You are on page 1of 8

Jurnal Kesmas & Gizi (JKG)

Vol. 1 No.1 Edisi Mei-Oktober 2018


http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
============================================================================================
Received: 11 Agustus 2018 :: Revised: 08 September 2018:: Accepted: 10 Oktober 2018

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN


POSYANDU UNTUK MENINGKATKAN STATUS GIZI LANSIA

Jon Piter Sinaga1, Julpan2

Fakultas Kesehatan Masyarakat


Institut Kesehatan Deli Husada Delitua
Jalan Besar No 77 Delitua Deli Serdang
email : sinagajonpiter18@gmail.com

ABSTRACT

Intergrated Service Post is a community activity in the effort of health service. Intergrated
Service Post for elderly is the center of community activity in the effort of health service in
elderly. Intergrated Service Post as a forum of activities that nuance community empowerment
will run well and optimal if there is the process of leadership, organizing process, the existence of
group members and cadres and the availability of funding. This study aims to analyze factors
related to Utilization of Intergrated Service Post To improve Elderly Nutrition Status. The type of
study is quantitative by using cross sectional approach. The population in this study were all
elderly enrolled in Intergrated Service Post elderly of Sipea pea Public Health Center, West
Sorkam Subdistrict that amounted to 54 elderly people and it started from January to March
2018. Samples amounted to 54 people with Saturated Sample method or the entire population.
Data analysis included univariate, bivariate and multivariate. The results showed that
respondents who use Intergrated Service Post 81.5% and 18.5% who did not utilize the
Intergrated Service Post. There is a relationship of knowledge, elderly attitude, family support,
and support of health officer with Intergrated Service Post utilization to improve nutritional status
of elderly, with p value <0,05 for all four variables. The most influential variable is family support
with OR value of 6,755. As well as advise the Intergrated Service Post officers to continue
socialization to the community, especially elderly about Intergrated Service Post program and
obey the Technical Guidelines appropriately and wisely.

Keywords: Utilization of Intergrated Service Post, Elderly.

tahun 2010 meningkat menjadi 20,24


1. PENDAHULUAN juta jiwa selanjutnya pada tahun 2014
Meningkatnya jumlah penduduk meningkat menjadi 23 juta jiwa. Pada
yang berusia di atas 60 tahun atau tahun 2020 diprediksikan jumlah lanjut
lanjut usia maka akan meningkatkan usia mencapai 28,8 juta jiwa (11,34%),
umur harapan hidup (Kepmenkes RI (BPS, Susenas 2014). Data angka
Nomor 264, 2010). Proporsi penduduk kesakitan penduduk lanjut usia di
lanjut usia (lansia) yang berusia 60 Indonesia cenderung mengalami
tahun ke atas diperkirakan dua kali peningkatan dari tahun ke tahun yaitu
lipat. Pada saat tertentu akan pada tahun 2011 angka kesakitan
terbentuk sejarah manusia bahwa akan sebesar 28,48 %, pada tahun 2013
lebih banyak orang tua daripada anak- sebesar 29,98% dan pada tahun 2014
anak (usia 0-14 tahun) di populasi. angka kesakitan penduduk lansia
Berdasarkan data Badan Pusat sebesar 31,11%. Kondisi ini tentunya
Statistik menunjukkan bahwa harus mendapatkan perhatian berbagai
penduduk lanjut usia di Indonesia pada pihak.

50
Jurnal Kesmas & Gizi (JKG)
Vol. 1 No.1 Edisi Mei-Oktober 2018
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
============================================================================================
Received: 11 Agustus 2018 :: Revised: 08 September 2018:: Accepted: 10 Oktober 2018

Secara umum faktor yang kesehatan bagi lansia yang


mempengaruhi kebutuhan gizi lansia penyelenggaraannya melalui program
terdiri dari aktivitas fisik, depresi dan puskesmas dengan melibatkan peran
serta para lansia, keluarga, tokoh
kondisi mental, pengobatan, penyakit
masyarakat dan organisasi sosial dalam
dan kemunduran biologis penyelenggaraannya (Erfandi, 2008).
(Wirakusumah, 2001 dalam Jurnal Berdasarkan uraian di atas
Ibrahim, 2012). Status gizi merupakan peneliti tertarik meneliti mengenai
keadaan kesehatan individu atau Analisa Faktor Yang Berhubungan
kelompok yang ditentukan oleh derajat Dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia
keburukan fisik dan energi dan zat – Untuk Meningkatkan Status Gizi Lanjut
zat gizi yang diperoleh dari ragam Usia di Wilayah Kerja Puskesmas
makanan yang berdampak fisiknya Sipea-Pea Kec. Sorkam Barat.
diukur secara antropometri dengan
mengukur berat badan dan tinggi 2. METODE PENELITIAN
badan (Suparisa, 2002 dalam Jurnal Jenis penelitian ini adalah
Ibrahim, 2012). analitik dengan rancangan penelitian
Berbagai dampak dari cross sectional yang bertujuan untuk
peningkatan jumlah lansia adalah Menganalisa Faktor Yang Berhubungan
masalah penyakit degeneratif yang Dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia
sering menyertai para lansia, bersifat Untuk Meningkatkan Status Gizi Lanjut
kronis dan multipatologis, serta dalam Usia di Wilayah Kerja Puskesmas
penanganannya memerlukan waktu Sipea-Pea Kec. Sorkam Barat Tahun
lama dan membutuhkan biaya cukup 2018.
besar. Oleh karena itu, untuk menarik Sampel adalah bagian dari
perhatian dunia terhadap penuaan dan populasi yang dipilih dengan cara
kesehatan, serta dampak dan tertentu hingga dianggap mewakili
tantangan kesehatan akibat populasi (Nursalam, 2008). Sampel
penambahan jumlah populasi lansia di terdiri dari bagian populasi terjangkau
masyarakat, yaitu dengan cara yang dapat dipergunakan sebagi subjek
menjalin kerjasama dengan pemerintah penelitian melalui sampling. Dalam
pusat, pemerintah daerah, organisasi penelitian ini teknik pengambilan
kemasyarakatan, swasta dan organisasi sampel menggunakan teknik sampel
internasional, untuk mendapatkan jenuh, dimana keseluruhan populasi
komitmen dalam upaya peningkatan dijadikan sampel yaitu sebanyak 54
penanganan masalah kesehatan dan orang.
penuaan (Kementerian Kesehatan RI, Analisis data meliputi univariat,
2012). bivariat dengan uji chi square dan
Berkaitan dengan status kesehatan multivariat dengan uji regresi logistik.
pada lansia, saat ini dengan
meningkatnya pelayanan kesehatan 3. HASIL PENELITIAN
oleh pemerintah memungkinkan pula
Karakteristik responden pada
peningkatan derajat kesehatan para
lansia. Salah satu tempat pelayanan penelitian ini meliputi umur, jenis
kesehatan yang digalakkan pemerintah kelamin, pendidikan, pendapatan,
bagi lansia adalah pos pelayanan pengetahuan, sikap, dukungan
terpadu lansia (posyandu lansia). keluarga, dan dukungan petugas
Posyandu lansia merupakan kesehatan. Untuk lebih rinci dapat
pengembangan dari kebijakan
dilihat sebagai berikut :
pemerintah melalui pelayanan

51
Jurnal Kesmas & Gizi (JKG)
Vol. 1 No.1 Edisi Mei-Oktober 2018
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
============================================================================================
Received: 11 Agustus 2018 :: Revised: 08 September 2018:: Accepted: 10 Oktober 2018

Tabel 1 : Dukungan
Distribusi Karakteristik Responden Keluarga
Persentase Baik 38 70,4
Karakteristik Jumlah (n) (%) Tidak Baik 16 29,6
1. Umur Jumlah 54 100,0
60 – 70 40 74,1 Dukungan
Tahun Petugas
>70 Tahun 14 25,9 Kesehatan
Baik 47 87,0
Jumlah 54 100,0
Tidak Baik 7 13,0
2. Jenis
Jumlah 54 100,0
Kelamin
18 33,3 Pemanfaatan
Laki-laki Posyandu
Perempuan 36 66,7 44 81,5
Ya
Jumlah 54 100,0 Tidak 10 18,5
3. Pendapatan Jumlah 54 100,0
Dana 15 27,8
Pensiun Distribusi responden
Bukan Dana 39 72,2 berdasarkan faktor pengetahuan dalam
Pensiun
penelitian ini sebagian besar
Jumlah 54 100,0 mengatakan baik sebesar (77,8%) dan
4. Pendidikan tidak baik sebesar (22,2%). Distribusi
Tinggi 17 31,5
responden berdasarkan faktor sikap
Rendah 37 68,5 dalam penelitian ini sebagian besar
Jumlah 54 100,0 mengatakan sikap baik (83,3%) dan
tidak baik sebesar (16,7%). Distribusi
Penelitian ini sebahagian besar responden berdasarkan faktor
berusia 60-70 tahun sebanyak 74,1%. dukungan keluarga dalam penelitian ini
dan usia >70 tahun sebesar 25,9%. sebagian besar mengatakan baik
Perempuan sebesar 66,7% dan laki-laki sebesar (70,4%) dan tidak baik
33.3%. Sebagian besar pendidikan sebesar (29,6%) . Distribusi responden
rendah 68,5% dan pendidikan tinggi berdasarkan faktor dukungan petugas
31,5%. Pendapatan yang berasal dari kesehatan dalam penelitian ini sebagian
bukan dana pensiun 72,2% dan dari besar mengatakan baik sebesar
dana pensiun 27,8%. (87,0%) dan tidak baik sebesar
(13,0%). Distribusi responden
Tabel 2 : berdasarkan pemanfaatan posyandu
Analisis Univariat dalam penelitian ini sebagian besar
Jumlah Persentas
Variabel memanfaatkan sebesar (81,5%) dan
(n) e (%)
tidak memanfaatkan sebesar (18,5%).
Pengetahuan
Baik 42 77,8
12
Tidak Baik 22,2
Jumlah 54 100,0 Tabel 3 :
Sikap Hasil Analisis Bivariat
Baik 45 83,3
Tidak Baik 9 16,7 ` p value
54 Variabel
Jumlah 100,0 Umur 0,262

52
Jurnal Kesmas & Gizi (JKG)
Vol. 1 No.1 Edisi Mei-Oktober 2018
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
============================================================================================
Received: 11 Agustus 2018 :: Revised: 08 September 2018:: Accepted: 10 Oktober 2018

Jenis Kelamin 0,715 memiliki pengaruh yang paling besar


Pendidikan 0,476 terhadap pemanfaatan posyandu lansia
Pendapatan 1,000 untuk meningkatkan status gizi lansia,
Pengetahuan 0,033 diikuti oleh dukungan petugas
Sikap 0,005 kesehatan exp B} = 3,587, diikuti oleh
Dukungan sikap lansia exp B} = 2,864, dan
0,004
Keluarga pengetahuan exp B} = 1,911, berarti
Dukungan dukungan keluarga memiliki pengaruh
0,018
Petugas sebesar 6 kali untuk pemanfaatan
posyandu oleh lansia untuk
Berdasarkan hasil uji bivariat meningkatkan status gizi lansia setelah
terdapat 4 variabel yang dikontrol variabel lain.
berhubungan dengan pemanfaatan
posyandu lansia di puskesmas Danau 4. PEMBAHASAN
Marsabut Tahun 2018 yaitu Berdasarkan analisis bivariat
pengetahuan, sikap, dukungan menunjukkan hasil bahwa sebanyak
keluarga dan dukungan petugas. 75% yang berumur 60-70 Tahun
Sedangkan variabel yang tidak memanfaatkan pelayanan posyandu.
berhubungan yaitu umur, jenis Berdasarkan hasil uji fisher antara
kelamin, pendidikan dan variabel umur lansia dengan
pendapatan. pemanfaatan posyandu diperoleh nilai p
sebesar 0,262, artinya tidak ada
Tabel 4 : hubungan yang bermakna antara
Hasil Analisis Multivariat variabel umur lansia dengan
Regresi Logistik
pemanfaatan posyandu.
Dari hasil wawancara dengan
exp
Variabel B P value B} responden, pendapatan lansia yang
bukan dari dana pensin diperoleh dari
Pengetahuan 0,648 0,006 1,911
pemberian keluarga, dimana dari hasil
1
Sikap 1,352 0,021 2,864 penelitian sebanyak 39 orang yang
.
Dukungan
d pendapatannya berasal dari bukan
1,910 0,001 6,755 dana pensiun. Selain itu, lansia yang
Keluarga
Dukungan
d berpendidikan mulai dari pendidikan
0,951 0,004 3,587
Petugas rendah sampai tinggi telah mengetahui
posyandu sebagai wadah untuk
Berdasarkan tabel diatas meningkatkan status gizi mereka.
menunjukkan bahwa variabel Meskipun dari 54 responden sebanyak
pengetahuan, sikap lansia, dukungan 68,5% berpendidikan rendah, tetapi
keluarga, dan dukungan petugas pengetahuan mereka sudah baik
kesehatan merupakan variabel yang sebesar 77,8%. Kenyataan dilapangan
signifikan (p<0,05) terhadap menunjukkan bahwa faktor pendidikan
pemanfaatan posyandu lansia untuk bukan merupakan variabel mutlak yang
meningkatkan status gizi lansia. memengaruhi lansia untuk
Dengan demikian gambaran diatas memanfaatkan pelayanan posyandu.
merupakan permodelan yang paling Semakin tinggi tingkat pendidikan
sesuai dalam penelitian ini. Apabila seseorang bukan berarti semakin baik
dilihat nilai exp B}, maka variabel pula pengetahuannya.
dukungan keluarga exp B} = 6,755 Menurut Notoatmodjo (2003)

53
Jurnal Kesmas & Gizi (JKG)
Vol. 1 No.1 Edisi Mei-Oktober 2018
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
============================================================================================
Received: 11 Agustus 2018 :: Revised: 08 September 2018:: Accepted: 10 Oktober 2018

pendidikan dapat mendukung hubungan yang bermakna antara


pengetahuan bagi responden. variabel pengetahuan terhadap
Pendidikan kesehatan memegang pemanfaatan pelayanan Jampersal.
peranan penting untuk menunjang Berdasarkan analisis bivariat
program-program kesehatan yang lain. menunjukkan hasil bahwa 84,4% lansia
Konsep dasar dari pendidikan adalah yang bersikap baik memanfaatkan
suatu proses belajar yang artinya pelayanan posyandu. Berdasarkan hasil
dalam pendidikan terjadi proses uji fisher antara variabel sikap lansia
pertumbuhan, perkembangan, denganpemanfaatan posyandu
perubahan kearah yang lebih baik, diperoleh nilai psebesar 0,005, artinya
lebih dewasa dan lebih matang ada hubungan yang bermakna antara
sehingga dapat menghasilkan variabel sikap lansia dengan
perubahan perilaku pada diri individu, pemanfaatan posyandu.
kelompok atau masyarakat. Hasil Sikap merupakan reaksi atau
penelitian ini sejalan dengan penelitian respon yang masih tertutup dari
oleh Rifai (2005) yang mengemukakan seseorang terhadap stimulus atau
bahwa tidak ada hubungan yang objek sikap mempunyai tiga komponen
bermakna antara tingkat pendidikan pokok yaitu kepercayaan (ide)
dengan pemanfaatan pelayanan di terhadap suatu objek, kehidupan
Puskesmas Binjai Kota. emosional atau evaluasi terhadap suatu
Hasil penelitian Mismar (2010), objek, dan kecenderungan untuk
juga menunjukkan bahwa faktor yang bertindak (Notoatmodjo, 2005).
berhubungan secara bermakna dengan Hasil analisis menggunakan uji
tingkat kunjungan lansia ke posyandu regresi logistik diperoleh p-value
adalah pengetahuan lansia (p =0,000). sebesar 0,029 (p-value<0,05), yang
Demikian juga dengan Khotimah berarti bahwa variabel sikap
(2011), memperoleh hasil bahwa berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel yang berhubungan secara pemanfaatan posyandu. Hasil senada
signifikan dengan pemanfaatan juga diperoleh Mismar (2010),
posyandu lansia yaitu pengetahuan menunjukkan bahwa faktor yang
(p=0,000). berhubungan secara bermakna dengan
Menurut Notoatmodjo (2005), tingkat kunjungan lansia ke posyandu
pengetahuan merupakan indikator dari adalah sikap (p = 0,023). Demikian
orang melakukan tindakan terhadap juga dengan Khotimah (2011),
sesuatu. Jika seseorang didasari oleh memperoleh hasil bahwa variabel yang
pengetahuan yang baik terhadap berhubungan secara signifikan dengan
kesehatan maka orang tersebut akan pemanfaatan posyandu lansia yaitu
memahami bagaimana kesehatan itu sikap (p=0,001). Ariyani (2011), juga
dan mendorong untuk mengaplikasikan menyatakan ada hubungan yang
apa yang diketahuinya. bermakna antara sikap dengan
Menurut penelitian Sirait (2013) pemanfaatan posyandu lansia.
menunjukkan hasil bahwa 15,09% ibu Berdasarkan analisis bivariat
berpengetahuan baik memanfaatkan menunjukkan hasil bahwa 84,2% lansia
pelayanan Jampersal. Dimana yang memiliki dukungan keluarga baik
berdasarkan hasil uji chi-square antara memanfaatkan pelayanan posyandu.
variabel pengetahuan terhadap Berdasarkan hasil uji fisher antara
pemanfaatan pelayanan Jampersal variabel dukungan keluarga lansia
diperoleh nilai p<0,001, artinya ada denganpemanfaatan posyandu

54
Jurnal Kesmas & Gizi (JKG)
Vol. 1 No.1 Edisi Mei-Oktober 2018
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
============================================================================================
Received: 11 Agustus 2018 :: Revised: 08 September 2018:: Accepted: 10 Oktober 2018

diperoleh nilai p sebesar 0,004, artinya interview kepada responden, dukungan


ada hubungan yang bermakna antara keluarga mereka sudah baik, hal itu
variabel dukungan keluarga lansia ditunjukkan dengan menemani lansia
dengan pemanfaatan posyandu. pergi ke posyandu.
Berdasarkan hasil analisis Menurut Sarwono (2003),
bivariat menunjukkan variabel dukungan adalah suatu upaya yang
dukungan petugas kesehatan dengan diberikan kepada orang lain, baik moril
kategori baik 81,6% memanfaatkan maupun materil untuk memotivasi
pelayanan posyandu. Berdasarkan hasil orang tersebut dalam melaksanakan
uji fisher antara variabel dukungan kegiatan. Banyak faktor yang dapat
petugas kesehatan dengan menyebabkan responden
pemanfaatan posyandu diperoleh nilai p memanfaatkan pelayanan posyandu,
sebesar 0,018, artinya ada hubungan salah satunya karena faktor psikologis,
yang bermakna antara variabel di mana dukungan moral dari keluarga
dukungan petugas kesehatan dengan memiliki andil yang besar. Keluarga
pemanfaatan posyandu. sebagai orang yang paling dekat
Penelitian Sirait (2013) dengan responden memiliki peran serta
menunjukkan hasil tabulasi silang dalam memberikan dukungan terhadap
antara pelayanan bidan dengan responden dalam memanfaatkan
pemanfaatan pelayanan jampersal posyandu.
diperoleh data bahwa jumlah Berdasarkan Analisis Multivariat
responden yang menyatakan pelayanan dengan menggunakan regresi logistik
bidan baik yang memanfaatkan linear diperoleh empat variabel yang
pelayanan Jampersal yaitu sebanyak berpengaruh terhadap pemanfaatan
47,47% .Hasil uji statistik fisher posyandu lansia yaitu pengetahuan,
diperoleh nilai p = 0,001 artinya ada sikap, dukungan keluarga dan
hubungan yang bermakna antara dukungan petugas kesehatan. Namun
pelayanan bidan dengan pemanfaatan variabel yang mempunyai nilai exp (B)
pelayanan Jampersal di wilayah kerja yang paling besar adalah variabel
Puskesmas Parongil Kabupaten Dairi. dukungan keluarga sebesar 6.755
Analisis univariat dapat dilihat sehingga variabel inilah yang paling
bahwa 81,5% responden berpengaruh 6 kali lebih tinggi
memanfaatkan pelayanan Posyandu terhadap pemanfaatan posyandu lansia
dan 18,5% tidak memanfaatkan. Hal ini untuk meningkatkan status gizi lansia
menunjukkan sudahbanyak lansia yang di Puskesmas Sipea-Pea Kecamatan
sudah memanfaatkan pelayanan Sorkam Barat.
Posyandu. Pemanfaatan Posyandu
berhubungan dengan pengetahuan, 5. KESIMPULAN
sikap responden dalam mengambil Berdasarkan hasil penelitian
keputusan menggunakan layanan faktor pengetahuan, sikap,
posyandu, faktor dukungan keluarga dukungan keluarga dan dukungan
juga sangat penting guna memberi petugas, keempat variabel
semangat dan dukungan kepada lansia, berpengaruh signifikan terhadap
serta yang paling penting keluarga pemanfaatan posyandu lansia dan
menemani lansia ke posyandu dan dukungan keluarga adalah variabel
mengingatkan jadwal kunjungan yang paling berpengaruh terhadap
posyandu apabila lansia lupa akan pemanfaatan posyandu lansia di
jadwalnya. Dari hasil penelitian dan

55
Jurnal Kesmas & Gizi (JKG)
Vol. 1 No.1 Edisi Mei-Oktober 2018
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
============================================================================================
Received: 11 Agustus 2018 :: Revised: 08 September 2018:: Accepted: 10 Oktober 2018

Puskesmas Sipea-pea Kecamatan Fakultas Ilmu


Sorkam Barat Tahun 2018. Kesehatan,Universitas
Muhammadiyah
DAFTAR PUSTAKA Purwokerto.
Azizah. (2011). Keperawatan Harahap, N, 2012. Pengaruh
Lanjut Usia. Yogyakarta: Letak Geografis dan
Graha Ilmu. Kualitas Pelayanan
Alnidi, & dkk. (2012). Gambaran Kesehatan Terhadap
Dukungan Keluarga Pemanfaatan Pelayanan
Terhadap Pemanfaatan Kesehatan Oleh Pasien di
Posbindu Lansia di Rumah Sakit Umum
Kelurahan Kota Bandung. Daerah Kabupaten
Jurnal Universitas Tapanuli Selatan. (Tesis),
Padjadjaran Bandung , 3. Medan : Program Studi
Ayu, Inna. (2014). Persepsi Ilmu Kesehatan
Lansia Tentang Posyandu Masyarakat Program Pasca
Lansia di Posyandu Lansia Sarjana Universitas
“Hasrat” Kelurahan Sumatera Utara.
Gedongan Kota Mojokerto. Henniwati. 2008. Faktor-faktor Yang
Dwi, Deni. (2011). Hubungan Mempengaruhi Pemanfaatan
Keaktifan Lansia Dalam Pelayanan Posyandu Lanjut
Kegiatan Posyandu Lansia Usia di Wilayah Kerja
Dengan Tingkat Kesehatan Puskesmas Kabupaten Aceh
Lansia di Desa Ledug Timur [tesis]. Medan:
Kecamatan Kembaran Kab. Universitas Sumatera Utara.
Banyumas. Program Studi USU e-Repository @2009.
S1 Keperawatan STIKES Mismar Masbiran, 2010. Faktor-
Hrapan Bangsa faktor Yang Berhubungan
Purwokerto. Dengan Kunjungan Lanjut
Henniwati. 2008. Faktor-faktor Usia (Lansia) ke Posyandu
yang Mempengaruhi Lansia di RW 03 Kurao
Pemanfaatan Pelayanan Pagang Wilayah Kerja
Posyandu Lanjut Usia di Puskesmas Nanggalo Kec.
Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang Tahun
Kabupaten Aceh Timur 2010. Penelitian, Fakultas
[tesis]. Medan: Program Keperawatan Universitas
Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro. Dalam
Sumatera Utara. USU e- http://repository.unand.ac.id/
Repository @2009. id/eprint/17928 diakses
Hadi, Citra. (2014). Faktor-faktor tanggal 9 Oktober 2012.
Yang Mempengaruhi Munadhiroh, Ira 2011. Hubungan
Rendahnya Pemanfaatan Beberapa Faktor Lansia dan
Posyandu Lanjut Usia Sumber Daya Posyandu
(Lansia) di Desa Dengan Pemanfaatan
Kedondong Kecamatan Posyandu Lansia di Kelurahan
Sukoraja Kabupaten Jomblang Kecamatan Candisari
Banyumas. KTI Program Kota Semarang Tahun 2010.
Studi Kebidanan D-III Undergraduate thesis, Faculty

56
Jurnal Kesmas & Gizi (JKG)
Vol. 1 No.1 Edisi Mei-Oktober 2018
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
============================================================================================
Received: 11 Agustus 2018 :: Revised: 08 September 2018:: Accepted: 10 Oktober 2018

of Public Puskesmas Parongil Kabupaten


http://eprints.undip.ac.id/3821 Dairi. (Tesis), Medan: Program
7. Studi Ilmu Kesehatan
Nogi, H., 2003. Kebijakan Publik yang Masyarakat Program Pasca
Membumi. Lukman Offset, Sarjana Universitas Sumatera
Yogyakarta. Utara.
Notoatmodjo, S., 2003. Pengantar Soleha, Betaria. (2015). Hubungan
Pendidikan Kesehatan dan Antara Persepsi Manfaat
Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Tindakan dan Persepsi
Jakarta. Hambatan Yang Dirasakan
Pujiyono, 2009. Faktor-faktor Yang Terhadap Pemanfaatan
Berhubungan Dengan Posyandu Lansia di Desa
Pemanfaatan Posyandu Lansia Brambang Kecamatan
di Desa Jetis Kecamatan Karangawen Kabupaten
Karangrayung Kabupaten Demak. Skripsi Program Studi
Grobogan. Tesis, Program S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu
Studi Magister Promosi Keperawatan Dan Kesehatan,
Kesehatan Program Universitas Muhammadiyah
Pascasarjana Universitas Semarang.
Diponegoro Semarang. United Nations. (2015). World
Rifai, 2005. Pengaruh Persepsi Population prospect: The 2015
Masyarakat Terhadap Revision. Diakses 14 Februari
Pemanfaatan Pelayanan 2018.
Pengobatan di Puskesmas WHO Regional Office For South-East
Binjai Kota Tahun 2004 ASIA, 2002. Regional
(Tesis). Medan: Program Conference of Parliamentarians
Magister Administrasi on the Report of the
Kebijakan Kesehatan Program Commission on
Studi Ilmu Kesehatan Macroeconomics and Health
Masyarakat Program Pasca :Health and Development
Sarjana Universitas Sumatera Regional Initiatives, Bangkok,
Utara. Thailand 15 – 17 December
Sihombing, F, 2012. Pengaruh Faktor
Predisposisi, Kebutuhan dan
Pemungkin Terhadap
Pemanfaatan Antenatal Care
(ANC) di Wilayah Kerja
Puskesmas Simpang Limun
Kota Medan. (Tesis), Medan:
Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat Program Pasca
Sarjana Universitas Sumatera
Utara.
Sirait, B, 2013. Pengaruh Faktor
Predisposisi, Pemungkin dan
Kebutuhan Terhadap
Pemanfaatan Pelayanan
Jampersal di Wilayah Kerja

57

You might also like