You are on page 1of 7

E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol.

2(2)

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN MOTIVASI LANSIA MENGIKUTI POSYANDU


KELURAHAN APLA I KECAMATAN RANOWULU KOTA BITUNG

CADREROLERELATIONSHIP WITH THEMOTIVATION OF FOLLOWING ELDERLY TO


POSYANDU INVILLAGEAPLAI RANOWULUDISTRICTCITYBITUNG

Ni Made Sasih, Muh. Hadi, Tineke Tandipajung

Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon


Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon

ABSTRAK
Salah satu bentuk pelayanan pada lansia adalah posyandu lansia.Posyandu lansia merupakan
perwujudan pelaksanaan program pengembangan dari kebijakan Pemerintah melalui pelayanan
kesehatan bagi lansia.Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan peran kader dengan
motivasi lansia mengikuti kegiatan lansia.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia di
Kelurahan Apla I Kecamatan Ranowulu Kota Bitung.Sampel diambil secara Purposive
Sampling.Penelitian ini dilaksanakan sejak Januari sampai dengan Februari 2015.Metode
penelitian menggunakan Cross Sectional Design.Hasil penelitian menunjukan bahwa Peran
kader pada kategori baik yang paling banyak adalah 19 orang (38,0%) pada motivasi lansia yang
Positif, dan tidak diemukan adanya motivasi yang negative. Kemudian peran kader pada kategori
cukup yang paling banyak adalah 13 orang (26,0%) pada motivasi lansia yang positif, dan hanya
6 orang (12,0%) pada motivasi lansia yang negative. Sedangkan peran kader pada kategori
kurang yang paling banyak adalah 11 orang (22,0%) pada motivasi lansia negative diikuti dengan
1 orang (2,0%) pada motivasi positif. Dari hasil uji statistik Spearman Rho, didiapat nilai signifikan
0,000.Kader adalah salah satu penggerak utama dalam kegiatan posyandu, sehingga peran
kader sangat dibutuhkan dalam memotivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia.
Kata Kunci : Peran Kader, Posyandu Lansia, Motivasi Lansia

ABSTRACT
One form of service to the elderly are elderly neighborhood health center. IHC elderly is a
manifestation of the implementation of government policy development programs through health
care for the elderly. The purpose of this study is known relationship with motivational role elderly
cadres participated in the elderly. The population in this study were all elderly in the village Apla I
Sub Ranowulu Bitung. Samples were taken by purposive sampling. This study was conducted
from January to February 2015. The research method using cross sectional design. The results
showed that the role of cadres in both categories is at most 19 people (38.0%) in the elderly
Positive motivation, and not diemukan negative motivation. Then the role of cadres in the
category most widely enough is 13 people (26.0%) in the elderly positive motivation, and only 6
people (12.0%) in the elderly negative motivation. While the role of cadres in the poor category is
at most 11 people (22.0%) in the elderly negative motivation followed by 1 person (2.0%) on
positive motivation.From the test results of Spearman Rho, didiapat significant value of 0.000.
Kader is one of the prime movers in the growth monitoring sessions, so the role of cadres are
needed to motivate the elderly to participate in the elderly neighborhood health center.
Keywords: Role of Volunteers, IHC Elderly, Elderly Motivation

PENDAHULUAN
Penuaan adalah suatu proses akumulasi dari lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan
kerusakan sel somatic yang diawali oleh usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada
adanya disfungsi sel hingga terjadi disfungsi tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar (Padila,
organ dan dan bersifat irreversible sehingga 2013). Pada tahun 2005 sampai dengan 2010
menunjukan adanya kemunduran baik secara jumlah penduduk lansia akan sama dengan
fisik maupun psikologis sejalan dengan waktu jumlah anak balita sebesar 19 juta (8,5%).
dan merupakan proses yang alamiah (Padila, Berdasarkan laporan data internasional, yang
2013). dikeluarkan oleh Bureau of The Cencus USA
Saat ini, diseluruh dunia jumlah orang (1993) jumlah penduduk lansia Indonesia pada

86
E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)

periode 1990-2025 akan mengalami kenaikan Hasil penelitian Noviana (2010) tentang
sebesar 41,4%. Peningkatan jumlah lansia di faktor-faktor yang berhubungan dengan
Indonesia dari tahun ke tahun ini dapat rendahnya kunjungan lansia ke Posyandu
menimbulkan dampak terhadap kesehatan di Lansia antara lain: kurangnya pengetahuan
masa dating dari kebutuhan terhadap lansia, kurangnya dukungan keluarga dan jarak
pelayanan.Apabila Status kesehatan di masa antara rumah dengan lokasi posyandu.
datang dari kebutuhan terhadap pelayanan sedangkan hasil penelitian Pertiwi (2013)
(Masbiran, 2010). Di Propinsi Sulawesi Utara bahwa faktor yang mempengaruhi kunjungan
Jumlah Lansia menurut kelompok umur 60 lansia adalah pengetahuan, pendidikan dan
tahun keatas adalah sebanyak 2309 orang dukungan keluarga, hasil penelitian ini juga
(34,42%). Di Propinsi Sulawesi Utara Jumlah didukung oleh penelitian Bratanegara (2013)
Lansia menurut kelompok umur 60 tahun dukungan keluarga yang berhubungan dengan
keatas adalah sebanyak 2309 orang (34,42%), kunjungan lansia adalah dukungan emosional,
sedangkan survey pendahuluan yang di informasi, dukungan instrumental. Penelitian
lakukan oleh peneliti, di dapatkan banyaknya Fatmah (2012) menunjukan bahwa Perilaku
lanjut usia di Kelurahan Apla I Kecamatan kader juga berhubungan dengan kunjungan
Ranowulu Kota Bitung dari bulan Januari lansia ke posyandu lansia
sampai Oktober 2014 berjumlah 1751 orang Kegiatan Posyandu Lansia yang berjalan
(PKM Danowudu, 2014). dengan baik akan memberikan kemudahan
Salah satu bentuk pelayanan pada lansia bagi lansia dalam mendapatkan pelayanan
adalah posyandu lansia.Posyandu lansia kesehatan dasar, sehingga kualitas hidup
merupakan perwujudan pelaksanaan program masyarakat di usia lanjut tetap terjaga dengan
pengembangan dari kebijakan Pemerintah baik dan optimal. Berbagai kegiatan dan
melalui pelayanan kesehatan bagi lansia, program Posyandu Lansia tersebut sangat baik
sebagai suatu forum komuniaksi dalam bentuk dan banyak memberikan manfaat bagi para
peran serta masyarakat dan organisasi social orang tua di wilayahnya. Seharusnya para
dalam penyelenggaraanya, dalam upaya lansia berupaya memanfaatkan adanya
peningkatan tingkat kesehatan secara optimal. Posyandu Lansia tersebut sebaik mungkin,
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu agar kesehatan para lansia dapat terpelihara
untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah dan terpantau secara optimal (Rahayu, 2008).
tertentu yang sudah disepakati, yang digerakan Tujuan penelitian ini adala diketahuinya
oleh masyarakat dimana mereka bisa hubungan peran kader dengan motivasi lansia
mendapatkan pelayanan kesehatan (Ismawati, Kelurahan APLA I Kecamatan Ranowulu Kota
2010). Bitung.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan mencari hubungan antara variable dengan cara
Apla I wilayah kerja Puskesmas Danowudu membagikan kuesioner dan meminta
Kecamatan Ranowulu Kota Bitung. Sampel responden untuk mengisinya serta
yang digunakan adalah Lansia di Kelurahan menggunakan lembar observasi. Setelah itu
Apla I. Penelitian ini mengunakan rancangan data diolah menggunakan uji statistik untuk
Cross Sectional jenis penelitian ini merupakan melihat apakah ada hubungan antara kedua
penelitian dengan melakukan pengukuran pada varabel. Analisis statistik menggunakan
variabel independen dan dependen yang Spearman Rho.
ditelusuri secara simultan. Rancangan ini untuk

HASIL PENELITIAN

Karakteristik demografi responden


1. Jenis Kelamin

Tabel.1 Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin di Kelurahan Apla I


Wilayah Kerja Puskesmas Danowudu Kota Bitung, Tahun 2015
Jumlah Presentase
Jenis Kelamin
Responden (%)
Laki-laki 30 60.0
Perempuan 20 40.0
Total 50 100

87
E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)

Dari tabel di atas didapatkan bahwa responden sebanyak 30 orang (60,0%), dan perempuan
yan paling banyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 20 orang (40,0%).

2. Umur
Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan Umur di Kelurahan Apla I
Wilayah Kerja Puskesmas Danowudu Kota Bitung, Tahun 2015

Jumlah Presentase
Umur
Responden (%)
60-64 39 78.0
65-75 Thn 10 20.0
>75 Thn 1 2.0
Total 50 100

Dari tabel diatas menunjukan bahwa responden (20,0%). Sedangkan responden yang paling
terbanyak adalah pada rata-rata umur 60 sedikit adalah yang berumur diatas 75 tahun
sampai denan 64 tahun yaitu sebanyak 39 yaitu sebanyak 1 orang (2,0%).
orang (78,0%), diikuti dengan 10 orang

3. Status Perkawinan

Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan Status Perkawinan di Kelurahan Apla I


Wilayah Kerja Puskesmas Danowudu Kota Bitung, Tahun 2015

Status Jumlah Presentase


Perkawinan Responden (%)
Janda 11 22.0
Duda 20 40.0
Menikah 19 38.0
Total 50 100

Dari tabel di atas didapatkan bahwa perkawinan atau menikah, dan yang paling
berdasarkan status perkawinan, pasien yang sedikit adalah responden dengan status
terbanyak adalah dengan status perkawinan perkawinan janda yaitu sebanyak 11 orang
sebagai duda yaitu sebanyak 20 orang (40,0%), (22,0%).
diikuti dengan 19 orang (38,0%) dengan status

ANALISA UNIVARIAT

1. Peran Kader
Tabel 4. Karakteristik responden berdasarkan Peran Kader di Kelurahan Apla I
Wilayah Kerja Puskesmas Danowudu Kota Bitung, Tahun 2015

Peran Jumlah Presentase


Kader Responden (%)
Kurang 12 24.0
Cukup 19 38.0
Baik 19 38.0
Total 50 100

Dari tabel di atas menunjukan bahwa peran dan hanya 12 orang (24,0%) pada kategori
kader yang paling banyak adalah pada kategori peran kader kurang.
Cukup-Baik masing-masing 19 orang (38,0%)

88
E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)

2. Motivasi Lansia

Tabel 5. Karakteristik responden berdasarkan Motivasi Lansia di Kelurahan Apla I


Wilayah Kerja Puskesmas Danowudu Kota Bitung, Tahun 2015

Motivasi Jumlah Presentase


Lansia Responden (%)
Negatif 17 34.0
Positif 33 66.0
Total 50 100

Dari tabel diatas menunjukan bahwa sebagian sebanyak 33 orang (66,0%), dan hanya 17
besar responden memiliki motivasi yang positif orang (34,0%) dengan motivasi yang negative
dalam mengikuti posyandu lansia yaitu

ANALISA BIVARIAT

Tabel 6. Tabulasi silang Peran Kader dengan Motivasi Lansia di Keluarahan Apla I
Kecamatan Ranowulu Wilayah Kerja Puskesmas Danowudu Kota Bitung
Peran Kader
Total
Motivasi Lansia Baik Cukup Kurang
n % N % n % n %
Negatif 0 ,0 6 12,0 11 22,0 17 34,0
Positif 19 38,0 13 26,0 1 2,0 33 66,0
Total 19 38,0 19 38,0 12 24,0 50 100
Koefisien Korelasi (r) = 0,719
Signifikan (p) = 0,000

Dari tabulasi silang diatas dapat dijelaskan banyak adalah 11 orang (22,0%) pada motivasi
bahwa, Peran kader pada kategori baik yang lansia negative diikuti dengan 1 orang (2,0%)
paling banyak adalah 19 orang (38,0%) pada pada motivasi positif. Dari hasil uji statistik
motivasi lansia yang Positif, dan tidak diemukan Spearman Rho, didiapat nilai signifikan 0,000
adanya motivasi yang negative. Kemudian atau lebih kecil dari α=0,05 (0,000 < 0,05)
peran kader pada kategori cukup yang paling dengan koefisien korelasi sebesar 0,719 yang
banyak adalah 13 orang (26,0%) pada motivasi bermakna ada hubungan antara peran kader
lansia yang positif, dan hanya 6 orang (12,0%) dengan motivasi lansia dengan tingkat
pada motivasi lansia yang negative. Sedangkan hubungan yang kuat. Sehingga dapat
peran kader pada kategori kurang yang paling disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho diolak.

PEMBAHASAN

Dari hasil uji statistik menunjukan bahwa di posyandu dengan melakukan kunjungan
ada hubungan antara peran kader dengan pada lansia (Depkes, 2009).Penelitian Fatmah
motivasi lansia. Hal ini sesuai dengan teori (2012) menunjukan bahwa Perilaku kader juga
bahwa Peran adalah seperangkat tingkah laku berhubungan dengan kunjungan lansia ke
yang diharapkan oleh orang lain terhadap posyandu lansia.
seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu Menurut Purwanto (2002), mengatakan
system. Peran kader yang dimaksud adalah bahwa motif diartikan sebagai suatu dorongan
cara untuk menyatakan aktifitas kader dalam yang menyebabkan orang tersebut mau
praktik, dimana telah mendapatkan pendidikan bertindak melakukan sesuatu. Pada umumnya
dan pelatihan di Puskesmas Dimana setiap motif sebagai dorongan dan tidak berdiri sendiri
peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah tetapi saling kait mengkait dengan faktor-faktor
demi untuk kejelasan. lain, hal-hal yang mempengaruhi motif disebut
Peran kader dalam meningkatkan peran motivasi. Motivasi Lansia dipengaruhi oleh
aktif lanisa adalah dengan menajak masyarakat adanya pergerakan dari luar yang menunjukan
untuk ikut terlibat dalam pelaksanaan kegiatan adanya suatu anjuran pada lansia dalam

89
E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)

menciptakan sebuah tindakan mengikuti maencapai sasaran. Pengaruh harapan.


posyandu lansia. Menurut Swanburg (1999) Kekuatan harapan pada hakekatnya didasari
menyebutkan bahwa oleh pengalaman masa lalu, tetapi kadang kala
Berlangsungnya proses motivasi dimulai saat seseorang sering dihadapi kepada hal-hal baru
seseorang yang mengenali baik secara sadar misalnya perubahan dalam lingkungan
ataupun tidak pada suatu kebutuhan yang tidak pekerjaan, sistem pengajian, hubungan dengan
terpenuhi kemudian mereka berupaya rekan ataupun kondisi kerja yang diterapkan
membuat sasaran yang diperkirakan akan manajemen. Adanya kondisi yang berbeda ini
dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Adapun membuat pengalaman yang dimiliki tidak cukup
terjadinya proses motivasi dipengaruhi oleh dua memberikan petunjuk terhadap fenomena
hal yaitu : Pengaruh pengalaman. Ketika perubahan yang terjadi sehingga keadaan
pengalaman dari seseorang yang demikian kemungkinan motivasi seseorang
mendoronganya mengambil tindakan tertentu akan berubah ataupun berkurang sangat tinggi.
untuk memenuhi kebutuhan didapat, akan Sehingga dapat disimpulkan bawha harapan
diperoleh suatu proses pemahaman bahwa lansia terhadap peran kader menentukan
beberapa tindakan tertentu dapat membantu motivasi lanisa tersebut.

SIMPULAN

1. Peran kader di Kelurahan APLA I yang positif dalam mengikuti kegiatan


Kecamatan Ranowulu Kota Bitung adalah posyandu lansia
cukup baik 3. Ada hubungan peran kader dengan
2. Motivasi lansia di Kelurahan APLA I motivasi lansia di Kelurahan APLA I
Kecamatan Ranowulu Kota Bitung pada Kecamatan Ranowulu Kota Bitung
sebagian besar responden adalah motivasi dibutkitkan dengan nilai signifikan (0,000)
pada uji Spearman Rho.

SARAN

1. Kader di wilayah kerja Puskesmas 2. Lansia di kelurahan Apla I agar tetap


Danowudu khsusnya pada kelurhanan mempertahankan motivasi dalam
Apla I agar dapat meningkatkan peran mengikuti kegiatan posyandu.
dalam memotivasi lansia dalam mengikuti
posyandu lansia.

DAFTAR PUSTAKA

BratanegaraAlnidi Safarach (2013). Gambaran Ismawati, C. (2010). Posyandu dan Desa Siaga
Dukungan Keluarga Terhadap panduan untuk Bidan dan
Pemanfaatan Posbindu Lansia di Kader.Yogyakarta : Nuha Medika.
Kelurahan Karasak Kota Bandung. Padila (2013).Buku Ajar Keperawatan
Jurnal diakses dari Gerontik.Nuha Medika; Yogyakarta
http://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/d Pertiwi Herdini Widyaning (2011). Faktor-faktor
ownload/593/647 yang berhubungan dengan frekuensi
Purwanto, H. (2002). Pengantar Perilaku
Fatmah (2012).Peningkatan Pengetahuan dan Manusia untuk Keperawatan. EGC:
Keterampilan Kader Posbindu dalam Jakarta.
Pengukuran Tinggi Badan Prediksi Rahayu Wijayanti (2008). Faktor resiko
Lansia, Penyuluhan Gizi Seimbang dan terjadinya penyakit arthtrtis gout
Hipertensi Studi di Kecamatan Grogol diwilayah kerja Puskesmas Mojo,
Petamburan, Jakarta Barat, Jurnal Kecamatan Gubeng Kota
diakses dari Surabaya.diakses dari
http://www.ejournal.undip.ac.id/index.ph http://adln.lib.unair.ac.id/go.php?id=gdl-
p/mmi/articlrahayue/view/4218/3844 s1-2009-wijayantir-10033

90
E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)

91
E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)

92

You might also like