You are on page 1of 15
BABII SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA Konsep HAM berkembang seiring perkembangan zaman. Perkembangan HAM sendiri diakui oleh para ahli merupakan sesuatu yang rumit untuk dirumuskan. Inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan pengistilahan dalam menjelaskan perkembangan HAM di dunia, Terdapat dua pemikiran mengenai sejarah HAM Golongan pertama menjelaskan periodisasi berdasarkan waktu dan perkembangan hukum. Sedangkan golongan kedua membaginya berdasarkan perkembangan substansi hak-hak yang terkandung di dalam instrumen HAM. Periodisasi perkembangan HAM menurut Subhi Mahmasani terbagi ke dalam empat periode: (1) periode hukum adat; (2) periode hukum perundang-undangan; (3) periode konstitusi; dan (4) periode hukum internasional.’ Sedangkan Karel Vasak membaginya berdasarkan perkembangan substansi hak-hak yang terkandung di dalamnya. Vasak menggunakan istilah “generasi” untuk menunjuk pada substansi dan ruang lingkup hak-hak yang diprioritaskan pada suatu kurun waktu waktu tertentu. Kategori generasi yang dibuat Vasak didasarkan pada slogan Revolusi Perancis, yaitu: "kebebasan, persamaan, dan persaudaraan.” Menurut Vasak, masing- masing kata dari slogan itu, sedikit banyak mencerminkan perkembangan dat kategori-kategori atau generasi-generasi hak yang berbeda. * Subhi Mahmasani, Konsep Dasar Hak-Hak Asasi Manusia: Suatu Perbandingan dalam SyartatIsiam dt Perundang-undangan Modern, penerjemak: Hasanudin, (Jakarta: Tinta Mas, 1979), hm. 1-41. 24 Hak Asasi Manusia | 25 A. Periodisasi Perkembangan HAM. Menurut Subhi Mahmasani 4. Periode Hukum Adat Sebelum ada hukum adat, masyarakat berdiri di atas prinsip “kebenaran di pihak yang kuat” Pemikiran mengenai HAM pada periode ini diabaikan bahkan dapat dianggap tidak ada, demikian pula dengan kebebasan individu yang sama- sama tidak ada. Sistem kasta pun berkembang dan dianggap sebagai hal biasa. Dengan berdirinya sistem hukum adat di masyarakat, maka perlahan prinsip-prinsip HAM diatur, tentu saja masih dalam keadaan yang sangat terbatas, diantara hak yang dilindungi adalah hak hidup, hak pemilikan terbatas, hak untuk berusaha, hak untuk keadilan di hadapan kepala suku dan lain-lain? Pemberlakuan hukum adat pada sejarah Romawi terlihat dalam Lembaran Dua Belas. Lembaran ini sebenarnya merupakan kodifikasi dari adat istiadat yang berlaku, yang menetapkan prinsip-prinsip HAM seperti disebutkan di atas. Hukum adat juga berlaku pada suku-suku di Arab pada zaman Jahiliyah. Pada zaman ini bangsa Arab hidup bersuku-suku baik yang nomaden maupun yang menetap. Perselisihan dan pertentangan, bahkan peperangan selalu terjadi bahkan ekalipun. Bangsa Arab Jahilyah tidak terikat dengan dengan penyebab kecil si zina, mencuri, dan norma-norma atau aturan moral yang ketat. Mabuk, judi, merampok dipandang sebagai hal biasa. Perempuan pada samakan dengan barang yang bisa diperjualbelikan dan diwariskan. Bahkan ter- dapat kabilah yang membenarkan norma mengubur anak perempuan hidup- hidup, sebab memelihara dan membesarkan anak perempuan dianggap sebagai beban dan dapat menimbulkan aib bagi keluarga dan sukunya. Di balik perangai bangsa Arab Jahiliyah yang terkenal buruk tersebut, bangsa Arab terkenal dengan kecerdikannya, memiliki rasa harga diri, menghormati tamu, melindungi tetangga pertolongan, serta menepati janji.‘ masa ini bahkan di- dan yang meminta Asasi Manusia: Stata, lm. 3: 2 Subhi Mahmasani, Konsep Dasar Hak-Hak 11993), ji, hl. 154-155. jakarta: PT Iehtiar Baru van Hoe 2 Dewan Redaksi, Ensikfoped! islam, ( «subi Mahmasani, Nonsep Dar Hak tok Ass Mansa Sat MNS 26 | Hak Asasi Manusia 2. Periode Hukum Perundang-Undangan Periode hukum perundang-undangan dimulai dengan cee Pkg yang berlaku masyarakat, kemudian menjadikannya sebagai hukum tertulis,, harus ditkutiseluruh anggota masyarakat. Di antara contoh Undang-undangy, Penting pada periode ini adalah Undang-Undang Hammurabi, Solon, dan Lembara, Dua Belas. Periode ini juga ditandai dengan turunnya agama Samawi; Yahug, Kristen, dan Islam dengan aturan-aturan masing-masing agama yang termakny, dalam kitab sucinya masing-masing, Hammurabi adalah Raja Babilonia (abad 20 SM). Undang-undang Hammurabi dianggap sebagai undang-undang tertulis tertua. Undang-undang ini merupalay kodifikasi dari hukum adat yang berlaku pada masa itu. Isi Undang-undang fersebut adalah hukum pidana, halchak istimewa pegawai pemerintah, hukun dagang, sewa menyewa, upah sewa binatang ternak, eksportasi barang, masdsh Perkawinan, utang piutang, penahanan, masalah keluarga, dan perbudakan, Sesual dengan zamannya Undang-Undang Hammurabi terkenal dengan sit pidananya yang keras dalam menangani kejahatan dan utang piutang, di antaranya dengan adanya pidana mati bagi pelaku Pencurian, perzinaan, atau perampokan Namun, Undang-Undang Hammurabi m lenghormati hak milik individu, bahkan ukuman mati.”> Undang adalah Undang-Undang Solon. melakukan usaha perbaikan di bidang Perundang-undangan dan administrasi Pa negara, di antaranya membebaskat hukumanpenjarabagiorang orangy, Sngberutang melarangperbudakan, membett kan sebagian hak waris perempuan, Serta menggiatkan roda aon tr utara Bidang perdagangan dan industri, Namun, Solon me ertahankt sistem kasta sesuai tradisi, rakyat dibagi ke dalam 4. tingkatan, ada vegas iberi , yu ™ pemerintahan hanya diberikan kepada one area as selanjutnnya adalah Lembaran Dua Belag Imokrasi), Undang-t Lembaran Dua Belas (lex duodech m tabularum) py at | ada pertengahan abad ke § ) berasal dari negara Rom rename SM: Undang-Undang Lembaran Dua Belas ini me" *Subhi Mahmasani, him. 6-7, Hak Asasi Manusia | 27 akui persamaan hak di antara semua kelas penduduk yang ada di Romawi, mem- perlakukan persamaan di hadapan hukum bagi si kaya dan si miskin, Namun pi- dana yang berlaku sangat keras, misalnya pemberlakukan pidana mati bagi pelaku pencurian, orang yang tidak bisa membayar hutang dapat dipenjarakan, bahkan dapat dijual atau dijadikan budak.® Selain ketiga undang-undang di atas, lahirnya agama Samawi memberikan perubahan tethadap perlindungan HAM dengan mencantumkan hakchak yang bersifat mendasar ke dalam kitab suci, yaitu Nabi Musa as dengan kitab Taurat bagi kaum Yahudi, Nabi lsaas dengan kitab Injil bagikaum Nasrani, dan Nabi Muhammad saw dengan al-Qur’an bagi umat Islam. Dari ketiga kitab suci ini, hanya al-Quran yang masih terjaga kesuciannya, Sedangkan dua kitab lainnya telah mengalami perubahan isi. Perubahan Taurat dihimpun dalam kitab Talmud. Di antara hukum asli yang diatur Taurat yang dimuat dalam Talmud adalah hukum qisas. Walaupun demikian, ternyata Talmud tidak mendukung zionisme dan berbagai perlakuan keji lainnya, tidak pula terdapat ajaran yang melegalisir tindakan Israel yang menginjak-injak HAM berupa rasisme, kedzaliman, penganiayaan, pembunuhan, dan perbuatan sewenang-wenang lainnya terhadap penduduk Palestina. ‘Adapun hukum Kristen disusun gereja berdasarkan ajaran kitab Injil, ajaran rasul, ketetapan Paus, dan konsili-konsili Maskuniah. Ajaran gereja ini mempunyal pengaruh yang besar terhadap hukum sipil Barat, terutama dalam pengakuan tethadap martabat manusia, pengakuan hak milik, pengharaman riba (usura varax), dan pengaturan masalah perkawinan, perceraian, dan hak-hak keluarga lainnya. Setelah ajaran Nasrani, pada abad ke 7 risalah Islam diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Islam menetapkan akhlak mulia sebagai pondasi hidup ber- masyarakat. 3. Periode Konstitusi Konstitusi di Barat Jahir di bawah pengaruh kebangkitan pemikiran akhir abad pertengahan, sebagai gerakan revolusi terkenal yang mendukung hak-hak rakyat dari kesewenang-wenangan tirani, Kedasaran perlunya perlindungan HAM di dunia modern tumbuh dari pengalaman manusia pada abad ke 17. Sebelumnya, pada abad ke-13 dilakukan penandatanganan Magna Charta (1215) oleh Raja John Lackland. Piagam ini dipandang sebagai tonggak awal penegakan HAM di Subhi Mahmasani, him. 8-9 28:1 Hak Asasi Manusia dunia, Walaupun sebenarnya Piagam ini belum memberikan Perlindungay | asasi manusia, karena dari segi isinya Magna Charta hanya melindung ary orang yang masuk Kategori freeman, sedangkan kaum budak tidak terms dalamnya, Ide hak asasi manusia sebagai perlindungan bagi seluruh Manusia muncul pada abad ke-17 dan ke-18.° Yaitu, dengan penandatanganan Petition, Rights pada tahun 1628 oleh Raja Charles I dan Bill of Rights oleh Raa Willig MI pada tahun 1869, Kemunculannya adalah sebagai reaksi tethadap eabsoluty Taja-raja dan kaum feodal di zaman itu terhadap rakyat yang mereka Perintay atau manusia yang mereka pekerjakan yang didudukkan sebagai lapisan baw Lapisan bawah ini tidak mempunyai hak, mereka diperlakukan dengan Sewenang. Wenang sebagai rakyat atau budak yang dijadikan barang milik. Sebagai reakg atas keadaan tersebut kemudian timbullah gagasan supaya lapisan bawah ini diperlakukan secara manusiawi!® Hak asasi manusia menjadikan semua manusig harus dipandang sederajat, merdeka, dan bersaudara 4, Periode Hukum Internasional Periode ini berkembang seiring dengan Peperangan antar bangsa yang terjad untuk memperebutkan tanah jajahan dan sumber alam, Peperangan tersebuttentu Saja menimbulkan banyak kerugian dan nyawa melayang. Berbagai pertemuan dan konferensi telah diselenggarakan, berbagai Perjanjian pun telah disepakati dan ditandatangani, yang sebagiannya bertujuan untuk menyelesaikan pertikaian dan permusuhan. Di antara perjanjian internasional yang bertujuan melindungi hak-hak manusia dalam peperangan adalah Perse berhubungan dengan masalah perbatasan, kota suci dan penduduknya, perang darat maupun laut dan macam-macam senjata, perlindunga Penanganan korban yang Juka-luka dan tawanat larangan pemaksaan kewafiban membayar hutaté suatu negara, Selanjutnya pada tahun 1925 keluar Protokol Jenewa yang beris! Susan Hak Dar elon Kost, ones Denotes! Haden, (har: pembangnn bn. *MajdaELMuhta Hak Ass Manuso dam Konsus! mdanesa ari bup. 1945 sampaidengan Amanden®" ‘WUD 1945 Tahun 200, (Jakarta: Kencana, 2005) hm s2-¢3 * Richard P. Claude, The Classical Model of Human Re ss ‘eahts, (London: The John Hopkins University PF 1977), him. 13, ° Subhi Mahmasani, Konsep Dasar... him, 20-25, Hak Asasi Manusia | 29 larangan penggunaan senjata zat-zat beracun atau zat kimia, bakteri, dan alat-alat perang yang mengerikan lainnya™ Setelah Perang Dunia II, pemiki iran tentang keharusan adanya perlindungan hak asasi manusia (HAM) di dunia internasional semakin mengemuka, setelah melihat banyaknya korban perang, termasukkorban Perang Dunia I serta kejahatan Nazi dan Jepang pada Perang Dunia Il. Efek kerusakan yang ditimbulkan perang memang sangat dahsyat, dengan korban jutaan jiwa. Negara sekutu pun kemudian menyatakan dalam Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 1942, yang menjadi landasan berdirinya PBB pada tahun 1945, bahwa, “Kemenangan adalah penting untuk menjaga kehidupan, kebebasan, independensi dan kebebasan beragama, serta mempertahankan hak asasi manusia dan keadilan."? Jsu HAM Internasional kemudian beralih kepada pemenuhan hak-hak dasar manusia berdasarkan prinsip kebebasan dan persamaan, setelah berakhirnya Perang Dunia. Isu tersebut meliputi penghapusan politik apartheid dan kebebasan berbicara. Perlindungan hak-hak minoritas dan kelompok rentan pun mendapat perhatian dunia, Ide perlindungan HAM secara internasional kemudian dituang- kan dalam Piagam PBB 1945, dengan memandang pentingnya HAM dalam rangka, “to promote social progress and better standards of life in large freedom" (mempromosikan kemajuan masyar: dalam kemerdekaan yang lebih luas). Ide ini sesuai dengan tujuan berdirinya PBB sendiri yaitu, “Untuk mencapai kat dan standar kehidupan yang lebih baik ke HAM dan kebebasan dasar bagi semua orang, tanpa membedakan suku bangsa, gender, bahasa, dan agama.” Perlindungan HAM secara internasional diperkuat dengan Universal Declaretion of Human Rights (UDHR/yang diindonesiakan menjadi Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia atau DUHAM)."* Kemudian dua kovenan kembar, International Covenant on Civil and Political Rigths (ICCPR) beserta ama internasional dalam memajukan dan mendorong penghargaan terhadap Optional Protocol dan International Covenant on Economic, Social and Cultural Rigths (ICESCR) melengkapi instrumen HAM internasional pada tahun 1966. 8 1bid, nlm. 29-30. © James W, Nickel, Hak Asasi Manusia... Op. Cit, blm.2- © Muladi, Hukum dan Hak Asasi Manusia, dalam Bagir Manan (ed.) Kedaulatan Rakyat, Hak Asasi Manusfa ddan Negara Hukum, (Bandung: Gaya Media Pratama, 1996), him. 114, James W. Nickel, Hak Asasi Manusia..Op. Ci, hm. 2-3. 30 | Hak Asasi Manusia 4 B. Periodisasi Perkembangan HAM menurut Kare] Vasak : 1. Hak Generasi Pertama Kebebasan atau hak-hak generasi pertama sering dirujuk untuk cha;hak.sipiledan-politik, yang disebut dengan hak Klasik. Disebut Klasil hak kebebasan muncul dari tuntutan untuk melepaskan diri dari ku Kekuasaan absolut penguasa dan kekuatan sosial lainnya, muncul pada revolusi hak di Amerika dan Perancis pada aba Hak-hak tersebut pada hakikatnya hendak melindungi kehidup: Mewakij K kareng ogkungay sebagaimana Yang id ke-17 dan ke-1g an pribadi mMmanusia atau menghormati otonomi Setiap orang atas dirinya sendiri (kedaulatan individu), keutuhan jasmani, hak gan terhadap hak milik, Termasuk dalam hak generasi pertama adalah hak hidup, Kebebasan bergerak hak suaka dari penindasan, perlindun| kebebasan berpikir, beragama, dan berkeyakinan, kebeb: dan menyataican pikiran, hak bebas dari Penahanan dan penangkapan sewenang- wenang, hak bebas dari penyiksaan, hak bebas dari hukum yang berlaku surut, dan hak mendapat proses peradilan yang adil, Hak-hak generasi pertama ini sering disebut juga dengan hak negatif. Artinya tidak terkait dengan nilai-nilai buruk, melainkan merujuk tangan terhadap hak-hak dan kebebasan individual, Hak-hak inj Menjamin suaatu tuang kebebasan di mana individu sendirilah yang berhak Menentukan dirinys Sendiri, Halchak generasi pertama ini dengan demikian menuntue ec ‘ i intervensi oleh pihak lu, baik negara maupun Kekuatan sosial lain, thaatp kedaulatan individu. Pemenuhan hak-hak yang dikel iva, terhadap OmPOkkan datany pertama ini sangat tergantung pada absen atay P minusnya tinga ana : hadap hak-hak tersebut, keterlibatan negara secara AKLIE (Dogin CER ter nkebebasan toys Justa akan Sebut tn yang sebaliknya, lah yang egara telah Memasy aaa “Mhak-hak Pada tiadanya campur hak generasi mengakibatkan pelanggaran terhadap hak-hak dar membedakannya dengan hak-hak generasi kedua, peran aktif negara. Pada saat ini, hampir semua ni ini ke dalam konstitusi mereka." Hak AsesiManusia | 31 2. Hak Generasi Kedua Persamaan atau hak generasi kedua diwakili oleh perlindungan bagi hak- hak,ekonomipsosialydan*budaya: Hak-hak ini muncul dari tuntutan agar negara menyediakan pemenuhan kebutuhan dasar setiap orang, mulai dari makan sampai kesehatan, Negara dituntut bertindak aktif agar hak-hak tersebut dapat terpenuhi atau tersedia, Karena itu, hak-hak generasi kedua ini dirumuskan dalam bahasa yang positif “hak atas” (right to) bukan dalam bahasa negatif“bebas dari” (freedom from). Inilah yang membedakannya dengan hak-hak generasi pertama, Hak-hak yang termasuk dalam hak generasi kedua adalah hak atas pekerjaan dan upah yang layak, hak atas jaminan sostal, hak atas pendidikan, hak atas kesehatan, hak atas pangan, hak atas perumahan, hak atas tanah, hak atas lingkungan yang sehat, dan hak atas perlindungan hasil karya ilmiah, kesusasteraan, dan kesenian. Hakchak atas generasi kedua pada dasarnya adalah tuntutan atas persamaan sosial. Hakchak ini sering pula dikatakan sebagai hak-hak positif, Maksud positif di sini adalah bahwa)bemenuhan hakchak tersebut sangat membutuhkan peran alctif negara. Keterlibatan negara di sini harus menunjukkan tanda positif tidak boleh negatif. Jadi negara diwajibkan menyusun dan menjalankan program-program bagi pemenuhan hak tersebut, misalnya untuk memenuhi hak atas pekerjaan bagi setiap orang maka negara harus membuat kebijakan ekonomi yang dapat membuka lapangan kerja. Hak-hak generasi kedua ini sering diasosiasikan dengan paham sosialis, atau disebut juga sebagai “hak derivatif’, karena dianggap bukan hak yang riil, Namun pada akhirnya sejumlah negara seperti Jerman dan Meksiko telah memasukkan hak-hak ini dalam konstitusi mereka.’¢ 3. Hak Generasi Ketiga Persaudaraan atau hak generasi ketiga diwakili oleh tuntutan atas,hak.solle, daritas atawhakbersama-Hak ini muncul dari tuntutan negara-negara berkembang atau Dunia Ketiga atas tatanan dunia internasional yang adil. Melalui tuntutan atas hak solidaritas itu, negara-negara berkembang menginginkan terciptanya suatu tatanan ekonomi dan hukum internasional yang kondusif bagi terjaminnya hak- hak berikut: (1) hak atas pembangunan; (2) hak atas perdamaian; (3) hak atas (4) hak atas lingkungan hidup yang baik; dan (5) hak sumber daya alam sendiri; ak generasi ketiga ini sebetulnya hanya meng: atas warisan budaya sendivi. | ™ Ibid, him. 15-16. Konseptualisasikan kembali nila-nila berkaitan dengan kedua generast sebelyn, Di antara hak-hak generasi ketiga terdapat beberapa hak yang di mata i negara Barat agak kontroversial. Hak-hak itu dianggap kurang pas dirumusts, Sebagal “hak asasi” Klaim atas hak-hak tersebut sebagai “hak” baru dianggap sah, Spabila pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan dapat terjawab dengan Muaskan: (1) siapa pemegang hak tersebut, individu atau negara?: (2) S!2Pa yan, bertanggung jawab melaksanakannya, individu, kelompok. atau negara?; dan 0) bagaimana mekanisme Pelaksanaannya? Pembahasan terhadap pertanyaan par, ‘anyaan mendasar ini telah melahirkan keraguan dan optimisme di kalangan pay anit dalam menyambut hak-hak generasiketiga.Tetapi dari tuntutannya jelas baking Pelaksanaan hak-hak tersebut tergantung pada kerja sama internasional, dan bukay Sekedar tanggung jawab suatu negara.” 32.1 Hak Asasi manusia 4. Keberkaitan (Indivisibitity) dan Kebergantungan (interdependence) Antonio Cassese menyatakan bahwa Deklarast Universal Hak Asasi Manusia merupakan buah dari beberapa ideologi, sustu tik temu antara berbagal konsop mengenal manusia dan lingkungsnnya Deagan demikian, apa yang ada dalam Deklarasi tersebut tidak lain adalah kormpeo si, Dengan demikian, pertermuan ber. bag ‘al Wdeologi dan prinsip-prinsip hak asasi manusia harus beruju ctptaan suatu kesepakatan bahwa hak asasi manusia harus diperhitu satu kesatuan yang menyeluruh, Artinya hak-hake budaya saling berkaitan (indivisible) dan saling membutuhkan (interdependence). sehingga harus diterapkan secara adil baik terhadap Hubungan antara berbagai hak yang berbeds sangatlah kompleks dan dalam prak- tiknya tidak selalu saling menguathan atau saling mendukung Sebagsi contoh, hak politik seperti hak untuk menjadi pefabat, tidak: dapat tercapai tanpa terlebih dahulu terpenuhinya kepentingan sass! dan budzya seperti tersedianya saranda pendidikan yang la ng pada pen: ngkan sebagai sipil, politis, ekonomi, sosial, dan individu maupun kelompok Ibid, btn. 16-27. — Oe 208, Hak AsasiManusia | 33 c. Sejarah Perkembangan HAM Universal Menurut para kalangan ahli HAM menyatakan bahwa sejarah perkembangan HAM berasal dari kawasan Eropa. Hal tersebut dimulai sejak lahirnya Magna Charta yang di dalamnya terdapat prinsip pembatasan kekuasaan absolut dari para raja. Pada periode sebelumnya, kekuasaan raja dinilai absolut karena hak mereka untuk menciptakan hukum tidak sejalan dengan keterikatan mereka tethadap hukum yang dibuat itu. Namun sejak lahirnya Magna Charta pada tahun 1215 muncullah pembatasan kekuasaan dan kekuasaan para raja pun harus diper- tanggungjawabkan, Dalam hal bagi raja yang melanggar aturan kekuasaan dapat diadili dan mempertanggungjawabkan kebijakan pemerintahannya di hadapan parlemen. Lahirnya Magna Charta merupakan suatu revolusi mengenai adanya keterikatan penguasa kepada hukum dan pertanggungjawaban kekuasaan penguasa kepada rakyat.”? Keterikatan penguasa dengan hukum dapat dilihat dalam Pasal 21 Magna Charta bahwa..para pangeran dan baron dihukum atau didenda berdasarkan atas kesamaan, dan sesuai dengan pelanggaran yang dilakukannya.” Dalam Pasal 40 juga ditegaskan bahwa “..tidak seorang pun menghendaki kita mengingkari atau menunda tegaknya hak atau keadilan.” Berdasarkan muatan tersebut maka secara politis Magna Charta menjadi cikal bakal lahirnya sistem monarki konstitusional.2 Selain Magna Charta, sebagaimana pula yang terjadi di Inggris dengan lahirnya Bill of Rights pada tahun 1689 juga memunculkan istilah equality before the law atau asas persamaan di hadapan hukum. Pandangan inilah yang mendorong timbulnya wacana negara hukum dan negara demokrasi, Berdasarkan Bill of Rights tersebut asas persamaan harus senantiasa diupayakan dapat terwujud karena tanpa adanya asas persamaan maka hak kebebasan mustahil dapat terwujud, Asas persamaan hak warga negara yang diperjuangkan agar mampu mewujudkan hak kebebasan saat itu justru menciptakan beberapa istilah dan teori sosial seperti kontrak sosial yang dipelopori oleh J.J. Rousseau," trias politika oleh Montesquieu, A Ubaedillah, dik, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, (Jakarta: 1CCE IN Syarif Hidayatullah, 2006), him, 252. * op Cit. him. 253. * Teori kontrak sosial merupakan teori yang menyatakan bahwa hubungan antara penguasa dan rakyat ‘idasari oleh sebuah kontrak yang ketentuan-Ketentuannya mengikat diantara kedua belah pitak, Dalam hal in ‘aja deri kekuasaan oleh rakyat untuk menyelenggarakan ketertil earnanan dem hakaasnial ‘mereka tetap terjamin dan terlaksana secara baik. Adapun dilain sisi rakyat akan menaati penguasa selama hake hak mereka juga terjamin, 34 | Hak Asasi Manusia John Locke dengan teori hukum kodrati, dan hak-hak persamaan dan kebebasan yang merupakan gagasan dari Thomas Jefferson.” / Berdasarkan ajaran teori kodrati John Locke memberikan pemahaman bahia di dalam masyarakat pada dasarnya setiap individu manusia memiliki hak-hak dasar yang tidak dapat dilanggar oleh negara dan tidak pula diserahkan kepada negara. Menurutnya hak-hak dasar itu harus dilindungi oleh negara dan bahkan menjadi batasan terhadap kekuasaan negara yang mutlak. Hak-hak dasar yang digagas oleh John Locke ini terdiri dari hak atas kehidupan, hak kemerdekaan, dan hak atas milik pribadi yang dalam perkembangannya hakchak tersebut menjadi beribadah sesuai dengan keyakinan agamanya, hak kebeb: dam hak kebebasan dari rasa takut 2 22 Ibid. Hak Asasi Manusia | 35 Dalam perjalanan tiga tahun setelahnya, tepatnya pada tahun 1944 dihasilkan sebuah deklarasiHAM dalam Konferensi Buruh Internasional yangdiselenggarakan di Philadelphia, Amerika Serikat. Di dalam deklarasi tersebut memuat pentingnya menciptakan perdamaian dunia berdasarkan keadilan sosial dan perlindungan seluruh manusia dalam hal apapun jenis ras, kepercayaan dan jenis kelaminnya. Deklarasi ini juga memuat pentingnya jaminan bagi setiap orang untuk mengejar pemenuhan kebutuhan material dan spiritual secara bebas dan bermartabat serta menyerukan jaminan keamanan ekonomi dan mendapat kesempatan yang sama. Sebagaimana hak dasar-dasar tersebut kemudian dijadikan pondasi dalam merumuskan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) yang oleh PBB dikukuhkan pada tahun 1948 dalam bentuk Universal Declaration of Human Rights (UDHR). Lebih lanjut, menurut DUHAM bahwa terdapat lima jenis hak asasi yang dimiliki oleh individu yaitu hak personal atau hak jaminan kebutuhan pribadi, hak legal (hak jaminan perlindungan hukum), hak sipil dan politik, hak subsistensi atau hak jaminan adanya sumber daya untuk menunjangkehidupan, dan hak ekonomi, sosial dan budaya (ekosob). Secara terperinci, menurut Pasal 3-21 DUHAM dijelaskan mengenai hak personal, hal legal, hak sipil dan politik meliputi sebagai berikut: 1. Hak untuk hidup, kebebasan, dan keamanan pribadi; 2. Hak bebas dari perbudakan dan penghambaan; 3. Hak bebas dari penyiksaan atau perlakuan maupun hukuman yang kejam, tidak berperikemanusiaan, ataupun yang sifatnya merendahkan derajat kemanusiaan; 4. Hak untuk memperoleh pengakuan hukum dimana saja secara pribadi; Hak untuk pengampunan hukum secara efektif; 6. Hakbebasdaripenangkapan, penahanan, atau pembuangan yang sewenang- wenang; 7. Hak untuk memperoleh peradilan yang bersifat independen dan tidak memihak; 8, Hak untuk mendapatkan asas praduga tak bersalah sampai terbukti bersalah; 9. Hak bebas dari intervensi yang sewenang-wenang terhadap kekuasaan pribadi, keluarga, tempat tinggal, maupun surat-surat; 10. Hak bebas dari serangan terhadap kehormatan dan nama baik; 11. Hak hak atas perlindungan hukum terhadap serangan semacam itu; 12. Hak bergerak; 13, Hak memperoleh suaka; Ss 36 | Hak Asasi Manusla Hak atas satu kebangsaan; ; arg; a Hak untuk menikah dan membentuk keluarga; 15, ge i hak milik; . Hak untuk mempunyai vat i ; Hak bebas berpikit, berkesadaran, dan beraga G 18, Hak untuk berpikir dan menyatakan pendapat impun dan berserikat; . Hak untuk berhimpun ; a Hak untuk mengambil bagian dalam pemerintahan dan hak atas y, it. samaan akses terhadap pelayanan masyarakat Sementara itu hak ekonomi, sosial dan budaya meliputi: Hak atas jaminan sosial; Hak untuk bekerja; Hak atas upah yang sama untuk pekerjaan yang sama; Hak untuk bergabung ke dalam serikat-serikat buruh; Hak atas istirahat dan waktu senggang; Hakatasstandar hidup yang pantasdi bidangkesehatan dan kesej jahteraan; Hak atas pendidikan; Hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan berkebudayaan di masyarakat SNON Rone Adapun setelah DUHAM 1948, perkembangan pemikiran tentang HAM secara umum dapat dibagi menjadi empat generasi, Pertama; Senerasi pertama yang mengkaji HAM dari sisi pengertian yang berpusat pada bidang hukum dan politik. Hal ini dikarenakan dampak Perang Dunia II ikut mempengaruhi pemikiran dimana totaliterisme serta keinginan dari banyak negara merdeka yang baru untuk merevolusi tertib hukum Yang kuat. Dengan demikian seperangkat hukum Pada saat itu sarat dengan hak-hak yuridis misalnya hak hidup, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk tidak disiksa dan ditaha: dalam proses hukum, hak Praduga tak bersalah terdapat hak nasionalitas, hak kepemilikan, hak Pemikiran, hak beragama, hak Pendidikan, hak untuk bekerja dan hak berpartsipasi juga ikut mewarnai pemikir Generasi kedua; berbe Yang lebih memfokuskan iuga menyerukan untuk j Hal tersebut ditandai den, n, hak kesamaan dan keadilan dan sebagainya. Di samping itu, ran HAM di generasi Pertama ini, da dari pemikiran HAM dj masa generasi pertam@ Pada tuntutan hak yuridis, Pada generasi kedua ini jaminan hak-hak sosial, ekonomi, politik, dan buday Ban lahimnya dua konvensi HAM internasional di bidang Hak AsasiManusia | 37 ekonomi, sosial dan budaya serta konvensi di bidang sipil termasuk juga hak politik sipil. Kedua konvensi itu disepakati dalam sidang umum PBB pada tahun 1966. Generasi ketiga, untuk menyempurnakan konsepsi HAM di generasi-generasi sebelumnya maka pada generasi ketiga ini lebih kepada menyerukan terhadap kesatuan hak asasi antara hak ekonomi, sosial, budaya, politik dan hukum dalam suatu bagian integral. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Komisi Keadilan Inter- nasional (International Commision of Justice) bahwa hak-hak tersebut dikenal dengan istilah hak-hak melaksanakan pembangunan (the rights of development). Namun dalam pelaksanaannya, justru generasi ketiga yang berorientasi pada hak pembangunan mengalami ketidakseimbangan. Adanya penekanan pada hak pembangunan ekonomi mengakibatkan munculnya pengabaian prinsip hak asasi Jainnya. Ketidakseimbangan penyebaran kesempatan ekonomi tersebut berakibat pada fakta adanya ketimpangan ekonomi antara negara maju dan negara terbe- lakang. Bahkan di negara-negara berkembang pun muncul kesenjangan ekonomi antara kelompok masyarakat kaya dan miskin yang diakibatkan oleh ketidak- berpihakan pembangunan terhadap masyarakat miskin. Dalam hal kesempatan berusaha dan pembagian kekayaan nasional dan redistribusi sumber-sumber daya sosial, ekonomi, hukum, politik, dan budaya tidak berjalan secara merata. Bahkan terlihat bahwa di generasi ketiga ini pun peran negara dinilai terlalu kuat sehingga mengabaikan aspek kesejahteraan rakyat. Generasi keempat; salah satu yang mendapat sorotan tajam dari generasi sebe- lumnya yakni terkait peran dominan negara dalam proses pembangunan ekonomi yang justru berakibat pada ketimpangan ekonomi masyarakat. Menurut kalangan di generasi keempat ini bahwa fenomena yang terjadi sebelumnya menunjukkan program pembangunan yang dilakukar negara tidak didasarkan pada kebutuhan rakyat, bahkan proses pembangunan tersebut hanya dinikmati oleh sekelompok negara maju dan sekelompok elit di negara-negara berkembang Inilah yang kemu- dian menimbulkan wacana HAM di bidang ekonomijustru melahirkan kesenjangan ekonomi baik antara negara maju dan negara baru berkembang seperti Asia dan Afrika, maupun kesenjangan ekonomi di antara kelompok masyarakat di negara- negara berkembang. Gagasan HAM generasi keempat dipelopori oleh negara-negara di kawasan Asia, ditandai lahirnya deklarasi HAM yang dikenal dengan Declaration of The Basic Duties of Asia People and Government yang dideklarasikan pada tahun 1983. Deklarasi ini semakin mengukuhkan kewajiban imperatif setiap negara untuk 38 | Hak Asasi Manusia memenuhi hak asasi rakyatnya. Dalam konteks pelaksanaan dan penghormatan atas HAM bukan saja-urusan orang perorangan, melainkan juga merupakan tugag dan tanggung jawab negara demi terwujudnya tatanan sosial yang berkeadilan, pj antara materi muatan dalam deklarasi HAM Asia tersebut meliputi sebagai berikut. 1. Pembangunan yang berdikari. Bahwa pembangunan yang dilakukan adalah pembangunan yang dapat membebaskan rakyat dan bangsa dari ketergantungan melalui pemberian sumber-sumber daya sosial-ekonomi kepada rakyat. Perdamaian. Hal ini diupayakan agar setiap negara dapat melepaskan diri dari budaya kekerasan (culture of violence) dengan segala bentuk tindakan. Dengan kata lain bahwa proses mewujudkn budaya damai (culture of peace) ini menjadi tugas serta tanggung jawab semua pihak baik rakyat, negara, regional, maupun internasional. Partisipasi rakyat. Yang dimaksud partisipasi ini adalah hak asasi setiap individu baik dalam dunia politik maupun dalam bidang-bidang publik lainnya. Sebagaimana hal tersebut menjadi salah satu hak asasi maka sudah sepantasnya harus selalu diperjuangkan agar dapat diakui dan dilindungi. Hak budaya. Bahwa setiap budaya berhak untuk dihormati dan tidak boleh dilecehkan. Bahkan kebijakan penyeragaman budaya ole! dianggap sebagai bentuk pelanggaran terhadap hak asas rena hal tersebut mengarah pada penghapusan kemaj atau multikulturalisme sebagai identitas kekayaan bagi warga dan bangsa. ‘h negara dapat i berbudaya ka- emukan budaya Suatu komunitas Hak keadilan sosial. Perlindungan hak sosial ini diupayakan demi mewu- judkan tatanan sosial yang berkeadilan dengan tidak hanya diukur melalui peningkatan pendapatan perkapita tetapi juga dengan mengubah tatanan sosial yang tidak adil menjadi tatanan sosial yang berpinsipkan keadilan,

You might also like