You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN KEPADATAN LALU LINTAS DENGAN


KONSENTRASI COHB PADA MASYARAKAT
BERISIKO TINGGI DI SEPANJANG JALAN
NASIONAL
KOTA SEMARANG

Devy Noviandhita Anggarani*), Mursid Rahardjo **), Nurjazuli***)


*)Mahasiswa Peminatan Kesehatan Lingkungan FKM UNDIP
**)Dosen Bagian Kesehatan Lingkungan FKM UNDIP
***)Dosen Bagian Kesehatan Lingkungan FKM UNDIP
e-mail : devynoviandhita@gmail.com

ABSTRACT
Road transportation contributes significantly to pollution in urban areas. The more
crowded the existing motor vehicle, the higher the pollution levels of carbon
monoxide (CO) in the air. Exposure of pollutant gases such as CO in the blood
(COHb) in humans will lead to a decrease in capacity of the blood to bind oxygen.
This study aims to determine the relationship and influence of traffic density with
COHb concentrations in high-risk communities along the national road of
Semarang. This type of research is observational research with cross sectional
approach. The population in this study was a 20 point national roads and citizens
who perform activities along the national road. Samples from this study is the fifth
street with the number of respondents as many as 29 people using quota
sampling technique. The results of the study by Spearman rank test showed that
there is a connection traffic density with COHb concentrations in high-risk
communities in the national road of Semarang with (p = 0.0001, r = 0.629) and
with linear regression test found no effect of traffic congestion ( p = 0.0001), air
co levels (p = 0.04) and age (p = 0.009) with COHb concentrations in high-risk
communities. The conclusion of this study is there is a relationship and influence
of traffic density with COHb concentrations in high-risk communities. Suggestions
in this research should be a routine check CO levels of air in the city of Semarang
and the realignment of environmentally friendly commercial district.

Keywords : Traffic Density, Carbon monoxide, Carboxyhemoglobine, Air


Pollution, SemarangCity
Bibliography : 59 (2005 - 2015)

PENDAHULUAN udara yang terbesar, dimana 70%


Pencemaran udara dewasa ini pencemaran udara diperkotaan
semakin menampakkan kondisi yang disebabkan oleh aktivitas kendaraan
sangat memprihatinkan. Sumber bermotor.1 Sumber pencemaran udara
pencemaran udara dapat berasal dari lainnya disebakan dari berbagai kegiatan
berbagai kegiatan antara lain industri, alam, seperti kebakaran hutan, gunung
transportasi, perkantoran, dan meletus, gas alam beracun, dll. Dampak
perumahan. Transportasi di kota-kota dari pencemaran udara tersebut adalah
besar merupakan sumber pencemaran menyebabkan penurunan kualitas udara,

139
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

yang berdampak negatif terhadap Karbonmonoksida (CO), Nitrogenoksida


kesehatan manusia. (NO), Karbondioksida (CO2), gas
Kota Semarang merupakan ibukota Hydrogen (H), hubungan linier dengan
Provinsi Jawa Tengah yang mempunyai peningkatan emisi gas sisa pembakaran.
luas 373,73 km2 dengan pertumbuhan Setiap kendaraan akan menghasilkan gas
jumlah penduduk yang pesat.2 Dengan sisa pembakaran sesuai dengan cara
bertambahnya jumlah penduduk berarti pengoperasian mesin. Pada kondisi
semakin meningkat pula kebutuhan kendaraan hidup stasioner memberikan
karena aktifitas masyarakat juga semakin emisi lebih besar dibandingkan dengan
meningkat. Hal ini menyebabkan jumlah kendaraan berjalan. Kemacetan lalu lintas
perjalanan bertambah, yang berakibat akibat peningkatan perbandingan
meningkatnya kebutuhan akan alat kapasitas jalan dan volume kendaraan,
transportasi. diduga memberikan kontribusi lebih besar
Pertambahan jumlah penduduk dalam meningkatkan konsentrasi emisi
menyebabkan meningkatnya kebutuhan gas buang.4
hidup sehingga jumlah perjalanan di ruas- Polutan yang dihasilkan dari emisi
ruas jalan kota Semarang semakin gas buang kendaraan bermotor salah
bertambah, yang berakibat jumlah satunya adalah Karbonmonoksida (CO).
kendaraan bermotor yang turun ke jalan Karbon monoksida (CO) merupakan
semakin banyak. Perkembangan kota- senyawa yang sangat beracun. Karbon
kota besar di negara berkembang tidak monoksida adalah jenis gas tidak
terlepas dari kemacetan arus lalu lintas, berwarna, tidak berbau, tak berasa dapat
karena pertumbuhan kendaraan yang terbakar dan mudah meledak, gas ini lebih
pesat dan kurangnya penambahan ruas- ringan dari udara.3 Sumber potensi gas
ruas jalan. Kemudian kendaraan – karbon monoksida (CO) adalah apabila
kendaraan ini yang turut menyumbang ada pembakaran tidak sempurna bahan
polutan dalam udara melalui emisi atau organik seperti mesin pembakar internal
gas buangan kendaraan bermotor. bertenaga minyak dan diesel, tungku
Masalah pencemaran udara dari pembakaran, pekerjaan peledakan dan
sektor transportasi sudah saatnya api. CO yang diabsorbsi hanya melalui
mendapat perhatian serius, seperti paru-paru dan di dalam darah akan
keseriusan untuk juga mendapatkan berikatan dengan haemoglobin
sistem transportasi yang lebih baik efisien, membentuk karboksihemoglobin dan
murah dan nyaman. Sektor transportasi dalam jaringan, gas ini akan berikatan
meskipun bukan satu-satunya, merupakan dengan zat-zat yang mengandung besi
kontributor besar dalam pencemaran yang lainnya seperti mioglobin, sitokrom,
terjadi khususnya di kota–kota besar. sitokrom oksidase dan katalase.3 Karbon
Bahkan di negara-negara berkembang monoksida juga terbentuk secara alami di
sektor transportasi merupakan kontributor dalam tubuh, demikian juga
utama pencemaran udara. Khususnya karboksihemoglobin. Dari Encyclopedia of
untuk jenis-jenis pencemar : karbon Occupattional Health & Safety, Kadar
monoksisa (CO), nitrogen oksida (Nox), normal karboksihemoglobin dalam darah
hidrokarbon (HC), timah hitam (Pb) dan adalah sampai 1% COHb pada bukan
karbon dioksida (CO2), yang semuanya perokok dan 2-10% COHb pada
bukan hanya berbahaya bagi kesehatan perokok.3Pada kadar CO dalam darah
manusia tetapi juga mengancam (COHb) 7% sudah memberikan pengaruh
lingkungan, bahkan lingkungan global.3 pusing-pusing, 45% mual dan
Proses pembakaran pada kemungkinan hilang kesadaran. Kadar
kendaraan bermotor tidak ada yang 60% menyebabkan koma dan 95%
berlangsung secara sempurna. Proses menyebabkan kematian.7
pembakaran tidak sempurna Kota Semarang merupakan kota
menghasilkan hidrokarbon (HC), dengan kondisi lalu lintas yang padat.

140
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Kemacetan jalan umumnya terjadi di jalan COHb.11Jumlah sampel manusia untuk


nasional yang merupakan jalan keseluruhan yaitu 29 sampel.
penghubung utama antara Kota Data primer dalam penelitian ini
Semarang dengan kota-kota lain, baik diperoleh dari observasi dan pengukuran
secara konstelasi regional (Kendal, Boja, kepadatan lalu lintas dengan hand tally
Ungaran, Purwodadi, dan Demak) counter, kadar CO udara ambien dengan
maupun nasional (Jakarta, Solo, menggunakan CO digital analyzer(metode
Yogyakarta, Surabaya). Kondisi ini electrochemical) yang dilakukan selama
diperkirakan menghasilkan emisi gas CO 10 menit dan masing – masing dilakukan
yang menyebabkan konsentrasi tinggi di pada pagi hari (07.30-08.30 WIB).,
udara. Tingginya konsentrasi gas CO konsentrasi COHb dalam darah
udara dapat mempengaruhi konsentrasi menggunakan metode spektrofotometri di
COHb darah bagi orang yang terpajan Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu
secara terus menerus. Konsentrasi COHb Kesehatan Universitas Muhammadiyah
yang tinggi dalam darah dapat Surakarta (FIK UMS), serta wawancara
menimbulkan gangguan kesehatan. singkat menggunakan kuesioner dengan
Petugas parkir, pedagang kaki lima, responden.
pejalan kaki, polusi lalu lintas dan Data sekunder berasal dari data
penunggu transportasi umum di yang diperoleh dari instansi terkait dan
sepanjang jalan Nasional Kota Semarang jurnal-jurnal penelitian sebelumnya.
merupakan sekelompok orang yang Seperti data Rekapitulasi survey lalu lintas
terpapar CO setiap hari dari emisi dari Dinas Perhubungan Komunikasi dan
kendaraan bermotor. Peningkatan volume Info Jawa Tengah (Dishubkominfo Jateng)
lalu lintas diduga kuat akan meningkatkan dan data kualitas CO udara ambien dari
konsentrasi gas buang sisa pembakaran Balai Lingkungan Hidup Kota Semarang
kendaraan bermotor pada sepanjang (BLH Kota Semarang).
Jalan Nasional Kota Semarang. Meskipun Uji normalitas dalam penelitian ini
penelitian mengenai sebaran secara dengan menggunakan Saphiro-Wilk.
spasial kepadatan lalu lintas di jalan Ujihubungan kepadatan lalu lintas, kadar
Nasional Kota Semarang sudah pernah CO udara ambien dengan konsentrasi
ada, tetapi transportasi selalu berkembang COHb menggunakanuji Rank Spearman.
sehingga membutuhkan penelitian baru Untuk menguji perbedaan konsentrasi
yang dapat dijadikan referensi untuk COHb berdasarkan status gizi
pengendalian pencemaran udara menggunakan Uji One Way Annova.
khususnya di Kota Semarang. Sedangkan Untuk menguji perbedaan
konsentrasi COHb berdasarkan
Metode Penelitian karakteristik responden lainnya
Penelitian menggunakan jenis menggunakan uji T Test apabila data
penelitian observasional, dengan berdistribusi normal dan Uji Mann Whitney
menggunakan pendekatan cross untuk data tidak berdistribusi tidak normal.
sectional. Populasi dalam penelitian ini Hasil dan Pembahasan
adalah titik-titik pada ruas jalan nasional di
Kota Semarang yang berjumlah 20 titik. Kepadatan Lalu Lintas, Kadar CO
Cara pengambilan sampel menggunkan Udara Ambien dan Rata-rata
teknik purposive sampling. Jumlah sampel Konsentrasi COHb
lokasi sebanyak 5 titik kemudian diambil
Lokasi Kepadatan Kadar CO COHb
5-6 sampel (manusia) untuk pemeriksaan Lalu Lintas Udara (%)
COHb. Penentuan jumlah sampel (kend/jam) (µg/Nm )
3

menggunakan quota samplingyaitu Teuku Umar 11.280 11.443 4,8


pengambilan sampel yang dilakukan Wahidin 8.160 11.443 2,8
tanpa hitungan statistik dan akan diambil MT Haryono 8.640 9.154 2,9
5-6 sampel (manusia) untuk pemeriksaan B. Soediarto 15.420 22.885 5,4

141
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Pandanaran 10.320 10.298 3,2 Berbeda dengan hasil penelitian


Rata-rata 10.464 13.044,6 3,82 sebelumnya dari Suprapti yang
Baku Mutu 15.000 2 menyatakan bahwa kepadatan lalu lintas
tidak berhubungan dengan konsentrasi
Rata-rata kepadatan lalu lintas adalah COHb. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan
10.464 smp/jam, dengan jumlah rata-rata perbedaan waktu pengukuran kepadatan
paling banyak di Jl Brigjen Soediarto dan lalu lintas yang bukan pada jam puncak.15
jumlah rata-rata kendaraan paling sedikit Terjadinya kemacetan lalu lintas akan
di Jl Wahidin. Rata-rata konsentrasi CO memperbesar emisi gas
udara ambien adalah 13.044,6 µg/Nm3 Karbonmonoksida (CO) karena terjadi
dengan konsentrasi rata-rata tertinggi di Jl pembakaran yang tidak sempurna, hingga
Brigjen Soediarto dan konsentrasi hampir 6 kali bila lalu lintas tidak
terendah berada di Jl MT. mengalami kemacetan.13 Paparan
Haryono.Sedangkan rata-rata konsentrasi tersebut yang memberikan beban kepada
COHb adalah 3,82 %, rata-rata responden masyarakat disekitar jalan baik pemukim,
yang memiliki konsentrasi COHb tertinggi pengasong, polisi lalu litas, pekerja di
berada di Jl Brigjen Soediarto dan pinggir jalan, karena mereka menghirup
terendah di Jl Jl Wahidin. Karbonmonoksida (CO) setiap harinya

Hubungan Kepadatan Lalu Lintas Hubungan Kepadatan Lalu Lintas


dengan Konsentrasi COHb pada dengan Konsentrasi COHb pada
Masyarakat berisiko tinggi Masyarakat berisiko tinggi
Berdasarkan uji Spearman seperti Berdasarkan uji Spearman seperti hasil
hasil perhitungan menunjukkan nilai perhitungan menunjukkan nilai koefisien
koefisien korelasi (r) sebesar 0,629 dan p korelasi (r) sebesar 0,654 dan p = 0,001
= 0,001 (p < 0,05)sehingga Ho ditolak hal (p <0,05) hal ini berarti bahwa hubungan
ini berarti bahwa ada hubungan antara antara kadar CO udara ambien dengan
kepadatan lalu lintas dengan konsentrasi konsentrasi COHb adalah bermakna. Nilai
COHb. Nilai koefisien korelasi sebesar korelasi Spearman sebesar 0,654
0,629 menunjukkan arah korelasi positif menunjukkan arah korelasi positif dengan
dengan kekuatan korelasi kuat. kekuatan korelasi kuat.

Tabel 1.Hubungan kepadatan lalu lintas Tabel 2. Hubungan kadar CO udara


dengan konsentrasi COHb ambien dengan konsentrasi COHb
Konsentrasi COHb Konsentrasi COHb
Kepadatan r 0,629 Kadar CO r 0,654
lalu lintas udara p <0,0001
p <0,0001
ambien n 29
n 29

Semakin padat kendaraan yang Hasil penelitian ini sejalan dengan


berlalu-lalang maka akan menyebabkan penelitian yang dilakukan oleh Dince
semakin tingginya konsentrasi gas CO di Eliana pada pekerja bengkel. Dari hasil uji
udara, karena sumber polusi utama statistic pada tingkat kesalahan 5%
adalah berasal dari transportasi dan 70 % didapatkan p<0,05 (0,038 < 0,05) dan nilai
yang dihasilkan dari sumber pencemar r sebesar 0,466 yang mana menunjukkan
utama adalah gas CO.14Emisi kendaraan bahwa Ha diterima yaitu terdapat
bermotor diyakini mengakibatkan atau hubungan antara kadar CO udara dengan
mempunyai kontribusi yang cukup luas kadar COHb dalam darah. Hal ini sesuai
terhadap gangguan kesehatan dengan teori bahwa semakin tinggi kadar
masyarakat salah satunya adalah dampak CO udara akan menyebabkan tingginya
dari gas CO. konsentrasi COHb pada manusia, hal ini
disebabkan karena tingginya konsentrasi

142
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

pemaparan yang dapat menyebabkan akan berkurang.Padahal seperti diketahui


konsentrasi COHb semakin meningkat.14 oksigen sangat diperlukan oleh sel-sel
Keberadaan gas CO akan sangat dan jaringan tubuh untuk melakukan
berbahaya jika terhirup oleh manusia fungsi metabolisme. Kedua, gas CO akan
karena gas itu akan menggantikan posisi menghambat komplek oksidasi sitokrom.
oksigen yang berkaitan dengan Halini menyebabkan respirasi intraseluler
haemoglobin dalam darah. Gas CO akan menjadi kurang efektif. Terakhir, CO dapat
mengalir ke dalam jantung, otak, serta berikatan secara langsung dengan sel otot
organ vital. Ikatan antara CO dan jantung dan tulang. Efek paling serius
heamoglobin membentuk COHb yang jauh adalah terjadi keracunan secara
lebih kuat 200 kali dibandingkan dengan langsung terhadap sel-sel tersebut,
ikatan antara oksigen dan haemoglobin. juga menyebabkan gangguan pada sistem
Akibatnya sangat fatal. Pertama, oksigen saraf.10
akan kalah bersaing dengan CO saat Perbedaan Konsentrasi COHb menurut
berikatan dengan molekul haemoglobin. Karakteristik Responden
Ini berarti kadar oksigen dalam darah
1. Perbedaan Konsentrasi COHb menurut karena terdapat faktor lain yang lebih
Status Gizi besar pengaruhnya dengan konsentrasi
Responden dengan Indeks Massa COHb.
Tubuh (IMT) normal memiliki rata-rata
konsentrasi tertinggi yaitu 4,04% COHb. 2. Perbedaan Konsentrasi COHb menurut
Berdasarkan uji Annova diketahui nilai p = Kebiasaan Merokok Responden
0,548 menunjukkan tidak ada perbedaan Berdasarkan data deskriptif,
yang bermakna atau dengan kata lain responden penelitian ini mayoritas
status gizi tidak mempengaruhi memiliki kebiasaan merokok sebesar 69%
konsentrasi COHb responden. Status gizi (responden) dan dari hasil penelitian
yang buruk dapat disebabkan oleh ditemukan perbedaan konsentrasi COHb
berbagai faktor diantaranya adalah yaitu konsentrasi responden yang
asupan makanan yang kurang, bahkan merokok adalah 4,16% dan lebih tinggi
berlebihan. Dengan status gizi yang dibandingkan dengan responden yang
kurang ataupun berlebih tentunya dapat tidak merokok sebesar 3,75%. Namun,
berpengaruh terhadap berkurangnya berdasarkan uji T-test diperoleh nilai p
fungsi organ tubuh lainnya.44 value 0,42 sehingga menunjukkan tidak
Penelitian ini sejalan dengan terdapat perbedaan yang nyata
penelitian sebelumnya oleh Suprapti konsentrasi COHb antara responden yang
dimana hasil penelitiannya juga merokok dan tidak merokok di sepanjang
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan Jalan Nasional Kota Semarang.
bermakna antara responden yang memiliki Hasil penelitian ini sejalan dengan
IMT normal dan yang tidak normal.15 penelitian Qauliyah tentang konsentrasi
Seharusnya responden yang memiliki IMT cohb pada pegawai bengkel yang
normal maka konsentrasi COHbnya menunjukkan bahwa jumlah mekanik yang
semakin kecil atau rendah. Karena, merokok adalah 11 orang atau sebesar
seseorang tenaga kerja dengan keadaan 50% dan yang tidak merokok 11 orang
gizi yang baik akan memiliki kapasitas dan atau 50%. Dari mekanik yang merokok
ketahanan tubuh yang lebih baik.13 Tetapi tersebut, 2 orang atau 18,2% kadar CO
dalam penelitian ini didapatkan bahwa darahnya tidak memenuhi syarat.
tidak ada perbedaan konsentrasi Sedangkan yang tidak merokok terdapat 4
karboksihemoglobin, hal tersebut dapat orang atau sekitar 36,4% kadar CO dalam
terjadi karena responden dalam penelitian darahnya tidak memenuhi syarat. Menurut
ini mayoritas sebanyak 18 responden penelitian, perokok pasif memiliki risiko
adalah responden dengan kategori status yang lebih besar dibandingkan perokok
gizi yang normal. Selain itu mungkin aktif. Perokok pasif menghirup asap rokok

143
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

melalui hidung secara langsung. Hal ini dipengaruhi oleh lama bekerja, akan tetapi
sangat berbahaya karena asap yang lebih cenderung dipengaruhi oleh
keluar didalamnya terdapat ribuan zat-zat kebiasaan merokok.53 Selain itu penelitian
kimia dan salah satunya adalah CO.56 Ahirawati. Dwi A menyatakan ada
hubungan massa kerja dengan kadar
3. Perbedaan Konsentrasi COHb menurut COHb dalam darah.17
Masa Kerja Responden
4. Perbedaan Konsentrasi COHb menurut
Sebagian besar responden dengan Lama Paparan Responden
masa kerja lebih dari 3 tahun sebesar 58,6
% (17 responden). Rata-rata konsentrasi Lamanya seseorang bekerja sehari
COHb responden yang bekerja kurang secara baik pada umumnya adalah 6 – 8
dari 3 tahun lebih besar jika dibandingkan jam. Ketentuan waktu yang wajib
dengan rata-rata konsentrasi COHb dilaksanakan adalah :
responden yang bekerja lebih dari 3
tahun. Berdasarkan uji Mann Whitney 1) 7 jam sehari dan 40 jam seminggu
diperoleh nilai p < 0,05 yaitu 0,005. untuk 6 hari kerja dalam seminggu
Dengan demikian dapat diambil 2) 8 jam sehari atau 40 jam seminggu untuk
kesimpulan bahwa perbedaan antara 5 hari kerja dalam seminggu.15
konsentrasi COHb pada responden yang Berdasarkan hal tersebut,
bekerja kurang dari 3 tahun dan kategori responden dibedakan menjadi 2
responden yang bekerja lebih dari 3 tahun yaitu responden dengan lama paparan <
di sepanjang Jalan Nasional Kota 40 jam per minggu dan > 40 jam per
Semarang adalah bermakna atau dengan minggu. Responden yang memiliki kadar
kata lain masa kerja mempengaruhi COHb tinggi adalah kategori >40 jam per
konsentrasi COHb. minggu. Dengan uji statistik Mann
Berdasarkan teori, semakin lama Whitney didapat hasil p value = 0,92 (p
orang bekerja di pinggir jalan maka value > 0,05 yang dapat disimpulkan
semakin banyak kandungan COHb dalam bahwa tidak terdapat perbedaan yang
darahnya. Hal ini mungkin disebabkan bermakna antara lama paparan dengan
karena semakin lama orangbekerja di kadar COHb dalam darah pada
pinggir jalan, maka semakinbanyak CO responden. Artinya, lama paparan tidak
yang dikeluarkan oleh kendaraan mempengaruhi konsentrasi COHb.
yangdihirupnya. Namun demikian untuk Hal ini berbanding terbalik dengan
masa kerja>3 tahun ternyata kandungan penelitian sebelumnya, dimana pada
COHb dalamdarahnya lebih sedikit dari penelitian sebelumnya diperoleh hasil
masa kerja <3 tahun.Hal ini mungkin bahwa ada hubungan antara lama
disebabkan karena sampel untukmasa paparan dengan kadar COHb dalam
kerja <3 tahun memiliki faktor lain yang darah, yang berarti semakin lama
mempengaruhi konsentrasi cohb seperti seseorang terpapar gas CO maka kadar
status gizi, riwayat penyakit paru, dan COHb dalam darah pada orang tersebut
tergantung dari paparan CO udara yang juga akan tinggi. Hal ini juga disebutkan
diterima. Selainitu responden yang dalam hasil penelitian Mustika
terambil sebagai sampel masa kerja>3 Chasanatusy bahwa semakin lama para
tahun ternyata tidak mempunyai pedagang memperoleh paparan gas CO
kebiasaanmerokok yang mungkin lebih dari asap kendaraan bermotor berisiko
banyak dapat mempengaruhi meningkatkan kadar COHb dalam darah.
kandunganCOHb dalam darahnya.16 Hal ini sesuai dengan sifat COHb yaitu
Penelitian ini sejalan dengan beberapa kali lebih stabil dibandingkan
penelitian Nia Erva Zuhriyah yang dengan Oksihemoglobin sehingga reaksi
mengemukakan bahwa kandungan COHb ini mengakibatkan berkurangnya
dalam darah tidak sepenuhnya kapasitas darah untuk menyalurkan

144
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

oksigen kepada jaringan tubuh.18 oleh adanya faktor lain yang lebih
Perbedaan hasil penelitian ini mungkin mempengaruhi tingginya konsentrasi
dikarenakan lama paparan bukan COHb seperti kadar CO udara ambien di
merupakan satu-satunya faktor yang lokasi bekerja.18
dapat mempengaruhi tingginya
konsentrasi COHb. 6. Perbedaan Konsentrasi COHb menurut
5. Perbedaan Konsentrasi COHb menurut Riwayat Penyakit Paru
Kebiasaan Pemakaian Masker Berdasarkan penelitian dapat
diketahui bahwa responden penelitian
Alat Pelindung Diri (APD) sangat sebagian besar tidak memiliki riwayat
dibutuhkan dalam melakukan suatu penyakit paru sebesar 89,7 % (26
kegiatan, tidak hanya untuk bekerja, responden). Dan rata-rata konsentrasi
melainkan pada saat berkendaraanpun COHb responden yang memiliki riwayat
diperlukan APD yang sesuai yang penyakit paru lebih besar dibandingkan
berfungsi unutk menlindungi diri dari dengan responden yang tidak memiliki
berbagai risiko yang dapat mengganggu riwayat yaitu 5,67 % dan 3,66 %.
kesehatan. Salah satu APD yang Berdasarkan Mann Whitney diperoleh
digunakan pada saat berkendaraan nilai p < 0,05 yaitu 0,017. Dengan
adalah masker. Masker ini digunakan demikian dapat diambil kesimpulan
untuk melindungi partikulat-partikulat bahwa riwayat penyakit paru dapat
debu yang dapat masuk ke dalam tubuh mempengaruhi konsentrasi COHb pada
bahkan kealiran darah yang dapat responden di sepanjang Jalan Nasional
mengganggu kesehatan.44 Kota Semarang.
Riwayat gangguan pernapasan
Berdasarkan data deskriptif dapat memperparah konsidi kesehatan
diketahui bahwa sebagian besar dari responden ketika terpapar gas CO,
responden tidak menggunakan masker karena kondisi tersebut dapat
pada saat berangkat bekerja, yaitu memudahkan seseorang untuk
sebanyak 28 orang, dan yang kambuh.Tingginya konsentrasi COHb
menggunakan masker pada saat pada responden yang memiliki penyakit
berangkat ke kerja hanya 1 orang. Dari paru dikarenakan system pernafasan
keduanya rata-rata konsentrasi COHb atau pertukaran O2 nya terganggu atau
paling banyak adalah pada responden kurang lancer. Sehingga apabila
yang tidak menggunakan masker pada seseorang pernah, atau sementara
saat berangkat yaitu 3,9%. Dari hasil uji menderita penyakit system pernapasan,
statistik mann whitney didapat hasil p maka akan meningkatkan risiko
value= 0,48 yang berarti tidak ada timbulnya penyakit system pernapasan
perbedaan kadar COHb dalam darah jika terpapar CO akan dapat
berdasarkan penggunaan masker pada menyebabkan tingginya konsentrasi
responden. Meskipun tidak ada COHb.15
perbedaan yang signifikan namun Berbeda dengan penelitian dari
berdasarkan data deskriptif dapat Ummi yang menunjukkan tidak ada
diketahui bahwa rata-rata kadar COHb hubungan di antara riwayat penyakit
yang paling tinggi adalah pada paru dengan konsentrasi COHb,
responden yang tidak menggunakan dikarenakan perbedaan karakteristik
masker pada saat berangkat bekerja responden. Serta penyaringan
atau sebaliknya. responden, responden penelitian umi
Penelitian dari Novita juga memiliki riwayat penyakit paru terdapat
menunjukkan hasil p value= 0,787 yang kadar COHb tidak normal di dalam
berarti tidak ada perbedaan kadar COHb darah sebanyak 56%, dan responden
dalam darah berdasarkan penggunaan yang tidak memilki riwayat penyakit paru
masker pada responden. Disebabkan

145
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

terdapat kadar COHb tidak normal di Kepadatan dengan


dalam darahnya sebanyak 33,3%.17 Konsentrasi COHb
Pengaruh Kepadatan Lalu Lintas, Hasil penelitian ini sesuai dengan
Kadar CO udara Ambien, Masa Kerja teori bahwa kepadatan lalu lintas
dan Riwayat Penyakit Paru dengan mempengaruhi konsentrasi COHb pada
Konsentrasi COHb masyarakat. Hal ini terjadi melalui proses
Setelah dilakukan analisis bivariat terbentuknya gas buang dari pembakaran
antara variabel bebas dan terikat bahan bakar kendaraan bermotor yang
dilanjutkan dengan analisis regresi untuk tidak sempurna. Gas buang kendaraan
melihat pengaruh dari variabel yang bermotor juga langsung masuk ke dalam
berhubungan dengan konsentrasi COHb lingkungan jalan rayayang sering dekat
pada masyarakat berisiko tinggi di dengan masyarakat, dibandingkan dengan
sepanjang jalan nasional Kota Semarang. gas buang dari cerobongindustri yang
Dilihat dari p value yang terendah, tinggi.34
kepadatan kendaraan merupakan variabel
CO (Karbon monoksida)
yang paling berpengaruh secara signifikan
merupakan salah satu gas buangan
terhadap konsentrasi COHb p= 0,0001
terbesar dari kendaraan bermotor yang
(p<0,05), kemudian diikuti masa kerja
dapat masuk ke dalam tubuh manusia
dengan p value = 0,009, dan kadar CO
melalui pernapasan dan dapat
udara p value = 0,04. Riwayat penyakit
mengganggu kesehatan karena
paru meskipun berhubungan dengan
keberadannya dalam tubuh dapat
konsentrasi COHb tidak menunjukkan
menggeser posisi oksigen dalam mengikat
pengaruh terhadap konsentrasi COHb
hemoglobin.36 Tidak hanya pekerja
secara signifikan karena menurut uji
bengkel yang berisiko tetapi masyarakat
statistic memiliki p value 0,093 (p > 0,05)
yang tinggal atau melakukankegiatan
dibandingkan p value kadar CO udara
lainnya di sekitar jalan yang padat lalu
terhadap konsentrasi COHb p=0,76
lintas kendaraan bermotor danmereka
(p>0,05). Nilai adjusted R square atau
yang berada di jalan raya seperti para
koefisien determinan sebesar 73% artinya
pengendara bermotor, pejalan kaki, polisi
persamaan yang diperoleh mampu
lalu lintas, tukang parker, penjaja
menjelaskan bahwa kepadatan lalu lintas,
makanan sering kali terpajan oleh bahan
masa kerja dan kadar CO udara ambien
pencemar CO yangkadarnya cukup tinggi.
mempengaruhi konsentrasi COHb
sebesar 73%. Sebesar 27 sisanya, Kesimpulan
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak 1. Jumlah kendaraan pada ruas Jalan
diteliti dalam penelitian ini. Nasional Kota Semarang berada pada
kisaran 8.160 satuan mobil
20000 15420 penumpang (smp)/jam - 15.420 satuan
Kepadatan lalu lintas

15000 1032011280 mobil penumpang (smp)/jam. Rata-


8160 8640 rata kepadatan lalu lintas di lokasi
10000
penelitian adalah 10.464 smp/jam,
5000
dengan jumlah rata-rata terbanyak di
0 Jalan Brigjen Soediarto dan jumlah
0 2 4 6 rata-rata kendaraan paling sedikit di Jl
Konsentrasi COHb MT. Haryono.
2. Kadar Karbon monoksida (CO) pada
ruas jalan nasional menunjukkan
Gambar 1. Scatter Plot rentang antara 9.154 µg/Nm3 -
Persamaan Regresi 22.885µg/Nm3. Rata-rata kadarCO
udara ambien adalah 13.044,6

146
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

µg/Nm3( < 15.000 µg/Nm3) dengan


nilai terendah berada pada Jl MT
Haryono dan tertinggi di Jl Brigjen
Soediarto
3. Ada hubungan kepadatan lalu lintas
dengan konsentrasi gas CO di Jalan
Nasional Kota Semarang (nilai
koefisien korelasi (r) sebesar 0,629
dan p < 0,0001)
4. Ada hubungan antara konsentrasi gas
CO dengan konsentrasi COHb pada
masyarakat berisiko tinggi di lokasi
penelitian.
5. Tidak ada perbedaan bermakna
konsentrasi COHb menurut status gizi,
kebiasaan merokok, lama pemaparan
dan pemakaian masker.
6. Ada perbedaan konsentrasi COHb
menurut masa kerja dan status riwayat
penyakit paru.
7. Ada pengaruh kepadatan lalu lintas
dengan konsentrasi COHb dengan p
value = 0,0001 (p < 0,05)
Saran
1. Penataan kembali kawasan komersial
yang berwawasan lingkungan seperti
menambah ruang hijau di kota dan
sepanjang jalan nasional terutama
Jalan Brigjen Soediarto yang nilainya
sudah melebihi ambang batas dan
pembangunan gedung perparkiran di
beberapa titik di Jl MT Haryono untuk
mengurangi kemacetan.
2. Diadakan pemeriksaan rutin dan
berkala terhadap kualitas udara ambien
di Kota Semarang oleh Pemerintah
Kota Semarang dan penyuluhan
tentang bahaya pemaparan gas CO
terhadap kesehatan dan faktor-faktor
risiko yang mempengaruhi kepada
masyarakat.
3. Untuk masyarakat perlu peningkatan
kesadaran untuk mengurangi
kebiasaan merokok, pemeriksaan
kesehatan rutin, dan menggunakan
masker saat bekerja dan mengendarai
motor.
4. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya
dilakukan pada lokasi penelitian yang
sama dengan sampel responden yang
lebih banyak dan memperhitungkan
faktor-faktor meteorologi.

147
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Daftar Pustaka
831526.Pdf. Diakses Tanggal 20
Desember 2015
12. Mellisa.Persamaan
1. Sudiro. Pengelolaan Kualitas Udara Gaussian.Http://Digilib.Itb.Ac.Id/Files/D
Sektor Transportasi: Analisis Kasus isk1/555/Jbptitbpp-Gdl-Melissanim-
Beberapa Kota Di Dunia Sudiro Dosen 27721-3-2007ta-2.Pdf. Diakses Pada
Teknik Lingkungan Ftsp Itn Malang.12 Tanggal 20 Desember 2015
(6), 2008: hlm 1-13 13. Mulia, R.M. 2005. Kesehatan
2. Permendagri No. 56 Tahun 2015 Lingkungan. Graha Ilmu. Yogyakarta
tentang Kode dan Data Wilayah 14. Zendrako, E. Pengukuran Kadar Gas
Administraasi Pemerintahan. (Online). Pencemar Nitrogen Dioksida Di Udara
(www.kemendagri.go.id Diakses Pada Sekitar Kawasan Industri. Medan:
Tanggal 27 November 2015) Universitas Sumatera Selatan. 2010
3. Agusnar, H. Kimia Lingkungan. Medan 15. Awal S. Analisa Kinerja Mesin Bensin
: USU Press, 2007. Berdasarkan Hasil Uji Emisi. Media
4. Surat Keputusan Gubernur Provinsi Smartek. Penerbit Jurusan D3 Teknik
Jawa Tengah No. 8 tahun 2001 Mesin st Universitas Tadulako, Palu,
tentang Baku Mutu Kualitas Udara 2009
Ambien Provinsi Jawa Tengah 16. Fardiaz, S.. Polusi Air Dan Udara.
5. H.J. Mukono, Prinsip Dasar Kesehatan Kanisius. Yogyakarta. 2010
Lingkungan, (Edisi Revisi) Surabaya:
Airlangga University Press, 2006) 17.Ratnawati.The Effect Of Electrical
6. Praja. Gas Penyebab Emisi Udara. Stimulation (Es) On Strength Of
Yogyakarta: Kanisius, 2006. Quadricep Femoris Muscle In Acute
7. Azmi, Rifaatul. Pengetahuan, Sikap, Exacerbation And Post Acute
dan Tindakan Supir Angkutan Kota Exacerbation Copd Patien, Maj Kedokt
Medan Trayek Marrtubung-Amplas Indon. 60 (6) 2010
tentang Pentingnya Uji Emisi 18.Mursid Raharjo,dkk. Ancaman Karboksi
Kendaraan Bermodot di Medan Tahun Haeomoglobine (Cohb) Masyarakat
2010. USU, 2010 Beresiko Tingi Pada Ruas Jalan
8. Eva Kartikaningtyas. Faktor Yang Nasional, (Online), 2013,
Berhubungan Dengan Kapasitas Vital (http://Core.Ac.Uk/Download/Files/379
Paru (Studi Kasus Pada Karyawan /11705508.Pdf Diakses Pada Tanggal
Industri Genteng Hst Sokka Desa 28 November 2015)
Kuwayuhan Kecamatan Pejagoan
Kabupaten Kebumen Tahun 2013).
Unnes. Diakses Pada Tanggal 28
November 2015
9. Mukono.Toksikologi Lingkungan,
Surabaya: Airlangga University
Press.2005
10. Sarudji, D.. Kesehatan Lingkungan.
Cv. Karya Putra Darwati. Bandung.
2010
11. E, Endrayanan Putut L. Tesis Simulasi
Model Dispersi Polutan Karbon
Monoksida Di Pintu Masuk Tol (Studi
11. Kasus Line Source Di Ruas Tol
Dupak, Surabaya). Its.
Http://Digilib.Its.Ac.Id/Public/Its-
Master-18907-Presentation-

148

You might also like