You are on page 1of 8

Hubungan Peran Kader Dengan Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Lansia

(Respondents Relation of the Role of Cadres to the Implementation of Elderly Posyandu Activities)

Rusdi1, Eko Rianto2 Devy Puspita3


1
Dosen Program studi Keperawatan, Sekolah Tinggi Kesehatan Wiyata Husada Samarinda
2
Praktisi Keperawatan, Rumah Sakit Jiwa Atma Husada Samarinda
3
Mahasiswa Keperawatan, Sekolah Tinggi Kesehatan Wiyata Husada Samarinda
Email : rusdi@stikeswhs.ac.id

ABSTRACT

To realize the development program of government policy through health services for the elderly in the elderly
posyandu, activities in an effort to provide excellent health services, the role of cadres is very much needed in the
elderly posyandu activities. Elderly Posyandu cadres prepare the implementation of posyandu, mobilize the
community to attend and participate in posyandu activities, and assist health workers in registration, counseling,
and various other public health businesses. The purpose of this study was to determine the relationship of the role
of cadres with the implementation of elderly posyandu activities in the work area of Samarinda Wonorejo Health
Center. The method used in this study was descriptive analytic, and used a cross sectional design. The sampling
technique used by Non Probability Sampling with a sample of 20 respondents data was collected using a
questionnaire and observation sheet. The results of the Fisher exact test showed that the Significant value (Sig) of
the Fisher Exact Test was 0.037 <α (0.05). So that Ha is accepted which means that there is a relationship
between the role of cadres of the elderly posyandu activities and the implementation of the Elderly Posyandu
activities in the Wonorejo Samarinda Community Health Center. The role of cadres is related to the elderly
posyandu activities. Puskesmas are expected to provide special training for cadres to improve their roles and
duties in the implementation of elderly posyandu activities.

Keywords: Role of cadres, elderly Posyandu Puskesmas

PENDAHULUAN Indonesia 23,9 juta atau 9,77% dan Umur


Menurut WHO lansia adalah kelompok Harapan Hidup sekitar 67,4 tahun. Pada tahun
penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih. 2020 perkiraan penduduk lansia di Indonesia
Secara global pada tahun 2013 proporsi dari mencapai 28,8 juta atau 11,34% dengan Umur
populasi penduduk berusia lebih dari 60 tahun Harapan Hidup sekitar 71,1 tahun. Diperkirakan
adalah 11,7% dari total populasi dunia dan Tahun 2020-2025 Indonesia akan menduduki
diperkirakan jumlah tersebut akan terus peringkat keempat dunia China, India, dan
meningkat seiring dengan peningkatan usia Amerika Serikat (Nugroho,2008). Pada tahun
harapan hidup. Data WHO menunjukan pada 2013 Pertumbuhan penduduk di Provinsi
tahun 2000 usia harapan hidup orang didunia Kalimantan Timur mencapai 3,8 % per tahun
adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi jauh diatas angka rata-rata nasional yang hanya
70 tahun dan pada tahun 2013 menjadi 71 1,49% per tahun Ikatan penulis Keluarga
tahun. Jumlah proporsi lansia di Indonesia juga Berencana jumlah penduduk Kaltim hanya 2,4
bertambah setiap tahunnya. Data WHO pada juta jiwa. (Kaltim, 2013). Sedangkan jumlah
tahun 2009 menunjukan lansia berjumlah 7,49% lansia terlantar di Kaltim sendiri saat ini relatif
dari total populasi, tahun 2011 menjadi 7,69% tinggi yakni mencapai17.389 jiwa,
dan pada tahun 2013 didapatkan proporsi lansia (Dinsos,2013).
sebesar 8,1% dari total populasi (WHO, 2015). Di kota Samarinda pada tahun 2013
Perkembangan penduduk lansia di tercatat ada lebih kurang 4.356 lanjut usia
Indonesia dari tahun ke tahun jumlahnya diantaranya untuk pria terdapat sebanyak 1.634
cendrung meningkat. Kantor Kementrian orang dan wanita mencapai jumlah 2.722 orang
Koordinator Kesejahteraan Rakyat (KESRA) dimana mereka tersebar di sepuluh Kecamatan.
melaporkan, pada tahun 2006 menjadi 19 juta Sementara keberadaan posyandu lansia hingga
orang (8,90%) dan UHH juga meningkat (66,2 saat ini mencapai 85 unit dengan jumlah kader
tahun). Pada tahun 2010 penduduk lansia di 442 orang. Terdiri dari petugas laki-laki
sebanyak 130 orang dan wanita 312 orang perannya untuk melaksanakan program-
(BPMP, 2014). Seiring dengan peningkatan program untuk kelangsungan pelayanan di
derajat kesehatan masyarakat, usia harapan posyandu sesuai dengan situasi atau kebutuhan
hidup dapat semakin meningkat dan jumlah dasar yang dalam kegiatannya tetap
lansia pun semakin banyak. Di samping predikat memperhatikan aspek pemberdayaan
“sejahtera” yang dapat melekat pada lansia, masyarakat. Salah satu faktor yang
menjadi tua adalah suatu permasalahan mempengaruhi peran kader adalah motivasi
tersendiri dan setiaporang mungkin kader kesehatan itu sendiri (Depkes RI, 2006).
menghindarinya karena merasa tidak nyaman Kader-kader posyandu lansia ini pada
dengan gejala penuaan proses degenerasi telah umumnya adalah seorang relawan yang berasal
membuat lansia mengalami berbagai masalah dari tokoh masyarakat yang dipandang memiliki
kesehatan & penyakit. Lansia juga memerlukan kemampuan lebih dibanding anggota
sosialisasi, berbagi rasa dengan teman sebaya, masyarakat lainnya. Mereka inilah yang memiliki
dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang andil besar dalam memperlancar pelayanan
memadai dan semua ini dapat diperoleh di kesehatan primer (Fallen & Budi, 2011).Tugas
posyandu lansia (Erpandi, 2015). Posyandu kader posyandu lansia secara garis besar
lansia merupakan perwujudan pelaksanaan adalah mempersiapkan pelaksanaan posyandu,
program pengembangan dari kebijakan menggerakan masyarakat untuk menghadiri dan
Pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi ikut serta dalam kegiatan posyandu, dan
lansia, sebagai suatu forum komunikasi dalam membantu petugas kesehatan dalam
bentuk peran serta masyarakat lansia, keluarga, pendaftaran, penyuluhan, dan berbagai usaha
tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam kesehatan masyarakat lainnya, termasuk
penyelenggaraanya, dalam upaya peningkatan pelaksanaan senam lansia (Ismawati, dkk,
tingkat kesehatan secara optimal. Posyandu 2010). Berdasarkan data salah satu purskesmas
lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk di Kota Samarinda bulan Januari-Desember
masyarakat lansia di suatu wilayah tertentu yang 2016 yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas
sudah disepakati, yang digerakan oleh Wonorejo sebanyak 4 Posyandu Lansia yakni,
masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan Posyandu Sejahtera Mandiri sebanyak 80 jiwa,
pelayanan kesehatan. Sasaran posyandu lansia Posyandu Warga Sehati 45 jiwa, Posyandu
dalam Peraturan Menteri Dalam Negri Pasal 6 Werda Karya sebanyak 50 jiwa, dan Posyandu
ditunjukan pada masyarakat pralansia (45-49 Anggrek Bulan sebanyak 30 jiwa. Rata-rata
tahun), masyarakat lansia (lebih dari 60 tahun), kehadiran tiap bulan kurang lebih 104 orang
lansia resiko tinggi berusia 60 tahun yang dengan total kunjungan lansia baru sebanyak 8
memiliki keluhan berusia 70 tahun (Ismawati, Orang dan kunjungan lama sebanyak 1.241
dkk, 2010). Posyandu lansia adalah sebuah orang tahun 2016 dari bulan Januari-Desember.
adalah UKBM (Upaya Kesehatan Bersumber Dari hasil Wawancara langsung dengan
Daya Masyarakat) yang mempunyai peranan petugas puskesmas khususnya di Program
sangat besar & strategis di dalam masyarakat Lansia mengatakan bahwa adanya kegiatan
secara umum dan khususnya dibidang Posyandu Lansia berupa kegiatan pencatatan,
kesehatan. Posyandu lansia merupakan penimbangan BB (Berat badan), TB (Tinggi
kegiatan dalam upayamemberikan pelayanan badan), dan persiapan alat untuk melakukan
kesehatan prima terhadap lansia di Posyandu Lansia dilakukan oleh Kader
kelompoknya (Kementrian Kesehatan R.I, Posyandu. Setiap Posyandu Lansia Wilayah
2012). kerja Puskesmas Wonorejo sebanyak 5 orang
Salah satu upaya untuk mewujudkan Kader di setiap Posyandu yang berasal dari
masyarakat Indonesia yang sehat adalah daerah sekitar seperti Jl. Banggeris, Jl.
dengan memberdayakan masyarakat. Salah Cendana, dan Jl. Ulin. Para Kader Posyandu
satu upaya pemberdayaan yaitu dengan bekerja secara Sukarela dan ikhlas. Setiap
mengikut sertakan anggota masyarakat atau pelaksanaan kegiatan Posyandu lansia di hadiri
kader yang bersedia secara sukarela terlibat oleh semua kader tetapi saat kegiatan
dalam masalah-masalah kesehatan (Kemenkes Posyandu lansia terkadang ada kader yang
RI, 2011). Kader berperan dalam pembinaan berhalangan hadir.
masyarakat di bidang kesehatan melalui Berdasarkan latar belakang yang telah
kegiatan yang dilakukan di posyandu. Para diuraikan diatas dapat dirumuskan masalah
kader harus mempunyai pengetahuan tentang sebagai berikut : “Apakah ada Hubungan Antara
Peran Kader Dengan Pelaksanaan Kegiatan MENURUT JENIS KELAMIN RESPONDEN
Posyandu Lansia” ? Untuk mengetahui
Hubungan Peran Kader Dengan Pelaksanaan Jenis Jumlah Presentase (%)
Kegiatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Kelamin
Puskesmas Wonorejo Samarinda. Laki-Laki 2 Orang 10
Perempua 18 Orang 90
METODE PENELITIAN n
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik Total 20 Orang 100
dengan menggunakan desain croos sectional.
Sampel penelitian ini adalah seluruh kader Berdasarkan Tabel 4.2 diatas terlihat
posyandu lansia wilayah kerja Puskesmas karakteristik jenis kelamin terbanyak yaitu jenis
Wonorejo Samarinda yang berjumlah 20 orang kelamin perempuan sebanyak 18 orang dengan
dengan Non Probability Sampling dengan cara persentase (90%). Artinya terbanyak yang
Total Sampling. Teknik analisis data terdiri dari menjadi kader pelaksanaan posyandu di wilayah
analisi univariat dan bivariat. Analisisunivariat kerja Pukesmas Wonorejo Samarinda tahun
menjelaskan masing-masing variabel 2017 adalah dari responden berjenis kelamin
yang diteliti, adapun analisis bivariat dengan perempuan. Karena perempuan cendrung lebih
menggunakan analisis korelasi fisher’s Exact aktif dibandingkan laki-laki.
Test.
3)Karakteristik Pendidikan Responden
HASIL PENELITIAN Karakteritik pendidikan dalam peneitian ini
terdiri dari SD, SMP, SMA, Strata 1 (S1) dan
TABEL.1 Paket C dikelompokkan sebagai berikut :
DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN
MENURUT USIA REPONDEN TABEL 3
DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT
1)Karakteristik Usia Responden PENDIDIKAN RESPONDEN

Usia Jumlah Presentase Pendidika Jumlah Presentase (%)


(%) n
39–48 11 55 SD 3 15
49–58 5 25 SMP 5 25
59–68 2 10 SMA 10 50
69-78 1 5 Paket C 1 5
79-88 1 5 S1 1 5
Total 20 Orang 100 Total 20 orang 100

Berdasarkan Tabel.1 menunjukan Berdasarkan tabel 4.3 karakteristik


berdasarkan usia, responden yang terbesar pendidikan terbanyak yaitu Pendidikan SMA
yaitu berusia 39–48 Tahun sebanyak 11 orang sebanyak 10 orang dengan persentase (50%)
dengan persentase (55%) dan usia responden dan paling sedikit adalah kader paket C dan S1
paling sedikit adalah 69–78 Tahun dan 79–88 sebanyak 1 orang dengan persentase (5%).
Tahun yaitu sebanyak 1 orang dengan Artinya kebanyakan yang menjadi kader
persentase (5%). Artinya kebanyakan yang pelaksanaan posyandu di wilayah kerja
menjadi kader pelaksanaan posyandu di wilayah pukesmas Wonorejo Samarinda tahun 2017
kerja Pukesmas Wonorejo Samarinda tahun adalah yang memilik pendidikan SMA. Karena
2017 adalah yang memilik Usia 39–48 Tahun. tingkat pendidikan berpengaruh terhadap
Karena umur mempunyai pengaruh terhadap perubahan sikap dan prilaku seseorang.
pola pikir sesorang.

2)Karakteristik Jenis Kelamin Responden


2. Analisis Univariat
TABEL.2
DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN TABEL 4
DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN DENGAN PELAKSANAAN KEGIATAN
KATAGORI PERAN KADER POSYANDU POSYANDU LANSIA
LANSIA
Pelaksanaan
Peran Kader Jumlah Presentase (%) Pera Kegiatan
Baik 14 70 n Posyandu Lansia Jumlah P-
Kurang 6 30 Kad Tidak value
Total 20 100 Sesuai
er Sesuai
n % n % n %
Sebagaimana yang terlihat pada tabel 4.4 Baik 1 85,7 2 14,2 1 100
dapat dilihat bahwa peran kader posyandu 2 1 8 4
lansia wilayah kerja puskesmas wonorejo yang Kura 2 33,3 4 66,6 6 100 *0,0
baik adalah 14 orang dengan presentase (70%) ng 3 7 37
sedangkan pada peran kader yang kurang Total 1 0,70 6 0,30 2 100
dalam melakukan tugas kader sebanyak 6 orang 4 0 0 0
dengan persentase (30%). Pada peran kader
yang kurang hal ini dikarenakan kurangnya Analisa hubungan antara peran kader
beberapa kader dalam tugas mempersiapkan dengan pelaksanaan kegiatan posyandu lansia
posyandu, pada saat pelaksanaan kegiatan degan menggunakan exact fisher dengan nilai
posyandu dan tugas setelah hari buka (alpa) 0,005 diperoleh hasil p-value 0,037. Hal
posyandu. ini dapat diartikan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima yaitu ada hubungan peran kader
TABEL.5 dengan pelaksanaan kegiatan posyandu lansia
DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN di wilayah kerja Puskesmas Wonorejo
KATEGORI PELAKSANAAN KEGIATAN Samarinda. Peran kader diperoleh bahwa ada
POSYANDU LANSIA 14 orang memiliki peran kader baik sedangkan
yang memiliki peran kader kurang ada 6 orang.
Pelaksanaa Pelaksanaan kegiatan posyandu lansia yang
n Kegiatan sesuai diperoleh bahwa ada 14 orang
Jumlah Presentase (%)
Posyandu sedangkan pelaksanaan posyandu lansia yang
Lansia tidak sesuai ada 6 orang. Dari Hasil analisa
Sesuai 14 70 peran kader baik dengan pelaksanaan kegiatan
Tidak sesuai 6 30 posyandu lansia yang sesuai diperoleh ada 12
Total 20 100 orang dan pelaksanaan kegiatan posyandu
lansia tidak sesuai ada 2 orang sedangkan
Berdasaran Tabel 4.5 menjelaskan bahwa peran kader kurang dengan pelaksanaan
20 responden menurut katagori pelaksanaan kegiatan posyandu lansia yang sesuai diperoleh
kegiatan posyandu lansia sesuai dalam tugas bahwa ada 2 orang dan pelaksanaan kegiatan
pelaksanaan kegiatan posyandu lansia di posyandu lansia yang tidak sesuai ada 4 orang.
Wilayah Kerja Puskesmas Wonorejo Samarinda Hasil uji exact fisher menunjukkan bahwa
adalah 14 orang dengan persentase (70%) nilai Signifikan (Sig) dari Uji Exact Fisher adalah
sedangkan yang tidak sesuai dalam melakukan p-value 0,037 < α (0,05). Hal ini dapat diartikan
pelaksanaan kegiatan posyandu lansia bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti
sebanyak 6 orang dengan persentase (30%). bahwa ada hubungan antara peran kader
Pada pelaksanaan posyandu yang tidak sesuai kegiatan posyandu lansia dengan pelaksanaan
hal ini dikarenakan terdapat beberapa tidak kegiatan posyandu Lansia di wilayah kerja
melakukan penyuluhan perorangan saat Pukesmas Wonorejo Samarinda.
pelaksanaan kegiatan posyandu.

3. Hasil Analisis Bivariat antara Variabel


Peran Kader dan Pelaksanaa Kegiatan PEMBAHASAN
Posyandu Lansia Dalam pembahasan ini peneliti akan
membahas hasil penelitian yang telah dilakukan
TABEL.6 pada tanggal 10 mei - 22 mei 2017 di Posyandu
HUBUNGAN ANTARA PERAN KADER
Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Wonorejo pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)
Samarinda data yang telah dianalisis univariat sebanyak 10 orang dengan persentase (50%),
terhadap setiap karakteristik responden dalam sedangkan yang paling sedikit pada tingkat
penelitian ini. Selanjutnya peneliti akan pendidikan Sarjana/ Strata 1 (S1) berjumlah 1
membahas hasil analisis bivariat untuk setiap orang dengan presentase (5%), dan Paket C
variabel yang diteliti dalam penelitian ini. berjumlah 1 orang dengan presentase (5%).
Pembahasan hasil analisis univariat dan bivariat Menurut Suhardjo (2007), tingkat pendidikan
dilakukan dengan membandingkan hasil adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan
penelitian dengan teori dan hasil dari penelitian berdasrkan tingkat perkembangan peserta didik,
lain yang masih terkait. Pada akhir tingkat pendidikan berpengaruh terhadap
pembahasan, peneliti akan membahas perubahan sikap dan prilaku, tingkat pendidikan
mengenai keterbatasan dalam penelitian ini. yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang
atau masyarakat untuk menyerap informasi dan
A. Peran Kader Posyandu Lansia mengimplementasikannya dalam prilaku, gaya
Kader yang bertugas di posyandu lansia hidup sehari-hari, khususnya dalam kesehatan,
dengan kegiatan rutin setiap bulannya serta pendidikan formal yang berbentuk nilai
membantu petugas kesehatan adapun peran bagi seseorang terutama dalam menerima hal
kader yaitu mempersiapkan pelaksanaan baru.
posyandu, mengundang dan menggerakan Hal ini sependapat dengan penelitian
masyarakat, menghubungi pokja posyandu dan penelitian Ike Putri (2012), dalam jurnal
melaksanakan pembagian tugas. Menurut “Hubungan Pengetahuan dan Motivasi Kader
Kementrian Kesehatan, R.I (2012), Kinerja Dengan Peran Kader Posyandu Lansia di Desa
Kader posyandu Lansia menjadi tonggak Kangkung Kecamatan Mranggen Kabupaten
penting yang harus diperhatikan dan Demak” menyatakan bahwa dari hasil penelitian
keterampilan yang dimiliki. Penurunan kinerja terdapat hubungan yang bermakna antara
Kader Posyandu Lansia dapat mempengaruhi pengetahuan kader dengan peran kader dalam
partisipasi lansia. Menurut Fallen & Budi (2012), kegiatan posyandu lansia. Hal ini diasumsikan
Kegiatan posyandu lansia yang berjalan dengan bahwa kader mempunyai pengetahuan cukup
baik akan memberikan kemudahan bagi lansia tentang posyandu lansia akan berperan baik
untuk mendapatkan pelayanan dasar, supaya dalam kegiatan posyandu lansia yaitu
kualitas hidup masyarakat di usia lanjut tetap memberikan berbagai pelayanan yang meliputi
terjaga dengan baik. pengukuran tinggi dan berat badan, pengukuran
Hasil dari penelitian didapatkan data Usia, tekanan darah, pengisian lembar KMS,
diketahui bahwa usia terbanyak yang menjadi memberikan penyuluhan, menggerakkan serta
kader pelaksanaan Posyandu di Wilayah kerja mengajak usia lanjut untuk hadir dan
Pukesmas Wonorejo Samarinda tahun 2017 berpartisipasi dalam kegiatan posyandu lansia.
adalah yang memilik Usia 39–48 Tahun Hasil penelitian Tabel.4 Menunjukan
sebanyak 11 orang. Umur adalah satuan waktu distribusi responden menurut kategori peran
yang mengukur waktu keberadaan suatu benda kader memperlihatkan sebanyak 14 responden
atau makhluk hidup, di ukur mulai dari lahir (70%) dari rata-rata (mean) 20 responden
sampai dengan meninggal (Azwar, 2007). memiliki peran baik dalam tugas peran kader
Dari penelitian didapatkan data Jenis sebelum hari pelaksanaan, pada hari buka
kelamin terbanyak yaitu jenis kelamin posyandu, dan tugas setelah hari buka
perempuan sebanyak 18 orang dengan posyandu. Sedangkan sebanyak 6 responden
persentase (90%), sedangkan Jenis kelamin (30%) dari rata-rata (mean) 20 responden
laki-laki 2 orang (10%). beberapa pernyataan tidak dilakukan tugas
Asumsi Peneliti, Hal ini dikarenakan peran kader sebelum hari pelaksanaan, pada
kebanyakan masyarakat perempuan lebih hari buka posyandu, dan tugas setelah hari buka
banyak waktu luang sehingga bisa meluangkan posyandu, seperti kurang dalam menyiapkan
waktunya untuk membantu pelaksanaan alat dan bahan sebelum pelaksanaan posyandu,
kegiatan posyandu dapat dibandingkan dengan kurang memotivasi lansia untuk mengikuti
laki-laki yang bekerja setiap hari dan perempuan kegiatan posyandu dan tidak dilakukannya
cendrung lebih aktif dibanding laki-laki. kunjungan rumah untuk melakukan penyuluhan.
Hasil analisa dari tingkat pendidikan Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa
didapatkan pendidikan terbanyak adalah tingkat peran kader sangat penting dalam
mempersiapkan pelaksanaan kegiatan Wonorejo karena terdapat beberapa tidak
posyandu guna meningkatkan pelayanan melakukan penyuluhan perorangan saat
kesehatan prima serta kader lebih aktif dalam pelaksanaan kegiatan posyandu. Pelaksanaan
menggerakan dan memotivasi lansia untuk hadir kegiatan posyandu lansia dikatakan sesuai jika
dan mengikuti kegiatan posyandu lansia. pelaksanaan kegiatan posyandu dengan
Keaktifan kader menurut Budhihardja 2010, menngunakan Lima meja di lakukan semua.
tindakan nyata dalam melaksanakan tugas- Dengan demikian, masyarakat tidak saja sadar,
tugas kegiatan posyandu dan setelah kegiatan tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan dapat
posyandu. melakukan anjuran yang berhubungan dengan
Menurut Notoatmodjo, banyak faktor yang kesehatan. Terkait dengan definisi tersebut,
mempengaruhi keaktifan kader diantaranya maka petugas peyuluh kesehatan harus
pengetahuan kader tentang posyandu, menguasai ilmu komunikasi dan menguasai
pengetahuan kader tentang posyandu akan pemahaman yang lengkap tentang pesan yang
berpengaruh terhadap kemauan dan perilaku akan disampaikan. Tujuan dari penyuluhan
kader untuk mengaktifkan kegiatan posyandu, kesehatan adalah untuk mengubah perilaku
sehingga akan mempengaruhi terlaksananya kurang sehat menjadi sehat. Sementara itu,
program kerja posyandu. sasaran penyuluhan kesehatan, seperti juga
Hal ini sependapat dengan penelitian sasaran pendidikan kesehatan, meliputi
Haryanto (2008), dalam jurnal “Hubungan antara masyarakat umum dengan orientasi masyarakat
Pengetahuan dan Motivasi Kader Posyandu pedesaan, masyarakat kelompok khusus, dan
Dengan Keaktifan Kader Posyandu di Desa individu dengan teknik pendidikan kesehatan
Dukuh Tengah Kecamatan Ketanggungan individual.
Kabupaten Brebes.” Hasil analisis yang didapat
bahwa makin baik pengetahuan seseorang C. Hubungan Peran Kader dengan
dapat menimbulkan motivasi yang baik. Motivasi Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Lansia
yang baik akan menghasilkan perilaku yang baik Hasil analisa penelitian tentang hubungan
pula. Perilaku yang baik disini adalah keaktifan antara peran kader dengan pelaksanaan
kader dalam kegiatan posyandu. kegiatan posyandu lansia di wilayah kerja
Puskesmas Wonorejo Samarinda dapat dilihat
B. Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Lansia dari Tabel 4.6 Hasil uji exact fisher menunjukkan
Hasil penelitian Tabel.5 Menunjukan distribusi bahwa nilai Signifikan (Sig) dari Uji Exact Fisher
responden katagori pelaksanaan kegiatan adalah p-value 0,037 < α (0,05). Hal ini dapat
posyandu lansia memperlihatkan sebanyak 14 diartikan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang
responden (70%) dari rata-rata (mean) 20 berarti bahwa ada hubungan antara peran kader
responden sesuai dalam pelaksanan kegiatan kegiatan posyandu lansia terhadap pelaksanaan
posyandu lansia dengan sistem lima meja. kegiatan posyandu Lansia di Wilayah Kerja
Sedangkan sebanyak 6 responden (30%) dari Pukesmas Wonorejo Samarinda.
rata-rata (mean) 20 responden di beberapa Dari hasil penelitian di temukan ada terdapat
pernyataan tidak sesuai dalam pelaksanan peran kader yang baik berjumlah 14 orang
kegiatan posyandu lansia dengan sistem lima dengan presentase (70%), kurang berjumlah 6
meja. Adapun pelaksanaan kegiatan posyandu orang dengan presentase (30%) dan pada
lansia dengan 5 meja tersebut mencangkup pelaksanaan kegiatan posyandu lansia yang
upaya perbaikan kesehatan masyarakat, sesuai berjumlah 14 orang dengan presentase
Promotif upaya peningkatan kesehatan, (70%) dan yang tidak sesuai berjumlah 6 orang
misalnya penyuluhan prilaku hidup sehat, gizi dengan presentase (30%), Hal ini dapat di
usia lanjut upaya meningkatkan kesegaran ketahui bahwa kader yang baik dan sesuai
jasmani. Preventif upaya pencegahan penyakit, menjalankan peran dan tugasnya karena dari
mendeteksi dini adanya penyakit dengan beberapa kader sudah aktif dalam menggerakan
menggunakan KMS lansia. Kuratif upaya masyarakat lansia untuk mengikuti
mengobati penyakit yang sedang diderita pelaksanaaan kegiatan posyandu dan
lansia. Rehabilitatif upaya untuk mempersiapkan kegiatan posyandu lansia
mengembalikan kepercayaan diri pada lansia. dengan cukup bagus sedangkan pada kader
(Ismawati, dkk, 2010). yang kurang dan tidak sesuai dalam melakukan
Beberapa yang tidak sesuai dalam pelaksanaan pelaksanaan kegiatan posyandu lansia karena
kegiatan posyandu lansia di wilayah Puskesmas dibeberapa posyandu terdapat kurangnya
mempersiapkan pada saat pelaksanaan lansia.
posyandu lansia sehinga pada saat petugas
posyandu datang kader belum mempersiapkan DAFTAR PUSTAKA
alat dan bahan yang akan digunakan pada
kegiata posyandu dan juga terdapat kurangnya Azwar, (2007). Sikap Manusia Teori dan
lansia mengkuti posyandu lansia di beberapa Pengukuran. Edisi: 2. Yogyakarta : Pustaka
posyandu tersebut. Belajar
Hal tersebut merupakan penyebab ada BPMP Bina Kader Posyandu Lansia. (2014).
beberapa kader yang belum sesuai melakukan http://www.samarindakota.go.id/co
peran kader dalam setiap pelaksanaan kegiatan ntent/bpmp-bina-kader-posyandu-lansia/.
posyandu lansia. Sehingga seyogianya sebelum Budhihardja 2010, Buku Panduan Kader
melakukan kegiatan posyandu lansia para kader Posyandu, Kementrian Kesehatan Republik
diberikan himbauan oleh petugas posyandu Indonesia, Jakarta
terkait agar harapannya dapat meningkatkan Depkes RI. (2006). Pedoman Pembinaan
tingkat kehadiran lansia di posyandu lansia Kesehatan Lansia Bagi Petugas Kesehatan
wilayah kerja Puskesmas Wonorejo. I. Jakarta
Penelitian ini diperkuat oleh hasil riset yang Erpandi. (2015). Posyandu Lansia. Jakarta :
dilakukan Jendri darmanto (2015) “Hubungan EGC, 2014.
Kinerja Kader Posyandu Lansia Dengan Fallen & Budi, D.K (2011). Keperawatan
Motivasi Lansia Mengunjungi Posyandu Lansia”. Komunitas. Yogyakarta : Nuha Medika
Penelitian ini menunjukan bahwa keberhasilan Haryanto. (2008). Hubungan antara
pelaksanaan kegiatan posyandu lansia sangat Pengetahuan dan Motivasi Kader Posyandu
tergantung dari peranan kader posyandu Dengan Keaktifan Kader Posyandu di Desa
tersebut menunjukkan bahwa seseorang kader Dukuh Tengah Kecamatan Ketanggungan
yang menjalankan tugasnya terhadap Kabupaten Brebes.
pelaksanaan kegiatan posyandu lansia di Ike Putri. (2012). “Hubungan Pengetahuan dan
Wilayah Kerja Pukesmas Wonorejo Samarinda Motivasi Kader Dengan Peran Kader
sudah cukup baik. Posyandu Lansia di Desa Kangkung
Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.
KESIMPULAN Ismawati. (2010). Posyandu & Desa Siaga.
Hasil analisa penelitian tentang Hubungan Yogyakarta: Nuha Medika
Peran Kader Dengan Pelaksanaan Kegiatan Kementrian Kesehatan RI. (2012). Pedoman
Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Pengelolaan Posyandu. Dapartemen
Wonorejo Samarinda menunjukan bahwa nilai Kesehatan Republik Indonesia.
Signifikan (Sig) dari uji Uji Exact Fisher adalah Latifah Darti. (2013). Perbedaan Kualitas Hisup
0,037 < α (0,05) Hal ini dapat diartikan bahwa Lansia Yang Aktif Mengikuti Posyandu
H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa Lansia Dengan Yang Tidak Aktif Mengikuti
ada hubungan antara peran kader kegiatan Posyandu Lansia Di Desa Sirnoboyo
posyandu lansia terhadap pelaksanaan kegiatan Kecamatan Pacitan.
posyandu Lansia di Wilayah Kerja Pukesmas Notoatmodjo, S. (2012) Metodologi Penelitian
Wonorejo Samarinda. Hal ini menunjukkan Kesehatan. Edisi:Revisi. Jakarta : Rineka
bahwa seseorang kader yang menjalankan Cipta.
tugasnya terhadap pelaksanaan kegiatan Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik &
posyandu lansia di Wilayah Kerja Pukesmas Geriatrik, Edisi-3. Jakarta:EGC
Wonorejo Samarinda adalah baik dan sudah WHO. (2015). Global Health Observatory data
sesuai dengan prosedur kegiatan posyandu. repository. Diakses pada tanggal 12
Saran.Diharapkan memberikan himbauan Desember 2015 dari
kepada kader yang kurang dalam perannya di http://apps.who.int/gho/data/view.main.6075
kegiatan posyandu lansia demi meningkatkan 0?lang=e
posyandu lansia yang lebih optimal,
memberikan reward terhadap kader yang
berperan baik dan aktif dalam kegiatan
posyandu lansia sebagai bentuk apresiasi agar
kader lebih semangat dalam menghimbau para
lansia untuk mengikuti setiap kegiatan posyandu

You might also like