You are on page 1of 6

Tugas Restorative

Justice
PROGRAM MAGISTER HUKUM
UNIVERSITAS SUNAN GIRI SURABAYA
OLEH : NURUL SAFITRI (NIM 22.6.9.070)
RESTORATIVE JUSTICE

 Umbreit dalam Restorative Justice : Restorative justice is a victim-


centered response to crime that allows the victim, the offender,
their families, and representatives of community to address the harm
caused by the crime
 Keadilan restorative adalah sebuah tanggapan terhadap tindak
pidana yang berpusatkan pada korban yang mengizinkan korban,
pelaku tindak pidana, keluarga-keluarga mereka, dan para
perwakilan dari masyarakat untuk menangani kerusakan dan
kerugian yang diakibatkan oleh tindak pidana
 Masing-masing pihak yang terlibat dalam suatu tindak pidana diberikan
kesempatan untuk bermusyawarah, restorative justice menekankan pada
kesejahteraan dan keadilan.
 Korban tindak pidana berhak menuntut ganti rugi kepada pelaku tindak pidana
yaitu kerugian yang telah dideritanya, sedangkan pelaku tindak pidana wajib
mengganti kerugian yang disebabkan olehnya kepada korban
 Restorative Justice merupakan sistem peradilan pidana yang berusaha
mendengarkan, menenteramkan pihak-pihak yang dirugikan oleh suatu konflik
dan untuk memulihkan, sejauh mungkin hubungan yang retak ke arah yang
benar dan adil di antara pihak-pihak yang berlawanan, yang berfokus pada
pemecahan masalah melalui mediasi, konsiliasi, dialog dan restitusi, untuk
secara timbal balik memperbaiki kerugian sosial dan kemungkinan menyatakan
rasa penyesalan dan pemaafan.
 Di Indonesia sendiri, konsep ini dimuat ke dalam Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA). Pasal 1 Angka 6 UU
SPPA, menyebutkan bahwa:
Keadilan Restoratif adalah penyelesaian perkara tindak pidana dengan
melibatkan pelaku, korban, keluarga pelaku/korban, dan pihak lain yang terkait
untuk bersama-sama mencari penyelesaian yang adil dengan menekankan
pemulihan kembali pada keadaan semula, dan bukan pembalasan.
CONTOH KASUS

 Prinsip restorative Justice digunakan


dalam kasus pembakaran ruang kelas
yang dilakukan V, seorang anak 11 tahun
siswi MI Muhammadiyah Ngombakan,
Sukoharjo pada tahun 2016.
 Orang tua V dan pihak MI
Muhammadiyah Ngombakan akhirnya
mencapai kata sepakat menutup kasus
tersebut dan seluruh kerusakan
ditanggung oleh pihak Muhammadiyah.
 Ketika menghukum seorang pelaku anak
anak, pengadilan harus menjadikan
rehabilitasi anak sebagai pertimbangan
utama.
TERIMA KASIH

You might also like