You are on page 1of 9

JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN KUALITAS HIDUP


LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA

Azwan1, Herlina2, Darwin Karim3


Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Riau
Email: Azwannnnn@gmail.com

Abstract
Peer social support has an important role in the process of life and quality of life of the elderly, so that social support
be highly influential element in helping resolve problems that occur in the elderly. The purpose of this research is to
determine the relationship between peer social support and quality of life of the elderly in nursing home Khusnul
Khotimah Pekanbaru. The design was descriptive correlation research with cross sectional approach. The sampling
technique total sampling involving 52 respondents. This research used questionnaire for peer social support translated
from the Social Provision Scale (SPS) and indonesian WHOQOL-BREF questionnaire for quality of life variable. The
univariate analysis was conducted and the result showed that from 29 respondents who recaived positive peer social
support, there were 22 respondents (75,9%) had high quality of life and 7 (24,1%) respondents had low quality of life.
Respondents who had negative peer social support were 23, and from that number, 9 respondents (39,1%) had high
quality of life and 14 respondents (60,9%) had low quality of life. Bivariate analysis was conducted by using chi-square
test and the statistic showed p value (0,017) < alpha (0,05), which means that there is a correlation between peer social
support and quality of life of elderly in nursing home Khusnul Khotimah Pekanbaru.

Keywords : Elderly, quality of life, peer social support, WHOQOL-BREF

PENDAHULUAN oleh Fitri (2011) menurunnya derajat


Lanjut usia (lansia) adalah seorang yang kesehatan dan kemampuan fisik akan
telah mencapai usia 60 tahun (WHO, 2010). mengakibatkan lansia secara perlahan
Menurut World Health Organization (WHO, menarik diri dari hubungan dengan
2012), jumlah lansia pada tahun 2000 telah masyarakat sekitar, sehingga interaksi sosial
mencapai jumlah 605 juta jiwa dan pada menjadi menurun, dan dengan menurunnya
tahun 2050 diproyeksikan mencapai sekitar 2 interaksi sosial lansia, tentunya kualitas hidup
miliar jiwa atau sekitar 22% dari jumlah yang dialami lansia juga mengalami
penduduk di dunia (WHO, 2010). Jumlah penurunan. Hasil penelitian yang sama juga
lansia di Indonesia pada tahun 2011 adalah 36 didapatkan oleh Tresnia (2012) dimana lansia
juta jiwa dan diperkirakan meningkat menjadi yang memiliki interaksi sosial yang baik,
20% antara tahun 2015-2050 (Kemenkes RI, memiliki kualitas hidup yang baik pula.
2013). Jumlah lansia di Provinsi Riau Menurut World Health Organization
sebanyak 225.353 yang tersebar di wilayah- Quality of Life (WHOQOL) kualitas hidup
wilayah yang berada di Provinsi Riau (BPS didefinisikan sebagai persepsi individu
Provinsi Riau, 2011). Berdasarkan data dari terhadap kehidupannya di tengah masyarakat
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru (2012) dalam konteks budaya dan sistem nilai yang
jumlah lansia di Kota Pekanbaru adalah ada terkait dengan tujuan, harapan, standar,
99.619 orang yang beberapa diantaranya dan perhatian. Kualitas hidup merupakan
tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha suatu konsep yang sangat luas yang
(PSTW). Tahun 2014 terdapat sebanyak 68 dipengaruhi kondisi fisik individu, psikologis,
orang Lansia yang tinggal di PSTW dan tingkat kemandirian, serta hubungan individu
jumlah ini diprediksi akan terus meningkat dengan lingkungan (Reno, 2010)
setiap tahunnya (UPT-PSTW, 2015). Salah satu faktor yang mempengaruhi
Peningkatan jumlah lansia ini tentunya kualitas hidup lansia adalah dukungan sosial
harus diiringi dengan peningkatan kesehatan Dukungan sosial merupakan keberadaan
karena orang yang berusia lanjut akan orang lain yang dapat diandalkan untuk
menjadi sangat rentan terhadap gangguan memberi bantuan, semangat, penerimaan, dan
kesehatan. Hasil penelitian yang dilakukan perhatian, sehingga bisa meningkatkan
962
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
kesejahteraan atau kualitas hidup bagi teman sebaya dengan kualitas hidup lansia
individu yang bersangkutan (Jhonson dan yang berada di PSTW.
Jhonson, 1991). Sarafino (1998) menjelaskan
dukungan sosial dapat berasal dari orang- TUJUAN PENELITIAN
orang di sekitar individu seperti: keluarga, Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
teman dekat, dan rekan atau teman sebaya. mengetahuai dukungan sosial teman sebaya
Dukungan sosial yang dimaksud yaitu
lansia di PSTW, mengetahui kualitas hidup
dukungan yang dapat meningkatkan kualitas
hidup lansia, yang meliputi adanya komponen lansia di PSTW, dan untuk mengetahui
komponen dari dukungan sosial itu sendiri, hubungan dukungan sosial teman sebaya
seperti kerekatan emosional, integrasi sosial, dengan kuaitas hidup lansia di PSTW.
adanya pengakuan, ketergantungan yang
dapat diandalkan, bimbingan, dan MANFAAT PENELITIAN
kesempatan untuk mengasuh Manfaat peneitian dalam penelitian ini
Salah satu dukungan sosial yang sangat
diharapkan dapat meningkatkan khasanah
berpengaruh yaitu dukungan yang berasal
dari teman sebaya. Hal ini sejalan dengan ilmu keperawatan gerontik atau lansia,
penelitian Kusumawardani (2014) bahwa, terutama dalam konsep dukungan sosial dan
terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas hidup lansia, menambah informasi
dukungan sosial teman sebaya dengan bagi pelayanan kesehatan khususnya
kualitas hidup pada lansia penderita pemegang atau pengembangan program
hipertensi. Dukungan teman sebaya ini sangat kesehatan lansia,meningkatkan pemberdayaan
penting dalam meningkatkan kualitas hidup
lansia, terutama bagi para lansia yang sudah dukungan sosial terhadap lansia yang berada
tidak lagi tinggal bersama keluarga. Selain di PSTW agar lansia bisa menikmati masa
tinggal bersama keluarga, masih banyak tuanya dengan kualitas hidup yang optimal,
anggota keluarga yang menempatkan lansia dan menjadi acuan untuk melakukan
untuk tinggal di PSTW. Penempatan lansia di penelitian lebih lanjut terkait dengan
PSTW ini dikarenakan kesibukan dari dukungan sosial teman sebaya lansia dan
anggota keluarga yang tidak memiliki waktu
kualitas hidup lansia.
yang cukup untuk merawat lansia di rumah.
Hal ini tentunya mengurangi dukungan sosial
dari anggota keluarga yang diterima oleh METODOLOGI PENELITIAN
lansia.. Pada penelitian ini peneliti menggunakan
Studi pendahuluan yang dilakukan desain penelitian deskriptif korelasi dengan
dengan wawancara singkat kepada beberapa pendekatan cross sectional. Penelitian
lansia di PSTW Khusnul Khotimah deskriptif korelasi adalah suatu penelitian
Pekanbaru, saat ditanyakan mengenai
yang menekankan hubungan antara dua
keberadaan teman, 6 dari 7 lansia mengatakan
mempunyai teman yang akrab untuk diajak variabel pada suatu situasi atau kelompok
bercerita, teman selalu menolong apabila subjek. Pendekatan cross sectional adalah
diminta bantuan dalam aktivitas sehari-hari. suatu penelitian untuk mempelajari dinamika
Saat ditanyakan bagaimana lansia melakukan korelasi antara dua variabel pada waktu yang
aktivitas sehari-hari, 5 dari 7 lansia sama (Notoatmodjo, 2005).
mengatakan memerlukan bantuan teman Alat pengumpulan data yang digunakan
dalam beraktivitas. Terutama dalam dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
mengambil makan dan obat untuk mengacu pada kerangka konsep, Menurut
meningkatkan kualitas hidup selama tinggal Natoadmojo (2005) kuesioner diartikan
di PSTW. sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun
Berdasarkan Fenomena dan studi dengan baik, sudah matang, dimana
pendahuluan yang dilakukan, peneliti tertarik responden (dalam hal angket) tinggal
untuk meneliti Hubungan dukungan sosial
963
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
memberikan tanda-tanda tertentu. Kuesioner Distribusi
yang digunakan peneliti pada variabel Responden
dukungan sosial teman sebaya di terjemahkan Karekteristik (N = 52)
dari The Social Provision Scale (SPS) dari
Cutrona dan Russel (1987) yang terdiri dari n %
1. Jenis Kelamin
24 pernyataan. Kuesioner ini mengandung
- Laki-laki 26 50
komponen dukungan sosial yaitu kerekatan
- Perempuan 26 50
emosional, integrasi sosial, adanya 2. Agama
pengakuan, ketergantungan yang dapat - Islam 49 94,2
diandalkan, bimbingan dan kesempatan untuk - Katolik 1 1,9
mengasuh. Pada variabel kualitas hidup - Budha 2 3,8
peneliti menggunakan instrumen yang baku 3. Status Perkawinan
World Health Organization Quality of Life - Janda 26 50
BREF (WHOQOL-BREF) yaitu kuesioner - Duda 26 50
persi pendek yang dikembangkan oleh WHO 4. Pendidikan Terakhir
untuk menilai kualitas hidup yang terdiri dari - Tidak Sekolah
26 pertanyaan untuk mengukur 4 dimensi - SD 16 30,8
kriteria kesehatan; kesehatan fisik, kesehatan - SMP 25 48,1
psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. - SMA 7 13,5
Sebelum kuesioner dukungan sosial - Perguruan 3 5,8
Tinggi 1 1,9
teman sebaya dibagikan, terlebih dahulu
5. Status Kesehatan
peneliti melakukan uji validitas dan - Asam Urat 23 44,2
reliabilitas di Yayasan Panti Jompo Tunas - Hipertensi 12 23,1
Bangsa dengan jumlah responden 20 orang. - Diabetes 3 5,8
Notoatmodjo (2005) mengatakan agar - Dan Lain-lain 14 26,9
diproleh distribusi nilai hasil pengukuran Total 52 100
mendekati normal, kuesioner akan dilakukan
uji coba paling sedikit pada 20 orang Tabel 1 di atas menjelaskan tentang
responden yang karakteristiknya mirip dengan distribusi karakteristik dari 52 responden yang
sampel penelitian. diteliti. Karakteristik jenis kelamin responden
Hasil uji validitas kuesioner dukungan pada penelitian ini didapatkan hasil sebanyak
sosial teman sebaya didapatkan seluruh 26 responden laki-laki (50%) dan 26
pernyataan yang berjumlah 24 pernyataan responden perempuan (50%). Karekteristik
valid dengan rentang r hitung ( 0,483-0,888), responden berdasarkan agama mayoritas
yang berarti r hitung > r tabel (0,444). menganut agama islam sebanyak 49
Kemudian seluruh pernyataan kuesioner responden (94,2%). Karakteristik responden
dukungan sosial teman sebaya yang telah berdasarkan status perkawinan didapatkan
dinyatakan valid dilakukan uji reliabilitas dan hasil sebanyak 26 responden berstatus duda
diperoleh nilai alpha (0,958) > r tabel (0,444). (50%) dan 26 responden berstatus janda
Dari hasil uji validitas dan reliabilitas yang (50%). Karakteristik responden berdasarkan
telah dilakuan dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan terakhir mayoritas adalah
kuesioner dukungan sosial teman sebaya valid SD yaitu 25 responden (48,1%), dengan
dan reliabel untuk digunakan dalam penelitian mayoritas responden mengalami masalah
ini kesehatan berupa asam urat sebanyak 23
responden (44,2%).
HASIL PENELITIAN
1. Analisa Univariat
Tabel 1
Distribusi Karakteristik Responden di
PSTW Khusnul Khotimah Pekanbaru

964
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
Tabel 2 kualitas hidup lansia di PSTW Khusnul
Distribusi Responden Berdasarkan Khotimah Pekanbaru. Hasil analisa pada 52
Dukungan Sosial Teman Sebaya responden diperoleh sebanyak 22 (75,9%)
lansia memiliki dukungan sosial teman sebaya
Distribusi Responden yang positif dengan kualitas hidup tinggi, dan
Dukungan sosial
(N=52) 7 (24,1%) lansia yang memiliki dukungan
teman sebaya
n % sosial teman sebaya yang positif memiliki
Positif 29 55,8 kualitas hidup yang rendah. Sementara
Negatif 23 44,2 terdapat 14 (60,9%) lansia yang memiliki
Total 52 100 dukungan sosial teman sebaya yang negatif
dan dengan kualitas hidup yang rendah.
Tabel 2 di atas menjelaskan tentang Sisanya 9 (39,1%) lansia memiliki dukungan
distribusi responden berdasarkan dukungan sosial teman sebaya negatif tetapi memiliki
sosial teman sebaya lansia. Didapatkan hasil kualitas hidup yang tinggi. Berdasarkan hasil
responden dengan dukungan positif sebanyak uji Chi-Square didapatkan p value 0,017 <
29 responden (55,8%), sedangkan responden 0,05 yang berarti terdapat hubungan
yang memiliki dukungan sosial teman sebaya dukungan sosial teman sebaya dengan
negatif sebanyak 23 responden (44,2%). kualitas hidup lansia di PSTW Khusnul
Khotimah Pekanbaru sehingga Ho ditolak.
Tabel 3
Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan lansia
Distribusi Responden Berdasarkan Kualitas
Hidup yang memiliki dukungan sosial teman sebaya
yang positif memiliki kecenderungan 4,889
Distribusi Responden kali untuk memiliki kualitas hidup yang tinggi
Dukungan sosial dibandingkan lansia yang memiliki dukungan
(N=52)
teman sebaya sosial teman sebaya yang negatif.
n %
Tinggi 31 59,6
Rendah 21 40,4 PEMBAHASAN
Total 52 100 Hasil penelitian yang telah dilakukan
pada 52 lansia yang tinggal di Panti Sosial
Tabel 3 diatas menjelaskan tentang Tresna Werdha (PSTW) Khusnul Khotimah
distribusi responden berdasarkan kualitas Pekanbaru didapatkan hasil bahwa jumlah
hidup lansia. Didapat hasil responden yang laki-laki dan perempuam yang menjadi
memiliki kualitas hidup yang tinggi sebanyak responden dalam penelitian ini berimbang
31 responden (59,6%), sedangkan responden yaitu jumlah responden laki-laki sebanyak 26
yang memiliki kualitas hidup yang rendah orang (50%) dan jumlah responden
sebanyak 21 responden (40,4%). perempuan sebanyak 26 orang (50%).
Walaupun berdasarkan data dari UPT PSTW
2. Analisa Bivariat Khusnul Khotimah Jumlah lansia perempuan
Tabel 4 lebih banyak dari pada jumlah lansia laki-laki,
Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya yaitu 32 orang laki-laki dan 36 orang
dengan Kualitas Hidup Lansia di PSTW perempuan (UPT PSTW, 2015).
Khusnul Khotimah Pekanbaru (n=52) Berimbangnya proporsi jumlah lansia
Variabel Kualitas hidup berdasarkan jenis kelamin ini dikarenakan
Dukungan
sosial teman Tinggi Rendah
Total OR
P
Value
banyaknya lansia perempuan yang dalam
sebaya perawatan total care.
22 7 29
Positif
(75,9%) (24,1%) (100%) Jenis kelamin juga sangat mempengaruhi
4,889
Negatif
9
(39,1%)
14
(60,9%)
23
(100%)
(1,482- 0,017 interaksi dan dukungan sosial yang tercipta,
16,128)
Total
31 21 52 sehingga interaksi yang berbeda antara laki-
(59,6%) (40,4%) (100%)
laki dan perempuan akan menghasilkan
dukungan sosial yang berbeda pula. Meijer
Tabel 4 diatas menggambarkan hubungan
(2009) mengatakan bahwa perempuan
antara dukungan sosial teman sebaya dengan
mempunyai dukungan sosial yang lebih
965
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
banyak dari pada laki-laki. Penelitian Dalgard memiliki fungsi sebagai supporting dalam
(2006) juga menyimpulkan bahwa perempuan berbagai hal misalnya emosi, Problem
lebih mudah mendapatkan dukungan sosial solving, keuangan, maupun pengasuhan
seperti keterikatan emosional dan (Papalia & Feldman, 2009). Kehilangan
ketergantungan yang dapat diandalkan pasangan hidup maupun orang-orang yang
dibandingkan laki-laki yang lebih memikirkan dicintai akan menimbulkan kesepian pada
harga diri. lansia yang nantinya berdampak pada
Tetapi tidak dengan kualitas hidup pada terjadinya dissatisfied (rasa tidak puas),
lansia, Dragomirecka & Selepova (2002) deprivied (kehilangan), distressed
dalam studinya mengungkapkan bahwa (menderita), mudah terserang penyakit, dan
kualitas hidup pria lansia lebih tinggi dari depresi, hal-hal tersebut tentunya akan
pada wanita lansia. Hal ini dikarenakan berpengaruh pada kualitas hidup lansia
wanita lansia memiliki nilai yang lebih tinggi (Tamher & Noorkasiani, 2009)
dalam hal kesepian, ekonomi yang rendah dan Pendidikan responden dalam penelitian
kekhawatiran terhadap masa depan. ini menunjukkan bahwa sebagian besar
Mayoritas responden yang bertempat responden berpendidikan terakhir SD yaitu
tinggal di PSTW Khusnul Khotimah sebanyak 25 responden (48,1 %). Dapat
menganut agama Islam sebanyak 49 orang disimpulkan bahwa tingkat pendidikan lansia
(94,2%). Hal ini sejalan dengan mayoritas di PSTW Khusnul Khotimah Pekanbaru
penduduk indonesia yang beragama islam. masih tergolong rendah. Hal ini sesuai dengan
Seseorang yang taat akan agama akan data dari Komisi Nasional Lanjut Usia (2009)
cenderung mengikuti kegiatan-kegiatan bahwa sebagian besar lansia di Indonesia
keagamaan yang ada di PSTW, hal ini berpendidikan terakhir SD. Menurut Mubarak
tentunya akan meningkatkan interaksi serta (2006) pendidikan sebagai suatu proses dalam
saling memberikan dukungan antar lansia. rangkaian mempengaruhi dan dengan
Ketaatan seseorang dalam kehidupan demikian akan menimbulkan perubahan
beragama dan menjalankan ibadah sesuai perilaku pada dirinya, karena tidak dapat
dengan agama dan keyakinannya akan dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan
cenderung menjadikan seseorang berfikir dan seseorang semakin mudah pula mereka
bertindak positif dalam kehidupan sehari- menerima informasi kesehatan. Sebaliknya,
harinya, (Potter & Perry, 2005). Roper (2002) jika seseorang yang tingkat pendidikannya
menyatakan bahwa spiritual dapat menjadi rendah akan menghambat perkembangan
medikasi terapeutik tanpa memandang agama, seseorang terhadap penerimaan informasi
ras dan warna kulit, misalnya dalam kesehatan dan nilai-nilai baru yang
meningkatkan koping, dukungan sosial, diperkenalkan.
optimisme dan harapan, mengurangi depresi Status kesehataan dalam penelitian ini
dan kecemasan, serta mendukung perasaan menunjukkan bahwa, sebagian besar lansia
relaksasi. Berdasarkan hasil studi yang yang berada di PSTW Khusul Khotimah
dilakukan Perinotti-Molinatti (2005) Pekanbaru memiliki masalah kesehatan asama
menyatakan bahwa spiritualitas memiliki urat yaitu sebanyak 23 lansia (44,2 %).
peran penting dalam kehidupan lansia, lansia Masalah kesehatan atau penyakit yang
akan mampu membina integritas personal dan diderita lansia akan berpengaruh pada
merasa dirinya berharga, merasakan kemampuan lansia dalam bersosialisasi
kehidupan yang terarah terlihat melalui dengan lingkungan sekitar, hal ini juga
harapan, serta mampu mengembangkan berdampak terhadap dukungan sosial yang
hubungan antar manusia yang positif diterima maupun diberikan sesama lansia
Status perkawinan responden dalam berkurang. Hasil penelitian Yenny (2006)
penelitian ini sebanyak 26 responden (50%) didapatkan hasil bahwa penyakit kronik
laki-laki berstatus duda, dan 26 responden secara bermakna menurunkan kualitas hidup
(50%) perempuan berstatus janda. Pasangan lansia. Kesehatan menunjukkan dimana
hidup sangat berperan penting dalam seorang lansia dapat menikmati hal-hal paling
dukungan sosial karena pasangan hidup penting yang terjadi dalam hidupnya dan
966
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
menjadi ukuran dalam kualitas kehidupan sosial ditingkat individu dan masyarakat
seorang lansia, semakin tinggi kesehatan (Sekarwiri, 2008). Pada Penelitian ini dimensi
seorang lansia maka akan semakin tinggi pula psikologis memegang peranan lebih dominan
kualitas hidup yang dijalaninya (Tamher & dibandingkan dimensi-dimensi lain dari
Noorkasiani, 2009). kualitas hidup. Hal ini juga yang menjadikan
Hasil penelitian didapatkan dukungan lansia mampu untuk mengikuti kegiatan-
sosial teman sebaya positif sebanyak 29 lansia kegiatan yang dijadwalkan pihak PSTW
(55,8%), sedangkan lansia yang memiliki Khusnul Khotimah. Tingginya kualitas hidup
dukungan sosial teman sebaya negatif lansia di PSTW Khusnul Khotimah
sebanyak 23 lansia (44,2%). Dukungan sosial Pekanbaru juga dikarenakan tingginya tingkat
teman sebaya ini terbentuk dari komponen- interaksi lansia yang terjadi setiap harinya,
komponen dukungan sosial yaitu kerekatan tingginya interaksi yang terjadi ini juga
emosional, integrasi sosial, adanya dikarenakan banyaknya kegiatan-kegiatan
pengakuan, ketergantungan yang dapat rutin yang dijadwalkan oleh pengurus PSTW.
diandalkan, bimbingan, dan kesempata untuk Pernyataan ini juga didukung oleh penelitian
mengasuh (Cutrona & Russel dalam Azizah, yang dilakukan Tresnia (2012) bahwa lansia
2011). Dimana dari hasil angket, komponen yang memiliki interaksi sosial yang baik
ketergantungan yang dapat diandalkan memiliki kualitas hidup yang baik pula. Putra
memiliki peranan yang lebih dominan (2014) dalam penelitiannya juga mengatakan
dibandingkan komponen-komponen bahwa lebih tingginya kualitas hidup lansia di
dukungan sosial teman sebaya lansia lainnya, PSTW dibandingkan lansia yang tinggal
hal ini berarti lansia telah menyadari bahwa bersama keluarga dikarenakan tingginya
mereka mendapatkan jaminan bahwa akan tingkat interaksi lansia di PSTW.
ada orang yang dapat diandalkan ketika Hasil analisa hubungan dukungan sosial
mereka memerlukan bantuan. Dukungan teman sebaya terhadap kualitas hidup lansia
sosial teman sebaya di PSTW Khusnul di PSTW Khusnul Khotimah dengan
Khotimah Pekanbaru sangat penting, selain menggunakan uji Chi-Square menunjukkan p
untuk menjaga sosialisasi antar lansia, value sebesar 0,017 dimana p value < 0,05.
dukungan sosial teman sebaya ini juga dapat Hal ini berarti Ho ditolak dan dapat
mengurangi maupun mengatasi masalah- disimpulkan ada hubungan dukungan sosial
masalah yang terjadi pada lansia di PSTW teman sebaya terhadap kualitas hidup lansia
Khusnul Khotimah Pekanbaru. Hayati (2010) di PSTW. Hal ini juga dapat diartikan bahwa
dalam hasil penelitiannya didapatkan bahwa positif atau negatifnya dukungan sosial yang
terdapat pengaruh negatif dukungan sosial berasal dari teman sebaya mempengaruhi
terhadap kesepian pada lansia, artinya tinggi atau rendahnya kualitas hidup lansia di
semakin tinggi dukungan sosial yang PSTW
diperoleh lansia, maka kesepiannya akan Dukungan sosial yang diterima dari
semakin rendah, sebaliknya semakin rendah berbagai pihak pada lansia akan berpengaruh
dukungan sosial yang diperoleh maka terhadap kualitas hidup lansia, Penelitian
semakin tinggi kesepiannya Kusumawardani (2014) telah membuktikan
Hasil penelitian didapatkan lansia yang bahwa ada hubungan yang signifikan antara
memiliki kualitas hidup yang tinggi sebanyak dukungan sosial dengan kualitas hidup lansia
31 lansia (59,6%), sedangkan lansia yang penderita hipertensi, yang berarti terdapatnya
memiliki kualitas hidup yang rendah kontribusi dukungan sosial yang tinggi
sebanyak 21 lansia (40,4%). kualitas hidup terhadap kualitas hidup yang tinggi, hal ini
merupakan suatu produk yang dihasilkan dari dikarenakan lansia penderita hipertensi
interaksi sejumlah dimensi-dimensi yang cenderung akan termotivasi dan terdorong
berbeda, seperti dimensi fisik, psikologis, berupaya menjalani pengobatan dengan baik
hubungan sosial,dan dimensi lingkungan, untuk mencapai kualitas hidup yang tinggi
yang secara komulatif juga dengan cara-cara ketika merasa memiliki dukungan sosial
yang belum diketahui, berinteraksi untuk positif yang tinggi.
mempengaruhi pembangunan manusia dan
967
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
Setiap orang tidak mampu menyelesaikan sebanyak 25 responden (48,1%). Berdasarkan
masalahnya sendiri, tetapi mereka status kesehatan mayoritas responden
memerlukan bantuan orang lain, berdasarkan menderita asam urat sebanyak 23 responden
hasil penelitian bahwa dukungan sosial (44,2%). Hasil analisa bivariat menggunakan
merupakan mediator yang penting dalam uji Chi-Square diproleh hasil p value 0,017
menyelesaikan masalah seseorang. Hal ini lebih kecil dari nilai alpha (0,05). Hal ini
karena individu merupakan bagian dari berarti Ho ditolak dan dapat disimpulkan
keluarga, teman sekolah atau kerja, kegiatan bahwa terdapat hubungan yang bermakna
agama ataupun bagian dari kelompok lainnya antara dukungan sosial teman sebaya terhadap
(Nursalam, 2009). Begitu halnya pada lansia kualitas hidup lansia di PSTW Khusnul
yang berada di PSTW yang memerlukan Khotimah.
dukungan dalam menghadapi masalah-
masalah maupun aktivitas sehari-hari yang SARAN
dilaluinya untuk mencapai kualitas hidup Bagi bidang ilmu keperawatan,
yang baik. Hasil penelitian Amelia (2012) khususnya keperawatan komunitas hendaknya
bahwa ada hubungan yang negatif antara senantiasa mengembangkan keilmuannya
dukungan sosial dengan depresi pada lansia dengan penelitian terkait aspek psikologis
yang tinggal di PSTW, semakin tinggi pada lansia yang tinggal di PSTW. Bagi
dukungan sosial yang di terima, semakin pengurus PSTW diharapkan lebih
rendah depresi yang dialami oleh lansia, meningkatkan dukungan sosial terhadap
sebaliknya semakin rendah dukungan sosial lansia dengan cara memfasilitasi hubungan
yang diterima oleh lansia di PSTW, semakin antar lansia di PSTW melalui kegiatan-
tinggi depresi lansia. kegiatan yang mengutamakan kerjasama antar
Berdasarkan urai-uraian diatas tergambar lansia, memberikan perhatian dan dukungan,
jelas bahwa adanya hubungan dukungan serta konseling antar teman sebaya lansia.
sosial teman sebaya dengan kualitas hidup Bagi lansia di PSTW Khusnul Khotimah
lansia di PSTW Khusnul Khotimah. Hal ini hendaknya selalu membina silaturahmi dalam
disebabkan karena dukungan sosial dari bentuk interaksi dan komunikasi dengan
teman sebaya mempengaruhi respon-respon teman sebaya di dalam wisma maupun antar
dan perilaku lansia sehingga berpengaruh wisma agar terciptanya hubungan yang saling
terhadap kesejahteraan atau kualitas hidup mendukung sesama lansia demi terciptanya
lansia. Serta dukungan sosial yang diberikan kualitas hidup yang tinggi, serta bagi peneliti
oleh teman sebaya akan memotivasi lansia selanjutnya diharapkan mengembangkan
untuk lebih baik dalam melakukan aktivitas penelitian ini dengan meneliti faktor faktor
sehari-hari maupun masalah yang yang mempengaruhi kualitas hidup lansia di
dihadapinya. PSTW ataupun melihat efektifitas dari setiap
komponen dukungan sosial.
KESIMPULAN
Penelitian mengenai hubungan dukungan
1
sosial teman sebaya dengan kualitas hidup Azwan : Mahasiswa Program Studi Ilmu
pada 52 lansia lansia di PSTW Khusnul Keperawatan Universitas Riau, Indonesia.
2
Khotimah Pekanbaru mendapatkan hasil jenis Herlina, M.Kep., Sp.Kep.Kom : Dosen
kelamin responden laki-laki sabanyak 26 Bidang Keilmuan Keperawatan Komunitas
orang responden (50%) dan perempuan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
sabanyak 26 orang responden (26%), dengan Riau, Indonesia.
3
mayoritas resonden beragama islam sebanyak Darwin Karim, M. Biomed : Dosen Bidang
49 orang responden (94,2%). Jumlah Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah
responden berdasarkan perkawinan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
didapatkan hasil sabanyak 26 Riau, Indonesia.
responden(50%) berstatus duda dan 26
responden (50%) berstatus janda, dengan
mayoritas responden berpendidikan SD
968
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
DAFTAR PUSTAKA group skills. Fourth Edition. London:
Amelia, M. (2010). Hubungan antara Prentice Hall International.
dukungan sosial dengan defresi pada Kemenkes RI. (2013). Gambaran kesehatan
lanjut usia yang tinggal di panti wreda lanjut usia di Indonesia. Jakarta:
wening wardoyo jawa tengah. Kemenkes RI
Diperoleh tanggal 15 Mei 2015 dari Komisi Nasional Lanjut Usia. (2009).
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/psi Memperjuangkan kesejahteraan lansia.
kologi/article/viewFile/2910/2592 Diperoleh tanggal 15 Mei 2015 dari
Azizah, L. M. (2011). Keperawatan lanjut http://www.komnaslansia.go.id/modules
usia. Yogyakarta: Graha Ilmu. .php?name=News&file-print&sid=23
Badan Pusat Statistik. (2011). Statistik Kusumawardani, A. (2014). Hubungan antara
penduduk lanjut usia provinsi Riau. dukungan sosial dan kualitas hidup
Pekanbaru: BPS. pada lansia penderita hipertensi.
Cutrona, C. E. & Russell, D. W. (1987). The Diperoleh pada tanggal 25 Desember
provisions of social relationships and 2014 dari http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
adaptation to stress. Bacaan dalam W. content/uploads/2014/08/Hubungan-
H. Jones & D. Parlman (Eds. 2) antara-Dukungan-Sosial-dan-Kualitas-
Advances in Persona Relationships Hidup-pada-Lansia-Penderita-
(Vol. 1). Greenwich, CT: JAI Press, Inc. Hipertensi.pdf
Dalgard, O. S. (2006). The importance of Meijer, E. (2009). Social support as a
social support in the associations mediator between depressive. Diperoleh
between psychological distress and tanggal 15 Mei 2015 dari
somatic health problems and socio- www.nursinglibrary.org/
economic factors among older adults Mubarak, W. I., Santoso, B. A., Rozikin, K.,
living at home: A cross sectional study. & Patonah, S. (2006). Buku ajar
Diperoleh tanggal 15 Mei 2015 dari keperawatan komunitas 2: Teori dan
http://bjp.rcpsych.org/ aplikasi dalam praktik dengan
Dinas Kesehatan Kota. (2012). Data statistik pendekatan asuhan keperawatan
lansia. Pekanbaru: Dinkes Kota komunitas, gerontik dan keluarga.
Pekanbaru. Jakarta: Sagung Seto
Dinas Kesehatan Kota. (2014). Data statistik Mulia, L.O. (2014). Hubungan dukungan
lansia. Pekanbaru: Dinkes Kota sosial teman sebaya terhadap tingkat
pekanbaru resiliensi remaja di panti asuhan di
Dragomirecka & Selepova. (2002). Do Czech peroleh pada tanggal 25 November
Elderly Women Hhave Lower Quality 2014 dari
Of Life Than Men? Results Of A Pilot http://lib.unri.ac.id/ojm/index.php/JOM
Study. Diproleh pada 15 Mei 2015 dari PSIK/article/view/4143
http://books.google.co.id/books?id=2SX Notoatmodjo, S. (2005). Ilmu kesehatan
uXnlz3PgC&lpg=PA161&ots=KEPkaL masyarakat prinsip-prinsip dasar.
Mblo&dq=Dragomirecka%2C%20Sele Jakarta: Rineka Cipta.
pova&pg=PA161#v=onepage&q=Drag Nursalam. (2009). Model holistik berdasar
omirecka,%20Selepva&f=false teori adaptasi (Roy dan PNI) sebagai
Fitri, A. (2011). Interaksi sosial dan kualitas upaya modulasi respon imun. Diperoleh
hidup lansia. Medan: USU Medan. pada tanggal 15 Mei 2015 dari
Hayati. (2010). Pengaruh dukunga sosial http://ners.unair.ac.id/PNI-HOLISTIK-
terhadap kesepian pada lansia. Medan: AIDS.pdf
USU Medan Perinotti-Molinatti, J. (2005). The
Hidayat, A. A. (2007). Metode penelitian significance of spirituality in the
keperawatan dan teknik analisa data. elderly. Diperoleh tanggal 15 Mei 2015
Jakarta: Salemba Medika dari http://www.bookpump.com
Johnson, D.W. & Jhonson, F.P. (1991). Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005). Buku ajar
Joining Together: Group theory and fundamental keperawatan: Konsep
969
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
psores dan praktik. (Edisi 4. Vol. 1). http://www.who.int/world-health-
Jakarta: EGC day/2012/toolkit/background/en/
Putra, I.P. (2014). Perbandingan kualitas Yenny & Elly, L. (2006). Prevalensi penyakit
hidup lansia di panti sosial tresna kronis dan kualitas hidup lansia di
werdha dengan lansia di keluarga. Jakarta Selatan. Diperoleh tanggal 26
Diperoleh pada tanggal 25 November November 2014 dari
2014 dari http://www.univmed.org/2006/10/10/pr
http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSI evalensi-penyakit-kronis-dan-kualitas-
K/article/view/3465 hidup-pada-lanjut-usia-di-jakarta-
Reno, R.B. (2010). Hubungan status interaksi selatan/
sosial dengan kualitas hidup lansia di
panti wreda dharma bhakti surakarta.
Diperoleh pada tanggal 25 desember
2014 dari http://etd.eprints.ums.ac.id/
Roper, N. (2002) Prinsip-prinsip
keperawatan (edisi 2). Jakarta: Yayasan
Essentia Medica.
Sarafino, E.P.(1998). Health Psychology :
Biopsychosocial Interactions. Third
Edition. United States of American:
John Wiley & Sonc, Inc.
Sekarwiri, E. (2008). Hubungan antara
kualitas hidup dengan sense of
community pada warga DKI jakarta
yang tinggal di daerah rawan banjir.
Diunduh pada 10 Desember 2015 dari
http://www.lontar.ui.ac.id.
Suhartono, S. (2005). Masalah pengetahuan.
Yoqyakarta: Ar-Ruzz Media.
Tamher & Noorkasiani. (2009). Kesehatan
usia lanjut dengan pendekatan asuhan
keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Tresnia. (2012). Hubungan interaksi sosial
dengan kualitas hidup lansia di RW XI
kelurahan Ganting Parak Gadang
wilayah kerja puskesmas andalas
Padang. Diperoleh tanggal 25
Desember 2014 dari
http://Repository.unand.ac.id
UPT-PSTW. (2015). Data statistik lansia di
panti sosial tresna werdha khusnul
khotimah pekanbaru. Pekanbaru: Panti
Sosial Tresna Werdha Khusnnul
Khotimah. Tidak dipublikasikan.
WHO. (2010). Definition of an older or
elderly person. Diperoleh pada tanggal
25 November 2014 dari
http://www.who.int/healthinfo/survey/a
geingdefnolder/en/
WHO. (2012). Are you ready? What you need
to know about ageing. Diperoleh pada
tanggal 8 Maret 2015 dari
970

You might also like