You are on page 1of 9

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN

LANSIA DALAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA


Erna Yuliza1, Ida Suryawati2, Rahmat Muhajir3
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe, Indonesia 24300
2
Dosen DIII Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe, Indonesia 24300
3
Dosen Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe, Indonesia 24300
*Correspondence: idasuryawati@stikeslhokseumawe.ac.id

ABSTRACT
Family support plays a very important role in encouraging the interest or willingness of the elderly to take part
in the elderly posyandu activities, where the age factor affects the elderly so that the family needs to
participate in the elderly posyandu. The purpose of the study was to determine family support with the activity
of the elderly in the Posyandu service for the elderly in Gampong Bale Mee. The design of this research is
analytic, with a cross sectional approach. The population in this study were all elderly people aged 45-74
years in Bale Mee Village, totaling 72 elderly. The number of samples as many as 72 respondents was
determined using the total sampling technique. This research was carried out on July 25 to 31, 2021. The
analysis was carried out using a computerized process through the chi-square test. Based on the results of the
study, it was found that family support was in the good category by 55.6% and the activeness of the elderly in
the elderly posyandu services was in the active category of 62.5%. The results of the p-value = 0.000 < =
0.05, this proves that there is a relationship between family support and the activity of the elderly in the
Posyandu service for the elderly in Bale Mee Village. Based on the results of the study, it can be concluded
that there is a relationship between family support and the activity of the elderly in the Posyandu service for
the elderly and it is hoped that the family to support the elderly is to motivate the elderly to participate in
activities at the Posyandu for the elderly. Forms of support for the elderly include taking the elderly to the
elderly posyandu, accompanying the elderly in activities at the elderly posyandu, reminding the schedule of
activities at the elderly posyandu.

Keywords : Family Support, Active, Elderly Posyandu

ABSTRAK
Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan
posyandu lansia, dimana faktor usia mempengaruhi lansia sehingga memerlukan keluarga dalam mengikuti
posyandu lansia. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan lansia
dalam pelayanan posyandu lansia di Gampong Bale Mee. Desain penelitian ini bersifat analitik, dengan
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah seluruh lansia yang berumur 45-74 tahun di
Gampong Bale Mee yang berjumlah 72 lansia. Jumlah sampel sebanyak 72 responden ditentukan dengan
menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini telah dilaksanakan pada 25 s/d 31 Juli 2021. Analisa
dilakukan dengan proses komputerisasi melalui uji chi-square. Hasil penelitian didapatkan bahwa dukungan
keluarga berada pada kategori baik sebesar 55.6% dan keaktifan lansia dalam pelayanan posyandu lansia
berada pada kategori aktif sebesar 62.5%. Hasil nilai p-value=0.000 < α=0.05, hal ini membuktikan bahwa
ada hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan lansia dalam pelayanan posyandu lansia di Gampong Bale
Mee. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan
keaktifan lansia dalam pelayanan posyandu lansia dan diharapkan kepada keluarga untuk mendukung lansia
adalah dengan memotivasi lansia agar mengikuti kegiatan di posyandu lansia. Bentuk dukungan terhadap
lansia seperti mengantarkan lansia ke posyandu lansia, menemani lansia dalam kegiatan di posyandu lansia,
mengingatkan jadwal kegiatan di Posyandu lansia.

Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Keaktifan, Posyandu Lansia


PENDAHULUAN mencapai 11,7% (Dinkes Provinsi Aceh,
Lansia merupakan proses penuaan 2020).
dengan bertambahnya usia individu yang Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan
ditandai dengan penurunan fungsi organ tubuh Kabupaten Bireuen tahun 2020, jumlah
seperti otak, jantung, hati dan ginjal serta penduduk lansia pada tahun 2018 mencapai
peningkatan kehilangan jaringan aktif tubuh 6.2% dari total penduduk, tahun 2019
berupa otot-otot tubuh. Penurunan fungsi meningkat menjadi 6.7% dan sementara tahun
organ tubuh pada lansia akibat dari 2020 meningkat menjadi 7.3% dari total
berkurangnya jumlah dan kemampuan sel jumlah penduduk Kabupaten Bireuen (Dinkes
tubuh, sehingga kemampuan jaringan tubuh Bireuen, 2020).
untuk mempertahankan fungsi secara normal Dampak dari peningkatan jumlah lansia
menghilang, sehingga tidak dapat bertahan terdapat permasalahan khusus yang mencakup
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan berlangsungnya proses menua yang berakibat
yang diderita (Kresnawati, 2018) timbulnya masalah fisik, mental maupun
Menurut Data World Health sosial, berkurangnya integrasi sosial lanjut
Organization (WHO) pada tahun 2020, di usia, rendahnya produktivitas kerja lansia,
kawasan Asia Tenggara populasi Lansia banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan
sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada cacat, berubahnya nilai sosial masyarakat yang
tahun 2050 diperkirakan populasi lansia mengarah pada tatanan masyarakat
meningkat 3 kali lipat dari tahun ini. Pada individualistik, dan adanya dampak negatif
tahun 2000 jumlah Lansia sekitar 5.300.000 dari proses pembangunan yang dapat
(7,4%) dari total populasi, sedangkan pada mengganggu kesehatan fisik lansia (Sunaryo,
tahun 2010 jumlah lansia 24.000.000 (9,77%) 2016).
dari total populasi, dan tahun 2020 Pemerintah telah mencanangkan
diperkirakan jumlah lansia mencapai pelayanan pada lansia salah satunya adalah
28.000.000 (11,34%) dari total populasi. posyandu lansia dalam mengatasi masalah
Populasi orang dengan usia lanjut (> 60 pada lansia. Posyandu lansia adalah pos
tahun) dalam beberapa tahun terakhir pelayanan terpadu untuk masyarakat usia
mengalami peningkatan secara global United lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah
Nations Department of Economic and Social disepakati dan digerakkan oleh masyarakat
Affair melaporkan bahwa terdapat 962 juta dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan
orang yang berusia 60 tahun ke atas di seluruh kesehatan. Tujuan dari pembentukan posyandu
dunia yang jumlahnya meningkat sebesar 7 lansia yaitu meningkatkan derajat kesehatan
persen dibandingkan tahun 2020. Di dan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut di
Indonesia, diperkirakan terdapat 23,66 juta masyarakat (Ismawati, 2018).
jiwa penduduk lansia (9,03%) dan diprediksi Kegiatan posyandu lansia yang
akan terus meningkat hingga tahun 2035 dilakukan setiap satu bulan sekali yang
menjadi 48,19 juta seiring dengan meliputi pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-
pertambahan penduduk peningkatan jumlah hari, pemeriksaan status mental, pemeriksaan
penduduk lansia ini menyebabkan perlunya status gizi melalui penimbangan berat badan
perhatian khusus terhadap lansia agar lansia dan pengukuran tinggi badan dan dicatat pada
tidak hanya berumur panjang tetapi juga dapat grafik Indeks Massa Tubuh (IMT),
menikmati masa tuanya dengan bahagia pengukuran tekanan darah, denyut nadi,
(Kemenkes RI, 2020). pemeriksaan hemoglobin, pemeriksaan adanya
Jumlah penduduk lansia di Provinsi gula dalam air seni sebagai deteksi awal
Aceh mengacu pada batasan usia 60 tahun adanya penyakit gula (diabetes mellitus),
yang banyak diterapkan secara internasional, pemeriksaan adanya zat putih telur (protein)
maka di Aceh kelompok penduduk berusia 65 dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
tahun keatas yang pada tahun 2015 sebesar penyakit ginjal, penyuluhan dan konseling
3,2% dari total populasi telah meningkat kesehatan, Pemberian Makanan Tambahan
menjadi 3,8% pada tahun 2016 dan 4,7% pada (PMT), kegiatan lain yang dapat dilakukan
tahun 2017, pada tahun 2018 sebesar 7,79% sesuai kebutuhan dan kondisi setempat,
dan diperkirakan pada tahun 2020 akan kegiatan olah raga antara lain senam lansia,
gerak jalan santai, dan lain sebagainya Keaktifan Lansia Mengikuti Kegiatan
(Ginting, 2017). Posyandu di Desa Lumban Sinaga Wilayah
Dukungan keluarga sangat berperan Kerja Puskesmas Lumban Sinaga Kecamatan
dalam mendorong minat atau kesediaan lansia Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara Tahun
untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia, 2017. Hasil penelitian didapatkan dukungan
dimana faktor usia mempengaruhi lansia keluarga mayoritas kurang yaitu sebanyak
karena semua fungsi ingatan, penglihatan, 48,7% dan keaktifan lansia mengikuti kegiatan
pendengaran, daya konsentrasi dan posyandu adalah mayoritas tidak aktif yaitu
kemampuan fisik secara umum mulai menurun sebanyak 66,7%. Ada hubungan yang
sehingga memerlukan orang lain untuk signifikan antara dukungan keluarga dengan
memenuhi keperluannya dalam keaktifan lansia mengikuti kegiatan posyandu
mempertahankan keaktifan mengikuti lansia p value = 0,007.
posyandu lansia (Handoko, 2018). Dari hasil survei awal yang telah
Dukungan keluarga merupakan segala peneliti lakukan di Gampong Bale Mee
bentuk perilaku dan sikap positif yang dengan melakukan wawancara terhadap 13
diberikan keluarga kepada salah satu anggota lansia, didapatkan 8 lansia mengatakan tidak
keluarga. Dukungan keluarga sangat ingat dengan jadwal kegiatan di posyandu,
diperlukan lansia. Menurut Friedman (2013), tidak ada yang mengingatkan kapan jadwal
dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan posyandu dan keluarga tidak pernah
penerimaan keluarga terhadap penderita yang mengantarkan lansia ke posyandu lansia,
sakit. Anggota keluarga memandang bahwa keluarga tidak pernah menemani lansia dalam
orang yang bersifat mendukung selalu siap kegiatan di posyandu lansia serta keluarga
memberikan pertolongan dan bantuan jika juga tidak pernah menanyakan kepada lansia
diperlukan. Keluarga memiliki beberapa tentang kedatangan di kegiatan posyandu
fungsi dukungan antara lain dukungan lansia. Sedangkan 5 lansia mengatakan kalau
informasional, dukungan penilaian, dukungan keluarga selalu mengingatkan tentang jadwal
instrumental, dukungan emosional. kegiatan di posyandu, keluarga selalu
Keaktifan lansia ke posyandu lansia mengantar lansia ke Posyandu lansia, keluarga
merupakan suatu perilaku atau tindakan nyata selalu menemani lansia dalam kegiatan di
yang bisa dilihat dari keteraturan dan posyandu lansia.
keterlibatan dalam mengikuti kegiatan Adapun tujuan penelitian yaitu untuk
posyandu. Faktor-faktor penting dalam mengetahui hubungan dukungan keluarga
keaktifan mengikuti kegiatan posyandu lansia dengan keaktifan lansia dalam pelayanan
salah satunya dukungan keluarga. Dukungan posyandu lansia di Gampong Bale Mee.
keluarga merupakan sikap, tindakan dan
penerimaan keluarga untuk mendukung dan METODELOGI
memberikan bantuan dalam bentuk dukungan Desain penelitian ini bersifat analitik
emosional, informasi, instrumental dan yaitu penelitian yang mencoba menggali
penilaian (Etalia, 2017). bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan
Hasil penelitian Kresnawati (2018), itu terjadi, dengan pendekatan Cross Sectional
dengan judul Hubungan Dukungan Keluarga dimana data yang menyangkut variabel bebas
Dengan Keaktifan Lansia (Lanjut Usia) Dalam atau resiko dan variabel terikat atau variabel
Mengikuti Kegiatan Di Posyandu Lansia Desa akibat, dikumpulkan dalam waktu yang
Gonilan Kecamatan Kartasura. Hasil bersamaan. Dengan pendekatan secara cross
penelitian didapatkan hasil analisis bivariat sectional yaitu suatu penelitian untuk
dengan analisis chi-square diperoleh nilai X2 mempelajari dinamika korelasi antara faktor-
hitung sebesar 17,084 dengan signifikansi faktor resiko dengan efek, dengan cara
p<0,05 (0,001<0,05), maka Ho ditolak. pendekatan, observasi atau pengumpulan data
Artinya terdapat hubungan yang signifikan sekaligus pada suatu saat (point time
antara dukungan keluarga dengan keaktifan approach). Variabel independen adalah
dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia. dukungan keluarga. Variabel dependen adalah
Hasil penelitian Ginting (2017), dengan keaktifan lansia dalam pelayanan posyandu
judul Hubungan Dukungan Keluarga dengan lansia.
Populasi dalam penelitian adalah Proses ini untuk melihat apakah semua data
seluruh lansia yang berumur 45-74 tahun yang sudah diisi sesuai petunjuk serta tidak ada
berjumlah 72 lansia. Teknik pengambilan kesalahan dalam pengisian kuesioner saat
sampel dalam penelitian ini menggunakan penelitian berlangsung.
teknik total sampling yaitu seluruh populasi b. Pengkodean (Coding)
dijadikan sampel, yang menjadi sampel dalam Setelah semua data yang ada pada
penelitian ini adalah seluruh lansia yang kuesioner lengkap, peneliti melakukan
berumur 45-74 tahun di Gampong Bale Mee coding terhadap semua jawaban atau
yang berjumlah 72 lansia. informasi responden. Peneliti memberikan
Penelitian telah dilakukan di Gampong kode jawaban secara angka atau kode
Bale Mee. Penelitian ini telah dilaksanakan tertentu sehingga lebih mudah dan
pada tanggal 25 s/d 31 Juli 2021. sederhana pada saat pengolahan data
Instrument penelitian yang digunakan dilakukan. Untuk setiap pernyataan penulis
dalam penelitian ini berupa kuesioner yang membuat score penilaian, jika menjawab
dimodifikasi oleh peneliti. Adapun instrumen “Ya” diberi nilai 1 dan jika menjawab
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Tidak” diberi nilai 0.
a. Bagian A c. Proses pemasukan data (Processing)
Identitas responden adalah yang terdiri dari Dalam proses ini, peneliti memasukkan
inisial responden, umur, jenis kelamin, data kedalam master tabel. Semua data
pendidikan dan pekerjaan. dimasukkan secara cermat dari no 1 sampai
b. Bagian B dengan no 72. Entri data ini dilakukan
Kuesioner yang digunakan pada dukungan dengan mengisi kolom-kolom atau kotak-
keluarga berupa 25 pertanyaan dengan kotak pada master tabel sesuai dengan
menggunakan skala Guttman. Untuk setiap jawaban masing-masing. Untuk setiap
pernyataan penulis membuat score pernyataan penulis membuat score
penilaian, jika menjawab “Ya” diberi nilai penilaian, jika menjawab “Ya” diberi nilai
1 dan jika menjawab “Tidak” diberi nilai 0. 1 dan jika menjawab “Tidak” diberi nilai 0.
Kriteria penilaian dukungan keluarga yaitu: d. Tabulasi (Tabulating)
1) Baik dengan kategori x ≥ 16. Peneliti mengelompokkan responden
2) Kurang dengan kategori x < 16. berdasarkan kategori yang telah dibuat
c. Bagian C untuk variabel yang diukur dan
Kuesioner yang digunakan pada keaktifan ditampilkan dalam bentuk tabel. Peneliti
posyandu lansia dengan menanyakan memisahkan untuk tabel karakteristik
langsung kepada lansia pada bulan berapa responden, analisis univariat dan analisis
saja lansia hadir ke posyandu lansia. bivariat supaya lebih mudah dipahami bagi
Kriteria penilaian keaktifan posyandu yang membaca.
lansia yaitu: Analisa data dalam penelitian ini, yaitu
1) Aktif dengan kategori ≥ 6 kali selama 1 analisis univariat yang bertujuan untuk
Tahun. menjelaskan atau mendeskripsikan setiap
2) Tidak Aktif dengan kategori < 6 kali variabel penelitian. Analisis bivariat adalah
Selama 1 Tahun. analisis yang dilakukan terhadap dua variabel
Pengolahan data merupakan proses yang diduga berhubungan atau berkolerasi.
yang sangat penting dalam penelitian. Oleh Dilakukan uji chi-square dengan tingkat
karena itu, harus dilakukan dengan baik dan kemaknaan 95% (α = 0,05).
benar. Pengolahan data dilakukan secara
manual yaitu melalui tahap:
a. Memeriksa data (Editing)
Peneliti menyeleksi dan memeriksa ulang
kelengkapan pengisian kuesioner dari
pertanyaan yang ada sehingga tidak ada
kuesioner yang terbuang. Kuesioner
diurutkan dari no 1 sampai dengan no 72.
HASIL PENELITIAN Tabel 4. Distribusi Frekuensi Karakteristik
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Responden Berdasarkan Umur (n=72)
(n=72)
No Pekerjaan Frekuensi Persentase
No Umur Frekuensi Persentase 1 Petani 19 26.4
1 45-55 tahun 21 29.2 2 PNS 10 13.9
2 56-65 tahun 25 34.7 3 Pedagang 9 12.5
3 >65 tahun 26 36.1 4 Pekerja
Jumlah 72 100 Swasta 12 16.7
5 Tidak Bekerja 22 30.6
Berdasarkan Tabel 1 diatas, didapatkan Jumlah 72 100
bahwa umur responden mayoritas berada pada
umur >65 tahun yang berjumlah sebanyak 26 Berdasarkan Tabel 4 diatas, didapatkan
responden (36.1%). bahwa responden mayoritas tidak bekerja yang
berjumlah sebanyak 22 responden (30.6%).
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik
Responden Berdasarkan Jenis Tabel 5. Distribusi Frekuensi Dukungan
Kelamin (n=72) Keluarga Dalam Pelayanan
Posyandu Lansia (n=72)
Jenis
No Frekuensi Persentase No Dukungan Frekuensi Persentase
Kelamin
1 Laki-Laki Keluarga
29 40.3 1 Baik 40 55.6
2 Perempuan 43 59.7 2 Kurang 32 44.4
Jumlah 72 100 Jumlah 72 100

Berdasarkan Tabel 2 diatas, didapatkan Berdasarkan Tabel 5 di atas didapatkan


bahwa jenis kelamin responden mayoritas bahwa dukungan keluarga dalam pelayanan
berada pada jenis kelamin perempuan yang posyandu lansia berada pada kategori baik
berjumlah sebanyak 43 responden (59.7%). lebih tinggi sebanyak 40 responden (55.6%),
dibandingkan dengan kategori kurang
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik sebanyak 32 responden (44.4%).
Responden Berdasarkan Pendidikan
(n=72) Tabel 6. Distribusi Frekuensi Keaktifan
Lansia Dalam Pelayanan Posyandu
Pendidikan Lansia (n=72)
No Frekuensi Persentase
Terakhir
1 Dasar 12 16.7
No Keaktifan Frekuensi Persentase
2 Menengah 40 55.6
Lansia
3 Tinggi 20 27.8
1 Aktif 45 62.5
Jumlah 72 100
2 Tidak Aktif 27 37.5
Jumlah 72 100
Berdasarkan Tabel 3 diatas, didapatkan
bahwa pendidikan terakhir responden
Berdasarkan Tabel 6 di atas didapatkan
mayoritas berada pada pendidikan menengah bahwa keaktifan lansia dalam pelayanan
yang berjumlah sebanyak 40 responden
posyandu lansia berada pada kategori aktif
(55.6%). lebih tinggi sebanyak 45 responden (62.5%),
dibandingkan dengan kategori tidak aktif
sebanyak 27 responden (37.5%).
Tabel 7. Hubungan Dukungan Keluarga kematangan dan kekuatan seseorang dalam
Dengan Keaktifan Lansia Dalam berfikir dan bekerja akan lebih matang,
Pelayanan Posyandu Lansia (n=72) sehingga akan semakin matang dalam berfikir
serta memperoleh pengetahuan mengenai
Keaktifan posyandu lansia. Semakin tua umur seseorang
Dukun
Lansia P maka proses-proses perkembangan mentalnya
gan Tot OR
Tida Val bertambah baik, akan tetapi pada umur
Keluar al 95%
Aktif k ue tertentu, bertambahnya proses perkembangan
ga
Aktif mental ini tidak secepat seperti ketika berumur
35 5 40 belasan tahun.
Baik
87.5% 12.5% 100% Jenis kelamin responden mayoritas
10 22 32 0.00 15.40
Kurang berada pada jenis kelamin perempuan yang
31.2% 68.8% 100% 0 0
berjumlah sebanyak 43 responden (59.7%).
45 27 72
Jumlah Data distribusi jenis kelamin konsumen
62.5% 37.5% 100%
menunjukkan bahwa responden dengan jenis
kelamin perempuan dan laki-laki hampir
Berdasarkan Tabel 7 diatas
berimbang sehingga tidak ada suatu dominasi
menunjukkan bahwa responden yang
jenis kelamin tertentu dan diharapkan mampu
mempunyai dukungan keluarga baik lebih
mewakili keadaan keduanya.
banyak yang aktif dalam posyandu lansia
Pekerjaan responden mayoritas tidak
sebanyak 35 responden (87.5%), dibandingkan
bekerja yang berjumlah sebanyak 22
responden yang mempunyai dukungan
responden (30.6%). Pengetahuan lansia
keluarga kurang lebih banyak yang tidak aktif
tentang posyandu lansia juga dipengaruhi oleh
dalam posyandu lansia sebanyak 22 responden
pekerjaannya. Profesi dan pekerjaan seseorang
(68.8%). Hasil uji statistik menunjukkan
akan mempengaruhi pendapatan yang
bahwa nilai p-value = 0,000, sehingga p-
diterimanya, semakin baik tingkat pekerjaan
value=0,000 < α=0,05, hal ini terbukti bahwa
responden maka semakin baik dalam
ada hubungan dukungan keluarga dengan
mengikuti posyandu lansia.
keaktifan lansia dalam pelayanan posyandu
Menurut Notoatmodjo (2016),
lansia. Dari analisis keeratan hubungan
seseorang yang bekerja dapat meningkatkan
menunjukkan bahwa nilai Odd Ratio (OR)
pengetahuan karena pergaulan dan
10.969, yang berarti bahwa responden yang
berinteraksi sosial dibanding orang yang tidak
mempunyai dukungan keluarga baik
bekerja. Tingkat pendapatan juga berlatar
mempunyai peluang 15 kali aktif dalam
belakang tingkat pendidikan, seseorang
posyandu lansia dibandingkan dengan
dengan pendidikan tinggi akan memperoleh
responden yang mempunyai dukungan
pekerjaan yang lebih baik sehingga perolehan
keluarga kurang.
pendapatan menjadi lebih tinggi.
Pendidikan terakhir responden
PEMBAHASAN
mayoritas berada pada pendidikan menengah
Karakteristik Responden
yang berjumlah sebanyak 40 responden
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
(55.6%) Hal tersebut menunjukkan bahwa
bahwa umur responden berada pada umur >65
responden didominasi dengan latar belakang
tahun yang berjumlah sebanyak 26 responden
pendidikan yang cukup baik, sehingga
(36.1%). Umur responden dapat menjadi salah
memiliki pengetahuan yang baik terkait
satu faktor yang berpengaruh dalam pengisian
dengan pelayanan informasi tentang posyandu
kuesioner karena umur akan berpengaruh
lansia. Hal ini tentunya akan mempengaruhi
terhadap cara pandang, pemikiran dan
persepsi responden tentang pengetahuan
penilaian terhadap materi kuesioner yang
masyarakat tentang posyandu lansia. Tingkat
dihubungkan dengan pengalaman yang pernah
pendidikan seseorang juga akan
dialami serta pemahaman tentang posyandu
mempengaruhi nilai-nilai yang dianutnya, cara
lansia.
berfikir, cara pandang bahkan persepsinya
Menurut Notoatmodjo (2016), bahwa
terhadap suatu masalah.
semakin meningkatnya umur tingkat
Menurut Notoatmodjo (2016), meliputi pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-
pendidikan dapat merubah perilaku seseorang. hari, pemeriksaan status mental, pemeriksaan
Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi status gizi melalui penimbangan berat badan
pendidikan seseorang maka pengetahuan akan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat pada
semakin luas atau baik, selain itu semakin grafik Indeks Massa Tubuh (IMT),
tinggi pendidikan seseorang akan pengukuran tekanan darah, denyut nadi,
mempermudah seseorang tersebut dalam pemeriksaan hemoglobin, pemeriksaan adanya
menerima informasi. gula dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit gula (diabetes mellitus),
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan pemeriksaan adanya zat putih telur (protein)
Keaktifan Lansia Dalam Pelayanan dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
Posyandu Lansia penyakit ginjal, penyuluhan dan konseling
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesehatan, Pemberian Makanan Tambahan
bahwa responden yang mempunyai dukungan (PMT), kegiatan lain yang dapat dilakukan
keluarga baik lebih banyak yang aktif dalam sesuai kebutuhan dan kondisi setempat,
posyandu lansia sebanyak 35 responden kegiatan olah raga antara lain senam lansia,
(87.5%), dibandingkan responden yang gerak jalan santai, dan lain sebagainya
mempunyai dukungan keluarga kurang lebih (Ginting, 2017).
banyak yang tidak aktif dalam posyandu lansia Hasil penelitian Kresnawati (2018),
sebanyak 22 responden (68.8%). Hasil uji dengan judul Hubungan Dukungan Keluarga
statistik menunjukkan bahwa nilai p-value = Dengan Keaktifan Lansia (Lanjut Usia) Dalam
0,000, sehingga p-value=0,000 < α=0,05, hal Mengikuti Kegiatan Di Posyandu Lansia Desa
ini terbukti bahwa ada hubungan dukungan Gonilan Kecamatan Kartasura. Hasil
keluarga dengan keaktifan lansia dalam penelitian didapatkan hasil analisis bivariat
pelayanan posyandu lansia di Gampong Bale dengan analisis chi-square diperoleh nilai X2
Mee. hitung sebesar 17,084 dengan signifikansi
Dukungan keluarga sangat berperan p<0,05 (0,001<0,05), maka Ho ditolak.
dalam mendorong minat atau kesediaan lansia Artinya terdapat hubungan yang signifikan
untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia, antara dukungan keluarga dengan keaktifan
dimana faktor usia mempengaruhi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia.
karena semua fungsi ingatan, penglihatan, Hasil penelitian Ginting (2017), dengan
pendengaran, daya konsentrasi dan judul Hubungan Dukungan Keluarga dengan
kemampuan fisik secara umum mulai menurun Keaktifan Lansia Mengikuti Kegiatan
sehingga memerlukan orang lain untuk Posyandu di Desa Lumban Sinaga Wilayah
memenuhi keperluannya dalam Kerja Puskesmas Lumban Sinaga Kecamatan
mempertahankan keaktifan mengikuti Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara Tahun
posyandu lansia (Handoko, 2018). 2017. Hasil penelitian didapatkan dukungan
Dukungan keluarga merupakan segala keluarga mayoritas kurang yaitu sebanyak
bentuk perilaku dan sikap positif yang 48,7% dan keaktifan lansia mengikuti kegiatan
diberikan keluarga kepada salah satu anggota posyandu adalah mayoritas tidak aktif yaitu
keluarga. Dukungan keluarga sangat sebanyak 66,7%. Ada hubungan yang
diperlukan lansia. Menurut Friedman (2013), signifikan antara dukungan keluarga dengan
dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan keaktifan lansia mengikuti kegiatan posyandu
penerimaan keluarga terhadap penderita yang lansia p value = 0,007.
sakit. Anggota keluarga memandang bahwa Menurut asumsi peneliti keaktifan
orang yang bersifat mendukung selalu siap lansia ke posyandu lansia merupakan suatu
memberikan pertolongan dan bantuan jika perilaku atau tindakan nyata yang bisa dilihat
diperlukan. Keluarga memiliki beberapa dari keteraturan dan keterlibatan dalam
fungsi dukungan antara lain dukungan mengikuti kegiatan posyandu. Faktor-faktor
informasional, dukungan penilaian, dukungan penting dalam keaktifan mengikuti kegiatan
instrumental, dukungan emosional. posyandu lansia salah satunya dukungan
Kegiatan posyandu lansia yang keluarga. Dukungan keluarga merupakan
dilakukan setiap satu bulan sekali yang sikap, tindakan dan penerimaan keluarga
untuk mendukung dan memberikan bantuan Etalia, H. (2017). Hubungan Tingkat
dalam bentuk dukungan emosional, informasi, Pengetahuan dan Dukungan Keluarga
instrumental dan penilaian. Sedangkan dengan Keaktifan Lansia dalam
penyebab lansia tidak aktif dalam mengikuti Mengikuti Kegiatan di Posyandu
posyandu lansia disebabkan oleh kurangnya Lansia Desa Gajahan Kecamatan
pengetahuan dan keluarga tidak mendukung Colomadu. Jurnal Keperawatan
lansia untuk mengikuti posyandu. Komunitas.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat Friedman, M. (2013). Buku ajar keperawatan
disimpulkan bahwa ada hubungan dukungan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek.
keluarga dengan keaktifan lansia dalam Edisi ke-5. Jakarta: EGC.
pelayanan posyandu lansia. Pola hubungan Ginting, E. (2017). Hubungan Dukungan
dukungan keluarga dengan keaktifan Keluarga dengan Keaktifan Lansia
menunjukkan bahwa semakin tinggi dukungan Mengikuti Kegiatan Posyandu di Desa
keluarga, maka semakin tinggi keaktifan Lumban Sinaga Wilayah Kerja
mengikuti kegiatan posyandu lansia. Puskesmas Lumban Sinaga
Sebaliknya semakin rendah dukungan Kecamatan Pangaribuan Kabupaten
keluarga, maka semakin rendah pula keaktifan Tapanuli Utara Tahun 2017. Journal
mengikuti kegiatan posyandu lansia. of Healthcare Technology and
Medicine Vol. 5 No. 1 April 2017.
KESIMPULAN Handoko. (2018). Manajemen Personalia dan
Berdasarkan penelitian pada hubungan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta :
dukungan keluarga dengan keaktifan lansia BPFE.
dalam pelayanan posyandu lansia di Gampong Ismawati, C. (2018). Posyandu dan Desa
Bale Mee, maka dapat disimpulkan: Siaga. Yogyakarta: Nuha Medika.
1. Dukungan keluarga dalam pelayanan Kemenkes RI. (2011). Pedoman Pembinaan
posyandu lansia di Gampong Bale Mee Kesehatan Lansia Bagi Petugas
berada pada kategori baik sebesar 55.6%. Kesehatan I. Jakarta.
2. Keaktifan lansia dalam pelayanan . (2016). Panduan Lansia Di
posyandu lansia di Gampong Bale Mee Indonesia. Jakarta: Ditjen Kesehatan
berada pada kategori aktif sebesar 62.5%. Indonesia.
3. Ada hubungan dukungan keluarga dengan . (2020). Jumlah Lansia Di
keaktifan lansia dalam pelayanan posyandu Indonesia. Jakarta: Ditjen Kesehatan
lansia di Gampong Bale Mee dengan p Indonesia.
value = 0.000<0.05. Komisi Nasional Lansia. (2015). Pedoman
Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia.
UCAPAN TERIMA KASIH Jakarta: Komnas Lansia.
1. STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe Kresnawati. (2018). Hubungan Dukungan
yang telah memberikan izin, ilmu dan Keluarga Dengan Keaktifan Lansia
arahan dalam melaksanakan penelitian. (Lanjut Usia) Dalam Mengikuti
2. Peneliti mengucapkan terimakasih kepada Kegiatan Di Posyandu Lansia Desa
Keuchik, Keluarga dan Lansia di Gonilan Kecamatan Kartasura. Jurnal
Gampong Bale Mee. Keperawatan.
Notoatmodjo. S. (2016). Metodologi
DAFTAR PUSTAKA penelitian kesehatan. Jakarta: Edisi
Dinkes Provinsi Aceh. (2020). Laporan Revisi.
Jumlah Lansia di Provinsi Aceh. Sunaryo, W. (2015). Asuhan Keperawatan
Dinas Kesehatan Provinsi Aceh. Gerontik. Yogyakarta : CV ANDI
OFFSET.
Dinkes Kabupaten Bireuen. (2020). Laporan . (2016). Asuhan Keperawatan
Jumlah Lansia di Kabupaten Gerontik. Yogyakarta : CV ANDI
Kabupaten Bireuen. Dinas Kesehatan OFFSET.
Kabupaten Bireuen.
WHO. (2020). Diakses 09 Maret 2021:
Laporan angka lansia di dunia.
Diakses dari
http://www.who.com/upload/docs/ime
d/pdf/.

You might also like