You are on page 1of 18

Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.

1 Januari - Juni 2016

POSITIONING POLITIK KAMPANYE PEMILIHAN PRESIDEN 2014


DALAM IKLAN VIDEO MUSIK YOUTUBE
Political Positioning of Presidential Election Campaign 2014 within
Youtube Music Video Advertisement

Nahrul Hayat1, Hasrullah2


Program Studi Ilmu Komunikasi Pascasarjana Universitas Hasanuddin

ABSTRACT

The study aims to reveal representation of meaning of the Indonesia's presidential election campaign in 2014
within the Youtube music video advertisement; and explain the construction of political positioning in the
advertisement. The study method used is descriptive qualitative research method through direct observation of
the object and the study of literature. The data were analyzed by using semiotic analysis of Roland Barthes
which consists of two signification level, namely first level of signification (denotation level) and the second
level of signification (connotation level). Primary data consists of verbal text and non-verbal text (visual) of the
music video. Secondary data consists of books and related documents. The results showed that the main
connotative meaning contained in the music video advertisement of presidential election campaign 2014 is that
each pair of candidates is the best and most worthy partner to lead Indonesia. The results of the analysis of the
connotative sign also found that the construction of political positioning of Prabowo is a presidential candidate
who has a decisive and courageous self-image as well as respected and honored candidate;possess military
background and has a formal –procedural leadership style; and has militaristic nationalism ideology. As the
opposite, Jokowi’s political positioning construction is a presidential candidate who has particularly honest and
populist self-image as well as liked and favored; possess civilian background with informal-spontanious
leadership style; and has the dominant ideology of democratic socialism.

Keywords: Advertisement; Political Positioning; Semiotics; Music Video; Youtube

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap representasi makna yang ada dalam iklan video musik Youtube
kampanye pemilihan presiden Indonesia 2014; dan menjelaskan konstruksi positioning politik dalam iklan
tersebut. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif melalui pengamatan langsung
terhadap objek dan kajian pustaka. Data dianalisis dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes yang
terdri dari dua tingkat sistim penandaaan, yakni penanndaan tingkat pertama (level denotasi) dan penandaan
tingkat kedua (level konotasi). Data primer terdiri dari teks verbal dan non-verbal (visual) video musik. Data
sekunder terdiri dari buku dan dokumen terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara konotatif makna
utama yang terkandung dalam iklan video musik kampanye pemilihan presiden 2014 adalah bahwa masing-
masing pasangan kandidat merupakan pasangan terbaik dan paling layak untuk memimpin Indonesia. Hasil
analisis tanda konotatif juga menemukan bahwa konstruksi positioning politik Prabowo adalah sebagai calon
presiden yang memiliki citra diri tegas dan pemberani serta disegani dan disukai; berlatar belakang militer dan
memiliki gaya memimpin yang formal-prosedural; serta berideologi nasionalisme-militeristik. Sebaliknya
konstruksi positioning politik Jokowi adalah sebagai calon presiden yang meiliki citra diri jujur dan merakyat
serta disenangi dan disukai; berlatar belakang sipil dengan gaya memimpin yang informal-spontanious; serta
memilki ideologi dominan sosialisme-demokratis.

Kata kunci: Iklan; Positioning Politik; Semiotik; Video Musik; Youtube

192
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016

PENDAHULUAN Salah satu media kampanye yang


populer pada kampanye PILPRES 2014
Pemilihan presiden dan wakil presiden adalah kampanye video musik yang dibuat
Republik Indoensia yang dilaksanakan untuk masing – masing pasangan kandidat.
secara langsung merupakan satu bentuk Baik pasangan Joko Widodo dan Jusuf
persaingan politik di Indonesia. Dalam Kalla (Jokowi- JK) maupun pasangan
setiap aktifitas komunikasi politik seperti Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa
kampanye politik yang dilakukan oleh (Prabowo- Hatta), keduanya memiliki
masing-masing kandidat dan partai politik, sejumlah video musik yang diciptakan
terdapat strategi pemasaran politik oleh tim kampanye maupun tim relawan
(political marketing) untuk memenangkan dari berbagai wilayah. Untuk membuat
persaingan tersebut (Cangara, 2014). Salah video musik tersebut lebih menarik,
satu strategi dalam pemasaran politik masing-masing pasangan kandidat
adalah startegi Positioning politik (Kotler menggait sejumlah artis dan musisi
& Eduardo, 1989; Newman & Perloff, nasional untuk mendukung pembuatan
2004; Firmanzah, 2011). video musik tersebut. Untuk pasangan
Positioning adalah istilah marketing Jokowi-JK, artis-artis seperti Band
yang didefenisikan sebagai segala aktifitas SLANK, Michel Idol, Delon Idol, Tika
untuk menanamkan kesan di benak Ramlan, Widi Hello, Siti Badriah, Ello,
konsumen atau masyarakat agar mereka dan lain-lain turut membantu pembuatan
bisa membedakan produk dan jasa yang video kampanye. Demikian juga pasangan
dihasilkan oleh organisasi yang Prabowo-Hatta dengan dukungan sejumlah
bersangkutan (Ries & Trout: 1981). musisi terutama sekali Ahmad Dhani yang
Dalam konteks positioning politik, produk secara khusus menkresikan satu video
dan jasa yang dimaksudkan pengertian di kampanye untuk Prabowo.
atas dapat berupa pesan dan janji-janji Sebagai salah satu media komunikasi
politik, visi misi kandidat, ideologi partai dengan tujuan kampanye,iklan video
politik, atau figur kandidat itu sendiri. musik di media sosial Youtube telah
Untuk menjadi dominan dalam benak menjadi bagian dari strategi pemenangan
masyarakat atau pemilih (voters), suatu kandidat dalam PILPRES RI 2014 dan
produk politik harus mampu menanamkan telah mendapat validasi posisi di
produk politik tersebut. Dan untuk masyarakat dengan tingkat exposure yang
menanamkan suatu produk politik, tim tidak rendah. Dan sebagai media
kampanye (dalam konteks PILPRES) kampanye, tentu video musik oleh
harus memastikan produk politik miliknya kandidat diharapkan dapat menjadi
memiliki nilai pembeda (difference) pendongkrak popularitas, elektabilitas, dan
dengan produk politik lainya. Positioning lovabilitas kandidat di hati dan pikiran
politik yang baik akan memudahkan masyarakat. Dengan kata lain, video
pemilih untuk membedakan satu kandidat musik kampanye pilres telah menjadi
dengan kandidat laiinya dan pada sarana pemasaran politik yang harus
gilirannya akan membantu pemilih untuk diperhatikan oleh setiap aktor politik di
memutuskan dukungannya. negeri ini. Sebagaimana yang telah
diuraikan sebelumnya bahwa dalam

193
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016

pemasaran politik, hal utama yang perlu positiononing politik kampanye pemilihan
diperhatikan adalah positioning politik. presiden RI 2014 dalam iklan video musik
Untuk menggali makna dan kontruksi Youtube.
sosial dalam sebuah iklan diperlukan suatu
metode khusus. Salah satu metode yang Kampanye
bisa digunakan dalam menganalisis sebuah Dalam setiap penyelenggaraan
iklan adalah ilmu semiotika atau bisa kompetisi politik di Indonesia seperti
disebut sebagai ilmu tanda (Sobur, 2013; Pemilihan Umum baik legislatif maupun
Wibowo, 2011; Tinarbuko, 2013). Metode eksekutif, kata ‘kampanye’ sering kali
ini juga yang dilakukan oleh Nastini terdengar dan akrab di seluruh kalangan
(2012) dalam penelitiannya yang mengkaji masyarakat. Setiap peserta baik partai
tengtang pesan yang ada di dalam video politik maupun kandidat akan
kampanye Jokowi-Ahok di YouTube pada mengakselerasi aktivitas kampanye
pemilihan gubernur DKI Jakarta 2012 , menjelang pemilihan. Di saat-saat jelang
dengan mengesksplorasi dan menganalisa pemilihan ini eskalasi kampanye akan
unsur ikon, indeks, simbol, lirik serta alur semakin menigkat. Kampanye sendiri
cerita menggunakan semiotik Peirce yang menurut Cangara (2014:223) adalah
berpijak pada metodologi visual. Hasil aktivitas komunikasi (politik) yang pada
yang didapatkan dalam penelitian ini dasarnya ditujukan untuk mempengaruhi
adalah pesan mengenai belum dapat orang lain (pemilih) agar ia memiliki
terselesaikannya masalah kota Jakarta dan wawasan, sikap dan perilaku sesuai
harapan masyarakat mendapatkan dengan kehendak dan keinginan penyebar
pemimpin yang dapat menyelesaikan atau pemberi informasi yang dilakukan
permasalah tersebut. Isu-isu yang oleh komunikator politik.
digunakan adalah ketidakpuasan Kampanye identik dengan aktivitas politik
masyarakat terhadap gubernur sebelumnya bahwa dalam sudut pandang komunikasi
dan antrian panjang sekaligus pemungutan politik kampanye dimaksudkan untuk
liar dalam birokrasi pembuatan KTP. memobilisasi dukungan terhadap suatu hal
Video musik kampanye PILPRES RI atau seorang kandidat sebagaimana yang
2014 yang resmi (official) tentu tidak hadir ditegaskan oleh Steven Chaffe dalam Rice
dalam ruang hampa, melainkan hadir di (1981) bahwa “political campaigns are
tengah-tengah masyarakat beserta konteks aimed at the mobilization of support for
sosial dan budaya yang melingkupinya. one’s cause or candidate”.
Pemaknaan secara intrinsik sebuah simbol Sedangkan menurut Imawan dalam
tunggal dalam video musik tidak akan Cangara (2014: 223), kampanye adalah
lengkap tanpa memperhatikan unsur upaya persuasif untuk mengajak orang lain
ekstrinsiknya. Adanya kedua unsur ini yang belum sepaham atau belum yakin
akan mempengaruhi keberagaman makna pada ide–ide yang kita tawarkan dengan
dalam mempersepsi setiap tanda yang ada. tujuan agar orang lain tersebut bergabung
Hal ini memungkinkan positioning politik dan mendukungnya. Dengan demikian,
dari suatu video musik kampanye dapat suatu kampanye partai politik atau
direkonstruksi. kandidat diharuskan untuk cerdas dan
Tujuan dari peneitian ini adalah untuk kreatif dalam menyusun dan mengemas
mengetahui apa dan bagamana konstruksi pesan kampanye agar “efek terbujuk”

194
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016

dapat terjadi pada kelompok sasaran dan mendukung kandidat tersebut agar
kampanye. terpilih sebagai anggota legislatif.
Suatu kampanye harus dilakukan
dengan matang dan terorganisir. Hal ini Pemasaran politik
sesuai dengan pendapat Kotler dan Pemasaran politik merupakan konsep
Roberto (1989) bahwa “ Campaign is an baru yang belum terlalu lama di kenal
organized effort conducted by one groub dalam dunia politik. Istilah pemasaran
(the change agent) which intends to sendiri merupakan terjemahan dari bahasa
persuade others (the target adopter) to Inggris marketing yang berasa dari kata
accept, modify, or abandon certain ideas, market (pasar). Pemasaran politik dapat
attitudes, practices, and behaviour”. diasumsikan sebagai aplikasi ilmu
Kampanye adalah suatu upaya yang pemasaran dalam ruang politik yang
tergorganisir oleh satu kelompok (agen umummnya terkonsentrasi menjelang
perubahan) yang ditujukan untuk penyelenggraan suatu kontestasi politik.
mempersuasi target sasaran agar menerima Bruce I. Newman dan Richard M.
apa yang disampaikan, memodifikasi atau Perloff (2004:15) mengatakan bahwa,
membuang ide, sikap, dan perilaku “...the application of marketing principles
tertentu. and procedures in political campaigns by
Tangtangan terbesar dalam kampanye various individuals and organizations”.
adalah proses persuasi untuk mengubah Bahwa pemasaran politik dapat
sikap dan perilaku seseorang. Terlebih jika didefenisikan sebagai pengaplikasian
sikap dan perilaku yang ingin diubah telah prinsip-prinsip dan prosedur pemasaran
menjadi keyakinan (predisposition) orang yang dilakukan oleh sejumlah individu dan
tersebut selama ini. Oleh karenanya, organisasi. Dalam penafsiran defenisi
Richard A. Joslyn dalam Swanson (1990: tersebut yang lebih ilustratif, Prisgunanto
91) memandang kampanye politik ibarat dalam Cangara (2014), menjelaskan bahwa
panggung drama yang dilakukan oleh pengertian pemasaran politik adalah
aktor–aktor politik dalam menarik aplikasi prinsip-prinsip pemasaran dalam
perhatian dan mempengaruhi para calon kampanye politik yang beraneka ragam
pemilih. individu, organisasi, prosedur-prosedur,
Dari beberapa pengertian di atas, dan melibatkan analisis, pengembangan,
dapat disimpulkan bahwa ide pokok dari eksekusi, dan strategi manajemen
kampanye yang dalam konteks komunikasi kampanye oleh kandidat, partain politik ,
politik adalah segala bentuk komunikasi pemerintah, pelobi, kelompok-kelompok
politik yang dilakukan secara terorganisir tertentu yang bisa digunakan untuk
untuk mempersuasi orang atau pihak lain mengarahkan opini public terhadap
agar menerima dan mendukung ide, ideologi mereka.
program, sikap, kelompok atau orang Adanya pemaknaan tengtang adaptasi
tertentu. Jika seorang juru kampanye dari prinsip marketing komersial ke dalam
sedang mengkampanyekan salah satu marketing politik atau pemasaran politik
kandidat legislatif di hadapan masyarakat tidaklah dicontek begitu saja. Bahwa
berarti sang juru kampanye tengah adanya reaplikasi dan adaptasi pemasaran
mempersuasi masyarakat untuk menerima komersial ke pemasaran politik tidak

195
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016

menjadikan keduanya persis sama. Johnson dalam buku mereka yang berjudul
Menurut O’Shaughnessy, sebagaimana Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam
dikutip Firmaszah (2008), bahwa Perspektif Global mendefinisikan
“marketing politik bukanlah konsep untuk periklanan sebagai berikut
“menjual” partai politik (parpol) atau “Periklanan adalah komunikasi
kandidat kepada pemilih, namun sebuah komersil dan nonpersonal tengtang
konsep yang menawarkan bagaimana sebuah organisasi dan produk-
sebuah parpol atau kandidat dapat produknya yang ditransmisikan ke
membuat program yang berhubungan suatu khalayak target melalui
dengan permasalahan aktual”. media bersifat massal seperti
Dari berbagai prespektif dasar televisi, radio, koran, majalah,
tengtang pemasaran politik di atas, dapat direct email, (pengeposan
disederhanakan bahwa kesemuanya langsung), reklame luar ruang,
mengindikasikan pemasaran politik kendaraan umum, dan internet
dirancang untuk pempengaruhi suara (2004:3)”.
pemilih. Sehingga dalam penelitian ini Berikutnya, Uyung Sulaksana dalam
yang dimaksud dengan pemasaran politik bukunya, Integrated Marketing
(political marketing) adalah keseluruhan Communication, mendefinisikan iklan
tujuan dan tidakan strategis dan taktis yang sebagai:
secara sadar dilakukan oleh aktor politik “Semua bentuk presentase
untuk menawarkan, mensosialisasikan, dan nonpersonal yang mempromosikan
“menjual” produk politik melalui saluran- gagasan, barang atau jasa yang
saluran komunikasi tertentu kepada dibiayai pihak sponsor (2003:9)”.
kelompok-kelompok sasaran. Dalam Seperti pendapat Moonle dan Carla
praktek sehari-harinya, pemasaran politik Johnson, Morissan (2010) medefenisikan
tentunya akan mengadopsi unsur-unsur iklan sebagai segala bentuk komunikasi
utama dalam marketing. Unsur-unsur yang nonpersonal mengenai suatu organisasi,
dimaksud adalah poduk, price, place, dan produk, pelayanan, atau ide yang dibayar
promotion. Selanjutnya, pada tahap oleh suatu sponsor yang diketahui.
promisi akan dikenal istilah bauran Maksud kata ‘dibayar’ dalam pengertian
promosi atau promotion mix yang salah tersebut adalah bahwa setiap ruang dan
satunya adalah iklan. atau waktu yang digunakan untuk
Di samping itu, marketing politik menyalurkan pesan iklan pada umumnya
merupakan sebuah teknik untuk menjaga harus dibeli.
hubungan dua arah dengan publik. Dari empat pengertian dia di atas,
dapat dikatan bahwa yang dimaksud
Iklan periklanan adalah sebuah bentuk dari
Periklanan atau advertising berasal dari komunikasi komersil yang nonpersonal
kata Latin ‘advertere’ yang yang berarti atau menggunakan media massa untuk
‘mengalihkan perhatian’. Dengan kata mempromosikan gagasan, barang atau jasa
lain, periklanan adalah sesuatu yang dapat dan dibiayainya. Adapun tujuan periklanan
mengalihkan perhatian khalayak pada umumnya dapat digolongkan menjadi
(audiance) terhadap sesuatu (Santosa, 3 (tiga) bagian, yaitu : "Informative
2002:3). Selanjutnya, Moonle dan Carla advertising (iklan informatif), persuasive

196
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016

advertising (iklsn persuasif), and reminder dan visual. Cristian Metz dalam diskursus
advertising (iklan pengingat)' (Kotler dan semiotik filmnya lebih jauh menjelaskan
Armstrong, 2001:154-156). elemen atau channel dalam sebuah film,
yakni: moving photographic image
Media Baru (New Media) (gambar bergerak), recorded phonetic
Media massa perkembang begitu cepat. sound (rekaman suara manusia), recorded
Bahkan di setiap harinya ada saja noises (rekaman bunyi-bunyian), recorded
penemuan-penemuan baru baik yang musikal sound (rekaman suara musik), and
berupa software maupun hardware. writing (tulisan) (Metz,1974).
Seiring dengan perkembangan teknologi
komunikasi, komunikasi massa pun Positioning Politik
semakin canggih dan kompleks, serta Kotler dan Eduardo (1989) dalam
memiliki kekuatan yang lebih dari masa- bukunya Social Marketing; Strategies for
masa sebelumnya. Hal ini ditandai dengan Changing Behaviour medefinisikan
munculnya media baru (new media). “Positioning is the act of designing the
Istilah ‘media baru’ telah digunakan sejak company’s offering and image to accupy a
tahun 1960 -an dan telah mencakup distinctive place in the target market’s
seperangkat teknologi komunikasi terapan mind”. Jadi dalam sudut pandang dunia
yang semakin berkembang dan beragam. usaha (bussiness affair), dapat dikatakan
Menurut Denis McQuail dalam bahwa Positioning adalah usaha untuk
bukunya (2011:43), ciri utama media baru merancang penawaran produk dan jasa dan
adalah adanya saling keterhubungan, penciptaan image pada benak khalayak
aksesnya terhadap khalayak individu sasaran untuk membedakan produk dan
sebagai penerima maupun pengirim pesan, jasa suatu perusahaan dengan produk dan
bersififat interaktif, kegunaan yang jasa perusahaan lainnya.
beragam sebagai karakter yang terbuka, Kotler dan Eduardo telah
dan sifatnya yang ada di mana-mana. mengetengahkan suatu sifat utama dari
sebuah Positioning dalam iklan. Bahwa
Video Musik hal penting dalam Positioning adalah
Berbicara tengtang video tidak akan adanya sifat pembeda (difference) yang
lepas dari pembahasan mengenai film. juga menjadi strategi dari Positioning itu
Film dan video adalah dua istilah yang sendiri.
berakar dari dimensi perkembangan Positioning menurut Fimanzah
intelektual manusia yang sama. (2011:164) dalam bukunya Mengelola
Ditemukembangkan oleh ahli-ahli Partai Politik: Komunikasi dan
teknologi yang dilatari motivasi etik dan Positioning Ideologi Politik di Era
estetik zamannya masing - masing. Cara Demokrasi didefenisikan sebagai semua
terbaik Untuk memahami hal ihwal aktivitas yang dimaksudkan untuk
tengtang video adalah memahami film atau menanamkan kesan di benak para
sinema. konsumen agar mereka bisa membedakan
Video dan film sebagai media produk dan jasa yang dihasilkan oleh
komunikasi secara umum dipahami organisasi bersangkutan dengan produk
sebagai paduan antara komponen audio dan jasa yang dihasilkan oleh organisasi

197
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016

lain. Dengan demikian, dapat pula mempropagandakan. Kedua, ideologi


disimpulkan bahwa Positioning politik dalam arti netral merupakan keseluruhan
adalah semua aktivitas yang dimaksudkan sistem berpikir, nilai-nilai dan sikap-sikap
untuk membangun image politik di benak dasar rohani sebuah gerakan, kelompok
pemilih agar mereka mampu membedakan sosial atau kebudayaan. Ketiga, ideologi
image politik kandidat atau suatu partai keyakinan yang tidak ilmiah memiliki arti
politik (parpol) dengan image politik bahwa segala pemikiran yang tidak dapat
kandidat atau partai politik lainnya. dibuktikan secara logis-matematis atau
mereka mampu membedakan image empiris. Segala masalah etis dan moral,
politik kandidat atau suatu partai politik asumsi-asumsi, dan pemikiran-pemikiran
(parpol) dengan image politik kandidat metafisis termasuk dalam wilayah
atau partai politik lainnya. ideologi.
Secara umum pengertian ideologi
Ideologi adalah pikiran yang terorganisir (Sobur,
Secara etimologi, ideologi berasal dari 2013). Pikiran tersebut adalah nilai,
bahasa Yunani. Idea yang berarti gagasan orientasi, dan preferensi yang saling
dan logos yang berarti ilmu. Maka ideologi melengkapi menurut pola tertentu
dapat diartikan sebagai ilmu yang sehingga membentuk perspektif-perspektif
mempelajari tentang gagasan. Ideologi ide yang diungkapkan melalui simbol-
pertama kali dikemukakan oleh filsuf simbol komunikasi dengan media
bernama Destutt de Tracy (1754-1836) teknologi dan komunikasi antarpribadi.
pada tahun 1796. Menurut de Tracy Dalam penelitian ini ideologi yang
ideologi merupakan ilmu tentang pikiran dimaksudkan adalah konsep tentang ide
manusia yang menunjukkan jalan menuju yang larut dalam iklan video musik
masa depan. Tracy menggunakan istilah kampanye PILPRES RI 2014.
tersebut untuk menunjuk analisi empiris
yang radikal atas pikiran manusia Semiotika Barthes
(Aiken,2002:5). Analisis tersebut Teori semiotika yang digunakan
menyatakan bahwa kesan adalah asal mula dalam penelitian ini adalah semiotika
semua ide, kemudian dimanfaatkan oleh Roland Barthes. Semiotika Barthes
para pemimpin Revolusi Perancis sebagai menggunakan dua tingkat penandaan (two
senjata yang takterelakkan untuk levels of signification). Tingkat penandaan
menyerang dogma politik dan agama yang pertama (first lecel of signification ) juga
otoritatif. disebut dengan pemaknaan denotatif.
Menurut Mag - Suseno (1992: 230- Sedangkan tingkat penandaan kedua
231), ideologi memiliki tiga prinsip utama, (second level of signification) disebut juga
yaitu: (a) ideologi sebagai kesadaran palsu, dengan pemaknaan konotatif. Masing-
(b) ideologi dalam arti netral, (c) ideologi masing tingkat penandaan terdiri dari
keyakinan yang tidak ilmiah. Pertama, penanda (signifier) dan petanda (signified).
ideologi sebagai kesadaran palsu memilik Pada formulasi penandaan Barthes , hasil
konotasi negatif, sebagai klaim yang tidak sigifikasi tingkat pertama (tanda denotatif)
wajar, atau sebagai teori yang tidak menjadi penanda dalam tingkat signifikasi
berorientasi pada kebenaran, melainkan kedua.
pada kepentingan pihak yang

198
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016

Pemaknaan denotatif merujuk pada suatu konteks khusus yang melatarinya. Di


proses pemaknaan secara harfiah (literal), samping itu penelitian semiotika
yang mana dalam bidang linguistik dikenal cenderung menggunakan pendekatan
dengan istilah makna lexical (kamus). kualitatif karena pemaknaan seseorang
Untuk teks visual dan akustik, makna terhadap suatu teks dipengaruhi banyak
denotatif merujuk pada persepsi universal faktor seperti budaya, ideologi,
atau tekstual dari penanda yang ada. pengalaman, dan lain-lain.
Sedangkan pada pemaknaan konotatif, Objek penelitian ini adalah iklan video
makna yang muncul telah dipengaruhi oleh musik resmi (official) kampanye pemilihan
konteks budaya, sejarah, dan pengalaman presiden (PILPRES) Republik Indonesia
personal. Cara pemaknaan seperti ini yang 2014 di Youtube. Total video musik
kemudian Barthes (2013) sebut dengan sebanyak 4 yang masing-masing berjudul
myth (mitos). “Video Ahmad Dhani Untuk Prabowo”,
Dalam mitologi Barthes (2013), mitos “Hentakan Garuda di Dadaku, Prabowo”,
bukan seperti yang dipahami masyarakat “Salam Dua Jari”, dan “Cari Presiden”;
pada umumnya. Mitos bukan berarti cerita diambil berdasarkan tingkat eksposure
tengtang legenda Dewa-Dewi atau cerita tertinggi dalam hal ini banyaknya jumlah
takhayul masyarakat tertentu. Barthes pengunjung video (viewrs) sebagai unit
mendefenisikan mitos sebagai tipe wicara korpus yang akan diteliti. Korpus dalam
(type of speech). Wicara tengtang apa saja hal ini adalah satuan data berupa teks, baik
ketika dibingkai dengan wacana maka itu teks verbal maupun teks nonverbal.
adalah mitos. Mitos dapat diungkap Metode pengumpulan data yang digunakan
dengan memahami bagaimana masyarakat adalah pengamatan langsung pada
tertentu mempersepsi dan mewicarakan keempat video musik tersebut agar setiap
suatu persoalan (penanda) dalam kurung makna tanda atau lambang yang
waktu tertentu. Dalam konteks iklan video terkandung dapat dipahami,
musik, mitos adalah rujukan kultural dan dideskripsikan, dan dianalisis berdasarkan
historis atas penanda yang terdapat dalam semiotika Roland Barthes. Selain itu data
video. juga dikumpulkan melalui studi
dokumenter dan pustaka sesuai kebutuhan
Permasalahan penelitian .
Rumusan masalah dalam penelitian ini Analisis data yang digunakan dalam
adalah apa dan bagaimana konstruksi penelitian ini menggunakan analisis data
positioning politik kampanye pemilihan kualitatif model semiotika Roland Barthes
presiden 2014 dalam iklan video musi yang diterapkan pada semua tanda dan
youtube? makna yang ditemukan. Adapun tahapan-
tahapan analisis, adalah mendefinisikan
METODE objek analisis penelitian yaitu konstruksi
Penelitian ini menggunakan tipe positioning politik iklan video musik
deskriptif kualitatif dengan metode kampanye PILPRES RI 2014 dalam
semiotika karena mampu mengungkap Youtube, mengumpulkan teks verbal dan
berbagai informasi dengan cara deskripsi nonverrbal dalam bentuk tabel struktur
dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada video musik berdasarkan pengembangan

199
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016

kategori Matz (1974), mendeskripsikan 52 shot dengan jumlah pengunjung


tanda denotatif, menganilisis tanda terbanyak yang pada pada tanggal 2 April
konotatif sekaligus menjelasakan mitos 2015 mencapai 809.972 vierwrs. Video ini
berdasarkan penanda denotatif yang ada, tidak memperlihatkan secara visual Jokowi
dan terakhir menarik kesimpulan berupa maupaun JK akan tetapi banyak
konstruksi positioning politik masing- memperlihatkan artis-artis pendukungknya
masing kandidat dalam iklan video musik sperti Slank dkk. Teks verbal dan
kampanye PILPRES RI 2014. nonverbal dalam video ini menunjukkan
kosistensi konstruksi makna yang
HASIL mengadung diskursus utama tengtang
Peneliti memfokuskan analisis kejujuran, kesederhanaan, spontanitas,
semiotika Roland Barthes yang terdiri gaya informal, rakyat biasa (civilian),
makna denotataif dan makna konotatif teks pluralisme, egalitarianisme dan
verbal dan nonverbal iklan video musik voluntarisme.
kampanye PILPRES RI 2014 dalam Video 4: “Cari Presiden” dengan
Youtube. durasi terlama 4 menit 19 detik terdiri dari
Video 1: “Lagu Ahmad Dhani Untuk 17 scene dan 158 shot. Jumlah pengunjung
Prabowo” memiliki durasi 1 menit 49 video ini pada tangal 24 April 2015
detik dan terdri dari 32 scene dan 42 shot. mencapai 325.363 viewrs. Teks verbal
Jumlah pengunjung video ini pada tanggal dalam video ini berupa lirik dan pidato
24 April 2015 mencapai 54.083 viewrs. Jokowi cenderung menguatkan konstruksi
Teks verbal berupa testimoniAhmad pesan teks nonverbal (visual dan akustik)
Dhani, lirik lagu, dan pidato Prabowo yang terdiri dari topik tengtang
memiliki keselarasan makna dengan teks ketauladanan pemimpin (jujur, sederhana,
visual dan akustik video yang menekankan mendengar dan merakyat), heroisme,
elaborasi figur Prabowo. Video ini pluralisme dan voluntarisme.
memiliki konten topik antara lain
“keberanian”, “ketegasan”, militerisme, PEMBAHASAN
nasionalisme, kekuasaaan (power) dan Positioning politik dalam konteks
voluntarisme. penelitian ini berarti Positioning figur
Video 2 : “Hentakan Garuda di kandidat sebagai perwakilan kekuatan
Dadaku, Prabowo” berdurasi 45 detik dan politik. Dengan demikian setiap citra atau
hanya terdiri dari 2 scene dan 29 shot. image dari kandidat yang terepsesentasi
Jumlah pengunjung video ini pada tanggal dalam sebuah teks sekaligus
24 April 2015 mencapai 13.912 viewrs, merepresentasikan citra kekuatan politik
jumah pengunjung paling sedikit dari yang menyokongnya, mewakili kelompok
keempat video. Konstruksi makna dari ide dan kepentingan, dibelakangnya, dan
teks verbal dan nonverbal video ini secara lebih lagi mewakili cita-cita politik
singkron terdiri dari diskursus topik bangsa.
tengtang nasionalisme, formalitas, Hal pokok tengtang Positioning
keyakinan (faith), dan stabilitas. adalah adanya sifat pembeda atau
Video 3: “ Salam Dua Jari” adalah difference (Kotler & Eduardo, 1989;
video Jokowi –JK yang berdurasi 1 menit Firmanzah, 2011). Dengan demikian cara
49 detik. Video ini terdiri dari 3 scene dan terbaik untuk mendeteksi positioinig

200
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016

politik masing-masing pasangan kandidat yang tegas dan berani. Dalam video yang
dalam video kampanye adalah dengan sama, sikap berani Prabowo juga
menginventarisir konstruksi sifat-sifat ditunjukkan melalui visualisasi dirinya
utama, kemudian mengkomparasikan dan memimpin Tim Nasional Indonesia
mengidentifikasi perbedaaan diantaranya. menuju Gunung Everest--gunung tertinggi
Berikut adalah pembahasan konstruksi di dunia jika diukur dari paras laut-- di
Positioning politik kandidat dalam iklan Nepal.
video musik PILPRES RI 2014. Selain melalui visuaslisasi atribut
militer, sosok Prabowo yang tegas juga
Image diri : tegas dan pemberani vs. jujur diPositioning melalui Scene 32 pada video
dan merakyat “Lagu Ahmad Dhani Untuk Prabowo”.
Tegas dan pemberani adalah Pada Scene Tersebut Prabowo tampak
konstruksi Positioning politik Prabowo, menunggangi kuda sambil mengepalkan
terutama dalam video 1 “Lagu Ahmad tangan. Hal ini merupakan simbolisasi
Dhani Untuk Prabowo”. Sifat dan kualitas asiosiatif sifat kuda dengan karakter
ini ditandakan baik secara verbal melalui Prabowo. Kuda adalah simbol kukuatan.
lirik lagu dan testimoni Ahmad Dhani, “Kuatnya” seorang pemimpin adalah
maupun secara visual yang banyak ketika dirinya tidak lemah dalam
menggambarkan sosok dirinya berseragam mengambil keputusan, terlebih disaat
TNI. Representasi sifat tegas dan situasi genting dan tingginya ekpektasi
pemberani Prabowo tidak terlepas dari solutif dari rakyat. Bagian akhir video ini
latar belakang diriya yang lama bergelut di semakin menguatkan tafsir Prabowo
dunia militer. Mitos militer di Indoensia sebagai sosok pemimpin yang tegas.
telah membuat orang-orang dalam institusi Berbeda dengan Prabowo,
tersebut dikenal dengan sifat tegas dalam Positioning Jokowi justru menjadikan citra
mengambil keputusan dan berani dalam jujur dan merakyat sebagai image dirinya
menjalankan tugas-tugasnya. yang utama . Kesan jujur sekaligus
Ketegasan Prabowo sangat merakyatnya Jokowi banyak dikonstruksi
ditonjolkan dalam Scene 7 video musik “ secara halus melalui visualisasi model dan
Lagu Ahmad Dhani Untuk Prabowo”. gerakan dalam video. Seperti penampilan
Scene yang berdurasi 7 detik tersebut para musisi dalam video musik “ Salam
memperlihatkan adegan yang diambil dari Dua Jari” yang tampil dengan pakaian
peristiwa sejarah Penyelamatan sederhana dan apa adanya..
Mapendumma tahun 1996. Salah satu Visualisasi ruang studio rekaman
pencapain Prabowo saat menjadi pimpinan yang tidak rapi dan adanya kesan posisi
Kopassus adalah Operasi Pembebasan alat-alat musik dibiarkan terlihat tak
Sandera Mapendumma. Saat itu 12 peneliti beraturan yang menandakan nuansa santai
disekap oleh Oraganisasi Papua Merdeka. atau informal. Seolah video direkam
. Pada Scene di atas, lirik lagu jatuh pada secara spontan dan tidak melalui berbagai
kalimat “kita butuh pemimpin yang persiapan yang rumit. Semua tanda-tanda
tegas….” Potongan lirik ini adalah visual tersebut di atas diarahkan untuk
singkronisasi tanda visual dan verbal untuk membuat para musisi tampil “jujur” di
Positioning Prabowo sebagai pemimpin

201
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016

depan khalayak. Nilai kejujuran ini pula melalui slogan wong cilik adalah suatu
yang dikonstruksi pada diri Jokowi. suatu bentuk strategi Positioning politik.
Jokowi dan JK sebagai pemimpin Strategi seperti ini juga masih dijalankan
yang merakyat juga dikonstruksi melalui Jokowi dalam PILPRES RI 2014.
image “pekerja” dalam video musik Bedanya, citra Jokowi sebagai calon
“Salam Dua Jari”. “Rakyat” identik presiden yang merakyat bukan hasil
dengan aktivitas keseharian mereka yang determinasi partai. Jokowi merakyat bukan
berkerja, bekerja, dan bekerja. Sehingga karena partai yang mengusungnya (PDIP)
pemimpin yang merakyat haruslah juga dikenal sebagai partai wong cilik, Jokowi
pemimpin yang pekerja. isi teks video merakyat karena Jokowi-lah yang di kenal
“Salam Dua Jari” berpretensi untuk wong cilik.
mengesampinkan penampilan fisik dan Selain tanda visual, teks akustik
mengutamakan aksi. Ini merupakan berupa musik pop Melayu dalam vidoe
petanda konotatif pertama bahwa musik “Cari Presiden” atau pop kreatif ala
“pekerja” adalah kesan yang ingin musik jalanan pada video musik “ Salam
diatribusi pada diri Jokowi-JK. Dua Jari”, juga merepresentasi sifat
Tanda visual selanjutnya yang merakyat Jokowi. Jokowi yang di kenal
mendukung bahwa citra “pekerja” di publik gandrung dengan musik rock justru
konstruksi adalah ikon “Slank” dan memilih instrumen bergenre pop Melayu
“Slankers” itu sendiri. Sebagai band yang misalnya. Dalam konteks ini, rock adalah
memiliki penggemar fanatik, Slank repesentasi hubungan Jokowi dengan
menciptakan lagu khusus untuk Slanker dirinya sendiri, sedangkan pop Melalyu
yang berjudul “Mars Slanker”. Melalui merepsesentasikan hubungan Jokowi
lagu ini, mitos Slank dan Slankers sebagai dengan publik. Hal ini menandakan bahwa
orang-orang yang pekerja keras dibentuk. Jokowi bukanlah pemimpin egois dan
Jadilah sebuah konstruksi Positioning mengikuti selera pribadinya sendiri,
politik Jokowi yang merakyat karena Jokowi adalah pemimpin yang
selalu bekerja seperti rakyat. mengutamakan kemaslahatan umum alias
Demikian pula pada video musik merakyat.
“Cari Presiden” yang juga mengkonstruksi
pribadi Jokowi sebagai pemimpin yang Image Diri: disegani dan dihormati vs.
merakyat. Sebenarnya Ide tengtang disenangi dan disukai
pemimpin yang merakyat bukanlah hal Positioning image diri yang kedua
baru dalam sejarah kampanye dari Prabowo adalah sebagai kandidat
kepresidenan di Indonesia. Megawati presiden yang “disegani dan dihormati”.
misalnya pada PILPRES RI 2004 identik Dalam video “ Lagu Ahmad Dhani Untuk
dengan pencitraan dirinya sebagai calon Prabowo”, Image disegani dan dihornati
presiden yang dekat dengan rakyat. didikonstruksi melalui simbol-simbol
Megawati saat itu diusung oleh partai yang militer dan representasi pergaulan
dipimpinnya sendiri yakni Partai internasional Prabowo. Dalam video musik
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). tersebut, simbol-simbol militer
Partai yang dikenal dengan sebutan divisualisasi sepanjang Scene 2 hingga
partainya orang kecil (wong cilik). Strategi Scene 23. Masyarakat Indonesia adalah
pencitraan “pemimpin yang merakyat” sejarah sosial yag tidak lepas dari

202
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016

pengaruh pemerintahan militeritik yang “Cari Presiden”. Menggait perhatian dan


dijalankan selama masa Orde Baru. Di era minat pemuda untuk terlibat dalam proses
Soeharto ini, “jenderal” adalah gelar yang politik kumudian dilakukan sesuai dengan
paling prestigious dan paling disegani di psikologi perkembangannya.. Jokowi-JK
masyarakat. Jenderal yang jadi presiden, kemudian dikonstruksi menjadi pemimpin
gubernur, bupati, bahkan kepala-kepala yang sangat memahami perkembangan
desa tidak sedikit yang juga berlatar psikologis kaum muda yang butuh jaminan
belakang TNI. Asosiasi kekuasaan inilah untuk bisa bebas berkespresi. Inilah
yang membuat para jenderal hingga hari sebabnya sampai-sampai Kaka Slank harus
ini masih disegani dan dihormati oleh tampil bertelanjang dada sambil bernyanyi
rakyat, termasuk Letjen Prabowo “revolusi mental” di atas kasur.
Subianto. Tanda berikutnya adalah kedua iklan
Selain representasi militer, Prabowo video musik kampanye PILPRES RI 2014
yang dsegani dan dihormati juga pasangan Jokowi-JK yang menggunakan
dikontruksi melalui visualisasi pergaulan model (pemeran) artis dan musisi muda
internasioanal dirinya. Dalam video musik nasional. Mulai dari Slank, Hello, Ello,
“Lagu Ahmad Dhani Untuk Prabowo”, Delon, Tika Ramlan, Siti Badriah, Fitri
Scene 24 sampai Scene 30 memperlihatkan Carlina dan masih banyak lainya. Model-
Prabowo sedang bersama dengan tokoh model lintas genre musik tersebut adalah
pemimpin dunia seperti Kamboja, Korea wajah idola masyarakat Indonesia. Peng-
Selatan, Yordania dan Tionkok. Scene 26 idola-an rakyat kepada musisi menjadi
misalnya yang secara apik memperlihatkan asosiasi sifat yang kemudian juga
gambar Prabowo sedang berjalan tegak di dilekatkan pada (terutama) diri Jokowi.
sisi depan dan dikawal oleh pemerintah Selain itu Jokowi menjadi pemimpin
Korea Selatan. yang disukai karena adanya pesona
Demikin juga Scene 28 yang heroisme dalam dirinya. Pesona tersebut
memperlihatkan Prabowo sedang disimbolkan melalui kemeja kotak-kotak
bersalaman dengan sahabatnya raja yang dikenakannya dalam video musik
Yordania, King Abdullah II. Visualisasi “Cari Presiden”. Mitos kotak-kotak adalah
Prabowo seperi ini menandakan dirinya perlambangan kisah heroik kemenangan
adalah sosok yang tidak saja oleh orang Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama
Indonesia tetapi juga oleh pungawa- (Jokowi-Ahok) di PILKADA DKI Jakarta
pungawa dunia sangat dihormati dan 2012. Sebua dramaturgi politik pasangan
disegani. Positioning ini juga secara verbal kadidat yang hanya diusung oleh dua
ditandakan melalui lirik pengiring Scene partai minoritas di DKI Jakarta yakni
yang berbunyi “bangsa yang disegani, PDIP dan GERINDRA, pada akhirnya
dihormati.” memenangkan PILKADA dengan dua
Jika diri Prabowo dikonstruksi sebagai putaran.
pemimpin yang disegani dan dihormati, Berbagai spekulasi mengemuka atas
maka Jokowi (-JK) justru dikonstruksi kemenangan dramatis tersebut, salah
sebagai pemimpin yang disenangi dan satunya adalah strategi kemeja kotak-kotak
disukai. Positioning Jokowi-JK ini ada yang dinilai unik dan efektif menarik
pada video musik “Salam Dua Jari” dan perhatian masyarakat Jakarta. Meski

203
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016

sederhana, namum kemeja kotak-kotak Gaya memimpin: formal-prosedural vs.


berhasil menjadi atribut kampanye yang informal-spontanious
“heboh” dan banyak dibicarakan tidak saja Setiap pemimpin memiliki ciri gaya
oleh masyarakat Jakarta tapi di seluruh memimpin masing-masing. Dalam topik
Indonesia. ini penulis lebih memilih untuk
menggunakan istilah “gaya memimpin”
Latar belakang: militer vs. sipil dibanding istilah “gaya kepemimpinan”.
Diantara kedua kandidat presiden RI, “Gaya memimpin” memiliki makna yang
yakni Prabowo dan Jokowi terdapat lebih ilustratif dibanding istilah kedua
dikotomi latar belakang yang sangat yang cenderung terikat dengan uraian-
signifikan. Sebagai media Positioning uraian panjang yang teoritis. Hal ini
politik, iklan video musik kamapaye dilakukan untuk menyajikan bahasa
PILRES RI 2014 yang ada di YouTube deskripsi yang lebih kongkrit berdasarkan
juga secara semiotik menajamkan tanda-tanda tekstual yang ada dalam video.
perbedaan tersebut. Pada video musik Gaya formal Prabowo banyak
“Lagu Ahmad Dhani Untuk Prabowo”, 23 ditandakan melalui visualisasi di kedua
Scene dari total 32 Scene memperlihatkan videonya. Video 1 misalnya yang telah
Prabowo beserta atribut dan simbol militer dijelaskan bahwa lebih dari setengah Scene
yang menyertainya. Mulai dari seragam, yang ada memvisualisasikan Prabowo
peralatan, toko dan peristiwa, tidak lepas dengan simbol-simbol militernya. Scene-
dari hiasan “hijau loreng”. Visualiasi Scene ini merepresentasikan lingkungan
simbol-simbol militer ini menegaskan kerja Prabowo yang sangat formalistik
Positioning politik Prabowo sebagai calon sehingga kebiasaan formal tersebut juga
presiden yang berlatar belakang militer. akan mempengaruhi gaya memimpinnya.
Disisi lain, seolah hadir sebagai Mitos Institusi militer sendiri selain kental
antitesa dari Prabowo, Jokowi muncul dengan upacara-upacara formal juga
dengan atriibut-atribut sipilnya. Dalam sangat identik dengan kultur oraganisasi
video musik “Salam Dua Jari”, pemilihan dimana terdapat begitu banyak prosedur
pakain oleh musisi merepresentasikan tetap (Protap).
masyarakat biasa atau sipil. Kostum atau Demikian juga visualisasi pada Scene
pakaian yang dikenakan para musisi dalam 24 sampai 32 yang memperlihatkan
Scene 1 video ini secara umum bertema Prabowo hadir dalam berbagai kegiatan
kasual atau santai. Dari hasil analisis formal di sejumlah negara. Penggambaran
denotasi, diketahui bahwa selain Adi Prabowo yang sering berpakain jas,
Adrian, semua musisi tampak hanya seragam militer, dan kemeja safari
mengenakan kaos oblong. Bahkan merupakan konstruksi simbolik pribadi
beberapa diantaranya terlihat hanya Prabowo yang berselera formal. Demikian
memakai kaos dalaman seperti yang juga tanda denotatif yang ada dalam video
dikenangan JFlow dan Amien Kamil. “Hentakan Garuda di Dadaku, Prabowo”
Komunikasi nonverbal ini adalah bentuk yang diisi oleh sejumlah pemuda ynag
konstruksi Positioning politik Jokowi yang mengenakan pakaian seragam. Mitos
berlatar belakang sipil. pakaian seragam dalam budaya
masyarakat Indonesia identik dengan
kegiatan ritualistik, upacara, perayaan,

204
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016

atau kegiatan lainnya yang kesemuanya Sebagaimana yang di katankan Van


terasosiasi dengan sifat formal. Zoest bahwa “Ideologi harus dapat
Tampil sebagai oposisi Prabowo dan diceritakan, dan ceita itu adalah mitos”
Hatta, Jokowi dan JK justru dikonstruksi (Sobur, 2013:209), maka mestiah ada
sebagai pemimpin yang bergaya informal cerita ideologi dalam iklan video musik
dan spontanious. Pertama, video musik PILPRES RI 2014. Masing-masing
“Salam Dua Jari” secara kuat pasangan kandidat melakukan Positioning
mengkonstruksi image gaya pemimpin ideologi politik yang berbeda. Firmanzah
informalitas dan spontanitas. Movement (2011) menggambarkan bahwa Positioning
atau gerakan dalam video tersebut sama ideologi politik adalah segala aktivitas
sekali tidak dimaksudkan untuk memberi yang dimaksudkan untuk menanamkan
impresi formal. kesan di benak masyarakat agar mereka
Bagian Scene 1 detik 00.59-01:06 dapat membedakan ideologi politisi atau
yang memperlihatkan Adi Adrian sedang partai politik yang satu dengan ideologi
merekam Ivanka “Slank” dengan politisi atau partai politik lainnya.
menggunakan Smartphone, Amien Kamil Nasionalisme Prabowo-Hatta banyak
sedang bergoyang, Abdi sedang mengecek di konstruksi dalam video “Hentakan
Handphone, dan Bimbim duduk santai; Garuda di Dadaku, Prabowo”. Video ini
adalah ilustrasi dari kehidupan sehari-hari secara visual memilki beberapa tanda
yang natural dan terjadi secara spontan. konotasi yang menjurus pada isme
Kesan ini juga diperkuat oleh posisi para tersebut. Diantaranya adalah penggunaan
musisi yang tampak tidak beraturan dan tanda denotatif seperti warna putih sebagai
dengan kostum yang kasual. latar dan juga kostum model, kombinasi
Positioning gaya memimpin yang merah-putih, penyertaan simbol garuda,
sama juga dikonstruksi dalam video “Cari gerakan berbaris dan hormat, yang
Presiden”. Jika pada video “Salam Dua semunya identik dengan simbol-simbol
Jari” citra banyak diwakilkan melalui kenegaraan.
figur-figur musisi, maka dalam video Merah dan putih adalah dua jenis
“Cari Presiden” Jokowi secara personal warna yang membentuk bendera negara
juga dimunculkan. Visualisasi dirinya Indonesia--yang mana salah satu
hadir di lokasi rekaman suara dan penjelesan filosofisnya merujuk pada
langsung melebur dengan orang-orang dan penggunaan warna putih sebagai simbol
para artis adalah representasi keterbukaan kemurnian, dan merah adalah simbol darah
Jokowi pada publik. Ia dengan santai dan perjuangan--, Garuda adalah simbol
membuka dirinya untuk dikses orang lain Negara Indonesia yang merepresentasi
tanpa sistim pengamanan dan prosedur persatuan dalam keragaman (Bhineka
yang ribet. Lagi-lagi sebuah konstruksi Tunggal Ika), sedangkan gerakan hormat
gaya berinteraksi spontanious dan tidak atau berbaris adalah bagian dari isyarat
formal. loyalitas terhadap bangsa dan institusi
negara. Visualisasi simbol-simbol Negara
Ideologi dominan: nasionalisme- tersebut tidak lain untuk
militeristik vs. sosialisme-demokratis merepresentasikan nilai nasionalisme yang

205
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016

menjadi ideologi dari kandidat Prabowo- tertentu untuk mengindentifikasi


Hatta. kenasionalismeannya yang pada gilirannya
Selain tanda visual, dalam video yang akan direfleksi kembali melalui
sama, lirik lagu yang dinyanyikan juga representasi figur Prabowo-Hatta.
sarat akan konotasi nasionalisme. Konotasi pesanya ibarat ujaran,”jika anda
Adjektivasi semangat nasionalisme pada seorang yang nasionalis, maka pilih
figur Prabowo-Hatta melalu lirik lagu pemimpin yang nasionalis, pilih Prabowo-
“Garuda di Dadaku” merupakan Hatta.” Seperti itulah ideologi
konstruksi makna mitos “Garuda di nasionlaisme mengalir dalam video musik
dadaku” dengan kode sosial budaya yang “ Hentakan Garuda di Dadaku, Prabowo”.
ada di Indonesia. Seorang Indonesia, Sedangkan faham militeristik banyak
umpama saat pertama kali mendengar direpresentasi dalam Video “Lagu Ahmad
nyanyian “Garuda di Dadaku…,” secara Dhani Untuk Prabowo”. Sudah djelaskan
tidak sadar akan mengkases kode sosial bahwa konotasi video kreasi Ahmad Dhani
budaya yang berhubungan dengan frase tersebut banyak memperlihatkan tanda-
tersebut. tanda denotatif atribut militer mulai dari
Pada setiap orang, terdapat skema pakaian seragam, peralatan, tokoh dan
mental yang secara tidak sadar akan peristiwa, yang semuanya mengafirmasi
berfungsi saat indra kita berinteraksi kuatnya pengaruh militer dalam pribadi
dengan sesuatu yang lebih dulu telah ada Prabowo.
dalam sisitim memorinya. Garuda adalah Sementara rivalnya Jokowi-JK,
simbol Negara, dan setiap anak Indonesia terutama konstruksi konotasi image
yang pernah mengenyam pendidikan Jokowi sebagai pemimpin sipil yang jujur,
formal akan memiki memori kebangsaan merakyat, dan pekerja adalah bentuk
tengtangnya. Dan jika Garuda “ada di simbolisasi nilai-nilai egaliterian. Mitos
dada”, maka itu merupakan simbol pemimpin yang egaliter mencitrakan
kecintaan kepada negara, yang mana tidak pemimpin yang tidak akan duduk diam di
lain dari manifestasi psikologis dari kursi singgasana dan memberi komando
nasionalisme itu sendiri. Atau cukup pada rakyatnya untuk bekerja untuk
dengan pernah mendengar musik bernotasi negara. Pemimpin yang egaliter akan turun
lagu “Apuse Kokon Dao”, maka skema kelapangan memantau, memberi arahan,
mental kita langsung merujuk pada hal-hal dan membantu bekerja. Penyematan sifat
yang emosional seperti memori tengtang jujur, merakyat dan pekerja pada Jokowi
“saudara kita yang yang ada di timur”, dan juga JK adalah bentuk simbolisasi
saudara-saudara sebangsa dan setanah air hadirnya pemimpin yang egaliter; sebuah
kita yang ada di desa-desa dan digunung- tipe kepemimpinan yang kurang populer
gunung. dalam pemerintahan yang militeristik.
Kata-kata dan nana-nada yang Sosialisme dan demokrasi sama-
demikian pada dasarnya memiliki identitas sama didasarkan pada cita-cita kesetaraan
emosi tertentu yang jika di dengarkan-- (egaliterisme) dalam kehidupan bernegara.
terlebih jika disertai penghayatan--, juga Sosialisme pada umumnya mencerminkan
akan mengstimulus kondisi emosi tertentu. konsep yang menganjurkan kesetaraan
Dalam konteks mitos “Garuda di Dadaku”, distribusi kekayaan diantara semua
khalayak digiring pada tingkat emosi anggota masyarakat. Pengertian ini cocok

206
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016

dengan konstruksi sifat sederhana Jokowi Pesan di atas sangat satir melihat
dan JK dalam video musik “Salam Dua konteks persaingan PILPRES RI2011 yang
Jari” dan “Cari Presiden. Jokowi-JK bukan hanya diikuti oleh dua pasangan kontestan,
tipe pemimpin yang bergaya hidup mewah sehingga perbedaan yang dimaksud
ala borjuis. Jokowi-JK adalah pemimpin merujuk pada perbedaan pilihan pasangan
sederhana yang dalam keseharian mereka kandidat, dimana pendukung Jokowi-JK
tidak selalu menggunakan setelan jas menyindir untuk tetap bijak menyikapi
mahal dan berbagai penampilan bonafit perbedaan preerensi politik masyarakat.
lainnya. Simbol simplitas ini dapat Penandaan ini merupakan Positioning
dinterpretasi masyarakat secara pragmatis sebagai pemimpin yang demokratis karena
bahwa mereka tidak perlu khawatir “uang mereka cinta perdamaian dan pluralis.
negara” disalahgunakan hanya untuk Kesan pluralisme Jokowi-JK juga
melayani kebutuhan eksklusifitas direpresentasi dalam lirik yang berbunyi
pemimpinnya. Masyarakat diyakinkan “Dari gondrong sampai botak, hatinya
bahwa Jokowi-JK akan mengunakan kotak-kota” dan juga pada lirik “ Ini jaman
kekayaan negara untuk kesejahteraan demokrasi, kalau beda jangan sensi
seluruh masyarakat Indoenesia. Melalui (marah).” Potongan lirik yang pertama
Positioning ini juga oleh kandidat manggunakan simbol “gondrong” dan
masyarakat Indonesia dipersepsi sebagai “botak” untuk merepresentasi keragaman
cerminan masyarakat sosialis. individu masyarakat Indonesia. Kemudian
Di sisi lain demokrasi merupakan “hati yang kotak-kotak” merujuk pada
bentuk pemerintahan dimana setiap warga kesamaan pilihan yakni Jokowi,
negara memiliki hak untuk berpartisipasi sebagaimana Jokowi di kenal dengan
menjalankan pemerintahan. Demokrastis pakaian kemeja kotak-kotaknya sejak
kemudian dimaknai sebagai keadaan, pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun
situasi, atau sifat seseorang yang 2012 dan juga pada PILPRS RI 2014.
merncerminkan nilai-nilai demokrasi. Konstruksi pesannya adalah “satunya”
Persamaan dan penyerataan hak dalam pilihan (Jokowi-JK) dalam bingkai
demokrasi tidaklah membeda-bedakan pluralisme dan keragaman masyarakat.
rakyat atas dasar ras, agama, jenis kelamin, Potongan lirik yang kedua selain bernada
status sosial dan ekonomi atau perbedaan satir juga menandakan identitas demokrasi.
lainnya. Ciri ini meniscayakan seorang Demokrasi sangat mentoleransi
pemimpin yang demokratis untuk perbedaaan sebagaimana pluralisme
mengutamakan prinsip pluralisme. mengajarkan hal yang sama.
Jokowi-JK sebagai pemimpin yang Lirik lagu “Salam Dua Jari” selain
demokratis direpresentasi dalam video merepresentasi ide tengtang pluralisme
musik “Salam Dua Jari”. Secara verbal dalam demokrasi, juga merepresentasi
lirik “Salam Dua Jari” memiliki konotasi idelogi sosilalisme. Di awal video terdapat
pesan pluralisme. Makna ini dapat dilihat lirik lagu “kita harus menang total untuk
pada bait terakhir lagu yang berbunyi “ini revolusi mental”. “Revolusi Mental”
jaman demokrasi, kalau beda jangan adalah salah satu jargon politik Jokowi
sensi, salam dua jari jangan lupa pilih pada masa kampanye PIPLRES 2014.
Jokowi.” Gagasan ini pertama dipublikasi oleh

207
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016

Jokowi dalam tulisannya berjudul penulis membuat kesimpulan sebagai


“Revolusi Mental” pada Sabtu, 10 Mei berikut:
2014 di harian Kompas. Mitos “revolusi” 1. Positioning politik Prabowo dalam
memiliki konotasi aliran “kiri”, istilah iklan video musik kampanye PILPRES
yang merujuk pada paradigma politik yang RI 2014 di Youtube terdiri dari; (1)
digolongkan dalam aliran sosialis. Mitos image diri Prabowo adalah sebagai
“Revolusi” sebagai terminologi politik pribadi yang tegas dan pemberani serta
sering diasosiakan dengan peristiwa sebagai calon presiden yang disegani
penggulingan rezim kekuasaan yang dan dihormati, (2) Prabowo adalah
diktator atau otoriter, yang berlangsung calon presiden yang berlatar belakang
secara cepat, dan digerakkan oleh militer, (3) Prabowo memiliki gaya
kekuatan massa (people power). Gerekan- memimpin yang formal-prosedural, (4)
gerakan ini umumnya dimotori oleh tokoh- ideologi dominan pasangan Capres-
tokoh penganut sosialis, demokratis dan Cawapres Prabowo-Hatta adalah
(sebagian) komunis; sebaimana yang nasionalisme-militeristik.
terjadi di beberapa negera seperti Revolusi 2. Positining politik Jokowi dalam iklan
Prancis (1789), Revolusi Bolshevik di video musik PILPRES RI 2014 di
Rusia (1917), dan Revolusi Islam Iran Youtube terdri dari; (1) image diri
(1978), dan gerekan anti-apartheid di Jokowi adalah pribadi yang jujur dan
Afrika Selatan (awal abad-20 hingga tahun merakyat serta sebagai calon presiden
1990) . Hal ini menjadikan diksi “revolusi” yang `disenangi dan disukai (2) Jokowi
dalam wacana politik memilki konotasi adalah calon presiden yang berlatar
gerakan politik sosialis-demokratis. belakang sipil, (3) Jokowi memiliki
Konstruksi ideologi sosialisme juga gaya memimpin yang informal-
tersisipkan dalam teks akustik video musik spontanious, (4) ideologi dominan
“Salam Dua Jari”. Selain kegunaan pasangan kandidat Capres - Cawapres
instrumental, musik jalanan yang Jokowi - JK adalah sosialisme-
digunakan dalam video ini juga memiliki demokratis
notasi irama yang berkonotasi sosialis.
Karakter musik pop akustik seperti ini DAFTAR RUJUKAN
sering dimainkan untuk alasan yang
berhubungan dengan “kebersamaan” atau Aiken, Henry D. 2002. Abad Ideologi.
suasana yang cair dan bersahabat. Dalam Sigit Djatmiko (terj). Yogyakarta
kehidupan sehari-hari, tipe musik ini :Yayasan Bentang
cukup favorit untuk mengiringi momen- Budaya.Cangara, Hafied. 2014.
momen “sosial” seperti saat kegiatan Komunikasi Politik (Edisi Revisi).
demonstrasi mahasiswa, kegiatan Jakarta: PT. Raja Grafindo
perkemahan, atau sekedar menikmasti Persada..
senja sambil bernyanyi bersama teman . 2014. Komunikasi
sejawat. Politik (Edisi Revisi). Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
KESIMPULAN Barthes, Roland. 2013. Mitologi (Edisi
Berdasarkan penelitian dan temuan Revisi). Nurhadi, A. Sihabul Millah
penulis pada bab sebelumnya, maka (terj). Bantul: Kreasi Wacana.

208
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016

Firmanzah. 2008. Marketing Politik; Nastini, Mahanti Sari. 2012. “Analisis


Antara Pemahaman dan Realitas. Semiotik Video Jokowi-Ahok Di
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. YouTube Dalam Masa Kampanye
. 2011. Mengelola Partai Pemilihan Gubernur DKI Jakarta
Politik: Komunikasi dan 2012.”Jakarta
Positioning Ideologi Politik di Era Ries, A., & Trout, J. (1981). Positioning
Demokrasi (Edisi Kedua). Jakarta: The Battle of Your Mind. New
yayasan Obor Indonesia.Kaid, York: McGraw-Hill.
Lynda L (ed). 2004. Handbook of Sobur, Alex. 2013. Semiotika Komunikasi
Political Communication Research. (Cetakan Kelima). Bandung:
London: Lawrence Erlbaum Rosdakarya.
Associates. Santosa, Sigit. 2002. Advertising Guide
Kotler, Philip and Eduardo L. Roberto. Book. Jakarta: PT. Gramedia
1989. Social Marketing; Strategies pustaka Utama.
for Changing Behaviour. New Swanson, David L and Dan Nimmo (ed).
York: The Free Pass.. 1990. New Direction in Political
Lee, Moonle & Carla Johnson. 2004. Communication; A Resource
Prinsip-prinsip Pokok Periklanan Book. London: Sage Publication.
Dalam Perspektif Global; Edisi Tinarbuko, Sumbo. 2013. Semiotika
Terjemahan. Jakarta: Prenada Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra.
Media. Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. 2011.
Magnis-Suseno, Franz. 1992. Filsafat Semiotika Komunikasi: Aplikasi
Sebagai Ilmu Kritis. Yogyakarta: Praktis Bagi Penelitian dan
Kanisius. Skripsi Komunikasi. Jakarta:
Metz, Christian. 1974. Film Language: A Mitra Wacana Media.
Semiotic of the Cinema; Translated
by Michael Taylor. New York:
Oxford University Press.
McQuail, Denis. 1987. Teori Komunikasi
Massa. Penerjemah Agus Dharma
dan Aminuddin Ram. 1989.
Jakarta: Erlangga.
Morissan. 2010. Periklanan: Komunikasi
Pemasaran Terpadi (Edisi
Pertama). Jakarta: Kencana
Prenadamesia Groub.

209

You might also like