You are on page 1of 14

Partisipasi Masyarakat Dalam Keberhasilan Pengembangan

Program Posyandu Lansia Di Puskesmas Jagir Surabaya

AINUR ROFIQ

Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Departemen Administrasi,


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga

ABSTRACT

This study aims to find the people involved in the development of posyandu elderly in Jagir
Surabaya Community Health Center. To find out the success or failure of the elderly posyandu
development program in Puskesmas Jagir Surabaya uses theory of Uphoff and Cohen that is three
principles that combine results, implementation program, utilization program.
This research is a qualitative research with descriptive research. The location of the research
was conducted at Puskesmas Jagir Surabaya. Informants selected in the study were structural officials,
elderly cadres posyandu cadres, and community as participant posyandu elderly. The technique of
determining informants was done by purposive sampling and developed into snowball sampling. Data
collected from in-depth interviews, and documentation. Data analysis uses data reduction, data
presentation, and deduction of conclusions. Technique of examination and validity of triangulation data.
The results of this study of the three principles in the successful development of an elderly
posyandu program at Puskesmas Jagir Surabaya prioritize three principles: decision making,
implementation program, utilization program. The result of the research shows that community
participation in the elderly posyandu program is the result of participation program and utilization
program where community as posyandu participant of elderly active in program organized by
puskesmas.

Keywords: participation, program success, posyandu elderly

PENDAHULUAN pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, dan


Kesehatan setiap individu merupakan merata.
hak dasar dan merupakan salah satu faktor Pembangunan kesehatan adalah bagian
penentu kualitas sumber daya manusia. dari pembangunan nasional yang bertujuan
Memperoleh kesehatan yang layak merupakan meningkatkan kesadaran, kemauan dan
hak setiap manusia baik individu maupun kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
kelompok, sebagaimana yang diungkapkan terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
oleh World Health Organization (WHO) bahwa setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan
memperoleh derajat kesehatan yang optimal tersebut merupakan upaya seluruh potensi
adalah hak yang fundamental bagi setiap bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta
manusia, tanpa membedakan ras, agama, maupun pemerintah. Indonesia sebagai negara
keyakinan politik, status sosial, dan ekonomi. keempat terbanyak populasi penduduknya di
Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara dan dunia, setelah Cina, India, dan Amerika Serikat
ditingkatkan kualitasnya. Untuk mewujudkan serta terbanyak di wilayah Asia Tenggara dari
hal tersebut pemerintah Indonesia telah 10 negara yang tergabung dalam ASEAN,
mencanangkan visi Indonesia sehat 2010 yaitu sudah selayaknya Indonesia sebagai role model
gambaran masyarakat Indonesia di masa depan bagi negara tetangganya, terutama dalam
yang penduduknya hidup dalam lingkungan penanganan penduduk, khususnya penduduk
dan perilaku sehat, mampu menjangkau lansia. Berdasarkan data proyeksi penduduk,
diperkirakan tahun 2015, terdapat 21,68 juta

P a g e 1 | 14
jiwa penduduk lansia di Indonesia (8,49 persen) Masalah masalah yang dialami lansia
dari populasi penduduk, hal ini menunjukkan di atas merupakan hal terpenting dari segi
bahwa Indonesia termasuk negara yang akan kesehatan yang mengalami banyak perubahan
memasuki era penduduk menua (ageing sehingga timbulnya berbagai penyakit seiring
population) karena jumlah penduduknya yang proses menua yang dialami lanjut usia. Dalam
berusia 60 tahun ke atas (penduduk lansia) mencegah dan mengatasi berbagai keluhan dari
melebihi angka 7 persen. Diprediksi jumlah penyakit degeneratif di usia senja dapat
penduduk lansia tahun 2020 (27,08 juta), tahun dilakukan dengan upaya mandiri yang
2025 (33,69 juta), tahun 2030 (40,95 juta) dan sederhana dan upaya medis. Adanya amanat
tahun 2035 (48,19 juta). UUD 1945 dalam hal pelayanan kesehatan
Besarnya jumlah penduduk lansia di maka sudah seharusnya pelayanan kesehatan
Indonesia di masa depan membawa dampak untuk masyarakat Indonesia terutama kaum
positif maupun negatif. Berdampak positif, lansia. Mengingat kondisi dan permasalahan
apabila penduduk lansia berada dalam keadaan lansia tersebut, maka penanganan masalah
sehat, aktif dan produktif. Disisi lain, besarnya lansia harus menjadi prioritas, pelayanan yang
jumlah penduduk lansia menjadi beban jika benar-benar diberikan oleh dokter dan perawat
lansia memiliki masalah penurunan kesehatan dengan hati nurani. Karena memberikan
yang berakibat pada peningkatan biaya pelayanan kesehatan kepada lansia tidak
pelayanan kesehatan, penurunan semudah yang dipikirkan, harus membutuhkan
pendapatan/penghasilan, peningkatan ketekunan dan kesabaran yang maksimal.
disabilitas, tidak adanya dukungan sosial dan Pelayanan yang ada sampai sekarang masih ala
lingkungan yang tidak ramah terhadap kadarnya seperti cukup dengan upaya
penduduk lansia. Proses penuaan penduduk pengobatan saja tanpa memperhatikan sikap
tentunya berdampak pada berbagai aspek preventif yaitu upaya pencegahan dan promotif
kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan terutama yaitu upaya promosi dalam meningkatkan
kesehatan, karena dengan semakin kesehatan lansia. Inilah yang membutuhkan
bertambahnya usiafungsi organ tubuh akan kesadaraan dari masyarakat bagaimana cara
semakin menurun baik karena faktor alamiah. memberikan pelayanan yang optimal dengan
Penyakit lansia tentu tidak akan pernah lepas kesadaran dari berbagai pihak terkait.
dariaspek fisik, psikologi, dan sosial. Peningkatan jumlah lansia menjadi
Dari aspek fisik pada usia lanjut salah satu indikator keberhasilan pembangunan
dimulai dengan adanya proses degeneratif yaitu sekaligus sebagai tantangan dalam
penurunan fungsi atau perubahan struktur pembangunan. Apabila permasalahan tersebut
organ tubuh. Pada umumnya penyakit tidak diantisipasi dari sekarang, maka tidak
degeneratif ini adalah penyakit yang bersifat tertutup kemungkinan bahwa proses
sambung menyambung saling terkait dan pembangunan akan mengalami berbagai
kronis serta penyakit ini dapat menimbulkan hambatan. Karena permasalahannya terus
kecacatan pada lansia. Munculnya berbagai berpacu dengan pertambahan jumlahnya.
penyakit yang menyerang lansia akan Seiring dengan semakin meningkatnya
mempengaruhi segala aspek kehidupan yang populasi lansia, pemerintah telah merumuskan
dimiliki termasuk seksualitas yang berakibat berbagai kebijakan pelayanan kesehatan lansia
dengan menurunnya kualitas hidup.Masalah ditujukan untuk meningkatkan derajat
psikologis yang biasa dialami lansia, kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk
diantaranya pikun, frustasi, kesepian, takut mencapai masa tua bahagia dan berdayaguna
kehilangan kebebasan, kecemasan, takut dalam kehidupan keluarga dan masyarakat
menghadapi kematian, sikap labil. Sedangkan sesuai dengan keberadaannya. Pembinaan
untuk masalah sosial yang sering dialami lansia di Indonesia dilaksanakan berdasarkan
keluarga, teman, masalah hukum, keamanan, Peraturan Undang-Undang RI No. 13 Tahun
pensiun, transportasi, rekreasi, pendidikan, 1998 tentang Kesejahteraan Lansia yang
agama, dan panti jompo. menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan
dimaksudkan untuk memelihara dan

P a g e 2 | 14
meningkatkan derajat kesehatan dan puskesmas perlu dilakukan dengan manajemen
kemampuan lansia, upaya penyuluhan, yang baik. Keberhasilan pemantauan program
penyembuhan dan pengembangan lembaga. harusdimulai dari kegiatan masukan, proses
Undang-undang kesehatan Nomor 36 Tahun dan keluaran dengan aspek teknis dan
2009 tentang kesehatan menyebutkan bahwa manajerial termasuk penyediaan sarana,
upaya untuk meningkatkan dan memelihara prasaran dan informasi yang digunakan untuk
kesehatan masyarakat termasuk lanjut usia perencanaan lebih lanjut.
dilaksanakan berdasarkan prinsip non Banyaknya jumlah lansia di Jawa
diskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan. Timur dan adanya Perda Nomor 5/2007 tentang
Prinsip non diskriminatif mengandung makna Kesejahteraan Lanjut Usia diharapkan
bahwa semua masyarakat harus mendapatkan kosnsistensi Pemerintah Jawa Timur dapat
pelayanan termasuk lanjut usia dengan tidak menuangkan kebijakan untuk meningkatkan
memandang suku, ras, agama, dan kesejahteraan para lansia. Disamping karena
budaya.Partisipasif mengandung makna jumlah, upaya peningkatan kesejahteraan sosial
mengaharapkan partisipasi masyarakat untuk lansia menjadi komitmen nasional, karena
ikut serta dalam meningkatkan dan memelihara potensi atau peran yang strategis dari para
kesehatan lanjut usia. Berkelanjutan lansia sebagai pewaris nilai-nilai budaya
mengandung makna bahwa program atau bangsa. Seiring dengan ditetapkannya bidang
kegiatan yang berupaya untukmeningkatkan kesehatan sebagai salah satu kewenangan wajib
dan memelihara kesehatan tidak hanya dilaksanakan oleh daerah, maka relatif banyak
dilakukan sekali atau dua kali melainkan terus daerah yang berusaha meningkatkan pelayanan
berlanjut. di bidang kesehatan khusunya lansia. Berbagai
Sebagai wujud nyata pelayanan inovasi dilakukan supaya kualitas pelayanan
kesehatan pada kelompok lansia, pemerintah kesehatan khususnya lansia bisa di tingkatkan
telah mencanangkan pelayanan pada lansia melalui Posyandu Lansia.
melalui beberapa jenjang. Pelayanan kesehatan Data BPS menunjukan bahwa
di tingkat masyarakat adalah Posyandu Lansia, Surabaya adalah salah satu kota yang memiliki
pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah komitmen pada peningkatan Human
Puskesmas, dan pelayanan kesehatan tingkat Development Index. Human Development
lanjutan adalah Rumah Sakit. Sebagai Index Surabaya selalu mengalami peningkatan
pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat, dalam beberapa tahun terakhir yaitu pada tahun
posyandu lansia memiliki arti penting. Sama 2009 sampai pada tahun 2013 Berikut ini
halnya dengan posyandu balita posyandu lansia adalah tabel peningkatan Human Developmet
adalah suatu bentuk pelayanan terpadu untuk Index (HDI) kota Surabaya Tahun 2009-2013.
masyarakat lansia di suatu wilayah tertentu,
yang digerakkan oleh masyarakat dimana Tabel I.2 Peningkatan Human Development
mereka bisa mendapatkan pelayanan Index Kota Surabaya Tahun 2009-2013
kesehatan. Posyandu lansia merupakan Tahun HDI
pengembangan dari kebijakan pemerintah Surabaya
melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang 2013 78,97
penyelanggaraannya melalui program 2012 78.33
puskesmas dengan melibatkan peran serta para 2011 77.85
lansia, keluarga, tokoh masyarakat, dan 2010 77.28
organsisasi sosial dalam penyelenggaraannya.. 2009 76.82
Tujuan utama secara garis besar meningkatkan Sumber: http://bps.go.id
jangkauan pelayanan kesehatan lansia di Human Development Indexatau HDI
masyarakat serta meningkatkan peran serta Kota Surabaya selalu meningkat dari tahun
masyarakat dan swasta dalam pelayanan 2009 hingga 2013. Human Development Index
kesehatan disamping meningkatkan Surabaya pada tahun 2012 menjadikan kota
komunikasi antar lansia. Oleh sebab itu Surabaya sebagai kota yang memiliki rata-rata
pelaksanaan pembinaan posyandu di HDI tertinggi ke-2 setelah kota Malang di

P a g e 3 | 14
Provinsi Jawa Timur dan memiliki rata-rata Program Wajib Belajar Sembilan Tahun,
HDI yang lebih tinggi dibandingkan dengan menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat
HDI Indonesia yang hanya 73,29. Dan pada terhadap program wajib belajar sembilan tahun
tahun 2013 HDI Surabaya kembali meningkat di Distrik Semangga Kabupaten Merauke
menjadi 78,97 dan HDI Surabaya juga lebih masih rendah. Hal tersebut dikarenakan
tinggi dariHDI di Jawa Timur yang hanya 73,54 pandangan orang tua tentang nilai anak dalam
saja. Ini menujukan bahwa kota Surabaya program wajib belajar sembilan tahun masih
adalah salah satu kota yang berkomitmen dalam dianggap tidak terlalu penting. Karena para
pembangunan derajat manusia di kota orang tua lebih senang apabila anak-anak
surabaya. Kota Surabaya merupakan salah satu mereka bisa membantu orang tua dalam
kota metropolitan di Indonesia. Jumlah memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan orang
penduduk Surabaya mencapai 3,4 juta jiwa dan tua juga tidak peduli anaknya ingin sekolah atau
10% dari jumlah penduduk tersebut adalah tidak serta tidak ada motivasi dari orang tua
lansia. Dengan kata lain, jumlah lansia si supaya anak mereka bersekolah.
Surabaya mencapai lebih dari 300 ribu orang. Masih rendahnya partisipasi masyarakat
Bahkan jumlah tersebut lebih banyak dari pada dalam segala bidang program pembangunan
jumlah balita di Surabaya yang hanya mencapai terutama pembangunan kesehatan khusunya
125 ribu jiwa. Kebutuhan lansia terhadap kesehatan lansia menjadi alasan peneliti tertarik
pelayanan kesehatan melalui posyandu lansia dengan permasalahan partisipasi masyarakat.
semakin tinggi dan mendesak, dikarenakan Fakta yang ada saat ini mencerminkan
jumlah lansia yang terus meningkat kurangnya ruang partisipasi ataupun kurangnya
menyebabkan penanganan terhadap lansia rasa partisipasi dalam diri masyarakat itu
harus sesuai prosedur. Disamping pelayanan sendiri. Sesungguhnya, partisipasi dalam
tenaga kesehatan melalui posyandu lansia, penyediaan layanan publik membawa manfaat
faktor partisipasi masyarakat dalam upaya besar sebagaimana telah ditunjukkan oleh
memajukan program posyandu lansia tidak bisa Osborne dan Gaebler, diungkapkan bahwa
dianggap sebelah mata. Dukungan dari partisipasi masyarakat biasanya memberikan
masyarakat merupakan salah satu faktor yang jauh lebih banyak solusi terhadap masalah
dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan dibandingkan pelayanan publik profesional
dari setiap program pembangunan kesehatan pada umumnya.
lansia yang dilaksanakan pemerintah. Studi Masyarakat dan peran serta yang
empiris menunjukkan pembangunan karena diberikannya menjadi salah satu kunci
kurangnya partisipasi masyarakat. keberhasilan dalam kegiatan / program
Partisipasi sebagai kegiatan dibedakan pembangunan. Oleh karenanya penting untuk
menjadi partisipasi aktif dan partisipasi pasif. dikatahui dan dipahami terlebih dahulu
Yang termasuk dalam kategori partisipasi aktif mengenai apa dan bagaimana masyarakat itu
adalah mengajukan usul mengenai suatu dalam berbagai sudut pandang. Istilah
kebijakan umum, mengajukan alternatif masyarakat sendiri berasal dari kata Arab
kebijakan umum yang berlainan dengan syarakayang berarti ikut serta atau
kebijakan yang dibuat pemerintah, mengajukan berpartisipasi. Sedangkan asal – usul kata
kritik dan perbaikan untuk meluruskan masyarakat (sosial) maupun society
kebijakan, membayar banyak dan memilih (masyarakat) diambil dari bahasa latin yaitu
pemimpin pemerintahan. Sedangkan, yang socius, yang berarti teman atau kawan.
termasuk dalam kategori partisipasi pasif Dalam konteks penelitian ini yang
berupa kegiatan yang menaati pemerintah, dimaksud masyarakat adalah sekumpulan
menerima, dan melaksanakan saja setiap orang-orang yang terlibat secara langsung
keputusan pemerintah. Hasil penelitian dari maupun tidak langsung dalam terselenggaranya
Didi Prayerno, Wahyu Pujoyono, Hardi program Posyandu Lansia di Puskesmas Jagir
Warsono dalam jurnal Ilmu Administrasi dan Kota Surabaya. Dimulai dari masyarakat
Kebijakan Publik tentang Rendahnya Lansia itu sendiri yang memiliki peran sebagai
Partisipasi Masyarakat pada Implementasi obyek sararan pelayanan kesehatan. Yang

P a g e 4 | 14
kedua, kader adalah seorang tenaga sukarela program pengembangan posyandu lansia di
yang direkrut dari, oleh, dan untuk masyarakat puskesmas jagir.
yang bertugas membantu kelancaran Sehubungan dengan permasalahan
pelayanan. Memiliki peran yang sangat penting yang ada, peneliti telah melakukan penelusuran
dalam terselenggaranya program ini karena studi terdahulu yang berhubungan dengan
semua hal yang berkaitan dari persiapan sampai penelitian ini.Adapun penelitian terdahulu
selesai terselenggaranya pelayanan kesehatan yaitu oleh Titi Wulansari tentang program
di posyandu lansia. Ketiga, adalah pihak luar posyandu lansia tahun 2015. Dalam
yang berpartisipasi secara tidak langsung penelitiannya tersebut Titi Wulansari
seperti memberikan sumbangan dana untuk menggambarkan program posyandu lansia di
keberlangsungan pelayanan kesehatan RW IV Kelurahan Tanah Kali Kedinding
posyandu lansia. Atau dukungan secara mental Kecamatan Kenjeran Surabaya. Adapun hasil
kepada lansia atau pelaksana program demi penelitiannya adalah dilihat dari faktor-faktor
tercapainya tujuan program ini. yang mempengaruhi implementasi program
Menurut Dinas Kesehatan Kota posyandu lansia mulai dari sumberdaya,
Surabaya, hingga tahun 2014 keberadaan komunikasi, disposisi pelaksana, struktur
Posyandu Lansia diSurabaya mencapai 630 birokrasi, dan dukungan kelompok sasaran
posyandu lansia yang merupakan binaan dari pelaksanaan posyandu lansia berjalan cukup
puskesmas-puskesmas yang berada diwilayah baik, hal ini bisa dilihat dari kesehatan lansia
Kota Surabaya. Salah satu puskesmas di yang tiap tahun mengalami kenaikan yang
Surabaya yang masih aktif menjalankan menunjukkan bahwa program posyandu lansia
progam posyandu Lansia adalah puskesmas ini mendapatkan kepercayaan dari masyarakat
Jagir yang ada di Kecamatan Wonokromo. khusunya lansia.
Puskesmas Jagir menaungi 17 posyandu lansia Penelitian lain dilakukan oleh Hosea
yang masih aktif hingga saat ini. Jumlah lansia Ocbrianto tahun 2012 tentang partisipasi
yang menjadi binaan di Puskesmas Jagir sekitar masyarakat terhadap posyandu dalam upaya
1.134 orang yang tersebar di beberapa pelayanan kesehatan balita di Posyandu Nusa
posyandu lansia. Pada tahun 2010 Puskesmas Indah II RW 11 Kelurahan Meruyung
Jagir ditetapkan sebagai salah satu unit Kecamatan Limo Kota Depok. Tujuan
pelayanan publik percontohan di lingkungan penelitan tersebut untuk memberikan gambaran
Kota Surabaya. Hal ini didasarkan pada Surat bagaimana bentuk partisipasi masyarakat
Keputusan Walikota Surabaya No. dalam pelayanan kesehatan balita serta faktor-
188.45/323/436.1.2/2010 tentang Penetapan faktor apa yang mempengaruhi. Bentuk-bentuk
Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya partisipasi tersebut dipengaruhi faktor internal
dan Puskesmas Jagir Sebagai Unit Pelayanan dan faktor eksternal. Faktor internal dapat
Publik Percontohan di Lingkungan Kota dilihat dari adanya pengetahuan yang baik dari
Surabaya. Selain itu, puskesmas Jagir telah ibu tentang pentingnya menjaga kesehatan
mendapatkan sertifikat ISO (International balita. Kemudian faktor internal lain adalah
Standart Organization) sehingga pelayanan kebiasaan ibu untuk membawa anaknya ke
yang diberikan kepada masyarakat berstandar posyandu sewaktu belum tinggal di lingkungan
internasional. Terkait hal ini, maka peneliti RW 11 Kelurahan Meruyung, meskipun faktor
tertarik untuk mengetahui bentuk partisipasi untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan
masyarakat pada wilayah kerja Puskesmas kesehatan balita tidak dapat diabaikan begitu
Jagir Kota Surabaya. Peneliti ingin mengkaji saja, seperti halnya faktor usia, dimana para ibu
lebih dalam bagaimana partisipasi masyarakat masih mau berpartisipasi selama usianya masih
terhadap program posyandu lansia di memungkinkan untuk mengunjungi posyandu.
Puskesmas Jagir. Karena posyandu lansia Jagir Kemudian faktor eksternal diantaranya
menjadi percontohan di Surabaya, hal tersebut dukungan keluarga dalam hal ini suami yang
merupakan bukti adanya dukungan warga memebrikan ijin kepada para ibu untuk
sekitar mengenai keberlangsungan posyandu berpartisipasi. Faktor lain kemudahan
lansia dan merupakan kunci keberhasilan menjangkau lokasi posyandu juga

P a g e 5 | 14
mempengaruhi para ibu untuk berpartisipasi. program-program pemerintah. Program
Faktor eksternal lain yakni para ibu merasakan tersebut dapat dilaksanakan dengan cara
manfaat dari keberadaan posyandu, meskipun persuasif atau mobilitatif, misalnya dalam hal
kurangnya apresiasi dan pengalaman pembagunan prasarana produksi, pemasaran,
berorganisasi ibu-ibu tersebut. perhubungan dan sosial di pedesaan melalui
Dari penjelasan beberapa penelitian proyek-proyek INPRES, gotong royong, dan
terdahulu, maka dapat diketahui perbedaan swadaya masyarakat dengan pancingan subsidi
dalam penelitian ini adalah lokus dan juga dari pemerintah pusat dan daerah, pemberian
fokus dari penelitian. Penelitian kali ini suara dalam pemilu, kepatuhan membayar
dilakukan di Puskesmas Jagir Kota Surabaya. pajak, dan sebagainya.
Yang menjadi pertimbangan penelitian
dilakukan di puskesmas Jagir adalah ditetapkan Bryan dan White menjelaskan arti dari
sebagai salah satu unit pelayanan partisipasi yang lebih dalam pada bidang
publik percontohan di lingkungan Kota administrasi pembangunan sebagai partisipasi
Surabaya. Hal ini didasarkan pada Surat oleh masyarakat atau penerima manfaat proyek
Keputusan Walikota Surabaya No. dalam pembuatan rencana dan pelaksanaan
188.45/323/436.1.2/2010 tentang Penetapan proyek. Dalam partisipasi masyarakat selain
Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya perencanaan, implementasi, dan penerimaan
dan Puskesmas Jagir Sebagai Unit Pelayanan manfaat, Griesgraber dan Gunter
Publik Percontohan di Lingkungan Kota menambahkan aspek evaluasi sebagai
Surabaya. Pada penelitian kali ini, peneliti ingin mekanisme yang melibatkan masyarakat dalam
memfokuskan pada partisipasi masyarakat suatu program. Sehingga konsep partisipasi
dalam mendukung keberhasilan pengembangan menjadi luas berawal dari perencanaan,
program posyandu lansia di puskesmas Jagir implementasi, evaluasi, dan penerimaan
Kota Surabaya. manfaat. Konsep partisipasi masyarakat
menurut Asri Lubis, merupakan salah satu
Tinjauan Teori konsep penting karena terdapat kaitannya
Partisipasi Masyarakat dalam Program dengan hakikat demokrasi sebagai sistem
Partisipasi masyarakat merupakan pemerintahan yang berfokus pada rakyat.
keharusan dalam mewujudkan pemerintahan Partisipasi masyarakat dalam program
yang demokratis. Dalam pemerintahan yang pemerintah dapat meningkatkan kemandirian
demokratis, pemerintah bertindak secara yang dibutuhkan masyarakat dalam
proaktif menjemput partisipasi masyarakat. mempercepat pembangunan dalam tahapan
Tindakan demikian, pemerintah akan perencanaan, implementasi dan juga evaluasi
mendapatkan legitimasi yang kuat dan kukuh, program-program pembangunan. Setelah
terbantu tugas-tugasnya, dan dapat bersama terjadi perubahan pandangan masyarakat
masyarakat mengelola setiap kebijakan publik terhadap partisipasi, kini masyarakat tidak lagi
menjadi lebih menguntungkan dan memenuhi memandang partisipasi sebagai sebuah
kebutuhan masyarakat.Partisipasi dapat kesempatan yang diberikan oleh pemerintah
terlaksana dengan menjalin komunikasi yang karena kemurahan hati pemerintah, namun
terbuka dengan segenap kalangan masyarakat. lebih menghargai partisipasi sebagai suatu
Memberi kesempatan, baik dalam perencanaan, layanan dasar dan bagian dari pemerintah.
pelaksanaan, maupun evaluasi program yang
mendorong mereka menjadi bagian dalam Pada akhirnya, partisipasi masyarakat
program tersebut sehingga timbul rasa dalam program pembangunan dimaksudkan
memiliki. yaitu kesediaan berkorban dari masyarakat
untuk berkontribusi melalui uang, barang,
Menurut Dawam Raharjo konsep tenaga, keterampilan, jasa, dan dalam bentuk
partisipasi masyarakat dalam pembangunan kemudahan lainnya yang disesuaikan dengan
sering diartikan sebagai keikutsertaan kemampuan masing-masing anggota
masyarakat atau sekelompok masyarakat dalam

P a g e 6 | 14
masyarakat dan ditujukan untuk kepentingan pelaksanaan program posyandu lansia.
program pembangunan yang diinginkan. Sedangkan faktor eksternal dapat berupa
dukungan pemerintah yang diujudkan dalam
Berdasarkan pola yang dikembangkan bentuk kegiatan sosialisasi program/
Korten, dapat dipahami bahwa kinerja program penyuluhan, penyediaan sarana dan prasarana
tidak akan berhasil sesuai dengan apa yang rehabilitasi fasilitasi pembentukan lembaga
diharapkan kalau tidak terdapat kesesuaian sosial serta kegiatan pendampingan serta.
antara tiga unsur implementasi kebijakan. Hal Kedua faktor tersebut dapat berinteraksi
ini disebabkan apabila output program tidak menjadi suatu kegiatan yang bersifat
sesuai dengan kebutuhan kelompok sasaran, partisipatif.
jelas output tidak dapat dimanfaatkan. Jika
organisasi pelaksana program tidak memiliki Partisipasi masyarakat merupakan
kemampuan melaksanakan tugas yang ujung tombak dalam jalannya program-
disyaratkan oleh program, maka organisasinya program pembangunan, partisipasi menjadi
tidak dapat menyampaikan output program pendorong utamanya. Masyarakat bukanlah
dengan tepat. Atau, jika syarat yang ditetapkan sebagai obyek lagi saat ini, melainkan sebagai
organisasi pelaksana program tidak dapat subyek utama dalam pelaksanaan program
dipenuhi oleh kelompok sasaran, maka pembangunan. Adapun indikator partisipasi
kelompok sasaran tidak mendapatkan output masyarakat dalam pelaksanaan program-
program. Oleh karena itu, kesesuaian antara program pembangunan. Kerangka konsep
tiga unsur implementasi kebijakan mutlak mengenai partisipasi masyarakat yang ditulis
diperlukan agar program berjalan sesuai dengan oleh Uphoff dan Cohen (1979) lebih jelas
rencana yang telah dibuat. membahas partisipasi masyarakat dalam
pembangunan terutama negara berkembang.
Partisipasi Masyarakat dalam Keberhasilan Mereka berpendapat bahwa peranserta
Pengembangan Program Posyandu Lansia merupakan suatu konsep yang sangat sukar
Dalam konteks partisipasi masyarakat, untuk diukur secara kuantitatif. Partisipasi
definisi ini mengandung pengertian selain masyarakat ditunjukkan oleh keterlibatan
keterlibatannya, juga diperlukan adanya suatu masyarakat setempat termasuk tokoh
prakarsa dan peran aktif darimasyarakat dalam masyarakatnya di setiap tahap kegiatan
pengambilan keputusan, baik pada tahap pembangunan:
perencanaan maupunpada tahap pelaksanaan
program. Seringkali partisipasi masyarakat 1. Proses pengambilan keputusan
hanya diukurdari jumlah kehadiran dalam suatu 2. Pelaksanaan program yang dapat
pertemuan. Mereka dikumpulkan hanyasebagai kontribusi sumberdaya dalam wujud
formalitas dalam program-program partisipasi tenaga finansial, bahan, ide, dan
tanpa adanya hakberpendapat dan keterlibatan sarana sebagai hasil keterlibatan
secara aktif dalam setiap pengambilan masyarakat dalam kegiatan penilaian
keputusan. 3. Kegiatan administratif
4. Pemanfaatan program
Konsepsi pemikiran tersebut
menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat Peneliti meyimpulkan dari beberapa
dalam program posyandu lansia dapat indikator partisipasi masyarakat dalam program
dipengaruhi oleh faktor-faktor pendorong atau pembangunan, yang sesuai digunakan untuk
penghambat, baik yang berasal dari dalam mengatahui pola partisipasi masyarakat
masyarakat (faktor internal) maupun yang ada terhadap keberhasilan program Posyandu
di luar masyarakat (faktor eksternal). Faktor Lansia di Puskesmas Jagir adalah:
internal dapat diujudkan dalam bentuk
1. Pengambilan keputusan (dimana
penyediaan tenaga, sumbangan pemikiran,
individu aktif dalam menentukan
perilaku dan kesepakatan-kesepakatan anggota
keputusan untuk menerima atau
masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan serta
menolak ide baru tersebut)
keterampilan masyarakat dalam membantu

P a g e 7 | 14
2. Pelaksanaan program yang dapat 5. Partisipasi Masyarakat dalam
kontribusi sumberdaya dalam wujud Program Posyandu Lansia
tenaga finansial, bahan, ide, dan Merupakan keterlibatan
sarana sebagai hasil keterlibatan masyarakat secara langsung ataupun
masyarakat dalam kegiatan penilaian tidak langsung dalam memengaruhi
3. Pemanfaatan program program Posyandu Lansia mulai dari
persiapan program, pelaksanaan
Definisi Konsep program, dan pemanfaatan program
Konsep merupakan suatu instrumen dalam terciptanya tujuan program
penting dalam penelitian. Konsep yaitu suatu yaitu terjangkaunya pelayanan
fakta atau fenomena ataupun gejala-gejala yang kesehatan lansia dan kesejahteran
menjadi perhatian dalam penelitian. lansia.
Berdasarkan penjelasan dalam sub-bab
sebelumnya, konsep-konsep yangrelevan 6. Pengambilan Keputusan
dalam konteks penelitian ini adalah sebagai Suatu proses dimana masyarakat
berikut: memiliki peran dalam menentukan
perencanaan suatu program melalui
1. Partisipasi hasil musyawarah bersama.
Partisipasi adalah
keterlibatan masyarakat dalam sebuah 7. Pelaksanaan Program
program pemerintah baik secara Suatu cara untuk melaksanakan
langsung maupun tidak langsung demi suatu program yang telah dirumuskan
keberhasilan sebuah tujuan. sebelumnya agar dapat mencapai
2. Program tujuan yang telah ditentukan dengan
Program merupakan suatu bentuk kontribusi sumberdaya tenaga
bentuk operasional dari kebijakan atau materi.
publik yang dibuat oleh pemerintah
untuk mengatasi permasalahan 8. Pemanfaatan Program
tertentu. Tahap menikmati hasil dalam
3. Partisipasi Masyarakat dalam suatu program yang telah
Program direncanakan dan dilaksanakan sesuai
Adalah kesediaan berkorban dengan tujuan utama program.
dari masyarakat untuk berkontribusi Partisipasi dalam menikmati hasil
melalui uang, barang, tenaga, dapat dilihat dari tiga segi, yaitu
keterampilan, jasa, dan dalam bentuk dariaspek manfaat materialnya,
kemudahan lainnya yang disesuaikan manfaat sosialnya dan manfaat
dengan kemampuan masing-masing pribadi.
anggota masyarakat dan ditujukan
untuk kepentingan program
pembangunan yang diinginkan.
4. Program Posyandu Lansia
Posyandu lansia merupakan Metode dan Prosedur Penelitian
pengembangan dari kebijakan Memperhatikan perumusan masalah serta
pemerintah melalui pelayanan tujuan penelitian ini, maka metodologi
kesehatan bagi lansia yang penelitian yang akan digunakan adalah dengan
penyelenggaraannya melalui program menggunakan pendekatan kualitatif. Pada riset
Puskesmas, dengan melibatkan peran ini, peneliti menggunakan metode penelitian
serta para lansia, keluarga, tokoh kualitatif dikarenakan sifat masalah yang
masyarakat dan organisasi sosial diteliti, dimana perlu adanya pendekatan
dalam penyelenggaraannya. komperhensif dan mendalam pada fenomena
partisipasi masyarakat. Peneliti berupaya

P a g e 8 | 14
mengungkap dan memahami sesuatu dibalik penting terutama bagi peneliti
fenomena yang kompleks serta ditujukan untuk pemula yang biasanya masih
mendapatkan gambaran atas partisipasi cukup sukar mengatasi informan
masyarakat dalam program Posyandu Lansia di yang cenderung “mengemas”
Puskesmas Jagir Kota Surabaya. Dalam informasi dengan bias pribadinya.
memecahkan masalah atau mengamati suatu Persyaratan ini berhubungan
masalah penelitian tentunya diperlukan dengan upaya untuk mendapatkan
prosedur tertentu yang bersifat metodologis. informasi yang lebih
Merujuk pada latar belakang permasalahan deskriptif/faktual.
yang telah diuraikan sebelumnya, maka 5. Mereka yang sebelumnya
penelitian ini akan dilakukan dengan tergolong masih “asing” dengan
menggunakan tipe deskriptif kualitatif. peneliti, sehingga peneliti dapat
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di merasa lebih tertantang untuk
wilayah kerja Puskesmas Jagir Kota Surabaya. “belajar” sebanyak mungkin dari
Adapun pertimbangan dalam pemilihan lokasi subyek yang semacam guru baru
bagi dirinya. Dalam banyak
penelitian tersebut karena Puskesmas Jagir
pengalaman, persyaratan ini
merupakan salah satu unit pelayanan publik terbukti merupakan faktor yang
percontohan di lingkungan Kota cukup penting bagi produktifitas
Surabaya.Penentuan informan sangat perolehan informasi di lapangan.
diperlukan dalam penelitian ini karena banyak
data dan informasi yang harus diperoleh dari
Penentuan informan dalam penelitian
berbagai pihak terkait dengan obyek yang
ini menggunakan teknik purposive sampling,
diteliti. Dalam pemilihan informan Spradley dimana informan yang dipilih merupakan pihak
mengajukan beberapa kriteria yaitu: yang dianggap paling penting mengetahui dan
1. Mereka yang cukup lama dan memahami tentang permasalahan dalam
intensif “menyatu” dengan suatu penelitian ini. Kemudian berkembang dengan
kegiatan atau “medan aktifitas” menggunakan teknik snow ball dengan mencari
yang menjadi sasaran perhatian informan lanjutan untuk mendapat variasi
penelitian. Subyek tidak hanya informasi yang mungkin ada, sehingga
sekedar memberi informasi, tetapi didapatkan variasi kedalaman dan kerincian
juga telah menghayati secara data. Artinya adalah menentukan seseorang
sungguh sebagai akibat dari atau beberapa orang untuk diwawancarai (key
keterlibatannya yang telah cukup informan), kemudian orang-orang tersebut
lama pada lingkungan yang akan berperan besar dalam titik awal pencarian
bersangkutan. Hal ini di tandai informan selanjutnya.
dengan kemampuan memberian
informasi yang “di luar kepala” Daftar informan dalam penelitian ini:
tentang sesuatu yang di tanyakan.
2. Mereka yang masih terlibat secara 1. Dodik April Liyanto (penanggung
penuh/aktif pada jawab program Lansia)
lingkungan/kegiatan yang menjadi 2. Hj. Siti Fatimah (ketua kader
sasaran/perhatian penelitian. posyandu Mentari)
3. Mereka yang mempunyai cukup 3. Bapak Sujatmiko (lansia posyandu
banyak waktu atau kesempatan Mentari)
untuk dimintai informasi. 4. Ibu Untung (ketua kader posyandu
4. Mereka yang dalam memberikan Wonoboyo)
informasi tidak cenderung 5. Ibu Yuli Astuti (lansia Posyandu
“diolah” atau “dikemas” terlebih Wonoboyo)
dahulu. Persyaratan ini cukup 6. Bapak Gatot (ketua kader posyandu
Lestari)

P a g e 9 | 14
7. Ibu Siti Rianti (lansia Posyandu berpendidikan menengah atau
Lestari) tinggi, orang berada, orang
pemerintahan.
5. Membandingkan hasil
Pengumpulan data dapat dilakukan wawancara dengan isi suatu
melalui wawancara, pengamatan atau dokumen yang berkaitan.
observasi, dari dokumen atau secara gabungan. Pada penelitian ini, untuk dapat
Data yang diperoleh meliputi data primer dan mempertanggungjwabkan keabsahan data,
sekunder. Data primer adalah data atau peneliti melakukan usaha dengan
informasi yang berasal dari informan atau membandingkan antara apa yang peneliti amati
narasumber yang diteliti berupa kata-kata atau terkait partisipsi masyarakat dalam program
pemaparan tindakan hasil pengamatan Posyandu Lansia di Puskesmas Jagir Kota
(observasi). Sedangkan data sekunder berupa Surabaya dengan hasil waancara dengan
dokumen, data-data statistik, sumber data informan yang dianggap peneliti mengerti lebih
tertulis, laporan yang akan menunjang dan dalam tentang program ini. Informan yang
memperkuat data utama untuk dianalisis. dimaksud peneliti merupakan bagian terkait
Berikut merupakan teknik pengumpulan data program Posyandu Lansia di Puskesmas Jagir
yang dipakai dalam penelitian ini adalah Kota Surabaya.
wawancara mendalam, Observasi, Proses analisis data dimulai dengan
Dokumentasi. menelaah seluruh data yang telah diperoleh
Peneliti yang melakukan pemeriksaan memalui wawancara mendalam maupun
terhadap keabsahan data secara cermat, pemanfaatan sumber data dokumen. Menurut
dianggap melakukan suatu upaya guna Bogdan dan Biklen, analisa data kualitatif
menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan
dapat dipertanggungjawabkan dari segala segi. bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
Pada penelitian ini teknik pemeriksaan memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
keabsahan data dilakukan dengan dikelola, mensintesiskannya, ,mencari dan
menggunakan teknik triangulasi. menemukan pola, menemukan apa yang
Dalam penelitian ini digunakan teknik penting dan apa yang dipelajari, dan
triangulasi dengan sumber data, berarti memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada
membandingkan dan mengecek balik derajat orang lain.
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam PEMBAHASAN
penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai 1. Participation in decision making
dengan jalan: Partisipasi Participation in decision
making, tahap pengambilan keputusan yang
1. Membandingkan data hasil
dimaksud adalah dalam hal perencanaan dalam
pengamatan dengan data hasil
wawancara pelaksanaan suatu program. Menurut Abu
2. Membandingkan apa yang Huraerah masyarakat berpartisipasi secara
dikatakan orang di depan umum langsung dalam pengambilan keputusan pada
dengan apa yang dikatakannya lembaga dan proses pemerintahan. Partisipasi
secara pribadi menempatkan masyarakat tidak hanya sebagai
3. Membandingkan apa yang
penerima (objek) tetapi sebagai subjek dari
dikatakan orang-orang tentang
situasi penelitian dengan apa yang kegiatan pembangunan yang dilakukan. Asri
dikatakannya sepanjang waktu. mengatakan keikutsertaan masyarakat dalam
4. Membandingkan keadaan dan proses penentuan kebijakan dianggap sebagai
perspektif orang dengan berbagai salah satu cara efektif untuk menampung dan
pendapat dan pandangan orang mengakomodasi berbagai kepentingan yang
seperti rakyat biasa, orang yang beragam. Keterlibaan masyarakat dalam proses

P a g e 10 | 14
pembuatan kebijakan memberi nilai strategis
bagi masyarakat itu sendiri menjadi syarat 3. Participation in benefit
penting dalam pembangunan yang Tahap menikmati hasil yang dapat
dilaksanakan. dijadikan indikator keberhasilan partisipasi
Partisipasi dalam pengambilan keputusan masyarakat pada tahap perencanaan dan
pelaksanaan program posyandu lansia di pelaksanaan proyek. Manfaat partisipasi
puskesmas jagir adalah meliputi pihak dinas menurut Cohen dan Uphoff diantaranya adalah
kesehatan, pihak puskesmas, kader dan Pemerataan kesejahteraan dan fasilitas,
masyarakat peserta posyandu lansia. pemerataan usaha dan pendapatan, ikut
Terlaksana sesuai dengan tahapan awal yang menikmati atau menggunakan hasil-hasil
nyatakan oleh Abu Huraerah dalam tahap pembangunan (jalan, jembatan, gedung, air
pengambilan keputusan dilakukan oleh pihak minum, dan berbagai sarana serta prasarana
dinas kesehatan, pihak puskesmas, dan kader sosial) adalah bentuk dari partisipasi dalam
posyandu lansia. keputusan. Pada partisipasi menikmati dan memanfaatkan hasil-hasil
masyarakat tidak diikutsertakan dalam program pembangunan. Manfaat yang diperoleh dari
kegiatan inti, masyarakat ikut serta dalam keikutsertaan masyarakat dalam program yaitu
program tambahan tiap posyandu lansia Manfaat materil : Penerimaan PMT,
sehingga kegiatan berjalan tetap efektif karena openingkatan pola hidup dengan
kesadaran dan antusias masyarakat. memperhatikan kesehatan, Manfaat sosial :
Kesimbangan psikis karena berinteraksi dengan
2. Participation in implementation sesama, Manfaat pribadi: pola kesehatan
Tahap pelaksanaan yang merupakan terjaga dengan adanya penyuluhan dan
tahap terpenting dalam pembangunan, sebab pemeriksaan kesehatan selain itu, munculnya
inti dari pembangunan adalah pelaksanaanya. kesejahteraan. Sesuai dengan menurut Cohen
Abu Huraerah menulis pelaksanaan dengan dan Uphoff mengenai manfaat yang diterima
mengeluarkan waktu dan sumber lainnya untuk masyarakat dalam program posyandu lansia
pembangunan program tertentu, berharap akan
memperoleh keuntungan dari terealisasinya PENUTUP
tujuan yang telah ditetapkan. Kesimpulan
Mengenai program posyandu lansia di 1. Partisipasi masyarakat dalam
puskesmas jagir yaitu dalam pelaksanaan pengambilan keputusan yaitu dalam
perencanaan sepenuhnya dilakukan
program berjalan dengan baik serta memberi
oleh pihak dinas kesehatan surabaya
dampak positif bagi peserta program. Selain itu tanpa melibatkan peserta posyandu
pihak penanggung jawab program juga telah lansia puskesmas Jagir hal tersebut
berpartisipasi dalam perencanaan dengan meliputi kegiatan inti puskesmas
sendirinya akan berpartisipasi dalam tahap Jagir. Namun dalam kegiatan
implementasi atau tahap pelaksanaan program. tambahan puskesmas, ketua kader
Seluruh masyarakat peserta program ikut posyandu lansia puskesmas Jagir
melibatkan peserta untuk meminta
berpartisipasi dalam implementasi atau
pendapat dalam rangka kegiatan
pelaksanaan program posyandu lansia dan tambahan positif dalam kegiatan
melaksanakan perannya dengan kesadaran program. Misalnya kegiatan tambahan
sehingga pelaksanaan program terlaksana seperti arisan bersama para lansia di
dengan baik. Namun kurangnya SDM kader posyandu, adapula rekreasi bersama
menyebabkan tidak efisiensi waktu dalam setiap sebulan sekali dan banyak
program. kegiatan tambahan positif lainnya.

P a g e 11 | 14
2. Partisipasi masyarakat dalam Kriteria Pengukurannya." Kebijakan
pelaksanaan program peserta berperan Publik 12.
aktif untuk megikuti program yang
diselenggarakan, namun pada Alaxander, Abe. 2002. Perencanaan Daerah
partisipasi materi diserahkan pada Partisipatif. Solo: Pondok.
dinas kesehatan surabaya dan Andi, Prastowo. 2011. "Metode Penelitian
puskesmas Jagir dan pada tahap Kualitatif,." Yogyakarta: Ar-Ruzz
tindakan diserahkan sepenuhnya pada Media.
pihak puskesmas jagir dan anggota
kader posyandu lansia puskesmas Asri, Lubis. 2009. Upaya Meningkatkan
jagir. Kurangngya SDM kader di Partisipasi Masyarakat dalam
posyandu lansia puskesmas jagir dan Pembangunan, vol no 2.
hambatan pribadi peserta juga menjadi
faktor efisiensi waktu dalam Baharsjah, J S. 1999. Menuju Masyarakat Yang
pelaksanaan program. Berketahanan Sosial. Edisi pertama.
3. Partisipasi dalam pemanfaatan Jakarta: Departemen Sosial.
program banyak manfaat yang didapat
Bintoro, Tjokroamidjojo. 1990. Perencanaan
peserta posyandu lansia puskesmas
Pembangunan. Jakarta: CV
Jagir setelah mengikuti program
Masagung.
posyandu lansia. Manfaat tersebut
berupa manfaat material, sosial, dan Creswell, John W. 2016. Research Design
pribadi. Diantaranya berupa Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
pemeriksaan kesehatan lansia, dan Mied. Yogyakarta: Pustaka
penyuluhan tentang kesehatan dan Pelajar.
pola hidup yang baik dan pembagian
PMT. David, Korten C. 2001. "Contributions Toward
Theory and Planning Framework." In
Saran Pembangunan Yang Memihak Rakyat
Berdasarkan hasil penelitian yang dan Kupasan Tentang Teori dan Metode
kesimpulan di atas, maka saran yang bisa Pembangunan, Lembaga Studi
diberikan peneliti terkait partisipasi masyarakat Pembangunan, by Arief Budiman.
dalam program posyandu lansia puskesmas Jakarta.
Jagir perlu adanya penambahan sumber daya
manusia yang lebih muda untuk para kader Sunarti, Euis. 2012. ‘Partisipasi Masyarakat
setiap posyandu, guna mempermudah proses dalam Pembangunan Masyarakat’.
pelaksanaan dalam segi efisiensi waktu dan Diakses pada tanggal URL:
tenaga. Perlu adanya wadah untuk menampung http://euissunarti.staff.ipb.ac.id/files/2
aspirasi suara usulan lansia bilamana lansia 012/03/Dr.-Euis-Sunarti-
memiliki ide yang positif untuk berkembangan PartisipasiMasyarakat-dalam-
program posyandu. Pembangunan-Masyarakat.pdf

Daftar Pustaka Gaebler, David Osborne Ted. 1996.


"Mewirausahakan Birokrasi
(Reinventing Government)." Jakarta:
Teruna Gravika.
Adisasmita, R. 2006. Membangun Desa
Partisipatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Huraerah, Abu. 2008. Pengorganisasian dan
Pengembangan Masyarakat Model
Akib, Haedar dan Tarigan, Antonius. 2008.
dan Strategi Pembangunan Berbasis
"Artikulasi Konsep Implementasi
Kerakyatan. Bandung: Humaniora.
Kebijakan : Prespektif, Model dan

P a g e 12 | 14
J, Moleong Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Soekidjo, Notoatmodjo. 2007. “Promosi
Kualitatif. Bandung: PT Remaja Kesehatan dan Ilmu Perilaku.”
Rosdakarya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Kartiko, Widi Restu. 2010. Asas Metodologi Soetrisno, Loekman. 1995. Menuju
Penelitian: Sebuah Pengenalan dan Masyarakat Partisipatif. Yogyakarta:
Penuntun Langkah demi Langkah Kanisius.
Pelaksanaan Penelitian. Yogyakarta:
Graha Ilmu. Suyanto Bagong & Sutinah. 2005. Metodologi
Penelitian Sosial: Berbagai
Koentjaraningrat. 2009. "Pengantar Ilmu Alternative Pendekatan. Jakarta:
Antropologi." Jakarta: Rineka Cipta. Kencana.
Krina, P Loina Lalolo. 2003. Indikator dan Alat Syahyuti. 2006. 30 Konsep Penting dalam
Ukur Prinsip Akuntabilitas, Pembangunan Pedesaan dan
Transparansi, dan Partisipasi. Pertanian. Jakarta: Bina Rena
Jakarta: Badan Perencanaan Pariwara.
Pembangunan Nasional.
Ulber, Silalahi. 2009. Metode Penelitian Sosial.
Mubyarto. 2000. Strategi Pembangunan Bandung: PT. Refika Aditama.
Pedesaan. Bumi Aksara. Jakarta
Uphoff, NT.,Cohen, JM., dan Goldsmith, AA. .
Muluk, M R Khairil. 2007. Menggugat n.d. Development Committee:
Partisipasi Publik dalam Feasibility and Application of Rural
Pemerintahan Daerah. Malang: Development Participation. Uphoff,
Bayumedia Publishing. NT.,Cohen, JM., dan Goldsmith, AA.
Rural Development Committee: State-
Nasdian, Fredian Tonny. 2006. Pengembangan of-the-Arth Paper, Uphoff,
Masyarakat (Community NT.,Cohen, JM., dan Goldsmith, AA.
Development). Bogor: Institut Rural Development Committee:
Pertanian Bogor. Feasibility anNew York: Cornell
University.
Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan dan
Perilaku kesehatan.Cetakan 2 .
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Data dari internet:
O, Jones Charles. 1996. "Pengantar Kebijakan
Publik (Public Policy)." By Ricky http://Sistem-Kesehatan-Nasional., direkam
Istamto. Jakarta: Rajawali Press. pada 29 September 2016
Plummer, Ken. 2011. "Sosiologi: The Basics,
terj." By Siswono Nanang Martono. http://sdgsindonesia.or.id/ diakses tanggal 20
Jakarta: Rajawali Pers. Desember 2016

Quinn, Patton Michael. 2009. Metode Evaluasi www.komnaslansia diakses tanggal 21


Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Desember 2016
Pelajar.
http://www.depkes.go.id diakses tanggal 21
Slamet, y. 1994. Pembangunan Masyarakat Desember 2016
Berwawasan Partisipasi. Surakarta:
Sebelas Maret University Press. www.depkes.go.id diakses pada tanggal 23
Soekanto, Soejono. 1993. "Kamus Sosiologi ." Desember 2016
355. Jakarta: Grafindo Persada.

P a g e 13 | 14
www.surabaya-ehealth.org.id diakses pada Menkes RI. 2013. Peraturan Menteri
tanggal 23 Desember 2016 Kesehatan RI Nomor 12 Tahun
2013 tentang Jaminan
http://www.dostoc.com diakses pada tanggal 3 Kesehatan.
April 2017 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
https://maps.google.com/ diakses pada 27 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut
Maret 2018 Usia (Lembaran Negara Republik Indonesia
http://dinkes.surabaya.go.id diakses pada 01 Tahun 1998 Nomor 190)
Mei 2018 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004
www.depkes.go.id/resources/download/.../357 tentang Pelaksanaan Upaya
8_Jatim_Kota_Surabaya_2015.pdf diakses Peningkatan Kesejahteraan
pada 01 Mei 2018 Sosial Lanjut Usia (Lembaran
https://puskesmasjagir.wordpress.com/ diakes Negara Republik Indonesia
pada 01 Mei 2018 Tahun 2004 Nomor 144)
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia
Peraturan Perundang-Undangan: Nomor 19 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pelayanan Sosial
Kemenkes. Rencana Strategis Kementerian Lanjut Usia (Berita Negara
Kesehatan Tahun 2015-2019. Republik Indonesia Tahun 2012
Jakarta: Kementerian Kesehatan Nomor 862)
RI; 2015. Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 2008
Tentang System Pengendalian Internal.

P a g e 14 | 14

You might also like