You are on page 1of 14

1

JURNAL

STATUS TROFIK DANAU TAJWID BERDASARKAN Trophic State Index


(TSI) DI KECAMATAN LANGGAM KABUPATEN PELALAWAN

OLEH :

ADITHIA NETANYAHU PURBA

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
2

Trophic State of The Tajwid Lake, Langgam District, Pelalawan Regency,


Riau Province Based on Trophic State Index

By:
Adithia Netanyahu Purba , Madju Siagian2), Asmika H Simarmata2)
1)

Email : adithiapurba@gmail.com

ABSTRACT

Many activities in the Tajwid Lake contribute the input of organic and
anorganic matter that affects the water quality, especially nutrient concentration in
waters. A research aims to understand the trophic state of the Tajwid Lake based
on TSI has been conducted in March - April 2018. There were two sampling
points, in the surface (0.5 m) and 2 secchi depth (1.1 m). Sampling were
conducted 3 times, once/week. Water quality parameter measured were total
phosphorus, chlorophyll - a, transparancy, temperature, dissolved oxygen, and pH.
Results shown that the transparancy was 0.47 - 0.55 m, total phosphorus 0.323
- 0.624 mg/L, chlorophyll - a 6.03 - 10.71 µg/L, temperature 29.5 - 30.3 0C, pH 5,
and dissolved oxygen 4.96 - 5,66 mg/L. TSI (Trophic State Index) value of The
Tajwid Lake was 70.01 - 72.19, and it indicates that the Tajwid Lake water is in
hypereutrophic.

Keywords: Water Quality, Carlson’ Trophic State Index, Hypereutrophic,


Lake

1. Student of the Fishery and Marine Science Faculty, Riau University


2. Lecturers of the Fishery and Marine Science Faculty, Riau University
3

Status Trofik Danau Tajwid Berdasarkan Trophic State Index (TSI) di


Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan

Oleh :
Adithia Netanyahu Purba , Madju Siagian2), Asmika H Simarmata2)
1)

Email : adithiapurba@gmail.com

ABSTRAK

Beberapa aktivitas di Danau Tajwid memberikan masukan bahan organik


dan anorganik yang berdampak pada kualitas perairan termasuk konsentrasi unsur
hara di perairan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui status trofik Danau
Tajwid berdasarkan Trophic State Index (TSI) pada bulan Maret - April 2018.Ada
dua titik pengambilan sampel, di permukaan (0,5 m) dan di kedalaman 2 Secchi
(1,1 m). Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu sekali per minggu.
Parameter kualitas air utama yang diukur adalah kecerahan, total P, dan klorofil -
a, serta parameter kualitas air pendukung yaitu suhu, pH, dan Oksigen terlarut
(DO). Hasil pengamatan kualitas air utama dalam penentuan status trofik
berdasarkan Trophic State Index (TSI) Di Danau Tajwid selama penelitian yaitu:
kecerahan berkisar 0,47 - 0,55 m, total P berkisar 0,323 - 0,624 mg/L, dan
klorofil-a berkisar 6,03 - 10,71 µg/L suhu berkisar 29,5 - 30,3 0C, pH 5 atau asam,
dan DO berkisar 4,96 - 5,66 mg/L. Dari data tersebut diperoleh nilai TSI berkisar
70,01 - 72,19 dan disimpulkan status trofik Danau Tajwid termasuk eutrofik berat.

Kata Kunci: Kualitas air, Carlson’ Trophic State Index, Eutrofik berat, Danau

1. Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan,Universitas Riau


2. Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan,Universitas Riau
1

PENDAHULUAN mesotrofik. Pendekatan yang


Danau Tajwid berada di berbeda memberikan kesimpulan
Kecamatan Langgam. Pemerintah yang berbeda pula. Oleh karena itu
Kabupaten Pelalawan merencanakan dibutuhkan aplikasi untuk
danau tersebut untuk menjadi objek menentukan status trofik perairan
wisata yang layak dikunjungi dan Danau Tajwid. Ada beberapa
menjadi kebanggaan masyarakat aplikasi untuk menentukan status
Kabupaten Pelalawan (Anonim, trofik seperti Trophic Index (TRIX),
2015). Indeks Nygaard dan TSI. Index
Danau Tajwid mempunyai TRIX menggunakan pendekatan
peran yang sangat penting bagi kimia dan biologi. Indeks Nygaard
masyarakat sekitar, seperti kegiatan hanya mengunakan pendekatan
penangkapan ikan, transportasi air biologi untuk menentukan status
(pompong), dan ekowisata. Ada kesuburan. Menentukan status
berbagai aktivitas disekitar danau ini kesuburan dengan pendekatan fisika
seperti perkebunan kelapa sawit dan dan kimia memperoleh data yang
pemukiman warga. Berbagai tidak stabil. Sedangkan penentuan
aktivitas tersebut akan memberi status kesuburan dengan pendekatan
masukan baik bahan organik maupun biologi lebih stabil. Penentuan status
anorganik ke perairan Danau Tajwid. trofik dengan metode Trophic
Dampak dari masuknya bahan StateIndex (TSI) menggunakan 3
organik maupun bahan anorganik ini pendekatan yaitu fisika, kimia, dan
akan mempengaruhi konsentrasi biologi sehingga data yang diperoleh
unsur hara di danau tersebut dan akan lebih representative untuk
akhirnya kesuburan perairan. menggambarkan status kesuburan
Beberapa penelitian yang telah perairan.
dilakukan di Danau Tajwid METODOLOGI PENELITIAN
diantaranya Jenis dan Kelimpahan Penelitian ini dilaksanakan
Fitoplankton (Piratih, 2016), pada bulan Maret - April 2018, di
Konsentrasi Klorofil-a (Situmorang, Danau Tajwid Kecamatan Langgam
2016) dan Kondisi Limnologis Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau.
(Prakoso, 2016). Berdasarkan hasil Analisis Kualitas air dilakukan di
penelitian tersebut status trofik danau lapangan dan laboratorium
Tajwid berdasarkan N dan P yaitu produktivitas perairan dan Kelautan
oligotrofik-mesotrofik, konsentrasi Universitas Riau.
klorofil-a yaitu mesotrofik, dan Prosedur Penelitian
kelimpahan fitoplankton yaitu Lokasi Pengambilan Air Sampel
oligotrofik. Lokasi pengambilan sampel
Status trofik Danau Tajwid di Danau Tajwid, ditetapkan 3
berdasarkan pendekatan fisika-kimia stasiun yaitu inlet, bagian tengah,
yaitu oligotrofik-mesotrofik dan dan bagian ujung danau. Adapun
berdasarkan pendekatan biologi
2

kriteria dari ketiga stasiun tersebut paling terbuka dan luas.


adalah : Di stasiun ini terdapat
Stasiun I : Kawasan ini merupakan aktivitas pertambangan
tempat masuknya air ke pasir. Titik koordinat
Danau Tajwid (inlet), stasiun ini 0o26'57.91”
dimana pada stasiun ini LU dan 101o70'98.51”
terdapat pohon-pohon BT.
di tepi perairan. Titik Stasiun III: Merupakan ujung
koordinat stasiun ini Danau Tajwid dimana
0o27'42.27” LU dan pada bagian ini terdapat
101o70'45.17” BT. vegetasi berupa pohon-
Stasiun II : Bagian tengah Danau pohon pada bagian
Tajwid dan merupakan pinggir danau. Titik
bagian kelokan danau koordinat stasiun ini
dan merupakan bagian 0o26'58.55” LU dan
perairan oxbow yang 101o70'98.82” BT.

Gambar 1. Stasiun Pengambilan Sampel di Danau Tajwid


Pengambilan sampel dilakukan kemudian diawetkan dengan MgCO3
sebanyak 3 kali dengan interval dan ditutup dengan menggunakan
waktu 2 minggu sekitar pukul 09.00 alumunium foil. Sampel kemudian
WIB sampai selesai. Sampel air disimpan di coolbox. Untuk
permukaan untuk analisa DO diambil pengukuran suhu, pH dan kecerahan
menggunakan botol BOD 125 ml dan langsung diukur di lapangan.
dianalisa langsung di lapangan Pengambilan sampel air pada
menurut APHA (2012), sedangkan kolom air (kedalaman 2 Secchi)
sampel untuk analisa nitrat dan total- menggunakan water sampler volume
P diambil menggunakan botol 2 liter. Water sampler diturunkan ke
sampel kemudian diawetkan dengan kedalaman perairan yang diinginkan,
H2SO4 pekat hingga pH menjadi 2. setelah water sampler berada di
Sampel klorofil-a diambil kedalaman yang diinginkan,
menggunakan botol sampel 500 ml messenger dilepaskan sehingga
3

water sampler tertutup, lalu TSI (TP) = Nilai TSI untuk


diangkat ke atas. Sebelum air sampel total fosfat
digunakan untuk pengukuran kualitas TSI (Chl) = Nilai TSI untuk
air terlebih dahulu diukur suhu dan klorofil-a
pH dalam water sampler. Untuk SD = Secchi disk (m)
pengukuran DO, air dari water TP = Total fosfat (mg/m3)
sampler dimasukkan ke dalam botol Chl = Klorofil-a (mg/m3)
BOD 125 ml, dijaga agar tidak
terjadi bubling kemudian dianalisa Untuk menentukan status
sesuai APHA (2012). Untuk trofik perairan nilai TSI
pengukuran nitrat dan fosfat, air dari dibandingkan dengan standard yang
water sampler dimasukkan ke dalam dikemukakan oleh Carlson (1977)
botol sampel dan diberi pengawet sebagai berikut:
H2SO4 kemudian dimasukkan ke TSI < 30 = Ultra oligotrofik
dalam coolbox untuk dianalisa di 30 ≤ T < 40 = Oligotrofik
laboratorium. 40 ≤ T < 50 = Mesotrofik
Penentuan Status Trofik 50 ≤ T < 60 = Eutrofik ringan
Metode yang digunakan dalam 60 ≤ T < 70 = Eutrofik sedang
menentukan status trofik adalah 70 ≤ T < 80 = Eutrofik berat
metode TSI (Trophic State Index). T ≥ 80 = Hipereutrofik
Trophic State Index (TSI) merupakan HASIL DAN PEMBAHASAN
analisis dari tiga parameter utama Kecamatan Langgam secara
penentu kesuburan, yaitu kedalaman geografis terletak di Kabupaten
secchi disk (SD), konsentrasi total Pelalawan dengan luas daerah
fosfat (TP), dan kandungan klorofil-a 144.245,09 ha yang terdiri dari
(Chl-a) di perairan. Nilai TSI 142.396,15 ha daratan dan 1.848,94
ditentukan berdasarkan rumus yang ha perairan umum. Kecamatan
dikemukakan oleh Carlson (1977) Langgam berada pada ketinggian 20
yaitu sebagai berikut: m di atas permukaan laut.
Danau Tajwid berbentuk
Perhitungan TSI- SD = 60 – 14,41 ln seperti huruf U dengan luas 22,5 ha
(SD) dimana daratan sekelilingnya relatif
Perhitungan TSI- TP = 4,15 + 14,42 tinggi. Karaktersitik kualitas air
ln (TP) Danau Tajwid dipengaruhi oleh
Perhitungan TSI-Chl-a = 30,6 + 9,81 masukan air dari Sungai Kampar dan
ln (CHL) aktivitas masyarakat sekitar danau.
T ( ) T (T ) T Jika volume air Sungai Kampar naik
TSI rerata = 3 pada saat musim hujan maka akan
Keterangan:
terjadi limpahan air masuk dari ke
TSI (SD) = Nilai TSI untuk
Danau Tajwid sehingga tinggi muka
Secchi disk
air naik dan pada musim kemarau
4

tinggi muka air danau tersebut digunakan untuk menangkap ikan


menurun. seperti bubu, jaring, pancing dan
Danau Tajwid memiliki jala.
substrat dasar perairan berlumpur Parameter Penentu Status Trofik
serta warna air cenderung merah Parameter yang diamati dalam
kecoklatan dan keruh. Hal ini penentuan status trofik dalam
disebabkan pada saat musim hujan penelitian yang menggunakan
tanah dari perkebunan akan terbawa aplikasi TSI (Trophic State Index)
ke perairan. menurut Carlson (1977) adalah
Kegiatan penangkapan ikan kecerahan, total P, dan klorofil-a.
yang dilakukan masyarakat masih Rata-rata konsentrasi total P,
tergolong tradisional dan ramah klorofil-a dan kecerahan dapat
lingkungan. Alat tangkap yang dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.Konsentrasi Nilai Rata-rata Parameter Kecerahan,Total P , dan Klorofil-a


Perairan Danau Tajwid Selama Penelitian
.
Titik Parameter
Sampling
Stasiun (cm) Total P (mg/L) Chl-a (µg/L) Kecerahan (m)
I 50 0,323 10,71
0,55
113 0,569 6,81
II 50 0,330 9,76
0,47
113 0,624 6,35
III 50 0,429 8,09
0,48
113 0,538 6,03
Dari Tabel 1 dapat dilihat tersuspensi, serta ketelitian orang
bahwa nilai rata-rata kecerahan yang melakukan. Rendahnya nilai
berkisar 0,47- 0,55 m. Kecerahan kecerahan di Stasiun II dikarenakan
tertinggi di Stasiun I dan terendah di adanya aktivitas pertambangan pasir
Stasiun II. Tingginya nilai di stasiun tersebut yang membuat air
kecerahan di Stasiun I dikarenakan keruh sehingga penetrasi cahaya
karakteristik Stasiun I merupakan yang masuk ke perairan terhambat
inlet, diduga partikel-partikel yang dan kondisi cuaca pada saat
masuk terbawa oleh arus sehingga pengukuran mendung. Hal ini sesuai
cahaya yang masuk ke perairan tidak dengan pendapat Sofyan (2009) yang
terhambat. Hal ini didukung oleh menyatakan bahwa penetrasi cahaya
pendapat Effendi (2003) yang ke dalam air sangat dipengaruhi oleh
menyatakan bahwa kemampuan adanya bahan-bahan yang terlarut
cahaya matahari sampai ke perairan dan tersuspensi di dalam air.
tergantung pada keadaan cuaca, Menurut Henderson dalam
waktu pengukuran, padatan Hidayat (2001) bahwa status
5

kesuburan perairan berdasarkan Konsentrasi rata-rata klorofil-a


kecerahan adalah tipe oligotrofik selama penelitian berkisar 6,03-10,71
yaitu >6 m, tipe mesotrofik sebesar µg/L. Konsentrasi Klorofil-a
3-6 m, dan tipe eutrofik yaitu <3 m. tertinggi terdapat di Stasiun I dan
Berdasarkan pendapat tersebut, terendah di Stasiun III. Tingginya
perairan Danau Tajwid tergolong klorofil-a di Stasiun I diduga karena
eutrofik, karena kecerahan nitrat dan kecerahan tinggi sehingga
perairannya berkisar dari 0,47-0,55 fotosintesis berlangsung dengan baik
m. akibatnya klorofil-a tinggi.
Konsentrasi nilai rata-rata total Rendahnya klorofil-a di
P selama penelitian berkisar 0,323- Stasiun III diduga karena rendahnya
0,624 mg/L. Dimana konsentrasi kelimpahan fitoplankton. Hal ini
total P tertinggi terdapat di Stasiun II didukung oleh pendapat Krismono
yaitu 0,624 mg/L dan terendah di (2010) yang menyatakan bahwa
Stasiun I yaitu 0,323 mg/L. nutrient (nitrat dan fosfat) yang ada
Tingginya konsentrasi total P di di perairan dapat memacu
Stasiun II ini diduga karena dekat pertumbuhan fitoplankton sehingga
dengan pemukiman masyarakat dan konsentrasi klorofil-a meningkat,
umumnya masyarakat sekitar karena klorofil-a terdapat dalam
membuang limbah domestik fitoplankton.
langsung ke stasiun ini. Selain itu Marlian et al.,
karakteristik Stasiun II yang (2015)menggolongkan perairan
merupakan perairan tenang dan berdasarkan konsentrasi klorofil-a
dalam sehingga diduga nutrien yang yaitu konsentrasi klorofil-a < 2 µg/L
berasal dari inlet akan mengendap di dikategorikan perairan oligotrofik,
stasiun tersebut meningkat. konsentrasi klorofil-a 2-6 µg/L
Rendahnya konsentrasi total P mesotrofik dan konsentrasi klorofil-a
di Stasiun I diduga karena terjadi 6-20 µg/L dikategorikan eutrofik dan
pencucian. Menurut Joshimura klorofil-a >20 µg/L dikategorikan
dalam Sitompul (2013) status trofik hipereutrofik. Konsentrasi klorofil-a
berdasarkan total P untuk perairan yang diperoleh dalam penelitian
ultraoligotrofik yaitu 0,0-0,020 berkisar dari 6,03-10,71 µg/L.
mg/L, oligo-mesotrofik 0,021-0,050 Apabila konsentrasi klorofil-a dalam
mg/L, meso-eutrofik 0,051-0,100 penelitian ini dibandingkan dengan
mg/L, eutrofik 0,101-0,200 mg/L, pendapat di atas maka danau Tajwid
dan hipereutrofik > 0,200 mg/L. tergolong eutrofik.
Berdasarkan pendapat di atas Status Trofik Danau Tajwid
perairan Danau Tajwid tergolong Nilai pengkuran status trofik
hipereutrofik, karena total P dalam Danau Tajwid menggunakan aplikasi
penelitian berkisar dari 0,323-0,624 TSI dengan kombinasi tiga
mg/L. parameter yaitu kecerahan, total P,
dan klorofil-a diperoleh nilai TSI
6

berkisar 70.01-72.19 atau berstatus berdasarkan kedalaman dapat dilihat


eutrofik berat. Nilai rata-rata TSI di pada Gambar 2.
danau Tajwid selama penelitian

Nilai TSI
0 20 40 60 80 100
0
Kedalaman (cm) 20
40
60 Stasiun 1
80 Stasiun 2
Stasiun 3
100
120

Gambar 2. Nilai rata-rata TSI di Danau Tajwid Selama Penelitian Berdasarkan


Kedalaman
Berdasarkan Gambar 2 nilai seperti kegiatan industri dan aktivitas
TSI permukaan tertinggi terdapat rumah tangga yang masuk kedalam
pada Stasiun III dan terendah badan air yang mempengaruhi naik
terdapat di Stasiun I. Tingginya nilai turunnya unsur hara (N dan P).
TSI di Stasiun III karena tingginya Nilai rata-rata TSI di Danau
nilai konsentrasi total P di stasiun Tajwid di kolom air selama
tersebut. Tingginya total P di Stasiun penelitian semakin meningkat jika
III karena karakteristik stasiun ini dibandingkan dengan permukaan.
yang merupakan ujung danau Nilai TSI pada kolom air tertinggi
sehingga diduga bahan organik dan terdapat di Stasiun II karena
anorganik seperti total P dari stasiun tingginya konsentrasi total P dan
I dan II terbawa ke stasiun ini. klorofil-a di stasiun ini. Tingginya
Sedangkan rendahnya nilai TSI di konsentrasi total P di stasiun ini
Stasiun I karena konsentrasi total P diduga karena stasiun ini dekat
terendah terdapat pada stasiun ini. dengan pemukiman masyarakat.
Rendahnya konsenrasi total P diduga Pada umumnya masyarakat sekitar
karena minimnya aktivitas membuang limbah domestik
masyarakat sehingga sumber langsung ke perairan sehingga total P
masukan total P hanya berasal dari meningkat. Hal ini didukung oleh
aliran Sungai Kampar pada saat pendapat Vinneras (2006) bahwa
musim hujan dan dari perairan itu masuknya P di perairan juga berasal
sendiri. Hal ini sesuai dengan dari limbah domestik (pemukiman)
pendapat Faizal et al., (2011) yang yang antara lain berupa feses, urin,
menyatakan adanya bahan organik dan detergen. Nilai TSI terendah
yang masuk ke perairan berasal dari terdapat di stasiun III karena
peningkatan aktivitas di daratan
7

konsentrasi total P dan klorofil-a di stasiun dan kedalaman dapat dilihat


kolom air rendah di stasiun ini. pada Gambar 3.
Berdasarkan Gambar 2 dapat
dilihat bahwa secara vertikal nilai Suhu (0C)
TSI di Stasiun I, II, dan III
0.0 20.0 40.0
cenderung bertambah dengan 0
bertambahnya kedalaman. Hal ini

Kedalaman (cm)
20
dikarenakan konsentrasi total P lebih
40
tinggi di kolom air dibandingkan di
permukaan. Hal ini karena massa 60

jenis P (1,885 mg/cm3) lebih besar 80


Stasiun 1
dari massa jenis air (1,00 mg/cm3) 100 Stasiun 2
sehingga P cenderung mengendap di 120 Stasiun 3
kolom air (Walukolw, 2010).
Berdasarkan perhitungan Gambar 3. Suhu Danau Tajwid
menggunakan indeks TSI Carlson Berdasarkan Kedalaman Selama
(1977) pada semua stasiun dan Penelitian
kedalaman berkisar dari 70,01-72,19 Berdasarkan Gambar 3 dapat
maka danau Tajwid tergolong dilihat bahwa suhu pada ketiga
eutrofik berat. Piratih (2016) dan stasiun relatif sama. Selanjutnya
Situmorang (2016) menyatakan berdasarkan hasil pengukuran
bahwa status trofik danau Tajwid diketahui bahwa suhu cenderung
tergolong oligitrofik-mesotrofik. Jika menurun seiring bertambahnya
dibandingkan status trofik kedalaman. Hal ini disebabkan
berdasarkan jenis dan kelimpahan semakin bertambah kedalaman
fitoplankton dan konsentrasi klorofil- intensitas cahaya yang masuk
a dengan status trofik berdasarkan semakin berkurang, sejalan dengan
Trophic State Index atau (TSI) pendapat Simarmata et al., (2016)
ternyata ada perbedaan status trofik yang menyatakan semakin
danau Tajwid. Hal ini diduga karena bertambahnya kedalaman, intensitas
status trofik berdasarakan Trophic cahaya matahari semakin berkurang.
State Index atau (TSI) sudah Nurdin (2002) mengemukakan
merupakan kombinasi dari tiga bahwa suhu yang baik untuk
parameter sehingga penentuan status kehidupan organisme perairan
o o
trofiknya lebih akurat dibandingkan berkisar dari 26 C - 30,6 C. Jika
peneliti-peneliti terdahulu. pendapat di atas dibandingkan
Parameter Pendukung dengan suhu pada penelitian ini yang
Suhu berkisar 29,5 - 30,3 0C, maka suhu
Suhu perairan Danau Tajwid perairan Danau Tajwid masih
selama penelitian berkisar 29,5 – mendukung kehidupan organisme
30,3 0C Suhu Danau Tajwid selama perairan di dalamnya.
penelitian pada masing – masing
8

Derajat Keasaman (pH) dari itu maka organisme perairan


Derajat keasaman atau pH di mengalami kematian.
seluruh stasiun dan kedalaman di Oksigen Terlarut
Danau Tajwid selama penelitian Rata-rata konsentrasi oksigen
tidak berbeda yaitu 5 atau asam. terlarut perairan Danau Tajwid
Derajat keasaman (pH) Danau selama penelitian berkisar 4,75-6,29
Tajwid selama penelitian pada mg/L. Konsentrasi oksigen terlarut
masing-masing stasiun dan Danau Tajwid selama penelitian
kedalaman dapat dilihat pada pada masing – masing stasiun dan
Gambar 4. kedalaman dapat dilihat pada
Gambar 5.
pH
Oksigen Terlarut (mg/L)
0 5 10
0 0 5 10
Kedalaman (cm)

20 0

Kedalaman (cm)
40 20
40
60
60
80 Stasiun 1 80 Stasiun 1
Stasiun 2
100 100 Stasiun 2
Stasiun 3 Stasiun 3
120 120
Gambar 4. Derajat Keasaman (pH) Gambar 5. Oksigen Terlarut Danau
Danau Tajwid Berdasarkan Tajwid Berdasarkan Kedalaman
Kedalaman Selama Penelitian Selama Penelitian
Derajat keasaman (pH) yang Berdasarkan Gambar 5
berifat asam tersebut disebabkan konsentrasi oksigen terlarut di
adanya pengaruh rawa gambut yang seluruh stasiun dan kedalaman
berada di sekitar danau. Hal ini tertinggi di Staiun I sedangkan
sesuai dengan pendapat Wahyunto terendah di Stasiun III. Tingginya
dan Heryanto (2005) yang rata-rata konsentrasi oksigen terlarut
menyatakan Provinsi Riau memiliki di Stasiun I diduga karena tingginya
lahan gambut terluas di Sumatera, intensitas cahaya matahari dan
yakni 56,1 %. konsentrasi klorofil-a. Hal ini sesuai
Berdasarkan Gambar 4 dapat dengan pendapat Prezelin dalam
dilihat bahwa hasil pengukuran Krismono (2010) yang menyatakan
derajat keasaman perairan Danau bahwa Klorofil-a adalah suatu
Tajwid masih mendukung kehidupan pigmen aktif dalam sel tumbuhan
organisme. Hal ini sesuai dengan yang mempunyai peranan penting
pendapat Boyd dalam Siagian (2014) dalam berlangsungnya proses
yang menyatakan bahwa nilai pH fotosintesis.
perairan yang mendukung kehidupan Rendahnya konsentrasi oksigen
organisme adalah 5-9, apabila kurang terlarut pada Stasiun III disebabkan
9

karena intensitas cahaya matahari kehidupan organisme akuatik karena


dan konsentrasi klorofil-a rendah di kadar oksigen selama penelitian
stasiun ini. Rendahnya nilai berkisar 4,96-5,66 mg/L.
kecerahan menyebabkan proses KESIMPULAN DAN SARAN
fotosintesis tidak berjalan dengan Kesimpulan
sempurna yang mengakibatkan Status trofik Danau Tajwid
berkurangnya klorofil-a pada menggunakan indeks TSI (Trophic
fitoplankton sebagai sumber oksigen State Index) Carlson (1977) berkisar
terlarut sehingga menyebabkan 70,01-72,19 atau eutrofik berat.
rendahnya konsentrasi oksigen Parameter kualitas air seperti suhu,
terlarut. Hal ini didukung oleh pH, dan DO masih baik dan
Jeffries dan Millis dalam Effendi mendukung kehidupan organisme
(2003) yang menyatakan bahwa perairan Danau Tajwid.
oksigen terlarut dalam air dapat Saran
berasal dari hasil fotosintesis dari Pada penelitian ini tidak diukur
fitoplankton atau tanaman air lainnya bahan organik padahal
dan difusi dari udara. mempengaruhi tingkat kesuburan di
Gambar 5 menunjukkan bahwa perairan, oleh karena itu penulis
konsentrasi oksigen terlarut di menyarankan agar konsentrasi bahan
perairan Danau Tajwid cenderung organik di perairan Danau Tajwid
menurun seiring bertambahnya diukur.
kedalaman. Penomena ini sejalan
dengan nilai suhu yang menurun
seiring bertambahnya kedalaman.
Hal ini sesuai dengan pendapat
Zahidah (2006) yang menyatakan
konsentrasi oksigen terlarut
dipengaruhi oleh kedalaman,
konsentrasi menurun dengan
bertambahnya kedalaman. Menurut
UNESCO/WHO/UNEP dalam
Suryono, Sunanisari, Mulyana, dan
Rosida (2010) yang menyatakan
bahwa konsentrasi oksigen terlarut <
4 mg/L dapat menimbulkan efek
yang kurang menguntungkan bagi
hampir semua organisme akuatik,
jika kadar oksigen terlarut yang < 2
mg/l dapat menyebabkan kematian
ikan. Bila dibandingkan dengan
pendapat di atas maka perairan
Danau Tajwid masih mendukung
10

DAFTAR PUSTAKA
APHA (American Public Health Danau Limboto. Jurnal
Association). 2012. Standard Limnotek 17 (2) : 171-180.
Methods For The Examination Marlian, N., A. Damar dan H.
of Water and Wastewate. 22th Effendi. 2015. Distribusi
Edition. American Public Horizontal Klorofil-a
Health Association/ American Fitoplankton Sebagai Indikator
Water Work Association/Water Tingkat Kesuburan Perairan di
Environment Fedeation Teluk Meulaboh Aceh Barat.
Washington. DC. USA. Jurnal Ilmu Penelitian
Carlson, R. E. 1977. A Trophic State Indonesia. 20 (3) 272-279.
Index for Lakes. Limnology Nurdin, S. 2002. Pengantar Kuliah
and Oceanography. 22(2): 361- Manajemen Sumberdaya
369. Perairan. Fakultas
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Air Bagi Pengelolaan Universitas Riau. Pekanbaru.
Sumberdaya dan Lingkungan (Tidak
Perairan. Kansius. Yogyakarta. diterbitkan).
Faizal, A., Z. Jompa dan C. Rani. Prezelin, B. 1981. Light Reaction in
2011. Dianamika Spasi Photosynthesis. Proceedings of
Temporal Tingkat Kesuburam NATO Advance Study
Perairan di Kepulauan Institute on Physiological
Spermonde Sulawesi Selatan. Ecology of Phytoplankton,
Universitas Hasanuddin. Lipari, Sicily, Oct. 1980. In:
Sulawesi Selatan, Makassar. Canandian Bulletin of
(Tidak diterbitkan). Fisheries and Aquatic Science
Hidayat, Y. 2001. Tingkat kesuburan (T,Platt,ed.),210:1-43
Perairan Berdasarkan Simarmata, A. H., C. Sihotang dan
Kandungan Unsur Hara N dan M. Siagian. 2016. Buku Ajar
P Serta Struktur Komunitas Limnologi. UR Press.
Fitoplankton di Situ Tonjong, Pekanbaru
Bojonggede Kabupaten Bogor, Sitompul, N. 2013. Profil Vertikal
Jawa Barat. Skripsi. Program Fosfat di Waduk Bandar
studi Manajemen Sumber Daya Kayangan Lembah Sari
Perairan. Fakultas Perikanan Kelurahan Lembah Sari
dan Ilmu Kelautan. Institut Kecamatan Rumbai Pesisir
Pertanian Bogor. (Tidak Kota Pekanbaru. Skripsi.
diterbitkan) Fakultas Perikanan dan Ilmu
Krismono. 2010. Hubungan antara Kelautan Universitas Riau.
Kualitas Air dengan Klorofil- Pekanbaru. 44 hal (Tidak
adan Pengaruhnya Terhadap diterbitkan)
Populasi Ikan di Perairan
11

Situmorang L. T. Konsentrasi Holde Biodegradable Waste


Klorofil-a di Danau Tajwid and Waste Water. Tesis.
Kecamatan Langgam Swedish University of
Kabupaten Pelalawan Provinsi Agricultural Sciences. Uppsala.
Riau. Skripsi. Fakultas Zahidah. 2006. Dinamika
Perikanan dan Kelautan Fitoplankton di Waduk Cirata
Universitas Riau. Pekanbaru. dalam Kaitannya dengan
(Tidak diterbitkan). Produktivitas Primer Perairan.
Vinneras, B. 2006. Faecal Separation Universitas Padjadjaran.
and Urine Diversion For Bandung. (Tidak diterbitkan).
Nutrient Management of Hause

You might also like