You are on page 1of 9

PERBEDAAN KADAR CO DAN SO2 DI UDARA BERDASARKAN VOLUME LALU

LINTAS DAN BANYAKNYA POHON DI JL. DR. MANSYUR DAN


JL. JENDRAL A.H. NASUTION DI KOTA MEDAN
TAHUN 2015
(Differences of CO and SO2 Level in Air Based on Traffic Volume and Amount of Tree at Jl.
Dr. Mansyur and Jl. Jend. A.H. Nasution in Medan City, 2015)

Cut Tatiana Rosa1, Indra Chahaya2, Wirsal Hasan2


1
Mahasiswa Departemen Kesehatan Lingkungan FKM USU
2
Dosen Departemen Kesehatan Lingkungan FKM USU
Jl. Universitas No. 21 Kampus USU Medan, 20155

Abstract

Air pollution in urban area dominated by as much as 70% by vehicle activity. Carbon
monoxide (CO) and sulfur dioxide (SO2) are included as the pollutants that produced by
vehicle and also included as air quality parameters. If the concentration in air exceeds the
quality standard can cause health promblems for humans. The objective of research would be
to know the difference of CO and SO2 concentration in air by virtue of the traffic volume and
quantity of tree at Jl. Dr. Mansyur and Jl. Jend. A.H. Nasution in Medan city for 2015. This
research used survey and descriptive method in order to know the description about
difference of CO and SO2 concentrations in air by virtue of traffic and quantity of tree at Jl.
Dr. Mansyur and Jl. Jend. A.H. Nasution in Medan city for 2015. The result of research the
highest concentration of CO and SO2 were found at Jl. Jend. A.H. Nasution with the highest
traffic volume and less of tree with the number of CO is 17.750 µg/Nm3 and the number of
SO2 is 69,93 µg/Nm3, while the lowest concentration of CO and SO2 were found at Jl. Dr.
Mansyur with the lowest traffic volume and many more of tree with the number of CO is
9.161 µg/Nm3 and the number of SO2 is 59,05 µg/Nm3. The conclusions of this research is
concentrations of CO and SO2 were found on highway with high traffic volume and less of
tree. Therefore it would be necessary to grow tree or other plant that can assorb air pollutant
on the highway with hectic traffic acitivity.

Keywords: CO concentracion, SO2 consentracion, traffic volume, tree.

PENDAHULUAN
Udara sebagai sumber daya alam berada di negara-negara berpenghasilan
yang mempengaruhi kehidupan manusia rendah sampai menengah yaitu pada
serta makhluk hidup lainnya harus dijaga daerah Asia Tenggara dan Pasifik Barat
dan dipelihara kelestarian fungsinya untuk dengan 3,3 juta kematian karena
pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan pencemaran udara di dalam ruangan dan
manusia serta perlindungan bagi makhluk 2,7 juta kematian karena pencemaran
hidup lainnya. udara di luar ruangan (WHO, 2014).
Pencemaran udara baik di dalam Transportasi mempunyai peranan
ruangan maupun di luar ruangan dapat penting dan strategis di dalam mendukung,
menimbulkan penyakit pada manusia. mendorong dan menunjang segala aspek
Pada tahun 2012 WHO melaporkan bahwa kehidupan baik dalam pembangunan
sekitar 7 juta kematian atau 1/8 kematian politik, ekonomi dan sosial budaya.
global disebabkan oleh pajanan Pertumbuhan pembangunan seperti
pencemaran udara. Kematian tertinggi industri, transportasi dan lain-lain

1
disamping memberikan dampak positif mrupakan sumber pencemaran udara yang
akan memberikan dampak negatif yang terbesar dimana kontribusinya sebesar
salah satunya pencemaran udara dan 70% dari pencemaran udara di perkotaan.
kebisingan yang terjadi di dalam ruangan Gas pencemar yang dikeluarkan oleh
maupun di luar ruangan. Hal-hal tersebut kendaraan bermotor adalah gas CO, NOx,
dapat membahayakan kesehatan manusia CH4, SO2 dan partikel yang dapat
dan terjadinya penularan penyakit. menimbulkan efek terhadap pemanasan
Pencemaran udara dewasa ini global (Kusminingrum dan Gunawan,
semakin menampakkan kondisi yang 2008).
sangat memprihatinkan. Sumber Indonesia dihadapi oleh dinamika
pencemaran udara dapat berasal dari persoalan gizi, terlihat dari angka nasional
berbagai kegiatan seperti industri, Indonesia, dimana 1 dari 23 anak
transportasi, perkantoran dan perumahan. meninggal sebelum usia 5 tahun dan 1 dari
Kegiatan yang paling besar kontribusinya 3 anak balita terhambat pertumbuhannya
yang menyebabkan pencemaran udara (UNICEF, 2012). Dilihat dari
adalah transportasi. Namun pada kecenderungan data statistik, masih
umumnya sumber pencemaran udara banyak persoalan yang perlu diselesaikan
dibagi atas dua bagian yaitu pencemaran terutama yang menyangkut persoalan
udara yang disebabkan oleh alam dan balita gizi kurang.
pencemaran yang bersumber dari kegiatan Laju pertumbuhan jumlah
manusia. kendaraan bermotor di kota Medan dapat
Jumlah kendaraan bermotor di dikatakan pesat karena data terakhir pada
Indonesia tercatat sebanyak 94,323 juta tahun 2009 jumlah kendaraan bermotor di
unit pada tahun 2012 yang meningkat dari kota Medan adalah 2.708.511 unit yang
tahun 2011 yang berjumlah 85,601 unit bertambah sebesar 89,9% dari jumlah
(BPS, 2012). Namun Korps Lalu Lintas kendaraan bermotor di kota Medan pada
Kepolisian Republik Indonesia mencatat tahun 2007 yaitu 1.425.943 unit.
bahwa populasi kendaraan bermotor di Gas CO yang dihasilkan dari
Indonesia berjumlah 104,21 juta uunit kendaraan bermesin bensin adalah sekitar
pada thun 2013 yang meningkat 11% dari 1% saat berjalan dan 7% saat kendaraan
jumlah kendaraan pada tahun 2012 berhenti. Sedangkan kendaraan bermesin
(Kompas, 2014). Jumlah kendaraan diesel menghasilkan gas CO sebesar 0,2%
bermotor di provinsi Sumatera Utara saat berjalan dan 4% pada saat kendaraan
tercatat sebanyak 4.982.417 unit (BPS berhenti(Nugroho dalam Harahap, 2013).
Sumut, 2012). Sedangkan data terakhir Pencemaran gas SO2 di udara pada
jumlah kendaraan di kota Medan tercatat umumnya disebabkan dari penggunaan
sebanyak 2.708.511 unit yang terdiri dari bahan bakar batubara untuk industri,
222.891unit mobil penumpang, 144.865 transportasi dan lain-lain. Gas SO2 di
unit mobil gerobak, 22.123 unit bus, dan udara yang dihasilkan oleh kendaraan
2.318.632 unit sepeda motor (Dishub bermotor adalah 0,6% dari kendaraan
Medan,2010). Data tersebut menunjukkan bermesin bensin, 0,3% dari kendaraan
bahwa setengah dari jumlah kendaraan bermesin diesel dan 0,3% dari sepeda
yang ada di provinsi Sumatera Utara motor (Wardhana, 2014)
berada di kota Medan. Penelitian Kusminingrum (2009)
Seiring bertambahnya jumlah menyebutkan bahwa untuk antisipasi
kendaraan bermotor di kota Medan akan terhadap dampak terjadinya pemanasan
berdampak pada volume lalu lintas di jalan global, dapat dikurangi melalui penanaman
raya. Perkembangan volume lalu lintas di tanaman sesuai dengan fungsinya.
perkotaan dapat mencapai 15% setiap Menurut hasil penelitian Kusminingrum
tahunnya. Transportasi di kota-kota besar dan Gunawan (2008), dapat disimpulkan

2
bahwa setiap tanaman memiliki banyaknya pohon di Jalan Dr. Mansyur
kemampuan yang berbeda untuk menyerap dan Jalan Jend. A.H. Nasution di kota
polutan CO, demikian apabila tanaman- Medan tahun 2015.
tanaman tersebut dikombinasikan. Perumusan masalah penelitian ini
Penelitiannya menunjukkan bahwa rata- adalah belum diketahuinya perbedaan
rata tanaman yang ditelitinya dapat kadar CO dan SO2 di udara pada Jl. Dr.
menyerap lebih dari 50% gas CO dari Mansyur dan Jl. Jend. A.H. Nasution di
konsentrasi yang dikondisikan. Demikian kota Medan yang dikarenakan adanya
pula Harahap (2012) pada penelitiannya perbedaan pohon lalu lintas dan jumlah
menemukan bahwa kadar gas CO dan NO2 pohon pada kedua jalan tersebut.
yang terdapat pada udara ambien jalan
raya yang ditanam pohon angsana TUJUAN PENELITIAN
(Pterocarpus Indicus) lebih rendah a. Untuk mengetahui kadar karbon
dibandingkan dengan jalan yang tidak monoksida (CO) di udara pada jalan
ditanami pohon angsana (Pterocarpus raya yaitu Jalan Dr. Mansyur dan Jalan
Indicus). Jend. A.H. Nasution.
Hasil observasi pendahuluan yang b. Untuk mengetahui kadar sulfur
telah dilakukan oleh penulis jalan Dr. dioksida (SO2) di udara pada jalan raya
Mansyur ditanami pohon Mahoni yaitu Jalan Dr. Mansyur dan Jalan
(Swietania Macrophylla) sedangkan di Jend. A.H. Nasution.
jalan Jend. A.H. Nasution ditanami pohon c. Untuk mengetahui perbandingan
Angsana (Pterocarpus Indicus). Jalan Dr. volume lalu lintas di Jalan Dr.
Mansyur merupakan salah satu jalan di Mansyur dan Jalan Jend. A.H.
kota medan yang termasuk kategori arteri Nasution.
sekunder yang perannya untuk pelayanan d. Untuk mengetahui perbedaan
jasa distribusi jasa masyarakat di dalam banyaknya pohon di Jalan Dr. Mansyur
kota dengan lebar jalan 26 meter. Jalan dan Jalan Jend. A.H. Nasution.
Jend. A.H. Nasution merupakan salah satu e. Untuk mengetahui arah angin, suhu
jalan di kota Medan yang termasuk dan kelembaban di Jalan Dr. Mansyur
kategori arteri primer yang pelayanan jasa dan Jalan Jend. A.H. Nasution.
distribusinya adalah semua wilayah tingkat f. Untuk mengetahui perbedaan kadar gas
nasional dengan lebar jalan 40 meter. CO dan SO2 di udara berdasarkan
Perbedaan jenis dan jalan tentu volume lalu lintas di jalan Dr. Mansyur
berpengaruh terhadap volume lalu lintas di dan jalan Jend. A.H. Nasution.
kedua jalan tersebut. Hasil observasi g. Untuk mengetahui perbedaan kadar gas
observasi pendahuluan volume lalu lintas CO dan SO2 di udara berdasarkan
yang dihitung pada pukul 13.00-14.00 dan banyaknya pohon yang terdapat di
16.00-17.00 WIB dengan hasil volume lalu jalan Dr. Mansyur dan jalan Jend. A.H.
lintas pada pukul 13.00-14.00 di jalan Dr. Nasution
Mansyur adalah 4812 kendaraan/jam,
sedangkan di jalan Jend. A.H. Nasution Manfaat penelitian ini adalah
adalah 6676 kendaraan/jam. Volume lalu sebagai bahan masukan dan sumbangan
lintas pada pukul 16.00-17.00 di jalan Dr. pemikiran bagi masyarakat khususnya
Mansyur adalah 2863 kendaraan/jam, pengguna jalan raya tentang dampak
sedangkan di jalan Jend. A.H. Nasution kesehatan yang ditimbulkan dari karbon
adalah 6805 kendaraan/jam. monoksida (CO) dan sulfur dioksida
Berdasarkan uraian tersebut penulis (SO2).
tertarik melakukan penelitian tentang
perbedaan kadar CO dan SO2 di udara METODE PENELITIAN
ambien berdasarkan volume lalu lintas dan

3
Jenis penelitian ini adalah survei memenuhi syarat baku mutu gas CO dalam
dan bersifat deskriptif yaitu mengetahui udara ambien menurut PP Nomor 41 tahun
gambaran perbedaan kadar karbon 1999.
monoksida (CO) dan sulfur dioksida (SO2) Pada jalan Dr. Mansyur kadar gas
di udara berdasarkan volume lalu lintas CO yang didapat adalah 8.016µg/Nm3
dan banyaknya pohon di Jalan Dr. pada pengukuran pertama dan
3
Mansyur dan Jalan Jend. A.H. Nasution di 10.306µg/Nm pada pengukuran kedua.
kota Medan tahun 2015 yang dilaksanakan Jalan Dr. Mansyur merupakan salah satu
dari bulan februari sampai Maret tahun jaringan jalan yang berfungsi sebagai jalan
2015. arteri sekunder. Fungsi jalan arteri primer
Populasi penelitian ini adalah Jalan adalah melayani distribusi untuk
Dr. Mansyur dan Jalan Jend. A.H. masyarakat dalam kota, maka kendaraan
Nasution dan sampel dalam penelitian ini berat tidak melintas pada jalan ini. Pada
adalah 8, dimana 4 sampel diambil pada saat pengukuran volume lalu lintas,
jalan Dr. Mansyur dan 4 sampel lainnya kendaraan yang melintas dalam 1 jam
pada jalan Jend. A.H. Nasution dimana didominasi oleh kendaraan bermesin
pada masing-masing jalan pengambilan bensin.
sampel dilakukan pada pagi dan siang hari. Hasil pengukuran yang berbeda
Metode pengumpulan dengan data antara pengukuran pertama dan
primer merupakan data hasil pemeriksaan pengukuran kedua disebabkan pengukuran
kadar karbon monoksida (CO) dan sulfur pertama dilakukan pada pagi hari
dioksida (SO2) yang diperoleh langsung sementara pengukuran kedua dilakukan
dari pengukuran yang telah dilakukan. pada siang hari sehingga adanya perbedaan
Data sekunder diperoleh dari data volume lalu lintas, suhu dan kelembaban
BTKLPP (Balai Teknik Kesehatan pada kedua pengukuran. Keberadaan
Lingkungan Pengendalian Peyakit), dan pohon Mahoni (Swietania Macrophylla)
pengumpulan informasi berupa data-data diasumsikan dapat menyerap polutan udara
yang relevan dengan penelitian. yang dilepaskan oleh kendaraan bermotor.
Pada jalan Jend. A.H. Nasution
HASIL DAN PEMBAHASAN kadar gas CO yang didapat adalah
Hasil pengukuran gas CO adalah 17.177µg/Nm3 pada pengukuran pertama
sebagai berikut: dan 18.323µg/Nm3 pada pengukuran
Tabel 1 Hasil Pengukuran Kadar Gas kedua. Jalan Jend. A.H. Nasution
CO di Jala n Dr. Mansyur dan merupakan salah satu jaringan jalan yang
Jalan Jend. A.H. Nasution. berfungsi sebagai jalan arteri sekunder.
Nama Jalan Pengukuran Hasil Fungsi jalan arteri primer adalah melayani
Dr.Mansyur I 8.016 distribusi untuk tingkat nasional dan
II 10.306 daerah, maka kendaraan yang melintas di
Jend. A.H. I 17.177 jalan ini lebih bervariasi. Pada saat
Nasution II 18.323 pengukuran volume lalu lintas, kendaraan
yang lewat tidak hanya kendaraan yang
Tabel 1 diatas menunjukkan berukuran kecil, namun bus dan alat
bahwa kadar CO tertinggi terdapat pada angkutan berat juga banyak melintas pada
jalan Jend. A.H. Nasution pada saat pengukuran. Artinya kendaraan
pengukuran kedua dengan hasil sebesar bermesin diesel lebih sering melintas pada
18.323 µg/Nm3, sedangkan kadar CO jalan ini.
terendah terdapat pada jalan Dr. Mansyur Keberadaan pohon Angsana
pada pengukuran pertama dengan hasil (Pterocarpus Indicus) diasumsikan dapat
8.016 µg/Nm3. Hasil kadar CO yang menyerap polutan udara yang dilepaskan
diukur pada kedua lokasi penelitian masih oleh kendaraan bermotor karena setiap

4
tanaman memiliki kemampuan untuk didominasi oleh kendaraan bermesin
menyerap gas CO yang ada di udara. Hasil bensin
penelitian Harahap (2013) menemukan Pada jalan Jend. A.H. Nasution
bahwa kadar gas CO di udara ambien lebih kadar gas SO2 yang didapat adalah
banyak jumlahnya pada jalan raya yang 70,19µg/Nm3 pada pengukuran pertama
tidak diatanami pohon Angsana dan 69,73µg/Nm3 pada pengukuran kedua.
(Pterocarpus Indicus) daripada jalan raya Jalan Jend. A.H. Nasution merupakan
yang diatanami pohon Angsana salah satu jaringan jalan yang berfungsi
(Pterocarpus Indicus). sebagai jalan arteri sekunder. Pada saat
Gas CO terbentuk oleh pembakaran pengukuran volume lalu lintas, kendaraan
yang tidak sempurna baik oleh bahan yang lewat tidak hanya kendaraan yang
bakar ataupun benda lainnya, namun berukuran kecil, namun bus dan alat
penyumbang gas CO terbesar di udara angkutan berat juga banyak melintas pada
disebabkan oleh kegiatan transportasi saat pengukuran. Gas SO2 yang dihasilkan
karena adanya sisa pembakaran bahan dari kendaraan bermotor bermesin diesel
bakar minyak pada mesin kendaraan adalah 0,3% (Wardhana, 2004).
bermotor. Sehingga semakin banyaknya Tabel 3. Hasil Pengukuran Volume Lalu
aktivitas transportasi oleh manusia maka Lintas di Jalan Dr. Mansyur
gas CO akan semakin meningkat sehingga dan Jalan Jend. A.H. Nasution
kualitas udara menurun. Kendaraan Parameter Dr. Mansyur Jend. A.H.
bermotor termasuk sebagai sumber Nasution
bergerak oleh aktivitas manusia yang I II I II
menghasilkan polutan di udara. Volume Lalu 2879 3367 5864 5703
Lintas
Tabel 2. Hasil Pengukuran Kadar Gas Rata-rata 3123 5783
SO2 di Jalan Dr. Mansyur dan
Jalan Jend. A.H. Nasution Tabel 3. menunjukkan bahwa
Nama Jalan Pengukuran Hasil volume lalu lintas tertinggi terdapat di
Dr. Mansyur I 57,32 jalan Jend. A.H. Nasution yaitu 5864
II 60,78 kendaraan/jam, sedangkan volume lalu
Jend. A.H. I 70,19 lintas terendah terdapat pada jalan Dr.
Nasution II 69,73 Mansyur pda pengukuran pertama yaitu
2879 kendaraan/jam. rata-rata volume lalu
Tabel 2 menunjukkan bahwa kadar lintas tertinggi juga terdapat pada jalan
SO2 tertinggi terdapat pada jalan Jend. Jend. A.H. Nasution yaitu 5783
A.H. Nasution pada pengukuran pertama kendaraan/jam, sedangkan rata-rata
dengan hasil sebesar 70,19 µg/Nm3, volume lalu lintas terendah terdapat di
sedangkan kadar SO2 terendah terdapat jalan Dr. Mansyur yaitu 3123
pada jalan Dr. Mansyur pada pengukuran kendaraan/jam.
pertama dengan hasil 57,32 µg/Nm3. Hasil Tabel 4. Perbedaan Banyaknya Pohon
kadar SO2 yang diukur pada kedua lokasi di Jalan Dr. Mansyur dan
penelitian masih memenuhi syarat baku Jalan Jend. A.H. Nasution
mutu gas SO2 dalam udara ambien Nama Jalan Jumlah Pohon
menurut PP Nomor 41 tahun 1999. Dr. Mansyur 37
Pada jalan Dr. Mansyur kadar gas Jend. A.H. Nasution 18
SO2 yang didapat adalah 57,32µg/Nm3
pada pengukuran pertama dan Tabel 4. menunjukkan bahwa
3
60,78µg/Nm pada pengukuran kedua. jumlah pohon terbanyak terdapat di jalan
Pada saat pengukuran volume lalu lintas, Dr. Mansyur yaitu 37 pohon sedangkan
kendaraan yang melintas dalam 1 jam jumlah pohon yang terdapat di jalan Jend.

5
A.H. Nasution sebanyak 18 pohon. cenderung meningkat serta angin akan
Banyaknya pohon dihitung disekitar titik bertiup lebih lambat dibanding dengan
pengambilan sampel dalam radius 100 musim hujan. Jika pada tekanan udara 1
meter. atm dan keadaan harga ER=1, komposisi
Tabel 5. Hasil Pengukuran Arah Angin, gas buangan heptana menjadi CO akan
Kelembaban dan Suhu di semakin meningkat konsentrasinya jika
Jalan Dr. Mansyur dan Jalan suhu semakin tinggi. Pada suhu 1500oK
Jend. A.H. Nasution terdapat CO sebesar 0,01%, pada suhu
Parameter Dr. Mansyur Jend. A.H. 2000oK konsentrasi CO sebesar 0,40oK,
Nasution dan pada shu 2500oK konsentrasi CO
I II I II sebesar 3,50% (Wardhana, 2004).
Arah Angin TL Tg B BL Hasil penelitian Instantinova
Kelembaban 53 46 49 46 (2012) menyatakan bahwa hubungan suhu
Suhu 31.5 34.1 33.8 34.3 terhadap konsentrasi gas SO2 adalah
berbanding lurus yaitu jika adanya
Tabel 5. menunjukkan bahwa peningkatan suhu udara, maka konsentrasi
kelembaban tertinggi terdapat pada jalan gas SO2 juga akan semakin meningkat. Hal
Dr. Mansyur pada pengukuran pertama ini dikarenakan suhu yang tinggi akan
yaitu 53% sedangkan kelembaban terendah mempercepat disosiasi gas SO2 menjadi S
terdapat di jalan Jend. A.H. Nasution dan dan O2 sehingga jumlahnya di udara
jalan Dr. Mansyur pada pengukuran kedua semakin banyak.
yaitu 46%. Suhu tertinggi terdapat di jalan Tabel 6. Perbedaan kadar gas CO dan
Jend. A.H. Nasution pada pengukuran SO2 di Jalan Dr. Mansyur
kedua yaitu 34,3oC dan suhu terendah dan Jalan Jend. A.H.
terdapat di Jl. Dr. Mansyur pada Nasution berdasarkan
pengukuran pertama yaitu 31,5oC. volume lalu lintas
Arah angin berguna untuk
mengetahui arah penyebaran polutan Parameter Dr. Jend. A.H.
sehingga dapat menentukan daerah mana Mansyur Nasution
yang akan tercemar, arah angin yang Rata-rata Rata-rata
dilihat adalah pada batasan lokal CO 9.161 17.750
(Rahmawati dalam Harahap, 2013). SO2 59,05 69,93
Kelembaban udara adalah Volume 3123 5783
ditentukan oleh jumlah uap air yang ada di lalu
dalam udara. Faktor-faktor yang lintas
mempengaruhi kelembaban udara adalah
sinar matahari, kabut dan hujan. Kondisi Tabel 6. menunjukkan bahwa kadar
udara yang lembab akan membantu proses CO dam SO2 tertinggi terdapat di jalan
pengendapan bahan pencemar udara Jend. A.H. Nasution dengan rata-rata
karena bahan pencemar tersebut akan volume lalu lintasnya yang tertinggi yaitu
berikatan dengan uap air. Hubungan CO sebanyak 17.750 µg/Nm3 dan SO2
konsentrasi gas SO2 dengan kelembaban sebanyak 69,93 µg/Nm3 dengan rata-rata
adalah berbanding terbalik yaitu jika volume lalu lintas 5783 kendaraan/jam.
konsentrasi kelembaban semakin naik, Sedangkan kadar CO dan SO2 terendah
maka konsentrasi SO2 akan semakin terdapat di jalan Dr. Mansyur dengan rata-
menurun (Instantinova, 2012). rata volume lalu lintasnya yang terendah
Peningkatan suhu dapat menjadi yaitu CO sebanyak 9161µg/Nm3 dan SO2
katalisator reaksi kimia suatu bahan sebanyak 59,05µg/Nm3 dengan rata-rata
pencemar udara. Pada musim kemarau volume lalu lintas 3123 kendaraan/jam.
udara akan lebih kering dengan suhu yang

6
Adanya perbedaan kadar gas CO KESIMPULAN DAN SARAN
dan SO2 di kedua jalan terssebut KESIMPULAN
dikarenakan oleh kendaraan bermotor di 1. Kadar gas karbon monoksida (CO)
jalan Jend. A.H. Nasution lebih banyak di udara pada jalan Dr. Mansyur
sehingga gas emisi dihasilkan lebih banyak adalah 8.016 µg/Nm3 pada
berada di udara dibandingkan dengan pengukuran pertama dan 10.306
kadar gas CO dan SO2 di jalan Dr. µg/Nm3 pada pengukuran kedua.
Mansyur. Selain itu, dilihat juga dari Sedangkan di jalan Jend. A.H.
fungsi jalan Jend. A.H. Nasution sebagai Nasution terdapat kadar CO
jaringan jalan arteri primer dimana sebanyak 17.177 µg/Nm3 pada
kendaraan yang lewat pada jalan tersebut pengukuran pertama dan 18.323
lebih bervariasi jenis mesin dan µg/Nm3 pada penguukuran kedua.
ukurannya. 2. Kadar sulfur dioksida (SO2) di udara
Tabel 7. Perbedaan kadar gas CO dan pada jalan Dr. Mansyur adalah
SO2 di Jalan Dr. Mansyur 57,32µg/Nm3 pada pengukuran
dan Jalan Jend. A.H. pertama dan 60,78µg/Nm3 pada
Nasution Berdasarkan pengukuran kedua. Sedangkan di
Jumlah Pohon jalan Jend. A.H. Nasution terdapat
Parameter Dr. Jend. A.H. kadar CO sebanyak 70,19µg/Nm3
Mansyur Nasution pada pengukuran pertama dan
CO 9.161 17.750 69,73µg/Nm3 pada penguukuran
SO2 59,05 69,93 kedua.
Pohon 37 18 3. Perbandingan volume lalu lintas
yang terdapat di jalan Dr. Mansyur
Tabel 7. menunjukkan bahwa kadar dan jalan Jend. A.H. Nasution adalah
CO dam SO2 tertinggi terdapat di jalan volume lalu lintas di jalan Jend. A.H.
Jend. A.H. Nasution dengan rata-rata Nasution lebih tinggi dengan 5783
volume lalu lintasnya yang tertinggi yaitu kendaraan/jam dibandingkan dengan
CO sebanyak 17.750 µg/Nm3 dan SO2 volume lalu lintas di jalan Dr.
sebanyak 69,93 µg/Nm3 dengan jumlah Mansyur dengan 3123
pohon disekitar titik pengambilan sampel kendaraan/jam.
adalah 18 batang. Sedangkan kadar CO 4. Jumlah pohon di jalan Dr. Mansyur
dan SO2 terendah terdapat di jalan Dr. adalah 37 pohon dan jumlah pohon
Mansyur dengan rata-rata volume lalu di jalan Jend. A.H. Nasution adalah
lintasnya yang terendah yaitu CO 18 pohon.
sebanyak 9161µg/Nm3 dan SO2 sebanyak 5. Hasil pengukuran arah angin,
59,05µg/Nm3 dengan jumlah pohon di kelembaban dan suhu di jalan Dr.
sekitar titik pengambilan sampel adalah 37 Mansyur adalah (timur laut, 53% dan
pohon. 31.5oC pada pengukuran pertama
Adanya perbedaan kadar gas CO dan tenggara, 46% dan 34.1oC pada
dan SO2 di kedua jalan tersebut pengukuran kedua). Hasil
dikarenakan oleh banyaknya pohon di pengukuran arah angin, kelembaban
kedua jalan. Hal tersebut menunjukkan dan suhu di jalan Dr. Jend. A.H.
bahwa kadar polutan di udara akan Nasution adalah (barat, 49% dan
berkurang apabila terdapat banyak 33,8oC pada pengukuran pertama
tanaman yang sangat berpotensi untuk dan barat laut, 46% dan 34.3oC pada
menyerap polutan di udara. pengukuran kedua).
6. Kadar CO dam SO2 yang terdapat di
jalan Jend. A.H. Nasution yaitu CO
sebanyak 17.750 µg/Nm3 dan SO2

7
sebanyak 69,93 µg/Nm3 dengan rata- DAFTAR PUSTAKA
rata volume lalu lintas 5783 Edvin, A., Karmini, M., dan Budiman.
kendaraan/jam. Sedangkan kadar CO 2011. Adaptasi dan Mitigasi
dan SO2 yang terdapat di jalan Dr. Perubahan Iklim di Indonesia.
Mansyur yaitu CO sebanyak Pusat Perubahan Iklim dan
9161µg/Nm3 dan SO2 sebanyak Kualitas Udara, Kedeputian
59,05µg/Nm3 dengan rata-rata Bidang Klimatologi Badan
volume lalu lintas 3123 Meteorologi, Klimatologi dan
kendaraan/jam. Geofisika (BMKG). Jakarta.
7. Kadar CO dam SO2 yang terdapat di Anonimus. 2014. Rekayasa Lalu Lintas
jalan Jend. A.H. Nasution yaitu CO dan Persimpangan Jalan.
sebanyak 17.750 µg/Nm3 dan SO2 Diakses tanggal 08 Oktober 2014.
sebanyak 69,93 µg/Nm3 dengan http://118.97.35.230/library-
jumlah pohon disekitar titik 2/files/endo/Teknik%20perencaan
pengambilan sampel adalah 18 an%20lalu%20lintas.doc.
batang. Sedangkan kadar CO dan Chandra, B. 2006. Pengantar Kesehatan
SO2 terendah terdapat di jalan Dr. Lingkungan. EGC. Jakarta
Mansyur yaitu CO sebanyak Dahlan, E.N. 2007. Identifikasi
9161µg/Nm3 dan SO2 sebanyak Kemampuan Pohon dalam
59,05µg/Nm3 dengan jumlah pohon Menyerap Gas SOx. Jurnal
di sekitar titik pengambilan sampel Fakultas Kehutanan IPB
adalah 37 pohon. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat
Jendral Bina Marga Nomor
SARAN 033/BM/1996 Tentang Tata Cara
1. Perlu diupayakan penanaman pohon Perencanaan Teknik Lansekap
pada jalan raya yang aktivitas lalu Jalan.
lintasnya ramai dan tidak didapatkan Instanova, D.B. 2012. Pengaruh
pohon atau tanaman lain yang Kecepatan Angin, Kelembaban
berpotensi menyerap polutan udara. dan Suhu Udara Terhadap
2. Kepada pemerintah disarankan Konsentrasi Gas Pencemar
untuk mempertahankan dan Sulfur Dioksida (SO2) Dalam
meningkatkan kualitas udara Udara Ambien di Sekitar PT.
terutama pada daerah yang aktivitas Inti General Yaja Steel
transportasinya padat dengan Semarang. Jurnal Fakultas
menambah ruang terbuka hijau Teknik Universitas Diponegoro.
(RTH). Kementrian Perhubungan Republik
3. Perlunya dilakukan pemeriksaan Indonesia. 2012. Trans Media,
emisi gas kendaraan bermotor Kinerja Kementrian
secara rutin untuk mengurangi Perhubungan Tahun 2012.
polusi udara oleh gas CO dan SO2 Kementrian Perbuhungan
pada ruas jalan raya. Indonesia. Jakarta.
4. Perlunya dilakukan penelitian lebih Kompas. 2014. Populasi Kendaraan
lanjut untuk mengetahui kadar gas Bermotor di Indonesia Tembus
CO dan SO2 pada jalan raya dan 104,2 Juta Unit. Diakses tanggal
pengaruhnya terhadap masyarakat 15 Oktober 2014.
yang tinggal di sekitar jalan raya http://otomotif.kompas.com/read/
dan pengguna jalan raya. 2014/04/15/1541211/Populasi.Ke
ndaraan.Bermotor.di.Indonesia.Te
mbus.104.2.Juta.Unit

8
Harahap, Y.Y. 2013. Perbandingan http://ahmadchem.blogspot.com/2
Kadar Karbon Monoksda (CO) 009/11/dampak-pencemaran-
dan Nitrogen Dioksida (NO2) di so2.html
Udara Amben Berdasarkan Santoso, S.N. 2011. Penggunaan
Keberadaan Pohon Angsana Tumbuhan Sebagai Pereduksi
(Pterocarpus indicus di Pencemaran Udara. Jurnal FTSP
Beberapa Jalan Raya di Kota ITS.
Medan Tahun 2012. Skripsi Wardhana, W.A. 2004. Dampak
FKM USU. Pencemaran Lingkungan.
Kusminingrum, N., dan Gunawan, G. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta.
2008. Polusi Akibat Aktivtas WHO, 2014. Ambient Outdoor and
Kendaraan Bermotor di Jalan Health Quality. Diakses tanggal
Perkotaan Pulau Jawa dan Bali. 15 Oktober 2014.
Jurnal Pusat Litbang Jalan dan http://www.who.int/phe/health_to
Jembatan. Diakses tanggal 16 pics/outdoorair/databases/en/
Oktober 2014. WHO, 2014. Air Pollution. Diakses
http://www.pu.go.id/uploads/servi tanggal 16 Oktober 2014.
ces/infopublik20130926120104.p http://www.who.int/topics/air_pol
df lution/en/
Kusminngrum, N. 2008. Potensi WHO. 2002. Bahaya Bahan Kimia pada
Tanaman Dalam Menyerap Kesehatan Manusia dan
CO2 dan CO Untuk Lingkungan. EGC. Jakarta.
Mengurangi Dampak WHO, 1999. Carbon Monoxide (Second
Pemanasan Global. Jurnal Pusat Edition). Publikasi WHO.
Litbang dan Jembatan. Diakses Diakses tanggal 14 Oktober 2014.
tanggal 16 Oktober. http://www.who.int/ipcs/publicati
http://www.pu.go.id/uploads/servi ons/ehc/en/ehc_213_part_1.pdf?u
ces/infopublik20131119123830.p a=1
df Zendrato, E. 2010. Pengukuran Kadar
Mukono, H.J. 2006. Prinsip Dasar Gas Pencemar Nitrogen
Kesehatan Lingkungan. Dioksida (NO2) di Udara
Airlangga University Press. Sekitar Kawasan Industri
Surabaya. Medan. Skripsi FMIPA
Nasrullah, N., Gandanegara, S., Universitas Sumatera Utara
Suharsono,H., Wungkar, M., dan
Gunawan, A.2000. Pengukuran
Serapan Polutan Gas NO2 pada
Tanaman Tipe Pohon, Semak,
dan Penutup Tanah dengan
Menggunakan Gas NO2
Bertanda 15N. Jurnal FMIPA
IPB.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 05/PRT/M/2008 Tentang
Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka
Hijau Di Kawasan Perkotaan.
Rahmanto, A. 2009. Dampak
Pencemaran SO2. diakses
tanggal 3 Maret 2015

You might also like