You are on page 1of 5

KESKOM.

2018;4(3):76-80

JURNAL KESEHATAN KOMUNITAS


J ( J O U R N A L O F C O M M U N I T Y H E A LT H )
http://jurnal.htp.ac.id

Rutinitas Kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia di


Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki Kota
Pekanbaru Tahun 2017
Elderly Visit Routines to Elderly Integrated Service
Post in the Working Area of Payung Sekaki Community
Health Center, Pekanbaru City 2017
Lisna Pandiana1, Sri Surya Ningsih2

1,2
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru

ABSTRACT ABSTRAK
Elderly integrated service post is an integrated service post for the Posyandu Lanjut Usia (lansia) adalah pos pelayanan terpadu
elderly community that has been compromised and encouraged untuk masyarakat lanjut usia yang sudah disepaka dan
by the community where they can obtain health services. In digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan
Indonesia, based on the Health Facility Research (Rifaskes) in pelayanan kesehatan. Berdasarkan Riset Fasilitas Kesehatan
2011, the percentage of community health center with an elderly (Rifaskes) di Indonesia tahun 2011 secara nasional persentase
integrated service post was 78.8%. The number of the elderly puskesmas yang memiliki posyandu lansia adalah 78,8%. Jumlah
integrated service post in Pekanbaru City are 92 of 20 posyandu lansia di Kota Pekanbaru yaitu 92 posyandu lansia dari
communi es health center in Pekanbaru. The study aimed to 20 puskesmas yang ada di Kota Pekanbaru. Peneli an bertujuan
determine the factors related to the rou ne of the elderly visits to untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
the elderly integrated service post such as factors of knowledge, ru nitas kunjungan lansia ke posyandu lansia antara lain faktor
a tudes, family support, the role of health workers, the role of pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, peran tenaga
cadres, employment, educa on, and age. This type of research kesehatan, peran kader, pekerjaan, pendidikan, dan umur. Jenis
was quan ta ve observa onal analy c. The study design was an peneli an bersifat kuan ta f anali k observasional. Desain
analy c cross sec onal study. The popula on was all the elderly peneli an adalah analy c cross sec onal study. Populasi adalah
in the work area of Payung Sekaki Community Health Center, seluruh lansia yang ada di wilayah kerja Puskesmas Payung Sekaki
Pekanbaru City with a sample of 210 the elderly. Data analysis Kota Pekanbaru dengan jumlah sampel 210 lansia. Analisis data
was done by univariate, bivariate analysis using Chi Square test dilakukan secara univariat, analisis bivariat menggunakan uji Chi
and mul variate analysis using mul ple logis c regression test. Square dan analisis mul variat menggunakan uji regresi logis k
The results of the study showed that the propor on of the elderly ganda. Hasil peneli an menunjukkan proporsi lansia yang dak
who did not visit the elderly integrated service post was 71.4% melakukan kunjungan ke posyandu lansia yaitu 71,4% dan
and low knowledge had an effect 4 mes more at risk of not pengetahuan rendah berpengaruh 4 kali lebih beresiko untuk
rou nely making visits to the elderly integrated service post. It dak ru n melakukan kunjungan ke posyandu lansia.
was concluded that only knowledge variables related to causality Disimpulkan hanya variabel pengetahuan yang berhubungan
between knowledge and rou ne visits of the elderly to the elderly sebab akibat antara pengetahuan dengan ru nitas kunjungan
integrated service post. It is recommended that the elderly lansia ke posyandu lansia. Direkomendasikan supaya lansia lebih
increase their knowledge of the integrated service post of elderly meningkatkan pengetahuan tentang posyandu lansia serta
and the benefits of visi ng integrated service post and the health manfaat melakukan kunjungan ke posyandu lansia dan
workers provide rou ne counseling each month and socializa on disarankan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan
of the integrated service post of elderly to the society in public penyuluhan ru n ap bulannya dan sosialisasi tentang posyandu
ac vi es every month. lansia kepada masyarakat di kegiatan masyarakat se ap
bulannya.

Keywords : Elderly integrated service post, Knowledge, Payung Kata Kunci : Pengetahuan, Posyandu Lansia, Ru nitas kunjungan,
Sekaki Community Health Center Pekanbaru, Visit rou ne Puskesmas Payung Sekaki Kota Pekanbaru .
Correspondence : Lisna Pandiana, Jl. Mustafa sari no. 5 tangkerang selatan
Email : lisnapandiana46@gmail.com, 0853 630 54015

• Received 18 Oktober 2017 • Accepted 14 Januari 2019 • p - ISSN : 2088-7612 • e - ISSN : 2548-8538 •
DOI: h ps://doi.org/10.25311/keskom.Vol4.Iss3.182
Copyright @2017. This is an open-access ar cle distributed under the terms of the Crea ve
Commons A ribu on-NonCommercial-ShareAlike 4.0 Interna onal License (h p://crea vecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/)
which permits unrestricted non-commercial used, distribu on and reproduc on in any medium
Keskom, Vol. 4, No. 3
77 Desember 2018

bahwa penyakit kronis terbanyak yang diderita lansia adalah


PENDAHULUAN
penyakit sendi (52,3%), hipertensi (38,8%) dan katarak (23%).
Lanjut usia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 Penyakit-penyakit tersebut merupakan penyakit utama pada
tahun ke atas. Di seluruh dunia jumlah penduduk lansia yang lansia. Di Indonesia kurang lebih sekitar 70% lanjut usia
berusia 60 tahun ke atas meningkat dengan cepat dibandingkan menderita penyakit kronis (Depkes RI, 2013).
dengan usia lainnya. Kunjungan lansia ke posyandu sangatlah Laporan yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru
pen ng untuk memantau kesehatan lansia dan mendeteksi dini tahun 2015 diperoleh data bahwa dari 20 puskesmas yang ada di
penyakit degenera f pada lansia. Menurut WHO 2002, Usia Kota Pekanbaru, wilayah kerja Puskesmas Payung Sekaki yang
Harapan Hidup (UHH) ter nggi terdapat di Jepang yaitu pria 76 memiliki jumlah lansia terbanyak yaitu 46.487 orang lansia
tahun dan wanita 82 tahun. Pada negara lainnya, pertumbuhan selama Januari s/d Juni 2015, yaitu dengan jumlah kunjungan
lansia yang cepat di Amerika terjadi tahun 1990 menunjukkan lama sebanyak 3225 orang lansia (6,93%) sedangkan jumlah
suatu kombinasi yang kuat antara penurunan angka kelahiran kunjungan baru yaitu sebanyak 201 orang lansia (0,43%) (Dinas
dan peningkatan usia hidup. Persentase warga Amerika yang Kesehatan Kota Pekanbaru, 2015). Berdasarkan data jumlah
berusia 65 tahun ke atas telah meningkat 3 kali lipat (4,1% pada lansia yang terbanyak maka Puskesmas Payung Sekaki dipilih
tahun 1900 sampai 12,8% pada tahun 1996) dan jumlahnya telah menjadi tempat peneli an.
meningkat hampir 11 kali lipat (dari 31 juta sampai 33,9 juta) Dari hasil studi pendahuluan awal yang dilakukan oleh
(Anderson, 2007). peneli , yaitu 30 orang lansia di wilayah kerja Puskesmas Payung
World Health Organiza on (WHO) mencatat bahwa terdapat Sekaki dan dilakukan wawancara tentang posyandu lansia, dari
600 juta jiwa lansia pada tahun 2012 di seluruh dunia.WHO juga 30 orang lansia yang ditemui terdapat 16 (53,33%) orang lansia
mencatat terdapat 142 juta jiwa lansia di wilayah regional Asia perempuan dan 14 (46,66%) orang lansia laki-laki, dengan
Tenggara. Menurut Badan Pusat Sta s k (BPS) tercatat jumlah pendidikan lansia dak tamat SD 5 (16,6%) orang, tamat SD 7
lansia di Indonesia mencapai jumlah 28 juta jiwa pada tahun (23,3%) orang, tamat SMP 4 (13,3%) orang, tamat SMA 6 (20,0%)
2012 dari yang hanya 19 juta jiwa pada tahun 2006 (BPS, 2012). orang dan tamat perguruan nggi/pensiunan 8 (26,66%) orang
WHO telah memperhitungkan pada tahun 2020 Indonesia akan dan umur lansia 60-69 tahun sebanyak 23 (76,66%) orang
mengalami peningkatan jumlah warga lansia sebesar 41%. sedangkan lansia dengan umur 70 tahun ke atas 7 (23,33%)
Sebuah peningkatan ter nggi di dunia. Berdasarkan sensus orang. Setelah dilakukan wawancara didapatkan 13 (43,33%)
penduduk 2000, jumlah lansia mencapai 15,8 juta jiwa atau 7,6%. orang lansia yang mengatakan datang ke posyandu lansia se ap
Pada 2005 meningkat menjadi 18,2 juta jiwa atau 8,2%. bulannya selama 6 bulan terakhir, sedangkan 10 (33,3%) orang
Sedangkan pada 2015 diperkirakan mencapai 24,4 juta jiwa atau lansia lainnya mengatakan jarang datang ke posyandu lansia dan
10% (Kemenkes RI, 2009). 7 (23,3%) orang dak datang ke posyandu lansia dengan alasan
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk karena dak sakit, dak tahu, sibuk bekerja, malas, jauh dari
masyarakat lanjut usia yang sudah disepaka dan digerakkan rumah, dak pernah disuruh oleh keluarga, dan kader dak
oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan menginformasikan kepada lansia bahwa ada jadwal posyandu
kesehatan. Disamping itu, di posyandu lansia juga memberikan lansia.
pelayanan sosial, agama, keterampilan, olahraga, dan seni Tujuan peneli an untuk mengetahui apa saja faktor-faktor
budaya serta pelayanan lain yang dibutuhkan para lanjut usia yang berhubungan dengan ru nitas kunjungan lansia ke
dalam rangka meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Payung Sekaki Kota
kesehatan. Selain itu mereka dapat berak vitas dan Pekanbaru Tahun 2017.
mengembangkan potensi diri (Soeweno, 2010).
Di Indonesia berdasarkan Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) METODE
tahun 2011 secara nasional persentase puskesmas yang memiliki
posyandu lansia adalah 78,8%. Provinsi dengan persentase Jenis peneli an ini yaitu kuan ta f dengan desain peneli an
puskesmas ter nggi yang memiliki posyandu lansia adalah studi penampang anali k (analy c cross sec onal study) dengan
Provinsi DI Yogyakarta (100%) diiku Jawa Tengah (97,1%) dan variabel independen dan variabel dependen ditanyakan dalam
Jawa Timur (95,2%). Persentase terendah ada di Papua (15%), waktu yang sama kepada responden yang datang ke posyandu
Papua Barat (18,2%) dan Sulawesi Barat (22,2%). Bila dilihat dari lansia di wilayah kerja puskesmas Payung Sekaki Kota Pekanbaru
lokasi, persentase puskesmas di perkotaan yang memiliki tahun 2017. Populasi adalah seluruh lansia dengan usia 60 tahun
posyandu lansia 80,9%, sementara di pedesaan 78,3% ke atas yang datang ke posyandu lansia yang ada di wilayah kerja
(KemenKes, 2013). Hasil studi tentang kondisi sosial ekonomi dan Puskesmas Payung Sekaki Kota Pekanbaru Tahun 2017.
kesehatan lanjut usia yang dilakukan Komnas Lansia, diketahui Menggunakan rumus diperoleh besar sampel minimal yaitu 210

h p://jurnal.htp.ac.id
Pandiana Lisna, etc
Ru nitas Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia
Elderly Visit Rou nes to Elderly 78
orang lansia. Teknik pengambilan sampel menggunakan Hasil analisis bivariat Tabel 2 menunjukkan ada variabel yang
simple random sampling. Pengumpulan data variabel umur, berhubungan signifikan dengan kunjungan lansia ke posyandu
pendidikan, dan pekerjaan dikumpulkan melalui wawancara lansia, yaitu Lansia dengan pengetahuan rendah lebih berisiko
dengan menggunakan kuesioner tertutup. Data pengetahuan, 5,719 kali dak ru n melakukan kunjungan ke posyandu lansia
sikap, dukungan keluarga , peran tenaga kesehatan, peran kader dibandingkan lansia dengan pengetahuan nggi (C.I. 95%: 2,955-
dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner 11,066). Lansia dengan sikap nega f lebih berisiko 2,901 kali
tertutup. Pengelompokan pengetahuan baik dan kurang dak ru n melakukan kunjungan keposyandu lansia
berdasarkan nilai skor dan dikelompokkan menjadi pengetahuan dibandingkan lansia dengan sikap posi f (C.I. 95%: 1,532-5,494).
baik bila total skor > 50%. Pengelompokan sikap posi f dan Lansia yang dak mendapatkan peran kader lebih berisiko 2,761
nega f berdasarkan nilai skor dan dikelompokkan menjadi sikap kali untuk dak ru n melakukan kunjungan ke posyandu lansia
posi f bila total skor > 5%. Pengelompokan dukungan keluarga dibandingkan lansia dengan yang mendapatkan peran kader (C.I.
berdasarkan nilai skor dan dikelompokkan menjadi ada 95%: 1,401-5,418).
dukungan keluarga jika semua jawaban “Ya”. Pengelompokan Tabel 2
peran tenaga kesehatan yaitu berperan dan dak berperan Hubungan Beberapa Variabel Independen dengan
berdasarkan nilai skor dan dikelompokkan menjadi ada peran Ru nitas Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia
tenaga kesehatan jika semua jawaban “Ya”. Pengelompokan di Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki Kota Pekanbaru
peran kader yaitu berperan dan dak berperan berdasarkan nilai Tahun 2017
skor dan dikelompokkan menjadi ada peran kader jika semua
jawaban “Ya”. Proses pengolahan data dilakukan melalui
program komputer, asupan gizi melalui program nutri survey.
Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat menggunakan
uji Chi Square dan mul variat dengan uji regresi logis k ganda.
HASIL
Pada peneli an ini berdasarkan tabel 1 didapatkan lansia
yang dak ru n melakukan kunjungan ke posyandu lansia yaitu
150 orang (71,4%), pengetahuan rendah yaitu 121 orang (57,6%
%), sikap nega f yaitu 150 orang (71,4%), dak mendapatkan
dukungan keluarga yaitu 158 orang (75,2%), dak mendapatkan
peran tenaga kesehatan yaitu 61 orang (29,0%), yang dak
mendapatkan peran kader yaitu 162 orang (77,1%), dak bekerja
yaitu 134 orang (63,8%), pendidikan rendah 138 orang (65,7%)
dan umur lansia 70 tahun yaitu 54 orang (25,7%).
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Hasil Univariat Ru nitas
Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia di Wilayah Kerja
Puskesmas Payung Sekaki Kota Pekanbaru 2017

Setelah dilakukan analisis mul variat terhadap ke 6 (enam)


variabel independen terhadap kunjungan lansia ke posyandu
lansia, maka dihasilkan analisis mul variat pemodelan I,
TERLIHAT PADA TABEL 3 sebagai berikut :

Tabel 3
Analisis Mul variat
(Pemodelan 1) Ru nitas Kunjungan Lansia
Ke Posyandu Lansia di Wilayah Kerja
Puskesmas Payung Sekaki Kota Pekanbaru Tahun 2017

j u r n a l
J KESEHATAN
KOMUNITAS
Keskom, Vol. 4, No. 3
79 Desember 2018

(2015), yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan


antara pengetahuan responden tentang posyandu lansia dengan
kunjungan lansia ke posyandu lansia.
Dalam peneli an ini dak terlihat adanya hubungan yang
signifikan antara umur dengan ru nitas kunjungan lansia ke
posyandu lansia. Hal ini mungkin dikarenakan semakin tua umur
seseorang maka semakin sering mereka mengalami sakit
sehingga semakin sering pula mereka datang ke posyandu lansia
untuk memeriksakan kesehatan mereka.
Dalam peneli an ini dak terlihat adanya hubungan yang
signifikan antara dukungan keluarga dengan kunjungan lansia ke
Pemaknaan pemodelan mul variat sudah terpenuhi, hal ini posyandu lansia. Kemungkinan hal ini dapat disebabkan oleh
dapat dilihat dari nilai omnibus test yang signifikan (< 0,001). pelaksanaan posyandu lansia sama dengan pelaksanaan
Faktor yang berpengaruh terhadap ru nitas kunjungan lansia ke posyandu lainnya seper posyandu ibu hamil, bayi, dan balita.
posyandu lansia adalah pengetahuan. Berdasarkan nilai Hal ini memungkinkan keluarga bisa sekalian mengantar lansia
Nagelkerke R Square = 0,260 yang berar variabel independen sambil memeriksakan diri sendiri, bayi ataupun balitanya. Tidak
pengetahuan dapat menjelaskan variabel ru nitas kunjungan terdapatnya hubungan antara dukungan keluarga dengan
lansia ke posyandu lansia sebesar 326,0%, sisanya dapat kunjungan lansia bisa juga dikarenakan bias informasi pada saat
dijelaskan oleh variabel lain yang belum diteli . penyusunan pertanyaan.
Dalam peneli an ini dak terlihat adanya hubungan yang
Tabel 4
Pemodelan Akhir signifikan antara peran tenaga kesehatan dengan kunjungan
Ru nitas Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia lansia ke posyandu lansia. Kemungkinan disebabkan adanya bias
di Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki Kota Pekanbaru instrumen yaitu dalam penyusunan pertanyaan yang mungkin
Tahun 2017 berbeda dengan peneli an terdahulu.
Dalam peneli an ini dak terlihat adanya hubungan yang
signifikan antara sikap dengan kunjungan lansia ke posyandu
lansia. Kemungkinan disebabkan adanya pengaruh dari faktor
predisposisi yang mencakup pengetahuan dan sikap lansia
tentang kesehatan, tradisi dan kepercayaan terhadap hal-hal
yang berkaitan dengan kesehatan.
Dalam peneli an ini dak terlihat adanya hubungan yang
signifikan antara peran kader dengan kunjungan lansia ke
posyandu lansia. Kemungkinan disebabkan adanya bias
informasi pada saat pengumpulan data. Pada saat pengumpulan
Omnibus test of model coeficient <0,001 Nagelkerke R Square = 0,260
data, responden bisa saja dak mengatakan yang sebenarnya.
PEMBAHASAN
Hasil analisis mul variat menunjukkan bahwa variabel yang KESIMPULAN
paling berpengaruh terhadap ru nitas kunjungan lansia ke
posyandu lansia adalah pengetahuan. Pengetahuan merupakan Proporsi lansia yang dak melakukan kunjungan ke posyandu
domain yang sangat pen ng untuk seseorang melakukan lansia yaitu 71,4%. Pengetahuan yang rendah berpengaruh 4 kali
ndakan (Priyoto, 2014). Pengetahuan sangat berperan bagi lebih nggi menyebabkan lansia dak melakukan kunjungan ke
seseorang dalam menginterpretasikan s mulus yang posyandu lansia. Untuk itu disarankan Puskesmas Payung Sekaki
diterimanya (Notoatmodjo, 2010). Seseorang dak melakukan Kota Pekanbaru untuk dapat memberikan penyuluhan dan
kunjungan lansia ke posyandu lansia karena orang tersebut dak sosialisasi tentang siapa saja yang boleh datang keposyandu
mengetahui manfaat dari datang ke posyandu lansia lansia, tentang tujuan dari posyandu lansia, jadwal posyandu
(Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan lansia yang masih rendah lansia dilaksanakan dan kegiatan apa saja yang ada di posyandu
tentang posyandu lansia merupakan hal yang membuat lansia lansia kepada masyarakat lanjut usia baik di dalam atau di luar
dak melakukan kunjungan lansia ke posyandu lansia (Savitri, tempat pelayanan kesehatan seper tempat peribadatan, balai
2015). Peneli an ini sejalan dengan peneli an Mengko, dkk desa, atau tempat kerja.

h p://jurnal.htp.ac.id
Pandiana Lisna, etc
Ru nitas Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia
Elderly Visit Rou nes to Elderly 80
Konflik Kepen ngan KemenKes RI. (2013). Bule n Lansia. Jakarta: Pusat
Tidak terdapat konflik kepen ngan dalam peneli an ini. Datadan Informasi Kementrian Kesehatan RI
Komnas Lansia. (2010). Pedoman Pelaksanaan Posyandu
Ucapan Terima Kasih Lanjut Usia, Tesis, USU, Medan.
Ucapan terimakasih ditujukan kepada seluruh responden, Lapau, B. (2012a). Metode Peneli an Kesehatan Metode
prodi magister IKM STIKes Hang Tuah Pekanbaru dan Ilmiah Penulisan Skripsi, tesis dan Disertasi. Jakarta:
beserta seluruh pihak yang telah memberikan banyak Yayasan Pustaka Obor Indoneseia
bantuan, kri k dan saran. Lapau, B. (2015b). Metode Peneli an Kesehatan Metode
Ilmiah Penulisan Skripsi, tesis dan Disertasi. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA Yayasan Pustaka Obor Indoneseia
Maryam, dkk. (2011). Mengenai Usia Lanjut dan
Anderson, T.E. (2007). Keperawatan Komunitas Teori dan
Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.
Prak k. Penerbit: Buku Kedokteran
Mengko, dkk. (2015). Pemanfaatan Posyandu Lansia di
Aryan ningsih, D.S. (2014). Faktor- faktor Yang
Wilayah Kerja Puskesmas Teling Atas Kota Manado.
Berhubungan Dengan Pemanfaatan Posyandu
Ar kel peneli an Program Pascasarjana dan
Lansia di Kota Pekanbaru Tahun 2014, (online), Vol.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Sam Ratulangi
1, No. 1, (diakses 11 Nov 2015 )
Manado (online), Vol. 5, No. 2b, diakses 28 Mei 2016
Bandiyah, S. (2009). Lanjut usia dan Keperawatan Geron k.
Mitra. (2015). Manajemen dan Analisis Data Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Bustan, M.N. (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.
Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan
Jakarta: Rineka Cipta
Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta
Depkes RI. (2008). Data Dan Informasi Kesehatan :
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Peneli an Kesehatan.
Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia.
Jakarta: Rineka Cipta
Jakarta : Deartemen Kesehatan RI.
Nugroho, W. (2008). Keperawatan Geron k & Geriatrik.
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. (2010). Peningkatan Jumlah
Jakarta : EGC
Penduduk Lanjut Usia Kabupaten/ Kota Provinsi
Nurhaya . (2007). Pengaruh karakteris k individu
Riau. Dinas Kesehatan Provinsi Riau
terhadap pemanfaatan posyandu usila dan
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. (2014). Jumlah Posyandu
hubungannya dengan kemandirian usia lanjut di
Lanjut Usia di Kota Pekanbaru. Dinas Kesehatan Kota
puskesmas Helve a. Medan: Universitas Sumatra
Pekanbaru
Utara
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. (2015). Rekapan Laporan
Priyoto. (2014). Teori Sikap dan Perilaku dalam Kesehatan.
Lanjut Usia di Posyandu. Dinas Kesehatan Kota
Yogyakarta: Nuha Medika.
Pekanbaru
Riskesdas. (2013). 5 Penyakit Yang Paling Sering di Derita
Erpandi. (2015). Posyandu Lansia Mewujudkan Lansia
oleh Lanjut Usia di Indonesia.
Sehat, Mandiri dan Produk f. Jakarta: EGC
Savitri, A. (2015). Kupas Tuntas Kanker Payudara Leher
Friedman, M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan
Rahim & Rahim. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Prak k (Family nursing: Theory and Prac ce) Edisi 3.
Soeweno, I. (2010). Pedoman Pelaksanaan Posyandu
Jakarta: EGC.
Lanjut Usia. Jakarta: Komnas Lansia.
Henniwa . (2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi
Susan , N. (2011). Faktor-faktor yang berhubungan dengan
pemanfaatan pelayanan posyandu lansia di wilayah
pemanfaatan pelayanan posyandu lansia di wilayah
kerja puskesmas kabupaten aceh mur. Tesis.
kerja puskesmas garuda pekanbaru tahun 2011.
Medan: universitas Sumatra Utara
Tesis: STIKes Hang Tuah Pekanbaru
Hutahuruk, A. (2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi
Tamher dan Noorkasiani. (2009). Kesehatan Usia Lanjut
pelayanan posyandu lanjut usia . Medan: Tesis
dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta:
Program Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Salemba Medika
Pasca Sarjana Universitas Sumatra Utara
KemenKes RI. (2009). Buku pedoman Petugas fasilitas
kesehatan. Jakarta : PT. Yankes.
KemenKes RI. (2010). Pedoman pembinaan kesehatan usia
lanjut bagi petugas kesehatan. Jakarta.

h p://jurnal.htp.ac.id

You might also like