You are on page 1of 7

JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA, VOLUME 3, NO.

1, MEI 2017: 36-42


JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA, VOLUME 3, NO. 1, MEI 2017: 36-42

KINERJA KADER POSYANDU DAN KEPUASAN LANSIA

Joko Pitoyo, Mohammad Mukid Santuso, Lenni Saragih


Poltekkes Kemenkes Malang, Jl. Besar Ijen No. 77C Malang
Email: jokpit22@gmail.com

Cadre Performance of elderly Posyandu and Satisfaction of Participants


Abstract: The performance of cadre is the main factor for satisfaction level of elderly participants. This
research was held n Posyandu Anggrek Bulan in Sisir Village Batu City by the aim is to analyze the
correlation between cadre performance of elderly Posyandu toward satisfaction level of elderly partici-
pants. The method of this research is correlational quantitative by the framework of Cross Sectional.
Samples were taken by the technique of Total Sampling with the total of 30 respondents . The statistical
analysis used in this research is spearman correlation. Based on the result, the performance of Posyandu
cadre were chategorize as good, which as many as 21 respondents (71%) said so. On the other side, 18
respondents (60%) said that they were satisfied by the performance of Posyandu’s cadre. The result of
spearman correlation showed the r-value of 0.511 and p-value of 0,004. It was truly revealed that cadre
performance has a possitive correlation toward satisfaction level of elderly participants in Posyandu
Anggrek Bulan. By the satisfied of cadre performance, the elderly will be more active in giving the
participation to the Posyandu’s programs.

Keywords: posyandu elderly, cadre performance, satisfaction

Abstrak: Kinerja kader merupakan faktor penentu kepuasan lansia terhadap pelayanan posyandu
setempat. Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Lansia Anggrek Bulan Kelurahan Sisir Kota Batu
dan bertujuan untuk mengetahui hubungan kinerja kader posyandu dengan kepuasaan lansia. Metode
dalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasional dengan menggunakan rancangan Cross Sec-
tional. Sampel diambil melalui teknik Total Sampling dengan jumlah total sebanyak 30 lansia.
Berdasarkan hasil penelitian, didapat bahwa kader Posyandu Anggrek Bulan termasuk dalam kategori
baik, yakni sebanyak 21 lansia (71%) menyatakan demikian. Sementara 18 lansia (60%) menyatakan
telah merasa puas dengan kinerja kader posyandu. Hasil analisis korelasi spearmann, menunjukkan r-
value sebesar 0.511 dan p-value sebesar 0,004. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja kader
posyandu memiliki hubungan yang positif terhadap kepuasan lansia, dimana semakin baik kinerja
kader posyandu maka kepuasan lansia sebagai pengguna layanan kesehatan dari Posyandu juga
akan meningkat.

Kata Kunci: posyandu lansia, kinerja kader, kepuasan

PENDAHULUAN peningkatan layanan kesehatan kepada lansia


Peningkatan angka harapan hidup dan supaya pada masa tua nanti sehat, bahagia,
bertambahnya jumlah lanjut usia disatu sisi berdaya guna dan produktif.
merupakan salah satu keberhasilan dalam Besarnya populasi lansia yang sangat cepat,
pembangunan sosial dan ekonomi, namun juga menimbulkan berbagai permasalahan,
keberhasilan tersebut mempunyai konsekuensi sehingga lansia perlu mendapatkan perhatian yang
dan tanggung jawab baik pemerintah maupun serius dari semua sektor untuk upaya peningkatan
masyarakat untuk memberikan perhatian lebih kesejahteraan lanjut usia. Untuk menangani
serius, karena dengan bertambahnya usia masalah tersebut, pemerintah mengeluarkan
36 beberapa kebijakaan atau progam ISSN 2460-0334
yang
kondisi dan kemampuan semakin menurun
(James, 2006). Dalam hal ini dibutuhkan diterapkan oleh Puskesmas (Effendy, 2009).

36
Pitoyo dkk., Kinerja Kader Posyandu dan Kepuasan Lansia

Salah satu bentuk perhatian yang serius pada posyandu lansia itu sendiri. Penelitian lain yang
lansia adalah terlaksananya pelayanaan pada menjelaskan pentingnya kinerja kader posyandu
lanjut usia melalui kelompok (Posyandu) yang lansia yaitu penelitian yang dilakukan di Kutai
melibatkan semua lintas sektor terkait, swasta, menjelaskan bahwa kinerja kader dalam
LSM, dan masyarakat. Sebagai salah satu wadah menggerakan masyarakat sangat mempengaruhi
yang potensial di masyarakat adalah Posyandu kualitas pelayanan posyandu tersebut (Armini-
lanjut usia yang dikembangkan oleh Puskesmas wati, 2010).
atau yang muncul dari aspirasi masyarakat sendiri Kepuasaan merupakan gambaran harapan
(Satrianegara, 2009). seseorang terhadap pelayanan ataupun jasa yang
Suatu organisasi tidak akan berjalan tanpa dirasakan apakah sesuai dengan harapan atau
adanya keterlibatan unsur manusia yang tidak (Irene, 2009). Dalam posyandu lansia,
didalamnya unsur manusia bisa menentukan lansia adalah pengunjung yang langsung
keberhasilaan atau kegagalan suatu organisasi merasakan bagaimana posyandu memberikan
dalam rangka pencapaian tujuan organisasi pelayanan terhadap lansia dimana di dalamnya
(Siagian, 2004). Dalam posyandu kader ada peran kader untuk berusaha meningkatkan
merupakan suatu penggerak terpenting dalam segala pelayanan serta kegiatan dalam pelak-
menjalakan tujuan yang dimiliki posyandu lansia sanaan posyandu lansia sehingga lansia
tersebut. Tenaga kader merupakan kader yang merasakan harapan yang sesuai dengan yang
bertugas di posyandu lansia dengan kegiatan ru- diinginkan.
tin setiap bulannya membantu petugas kesehatan Dalam mengukur suatu pelayanan ada tiga
saat pemeriksaaan kesehatan pasien lansia variabel yaitu input, proses dan output.
(Ismawati, 2010). Dalam hal ini kader posyandu Kepuasan terdapat pada variabel output yang
dituntut memberikan pelayanaan yang optimal sebelumnya dalam variabel proses mencakup
sehingga kinerja kader dapat berjalan dengan interaksi pemberi pelayanan dengan konsumen,
baik dan membuat para lansia dapat kepuasan kinerja masuk dalam cakupnya, sehingga kinerja
dan mendapat kenyamanaan dalam meng- dengan kepuasan merupakan elemen yang saling
gunakan posyandu tersebut. terkait satu sama lain (Satrianegara, 2009).
Kinerja adalah penentuan secara periodik Kinerja yang diberikan akan menggambarkan
efektivitas operasional organisasi, bagian kepuasaan para pengguna jasa/pelayan. Hasil
organisasi dan anggota organisasi berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Anugraeni, 2013)
sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan di Kelurahan Rempoa Ciputat Timur menunjukan
sebelumnya. Kinerja kader posyandu lansia di adanya hubungan kinerja kader posyandu dengan
harapkan memiliki keaktifan dalam hal sosialisasi kepuasaan lansia dengan nilai korelasi sebesar
tentang kesehatan agar kesejahteraan lansia 0,381 yang menunjukan arah korelasi postif
meningkat (Sunarto, 2005). Pentingnya keaktifan dengan kekuatan korelasi rendah.
seorang kader posyandu lansia juga tergambar- Di Posyandu lansia Angrek Bulan Kelurahan
kan dalam sebuah hasil penelitian yang dilakukan Sisir Batu memiliki kader berjumlah 8 orang tetapi
di posyandu Kediri pada t ahun 2012, yang aktif sebanyak 5 orang, pendataan lansia
mengatakan bahwa ada pengaruh anatara kinerja di posyandu dilakukan hanya setiap pelaksanaan,
kader terhadap tingkat kemandiriaan posyandu diluar pelaksanaan pendataan lansia jarang
(Vensi, 2012). Dari hasil tersebut dapat dilakukan sehingga, pencatatan kunjungan lansia
dinyatakan bahwa kinerja kader sangat hanya dicatat berat badan dan tinggi badan lansia.
mempengaruhi kualitas serta eksistensi dari Jumlah lansia yang datang mengalami penurunan

ISSN 2460-0334 37
JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA, VOLUME 3, NO. 1, MEI 2017: 36-42

dari tahun 2012 sebanyak 398 lansia menjadi tidak setuju.


379 pada tahun 2013 dan pada tahun 2014
sampai bulan November tercatat 367 lansia, HASIL PENELITIAN
sedangkan kader dari tahun 2012 sampai bulan Tabel 1 menunjukan bahwa usia kader
November 2014 tercatat 199 kader dan rata- sebagian besar berusia 26-35 tahun (57%)
rata kehadiran kader dalam setiap kegiatan sedangkan latar belakang pendidikan sebagian
posyandu tercatat 5-6 orang kader. Penyuluhan besar berpendidikan SLTA (71%). Pada Tabel 2
kesehatan jarang sekali dilakukan oleh kader, menunjukkan sebagian besar lansia berjenis
penyuluhan hanya dilakukan jika petugas kelamin perempuan 2 sebagian besar lansia
kesehatan datang ke posyandu lansia dan berusia antara 60-74 tahun 2 responden (73%)
memberikan informasi kepada kader, kegiatan- dan sebagian besar berpendidikan sekolah dasar
kegiatan di Posyandu lansia hanya tergambar 19 responden (64%). Pada Tabel 3 menunjukkan
pada proses 5 meja selebihnya tidak ada sebagian besar kinerja kader masuk dalam
kegiataan yang bertujuan untuk meningkatkan ketegori baik (71%) sedangkan kepuasan lansia
kesehatan lansia seperti senam yang saat ini tidak terhadap layanan kader sebagian besar
pernah dilakukan. Gambaran di atas menun- menyatakan puas 18 responden (60%).
jukkan bahwa keaktifan kader serta kinerja Berdasarkan Tabel 4 didapatkan (71,0%)
kader masih kurang. kinerja kader baik maka (60,0%) kepuasaan
Tujuan penelitian untuk mengetahui lansia mengatakan puas, dan sebaliknya (3,0%)
hubungan kinerja kader posyandu dengan kinerja kader buruk maka (40,0%) kepuasaan
kepuasaan lansia di Posyandu Anggrek Bulan lansia tidak puas.
di Kelurahan Sisir Batu Berdasarkan hasil analisis korelasi
spearman, diperoleh r-value sebesar 0.511 yang
METODE PENELITIAN menunjukkan bahwa korelasi antara kinerja kader
Penelitian ini merupakan penelitian posyandu dengan kepuasaan lansia bersifat positif
kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional dan termasuk dengan kekuatan korelasi yang
(penelitian non eksperimental) dengan meng- cukup. Selain itu diperoleh nilai signifikansi atau
gunakan rancangan penelitian Cross Sectional. p-value sebesar 0,004 yang menunjukkan bahwa
Populasi dalam penelitian ini adalah lansia kinerja kader dan kepuasan lansia di Posyandu
yang aktif dalam kegiatan posyandu Angrek
Bulan di Kelurahan Sisir Kota Batu. Sampel
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik
dalam penelitian ini adalah lansia yang berjumlah Responden
30 orang sebagai pengunjung dan pengguna
posyandu.
Pengolahan data pada penelitian ini yaitu
dengan mengklasifikasikan jawaban responden
dalam kategori tertentu untuk kinerja kader
dengan kode 5 bila selalu 4 sering 3 kadang-
kadang 2 bila jarang dan 1 bila tidak pernah
sedangkan untuk variabel kepuasan dengan
kategori 5 bila sangat setuju 4 bila setuju 3 bila
netral dan 2 bila tidak setuju dan 1 bila sangat

38 ISSN 2460-0334
Pitoyo dkk., Kinerja Kader Posyandu dan Kepuasan Lansia

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Tabel 4. Distribusi Silang antara Kinerja Kader
Lansia dan Kepuasan Lansia

kinerja kader posyandu lansia dengan motivasi


Tabel 3. Distribusi Frekuensi berdasarkan
Kinerja Kader dan Kepuasan Lansia
lansia mengunjungi posyandu lansia, bahwa hasil
pengamatan menunjukkan bahwa sebagian besar
(54,7%) kinerja kader posyandu termasuk dalam
kategori baik. Menurut Darmanto et al., (2015),
hal tersebut dikarenakan kader yang terpilih
sebagai anggota atau pengurus posyandu
merupakan warga yang memang berasal dari
lokasi setempat, sehingga sudah mengenal dan
paham akan karakteristik masyarakat. Kondisi
ini menjadikan kader dapat berinteraksi dengan
lansia Anggrek Bulan memiliki hubungan yang
baik, cerdas, ramah dan berjiwa sosial tinggi
signifikan.
dalam memberikan pelayanan kepada lansia.
Senada dengan penelitian ini, bahwa kader
PEMBAHASAN
posyandu lansia Anggrek Bulan juga merupakan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 71% warga setempat, sehingga kader dinilai telah
kinerja kader Posyandu lansia Anggrek Bulan memiliki kinerja yang baik karena telah mampu
termasuk dalam kategori baik. Hal tersebut memberikan pelayanan yang baik kepada lansia.
disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor individu Kader merupakan motor penggerak
dan faktor organisasi. Dari faktor individu, kader posyandu, keberhasilan dalam pengelolahan
selalu bersikap ramah dengan mengajak bicara sebuah posyandu sangat ditentukan oleh kinerja
terkait kondisi fisik lansia serta selalu kader. Kinerja kader posyandu yang baik, selain
mengingatkan terkait jadwal pelaksanaan harus handal dalam penanganan juga perlu
posyandu untuk bulan berikutnya. Dari faktor dilengkapi dengan adanya rasa empati. Sebab
organisasi, para kader terlihat rapi dan kompak empati merupakan salah satu faktor utama
dalam teknis pelaksanaan posyandu sehingga seseorang akan terlihat baik atau tidak dalam
pelayanan yang diberikan kepada lansia juga memberikan pelayanan, apalagi dalam hal ini
terasa mamuaskan. Kedua aspek tersebut pelayanan tersebut diberikan pada lansia (Irawan,
merupakan faktor utama atas baiknya kinerja 2002). Empati terhadap kesehatan serta selalu
kader Posyandu menurut penilaian lansia. memberikan informasi menjadikan lansia merasa
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan diberikan perhatian oleh kader, empati dirasakan
Darmanto et al., (2015) tentang hubungan oleh lansia melalui cara kader bersikap dan

ISSN 2460-0334 39
JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA, VOLUME 3, NO. 1, MEI 2017: 36-42

berkomunikasi, tidak membiarkan lansia jenuh dan keluarga tentang sesuatu yang berhubungan
dan menunggu terlalu lama, memberi dukungan dengan masalah kesehatan.
kepada lansia tentang kesehatan lansia serta Sebanyak 12 orang atau 40% dari total
bagaiman kader menempatkan prioritas pada responden menyatakan tidak puas dengan kinerja
pelaksanaan posyandu lansia jika ada lansia yang kader posyandu. Hal tersebut disebabkan oleh
memerlukan pertolongan yang darurat. Dengan faktor lingkungan posyandu yang kotor dan tidak
demikan dapat dikatakan kinerja baik karena dibersihkan oleh kader posyandu sebelum
telah mampu memberikan pelayanan yang baik dilaksanakan kegiatan, selain itu juga disebabkan
kepada lansia dan dapat memotivasi lansia untuk oleh beberapa orang dari kader sering
datang kembali ke posyandu. meninggalkan posyandu lebih awal meskipun
Lansia yang merupakan peserta Posyandu pelaksanaan posyandu masih berlangsung.
menyatakan puas dengan kinerja kader Menurut Tjiptono (2008), terdapat dua macam
Posyandu lansia Anggrek Bulan, yakni sebanyak kondisi kepuasaan yang diraskan oleh klien
18 orang atau 60% dari total responden. terkait dengan perbandingan antara harapan dan
Kepuasan ini dikarenakan kader posyandu kenyataan atas pelayanan yang diberikan.
sangat aktif dalam memberikan pelayanan serta Pertama, jika harapan atas suatu kebutuhan tidak
bersikap ramah sehingga lansia merasa puas sama atau tidak sesuai dengan layanan yang
dengan kinerja kader posyandu. Selain itu, diberikan maka klien akan merasa tidak puas.
responden juga menyatakan bahwa kader Kedua, jika harapan atas suatu kebutuhan sama
posyandu telah memberikan perhatian kepada atau sesuai dengan layanan yang diberikan maka
lansia dengan mengajak berkomunikasi secara klien akan merasa puas. Ketiga, kepuasaan klien
langsung terkait kesehatan lansia. Hasil penelitian merupakan perbandingan antara harapan yang
ini sejalan dengan penelitian Anggraeni (2014), dimiliki oleh klien dengan kenyataan yang diterima
bahwa mayoritas lansia merasa puas dengan oleh klien pada saat menggunakan jasa atau
kinerja kader posyandu lansia di Kelurahan layanan kesehatan, yang dalam hal ini adalah
Rempoa wilayah bnaan kerja puskesmas Ciputat posyandu lansia, dengan demikian dapat
Timur, yakni sebanyak 59,4%. Kepuasan lansia dikatakan bahwa kinerja kader posyandu
terhadap kinerja kader posyandu tidak lain Anggrek Bulan telah mampu memenuhi
adalah karena aspek kehandalan, empati dan kebutuhan lansia sehingga mayoritas lansia telah
kenyataan (fasilitas) telah dipenuhi oleh kader merasa puas.
posyandu, baik secara individu maupun secara Salah satu faktor yang menjadi tolok ukur
organisasi. kinerja kader dapat dilihat dari usaha yang
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dilakukan kader tersebut (Mathis, 2009). Usaha
Posyandu lansia Anggrek Bulan telah mampu tersebut dapat meliputi kegiatan yang dilakukan
memenuhi kebutuhan lansia akan pelayanan yang kader dalam melaksanakan serta meningkatkan
baik dari kader-kader posyandu. Hasil penelitian pelayanan di posyandu lansia. Kegiatan di
ini sejalan dengan pendapat Muninjaya (2011), posyandu merupakakn kegiatan nyata dalam
bahwa informasi yang tepat dan jelas merupakan upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat,
faktor yang dominan untuk menentukan oleh masyarakat dan untuk masyarakat, yang
seseorang itu puas atau tidak puas terhadap suatu dilaksanakan oleh kader kesehatan yang telah
pelayanan. Betapa pentingnya peran petugas mendapatkan pelatihan dari puskesmas (Effendy,
kesehatan sebagai konsultan yang menjadi 2009). Kegiatan di posyandu menjadi tolok ukur
sumber informasi (tempat bertanya) bagi klien terkait bagaimana kader memberikan pelayanan

40 ISSN 2460-0334
Pitoyo dkk., Kinerja Kader Posyandu dan Kepuasan Lansia

kepada peserta, sehingga kader merasakan dirasakan terhadap apa yang didapatkan dalam
kepuasaan terhadap kinerja yang diberikan. kegiatan Posyandu lansia Anggrek Bulan Kota
Kegiataan dan pelayanan kader merupakan salah Batu.
satu faktor yang mempengaruhi kepuasaan
peserta posyandu (Kurniawati, 2008). PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis korelasi spear- Mayoritas kader Posyandu lansia Anggrek
man, di peroleh r-value sebesar 0.511 yang Bulan Kelurahan Sisir Kota Batu termasuk dalam
menunjukkan bahwa korelasi antara kinerja kategori baik, yakni berdasarkan penilaian 21
kader posyandu dengan kepuasaan lansia bersifat responden (71%). Sedangkan 8 responden
positif dan termasuk dengan kekuatan korelasi (26%) menilai kinerja kader termasuk kategori
yang sedang. Selain itu diperoleh nilai signifikansi cukup dan 1 responden (3%) menyatakan
atau p-value sebesar 0,004 yang menunjukkan kinerja yang buruk. Mayoritas lansia merasa puas
bahwa kinerja kader dan kepuasan lansia di dengan kinerja kader Posyandu lansia Anggrek
Posyandu lansia Anggrek Bulan memiliki Bulan Kelurahan Sisir Kota Batu, yakni sebanyak
hubungan yang signifikan. Hasil penelitian ini 18 lansia (60%) menyatakan puas, sedangkan
sejalan dengan Anggraeni (2014) dalam 12 lansia (40%) menyatakan tidak puas. Hasil
penelitiannya tentang hubungan antara kierja analisis korelasi spearman menunjukkan bahwa
kader posyandu lansia terhadap kepuasan lansia kinerja kader posyandu memiliki hubungan positif
di Kelurahan Rempoa wilayah binaan kerja terhadap kepuasaan lansia, yang ditunjukkan
puskesmas Ciputat Timur, bahwa kinerja kader dengan r-value sebesar 0.511 dan p-value
posyandu memiliki korelasi yang positif dengan sebesar 0,004. Hubungan ini termasuk dalam
kepuasan lansia yang ditunjukkan dengan r-value kategori kekuatan korelasi yang cukup kuat.
= 0,381. Hal ini menunjukkan bahwa semakin Disarankan kinerja kader lebih ditingkatkan
baik kinerja kader posyandu maka tingkat dan bersikap lebih ramah lagi terhadap lansia,
kepuasan lansia juga akan semakin meningkat. lebih aktif memotivasi, serta memperlengkap
Menurut Irawan (2002), tingkat kepuasaan fasilitas posyandu dan disertai dengan program-
merupakan penilaian konsumen terhadap program yang benar-benar dilaksanakan secara
pelayanan yang telah memberikan, dimana aktif dan rutin. Disarankan untuk tenaga
tingkat penilaian ini bisa lebih atau kurang. kesehatan untuk lebih berkontribusi dalam
Kepuasaan yang dirasakan lansia terhadap memberikan informasi kepada kader posyandu
posyandu lansia merupakan suatu bentuk evaluasi sekaligus memberikan pelatihan terkait sikap yang
terhadap kinerja posyandu dan sebagai bentuk baik, tugas dan tanggung jawab kader yang sesuai
penilaian lansia terhadap pelayanan yang dalam tata pelaksanaan posyandu lansia.
dirasakan. Dengan demikian, dapat dikatakan Sehingga kader posyandu dapat lebih mandiri dan
bahwa kinerja kader berhubungan erat dengan mampu meningkatkan kinerja pelaksanaan
tingkat kepuasan lansia di Posyandu lansia posyandu lansia.
Anggrek Bulan, yang sekaligus merupakan tolok
ukur dalam menilai tingkat kepuasaan yang DAFTAR PUSTAKA
dirasakan oleh lansia (peserta posyandu) atas
Anggraeni. (2013). Hubungan Antara Kinerja
pelayanan yang telah diberikan oleh kader
Kader Posyandu Lansia Terhadap
posyandu. Kepuasaan yang dirasakan oleh lansia
Kepuasan Lansia di Kelurahan Rempoa
merupakan suatu harapan dan kenyataan yang

ISSN 2460-0334 41
JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA, VOLUME 3, NO. 1, MEI 2017: 36-42

Wilayah Binaan Kerja Puskesmas efits and Loyalty in Retailing : An Inter-Sec-


Ciputat Timur. Jakarta: Universitas Islam tor Comparison. International Journal of
Negeri Syarif Hidayatullah. Retail & Distribution Management, Vol
Arminiwati, S. (2010)==. Kinerja Kader 37 No. 6. pp. 493-509.
Posyandu Anggrek 2 dalam Meningkatak Ismawati, Cahyo S, dkk. (2010). Posyandu
Strata Posyandu (Studi Kasus di dan Desa Siaga. Yogyakarta: Nuha Medika.
Kelurahan Timbau Kecamatan Teng- James F. (2006). Kesehatan Masyarakat :
garong Kabupaten Kutai Kartanegara). Suatu Pengantar. Edisi 4. Jakarta : EGC
Surakarta: Universitas Sebelas Maret Kurniawati. (2008). Beberapa Faktor yang
Darmanto, J. (2015). Hubungan Kinerja Kader Berhubungan dengan Kepuasan Ibu
Posyandu Lansia dengan Motivasi Lansia Pengguna Posyandyu di Posyandu
Mengunjungi Posyandu Lansia. Riau: Wonorejo Kabupaten Bantul.
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau Mathis and Jackson. (2009). Human Resoucrce
Effendi.F. (2009). Keperawatan Kesehatan Management. South Westrern Cengage
Komunitas: Teori Dan Praktek Dalam Learning: USA
Keperawatan. Jilid 1. Jakarta : Salemba Muninjaya, A.A. (2011). Manajemen Mutu
Medika pelayanan Kesehatan. Jakarta: EGC
Satrianegara, F. (2009). Organisasi dan Siagian, Sondang P. 2004. Manajemen Sumber
Manajemen Pelayanan Kesehatan serta Daya Manusia. Jakrta: PT.Bumi Aksara
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Sunarto, SE. (2005). MSDM Strategik.
Tjiptono, F. (2008). Service Management, Yogyakarta: Amus Yogyakarta
Mewujudkan Layanan Prima. Yogyakarta: Vensi, R. (2012). Analisis pengaruh Kinerja
ANDI Kader Posyandu Terhadap Tingkat
Irawan. (2002). 10 Prinsip Kepuasan Pelang- Kemandirian Posyandu di Wilayah Kerja
gan. Jakarta : Elex Media Komputindo. Puskesmas kayen Kidul Kabupaten
2002 Kediri. Surabaya: UNAIR
Irene Gil-Saura, dkk. (2009). Relational Ben-

42 ISSN 2460-0334

You might also like