You are on page 1of 13

Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian dan Pengembangan, p-ISSN: 2580-541X

Vol. 6, No. 1, November 2022, Hal 1-13 e-ISSN: 2614-3356

PERBANDINGAN TINGKAT KEBAHAGIAAN ANTARA GENERASI


SANDWICH DAN NON-GENERASI SANDWICH

Ferlistya Pratita Rari 1, Jamalludin2, Putri Nurokhmah3


1,2,3Magister Ekonomi Kependudukan dan Ketenagakerjaan Universitas Indonesia
1ferlistya@gmail.com; 2jamalludin91@ui.ac.id; 3putrinurokhmah81@gmail.com

Diterima: Januari 2021; Disetujui: Juli 2021

Abstract. The indicators of population welfare are not only measured in monetary terms
but also in subjective well-being or happiness. Research on happiness has been done a lot,
both in developed and developing countries. However, no research discusses the happiness
level of the sandwich generation. This study aims to determine the differences in happiness
between the sandwich generation and the non-sandwich generation based on the number
of family members covered, leisure time, health conditions, and monthly household
income. This research was conducted by collecting data on two groups: sandwich
generation and non-sandwich generation, consisting of 158 survey respondents in 4
provinces in Indonesia: Special Capital Region Jakarta, Aceh, West Java, and Central
Java, and three in-depth interview informants. This study combines the quantitative
method (path analysis regression) and the qualitative method (in-depth interview). The
findings in the study are: (1) There is no difference in the level of happiness between the
sandwich generation, and non-sandwich generation, (2) Variables that directly affect
happiness are health and income, while the number of family dependents and leisure time
has no direct effect, (3) The existence of parents in the extended family is not considered as
a burden for the sandwich generation.
Keywords: happiness, sandwich generation, subjective well-being.
Abstraksi. Indikator kesejahteraan penduduk tidak hanya diukur berdasarkan moneter,
tetapi juga kesejahteraan subjektif atau kebahagiaan. Penelitian mengenai kebahagiaan
sudah banyak dilakukan, baik di negara maju maupun berkembang. Namun, belum
terdapat penelitian yang membahas tentang tingkat kebahagiaan generasi sandwich.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perbedaan tingkat kebahagiaan generasi
sandwich dan non-generasi sandwich berdasarkan jumlah anggota keluarga yang
ditanggung, waktu luang yang dimiliki, kondisi kesehatan, serta jumlah pendapatan rumah
tangga per bulan. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data terhadap 2
kelompok: generasi sandwich dan non-generasi sandwich yang terdiri dari 158 responden
survei di 4 Provinsi di Indonesia, yaitu Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Aceh, Jawa
Barat, dan Jawa Tengah dan 3 orang informan. Penelitian ini mengombinasikan metode
kuantitatif (analisis regresi jalur) dan kualitatif (wawancara mendalam). Temuan dalam
penelitian adalah: (1) Tidak terdapat perbedaan tingkat kebahagiaan antara generasi
sandwich dan non-generasi sandwich, (2) Variabel yang berpengaruh langsung terhadap
kebahagiaan adalah kesehatan dan pendapatan, sedangkan jumlah tanggungan keluarga
dan waktu luang tidak berpengaruh langsung, (3) Keberadaan orang tua tidak membuat
generasi sandwich merasa terbebani.
Kata kunci: generasi sandwich, kebahagiaan, kesehatan, kesejahteraan.

Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v6i1.254 1


Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian dan Pengembangan, p-ISSN: 2580-541X
Vol. 6, No. 1, November 2022, Hal 1-13 e-ISSN: 2614-3356

PENDAHULUAN Oxford Happiness Questionnaire (OHQ)


Sustainable Development Goals (SDGs) yang merupakan pengembangan dari The
atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Oxford Happiness Inventory (OHI) yaitu
(TPB) menjelaskan bahwa kesejahteraan sebuah pengukuran untuk kebahagiaan
penduduk tidak hanya diukur dengan pribadi yang dikembangkan di Universitas
ukuran moneter, tetapi juga kesejahteraan Oxford sejak akhir tahun 1980-an. (Hills &
subjektif atau kebahagiaan. Mengacu pada Argyle, 2002). Sementara itu, di Indonesia
Easterlin (1995), kebahagiaan adalah terdapat survei longitudinal Indonesian
ukuran perasaan kesejahteraan secara Family Life Survey (IFLS). Selain IFLS,
keseluruhan atau kesejahteraan subjektif. terdapat pula survei yang dilakukan oleh
Sementara itu, Veenhoven (1995) dalam Badan Pusat Statistik (BPS), yaitu Survei
Behavior & Abdel-khalek (2015) Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK).
mendefinisikan kebahagiaan atau kepuasan SPTK mengadopsi Organisation for
hidup sebagai sejauh mana seseorang Economic Co-operation and Development
menilai kualitas hidupnya dengan baik. (OECD) Better Life Index yang mengukur
Frey & Stutzer (2000) menyebutkan tingkat kebahagiaan dalam tiga dimensi
terdapat beberapa faktor penentu yaitu kepuasan hidup, perasaan, dan makna
kesejahteraan dan kebahagiaan. Yang hidup. Berdasarkan data SPTK 2014-2017,
pertama, faktor kepribadian dan tingkat kebahagiaan di Indonesia meningkat
demografis, misalnya usia, jenis kelamin, 1,83%. Namun semakin tua penduduk
kewarganegaraan, tingkat Pendidikan Indonesia, semakin menurun tingkat
formal, pengaturan keluarga dan status kebahagiaannya, di mana kebahagiaan pada
pekerjaan individu. Yang kedua adalah penduduk usia 41-64 tahun lebih rendah
faktor mikro dan makro, misalnya individu dibanding mereka yang berusia kurang dari
berstatus sebagai penganggur, situasi 40 tahun. Temuan lain dari SPTK adalah
pendapatan rumah tangga atau kesetaraan bahwa semakin banyak jumlah anggota
pendapatan dan tingkat inflasi. Yang ketiga rumah tangga, maka akan semakin rendah
adalah kondisi kelembagaan atau tingkat kebahagiaannya. Kedua indikator
konstitusional dalam suatu ekonomi tersebut (usia pertengahan tahun dan jumlah
masyarakat. Sementara itu, pada Hari anggota rumah tangga) merupakan dua hal
Kebahagiaan Internasional yang pertama yang menjadi ciri khas dari
kali dirayakan pada tahun 2013, The pengklasifikasian generasi sandwich.
Organization of Economic Cooperation and Generasi sandwich merupakan orang-
Development (OECD) merilis pengukuran orang (umumnya berusia middle aged) yang
kebahagiaan melalui pendekatan tiga memiliki peran ganda, yaitu bertanggung
dimensi yaitu kepuasan hidup, makna hidup jawab terhadap anaknya yang masih tinggal
dan perasaan. Determinan dari kebahagiaan bersama di rumah dan juga bertanggung
itu sendiri antara lain, pendapatan, status jawab atas orang tua serta mertuanya
kesehatan, kontak sosial, status pekerjaan, (Shclesinger & Raphael, 1993; Marts,
tipe kepribadian, dan budaya. 2013). Posisi yang berada di antara dua
Survei pengukuran tingkat kebahagiaan generasi membuat seseorang diibaratkan
telah banyak diterapkan di berbagai negara, seperti sandwich.
baik negara maju maupun negara Pada awal studi mengenai generasi
berkembang. Di Inggris misalnya, terdapat sandwich, yaitu pada tahun 1981 di

2 Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v6i1.254


Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian dan Pengembangan, p-ISSN: 2580-541X
Vol. 6, No. 1, November 2022, Hal 1-13 e-ISSN: 2614-3356

California, terdapat batasan subjek Bt Ahmad et al., (2018), mereka


penelitian tentang generasi sandwich menghadapi konflik ketika tanggung jawab
dengan kategori usianya, yaitu perempuan keluarga dan tuntutan pekerjaan harus
yang berada pada kategori middle age diselesaikan secara bersamaan. Lebih
(berada pada kisaran umur 45-65 tahun). lanjut, potensi konflik ini semakin tinggi
Studi selanjutnya yang dilaksanakan di pada kelompok individu berpendapatan
negara Toronto tidak membatasi usia rendah dan mempengaruhi kualitas hidup
individu untuk mengklasifikasikannya ke generasi sandwich dalam hal tingkat
dalam generasi sandwich, tetapi juga kepuasan terhadap pekerjaan dan
menerapkan batasan khusus yaitu keluarganya (Ahmad et al., 2016 dalam
keberadaan anak dengan usia di atas 18 Noor & Isa, 2020).
tahun dan memiliki tanggung jawab untuk Lebih lanjut, status generasi sandwich
menjaga/ merawat orang tua dan/atau membuat seseorang memiliki jumlah
mertuanya (Shclesinger & Raphael, 1993; tanggungan keluarga yang lebih banyak
Miller, 1981). Sementara itu, Hernandez et apabila dibandingkan dengan non-generasi
al., (2019) mendefinisikan generasi sandwich. Jumlah tanggungan keluarga
sandwich sebagai individu yang berada yang lebih banyak tersebut menyebabkan
dalam kondisi fit untuk bekerja dan generasi sandwich memiliki kewajiban
“terperangkap” antara tanggung jawab finansial yang cenderung lebih tinggi dan
keluarga dengan tanggung jawab proporsi waktu luang yang lebih sedikit
profesional. Generasi sandwich membagi dibanding non-generasi sandwich. Padahal,
sumber daya mereka untuk anak dan orang menurut Varian (2010) dalam Teori Standar
tuanya yang telah memasuki usia lanjut Ekonomi, kebahagiaan individu diturunkan
(Broady, 2019). Pada perkembangannya dari kepuasan, yang dipengaruhi oleh
selama beberapa tahun terakhir, seiring pendapatan dan waktu luang. Selain itu,
dengan generasi milenial yang mulai berada status sebagai generasi sandwich juga
di masa untuk merawat orang tuanya yang memberikan dampak negatif terhadap
menua, maka dinamika definisi “generasi kondisi pernikahan, kesehatan,
sandwich” bertransisi meluas menjadi menimbulkan stres, kecemasan, dan
“kelompok generasi sandwich” yang terdiri kesedihan (Solberg et al., 2014). Sejalan
dari empat generasi keluarga yang saling dengan hasil studi tersebut, penelitian
ketergantungan satu sama lain dalam Hopps et al., (2017) di Amerika Serikat
beberapa hal (Migliaccio, 2019). menemukan bahwa kelompok individu
Shclesinger & Raphael (1993) yang memiliki tanggung jawab merawat
menjelaskan bahwa keberadaan status orang tua lebih banyak yang merasa
generasi sandwich tidak terlepas dari tertekan apabila dibandingkan dengan yang
adanya kewajiban menjaga keluarga di luar tidak memiliki tanggung jawab serupa.
keluarga intinya. Juin (2015) di Perancis Determinan yang memengaruhi tingkat
menemukan bahwa tanggung jawab kebahagiaan pada studi empiris terdahulu
merawat orang tua memiliki efek negatif tersebut melatarbelakangi penelitian ini,
terhadap tingkat kesehatan, terutama dimana hingga saat ini penelitian yang
apabila tanggung jawab perawatan tersebut membahas kebahagiaan secara khusus pada
adalah intensif (lebih dari 20 jam per generasi sandwich masih jarang ditemukan
minggu). Menurut Maon et al (2016) dalam di Indonesia.

Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v6i1.254 3


Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian dan Pengembangan, p-ISSN: 2580-541X
Vol. 6, No. 1, November 2022, Hal 1-13 e-ISSN: 2614-3356

Penelitian ini bertujuan untuk yang masuk dalam kategori generasi


mengidentifikasi perbedaan tingkat sandwich.
kebahagiaan antara generasi sandwich dan Ukuran
non-generasi sandwich berdasarkan: (1) Ukuran kebahagiaan pada penelitian ini
jumlah anggota keluarga yang ditanggung; merujuk pada kuesioner Oxford Happiness
(2) waktu luang yang dimiliki; (3) kondisi Inventory (OHI). Kuesioner ini terdiri dari
kesehatan; dan (4) jumlah pendapatan per 29 indikator, terdiri dari pernyataan positif
bulan. Lebih lanjut, mengacu kepada tujuan dan negatif. Skala pengukuran ini terdiri
penelitian, maka hipotesis dalam penelitian dari 6 pilihan jawaban, skor 1 menyatakan
ini adalah terdapat perbedaan tingkat sangat tidak setuju dan skor 6 menyatakan
kebahagiaan antara Generasi Sandwich sangat setuju. Kategorisasi dari variabel
(GS) dan Non-Generasi Sandwich (NGS) kebahagiaan menggunakan cutting point
berdasarkan: (1) jumlah anggota keluarga dari median skala penilaian. Jika median
yang ditanggung; (2) waktu luang yang penilaian responden ≤ median skala
dimiliki; (3) kondisi kesehatan; dan (4) penilaian, maka masuk ke dalam kategori
jumlah pendapatan per bulan. kurang bahagia dan jika median penilaian
responden > median skala penilaian, maka
METODE PENELITIAN masuk kategori bahagia.
Desain dan Sampel Ukuran dari waktu luang adalah banyak
Metode penarikan sampel yang waktu yang digunakan selain untuk bekerja
digunakan adalah non-probablity sampling. dalam seminggu (Wang & Wong, 2014),
Metode ini dipilih karena ketiadaan mengurus rumah tangga, dan sekolah.
kerangka sampel yang bisa dijadikan acuan. Rujukan waktu dari variabel waktu luang
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner adalah dalam rentang sepekan terakhir dan
daring yang disebarkan melalui media dinyatakan dalam jam. Ukuran dari jumlah
sosial seperti whatsapp, twitter, dan tanggungan adalah banyaknya anggota
facebook. Penyebaran link kuesioner rumah tangga yang tidak berkontribusi
berdasarkan pada kemudahan jangkauan dalam pendapatan dan pembiayaan
peneliti melalau jejaring relasi. kebutuhan rumah tangga. Ukuran dari
Pengumpulan data dilakukan selama 21 hari pendapatan rumah tangga adalah rata-rata
pada periode akhir Oktober hingga pendapatan rumah tangga per bulan dalam
pertengahan November 2019. periode setahun terakhir. Ukuran dari
Unit analisis dalam penelitian ini adalah kesehatan adalah median skor dari item
individu yang: (1)berstatus menikah/cerai
mengenai kondisi kesehatan responden.
hidup/ cerai mati; (2)bekerja dan/atau
memiliki pasangan yang bekerja; (3)sudah Metode Analisis
memiliki anak; (4) bertempat tinggal di Metode analisis yang digunakan dalam
Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa penelitian ini terdiri dari analisis deskriptif,
Tengah atau Aceh. Dari 158 responden, inferensia dan kualitatif. Analisis deskriptif
dilakukan filter dengan kriteria keberadaan yang digunakan berupa tabulasi silang,
tanggungan berupa anak dan orang tua analisis inferensia yang digunakan adalah
sekaligus, untuk mendapatkan sampel uji beda dua rata-rata/ t-test dan analisis
generasi sandwich. Hasil filter data jalur, sementara untuk analisis kualitatif
menunjukkan bahwa terdapat 32 responden yang digunakan adalah indepth interview.

4 Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v6i1.254


Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian dan Pengembangan, p-ISSN: 2580-541X
Vol. 6, No. 1, November 2022, Hal 1-13 e-ISSN: 2614-3356

Analisis Tabulasi Silang mengantisipasi jika ketimpangan jumlah


Hubungan antar variabel secara sampel antara dua unit yang dibandingkan
deskriptif dapat dilihat melalui tabulasi sensitif terhadap penghitungan uji beda dua
silang antar variabel tersebut. Dalam rata-rata.
penelitian ini analisis tabulasi silang Analisis Jalur
dilakukan untuk setiap variabel bebas Analisis jalur merupakan pengembangan
terhadap variabel terikat. Kecenderungan dari model regresi. Analisis jalur dapat
unit analisis untuk bahagia berdasarkan melihat pengaruh secara langsung dan tidak
kriteria dari variabel bebasnya dapat langsung dari suatu variabel terhadap
diketahui melalui nilai rasio kecenderungan variabel lain. Pada penelitian ini analisis
yang tidak disesuaikan/ unadjusted odds jalur hanya dilakukan pada mereka yang
ratio. Unadjusted odds ratio merupakan generasi sandwich, untuk lebih mendalami
perbandingan dari persentase unit analisis variabel yang secara langsung dan tidak
yang diperhatikan dengan persentase unit langsung memengaruhi kebahagiaan
analisis yang dibandingkan. Unadjusted generasi sandwich. Analisis jalur dapat
odds ratio berguna untuk melihat secara melihat pengaruh langsung dari jumlah
kuantitatif berapa kali kecenderungan unit anggota rumah tangga, pendapatan,
analisis dalam kategori variabel bebas kesehatan, dan waktu luang terhadap
untuk terpapar dalam kategori di variabel tingkat kebahagiaan dari generasi sandwich,
terikat. begitu juga pengaruh tidak langsung dari
Uji Beda Dua Rata-Rata Sampel jumlah anggota rumah tangga dan
Independen/ T-Test pendapatan terhadap tingkat kebahagiaan
Uji beda dua rata-rata sampel dari generasi sandwich.
independen digunakan untuk melihat Tahapan awal dari analisis jalur adalah
apakah ada perbedaan tingkat kebahagiaan membangun diagram jalur. Diagram jalur
antara generasi sandwich dan non-generasi dapat diartikan seperti mind mapping,
sandwich. Formula dari uji beda dua rata- karena berangkat dari suatu teori. Asumsi
rata adalah sebagai berikut: dari analisis jalur yang harus dipenuhi
adalah distribusi dari variabel normal secara
multivariat, model yang dihipotesiskan
....... (1)
harus valid, dan skala pengukuran dari
variabel adalah interval.
Pada penelitian ini uji beda dua rata-rata
sampel independen dilakukan dengan dua
skenario. Skenario pertama adalah dengan
menguji secara langsung antara 32 sampel
generasi sandwich dengan 126 sampel non-
generasi sandwich. Skenario kedua adalah
dengan cara memilih secara acak dari 126
sampel non-generasi sandwich sebanyak 32
sampel untuk kemudian dibandingkan
dengan 32 sampel generasi sandwich.
Skenario kedua dilakukan untuk Gambar 1. Diagram Jalur

Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v6i1.254 5


Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian dan Pengembangan, p-ISSN: 2580-541X
Vol. 6, No. 1, November 2022, Hal 1-13 e-ISSN: 2614-3356

Variabel Bebas dan Variabel Terikat unadjusted odds ratio dari setiap variabel
Sumber: Raw data penulis, 2019 pada generasi sandwich dan non sandwich.
Keterangan:
Tabel 1.
JTG : Jumlah tanggungan
Tabulasi Silang Variabel Bebas dengan
WLG : Waktu luang
Kebahagiaan
KES : Kesehatan
Kurang Unadjusted
Variabel Bahagia
PDP : Pendapatan Bahagia odds ratio
HAPPY : Kebahagiaan Generasi Sandwich
Kesehatan
Model yang diajukan dalam analisis jalur Sehat 57.14 42.86 4.000
adalah sebagai berikut: Kurang
sehat 25.00 75.00 reference
HAPPY=β4 JTG+ β5 PDP+ β6 KES+
Rata-rata
β7 WLG + ε4 ............................ (2) pendapatan per
bulan
<
PDP=β1 JTG + ε1 ..................................... (3) 9.000.000 52.38 47.62 reference
>=
KES=β2 JTG+ β8 PDP+ ε2 ...................... (4) 9.000.000 54.55 45.45 1.091

WLG=β3 JTG + ε3 .................................. (5)


Kurang Unadjusted
Variabel Bahagia
Bahagia odds ratio
Analisis Kualitatif
Generasi Sandwich
Analisis kualitatif dalam penelitian ini
Waktu luang
menggunakan metode indepth interview
kepada 3 narasumber generasi sandwich. <= 44 jam
dalam
Analisis kualitatif diperlukan untuk sepekan 60.87 39.13 1.831
menggali informasi yang lebih mendalam > 44 jam
terkait tingkat kebahagiaan responden dalam
sepekan 33.33 66.67 reference
khususnya pada determinan kebahagiaan
Banyak
yang sifatnya abstrak/ tidak terukur dengan tanggungan
angka. Analisis kualitatif juga bermanfaat 0 - 2 orang 50.00 50.00 reference
sebagai bahan konfirmasi dari temuan > 2 orang 54.55 45.45 1.200
lapangan yang sudah diolah dan Non-Generasi Sandwich
dimodelkan. Kesehatan
Sehat 53.45 46.55 2.679
Kurang
HASIL DAN PEMBAHASAN sehat 30.00 70.00 reference
Berdasarkan hasil uji statstistik T-test Rata-rata
tentang kebahagiaan didapatkan bahwa pendapatan per
bulan
nilai P-value sebesar 0,234 (lebih besar dari <
9.000.000 46.84 53.16 reference
α =0,05), artinya tidak ada perbedaan >=
9.000.000 61.36 38.64 1.803
tingkat kebahagiaan antara generasi
Waktu luang
sandwich dan non-generasi sandwich.
<= 44 jam
Hubungan antara variabel bebas dengan dalam
kebahagiaan secara deskriptif disajikan sepekan 47.87 52.13 reference

pada tabel 1. Tabel 1 juga menyajikan nilai > 44 jam


dalam
sepekan 62.50 37.50 1.815

6 Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v6i1.254


Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian dan Pengembangan, p-ISSN: 2580-541X
Vol. 6, No. 1, November 2022, Hal 1-13 e-ISSN: 2614-3356

Banyak tanggungan dijadikan pengukuran dalam penelitian ini


0 - 2 orang 53.33 46.67 1.277 adalah waktu luang berdasarkan waktu
> 2 orang 47.22 52.78 reference yaitu yang diukur dari waktu di luar jumlah
Sumber: Raw data penulis, diolah 2019 jam bekerja, mengurus rumah tangga, dan
Tabel 2 menyajikan temuan estimasi dari sekolah per minggu. Uji hubungan antara
analisis jalur. Analisis jalur menjelaskan variabel kebahagiaan dan waktu luang
kontribusi dari tiap variabel bebas terhadap (dalam sepekan terakhir) dikelompokkan
variabel kebahagiaan baik secara langsung menjadi dua yaitu antara 0-44 jam dan lebih
maupun tidak langsung. Variabel yang dari 44 jam. Berdasarkan pengamatan, hasil
signifikan berhubungan secara langsung uji crosstab menunjukkan bahwa 60,87
terhadap kebahagiaan adalah pendapatan persen generasi sandwich yang memiliki
dan kesehatan. Variabel pendapatan secara waktu luang 0-44 jam/minggu dalam
tidak langsung juga signifikan berhubungan sepekan terakhir merasa bahagia,
terhadap kebahagiaan melalui channel sedangkan 39,13 persen merasa kurang
kesehatan. bahagia. Sementara itu, dari generasi
sandwich yang memiliki waktu luang lebih
Tabel 2. dari 44 jam/minggu dalam sepekan terakhir,
Temuan Estimasi Analisis Jalur 66,67 persen merasa kurang bahagia dan
Regresi
Koefisien
t-value
33,33 persen merasa bahagia. Sedangkan
Jalur
untuk non-generasi sandwich, 52,13 persen
JTG → PDP -0,099 -0,555
dari mereka yang memiliki waktu luang
WLG → JTG -0,403 -2,450
antara 0-44 jam/minggu dalam sepekan
JTG → KES 0,246 1,549
terakhir merasa kurang bahagia, sementara
PDP → KES 0,429*** 2,697
KES → HAPPY 0,498*** 2,952
47,87 persen merasa bahagia. Sementara
JTG → HAPPY 0,022 0,128
itu, non-generasi sandwich yang memiliki
WLG → HAPPY -0,136 -0,840 waktu luang lebih dari 44 jam/minggu
PDP → HAPPY -0,452*** -2,722 dalam sepekan terakhir 62,50 persen
***p<0.001 merasa bahagia dan 37,50 persen merasa
kurang bahagia. Maka, dapat disimpulkan
Temuan tabulasi silang dan estimasi bahwa generasi sandwich yang memiliki
analisis jalur selanjutnya akan dielaborasi waktu luang antara 0-44 jam/minggu dalam
per variabel bebas. Pembahasan ini akan sepekan terakhir cenderung lebih bahagia
diperkaya dengan temuan indepth dibanding yang memiliki waktu luang lebih
interview. dari 44 jam/minggu. Hal sebaliknya berlaku
untuk non-generasi sandwich, di mana
Waktu Luang
mereka yang memiliki waktu luang lebih
Waktu luang menurut Wang & Wong
dari 44 jam/minggu dalam sepekan terakhir
(2014) diklasifikasikan menjadi 4 yaitu
cenderung lebih bahagia dibanding yang
waktu luang berdasarkan waktu,
memiliki lebih sedikit waktu luang.
berdasarkan aktivitas, berdasarkan
Berdasarkan unadjusted odd ratio, antara
pemenuhan kepuasan individu dan interaksi
generasi sandwich dan non-generasi
sosial, dan waktu luang yang berhubungan
sandwich juga menunjukkan hasil
dengan kenyamanan dengan pekerjaan dan
berkebalikan. Pada generasi sandwich,
bidang lainnya. Ada pun waktu luang yang
sebelum dikontrol terhadap pengaruh dari

Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v6i1.254 7


Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian dan Pengembangan, p-ISSN: 2580-541X
Vol. 6, No. 1, November 2022, Hal 1-13 e-ISSN: 2614-3356

faktor - faktor lain, mereka yang memiliki tanggungan keluarga 0-2 orang dan mereka
waktu luang kurang dari 44 jam dalam yang memiliki jumlah tanggungan keluarga
sepekan terakhir cenderung untuk 1,831 lebih dari 2 orang. Menurut Shclesinger &
kali lebih bahagia dibandingkan yang Raphael (1993), salah satu hal yang
memiliki waktu luang lebih banyak dari 44 menjadi ciri utama generasi sandwich
jam. Sebaliknya, pada non-generasi adalah jumlah tanggungan keluarga, dimana
sandwich, tanpa memandang faktor lain, generasi sandwich menanggung orang
mereka yang memiliki waktu luang lebih tua/mertua dan anaknya, sedangkan non-
dari 44 jam dalam sepekan terakhir generasi sandwich tidak menanggung orang
cenderung untuk 1,814 kali lebih bahagia tua/ mertuanya. Berdasarkan hasil crosstab,
dibandingkan yang memiliki waktu luang sebelum dikontrol oleh faktor lain, hasil
kurang dari 44 jam. penelitian menunjukkan bahwa untuk
Setelah dilakukan analisis jalur, generasi sandwich, mereka yang memiliki
didapatkan hasil P-value sebesar 0,401, di jumlah tanggungan lebih dari 2 orang
mana nilai tersebut lebih besar cenderung lebih bahagia (54,2 persen)
dibandingkan dengan α (0,05), sehingga dibanding mereka yang memiliki jumlah
dapat disimpulkan bahwa waktu luang tidak tanggungan kurang dari 2 orang (50
memiliki pengaruh langsung terhadap persen). Sementara untuk non-generasi
kebahagiaan. Hal ini turut didukung dengan sandwich, mereka yang memiliki jumlah
hasil wawancara indepth interview, seluruh tanggungan kurang dari 2 orang cenderung
informan merasa bahwa ketersediaan waktu lebih bahagia (53,33 persen) dibanding
luang tidak lebih penting dalam mereka yang memiliki jumlah tanggungan
memengaruhi kebahagiaan mereka apabila lebih dari 2 orang 47,22 persen).
dibandingkan dengan kondisi kesehatan, Berdasarkan unadjusted odds ratio,
sebagaimana kutipan hasil wawancara antara generasi sandwich dan non-generasi
indepth interview dengan salah satu sandwich juga menunjukkan hasil
informan yang menyebutkan bahwa: berkebalikan. Pada generasi sandwich,
“Menurut saya sih lebih penting sehat tanpa memandang faktor lain mereka yang
dibanding leisure. Leisure yah nanti bisa memiliki jumlah tanggungan lebih dari 2
kapan-kapan”. orang cenderung untuk 1,20 kali lebih
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan bahagia dibandingkan yang hanya
penelitian terdahulu oleh Wang & Wong menanggung kurang dari 2 orang.
(2014) yang menyebutkan bahwa waktu Sedangkan pada non-generasi sandwich
luang memiliki peran penting dalam mereka yang memiliki jumlah tanggungan
mempengaruhi kebahagiaan karena waktu antara 0 – 2 orang cenderung untuk 1,28
luang memberikan individu kesempatan kali lebih bahagia dibandingkan yang
untuk mengurangi stres, bersosialisasi, menanggung lebih dari 2 orang.
melatih nilai pribadi dan memenuhi tujuan. Sementara itu, berdasar hasil analisis
jalur menunjukkan bahwa jumlah
Jumlah Tanggungan
tanggungan tidak berpengaruh langsung
Uji hubungan antara variabel
terhadap kebahagiaan generasi sandwich,
kebahagiaan dan jumlah tanggungan antara
yaitu dengan hasil nilai P-value 0,898. Hal
dua generasi dikelompokkan menjadi dua,
ini didukung oleh hasil wawancara
yaitu mereka yang memiliki jumlah
mendalam dengan ketiga informan generasi

8 Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v6i1.254


Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian dan Pengembangan, p-ISSN: 2580-541X
Vol. 6, No. 1, November 2022, Hal 1-13 e-ISSN: 2614-3356

sandwich yang menyatakan bahwa Temuan bahwa orang tua/ mertua


banyaknya jumlah tanggungan tidak dianggap bukan menjadi beban keluarga
memengaruhi kebahagiaan yang dirasakan dan justru membantu generasi sandwich
oleh generasi sandwich, berikut adalah hasil dipengaruhi oleh faktor budaya. Hal ini
kutipan wawancara mendalam dengan disampaikan oleh Schwarz et al., (2010)
informan penelitian: yang menyatakan bahwa kualitas kepuasan
“Kalau dari orang tua...Kalau orang tua hidup yang dihasilkan pun tidak hanya
saya ini, enggak, enggak bergantung pada jenis dukungan tetapi juga
menyusahkan.” pada latar belakang budaya dengan
Dari jawaban informan di atas orientasi nilai dan tradisi yang
menunjukkan bahwa adanya orang tua tidak mendasarinya mengenai hubungan antar
menjadi beban bagi generasi sandwich. Hal generasi. Selanjutnya, hasil studi empiris
ini tidak sejalan dengan hasil studi Qian & oleh Efklides, Kalaitzidou, & Chankin
Qian (2015), Miller (1981) dan Brody (2003) juga menjelaskan bahwa sudah
(1985) yang mengatakan bahwa beban menjadi budaya di Indonesia dan Jerman
ganda, tekanan hidup dan stres dengan untuk saling mendukung dan membantu
merawat dan menjaga orang tua yang antara generasi (orang tua-anak-cucu).
menua, menyediakan uang, dan Pendapatan
memberikan dukungan emosional Responden generasi sandwich sebanyak
sepanjang waktu yang kemudian 52,4 persen yang berpendapatan antara
mengurangi kebahagiaan di antara orang- Rp.1.000.000,- s.d. Rp.9.000.000,- merasa
orang yang sudah menikah berusia 30-49 bahagia dan sebanyak 47,6 persen merasa
tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan kurang bahagia. Mereka yang
bahwa orang tua yang tinggal bersama berpendapatan di atas Rp.9.000.000,-
generasi sandwich justru membantu sebanyak 54,5 persen merasa bahagia dan
generasi sandwich dalam melakukan tugas 45,5 persen merasa kurang bahagia.
dan tanggung jawabnya di rumah, misalnya Sementara itu, responden non generasi
mengurus anak. Hal ini tergambarkan dari sandwich dengan pendapatan
hasil wawancara : Rp.1000.000,- s.d. Rp.9.000.000,- sebanyak
“... pada saat saya capek, orang tua yang 46,8 persen merasa bahagia dan 53,2 persen
langsung pegang anak saya. Saat saya merasa kurang bahagia. Hal ini berbeda
capek, gak kasih mandi, lupa gak kasih dengan generasi sandwich, dimana
makan, gak kasih tidur, langsung walaupun pendapatan kurang dari
rebahan, tau-taunya udah jam 6, saya
Rp.9.000.000,- lebih banyak dari mereka
lupa kasih makan, ternyata saat saya yang merasa bahagia dibandingkan dengan
keluar anak saya sudah dimandiin, udah mereka yang tidak bahagia. Hasil penelitian
dikasih makan.” ini sejalan dengan Miller (1981) yang
Kondisi di atas sejalan dengan
menunjukkan bahwa tekanan finansial
pernyataan Ingersoll-dayton, Neal, & bukan menjadi masalah utama bagi generasi
Hammer, (2001) yang bahwa orang tua sandwich. Hasil indepth interview dengan
yang membutuhkan perawatan pun dapat
seorang informan juga menunjukkan hal
membantu menjaga seorang anak yang yang serupa, sebagaimana kutipan hasil
telah memasuki usia dewasa melalui wawancara,
berbagai cara.

Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v6i1.254 9


Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian dan Pengembangan, p-ISSN: 2580-541X
Vol. 6, No. 1, November 2022, Hal 1-13 e-ISSN: 2614-3356

“Kalau menurut aku sih (finansial) bukan terhadap kebahagiaan tetapi memiliki arah
masalah. Alhamdulillah (finansial) pengaruh yang positif secara tidak langsung
bukan masalah. Jadi yang lebih ke melalui kesehatan. Kemiskinan pendapatan
masalah tuh ke culture nya, prinsipnya, secara konsisten berhubungan dengan
pengambilan keputusan, kayak gitu gitu ketidakbahagiaan dan kesehatan yang
sih.” dinilai rendah (Subramanian et al., 2005).
Jika diamati dari unadjusted odds ratio, Total pengaruh pendapatan terhadap
maka antara generasi sandwich dan non- kebahagiaan secara langsung dan tidak
generasi sandwich memberikan hasil dan langsung adalah sebesar -0,238.
interpretasi yang sama. Pada generasi Kemiskinan pendapatan secara konsisten
sandwich, sebelum dikontrol terhadap berhubungan dengan ketidakbahagiaan
pengaruh dari faktor-faktor lain, mereka (Easterlin, 1995).
dengan pendapatan rumah tangga lebih dari Kesehatan
Rp.9.000.000,- dalam sebulan cenderung Responden generasi sandwich yang
untuk 1,090 kali lebih bahagia memiliki kondisi fisik sehat sebanyak 57,1
dibandingkan dengan yang berpendapatan persen merasa bahagia dan sebanyak 42,9
kurang dari Rp.9.000.000. Pada non- persen merasa kurang bahagia. Sementara
generasi sandwich, mereka yang pada generasi sandwich yang memiliki
pendapatannya lebih dari Rp.9.000.000,- kondisi fisik kurang sehat sebanyak 25
dalam sebulan cenderung untuk 1,803 kali persen merasa bahagia, dan sebanyak 75
lebih bahagia dibandingkan yang persen kurang bahagia. Responden non
berpendapatan kurang dari Rp.9.000.000,-. generasi sandwich yang sehat sebanyak
Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa 53,4 persen merasa bahagia dan sebanyak
pada generasi sandwich pendapatan secara 46,6 persen yang merasa kurang bahagia.
signifikan berpengaruh terhadap Sementara pada non generasi sandwich
kebahagiaan, baik secara langsung maupun yang sehat sebanyak 30 persen merasa
tidak langsung. Pengaruh secara langsung bahagia, dan sebanyak 70 persen kurang
pendapatan terhadap kebahagiaan sebesar - bahagia. Baik generasi sandwich, maupun
0,452. Pendapatan memiliki arah yang non generasi sandwich dapat dilihat hasil
negatif dalam memengaruhi tingkat yang sama, bahwa mereka yang memiliki
kebahagiaan generasi sandwich. Hasil ini kondisi fisik sehat lebih banyak yang
menunjukkan hal yang berbeda dengan merasa bahagia, dan mereka yang memiliki
keadaan umumnya di masyarakat. Dari kondisi fisik kurang sehat lebih banyak
hasil crosstab antara kebahagiaan dengan
yang merasa kurang bahagia.
pendapatan, menunjukkan bahwa 11 dari 17 Jika di lihat dari unadjusted odds ratio,
responden generasi sandwich yang bahagia maka antara generasi sandwich dan non
memiliki pendapatan di bawah generasi sandwich memberikan hasil dan
Rp.9.000.000,-. Maka, pendapatan
interpretasi yang sama. Pada generasi
berpengaruh secara tidak langsung terhadap sandwich, sebelum di kontrol terhadap
kebahagiaan melalui kesehatan sebesar pengaruh dari faktor-faktor lain mereka
0,429, dan pengaruh tidak langsung
yang sehat cenderung untuk 4 kali lebih
terhadap cek melalui kesehatan sebesar bahagia dibandingkan yang kurang sehat.
0,214. Pendapatan secara langsung Pada non generasi sandwich, sebelum di
memiliki arah pengaruh yang negatif

10 Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v6i1.254


Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian dan Pengembangan, p-ISSN: 2580-541X
Vol. 6, No. 1, November 2022, Hal 1-13 e-ISSN: 2614-3356

kontrol terhadap pengaruh dari faktor- berlaku sebaliknya.. Kondisi fisik dan
faktor lain mereka yang sehat cenderung perilaku hidup sehat (konsumsi rendah
untuk 2,679 kali lebih bahagia alkohol, diet sehat, dan tidak merokok)
dibandingkan yang kurang sehat. Hasil serta keadaan lingkungan dan komunitas
indepth interview menunjukkan bahwa yang kondusif juga memiliki andil yang
responden generasi sandwich lebih memilih positif terhadap kebahagiaan (,
kesehatan dibandingkan leisure, Subramanian et al., 2005; Piqueras et al.,
sebagaimana kutipan hasil wawancara, 2011, Moor et al., 2014).
“kalau misalnya nggak sehat kita nggak Pada penelitian ini, kesehatan memiliki
bisa... ehmm kan tanggungannya ada hubungan dan pengaruh yang positif
anak nih, apalagi saya kan ibu gitu kan, terhadap kebahagiaan. Hal ini berbeda
posisinya perannya. Kalau misalnya saya dengan beberapa hasil penelitian lainnya.
gak sehat saya gak bisa urus anak-anak Diener et al., (2009) menjelaskan bahwa
saya, di satu sisi orang tua saya, harus hubungan antara kesehatan dengan
kan momong cucu nya nih kalau misal kebahagiaan tidak selalu erat dan positif.
saya gak sehat saya gak bisa bantu juga Ada orang yang sehat tetapi tidak bahagia,
buat cepet cepet pulang kampus gitu sebaliknya ada orang dengan kesehatan
yah.. terus ngasuh anak kayak gitu kan.. yang parah dan dapat menerima kondisi
gak bisa. Terus udah gitu kalau misalnya dirinya justru memiliki kebahagiaan yang
gak sehat itu setelah ngurus anak kan sama dengan orang yang sehat. Temuan
harus ada waktu untuk nugas lah kayak mengenai hubungan antara kebahagiaan
gitu kan, itu gak bisa.. jadi menurut saya dan kesehatan cenderung beragam.
sih lebih penting sehat dibanding
Leisure. Leisure yah nanti bisa kapan- SIMPULAN
kapan.” Salah satu temuan menarik pada
Kesehatan menunjang peran generasi penelitian ini adalah bahwa di beberapa
sandwich sebagai orang tua dan anak. negara lain, status sebagai generasi
Kesehatan yang terganggu membuat sandwich sering kali dikaitkan dengan
generasi sandwich tidak maksimal tingkat stres yang tinggi, namun pada
menjalankan perannya sebagai anak dan penelitian ini ditemukan bahwa tidak
orang tua, sehingga menjadikan adanya terdapat perbedaan tingkat kebahagiaan
perasaan bersalah yang berujung pada antara generasi sandwich dengan non-
ketidakbahagiaan. generasi sandwich pada sampel penelitian
Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa Lebih lanjut, dari keempat variabel
pada generasi sandwich, kesehatan bebas, hanya variabel kesehatan dan
berpengaruh signifikan secara langsung pendapatan yang memiliki pengaruh
terhadap kebahagiaan sebesar 0,498. Arah langsung terhadap tingkat kebahagiaan
pengaruh yang positif menunjukkan generasi sandwich, sedangkan jumlah
semakin baik kondisi kesehatan seseorang, tanggungan anggota rumah tangga dan
semakin bertambah tingkat waktu luang tidak berpengaruh secara
kebahagiaannya. langsung. Pendapatan yang lebih tinggi dan
Subramanian et al., (2005) menunjukkan kondisi tubuh yang sehat cenderung
bahwa kesehatan yang buruk berkorelasi membuat generasi sandwich dan non-
positif dengan ketidakbahagiaan, dan generasi sandwich lebih bahagia.

Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v6i1.254 11


Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian dan Pengembangan, p-ISSN: 2580-541X
Vol. 6, No. 1, November 2022, Hal 1-13 e-ISSN: 2614-3356

Salah satu temuan menarik lainnya pada pekerjaan generasi sandwich, salah satunya
penelitian ini adalah bahwa tekanan adalah dalam mengurus anak dan
finansial bukan merupakan hal yang melakukan pekerjaan domestik. Hubungan
dirisaukan oleh generasi sandwich, dan antara generasi sandwich dengan orang tua
tanggung jawab terhadap orang tua tidak pada sampel penelitian (dan berlaku
dianggap sebagai beban bagi generasi sebaliknya) dipengaruhi oleh budaya yang
sandwich. Hasil penelitian menunjukkan berlaku di Indonesia, dimana antara
bahwa orang tua justru membantu generasi saling membantu dan mendukung.

DAFTAR PUSTAKA

Behavior, S., & Abdel-Khaled, A. M. (2015). Measuring Happiness with a Single-Item Scale.
September. https://doi.org/10.2224/sbp.2006.34.2.139
Broady, T. (2019). The sandwich generation: Caring for oneself and others at home and at
work by Ronald J. Burke and Lisa M. Internal Journal of Care and Caring, 307–309.
https://doi.org/10.1177/1748895810383807
Brody, E. M. (1985). Parent Care as a Normative Family Stress. Gerontologist, 25(1), 19–29.
https://doi.org/10.1093/geront/25.1.19
Bt Ahmad, M., Noorsuriani Bt Maon, S., Naqiuddin Md Mansor, M., & Mohd Daud, N.
(2018). The Academician’s Sandwich Generation: Balancing Between Work and Family
Through Social Support. The Turkish Online Journal of Design, Art and
Communication-TOJDAC, September 1481–1487.
Diener, E., Sapyta, J. J., & Suh, E. (2009). Subjective Well-Being is Essential to Well-Being.
7965(1998). https://doi.org/10.1207/s15327965pli0901
Easterlin, R. (1995). Will Raising the Incomes of All Increase the Happiness of All ? Journal
of Economic Behavior and Organization, 27(1), 35–47.
Efklides, A., Kalaitzidou, M., & Chankin, G. (2003). Subjective Quality of Life in Old Age in
Greece: The Effect of Demographic Factors, Emotional State, and Adaptation to Aging.
European Psychologist, 8(3), 178–191. https://doi.org/10.1027//1016-9040.8.3.178
Frey, B. S., & Stutzer, A. (2000). Happiness, Economy and Institutions. 110, 918–938.
Hernandez, W. R., Marjanen, P., & Riina, K. (2019). Caring and Sandwich Generation in
Finland. 195–243.
https://www.theseus.fi/bitstream/handle/10024/336090/Karki_Marjanen_Hernandez.pdf
?sequence=1
Hills, P., & Argyle, M. (2002). The Oxford Happiness Questionnaire : a compact scale for
the measurement of psychological well-being. 33, 1073–1082.
Hopps, M., Iadeluca, L., McDonald, M., & Makinson, G. T. (2017). The Burden of Family
Caregiving in the United States: Work Productivity, Health Care Resource Utilization,
and Mental Health among Employed Adults. Journal of Multidisciplinary Healthcare,
pp. 10, 437–444. https://doi.org/10.2147/JMDH.S135372
Ingersoll-Dayton, B., Neal, M. B., & Hammer, L. B. (2001). Aging Parents Helping Adult
Children: The Experience of the Sandwiched Generation*. 50.
Juin, S. (2015). Care Arrangements and Caregivers’ Health : Should We Care about How
they Care ? 1–37.

12 Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v6i1.254


Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian dan Pengembangan, p-ISSN: 2580-541X
Vol. 6, No. 1, November 2022, Hal 1-13 e-ISSN: 2614-3356

Marts, S. Z. (2013). Sandwich Generation Caregivers: Ethical Legacies Throughout


Generations. Doctoral Dissertations, p. 48.
https://repository.usfca.edu/diss%0Ahttps://repository.usfca.edu/diss
Migliaccio, J. N. (2019). Millennials — the Newest “ Club Sandwich Generation —” Inherit
the “ Sandwich Generation .” November.
Miller, D. A. (1981). The ‘Sandwich’ Generation: Adult Children of the Aging. Social Work
(United States), 26(5), 419–423. https://doi.org/10.1093/sw/26.5.419
Moor, I., Lampert, T., Rathmann, K., Kuntz, B., Kolip, P., Spallek, J., & Richter, M. (2014).
Explaining educational inequalities in adolescent life satisfaction: Do health behavior
and gender matter? International Journal of Public Health, 59(2), 309–317.
https://doi.org/10.1007/s00038-013-0531-9
Noor, S., & Isa, F. M. (2020). Malaysian Sandwich Generation Issues and Challenges in
Elderly Parents Care. International and Multidisciplinary Journal of Social Sciences,
9(3), 289–312. https://doi.org/10.17583/rimcis.2020.5277
Piqueras, J. A., Kuhne, W., Vera-Villarroel, P., Van Straten, A., & Cuijpers, P. (2011).
Happiness and Health Behaviours in Chilean College Students: A Cross-Sectional
Survey. BMC Public Health, 11. https://doi.org/10.1186/1471-2458-11-443
Qian, Y., & Qian, Z. (2015). Work, Family, and Gendered Happiness Among Married People
in Urban China. Social Indicators Research, 121(1), 61–74.
https://doi.org/10.1007/s11205-014-0623-9
Schwarz, B., Albert, I., Trommsdorff, G., Zheng, G., Shi, S., & Nelwan, P. R. (2010).
Intergenerational Support and Life Satisfaction : A Comparison of Chinese, Indonesian,
and German Elderly Mothers. https://doi.org/10.1177/0022022110372197
Schlesinger, B., & Raphael, D. (1993). The Woman in The Middle : The Sandwich
Generation Revised. International Journal of Sociology of the Family, 23(1), 77–87.
Solberg, L. M., Solberg, L. B., & Peterson, E. N. (2014). Measuring Impact of Stress in
Sandwich Generation Caring for Demented Parents. 27(4), 171–179.
https://doi.org/10.1024/1662-9647/a000114
Subramanian, S. V., Kim, D., & Kawachi, I. (2005). Covariation in the Socioeconomic
Determinants of Self-Rated Health and Happiness: A Multivariate Multilevel Analysis
of Individuals and Communities in the USA. Journal of Epidemiology and Community
Health, 59(8), 664–669. https://doi.org/10.1136/jech.2004.025742
Varian, H. R. (2010). Intermediate Microeconomics - a Modern Approach (J. Repcheck (ed.);
8th ed.). W. W. Norton & Company.
Wang, M., & Wong, M. C. S. (2014). Happiness and Leisure Across Countries : Evidence
from International Survey Data. 85–118. https://doi.org/10.1007/s10902-013-9417-z

Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v6i1.254 13

You might also like