You are on page 1of 9

Agro Estate, 3 (2) Desember 2019 ISSN : 2580-0957 (Cetak) ISSN : 2656-4815 (Online)

AGRO ESTATE
Jurnal Budidaya Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet

Available online https: //ejurnal.stipap.ac.id/index.php/JAE

BIOMASSA HIJAUAN Mucuna bracteata DAN PENGARUHNYA TERHADAP


KADAR N TANAH DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

The Biomass of Mucuna bracteata and Its Effect to the Nitrogen Soil Levels
in Oil Palm Plantation

Mardiana Wahyuni
STIPER Agrobisnis Perkebunan Medan

*Coresponding Email: mardiana@stipap.ac.id

Abstract
Mucuna bracteata is one of the legume cover crop that is usually used in oil palm and rubber plantations. In
general, legume cover crop are planted during the preparation / after land clearing when the oil palm are
planted, Mucuna bracteata has covered the planting area. Mucuna bracteata growth conditions will affect
soil biological properties, namely organic nutrient content, C/N balance, microbial population and macro-
fauna activity. This study aimed to describe the soil and Mucuna bracteata plants in the phase of oil palm
plants. The study was conducted in April - June 2019 in the area of TBM 3 oil palm plantations in 2 locations,
namely Pabatu Plantation and Tinjowan Plantation. Soil types in Pabatu Plantation are typic dystrudepts
(Reddish Brown Podsolik) and in Tinjowan Plantation the type of soil is typic hapludults (Yellowish Red
Podsolik) and some typic paleudults (Yellow Podsolik). This study used a descriptive design that describes
the growth character / biomass of Mucuna bracteata on TBM 3 oil palm plantations. The results of this study
are the fresh biomass of Mucuna bracteata in Pabatu Plantation is 43,260 kg / ha and Tinjowan Plantation is
34,146 kg / ha (79%) and dry biomass is 13,943 kg / ha in Pabatu Plantation and 12,705 kg / ha in Tinjowan
Plantation. The levels of N leaves of Mucuna bracteata are in the high category. Soil organic matter content
and total N in Pabatu and Tinjowan Plantation are in the low category.
Keywords: Mucuna bracteata, Legumes Cover Crop, Oil Palm, Soil Biological Properties.

How to Cite: Wahyuni, M. (2019). Biomassa Hiajuan Mucuna bracteata dan Pengaruhnya
Terhadap Kadar N Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit. Agro Estate vo. 3 (2): 54-62.

PENDAHULUAN tinggi, menambat N dari udara, toleran


Mucuna bracteata merupakan salah terhadap serangan hama penyakit dan tidak
satu kacangan penutup tanah yang saat ini disukai ternak karena daunnya
banyak dipergunakan oleh perkebunan- mengandung kadar fenol yang tinggi
perkebunan kelapa sawit dan karet. (Harahap, 2002).
Beberapa keunggulan dari Mucuna Beberapa tujuan penanaman
bracteata adalah memiliki pertumbuhan penutup tanah kacangan adalah mengurangi
yang cepat, menghasilkan biomassa yang penguapan, mengendalikan erosi tanah,

54
Agro Estate: Jurnal Budidaya Kelapa Sawit dan Karet, 3 (2) Desember 2019

menambah bahan organik, menambah N kemudian disimpan dalam bentuk bintil-


dari udara dan meningkatkan aktivitas bintil akar yang mengandung nitrogen
biologi tanah. yang berfungsi untuk memperbaiki
Secara umum kacangan penutup kesuburan tanah (Fachruddin, 2007).
tanah ditanam pada saat persiapan lalu atau
METODE PENELITIAN
setelah land clearing agar pada saat
tanaman kelapa sawit di tanam, Penelitian dilakukan bulan April –
Mucuna bracteata sudah menutupi areal Juni 2019 di areal perkebunan kelapa sawit
pertanaman. Syarat pertumbuhan fase TBM 3 pada 2 lokasi yaitu Kebun Pabatu
Mucuna bracteata yang baik adalah pada dan Kebun Tinjowan.
tekstur tanah yang baik, pH netral, Kebun Pabatu berada di Kabupaten
kelembaban sedang dan curah hujan yang Deli Serdang, koordinat 3o14’36” LU,
cukup yaitu > 1750 mm/ tahun (Siagian, 99o6’32’ BT. Pengamatan dilakukan di
2004). Afdeling IV pada fase TBM 3 (tahun tanam
Kondisi pertumbuhan M. bracteata 2017). Jenis tanahnya adalah Typic
akan berpengaruh terhadap sifat-sifat dystrudepts (Podsolik Coklat Kemerahan)
biologi tanah yaitu kadar bahan organik, dengan tekstur lempung liat berpasir, pH
keseimbangan C/N, populasi mikroba dan sedang, unsur K, Ca, Mg, P tersedia
aktivitas makro fauna. bervariasi dari rendah – tinggi, topografi
Sehubungan dengan hal tersebut areal dari datar – berbukit (PPKS, 2018).
perlu dilakukan penelitian untuk Kebun Tinjowan berada di
mendeskripsikan tanah dan tanaman Kecamatan Ujung Padang Kabupaten
Mucuna bracteata pada fase (umur) Simalungun koordinat 3o4’31” LU,
tanaman kelapa sawit. 9930’21” BT. Penelitian dilakukan pada
Mucuna bracteata adalah jenis areal TBM 3 di Afdeling II. Jenis tanah
LCC (Legume Cover Crop) yang saat ini ordo Ultisol (perkembangan lanjut) yaitu
banyak digunakan oleh perkebunan- Typic hapludults (Podsolik Merah
perkebunan kelapa sawit (Siagian, 2005). Kekuningan) dan sebagian Typic
Peran tanaman Mucuna bracteata Paleudults (Podsolik Kuning) dengan
sangat penting karena dapat menambah kesuburan yang rendah.
kesuburan tanah, akar-akarnya Penelitian ini mempergunakan
bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium sp rancangan deskriptif yaitu mendeskripsikan
yang mampu mengikat Nitrogen (N2) dari karakter pertumbuhan/biomassa tanaman
udara. Nitrogen bebas yang diikat tersebut,
55
Agro Estate: Jurnal Budidaya Kelapa Sawit dan Karet, 3 (2) Desember 2019

Mucuna bracteata pada lahan perkebunan b. Penetapan titik sampel tanah komposit
kelapa sawit TBM 3. c. Pengamatan/deskripsi pertumbuhan
Bahan-bahan yang digunakan Mucuna bracteata (sampel 1 m2)
adalah sampel tanah komposit dan sampel d. Pemisahan bagian – bagian daun, sulur
biomassa Mucuna bracteata (suhu dan dan serasah sampel
serasah). e. Pengeringan sampel
Alat yang digunakan adalah f. Analisa di Laboratorium untuk analisa
cangkul, bor tanah, kantong plastic, N, dan penimbangan Mucuna bracteata,
timbangan dan oven untuk mengeringkan serta analisa C dan N tanah.
biomassa sampel. Parameter pengamatan yang
Tahapan penelitian: dilakukan adalah berat basah dan berat
a. Penetapan titik sampel pada kondisi kering sampel biomassa M. bracteata
tanaman TBM 3 pada ruang antar (daun, sulur, dan serasah), kadar N daun
barisan tanaman (gawangan) sebanyak 3 M. bracteata dan analisa N tanah.
sampel / lokasi

HASIL DAN PEMBAHASAN


Biomassa Basah
Tabel 1. Hasil Pengamatan Biomassa Mucuna bracteata
Daun Salur
No Serasah Jumlah Perkiraan
Lokasi Jumlah Berat Panjang Berat
Sampel (gram) (gram) 1 Ha (kg)
(helai) (gram) (cm) (gram)
Pabatu 1 310 1250 18-23 2.850 1.350 5.450 45.916
2 105 465 15.5-26 2.020 1.000 3.485 29.361
3 175 820 18.5-21 3.250 2.400 6.470 54.510
Rata² 197 845 15.5-23 2.707 1.583 5.135 43.262
%Indeks (100) (100) (100) (100) (100) (100) (100)
Tinjowan 1 265 1.030 15-23 1.770 220 3.020 25.443
2 215 640 19-20.5 1.900 1.900 4.440 37.407
3 310 1.150 19-21 2.300 1.250 4.700 39.598
Rata² 263 940 15-23 1.990 1.123 4.053 34.146
%Indeks (134) (111) (100) (74) (71) (79) (79)
Keterangan : Seluas 1 Ha tutupan Mucuna bracteata adalah 8.425 m² karena luas piringan
638 m² dan pasar pikul 937 m², total 1.575 m².
Pada pengamatan jumlah daun banyak 134% namun teksturnya lebih tipis
(trifoliate) sampel di Kebun Pabatu di sehingga beratnya lebih ringan dengan
kalkulasi rata – rata berat daun adalah 4,28 perbedaan beratnya 11%.
gram dan di Kebun Tinjowan adalah 3,57 Berat sulur dan serasah Mucuna
gram. Jumlah daun di Tinjowan lebih bracteata di Kebun Pabatu lebih banyak

56
Agro Estate: Jurnal Budidaya Kelapa Sawit dan Karet, 3 (2) Desember 2019

(lebih berat) dibandingkan dengan dengan asumsi 3x lipat (karena ditanam


pengamatan di Kebun Tinjowan dengan sejak awal penanaman kelapa sawit)
indeks 74% untuk pengamatan berat sulur menunjukkan hasil yang lebih banyak (3
dan 71% pengamatan berat sampel serasah. tahun berarti 15,7 ton/ha). Perolehan
Secara total dalam sampel 1 m² diperoleh biomassa ini dikarenakan faktor – faktor
biomassa 5.135 kg di Kebun Pabatu dan tumbuh yaitu tanah, curah hujan dan
4.053 kg (79%) di Kebun Tinjowan. penyinaran matahari yang memenuhi
Pada perhitungan perkiraan persyaratan.
biomassa 1 ha (net 8.425 m²) diperoleh Subronto dan Harahap (2002) juga
biomassa 43.262 kg untuk biomassa mengemukakan pada penanaman M.
Mucuna bracteata di Kebun Pabatu dan bracteata di lahan miring/teras dapat
34.146 kg (79%) biomassa M. bracteata di menghasilkan biomassa yang lebih banyak
Kebun Tinjowan. yaitu 8,71 ton/ha/tahun karena sulur – sulur
Jumlah biomassa pada kondisi TM dapat berkembang lebih cepat akibat gaya
3 tanaman kelapa sawit menunjukkan gravitasi. Banyaknya biomassa yang
capaian biomassa yang mampu melebihi diperoleh ini akan memberikan manfaat
standar. Menurut Subronto dan yang positif terhadap tanah yang akibatnya
Harahap(2002) data yang dikemukakan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
oleh Matthew (1998) bahwa penanaman kelapa sawit.
Mucuna bracteata mampu menyumbang
Biomassa Kering
serasah basah hingga 5.238,7 ton/ha/tahun
jauh lebih tinggi dari pada Legum Cover Dari sampel pengamatan dilakukan

Crops(LCC) konvensional yaitu 4.41 pegeringan dengan oven suhu 70˚C selama

ton/ha/tahun. 24 jam dan hasilnya terdapat pada Tabel 2.

Pencapaian biomassa yang diamati


di Kebun Pabatu dan Kebun Tinjowan

Tabel 2. Ringkasan Hasil Rata – Rata Pengamatan Biomassa Basah dan Kering
Serasah
Lokasi Biomass Daun (g) Sulur (g) Jumlah (g) Perkiraan/Ha (kg)
(g)
Pabatu Basah 845 2.707 1.583 5.135 43.262
Kering 250 793 611 1.655 13.943
Kadar Air
238 241 159 210 210
(%)
Tinjowan Basah 940 1.990 1.123 4.053 34.146
Kering 333 529 647 1.508 12.705
Kadar Air
182 265 74 169 169
(%)

57
Air dari dalam tanah diabsorbsi dan Perolehan berat kering biomassa adalah
diakumulasikan dalam organ yaitu pada 13,9 ton/ha di Kebun Pabatu dan
daun dan sulurnya. Rata – rata kadar air 12,7 ton/ha di Kebun Tinjowan pada
Mucuna bracteata di Pabatu adalah 210% kondisi TBM 3. Hasil Pengmatan biomassa
dan di Tinjowan adalah 169%. Serapan air sampel kering untuk luasan 1 m² juga
sejalan dengan kondisi curah hujan di disajikan pada Gambar 1.
Pabatu yang lebih banyak dibandingkan
curah hujan di Tinjowan.

1800
1600
1400
1200
1000
Pabatu
800 16051508
Tinjowan
600
400 793
529 611 647
200
250 333
0
Daun Sulur Serasah Jumlah

Gambar 1. Biomassa Kering Sampel Mucuna bracteata

Kadar Hara N Daun udara menjadi bentuk ion (NH4+) yang


Hasil pengamatan kadar N daun tersedia bagi tanaman. Menurut Siagian
M. bracteata terdapat pada Tabel 3. (2001) secara umum jumlah unsur hara
yang dikandung oleh tanah akibat
Tabel 3. Hasil Analisa Kadar N dan
Mucuna bracteata penanaman Mucuna bracteata di
No Sampel (%) Rata – Rata perkebunan kelapa sawit akan bertambah
Lokasi
1 2 3 (%)
Pabatu 5.22 (T) 5.56 (T) 5.65 (T) 5.48 (T) baik dari sumber biomassa dalam bentuk
Tinjowan 5.91 (T) 5.11 (T) 5.58 (T) 5.53 (T)
serasah maupun fiksasi N bebas menjadi N
Keterangan : T (Tinggi), dengan kriteria >3.1 %
tersedia bagi tanaman.
Pemilihan tanaman legum
Menurut Rao (1994) Rhizobium
(kacangan) sebagai penutup tanah antara
yang efektif pada bintil akar mampu
lain didasarkan kerena kemampuan
memenuhi seluruh atau sebagian kebutuhan
tanaman untuk memfiksasi N bebas di
N tanaman. Berdasarkan kemampuan

58
Agro Estate: Jurnal Budidaya Kelapa Sawit dan Karet, 3 (2) Desember 2019

tersebut Rhizobium memiliki peran yang yang ditanam di lapangan dapat


cukup besar dalam peningkatan mengandung hara N yang lebih banyak
produktivitas pertanian terutama kacangan. sehubungan dengan bebasnya
Pada kondisi alami di lokasi penelitian perkembangan perakaran sehingga kadar N
tidak dilakukan inokulasi Rhizobium secara daun sangat tinggi.
khusus, aktivitas penambatan N dilakukan
Bahan Organik Tanah
oleh Rhizobium indigenous (yang berada
Hasil analisa kadar bahan organik tanah
secara alami) sehingga tidak diidentifikasi
terdapat pada Tabel 4.
spesiesnya.
Rao (1994) juga mengemukakan Tabel 4. Kadar Bahan Organik Tanah pada
TBM 3
bahwa nodulasi dan fiksasi N tergantung
Kedalaman Sampel Rata – Rata
Lokasi
pada kerjasama dari faktor – faktor yang (cm) 1 2 3 (%)
2.67 2.44 2.85
Pabatu 0 – 20 2.68 (R)
berbeda yaitu kehadiran strain Rhizobium (R) (R) (R)
1.77 1.80 1.84
20 – 40 1.80 (R)
yang efektif pada sel akar, peningkatan (R) (R) (R)
1.60 1.45 4.06
Tinjowan 0 – 20 2.36 (R)
jumlah sel Rhizobium di rhizosfer, infeksi (SR) (SR) (S)
1.68 1.66 1.93
20 – 40 1.72 (R)
akar oleh bakteri, pertumbuhan dari (SR) (SR) (R)
Keterangan: R (Rendah 1.7 – 3.4%),
aktivitas Rhizobium itu sendiri. SR (Sangat Rendah < 1.7%)
Sebagai standar operasional Kadar bahan organik tanah secara
prosedure (SOP) di PTPN IV pada tanaman umum termasuk pada kategori rendah.
Mucuna bracteata diberikan pupuk Rock Rata–rata pada lapisan 0 – 20 di Pabatu
Phospate sebanyak masing – masing 200 lebih tinggi 14% dibanding dengan kadar
kg/ha dan 60 kg/ha pada TBM 1 dan TBM bahan organik di Tinjowan.
2 agar segera dapat menutupi tanah untuk Kadar bahan organik pada
mencegah erosi. Hara lain untuk M. pengamatan yang dilakukan oleh Sakiah
bracteata dapat diperoleh secara tidak dkk (2017) pada TBM 3 di Kebun Bangun
langsung dari pupuk yang diberikan untuk Bandar PT Socfindo adalah 1.46%
tanaman kelapa sawit yaitu dari pupuk termasuk kategori sangat rendah. Namun
Urea, TSP, KCl dan Kieserit. demikian kadar bahan organik dengan rata-
Hasil penelitian yang dilakukan rata 2.36% - 2.68% sudah hampir
Wahyuni (2017) rata – rata kadar N daun mendekati 3% (kategori sedang). Pada
pada perlakuan tanpa penambahan sampel ke– 3 kebun Tinjowan kadar bahan
Rhizobium yang dilakukan di pot/ polibag organiknya termasuk kategori sedang.
adalah 3.52% yang juga sudah termasuk
kategori tinggi. Kadar N daun M. bracteata
59
Agro Estate: Jurnal Budidaya Kelapa Sawit dan Karet, 3 (2) Desember 2019

Dari komposisi biomassa, yang Kadar N total pada seluruh sampel


sudah menjadi serasah sejumlah 31% di pengamatan termasuk kategori rendah. N
Kebun Pabatu dan 28% di Kebun total di Pabatu pada lapisan 0 – 20 cm lebih
Tinjowan. Tanah – tanah yang baik tinggi 30% dibandingkan dengan N total di
dicirikan oleh adanya bahan organik yang Kebun Tinjowan. Masih rendahnya kadar N
cukup (> 5%). Bahan organik berperan total tanah dapat dijelaskan dengan dasar
penting terhadap sifat fisik, kimia dan yang sama yaitu belum terdekomposisinya
biologi tanah antara lain kemampuan biomassa Mucuna bracteata. Sejalan
membentuk agregat, aktivitas dengan pengamatan Sakiah dkk (2017),
mikroorganisme, peningkatan kapasitas kadar N total di TBM 3 adalah 0.17%, nilai
tukar kation dan pelepasan unsur – unsur dengan kategori yang sama dengan kadar N
hara yang terdapat pada jaringan tanaman total tanah pada sampel Kebun Pabatu dan
yaitu N, P, K, Ca, Mg dan unsur – unsur Kebun Tinjowan yaitu kategori rendah.
lainnya. Dekomposisi serasah sangat Alexander (1977) mengemukakan
dipengaruhi oleh jenis dan populasi bahwa penyusun organ tanaman terdiri dari
mikroba. Fungsi mikroba antara lain 15 – 60 % selulosa, 10 – 30% hemiselulosa,
sebagai decomposer bahan-bahan selulotik 5 – 30%lignin, 5 – 30% terdiri dari ester,
dan pelarut P. Diharapkan pada fase alkohol, lemak, minyak dan protein.
selanjutnya yaitu memasuki fase Tanaman Komposisi bahan – bahan penyusun ini
Menghasilkan (TM) presentase serasah banyak dipengaruhi oleh jenis tanaman dan
semakin meningkat dan terjadi konsisi lingkungan. Dekomposisi bahan
dekomposisi sehingga berkontribusi untuk organik secara aerob memfokuskan proses
meningkatkan kadar bahan organik tanah. dekomposisi bahan organik dengan oksigen
bebas dan sebagai hasil akhir adalah air,
Kadar N Tanah
CO2,unsur hara dan energi.
Hasil analisa kadar N total tanah terdapat
Menurut Harahap dkk (2008)
pada tabel 5.
nisabah C/N hijauan Mucuna bracteata
Tabel 5. Kadar N Total Tanah pada TBM3
Sampel Rata – rata
adalah 16.5 dan dalam serasah adalah
Kedalaman
Lokasi
(cm) 1 2 3 13.78. Data nilai C/N < 25 dapat diartikan
Pabatu 0.17 0.17 0.18
0 – 20 0.17 (R)
(R) (R) (R) hijauan dan serasah Mucuna bracteata akan
0.12 0.13 0.13
20 – 40 0.13 (R)
(R) (R) (R) dapat terdekomposisi dengan baik. Faktor –
Tinjowan 0.12 0.12 0.16
0 – 20 0.13 (R)
(R) (R) (R) faktor lain yang berpengaruh terhadap
0.14 0.14 0.15
20 – 40 0.14 (R)
(R) (R) (R) dekomposisi adalah kelembaban, aerasi dan
Keterangan : Satuan dalam %, R : Rendah ( 0.10 –
0.20%) adanya mikroorganisme perombak
60
Agro Estate: Jurnal Budidaya Kelapa Sawit dan Karet, 3 (2) Desember 2019

KESIMPULAN Universitas Gadjah Mada,


Yogyakarta.
Kesimpulan
Buckman, H. O. dan Brady, N. C. (1982).
Dari hasil penelitian pada kondisi Ilmu Tanah. Terjemahan Soegiman.
TBM 3 dapat disimpulkan: Bhratara Karya Aksara. Jakarta.
1. Biomassa basah Mucuna bracteata di Edy, P,R,, A. Sriwijaya, E.S Sutarta, I.Y.
Kebun pabatu adalah 43.260 kg/ha dan Harahap, A.F Lubis, A.E Prasetyo,
A.P. Dongoran. (2007). Mucuna
Kebun Tinjowan adalah 34.146 kg/ha bracteata Sebagai Tanaman
(79%) dan biomassa keringnya adalah Pengendalian Gulma. Pusat
Penelitian Kelapa Sawit, Medan.
13.943 kg/ha di Kebun Pabatu dan
Buku Saku Seri 27.
12.705 kg/ha di Kebun tinjowan.
2. Kadar N daun Mucuna bracteata Hanafiah KA., A. Napoleon, N. Ghofar .
(2007). Biologi Tanah :Ekologi dan
termasuk kategori tinggi. Makrobiologi Tanah. Jakarta: PT.
3. Kadar bahan organik tanah dan N total Raja Grafindo Persada.
di Kebun Pabatu dan Tinjowan termasuk Harahap, I.Y., T.C. Hidayat, O.
kategori rendah. Simangunsong, E.S. Sutarta, Y.
Pangaribuan, E. Listia, dan S.
Saran Rahutomo. (2008). Mucuna
bracteata Pengembangan Dan
Perlu dilakuakan penelitian yang lebih Pemanfaatannya Di Perkebunan
lanjut untuk mengetahui kontribusi Kelapa Sawit, Pusat Penelitian
Kelapa Sawit, Medan.
biomassa Mucuna bracteata setelah
mengalami dekomposisi terhadap kadar Hardjowigeno, S. (1989). Ilmu Tanah. PT.
Medyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
bahan organik dan N tanah pada fase TM.
Huhe; S. Borjlgin; Y. Chaeng; N. Nomura;
DAFTAR PUSTAKA T. Nakejima; T. Nakamura and U.
Anas, I. (1989). Petunjuk Laboratorium Uchiyama. (2014). Effect of
Biologi Tanah dalam Praktek. Bogor: Abondonment On Diversity and
Departemen Pendidikan dan Abundance of Free Living Nitrogen
Kebudayaan. Pusat Antar Universitas Fixing Bactesia and Total Bactera in
Bioteknologi. IPB. the Cropland Soils of Hullu Buir,
Inner Mongolia. Plos One Vol 9 : 1 –
Ardi, R. (2010). Kajian Aktivitas 10 e1106714.
Mikroorganisme Tanah Pada
Berbagai Kelerengan dan Kedalaman Lay B, W. (1994). Analisis Mikroba di
Hutan Alami. Universitas Sumatera Laboratorium. Raja Grafindo
Utara, Medan. Persada. Jakarta.

Arifin, Z. (2011). Analisis Nilai Indeks Nugroho, P.A., Istianto, N. Siagian, dan
Kualitas Tanah Entisol Pada Karyudi. (2006). Potensi Mucuna
Penggunaan Lahan yang Berbeda. bracteata dalam Pengembalian Hara

61
Agro Estate: Jurnal Budidaya Kelapa Sawit dan Karet, 3 (2) Desember 2019

pada Areal Tanaman Karet Belum Siagian. N. (2001). Potensi dan


Menghasilkan. Prosiding Lokakarya Pemanfaatan Mucuna bracteata
Nasioanal Budidaya Tanaman Karet. Sebagai Kacangan Penutup Tanah di
Medan. Perkebunan Karet. Pusat penelitian
Karet Medan. Warta Vol. 20 (1-3):
PPKS. (2018). Laporan rekomendasi
32-43.
Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit
Kebun Tinjowan PTPN IV. PPKS. Supardi G. (1983). Sifat dan Ciri Tanah.
Medan. Bogor: Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
PPKS. (2018). Laporan rekomendasi
Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Wahyuni, M. Dan M. Rosinta. (2017).
Kebun Tinjowan PTPN IV. PPKS. Efektifitas Biocharcoal dan
Medan. Rhizobium sp. Terhadap Nodulasi
Mucuna bracteta Asal Biji dan Stek.
Rao, S. (1994). Mikroorganisme Tanah dan
Prosiding Senasmudi 2017.
Pertumbuhan Tanaman. Edisi II. UI
Press. Jakarta. Wahyuni, M. M. Sembiring dan A.
Rajagukguk. (2016). Efektivitas
Sakiah, M. Sembiring dan T. Utomo.
Inokulasi Bakteri Rhizobium sp
(2018). Pengaruh Kacangan Penutup
Terhadap Nodulasi Mucuna
Tanah Mucuna bracteata Terhadap
bracteata monokultur dan biokultur
Beberapa Sifat Fisik dan Kimia
dengan Tanaman Kacang Hijau
Tanah Ultisol pada Perkebunan
(Phaseolus radiates). Journal Agro
Karet. Journal Agro Estate Vol II Estate Vol VII No. 2 : 94 – 106
No.1 Juni 2018 : 9 – 15

62

You might also like