Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Traffic flow characteristics is one factor that affects increasing of air pollution from transport sector. This
research deals with CO gas concentration at roadside ambient air and its relationships with traffic flow
characteristics on secondary road network of Padang city. Sampling is carried out in accordance with SNI-
19-7119.9-2005 in three streets of Jl. Raya By Pass, Jl. Bagindo Aziz Chan, and Jl. Perintis Kemerdekaan as
the secondary arterial, collector, and local roads, consecutively. Impinger tool is used in CO gas sampling,
and then analyzed by spectrophotometric method. The highest of average CO gas concentration are
376,99µg/Nm3 at Jl.Perintis Kemerdekaan, 331,95 µg/Nm3 at Jl.Bagindo Aziz Chan, and 285,16 µg/Nm3 at
Jl.Raya By Pass. Correlation and regression analysis showed that CO gas concentration have very strong
relationships with traffic density at Jl.Raya By Pass and Jl.Bagindo Aziz Chan in the form of polynomial
function, and with traffic volume at Jl.Perintis Kemerdekaan in exponential function.
Keywords: CO gas, secondary road network, traffic flow characteristics, roadside ambient air
Abstrak
Peningkatan pencemaran udara dari sektor transportasi di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh
karakteristik lalu lintas.Penelitian ini bertujuan menganalisis konsentrasi CO di udara ambien roadside dan
hubungannya dengan karakteristik lalu lintas di jaringan jalan sekunder Kota Padang. Sampling dilakukan
sesuai SNI-19-7119.9-2005 di tiga ruas jalan yaitu Jl.Raya By Pass, Jl.Bagindo Aziz Chan, dan Jl.Perintis
Kemerdekaan, masing-masing sebagai jalan arteri, kolektor, dan lokal sekunder. Sampling CO menggunakan
alat impingerdan analisis dilakukan dengan metode spektrofotometri. Konsentrasi gas CO rata-rata dari yang
terbesar didapatkan di Jl.Perintis Kemerdekaan 376,99µg/Nm3, Jl.Bagindo Aziz Chan 331,95 µg/Nm3, dan
Jl.Raya By Pass 285,16 µg/Nm3. Dari hasil analisis korelasidan regresi didapatkan konsentrasi CO memiliki
hubungan sangat kuat dengan kepadatan lalu lintas pada Jl.Raya By Pass dan Jl.Bagindo Aziz Chan dalam
bentuk fungsi persamaanpolinomial pangkat dua, sedangkan pada Jl.Perintis Kemerdekaan dengan volume
lalu lintas dalam bentuk persamaan eksponensial.
Kata Kunci: gas CO, jaringan jalan sekunder, karakteristik lalu lintas, udara ambien roadside
PENDAHULUAN
Berdasarkan studi Bappenas tahun 2009, Indonesia merupakan salah satu negara dengan
tingkat polusi udara tertinggi ketiga di dunia.Kontribusi emisi gas buang kendaraan
bermotor sebagai sumber polusi udara terbesar mencapai 60 – 70%, dibanding dengan
industri yang hanya berkisar antara 10 – 15%.Sisanya berasal dari rumah tangga,
pembakaran sampah, kebakaran hutan/ladang dan lain-lain. Hal ini diakibatkan oleh laju
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung,August 28, 2015
Gas yang dihasilkan kendaraan bermotor sebagai sumber pencemaran udara yaitu gas
Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Oksida (NOx), Hidrokarbon (HC), Sulfur Dioksida
(SO2), dan tetraethyl lead, yang merupakan bahan logam timah yang ditambahkan ke
dalam bensin berkualitas rendah untuk meningkatkan nilai oktan guna mencegah terjadinya
letupan pada mesin (Panjaitan, dkk, 2011). Gas CO yang keluar dari knalpot akan berada
di udara ambien, yang jika terhirup oleh manusia maka molekul tersebut akan masuk ke
dalam saluran pernapasan dan kemudian akan berikatan dengan hemoglobin darah
membentuk carboxy haemoglobin (COHb). Semakin tinggi konsentrasi CO yang terhirup
oleh manusia maka akan semakin fatal resiko yang diterima oleh manusia tersebut, bahkan
menyebabkan kematian. CO merupakangas tidak berbau, tidak berwarna dan sangat toksik
sehingga sering disebut sebagai silent killer. Gas CO merupakan gas yang berbahaya untuk
tubuh karena daya ikat CO terhadap Hb adalah 240 kali dari daya ikat CO terhadap
O2(Maryanto D, 2009).
Pemantauan kualitas udara roadside di ruas jalan Kota Padang telah pernah dilakukan pada
tahun 2011. Dari hasil pemantauan di dua lokasi yaitu di jalan Hamka dan jalan Sawahan
yang mewakili jalan Arteri Primer dan Arteri Sekunder, diperoleh konsentrasi gas CO rata-
rata di jalan Hamka sebesar 408,532 µg/Nm3, lebih tinggi daripada jalan Sawahan 262,182
µg/Nm3. Konsentrasi gasCO tertinggi di kedua lokasi sampling sebesar 432,524 – 979,326
µg/Nm3 terukur pada jam 15.00 – 18.00 WIB. Konsentrasi CO di kedua lokasi sampling
masih berada di bawah baku mutu yang ditetapkan berdasarkan PP No 41 Tahun 1999
yaitu 30.000 µg/Nm3 (Syafri S. R, 2011). Namun dalam penelitian ini belum dilakukan
analisis konsentrasi gas COdengan karakteristik lalu lintas yang melewati kedua jalan
tersebut.
Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran konsentrasi gas CO di udara ambien dan
karakteristik lalu lintas setiap jam pada masing-masing jalan, sehingga dapat ditentukan
pola serta hubungan antara konsentrasi gas CO dan karakteristik lalu lintas meliputi
volume, kecepatan dan kepadatan lalu lintas. Pengukuran difokuskan pada jaringan jalan
sekunder Kota Padang.Berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 34 Tahun 2006 tentang
Jalan, jaringan jalan sekunder adalah sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan
distribusibarang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini diawali dengan pengumpulan data sekunder, penelitian pendahuluan dan
pemilihan lokasi dan waktu sampling. Data sekunder terdiri dari data klasifikasi jalan Kota
Padang yang diperoleh dari Dinas Perhubungan Kota Padang, data kecepatan dan arah
angin dominan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi
Tabing Padang, dan yang terakhir peta lokasi penelitian yang diperoleh dari Google Maps.
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung,August 28, 2015
Penelitian pendahuluan bertujuan untuk menentukan lokasi sampling, yaitu dengan dengan
menghitung volume lalu lintas di beberapa ruas jalan sekunder yang dari pengamatan
lapangan diprediksi berpotensi menghasilkan konsentrasi polutan gas CO lebih
besar.Berdasarkan data sekunder dan penelitian pendahuluan yang dilakukan, maka lokasi
sampling yang dipilih pada penelitian ini adalah jalan Raya By Pass mewakili jalan arteri
sekunder, jalan Bagindo Aziz Chan mewakili jalan kolektor sekunder, dan jalan Perintis
Kemerdekaan mewakili jalan lokal sekunder.
Data primer yang disampling dalam penelitian ini berupa sampel gas CO, data kondisi
meteorologi, data jumlah kendaraan dan kecepatan lalu lintas yang diukur langsung di
lapangan. Pengambilan sampel gas CO dilakukan setiap 1 jam selama 24 jam untuk
masing-masing titik sampling menggunakan impinger dengan laju aliran 1 L/menit.
Sampling gas CO dilakukan dengan metode absorpsi menggunakan larutan penyerap perak
nitrat.Pengukuran kondisi meteorologi dilakukan 15 menit sekali dengan menggunakan
packet weatherman untuk mengukur temperatur, tekanan udara, dan kelembaban
relatif.Anemometeruntuk mengukur kecepatan angin dan kompas untuk menentukan arah
angin.
[ . ⁄ " #
=$
% ⁄ & ' ( )*+ ),,,. ⁄
(1)
Kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data karakteristik lalu lintas.Data volume lalu
lintas dihitung dengan mengkonversi jumlah kendaraan yang melewati lokasi penelitian
menjadi satuan smp (satuan mobil penumpang) dengan menggunakan persamaan (2).
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung,August 28, 2015
Kepadatan lalu lintas (dalam satuan smp/km) dihitung dengan membagi data volume lalu
lintas (q, smp/jam) dengan kecepatan lalu lintas (v, km/jam) menggunakan persaman (3):
k = q/v (3)
70%
60%
Jumlah Kendaraan
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Mobil Oplet Mini Bus Pick up Bus Truk Sepeda
Pribadi Motor
Jl. Raya By Pass Jl. Bagindo Aziz Chan Jl. Perintis Kemerdekaan
Gambar 1 Perbandingan Distribusi Jumlah Kendaraan pada Lokasi Penelitian
Bensin Solar
100%
13.41% 3.52% 2.81%
Persentase Jumlah
80%
Kendaraan
60%
86.59% 96.48% 97.19%
40%
20%
0%
Jl. Raya By Pass Jl. Bagindo Aziz Chan Jl. Perintis Kemerdekaan
Gambar 2 Persentase Jumlah Kendaraan Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
2000
1500
1000
500
0
06.00-07.00
07.00-08.00
08.00-09.00
09.00-10.00
10.00-11.00
11.00-12.00
12.00-13.00
13.00-14.00
14.00-15.00
15.00-16.00
16.00-17.00
17.00-18.00
18.00-19.00
19.00-20.00
20.00-21.00
21.00-22.00
22.00-23.00
23.00-24.00
00.00-01.00
01.00-02.00
02.00-03.00
03.00-04.00
04.00-05.00
05.00-06.00
50
40
30
20
10
0
06.00-07.00
07.00-08.00
08.00-09.00
09.00-10.00
10.00-11.00
11.00-12.00
12.00-13.00
13.00-14.00
14.00-15.00
15.00-16.00
16.00-17.00
17.00-18.00
18.00-19.00
19.00-20.00
20.00-21.00
21.00-22.00
22.00-23.00
23.00-24.00
00.00-01.00
01.00-02.00
02.00-03.00
03.00-04.00
04.00-05.00
05.00-06.00
Waktu Pengukuran (Jam)
Jl. Raya By Pass Jl. Bgd Aziz Chan Jl. Perintis Kemerdekaan
Gambar 4 Kecepatan Lalu Lintas pada Lokasi Penelitian
Secara keseluruhan, kecepatan lalu lintas rata-rata yang paling rendah adalah di jalan
Perintis Kemerdekaan 31,12 km/jam, kemudian jalan Bagindo Aziz Chan 36,69 km/jam
dan yang paling tinggi adalah jalan Raya By Pass 42,32 km/jam. Hal ini disebabkan jalan
Perintis Kemerdekaan merupakan jalan lokal sekunder yang fungsinya melayani angkutan
jarak dekat sehingga pengendara lebih cenderung menurunkan kecepatan.
Berdasarkan PP No. 34 tahun 2006 tentang Jalan, jalan arteri sekunder memiliki standar
kecepatan minimum 30 km/jam, jalan kolektor sekunder 20 km/jam dan jalan lokal
sekunder 10 km/jam. Jika dibandingkan dengan hasil pengukuran pada penelitian ini,
diperoleh rata-rata kecepatan lalu lintas pada ketiga jalan yang diteliti berada diatas standar
minimum kecepatan yang telah ditentukan untuk jaringan jalan sekunder.Hal ini berarti
kondisi lalu lintas pada lokasi penelitian ini secara umum masih lancar.
Titik puncak kepadatan lalu lintas pada jalan Raya By Pass terjadi pada pukul 07.00 –
08.00 WIB dan 17.00 – 18.00 WIB sebesar 57 smp/km. Pada jalan Bagindo Aziz Chan
titik puncak terjadi pada pukul 17.00 – 18.00 WIB sebesar 69 smp/km, sedangkan pada
jalan Perintis Kemerdekaan titik puncak terjadi pada pukul 11.00 – 12.00 WIB sebesar 71
smp/km. Kepadatan lalu lintas rata-rata tertinggi berturut-turut adalah jalan Perintis
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung,August 28, 2015
Kemerdekaan 33 smp/km, jalan Bagindo Aziz Chan 32 smp/km, jalan Raya By Pass 28
smp/km. Tingginya kepadatan lalu lintas di jalan Perintis Kemerdekaan dipengaruhi oleh
lebar jalan yang lebih sempit dan kecepatan lalu lintas yang lebih rendah.
80
Kepadatan (smp/Km) 70
60
50
40
30
20
10
0
06.00-07.00
07.00-08.00
08.00-09.00
09.00-10.00
10.00-11.00
11.00-12.00
12.00-13.00
13.00-14.00
14.00-15.00
15.00-16.00
16.00-17.00
17.00-18.00
18.00-19.00
19.00-20.00
20.00-21.00
21.00-22.00
22.00-23.00
23.00-24.00
00.00-01.00
01.00-02.00
02.00-03.00
03.00-04.00
04.00-05.00
05.00-06.00
Waktu Pengukuran (Jam)
Jl. Raya By Pass Jl. Bagindo Aziz Chan Jl. Perintis Kemerdekaan
Gambar 5 Kepadatan Lalu Lintas pada Lokasi Penelitian
800
(ug/Nm3)
600
400
200
0
06.00-07.00
07.00-08.00
08.00-09.00
09.00-10.00
10.00-11.00
11.00-12.00
12.00-13.00
13.00-14.00
14.00-15.00
15.00-16.00
16.00-17.00
17.00-18.00
18.00-19.00
19.00-20.00
20.00-21.00
21.00-22.00
22.00-23.00
23.00-24.00
00.00-01.00
01.00-02.00
02.00-03.00
03.00-04.00
04.00-05.00
05.00-06.00
Perlambatan arus kendaraan dan kemacetan lalu lintas merupakan salah satu faktor utama
terjadinya peningkatan konsentrasi gas CO di udara.Hoesodo (2004), menyatakan emisi
gas buang kendaraan dalam kondisi macet menghasilkan gas CO 12 kali lebih tinggi
dibandingkan pada kondisi jalan yang lancar. Hal serupa juga dinyatakan Mukono H. J.
(2006), pada keadaan macet, di dalam mesin berlangsung reaksi pembakaran tidak
sempurna yang akan menimbulkan emisi gas buang berupa gas CO.
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung,August 28, 2015
Dari ketiga pola konsentrasi yang terbentuk dari ketiga jalan, rata-rata
rata konsentrasi gas CO
cenderung
rung stabil pada pukul 06.00 – 12.00 WIB, kemudian meningkat mulai pukul 12.00
hingga pukul 18.00 WIB dan menurun kembali pukul 18,00 – 06.00 WIB. Titik puncak
konsentrasi gas CO pada ketiga jalan hampir sama yaitu terjadi pukul 07.00 – 08.00 WIB
dan pukul 17.00 – 18.00 WIB.
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 telah menetapkan standar baku mutu udara
ambien untuk gas CO pengukuran selama satu jam adalah 30.000 µg/Nm3. Berdasarkan
Gambar 6,, terlihat bahwa konsentrasi gas CO tertinggi masih dibawah 1000 µg/Nm3. Hal
ini menunjukkan bahwa konsentrasi gas CO di ketiga lokasi penelitian masih jauh dibawah
baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Namun demikian, pemantauan terhadap
kualitas udara ambien, diantaranya gas CO, perlu dilakukan terus secara berkala karena gas
CO merupakan gas pencemar yang keberadaannya dapat berdampak negatif terhadap
kesehatan manusia.
Korelasi terbaik antara konsentrasi CO dengan karakteristik lalu lintas pada ketiga lokasi
penelitian ditunjukkan pada Gambar 7. Dari nilai R2 yang dihasilkan kan pada ketiga jalan
menunjukkan bahwa lebih dari 52% konsentrasi gas CO dipengaruhi oleh karakteristik lalu
lintas, sedangkan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain seperti seperti kondisi
meteorologi, kondisi fisik jalan, dan lain-lain.
lain
(a) Jl. Raya By Pass (b) Jl. Bagindo Aziz Chan (c) Jl. Perintis Kemerdekaan
Gambar 7Korelasiterbaik
terbaik antara konsentrasi CO dengan karakteristik lalu lintas
padaketiga
tiga lokasi penelitian
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung,August 28, 2015
KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap hubungan antara konsentrasi gas CO di
udara ambien roadside dengan karakteristik lalu lintas di jaringan jalan sekunder kota
Padang, diperoleh kesimpulan bahwa kepadatan lalu lintas tertinggi dan kecepatan
terendah terjadi pada jalanPerintis Kemerdekaan (31,12 km/jam dan 33 smp/km),
sedangkan volume lalu lintas tertinggi di jalan Raya By Pass (1094 smp/jam). Konsentrasi
gas CO rata-rata paling tinggi di jalan Perintis Kemerdekaan sebesar 376,99 µg/Nm3, di
jalan Bagindo Aziz Chan 331,95 µg/Nm3, dan di jalan Raya By Pass 285,16 µg/Nm3. Pola
konsentrasi gas CO sejalan dengan pola volume dan kepadatan lalu lintas, yaitu mulai
meningkat pukul 07.00 WIB pagi hari hingga mencapai puncaknya pada pukul 15.00 –
18.00 WIB dan menurun kembali mulai pukul 18.00 WIB hingga dini hari. Konsentrasi gas
CO memiliki hubungan sangat kuat dengan kepadatan lalu lintas pada jalan Raya By Pass
(r=0,927) serta jalan Bagindo Aziz Chan (r=0,955) melalui fungsi persamaan polynomial
pangkat dua, yaitu y = 0,3622x2 - 11,316x + 189,97 dan y = 0,1546x2 - 1,7789x + 148,28.
Pada jalan Perintis Kemerdekaan konsentrasi gas CO memiliki hubungan sangat kuat
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung,August 28, 2015
dengan volume lalu lintas (r=0,932) melalui persamaan fungsi eksponensial yaitu y =
94,572e0,0013x. Nilai R2 seluruh alternatif bentuk fungsi berkisar 0,529 - 0,912, yang artinya
sebesar 52,9 – 91,2% konsentrasi gas CO di udara ambien roadside dipengaruhi oleh
karakteristik lalu lintas.
DAFTAR PUSTAKA
Hoesodo, D. 2004. Permodelan Pencemaran Udara Akibat Lalu Lintas di Jalan Arteri
(Studi Kasus Ruas Jalan Soekarno-Hatta di Kota Bandung). Program Magister Ilmu
Lingkungan Universitas Diponegoro: Semarang
Kementrian Perhubungan. 2012. Informasi Transportasi. Sekretariat Jenderal Pusat Data
dan Informasi: Jakarta
Maryanto, D. 2009. Penurunan Kadar Emisi Gas Buang Karbon maonoksida (CO) dengan
Penambahan Arang Aktif pada Kendaraan Bermotor di Yogyakarta.Jurnal Kesmas
Vol. 3. No. 3
Mukono, H.J. 2006.Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan, Edisi Kedua. Airlangga Press:
Surabaya
Panjaitan T.P.M, Bambang Pramudya, Manuwoto & I.F.Poernomosidhi Poerwo.2011.
Pengelolaan Pencemaran Udara Akibat Transportasi Di Kawasan Perumahan Di
Pinggiran Metropolitan. Jurnal SabuaVol.3, No.1: 1-8
Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan.2006. Kementrian Perhubungan
Darat: Jakarta
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
1999. Kementrian Lingkungan Hudup: Jakarta
Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-7119.9-2005 tentang Penentuan Lokasi Pengambilan
Contoh Uji Pemantauan Kualitas Udara Roadside. 2005. Badan Standarisasi
Nasional: Jakarta
Syafri, S. R. 2011. Konsentrasi Gas CO di Udara Ambien Kawasan Roadside Kota
Padang. TugasAkhir. Jurusan Teknik Lingkungan Unand. Padang