Professional Documents
Culture Documents
Abstract. Human aging is a complex process, starting from birth, and is influenced by many
factors. Therefore, successful aging needs to be planned well since birth. The components of
successful aging are: (1) unsusceptible to disease and its effects; (2) well-functioning cognitive
and physical capacities; (3) active involvement in life; and (4) positive spirituality.
Someelderlies are are found to be in the category of low successful aging and there is a
cultural gap between the elderly and the generations below related to technological
development. From previous studies, one of therapy approaches that has been proven
effective in increasing successful aging is reminiscence, which involves an activity of
reminiscing past memories so the elderly can accept experiences positively. Currently reminis-
cence therapy methods can be designed creatively by utilizing technological advancements
that are appropriate for elderly conditions. This literature review can be a reference in
designing a reminiscence model to improve successful aging of the elderly utilizing
technology (gerotechnology) which later can be proven through empirical research.
Keywords: elderly; literature review; successful aging; reminiscence therapy; technology
Abstrak. Penuaan manusia merupakan proses yang kompleks, dimulai sejak lahir, dan
dipengaruhi banyak faktor. Oleh karena itu penuaan yang berhasil (successful aging) perlu
dipersiapkan sebaik mungkin sejak manusia dilahirkan. Komponen successful aging yaitu: (1)
tidak rentan terjangkit penyakit dan efeknya; (2) kapasitas fungsional kognitif dan fisik yang
baik; (3) keterlibatan aktif dalam kehidupan; dan (4) spiritualitas positif. Sebagian lansia
termasuk dalam kategori successful aging rendah dan terdapat kesenjangan kultural antara
lansia dan generasi di bawahnya berkaitan dengan kemajuan teknologi. Dari penelitian
sebelumnya salah satu terapi yang terbukti efektif untuk meningkatkan successful aging adalah
reminiscence, yaitu terapi dengan aktivitas mengenang masa lalu sehingga lansia bisa
menerima pengalaman dengan positif. Saat ini metode terapi reminiscence dapat dirancang
secara kreatif dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang sesuai dengan kondisi lansia.
Kajian pustaka ini dapat menjadi acuan dalam merancang model reminiscence untuk
meningkatkan successful aging lansia dengan teknologi (gerotechnology) agar dibuktikan
melalui penelitian empiris.
Kata kunci: lansia; kajian pustaka; successful aging; terapi reminiscence; teknologi
72 Buletin Psikologi
TERAPI REMINISCENCE: LANSIA, SUCCESSFUL AGING
Tahun
Gambar 1. Data pertumbuhan lansia di Indonesia tahun 2010-2035
dalam persentase (BPS, 2015)
Buletin Psikologi 73
SUSANTO, DKK
menjadi potensi atau beban dalam siklus masih memberikan lansia kesempatan-
kehidupan manusia secara keseluruhan. kesempatan pengembangan diri serta
Secara ekonomi jika seseorang pada saat mempunyai keinginan untuk melakukan
masa usia produktif mampu melakukan sesuatu atau berarti (produktif) bagi orang
saving atau menabung, maka saat dia lain (Sulandari, 2009).
menjadi lansia atau tidak lagi produktif Menurut Santrock (Soetjiningsih,
tidak menjadi beban bagi negara. Ditam- 2018) berkaitan dengan kondisinya, maka
bahkan pula bahwa terdapat permasa- orang lanjut usia lebih banyak kemung-
lahan lain pada lansia yaitu kesenjangan kinannya tinggal di dalam institusi-insti-
kultural antara generasi tua dan yang tusi, memiliki angka morbiditas (penyakit)
lebih muda karena memiliki cara pandang yang lebih tinggi, jauh lebih besar meng-
yang berbeda terhadap permasalahan alami ketidakmampuan dibandingkan
yang ada. Salah satu faktor penyebabnya orang tua yang lebih muda. Juga kebu-
adalah kemajuan teknologi informasi yang tuhan, kapasitas, dan sumber daya lansia
berkembang pesat lebih mudah diikuti seringkali berbeda dari yang lebih muda.
oleh generasi yang lebih muda daripada
Agar lansia tetap produktif di masa
lansia. Pendapat ini diperkuat oleh
tuanya, Rowe dan Kahn (1997), yang
Widagdo (2016) yang mengatakan bahwa
kemudian direvisi oleh Crowther, Parker,
semakin tinggi usia seseorang maka
Achenbaum, Larimore, dan Koenig (2002)
semakin rendah persepsi mereka terhadap
memperkenalkan konsep successful aging,
teknologi informasi dan kurangnya dalam
yaitu kemampuan mengelola empat kom-
penggunaan teknologi informasi.
ponen perilaku, yaitu pertama, memini-
Sekarang ini banyak masyarakat yang malisasi risiko munculnya berbagai
masih berpikiran bahwa lansia sangat penyakit dan akibatnya, kedua yaitu
terbatas kemampuannya, hanya bisa mengelola dengan baik fungsi-fungsi fisik
berada di rumah, menjalani hidup sehari- dan mental, ketiga yaitu keterlibatan
hari hanya dengan bersantai saja tanpa secara aktif dengan kehidupan dan
aktivitas apa pun yang dilakukan. Usia tua keempat yaitu positive spirituality yang
seringkali dipandang sebagai masa berhubungan dengan perspektif positif
kemunduran (regresi), suatu periode di mengenai eksistensi dirinya dengan
mana para lansia mengalami adanya lingkungan di sekitarnya dan Tuhan
penurunan yang terjadi pada dirinya, baik (Soetjiningsih, 2018).
secara biologis maupun mental. Sebagian
Dari kajian yang telah dilakukan oleh
dari lansia masih melihat usia tua dengan
beberapa peneliti mengenai permasalahan
sikap yang memperlihatkan hilang harap-
di atas, ada berbagai macam intervensi
an, pasif, lemah, dan tergantung pada
lain selain terapi reminiscence yang dapat
anak atau sanak saudara, sehingga dam-
dilakukan untuk meningkatkan successful
paknya menjadi kurang berusaha untuk
aging pada lansia dan mengatasi
melakukan pengembangan diri yang
kesenjangan kultural karena kemajuan
menjadikan semakin cepat mengalami
teknologi, di antaranya adalah dengan
kemunduran, baik secara biologis maupun
melakukan Brain Exercise (Doewes, 2009),
mental. Namun, di sisi lain ada pula
Art and Music Therapy (Im & Lee, 2014),
sebagian lansia yang dapat memaknai arti
Drama Therapy (Keisari & Palgi, 2017),
penting usia tua dalam konteks eksistensi
Exergames (Chen, 2018), Counseling Therapy
manusia, yaitu sebagai masa hidup yang
(Lewis, 2006). Intervensi ini penting bagi
74 Buletin Psikologi
TERAPI REMINISCENCE: LANSIA, SUCCESSFUL AGING
lansia karena diperkirakan bahwa lebih saat ini. Aktivitas terapi ini dapat dilaku-
dari seperempat dari semua lansia meng- kan secara kelompok maupun perorangan
alami gangguan mental atau penyakit serta mampu memodifikasi perilaku,
seperti demensia, depresi, kecemasan, dan fungsi sosial dan fungsi kognitif. Fontaine
penyalahgunaan obat (Yen & Lin, 2018), (2009) menyatakan bahwa terapi remini-
yang dapat menghambat tercapainya scence dilakukan untuk menurunkan
successful aging. Menurut Mackin dan masalah depresi, harga diri yang rendah,
Arean (Wheeler, 2008) intervensi penting ketidakmampuan, keputusasaan, dan
yang dapat diberikan dalam mengatasi isolasi sosial pada lansia. Sedangkan
masalah penyesuaian diri pada lansia menurut Cappeliez (2010) terapi remini-
yaitu Cognitive Behavior Therapy (CBT), scence juga terbukti efektif untuk mening-
Reminiscence Therapy (RT) dan kombinasi katkan kepuasan hidup, mengurangi dan
Interpersonal Psycho Therapy (IPT) serta mencegah depresi, meningkatkan pera-
medikasi. Cole (Wheeler, 2008) juga watan diri, meningkatkan harga diri,
memperkuat pendapat bahwa Cognitive membantu lansia dalam transisi, krisis dan
Behavior Therapy dan Reminiscence Therapy kehilangan. Ditambahkan pula oleh
mempunyai potensi untuk mengatasi Gaggioli et al.(2014); Karimi et al. (2010);
masalah penyesuaian diri pada lansia. Watt dan Cappeliez (2000) bahwa terapi
Frazer dan Griffith (2005) telah melakukan reminiscence dapat didefinisikan sebagai
penelitian di Canberra Australia untuk recall memori peristiwa masa lalu, pikiran,
membuktikan beberapa intervensi yang dan perasaan untuk meningkatkan kuali-
efektif untuk mengatasi masalah penye- tas hidup, kesenangan, dan penyesuaian
suaian diri pada lansia yaitu intervensi dalam kehidupan.
medis, intervensi psikologis dan perubah- Jones (2003) telah melakukan peneli-
an gaya hidup (menghindari alkohol, olah tian mengenai efektivitas terapi remini-
raga, mengurangi lemak) serta terapi scence yang dilakukan pada 30 orang
alternatif (Light Therapy, Massage Therapy, partisipan lansia wanita yang mengalami
Music Therapy, vitamin). Untuk intervensi masalah penyesuaian diri lansia yang
psikologis yang telah dilakukan adalah tinggal di rumah perawatan lansia (panti
Cognitive Behavior Therapy, Dialectical wreda) di Florida. Terapi ini dilakukan
Behavior Therapy (DBT), Interpersonal dalam waktu tiga minggu dengan enam
Therapy (IT), Problem-Solving Therapy (PST), (6) sesi dan partisipannya terdiri dari 15
Reminiscence Therapy (RT), Bibliotherapy. orang lansia sebagai kelompok ekspe-
Hasil penelitian Frazer ini membuktikan rimen (yang mendapat intervensi) dan 15
bahwa terapi reminiscence efektif untuk orang sebagai kelompok kontrol. Hasil
menurunkan masalah penyesuaian diri penelitian tersebut menyatakan bahwa
pada lansia. terapi reminiscence merupakan suatu
Menurut Wilkinson (2012) terapi intervensi yang efektif untuk menurunkan
reminiscence adalah terapi untuk menge- masalah penyesuaian diri pada lansia
nang kembali kejadian di masa lampau, wanita. Hasil riset Husaini et al.(2004)
pikiran, dan perasaan yang menyenang- pada 303 lansia wanita di Nashville,
kan dan diberikan kepada lansia dengan Amerika Serikat yang dilakukan secara
bertujuan untuk meningkatkan kualitas berkelompok memperkuat efektivitas
hidup atau kemampuan penyesuaian terapi reminiscence ini.
terhadap perubahan dari suatu kejadian
Buletin Psikologi 75
SUSANTO, DKK
Menurut Butler (Wong, 2013) terapi nen successful aging yang diperlukan oleh
reminiscence memainkan peran utama lansia untuk keberhasilan penuaannya.
dalam meningkatkan successful aging dan Metode yang dilakukan bisa bervariasi,
telah mendapatkan perhatian di kalangan misalnya menggunakan gambar maupun
peneliti dan profesional. Makin banyak internet video streaming yang menggam-
pusat komunitas lansia dan rumah barkan situasi pada masa lalu yang mena-
perawatan lansia (panti wreda) yang telah rik dan ditampilkan melalui komputer dan
memasukkan intervensi kelompok diskusi LCD proyektor. Dapat pula aktivitas
sejarah hidup (remisniscence) dalam pro- reminiscence dilakukan dengan menyanyi
gram reguler mereka. Sejumlah laporan lagu-lagu kenangan masa lalu yang video
tentang manfaat nilai-nilai kenangan terus dan liriknya banyak terdapat di internet
muncul secara teratur dalam literatur. (Soetjiningsih, Samiyono, Susanto, &
Sebagai contoh, Goldstein (Wong, 2013) Pranandana, 2019).
melaporkan bahwa terapi reminiscence Dalam penelitiannya tentang hubung-
dapat meningkatkan kesejahteraan an reminiscence dan successful aging, Wong
(meningkatkan komponen psikologis pada (2013) berhasil menemukan bahwa
successful aging) dan mengurangi isolasi reminiscence berfungsi untuk merekon-
(meningkatkan komponen keterlibatan siliasi masa lalu, mencapai rasa harga diri,
sosial pada successful aging) pada pasien dan memecahkan masalah membuat
geriatri. Magee (Wong, 2013) melaporkan lansia menjadi berhasil dalam mengatasi
bahwa tema-tema puitis dalam terapi masalah-masalah penyesuaian dirinya dan
reminiscence meningkatkan makna pribadi menjadikan mereka menjadi lansia yang
(meningkatkan komponen positive spiri- sukses untuk melanjutkan hidupnya.
tuality pada successful aging) dan khusus-
Para peneliti telah melakukan studi
nya bermanfaat bagi para lansia yang
yang lebih mendalam tentang efek terapi
bermasalah dan mengalami masalah
reminiscence pada berbagai ukuran hasil
mental (meningkatkan komponen psiko-
kognitif, psikologis, sosial, perilaku, dan
logis pada successful aging).
kesehatan. Beberapa meta-analisis terbaru
Penulis tertarik mengulas terapi remi- telah menunjukkan efek utama terapi ini
niscence dalam artikel ini karena efektivitas (Bohlmeijer, Roemer, Cuijpers, Smit, 2007;
terapi ini dari hasil-hasil yang diperoleh Chin, 2007; Pinquart, Duberstein, Lyness,
dalam penelitian yang dilakukan 2007; Pinquart & Forstmeier, 2012).
terdahulu dan terapi reminiscence dapat
Dapat disimpulkan dari uraian di atas
dilakukan secara individual atau dalam
bahwa terapi reminiscence adalah terapi
kelompok, dengan kata lain terapi ini
yang memberikan perhatian terhadap
mempunyai fleksibilitas yang tinggi sesuai
kenangan terapeutik. Kegiatan untuk
dengan keadaan dan kondisi di mana
mengenang tersebut dapat dirancang dan
lansia tersebut berada. Maka terapi
dilakukan secara kreatif (sesuai dengan
reminiscence juga dapat dirancang dengan
kondisi yang ada dan tujuan yang akan
mengombinasikan perkembangan tekno-
dicapai), spontan (tidak terstruktur)
logi informasi yang ada sehingga bisa
maupun berurutan sesuai tema-tema yang
mengurangi kesenjangan kultural akibat
ada (terstruktur) dan merupakan kegiatan
perbedaan persepsi lansia dengan generasi
yang membuat para terapeutik lansia
yang lebih muda, namun tetap bertujuan
berkesan dan menyenangkan. Karena sifat
untuk meningkatkan komponen-kompo-
terapi ini yang fleksibel mengenai
76 Buletin Psikologi
TERAPI REMINISCENCE: LANSIA, SUCCESSFUL AGING
pengalaman masa lalu maka kegiatan del lain yang berpengaruh yaitu seleksi,
yang dapat dilakukan dapat dirancang optimisasi, dan kompensasi. Komponen
untuk meningkatkan komponen-kompo- pertama, seleksi, mengacu pada pengu-
nen successful aging. Penggunaan teknologi rangan atau transformasi jumlah domain
dalam aktivitas reminiscence diharapkan kehidupan untuk berkonsentrasi atau
dapat mengurangi kesenjangan kultural mempertahankan aktivitas kehidupan
yang terjadi antara lansia dan generasi yang paling dihargai. Komponen kedua,
yang lebih muda. optimisasi, merujuk pada perilaku untuk
Tujuan penulisan artikel reviu mengoptimalkan sumber daya yang
mengenai pemberian terapi reminiscence memfasilitasi keberhasilan dalam domain
yang dapat dilakukan dengan menggu- kehidupan yang dipilih ini. Akhirnya,
nakan kemajuan teknologi informasi ini elemen kompensasi mengacu pada peng-
diharapkan dapat menjadi acuan bagi para gunaan cara alternatif seperti teknologi
peneliti lainnya dalam pengembangan untuk mengompensasi kerugian dan
ilmu mengenai lansia (gerontologi) agar mencapai tujuan seseorang. Cara strategi
dapat meningkatkan kualitas hidup lansia ini "direalisasikan tergantung pada keada-
Indonesia untuk mencapai successful aging an pribadi dan sosial tertentu yang
di masa tuanya. dihadapi dan diproduksi individu ketika
mereka bertambah usia". Akibatnya,
penggunaan strategi seleksi, optimisasi
Pembahasan dan kompensasi dapat memungkinkan
individu untuk berkontribusi pada
Successful Aging successful aging atau keberhasilan penuaan
Rowe dan Kahn (1997) mengusulkan mereka sendiri.
model successful aging yang kemudian
direvisi oleh Crowtheret al. (2002) yang Terapi Reminiscence
terdiri dari empat komponen Kata reminiscence berasal dari reminiscentia
(Soetjiningsih, 2018) yaitu: 1) Low (bahasa Latin) yang berarti “tindakan
Probability of Disease and Disability, untuk mengingat”. Jadi reminiscence dapat
Kemungkinan rendah terkena penyakit diartikan sebagai “ingatan akan sesuatu
dan kemampuan untuk menghindar dari masa lalu” (Harper, 2019). Mosby Medical
risiko penyakit yang mungkin timbul pada Dictionary mendefinisikan terapi remini-
dirinya. 2) High Cognitive and Psysical scence sebagai teknik psikoterapi di mana
Functional, Mampu mempertahankan harga diri dan kepuasan pribadi dipulih-
fungsi kognitif dan fisiknya dengan baik kan, terutama pada lansia, dengan
dalam hidup sehari-hari. 3) Engagement in mendorong pasien untuk meninjau
Life, Hidup bersosial atau bermasyarakat pengalaman masa lalu yang bersifat
secara aktif dan produktif untuk membuat menyenangkan (Mosby, 2009). Terapi
dirinya lebih berarti. 4) Positive Spirituality, reminiscence adalah terapi keperawatan
Ketulusan dan kesungguhan untuk bisa independen yang digunakan dalam pera-
melakukan sesuatu yang meningkatkan watan jangka panjang, hidup berbantuan
kesejahteraan bersama dan bisa menerima (assisted living), dan hidup mandiri
keadaan dirinya dan orang lain. (Buchanan, Moorhouse, Cabico, Krock,
Paul Baltes dan Margret Baltes Campbell, Spevakow, 2002; Lin & Hwang,
(Strifler, 2011) menuliskan mengenai mo- 2003). Terapi reminiscence adalah terapi
Buletin Psikologi 77
SUSANTO, DKK
78 Buletin Psikologi
TERAPI REMINISCENCE: LANSIA, SUCCESSFUL AGING
Tabel 1.
Stinson’s Protocol for Structured Reminiscence (SPSR)
Buletin Psikologi 79
SUSANTO, DKK
Wong (2013) menyatakan ada enam seseorang; (4) escapist atau defensive, yaitu
jenis reminiscence (kenangan): (1) kecenderungan untuk memuliakan masa
integrative, yaitu pencapaian harga diri, lalu dan mencela masa kini. Pernyataan
koherensi, dan rekonsiliasi berkenaan yang membanggakan pencapaian masa
dengan masa lalu seseorang, meninjau lalu, melebih-lebihkan kesenangan di
kembali masa lalu mereka sebagai masa lalu; (5) obsessive, yaitu perasaan
persiapan untuk kematian. Ini mungkin, bersalah atas masa lalu seseorang.
pada kenyataannya, melibatkan perasaan Kenangan obsesif dibuktikan dengan
bersalah, kegagalan, dan depresi. Namun, pernyataan bersalah, kepahitan, dan
sejauh seseorang mampu mencapai keputusasaan atas masa lalu seseorang; (6)
integritas, reminiscence berkontribusi pada narative, yaitu merupakan deskriptif
successful aging dalam hal peningkatan mengenai ingatan interpretatif dari masa
pemahaman diri, makna pribadi, harga lalu seperti informasi biografi mengenai
diri, dan kepuasan hidup. Karakteristik tanggal dan tempat lahir dan cerita-cerita
yang menentukan dari keberhasilan terapi pengalaman masa lalu yang paling
reminiscence adalah pernyataan yang berkesan.
menunjukkan menerima masa lalu sebagai Penelitian yang dilakukan oleh Wong
sesuatu yang berharga, merekonsiliasi (2013) tentang hubungan terapi remi-
perbedaan antara ideal dan kenyataan, niscence dan successful aging, berhasil
dan menerima peristiwa kehidupan nega- menemukan bahwa lansia yang mencapai
tif dan menyelesaikan konflik masa lalu; successful aging menunjukkan bentuk
(2) instrumental, yaitu ingatan dari rencana reminiscence yang lebih integratif dan
masa lalu, kegiatan yang diarahkan pada instrumental yang terutama berfungsi
tujuan dan pencapaian tujuan, upaya masa untuk merekonsiliasi masa lalu, mencapai
lalu untuk mengatasi kesulitan, dan rasa harga diri, dan memecahkan masalah.
menarik dari pengalaman masa lalu untuk Kemudian, Webster (Wong, 2013) menya-
memecahkan masalah saat ini; (3) takan bahwa pengembangan berdasarkan
transmissive, yaitu referensi budaya dan fungsi reminiscence secara empiris menan-
praktik-praktik era yang lampau, nilai- dakan kemajuan penting dalam bidang ini.
nilai tradisional dan kebijaksanaan, dan Delapan fungsi memori diidentifikasi:
pelajaran yang dipetik melalui masa lalu identitas, pemecahan masalah, persiapan
80 Buletin Psikologi
TERAPI REMINISCENCE: LANSIA, SUCCESSFUL AGING
Buletin Psikologi 81
SUSANTO, DKK
mengurus lansia yang dapat dilakukan Buchanan, D., Moorhouse, A., Cabico, L.,
oleh orang yang ahli dalam bidang Krock, M., Campbell, H.,& Spevakow,
gerontology. Pencapaian successful aging ini D. (2002). A critical review and
penting bagi lansia untuk dapat melanjut- synthesis of literature on reminiscing
kan hidup mereka menjadi individu yang with older adults. Canadian Journal of
masih berdaya dan masih mempunyai Nursing Research, 34(3), 123-139.
kesempatan untuk melakukan kegiatan Cappeliez, P., & O’Rourke, N. (2006).
yang bermanfaat dan produktif bagi Empirical validation of a comprehen-
masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. sive model of reminiscence and health
Diperlukan tinjauan literatur yang lebih in later life. Journal of Gerontology, 61,
dalam mengenai terapi reminiscence 237–244.
sehingga dapat dilakukan pengembangan
Cappeliez, P., & Robitaille, A. (2010).
desain dan model yang lebih baik lagi di
Coping mediates the relationships
masa yang akan datang sesuai dengan
between reminiscence and psycho-
budaya lokal yang ada di Indonesia.
logical well‐being among older adults.
Aging & Mental Health, 14, 807–818.
Ucapan Terima Kasih
doi: 10.1080/13607861003713307
Kami mengucapkan terima kasih kepada
Chen, C. K. (2018). Acceptance of different
Direktorat Riset dan Pengabdian Masya-
design exergames in elders. PLoS One
rakat Direktorat Jenderal Riset dan
13(7), 1-22. doi:
Pengembangan Kementerian Riset, Tekno-
10.1371/journal.pone.0200185
logi, dan Pendidikan Tinggi Indonesia
yang telah mendanai Penelitian Hibah Chin, A. M. (2007). Clinical effects of
Tesis Magister tahun 2019 berkaitan reminiscence therapy in older adults:
dengan successful aging lansia di mana A meta‐analysis of controlled trials.
kajian pustaka atau literatur review ini Hong Kong Journal of Occupational
merupakan salah satu luarannya. Therapy, 17, 10–22. doi: 10.1016/S1569-
1861(07)70003-7
CPPS UGM. (2014). Tantangan bonus
Daftar Pustaka
demografi: Perlunya respon terhadap
Bohlmeijer, E., Roemer, M., Cuijpers, P., & persoalan lansia dan tenaga kerja.
Smit, F. (2007). The effects of remi- Diakses dari:
niscence on psychological well‐being https://cpps.ugm.ac.id/en/tantangan-
in older adults: A meta‐analysis. Aging bonus-demografi-perlunya-respon-
& Mental Health, 11, 291–300. doi: terhadap-persoalan-lansia-dan-tenaga-
10.1080/13607860600963547 kerja-2/ pada tanggal 6 Maret 2020
BPS. (2015). Statistik penduduk lanjut usia. Crowther, M. R, Parker, M. W.,
Biro Pusat Statistik Indonesia. Diakses Achenbaum, W. A., Larimore, W. L., &
dari: Koenig, H. G. (2002). Rowe and Kahn’s
https://www.bps.go.id/publication model of successful aging revisited:
tanggal 7 Juli 2019. Positive spirituality-the forgotten
factor. The Gerontologist, 42(5), 613-620.
BPS. (2018). Statistik penduduk lanjut usia
2018. Biro Pusat Statistik Indonesia. Doewes, M. (2009). Exercise and brain
Diakses dari: health in elderly. Folia Medica
https://www.bps.go.id/publication Indonesiana, 45(2), 161-164.
82 Buletin Psikologi
TERAPI REMINISCENCE: LANSIA, SUCCESSFUL AGING
Buletin Psikologi 83
SUSANTO, DKK
84 Buletin Psikologi