari strukutur komunitas yaitu : komunitas ikan yang terdiri dari
populasi ikan,populasi katak,populasi lumut ,populasi eceng godok dan juga
populasi teratai

2. Suksesi primer
Menurut Campbell (2008), proses ini dimulai di wilayah yang nyaris
tidak dihuni kehidupan di mana tanah belum lagi terbentuk,suksesi primer
ini merupakan munculnya suatu komunitas baru pada suatu daerah yang
sebelumnya tidak terdapat komunitas. Suksesi primer dapat terjadi apabila
komunitas asal terganggu yang mengakibatkan hilangnya komunitas asal
secara total sehingga di tempat komunitas asal terbentuk habitat baru.
Contoh dari suksesi primer ini adalah mengarahkan suatu suksesi
kepada lingkungan nya sehingga menggambarkan suatu perkembangan
tempat hidup hewan,seperti kondisi tanah dan kondisi cuaca sehingga
hewan yang bertahan hidup didaerah tersebut bias menyesuaikan dan dapat
melangsungkan hidupnya. Contoh nya hewan berdarah dingin dapat
bertahan hidup di daerah yang ekstrim.

3. Suksesi Sekunder
Menurut Campbell (2008), suksesi sekunder terjadi ketika komunitas
yang ada di singkirkan oleh gangguan yang tidak merusak tanah. Spesies
yang tiba terlebih dahulu dan belakangan bisa tertaut dalam satu diantara
tiga proses kunci. Spesies yang tiba terlebih dahulu memfasilitasi
kemunculan spesies yang datang belakangan, dengan cara menjadikan
lingkungan lebih bersahabat—misalnya, dengan meningkatkan kesuburan
tanah. Kemungkinan lain, spesies awal mungkin menghambat pemantapan
spesies yang belakangan, sehingga keberhasilan kolonisasi oleh spesies
yang tiba belakangan terjadi meskipun ada, bukan karena, aktivitas
spesies-spesies awal. Terakhir, spesies awal mungkin sepenuhnya tak

11
bersangkut paut dengan spesies yang belakangan, yang menoleransi
kondisi-kondisi yang diciptakan di awal suksesi, namun tidak dibantu
ataupun dihambat oleh spesies awal.
C. Komunitas Komposisi
Karena ada hubungan yang khas antara lingkungan dan organisme,
maka komunitas di suatu lingkungan bersifat spesifik. Dengan demikian pola
vegetasi di permukaan bumi menunjukkan pola diskontinyu. Seringkali suatu
komunitas bergabung atau tumpang tindih dengan komunitas lain. Karena
tanggapan setiap spesies terhadap kondisi fisik, kimia maupun biotik di suatu
habitat berlainan maka perubahan di suatu habitat cenderung mengakibatkan
perubahan komposisi komunitas. Rentetan komunitas yang memperlihatkan
pergantian gradual dalam suatu komposisi disebut continum (Anonim, 2012).
Terdapat dua pandangan komposisi komunitas yang berlawanan:
1. Pandangan organisme
Pandangan organisme dikembangkan oleh Clements (1916).
Menurut pandangan ini komunitas dianggap sebagai “Organisme super”
yang merupakan stadium tertinggi perkembangan organisasi organisme
yang dari sel ke jaringan, organ, spesies, populasi dan komunitas.
Komunitas dianggap organisme super karena tumbuhm beraturan dan di
bawah keadaan tertentu dapat melakukan reproduksi dan secara fungsional
memperlihatkan tingkatan yang lebih tinggi daripada vegetasi/binatang
atau individu yang membentuknya (Resosoedarmo, 1990).
2. Pandangan individualisme
Pandangan individualistik dikembangkan oleh H.A. Gleason (1926)
yang disokong oleh Whittaker (1951, 1952, 1956), Curtis (1958) dan Mc
Intosh (1959). Pandangan ini pendekatannya menekankan bahwa
komunitas tidak perlu mencapai suatu komposisi yang seharusnya atau
dalam keadaan stabil. Disini spesies merupakan bagian unit essensial
karena hanya spesies dan bukannya komunitas yang dipengaruhi dalam
antar hubungan dan distribusi. Spesies langsung tanggap terhadap kondisi
lingkungan secara independen, tidak menghadapinya bersama-sama.

12
Dalam pendekatan ini komposisi komunitas dianggap variabel yang
kontinyu (Resosoedarmo, 1990).
3. Kelimpahan dan Distribusi
Kelimpahan jenis diten
tukan berdasarkan besarnya frekuensi, kerapatan dan dominasi
setiap jenis. Penguasaan suatu jenis terhadap jenis-jenis lain ditentukan
berdasarkan Indeks Nilai Penting, volume, biomassa, persentase penutupan
tajuk, luas bidang dasar atau banyaknya individu dan kerapatan (Aby,
2012).
Adapun rumus dari kelimpahan jensi yaitu :
Kri = (ni/N) x 100%
Keterangan :
Kri : kelimpahan relative
ni : jumlah individu jenis ke-
N : Total individu seluruh spesies

Frekuensi suatu jenis menunjukan penyebaran suatu jenis-jenis


dalam suatu areal. jenis yang menyebar secara merata mempunyai nilai
frekuensi yang besar, sebaliknya jenis-jenis yang mempunyai nilai
frekuensi yang kecil mempunyai daerah sebaran yang kurang luas.
Kerapatan dari suatu jenis merupakan nilai yang menunjukkan jumlah atau
banyaknya suatu jenis per satuan luas. Makin besar kerapatan suatu jenis,
makin banyak individu jenis tersebut per satuan luas. Dominasi suatu
merupakan nilai yang menunjukan peguasaan suatu jenis terhadap
komunitas (Odum, 1971).
Suatu daerah yang didominasi oleh hanya jenis-jenis tertentu saja,
maka daerah tersebut dikatakan memiliki keanekaragaman jenis yang
rendah. Keanekaragaman jenis yang tinggi menunjukan bahwa suatu
komunitas memiliki kompleksitas yang tinggi, karena di dalam komunitas
itu terjadi interaksi antara jenis yang tinggi. Lebih lanjut dikatakan,

13
keanekaragaman merupakan ciri dari suatu komunitas terutama dikaitkan
dengan jumlah dan jumlah individu tiap jenis pada komunitas tersebut.
Keanekaragaman jenis menyatakan suatu ukuran yang menggambarkan
variasi jenis tumbuhan dari suatu komunitas yang dipengaruhi oleh jumlah
jenis dan kelimpahan relatif dari setiap jenis.Tidak ada spesies hewan yang
terdapat secara beragam di seluruh penjuru dunia, tetapi masing–masing di
batasi dengan kisaran tertentu, atau area distribusi. Ilmu yang mempelajari
distribusi hewan dan faktor yang mengendalikanya di kenal dengan
zoogeografi. Distribusi geografis menyangkut hubungan sepasial,
penghalang dan kesempatan pembubaran, dan sejarah semula, sedangkan
distribusi ekologi di tentukan terutama oleh faktor lain yang di jelaskan
sebelumnya. semua hewan yang hidup di area tertentu, besar atau kecil,
secara bersama sama disebut fauna. Keseluruhan luas daratan atau perairan
maupun spesies terdapat disebut kisaran geografisnya (Odum, 1971).
Faktor yang mengatur distribusi faktor lain seperti kompetisi,
musuh, penyakit, kekurangan makanan, cuaca musiman yang tidak cocok,
dan penurunan jumlah tempat berlindung yang tersedia menyebabkan
pengurangan populasi. Distribusi semua hewan, dari protozoa sampai
manusia akibatnya lebih bersifat dinamis, daripada statis dan selalu
menjadi subjek untuk perubahan. Faktor luar yang membatasi distribusi
disebut penghalang. Hal ini termasuk penghalang fisik, penghalang iklim
dan penghalang biologis. Metode distribusi hewan sekarang ini merupakan
hasil penggabungan dari penghalang yang ada dan kondisi lingkungan di
masa lalu (Umar, 2004).

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunitas adalah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada
suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi
satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks
bila dibandingkan dengan individu dan populasi. Dalam komunitas, semua
organismee merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling
berhubungan melalui keragaman interaksinya. Untuk interaksi pada komunitas
dapat terjadi dalam dua cara, yaitu kompetisi dan simbiosis. Untuk struktunya
dibedakan menjadi struktur fisik dan biologi. Kelimpahan jenis ditentukan
berdasarkan besarnya frekuensi, kerapatan dan dominasi setiap jenis di dalam
komunitas itu sendiri. Komunitas dibedakan menjadi 2 macam, yaitu;
komunitas akuatik, komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di danau, di
sungai, di parit atau di kolam, dan; komunitas terrestrial, yaitu kelompok
organisme yang terdapat di pekarangan, di hutan, di padang rumput, di padang
pasir, dll.

15
DAFTAR PUSTAKA

Odum, Eugene P. 1971. Dasar-Dasar Ekologi Edisi Ke 3. Universitas Gajah


Mada: Yogyakarta.
Resosoedarmo, Soedjiran. 1990. Pengantar Ekologi. Jakarta:PT Remaja
Rosdakarya.
Umar, M. Ruslan. 2004. Ekologi Umum Dalam Praktikum. Makassar: Universitas
Hasanuddin.
Anonim . 2012. Komunitas Ekologi. Website: http://queenichmiracle.blogs
pot.com/2012/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html. Diakses pada hari
Senin, tanggal 19 Mei 2014, pukul 09.10 WIB.
Aby. 2012. Ekologi dan Distribusi Hewan. http://abybiologi.blogspot.com/2012/
12/ekologi-dan-distribusi-hewan.html. diakses pada hari Senin, tanggal
19 Mei 2014, pukul 08.30 WIB.
Annisa, Zantedhescha. 2013. Makalah Komunitas Hewan. http://zantedescia.blog
spot.com/2013/01/makalah-komunitas-hewan.html. Diakses pada hari
Senin, tanggal 19 Mei 2014, pukul 08.15 WIB.

16

You might also like