You are on page 1of 21

Analisis Hukum Terhadap Penetapan Kuasa Asuh Anak Sebagai Akibat Perceraian

(Analisa Hukum Pasal 156 Kompilasi Hukum Islam)


Legal Analysis of the Child Custody Decision as a Result of Divorce (Legal Analysis
Article 156 Compilation of Islamic Law)

Nama (Tolong Di Isi)


NIM ((Tolong Di Isi)

ABSTRACT

Divorce has legal consequences, such the distribution of marital property, and child custody. In the Compilation of
Islamic Law, child custody must be seen from the child condition, where in the provisions of Article 105, it is known
that child custody must see whether the condition of mummayiz or not. For children who are not yet mummayiz, the
custody of the child is given priority to the biological mother, but it is not uncommon where in divorce cases, the
child is not yet mummayiz, the custody rights are delegated to his biological father, so the purpopse in this study, is
intended to examine and analyzing the position of child custody due to legal divorce consequences according to the
Compilation of Islamic Law and who has the right of child custody due to legal consequences of divorce. This study
uses a normative research method, with the data used is secondary in the form of library data. The results of the
study indicate that the position of parents in child custody due to the legal consequences of divorce according to the
Compilation of Islamic Law, is based on Article 105 and Article 156 of the Compilation of Islamic Law, where the
hadhanah of the child, the biological mother is preferred, but if there are certain conditions based on Article 156 of
the Compilation Islamic law, where the hadhanah holder cannot guarantee the physical and spiritual safety of the
child, of course the child's hadhanah can be transferred.

Keywords : Law Decision, Child Custody, and Divorce

ABSTRAK
Perceraian memiliki akibat hukum, seperti adanya pembagian harta perkawinan, sampai dengan kuasa asuh anak.
Dalam Kompilasi Hukum Islam, kuasa asuh Anak harus dilihat dari kondisi anak itu sendiri, dimana dalam
ketentuan Pasal 105, diketahui bahwa kuasa asuh anak harus melihat apakah kondisi terhadap anak tersebut sudah
mummayiz atau belum. Terhadap anak yang belum mummayiz, maka kuasa asuh anak diutamakan diberikan kepada
pihak ibu kandungnya, namun tidak jarang terdapat kondisi dimana dalam perkara perceraian, anak belum
mummayiz, hak asuhnya justru dilimpahkan kepada ayah kandungnya, sehingga dipahami bahwa dalam penelitian
ini, ditujukan untuk meneliti dan menganalisis kedudukan orangtua dalam kuasa asuh anak akibat hukum
terjadinya perceraian menurut Kompilasi Hukum Islam dan siapa pihak yang berhak untuk diberikan
kuasa asuh anak akibat hukum terjadinya perceraian . Penelitian ini menggunakan metode penelitian normatif,
dengan data yang dipergunakan adalah sekunder berupa data kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kedudukan orangtua dalam hak asuh anak akibat hukum terjadinya perceraian menurut Kompilasi Hukum
Islam, didasarkan pada Pasal 105 dan Pasal 156 Kompilasi Hukum Islam, dimana hadhanah anak, lebih
diutamakan ibu kandung, namun apabila terdapat kondisi-kondisi tertentu berdasarkan Pasal 156
Kompilasi Hukum Islam, dimana pemegang hadhanah tidak dapat menjamin keselamatan jasmani dan
rohani anak, tentunya hadhanah anak tersebut dapat beralih.

Kata kunci: Penetapan, Kuasa Asuh Anak, dan Perceraian


PENDAHULUAN (font 13pt) Undang-undang Perkawinan, namun ketentuan lebih
lanjut mengatur, bilamana dalam kenyataannya
Anak merupakan buah hasil dari perkawinan kewajiban tersebut tidak dapat dipenuhi oleh bapak,
antara seorang perempuan dengan seorang laki-laki. maka ibu ikut memikul biaya tersebut berdasarkan
Sedangkan definisi anak menurut Kompilasi Hukum keputusan pengadilan (Tim Penulis Merah Putih,
Islam adalah seseorang yang belum genap 21 (dua 2009 : 42).
puluh satu) tahun dan belum pernah menikah, dan
belum cukup mampu untuk berdiri sendiri. Anak Selain itu dalam Kompilasi Hukum Islam,
merupakan amanah sekaligus karunia Allah SWT, tepatnya pada pengaturan ketentuan Pasal 105
dan bahkan anak dianggap sebagai harta kekayaan Kompilasi Hukum Islam, menyebutkan bahwa hak
yang paling berharga dibandingkan harta benda asuh anak yang belum mumayyiz atau belum berusia
lainnya. Oleh karena itu anak harus senantiasa dijaga 12 tahun adalah hak ibunya, dimana ketentuan Pasal
dan dilindungi, karena dalam diri seorang anak 105 Kompilasi Hukum Islam menyatakan, Dalam
melekat harkat dan martabat, juga hak-hak sebagai hal terjadinya perceraian, bahwa pemeliharaan anak
manusia seutuhnya yang harus dijunjung tinggi, yang belum mumayyiz atau belum berumur 12
sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan (duabelas) tahun adalah hak ibunya, sedangkan
hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi, serta pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz
berhak atas perlindungan dari tindak kekerasan dan diserahkan kepada anak untuk memilih diantara ayah
diskriminasi sebagaimana ketentuan Pasal 1 Angka atau ibunya sebagai pemegang hak pemeliharaanya,
(2) Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang dan biaya pemeliharaan ditanggung oleh ayahnya
Perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun (Khumedi Ja’Far, dan Muhammad Rusfi, 2013 :
2008 tentang Perlindungan Anak. 171).
Dalam hal terjadi perceraian, seringkali anak Hak asuh anak terhadap ibunya dapat beralih
yang menjadi korban sebagai akibat dari ego kepada ayahnya, hal ini sebagaimana disebutkan
pasangan yang bercerai. Pasangan yang bercerai dalam Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung RI
berlomba-lomba untuk mendapatkan hak asuh anak No. 102 K/Sip/1973 tanggal 24 April 1975
dan seolah-olah jika mampu mendapatkan hak asuh (Jamaluddin, dan Nanda Amalia, 2016 : 93), yang
anak adalah pemenangnya, sehingga anak dianggap menyatakan, “Berdasarkan yurisprudensi mengenai
sebagai trofi atau piala kemenangan untuk kemudian perwalian anak, patokannya ialah bahwa ibu
menghalangi pasangan lainnya bertemu hanya untuk kandung yang diutamakan, khususnya bagi anak-
melampiaskan emosi atau dendam. Banyaknya anak yang masih kecil, karena kepentingan anak
gugatan hak asuh anak dapat juga dikarenakan yang menjadi kriterium, kecuali kalau terbukti
sulitnya salah satu pihak untuk bertemu anak karena bahwa Ibu tersebut tidak wajar untuk memelihara
ketidakpuasan terhadap adanya gugatan cerai atau anaknya.”
bisa juga dipersulit karena rasa sakit hati di dalam Selain itu berdasarkan Undang-undang Nomor
proses perceraian. 23 Tahun 2002 tentang Pelindungan Anak dan telah
Terkait perceraian, dalam Undang-undang mengalami perubahan dalam Undang-undang
perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 diatur dalam Pasal Nomor 35 Tahun 2014, dimana Pasal 14 berbunyi
41 huruf (a) sebagaimana diubah oleh Undang- “Setiap anak berhak untuk diasuh oleh orangtuanya
undang Nomor 16 Tahun 2019, yang menyebutkan sendiri, kecuali jika ada alasan dan/atau aturan
bahwa akibat putusnya perkawinan karena hukum yang sah menunjukkan bahwa pemisahan itu
perceraian ialah : baik ibu atau bapak tetap adalah demi kepentingan terbaik bagi anak dan
berkewajiban memelihara dan mendidik anak- merupakan pertimbangan terakhir”. Lebih lanjut
anaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan dalam dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun
anak, bilamana ada perselisihan mengenai 2002 tentang Pelindungan Anak sebagaimana telah
penguasaan anak-anak, Pengadilan memberi diubah dengan Undang-undang Nomor 35 Tahun
keputusan. Dan mengenai kewajiban memelihara 2014, juga diatur mengenai hak anak pada ketentuan
dan mendidik anak-anak diatur dalam pasal 45 ayat Pasal 4 sampai dengan Pasal 18, yang meliputi:
(1) dan pasal 45 ayat (2), dimana kedua orangtua a. Hak untuk hidup, tumbuh, berkembang,
berkewajiban untuk tetap memelihara dan mendidik dan berpartisipasi, serta mendapat
anak-anak hingga anak tersebut menikah atau dapat perlindungan dari kekerasan dan
berdiri sendiri meskipun perkawinan antara kedua diskriminasi.
orangtua putus. Mengenai tanggung jawab atas b. Hak atas suatu nama sebagai identitas diri
semua biaya pemeliharaan dan pedidikan yang dan status kewarganegaraan.
diperlukan oleh anak adalah tanggung jawab bapak, c. Hak untuk beribadah menurut agamanya.
sebagaimana ketentuan pada Pasal 41 huruf b
d. Hak memperoleh pelayanan kesehatan o. Setiap anak yang menjadi korban atau
dan jaminan sosial. pelaku tindak pidana berhak mendapatkan
e. Hak memperoleh pendidikan dan bantuan hukum dan bantuan lainnya.
pengajaran. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat
f. Bagi anak yang menyandang cacat juga diketahui bahwa hak asuh anak dapat beralih dari ibu
hak memperoleh pendidikan luar biasa, kandung menjadi kepada ayah kandung, karena ada
sedangkan bagi anak yang memiliki beberapa kondisi yang menyebabkan sang ibu
keunggulan juga hak mendapatkan dianggap tidak layak dalam mengasuh anak, dimana
pendidikan khusus. contoh nyata dari hilangnya hak asuh anak kandung
g. Hak menyatakan dan didengar dari ibu kandung kepada ayah kandung dapat dilihat
pendapatnya. pada perkara Putusan Nomor
h. Hak untuk beristirahat dan memanfaatkan 4213/Pdt.G/2017/PA.JT, dimana majelis hakim
waktu luang. dalam perkara ini memutus perkara dengan
i. Bagi anak penyandang cacat berhak menyatakan pada intinya hak asuh terhadap anak,
memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial, akibat terjadinya perceraian antara Penggugat/Ibu
dan pemeliharaan taraf kesejahteraan dengan Tergugat/Ayah, hak asuh anak yang bernama
sosial. Anak I (laki-laki) dan Anak II (Perempuan), hak
j. Bagi anak yang berada dalam pengasuhan hadhanahnya jatuh ke tangan Ayahnya/Tergugat,
orang tua/ wali, berhak mendapat dikarenakan, gugatan yang diajukan penggugat/ibu
perlindungan dari perlakuan: melanggar kompetensi relatif pengadilan karena
1. Diskriminasi; kediaman penggugat tidak termasuk dalam domisili
2. Eksploitasi, baik ekonomi maupun Pengadilan Jakarta Timur.
seksual;
Kemudian contoh lainnya juga dapat dilihat
3. Penelantaran;
dalam perkara Putusan Nomor
4. Kekejaman, kekerasan, dan
2726/Pdt.G/2019/PA.Cbn, dimana Penggugat/Ibu
penganiayaan;
Kandung dalam perkara ini mengajukan gugatan
5. Ketidakadilan; dan permohonan hak asuh anak, dikarenakan
6. Perlakuan salah lainnya. Tergugat/Ayah Kandung membawa anak-anak
k. Hak untuk memperoleh perlindungan pindah dari Jakarta Utara ke Cibubur tanpa
dari : sepengetahuan Penggugat, sehingga Penggugat
1. Penyalahgunaan dalam kegiatan kesulitan untuk bertemu dan berkomunikasi dengan
politik; anak-anak, hingga akhirnya Penggugat mengetahui
2. Keterlibatan dalam sengketa alamat Tergugat dan akhirnya mengajukan gugatan
bersenjata; hak asuh dengan dalil bahwa Tergugat menutup
3. Keterlibatan dalam kerusuhan sosial; akses ibu kandung unuk bertemu dan berkomunikasi
4. Keterlibatan dalam peristiwa yang dengan anak-anak, dan Tergugat juga tidak
mengandung unsur kekerasan; dan memperhatikan kesehatan dan kondisi psikologis
5. Keterlibatan dalam peperangan. anak. Dan akhirnya hakim memutuskan hak asuh
l. Hak untuk memperoleh kebebasan sesuai anak perempuan yang berusia 4 tahun kepada ayah
dengan hukum. kandung/Tergugat, sementara anak laki-laki berusia
m. Setiap anak yang dirampas kebebasannya 3 tahun kuasa asuhnya jatuh kepada ibu
berhak untuk, mendapatkan perlakuan kandung/Penggugat.
secara manusiawi dan penempatannya
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat
dipisahkan dari orang dewasa, berhak juga
diketahui bahwa dalam penelitian ini, peneliti
memperoleh bantuan hukum atau bantuan
hendak meneliti dan menganalisis mengenai
lainnya secara efektif dalam setiap
kedudukan orangtua dalam kuasa asuh anak akibat
tahapan upaya hukum yang berlaku, dan
hukum terjadinya perceraian menurut Kompilasi
berhak juga membela diri dan
Hukum Islam, dan siapa pihak yang berhak untuk
memperoleh keadilan di depan pengadilan
diberikan kuasa asuh anak akibat hukum terjadinya
anak yang objektif dan tidak memihak
perceraian.
dalam sidang tertutup untuk umum.
n. Setiap anak yang menjadi korban atau
pelaku kekerasan seksual atau yang METODE PENELITIAN
berhadapan dengan hukum berhak Metode penelitian hukum yang dilakukan oleh
dirahasiakan. penulis adalah dengan metode penelitian yuridis
normatif, yaitu penelitian terhadap data sekunder agama mengalami pemantapan posisinya hingga
(Hotma P. Sibuea, 2007 : 76). Data sekunder adalah sampai pada kewenangannya mengadili perkara
yang sudah siap pakai, dimana dalam penelitian Ekonomi Syariah.
hukum normatif sumber data dan teknik
Perkawinan itu putus karena perceraian, baik
pengumpulan yang dipergunakan dalam penelitian
cerai mati maupun cerai hidup (Pasal 199 Kitab
hukum adalah data kepustakaan, dan analisa data
Undang-Undang Hukum Perdata dan Pasal 38
yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
analisis deskriptif.
Perkawinan). Disini tidak dipermasalahkan sejak
kapan dibenihkan atau dikandung. Oleh karena itu
PEMBAHASAN DAN ANALISIS pada asasnya, untuk menetapkan keabsahan seorang
A. Alasan Diajukannya Gugatan Kuasa Asuh anak, menurut Pasal 199 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata, tidak menjadi masalah kapan
Anak Sebagai Akibat Hukum Terjadinya
seorang anak dibenihkan, dalam arti, apakah ia
Perceraian dibenihkan sebelum atau dalam masa perkawinan.
Pada dasarnya dapat dikatakan bahwa periode Tidak disyaratkan, bahwa anak itu dilahirkan
Hadhanah dimulai dari lahir hingga akhir masa sepanjang perkawinan, tetapi masalah kapan anak itu
dewasa, dan mampu berdiri sendiri serta memenuhi dibenihkan, di sini justru memegang peranan
kebutuhan dasarnya. Oleh karena itu dalam hal ini penting.
hanya terdapat perbedaan pendapat mengenai
Perceraian merupakan salah satu dari
batasan usia dewasa (mampu berdiri sendiri) dan
bubarnya perkawinan. Perceraian artinya
batasan usia Tamyiz. Mereka memiliki pendapat
diputuskannya perkawinan itu oleh hakim, karena
yang berbeda tentang hal ini. Padahal, kedewasaan
sebab tertentu. Sedangkan perceraian karena
dan kemandirian serta usia Tamyiz seharusnya tidak
persetujuan-persetujuan bersama antara suami istri
ditentukan dengan menggunakan standar usia,
tidak diperbolehkan.
mengingat banyaknya faktor yang dapat
mempengaruhinya, seperti pendidikan, kebiasaan, Lingkungan Peradilan Agama mempunyai dua
lingkungan dan sebagainya. tingkat, yakni tingkat pertama disebut dengan
Pengadilan Agama, dan Tingkat Banding disebut
Berdasarkan hukum positif, perkara
dengan Pengadilan Tinggi. Dalam pengadilan agama
perkawinan, perceraian dan kuasa asuh anak bagi
terdapat susunan organisasi sebuah Lembaga
masyarakat yang beragama Islam, merupakan
peradilan yang terdiri dari, Ketua, Wakil Ketua,
wewenang pengadilan agama dimana Pengadilan
hakim, Panitera, Panitera Muda (Permohonan,
Agama merupakan badan peradilan di bawah
Gugatan, dan Hukum), Sekertaris, Kasubag, dan
Mahkamah Agung. Berbeda dengan badan peradilan
Jurusita. Hakim dalam pengadilan tidak menduduki
lainnya, Pengadilan Agama mempunyai asas khusus
jabatan struktural kecuali Ketua dan Wakil Ketua.
yakni Personalitas keislaman. Asas ini mewajibkan
Dalam susunan organisasi pengadilan tinggi tidak
setiap orang berperkara harus beragama islam atau
terdapat jurusita sebab Pengadilan Tinggi tidak
mereka menundukkan dirinya pada Hukum Islam.
berwenang dalam melakukan pemanggilan dan
Pengadilan Agama dalam buku ini mempunyai
pemberitahuan. Selain itu jumlah panitera muda
sejarah Panjang sejak zaman kerajaan mataram islam
hanya terdiri dari panitera muda banding dan
hingga era satu atap. Dimana dalam perjalanannya
panitera muda hukum. Pengadilan Agama
Pengadilan Agama wewenangnya mengalami pasang
berwenang dalam beberapa perkara yang menjadi
surut. Pengadilan agama sendiri pada awalnya
Kekuasaan Absolutnya. Sesuai dengan Pasal 49 dan
mempunyai banyak nama, hal ini menyesuaikan
50 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006
dengan daerah masing-masing. Pada masa
menyebutkan bahwa pengadilan agama berwenang
kesultanan mataram disebutkan bahwa hukum Islam
pada tingkat pertama untuk memeriksa dan
diterima sebagai sebuah hukum yang berlaku.
mengadili perkara, perkawinan, kewarisan, wasiat,
Sehingga hakimnya diangkat oleh raja atau sultan.
hibah, wakaf, zakat, infak, sedekah, dan ekonomi
Pada masa ini proses eksekusi putusan pengadilan
Syariah.
pada umumya dilaksanakan oleh peradilan setempat
kecuali pada halhal yang proses perkaranya perlu Unsur-unsur pengadilan agama dalam literatur
pertimbangan raja seperti perkara yang dapat fikih menyebutkan bahwa ada enam unsur yang
dijatuhi hukuman mati. Pada masa belanda harus ada dalam pengadilan agar peradilan berjalan
wewenang pengadilan agama mengalami dengan baik, yakni Hakim, Hukum, Mahkum Bihi,
pengurangan sampai pada hanya mengadili perkara Mahkum Alaih, Mahkum Lahu, dan Putusan.
perkawinan orang Islam saja. Kemudian pengadilan Seorang Hakim dalam literatur fikih menyebutkan
bahwa haruslah memenuhi persyaratan diantaranya Perkara Masuk Diputus
Laki-Laki Merdeka, Berakal, Beragama Islam, Adil, 1 Januari 622 309
mengetahui segala pokok hukum dari cabang- 2 Februari 598 314
cabangnya, mendengar, melihat, dan tidak bisu.
3 Maret 635 323
Sedangkan dalam legal formal hukum Indonesia,
seorang hakim pengadilan agama harus memenuhi 4 April 520 282
syarat-syarat berikut, Warga Negara Indonesia, 5 Mei 586 318
Islam, Bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa, Setia 6 Juni 410 267
kepada Pancasila dan UUD 45, Sarjana Hukum yang 7 Juli 566 291
Menguasai hukum Islam, lulus pendidikan hakim, 8 Agustus 620 390
sehat rohani dan jasmani, berwibawa, jujur, adil, dan 9 September 547 311
berkelakuan tidak tercela, berusia paling rendah 25 10 Oktober 708 385
tahun dan maksimal 40 tahun, tidak pernah dijatuhi
pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang
11 November 669 388

Berkekuatan hukum tetap. 12 Desember 523 291


Jumlah 7.004 3.869
Untuk mendapatkan hak asuh anak harus
Sumber : Laporan Tahunan Pengadilan Agama Bekasi Tahun
ditempuh melalui upaya litigasi supaya adanya 2018-2020
kepastian hukum. Kedua orang tua memiliki
kesempatan sama menuntut hak asuh supaya Tabel Jumlah Perkara Yang Masuk dan
ditetapkan di bawah asuhannya masing masing. DiPutus Perbulannya Periode 2019
Permintaan hak pengasuhan dapat dimasukkan ke No Jenis 2019
dalam gugatan perceraian atau cerai talak maupun Perkara Perkara Perkara
Masuk Diputus
diajukan secara terpisah. Secara yuridis normatif,
pasal 105 huruf a KHI menyebutkan merawat anak 1 Januari 698 384
yang dibawah 12 tahun adalah asuhan ibu. 2 Februari 463 464
Keutamaan ibu sebagai pengasuh anak, selain 3 Maret 407 401
terdapat dalam hukum positif Indonesia, juga 4 April 368 345
terdapat dalam hadis Rasulullah SAW. 5 Mei 279 451
Hak pengasuhan anak diajukan 6 Juni 383 266
pengalihannya, tanpa melalui proses hukum lagi, 7 Juli 517 476
bila orang tua memutuskan untuk membuat 8 Agustus 452 514
kesepakatan baru. Misalnya, hak pengasuhan yang 9 September 415 464
ditetapkan pengadilan jatuh pada ibu, bisa saja 10 Oktober 457 487
dialihkan kepada ayah, bila ayah dan ibu
berkompromi dan memutuskan anak itu lebih baik
11 November 393 497

diasuh ayahnya. Peralihan hak asuh seperti ini sama 12 Desember 322 503
sekali tidak melanggar hukum. Pengadilan juga tidak Jumlah 7.004 5.252
akan menjatuhkan sanksi hukum. Sumber : Laporan Tahunan Pengadilan Agama Bekasi Tahun
2018-2020
Tahapan persidangan pada peradilan agama
meliputi Proses pendaftaran perkara, proses Tabel Jumlah Perkara Yang Masuk dan
penetapan majelis hakim, proses penunjukan DiPutus Perbulannya Periode 2020
panitera pengganti, proses penetapan hari sidang, No Jenis 2020
proses pemanggilan para pihak, proses pelaksanaan Perkara Perkara Perkara
Masuk* Diputus*
persidangan, proses rapat permusyawaratan majelis
hakim, dan proses pembuatan putusan. 1 Januari - -
2 Februari - -
Kemudian peneliti hendak menyajikan data
3 Maret - -
perkara pada Pengadilan Agama Bekasi, dimana data
perkara pada Pengadilan Agama Bekasi selama 4 April - -
periode tahun 2018 sampai dengan Tahun 2020 yang 5 Mei - -
dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini : 6 Juni - -
7 Juli - -
Tabel Jumlah Perkara Yang Masuk dan
8 Agustus - -
DiPutus Perbulannya Periode 2018
9 September - -
No Jenis 2018
Perkara Perkara 10 Oktober - -
11 November - - Isteri
12 Desember - - 13 Pengesahan - -
Anak
Jumlah 7.004 4.591
Sumber : Laporan Tahunan Pengadilan Agama Bekasi Tahun 14 Pencabutan - -
2018-2020 Kekuasaan
Keterangan : * Tidak Terdata / Tidak Terlampir dalam Laporan Orang Tua
Tahunan Pengadilan Agama Bekasi Tahun 2018-2020 15 Perwalian - -
Berdasarkan tabel tersebut di atas, dapat 16 Pencabutan Hak - -
Wali
dilihat bahwa perkara yang masuk pada pengadilan
Agama Kota Bekasi, sdari tahun 2018 sampai 17 Penunjukan - -
Orang Lain Sbg
dengan Tahun 2020 setiap tahunnya semakin Wali
menurun jumlah perkara yang masuk, dimana
18 Ganti Rugi - -
perkara yang masuk pada tahun 2018 adalah terhadap Wali
sebanyak 7.004 perkara, pada tahun 2019 adalah 19 Asal Usul Anak - -
sebanyak 5.252 perkara, pada tahun 2020 adalah
20 Penolakan - -
sebanyak 4.591 perkara. Adapun jumlah perkara Kawin
yang diputus setiap tahunnya juga semakin menurun Campuran
setiap tahunnya, dan diketahui berdasarkan tabel 21 Isbath Nikah - -
tersebut di atas, diketahui jumlah perkara yang 22 Izin Kawin - -
diputus pada tahun 2018 adalah sebanyak 3.869
23 Dispensasi - -
perkara, jumlah perkara yang diputus pada tahun Kawin
2019 adalah sebanyak 5.154 perkara, jumlah perkara 24 Wali Adhol - -
yang diputus pada tahun 2020 adalah sebanyak
25 Ekonomi - -
4.493 perkara. Syariah
Kemudian peneliti hendak menyajikan data 26 Kewarisan - -
perkara persidangan hak asuh anak atau Hadhanah 27 Wasiat - -
pada Pengadilan Agama Bekasi, dimana data perkara 28 Hibah - -
persidangan hak asuh anak atau Hadhanah pada 29 Wakaf - -
Pengadilan Agama Bekasi selama periode tahun 30 Zakat/Infaq/ - -
2018 sampai dengan Tahun 2020 yang dapat dilihat Shodaqoh
pada tabel berikut di bawah ini : 31 P3HP/Penetapan - -
Ahli Waris
Tabel Jumlah Jenis Perkara Yang Masuk
32 Lain-lain - -
dan DiPutus Selama Periode 2018
33 Ditolak - -
No Jenis 2018
Perkara Perkara Perkara 34 Tidak Diterima - -
Masuk* Diputus 35 Gugur - -
1 Dicabut - - 36 Docoret dari - -
2 Izin Poligami - - Register
3 Pencegahan - - 37 Damai -
Perkawinan Jumlah 7.004 3.869
4 Penolakan - - Sumber : Laporan Tahunan Pengadilan Agama Bekasi Tahun
Perkawinan oleh 2018-2020
PPN
Keterangan : * Tidak Terdata / Tidak Terlampir dalam Laporan
5 Pembatalan - - Tahunan Pengadilan Agama Bekasi Tahun 2018-2020
Perkawinan
6 Kelalaian - - Tabel Jumlah Jenis Perkara Yang Masuk
Kewajiban dan DiPutus Selama Periode 2019
Suami/Isteri
No Jenis 2019
7 Cerai Talak - - Perkara Perkara Perkara
8 Cerai Gugat - - Masuk Diputus

9 Harta Bersama - - 1 Dicabut - 712


10 Penguasaan - - 2 Izin Poligami 13 7
Anak/Hadlonah 3 Pencegahan 0 0
11 Nafkah Anak - - Perkawinan
oleh Ibu 4 Penolakan 0 0
12 Hak-hak Bekas - - Perkawinan oleh
PPN Sumber : Laporan Tahunan Pengadilan Agama Bekasi Tahun
2018-2020
5 Pembatalan 3 2
Perkawinan Tabel Jumlah Jenis Perkara Yang Masuk
6 Kelalaian 0 0 dan DiPutus Selama Periode 2020
Kewajiban
Suami/Isteri No Jenis 2020
7 Cerai Talak 1.196 955 Perkara Perkara Perkara
Masuk Diputus
8 Cerai Gugat 3.367 2774 1 Dicabut - 712
9 Harta Bersama 49 14 2 Izin Poligami 13 7
10 Penguasaan 43 32 3 Pencegahan 0 0
Anak/Hadlonah Perkawinan
11 Nafkah Anak 0 0 4 Penolakan 0 0
oleh Ibu Perkawinan oleh
12 Hak-hak Bekas 1 0 PPN
Isteri 5 Pembatalan 3 2
13 Pengesahan 1 0 Perkawinan
Anak 6 Kelalaian 0 0
14 Pencabutan 0 0 Kewajiban
Kekuasaan Suami/Isteri
Orang Tua 7 Cerai Talak 1.196 955
15 Perwalian 37 30 8 Cerai Gugat 3.367 2774
16 Pencabutan Hak 1 0 9 Harta Bersama 49 14
Wali
17 Penunjukan 1 1 10 Penguasaan 43 32
Orang Lain Sbg Anak/Hadlonah
Wali 11 Nafkah Anak 0 0
oleh Ibu
18 Ganti Rugi 0 0
terhadap Wali 12 Hak-hak Bekas 1 0
Isteri
19 Asal Usul Anak 9 5
13 Pengesahan 1 0
20 Penolakan 0 0 Anak
Kawin
Campuran 14 Pencabutan 0 0
Kekuasaan
21 Isbath Nikah 247 164 Orang Tua
22 Izin Kawin 0 0 15 Perwalian 37 30
23 Dispensasi 22 11 16 Pencabutan Hak 1 0
Kawin Wali
24 Wali Adhol 3 1 17 Penunjukan 1 1
25 Ekonomi 2 0 Orang Lain Sbg
Syariah Wali
26 Kewarisan 10 3 18 Ganti Rugi 0 0
terhadap Wali
27 Wasiat 0 0
28 Hibah 1 0 19 Asal Usul Anak 9 5
29 Wakaf 0 0 20 Penolakan 0 0
Kawin
30 Zakat/Infaq/ 0 0 Campuran
Shodaqoh
21 Isbath Nikah 247 164
31 P3HP/Penetapan 140 123
Ahli Waris 22 Izin Kawin 0 0
32 Lain-lain 8 11 23 Dispensasi 22 11
Kawin
33 Ditolak - 52
24 Wali Adhol 3 1
34 Tidak Diterima - 131
25 Ekonomi 2 0
35 Gugur - 161 Syariah
36 Docoret dari - 63 26 Kewarisan 10 3
Register
27 Wasiat 0 0
37 Damai - -
28 Hibah 1 0
Jumlah 7.004 5.252
29 Wakaf 0 0
30 Zakat/Infaq/ 0 0
Shodaqoh kepada ayah kandung sang anak, dimana dalam
31 P3HP/Penetapan 140 123 uraian sebelumnya diketahui bahwa peneliti
Ahli Waris menganalisa beberapa perkara terkait peralihan atas
32 Lain-lain 8 11 kuasa asuh anak dari ibu kandung kepada ayah
33 Ditolak - 52 kandung sang anak, dimana dalam perkara-perkara
34 Tidak Diterima - 131 tersebut patut diketahui lebih jauh, mengenai apa
35 Gugur - 161 penyebab penetapan hakim dalam hal peralihan atas
kuasa asuh anak dari ibu kandung kepada ayah
36 Docoret dari - 63
Register kandung sang anak sebagai akibat hukum terjadinya
37 Damai - - perceraian, sehingga peneliti akan membahas secara
Jumlah satu persatu mengenai apa penyebab terjadinya
7.004 5.252
penyebab penetapan hakim dalam hal peralihan atas
Sumber : Laporan Tahunan Pengadilan Agama Bekasi Tahun kuasa asuh anak dari ibu kandung kepada ayah
2018-2020 kandung.
Berdasarkan data pada tabel 4.2 tersebut di Dalam hal penyebab diajukannya gugatan atas
atas, dapat dilihat bahwa perkara yang berhubungan kuasa asuh anak dari ibu kandung kepada ayah
dengan hak asuh anak pada Pengadilan Agama Kota kandung dapat ditemukan dari beberapa putusan
Bekasi adalah perkara cerai talak, cerai gugat, hakim Nomor 858/Pdt.G/2020/PA.Bks, dimana hak
Pencabutan Kekuasaan Orang Tua, Penguasaan asuh yang sebelumnya ada pada ibu sang anak, dapat
Anak/Hadlonah, Perwalian, Pencabutan Hak Wali, berpindah pada ayah kandungnya, dimana yang
dan Penunjukan Orang Lain Sebagai Wali. Adapun menjadi alasan diajukannya gugatan dalam perkara
detail perkara yang masuk pada Pengadilan Agama tersebut adalah berdasarkan Pasal 86 Undang-
Kota Bekasi terkait dengan hak asuh anak pada undang Nomor 7 Tahun 1989 pada pokoknya
tahun 2018 tidak memiliki detail perkara yang jelas gugatan soal penguasaan anak dapat diajukan
pada Laporan Tahunan Pengadilan Agama Bekasi bersama-sama dengan gugatan perceraian ataupun
Tahun 2018. sesudah putusan perceraian mempunyai kekuatan
Adapun pada Tahun 2019, detail perkara yang hukum yang tetap. Kemudian majelis hakim juga
masuk pada Pengadilan Agama Kota Bekasi terkait menyatakan, berdasarkan bukti bertanda (P.4)
dengan hak asuh anak pada tahun 2019 yaitu Penggugat telah secara resmi bercerai dengan
perkara cerai talak yang berjumlah 955 perkara, Tergugat dan telah memperoleh kekuatan hukum
perkara cerai gugat yang berjumlah 2.774 perkara, tetap, oleh karena itu pula vide Pasal 86 Ayat 1
perkara Penguasaan Anak/Hadlonah, yang Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Majelis
berjumlah 32 perkara, perkara Perwalian yang Hakim berpendapat Penggugat adalah subjek hukum
berjumlah 30 perkara, perkara Pencabutan Hak Wali yang memenuhi syarat dan mempunyai kedudukan
tidak terdapat perkara, dan perkara Penunjukan legal standing untuk mengajukan gugatan tentang
Orang Lain Sebagai Wali yang berjumlah 1 perkara. pemeliharaan anak, dan berdasarkan bukti bertanda
(P.2) dan (P.3) terbukti bahwa anak yang bernama
Kemudian pada Tahun 2020, detail perkara XXXX, (perempuan), lahir di Jakarta, 31 Mei 2009,
yang masuk pada Pengadilan Agama Kota Bekasi dan XXXX, (perempuan), lahir di Jakarta, 24 April
terkait dengan hak asuh anak pada tahun 2020 yaitu 2010 adalah anak kandung Penggugat dan Tergugat
perkara cerai talak yang berjumlah 880 perkara, yang sah dan dilahirkan dalam perkawinan yang sah
perkara cerai gugat yang berjumlah 2.390 perkara, pula, dan yang menjadi bagi hakim dalam
perkara Penguasaan Anak/Hadlonah, yang memberikan hak asuh anak kepada ayah kandung,
berjumlah 26 perkara, perkara Perwalian yang dalam perkara ini adalah penggugat, adalah alasan
berjumlah 55 perkara, perkara Pencabutan Hak Wali Penggugat pada intinya adalah karena kedua anak
tidak terdapat perkara, dan perkara Penunjukan tersebut lebih dekat dengan Penggugat selaku ayah
Orang Lain Sebagai Wali tidak terdapat perkara. kandungnya, serta ibu kandung anak-anak tersebut
Peradilan agama sendiri diketahui merupakan yaitu tergugat mengalami sakit syaraf yang disebut
peradilan yang memiliki asas khusus yakni Skizofrenia, yaitu sering berhalusinasi dengan sering
Personalitas keislaman. Asas ini mewajibkan setiap marah dan melakukan pengancaman. Oleh karena itu
orang berperkara harus beragama islam atau mereka Majelis Hakim akan mempertimbangkannya sesuai
menundukkan dirinya pada Hukum Islam, dimana dengan ketentuan hukum yang berlaku serta
wewenang peradilan agama, salah satunya perkara mengingat kepentingan bagi masa depan anak itu
talak dan atau penetapan kuasa asuh anak. Dalam sendiri.
penelitian ini sendiri, peneliti hendak membahas
peralihan atas kuasa asuh anak dari ibu kandung
Kasus dimana hak asuh anak jatuh atau Masalah kuasa asuh anak dari ibu kandung
berpindah kepada ayah kandung juga terjadi pada yang kemudian beralih menjadi hak dari ayah
perkara Putusan Nomor 1961/Pdt.G/2019/ PA.Bks., kandung anak, dapat dilihat pada perkara Putusan
dimana hak asuh anak dalam perkara perceraian Nomor 720 K/Ag/2014, dimana dalam perkara ini
pada perkara ini, diperebutkan oleh ayah kandung terdapat perebutan hak asuh anak antara Bambang
selaku penggugat dalam perkara ini, dan ibu Widiatmoko selaku ayah kandung dari Andini
kandung selaku tergugat dalam perkara ini, dimana Hassya Artsitania, dan Zeta Arganirum Widyadhana,
yang menjadi pertimbangan hakim dalam melawan Teni Nurrita. Dalam perkara ini diketahui
menjatuhkan hak asuh anak kepada ayah kandung Bambang Widiatmoko menggugat cerai Teni Nurrita
dalam perkara ini adalah pertimbangan terkait hal dan memohon hak asuh anak atas Andini Hassya
ihwal mengenai pengasuhan anak menurut peraturan Artsitania, dan Zeta Arganirum Widyadhana agar
perundang-undangan yang kemudian dijadikan dasar dapat dalam pemeliharaannya, disebabkan Teni
pertimbangan, dan bahwa menurut Undang-Undang Nurrita selaku ibu kandung dari Andini Hassya
Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, bahwa Artsitania, dan Zeta Arganirum Widyadhana
kewajiban kedua orang tua adalah memelihara dan melakukan hal-hal sebagai berikut:
mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya.
a. Teni Nurrita sering memukul, menampar,
Kewajiban orang tua tersebut berlaku sampai anak
melempar benda ke anak-anaknya,
itu menikah atau dapat dikatakan anak sudah dewasa
sehingga menyebabkan kekerasan fisik
dan mampu berdiri sendiri, kewajiban tersebut tetap
terhadap anak. Selain itu Teni Nurrita juga
berlaku dan mengikat meskipun perkawinan antara
sering memarahi/memaki anak-anak
kedua orang tua putus (Pasal 45). Akibat putusnya
dengan kata-kata kasar yang tidak pantas
perkawinan karena perceraian ialah baik ibu atau
untuk diucapkan terhadap anak-anak,
bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik
sehingga hal ini menyebabkan kekerasan
anak-anaknya, semata-mata berdasarkan
psikis terhadap anak-anak;
kepentingan anak. Bilamana ada perselisihan
b. Teni Nurrita juga pernah melempar
mengenai penguasaan anak-anak, Pengadilan
tempat CD pada kepala anak pertama,
memberi keputusannya.
sehingga menyebabkan robek dan harus
Kemudian majelis hakim dalam perkara dijahit di rumah sakit. Sedangkan
tersebut juga menyampaikan menurut Pasal 14 terhadap anak kedua pernah menakut-
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang nakuti dengan senapan angin, sehingga
Perlindungan Anak, bahwa kecuali terdapat alasan pipi anak membentur ke tempat tidur,
yang wajar dan / atau ketentuan hukum yang sah yang mengakibatkan pipinya luka dan
yang menunjukkan pemisahan itu adalah demi berdarah yang cukup serius, hal ini terjadi
kepentingan terbaik bagi anak dan merupakan sebelum terjadinya perceraian antara
pertimbangan terakhir, maka setiap anak berhak Bambang Widiatmoko dan Teni Nurrita;
diasuh oleh orang tuanya sendiri. Kemudian menurut c. Teni Nurrita tidak membolehkan
Pasal 105 Kompilasi Hukum Islam (KHI) di Bambang Widiatmoko untuk mengasuh
Indonesia, dalam hal terjadinya perceraian, anak-anak, bahkan kalau menengok anak-
pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau anak sering dimarahi, dicaci maki, bahkan
belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya, diusir;
sedangkan pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz d. Teni Nurrita juga tidak memperbolehkan
diserahkan kepada anak untuk memilih diantara ayah Bambang Widiatmoko untuk menengok
atau ibunya sebagai pemegang hak pemeliharaanya dan atau melihat, menjenguk anak-anak di
dan menurut Pasal 156 Kompilasi Hukum Islam, sekolah, bahkan Teni Nurrita mengancam
apabila pemegang hadhanah ternyata tidak dapat kepada Kepala Sekolah dan guru-guru
menjamin keselamatan jasmani dan rohani anak, apabila Bambang Widiatmoko datang dan
meskipun biaya nafkah dan hadhanah telah dicukupi, dijemput anak-anak di sekolah;
maka atas permintaan kerabat yang bersangkutan, e. Teni Nurrita tidak dapat memberikan
Pengadilan Agama dapat memindahkan hak pendidikan yang baik, terutama
hadhanah kepada kerabat lain yang mempunyai hak pendidikan agama, sejak anak-anak
hadhanah pula, sehingga majelis hakim menjatuhkan tinggal bersama Teni Nurrita tidak pernah
putusan yang memberikan hak asuh anak kepada lagi masuk sekolah TPA, dan mengikuti
ayah kandung dari si anak, dimana hak asuh anak pengajian (mengaji), sehingga anak-anak
dapat dialihkan kepada ayah kandung dari ibu sudah lupa terhadap pelajaran dan/atau
kandung berdasarkan ketentuan Pasal 156 Kompilasi bacaan al-Qur’an, misalnya surat-surat
Hukum Islam.
pendek, doa sehari-hari, dan membaca Widiatmoko untuk mengasuh anak-anak, bahkan
iqra; kalau menengok anak-anak sering dimarahi, dicaci
f. Bahwa sewaktu tinggal bersama Bambang maki, bahkan diusir, bahkan anak-anak tersebut pun
Widiatmoko anak-anak rajin belajar, kemudian menjadi terlantar, sehingga Bambang
belajar pendidikan agama, dan selalu Widiatmoko mengajukan permohonan kasasi agar
masuk sekolah TPA; majelis hakim agung dapat mengalihkan hak asuh
g. Teni Nurrita tidak memberikan perhatian anak dari Teni Nurrita menjadi kepada Bambang
terhadap pendidikan di Sekolah. Misalnya Widiatmoko, dan dalam pertimbangannya majelis
anak-anak tidak dapat mengerjakan tugas hakim menjelaskan bahwa berdasarkan pasal 41
dengan baik, dan Pekerjaan Rumah (PR) huruf c Undang-Undang No.1 tahun 1974 Bapak
dari sekolah tidak pernah dibantu dan yang bertanggung-jawab atas semua biaya
diarahkan oleh Teni Nurrita untuk pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak
mengerjakannya, sehingga nilai anak-anak itu, oleh karena kedua anak Bambang Widiatmoko
jelak di bawah rata-rata, yaitu nilainya dan Teni Nurrita masih di bawah umur dan masih
dibawah 5 (lima); memerlukan biaya hidup dan pendidikan maka
h. Teni Nurrita membiarkan anak-anak tidak secara officio hakim patut membebankan untuk
untuk belajar, bahkan tidak diberi memberikan nafkah kepada kedua anak tersebut
semangat dalam belajar, baik dalam melalui Bambang Widiatmoko yang besarnya akan
belajar pendidikan agama maupun belajar ditetapkan dalam amar putusan ini, dimana
di sekolah/TPA; kemudian majelis hakim agung menetapkan
i. Teni Nurrita tidak dapat mendidik Bambang Widiatmoko sebagai pemegang hak
dan/atau memelihara anak-anak dengan hadhanah 2 (dua) orang anak bernama Andhini
baik, dan juga tidak memperhatikan Hassya Artsitania, lahir 13 Mei 2005 dan Zeta
kebutuhan anak-anak, misalnya makan Arganirum Widyadhana, lahir 02 Agustus 2006
dan pakaian, kadang-kadang sarapan, hingga anak-anak tersebut dewasa dengan tidak
kadang-kadang juga tidak, pakaian tidak mengurangi hak Teni Nurrita S.Pd. binti Didin BA.
diseterika, dan juga sering kesiangan sebagai ibunya untuk mengunjungi, mengajak jalan-
bangun dan ketika mau sekolah anak-anak jalan dan memberi kasih sayang terhadap kedua anak
sering tidak mandi pagi; tersebut.
j. Teni Nurrita ketika bekerja, maka anak-
Perkara lain juga yang memutuskan bahwa
anak sering dikurung di dalam rumah
tidak selamanya Kuasa Asuh anak jatuh pada ibunya
berdua, dikunci dari luar, dan membiarkan
adalah pada Perkara Nomor
anak-anak tidak sekolah. Hal ini bila
0877/Pdt.G/2018/PA.Bks, dimana ibu kandung
terjadi sesuatu di rumah, maka akan
selaku Penggugat yang merasa kesulitan untuk
membahayakan keberadaan anak-anak di
bertemu dan komunikasi dengan kedua anaknya,
dalam rumah dimaksud, misalnya
dimana anak yanng pertama laki-laki berusia 8 tahun
kebakaran dan lain sebagainya;
dan anak kedua perempuan berusia 7 tahun.
k. Teni Nurrita juga sering mempengaruhi
Penggugat merasa khawatir mengenai kondisi
anak-anak yang tidak baik, misalnya
psikologis anak-anak, dan juga kesehatannya. Dalam
menekankan kepada kedua anak-anaknya
alasan pengajuan gugatan, Penggugat
untuk tidak sayang lagi terhadap Bambang
menyampaikan bahwa kondisi kesehatan terutama
Widiatmoko selaku ayah kandungnya,
anak pertama yang mengalami obesitas, dan gatal-
bahkan Teni Nurrita menyatakan bahwa
gatal pada kulitnya tidak diperhatikan oleh Tergugat
Bambang Widiatmoko adalah bukan ayah
selaku ayah kandungnya. Tergugat yang berprofesi
kandungnya lagi;
sebagai Ojek Online kurang memperhatikan
Perceraian antara Bambang Widiatmoko dan pendidikan anak-anak mulai dari biaya sekolah
Teni Nurrita pun telah di jatuhkan dalam Putusan sampai seragam dan tugas-tugas sekolah, Tergugat
Pengadilan Agama Bekasi Nomor : juga menitipkan anak kepada ibunya yang sudah
0268/Pdt.G/2012/ PA.Bks, dalam perkara ini berusia tua dan sakit-sakitan. Dan Tergugat juga
diketahui bahwa pemberian hak asuh anak jatuh masih tinggal bersama ibunya dan keluarga
pada Teni Nurrita dengan ketentuan, Bambang kakaknya, sehingga rumah tempat tinggal dianggap
Widiatmoko masih diperbolehkan untuk menjenguk kurang layak. Sementara Pengugat bekerja sebagai
dan menafkahi anak-anaknya untuk menjaga karyawati sebuah Bank, dan masih memiliki waktu
stabilitas perkembangan anak, namun dalam untuk mengurus anak-anaknya. Dalam putusannya,
perkembangannya sebagaimana uraian di atas, hakim memberikan kuasa asuh anak laki-laki usia 8
diketahui Teni Nurrita tidak membolehkan Bambang tahun kepada Tergugat dan kuasa asuh anak
perempuan usia 7 tahun kepada Penggugat dengan tersebut pula yang menjadikan alasan Penggugat
pertimbangan bahwa, selama kedua anak para pihak mengajukan gugatan kuasa asuh anak.
ikut dan diasuh oleh Tergugat tidak ada
Selain itu dalam beberapa contoh perkara di
kendala/masalah yang prinsip bagi pertumbuhan
Pengadilan Jakarta, juga dapat dilihat bahwa hak
jasmani, rohani, kecerdasan intelektual maupun
asuh anak atau hadhanah juga bisa beralih dari ibu
agama anak. Hakim juga mempertimbangkan demi
kandung kepada ayah kandung, dan dapat diajukan
menjaga silaturahmi antara Penggugat dan Tergugat,
permohonan / gugatan peralihan hak asuh anak.
Majelis Hakim mengambil jalan tengah dengan
memberikan masing-masing pihak untuk mengasuh Dari uraian tersebut di atas dapat dilihat
seorang anak, baik Penggugat maupun Tergugat, jadi bahwa alasan diajukannya gugatan kuasa asuh anak
apabila salah satu merasa kangen maka diharapkan pada Pengadilan Agama disebabkan karena:
akan saling mengunjungi dan terjadilah hubungan a. Adanya kesepakatan bersama antara
silaturahmi. Pertimbangan hakim juga mengenai hak suami dan istri dalam mengasuh anak,
asuh anak laki-laki jatuh kepada ayahnya karena b. Istri atau ibu kandung tidak dapat bertemu
pada umumnya anak laki-laki lebih simpel merawat dan berkomunikasi dengan anak-anak,
dan mengurusnya, sementara anak perempuan lebih c. Istri atau ibu kandung berperilaku kasar
memerlukan perhatian dan perawatan khusus terhadap anak,
dibandingkan anak laki-laki dan oleh karena d. Istri atau ibu kandung telah menikah lagi
Penggugat sebagai ibu yang juga pada umumnya dengan laki-laki lain,
lebih telaten, sehingga mmajelis hakim e. Berdasarkan pilihan sendiri sang anak,
mempertimbangkan kuasa asuh anak perempuan f. Istri atau ibu kandung telah tidak
jatuh kepada Penggugat yaitu ibu kandungnya. diketahui keberadaannya atau menghilang
Beberapa uraian pada putusan pengadilan meninggalkan suami dan anak,
agama di Bekasi tersebut diatas menjadi acuan untuk g. Istri atau ibu kandung berperilaku buruk
menunjukkan bahwa orang tua perempuan tidak seperti sering ke diskotik dan atau
selamanya menjadi pemegang hak asuh, majelis berselingkuh dengan pria lain, serta
hakim memiliki kebijakan untuk menentukan h. Istri atau ibu kandung tidak pernah
pemegang hak asuh anak dengan melihat asas yang menghadiri persidangan.
di pakai oleh pengadilan agama. Berdasarkan uraian tersebut dapat dibuat
Pertimbangan Hakim yang tertuang dalam kesimpulan bahwa alasan diajukannya gugatan hak
putusan perkara nomor 2726/Pdt.G/2019/PA. Cbn asuh anak dari ibu kandung menjadi kepada ayah
yang menetapkan bahwa dalam perkara hak kandung sebagai akibat hukum terjadinya
pengasuhan anak (hadhanah) yang belum mumayyiz, perceraian, diantaranya adalah, adanya kesepakatan
Hakim Pengadilan Agama Cibinong memutuskan bersama antara suami dan istri dalam mengasuh
bahwa pengasuhan anak laki-laki yang berusia 3 anak, ibu kandung merasa kesulitan untuk bertemu
(tiga) tahun di asuh oleh Penggugat/Ibu dan anak dan berkomunikasi dengan anak-anaknya, ibu
perempuan yang berusia 5 (lima) tahun diasuh oleh kandung sering berperilaku kasar terhadap anak, ibu
Tergugat/ayah. Adapun alasan Penggugat selaku ibu kandung telah menikah lagi dengan laki-laki lain,
kandung mengajukan gugatan kuasa asuh merasa berdasarkan pilihan sendiri sang anak, ibu kandung
kesulitan untuk bertemu dan komunikasi dengan tidak diketahui keberadaannya atau menghilang
kedua anaknya. Penggugat merasa khawatir meninggalkan suami dan anak (menelantarkan anak
mengenai kondisi psikologis anak-anak, dan juga sebelum terjadinya perceraian), ibu kandung
kesehatannya. Dalam alasan pengajuan gugatan, berperilaku buruk seperti sering ke diskotik dan atau
Penggugat menyampaikan bahwa kondisi kesehatan berselingkuh dengan pria lain, serta ibu kandung
anak kedua yang terlihat kurus dan tidak terawat, tidak pernah menghadiri persidangan.
anak tersebut juga mengalami gatal-gatal pada
B. Analisis Hukum Penetapan Hakim Dalam
kulitnya sehingga terlihat kurang diperhatikan oleh
Tergugat selaku ayah kandungnya. Tergugat juga Hal Kuasa asuh Anak Sebagai Akibat
saat bekerja menitipkan anak-anak kepada ibunya Hukum Terjadinya Perceraian
yang sudah berusia tua dan sakit-sakitan. Penggugat Dalam uraian sebelumnya diketahui bahwa
merasa lebih berhak merawat dan mengasuh anak- teori yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah,
anaknya karena anak-anak tersebut masih balita, dan teori negara hukum, keadilan, dan kemaslahatan.
selama 9 (sembilan) bulan Penggugat tidak dapat Teori tersebut dipergunakan oleh peneliti untuk
bertemu dan berkomunikasi dengan anak-anak, hal menguraikan dan menganalisa mengenai penetapan
putusan yang dijatuhkan oleh hakim terhadap kuasa
asuh anak dalam hal terjadinya perceraian, yang yang beragama Islam (yang hendak mengikuti
didasarkan pada berlakunya kompilasi hukum Islam. sistem hukum perdata barat), dan Kompilasi Hukum
Islam yang berlaku secara khusus bagi umat Islam.
Konsep negara hukum sendiri dalam literatur
hukum positif di Indonesia dapat diketemukan dalam Di dalam hukum islam tidak ada aturan yang
konstitusi negara yaitu pada ketentuan Pasal 1 Ayat khusus mengatur kekuasaan orang tua dan perwalian
3 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia terhadap anak. Namun ada istilah khusus yang
tahun 1945 yang menyatakan bahwa, “Indonesia mengatur tentang pengasuhan anak yaitu dalam
adalah negara hukum”. istilah fiqih, bisa disebut hadlanah. Hadanah berasal
dari kata “hiddan”, artinya lambung. Baik laki-laki
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, diketahui
maupun perempuan,atau yang sudah besar tetapi
bahwa Negara Hukum itu dibangun dengan
belum mumayiz, tanpa perintah darinya
mengembangkan perangkat hukum itu sendiri
menyediakan sesuatu yang menyakiti dan
sebagai suatu sistem yang fungsional dan
merusaknya, mendidik jasmani, rohani dan akalnya
berkeadilan, dikembangkan dengan menata supra
agar mampu mandiri sendiri menghadapi hidup dan
struktur dan infra struktur kelembagaan politik,
tanggung jawabnya.
ekonomi dan social yang tertib dan teratur, serta
dibina dengan membangun budaya dan kesadaran Dalam hukum positif di Indonesia, yaitu Pasal
hukum yang rasional dan impersonal dalam 41 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. perkawinan menyebutkan bahwa mengenai akibat
Untuk itu, sistem hukum itu perlu dibangun dan putusnya perkawinan karena perceraian adalah:
ditegakkan sebagaimana mestinya, dimulai dengan
a. Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban
konstitusi sebagai hukum yang paling tinggi
memelihara dan mendidik anak-anaknya,
kedudukannya. Yang dibayangkan sebagai faktor
semata-mata bedasarkan kepentingan anak
penentu dalam penyelenggaraan kekuasaan adalah
bilamana ada perselisihan mengenai
norma atau hukum. Karena itu, istilah nomokrasi itu
penguasaan anak-anak pengadilan
berkaitan erat dengan ide kedaulatan hukum atau
memberikan keputusan.
prinsip hukum sebagai kekuasaan tertinggi (Jimmly
b. Bapak yang bertanggung jawab atas semua
Ashiddiqqie, 2006 : 2).
biaya pemeliharaan dan pendidikan yang
Menurut Julius Stahl (Jimmly Asshidiqqie dan diperlukan anak itu bilamana bapanya
Ali Safa’at, 2006 : 62), konsep Negara Hukum yang dalam kenyataannya tidak dapat memenuhi
disebutnya dengan istilah ‘rechtsstaat’ itu mencakup semua kewajiban tersebut .pengadilan
empat elemen penting, yaitu: dapat menentukan bahwa ibu ikut memikul
biaya tersebut.
a. Perlindungan hak asasi manusia.
c. Pengadilan dapat mewajibkan kepada
b. Pembagian kekuasaan.
bekas suami untuk memberikan biaya
c. Pemerintahan berdasarkan undang-undang.
penghidupan dan/atau menentukan suatu
d. Peradilan tata usaha Negara.
kewajiban bagi bekas isteri
Dalam hal perkawinan, perceraian, dan kuasa
Kemudian dalam Pasal 105 huruf (a)
asuh anak konstitusi mengaturnya secara jelas dalam
Kompilasi Hukum Islam disebutkan bahwa
ketentuan pasal 28 huruf B Undang-Undang Dasar
pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau
Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang
belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya.
menyatakan,
Keutamaan ibu sebagai pengasuh anak, selain
a. Setiap orang berhak membentuk keluarga terdapat dalam hukum positif Indonesia, juga
dan melanjutkan keturunan melalui terdapat dalam hadis Rasulullah Saw (Naniek
perkawinan yang sah. Rahadjeng, dan Sri Purwaningsih, 2013 : 77).
b. Setiap anak berhak atas kelangsungan
Selain itu Pengasuhan anak atau haḍanah,
hidup, tumbuh, dan berkembang serta
sebagaimana dijelaskan dalam Kompilasi Hukum
berhak atas perlindungan dari kekerasan
Islam adalah kegiatan mengasuh, memelihara, dan
dan diskriminasi.
mendidik anak hingga dewasa atau mampu mandiri.
Adapun dalam hal perkawinan, perceraian, Dalam Pasal 156 Kompilasi Hukum Islam,
dan kuasa asuh anak, pada literatur hukum di dijelaskan anak yang belum mumayyiz berhak
Indonesia, diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 mendapatkan haḍanah dari ibunya. Bila ibu
Tahun 1974 tentang Perkawinan yang berlaku secara meninggal, kedudukannya diganti oleh:
umum, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang
berlaku warga yang beragama non Islam dan warga
a. Perempuan-perempuan dalam garis lurus yang adil harus dan wajib menjadi ruh dari putusan
dari ibu, hakim. Putusan hakim adalah hakikat hukum yang
b. Ayah, sebenarnya (ontologi), sebagai metode untuk
c. Perempuan-perempuan dalam garis lurus menegakkan hukum dan keadilan (epistemologi),
ke atas dari ayah, guna menyelenggarakan kekuasaan kehakiman yang
d. Saudara perempuan dari anak yang merdeka dalam negara hukum Indonesia (aksiologi).
bersangkutan,
Pertimbangan atau yang sering disebut juga
e. Perempuan-perempuan kerabat sedarah
considerans merupakan dasar putusan Hakim atau
menurut garis samping dari ibu,
argumentasi Hakim dalam memutuskan suatu
f. Perempuan-perempuan kerabat sedarah
perkara. Jika argumen hukum itu tidak benar dan
menurut garis samping dari ayah.
tidak sepantasnya, maka orang kemudian dapat
g. Anak yang sudah mumayyiz berhak
menilai bahwa putusan itu tidak benar dan tidak adil.
memilih untuk mendapatkan hadhanah dari
ayah atau ibunya; Secara sederhana putusan hakim mencakup
h. Apabila pemegang hadhanah ternyata tidak irah-irah dan kepala putusan, pertimbangan, dan
dapat menjamin keselamatan jasmani dan amar. Dari cakupan itu, yang dipandang sebagai
rohani anak, meskipun biaya nafkah dan dasar putusan adalah pertimbangan. Alasan-alasan
hadhanah telah dicukupi, maka atas yang kuat dalam pertimbangan sebagai dasar
permintaan kerabat yang bersangkutan putusan membuat putusan sang hakim menjadi
Pengadilan Agama dapat memindahkan objektif dan berwibawa. Sehingga dapat dikatakan
hak hadhanah kepada kerabat lain yang dasar petimbangan merupakan, argumen yang
mempunyai hak hadhanah pula. menjadi dasar/bahan untuk menyusun pertimbangan
majelis hakim sebelum majelis hakim membuat
Kemudian bila merujuk pada Surat Keputusan
analisa hukum yang kemudian digunakan untuk
Menteri Agama RI Nomor 154 Tahun 1991 adalah
menjatuhkan putusan kepada terdakwa, dasar
hal yang wajar jika seorang anak yang belum dewasa
pertimbangan hakim itu sendiri memiliki kedudukan
dipelihara oleh ibunya. Karena ibunya yang
yang penting di dalam suatu putusan yang dibuat
melahirkan, maka secara naluri ialah yang bisa
oleh hakim sebab semakin baik dan tepat
merawatnya. Ketentuan ini sifatnya tidak mutlak.
pertimbangan yang di gunakan oleh hakim dalam
Pada kondisi tertentu, pengasuhan anak yang berusia
sebuah putusan, akan mencerminkan sejauh mana
3 tahun pun bisa diberikan kepada ayahnya.
rasa keadilan yang ada di dalam diri si hakim yang
Ketentuan tersebut di atas pun diperkuat membuat putusan tersebut. Selain itu berkaitan
dengan adanya Yurisprudensi yang umum dengan keadilan itu sendiri kedudukan seorang
dipergunakan dalam menentukan kuasa asuh hakim yang memiliki tugas mengadili dan memutus
terhadap anak-anak yaitu Putusan Mahkamah Agung perkara haruslah benar-benar bisa di percaya, adil
RI No. 102 K/Sip/1973 yang menyatakan bahwa dan tidak memihak di dalam mengadili dan memutus
“mengenai perwalian anak, patokannya ialah bahwa suatu perkara. Oleh sebab itu maka, keobyektifan
ibu kandung yang diutamakan, khususnya bagi anak- hakim dalam mengadili perkara, tanggung jawab
anak yang masih kecil, karena kepentingan anak hakim terhadap putusannya, serta kebebasan hakim
yang menjadi kriteria.” dalam mengadili dan memutus perkara menjadi
faktor-faktor yang perlu diperhatikan juga.
Dalam praktiknya sendiri, tidak jarang majelis
hakim dalam menjatuhkan penetapan atau suatu Kebebasan hakim menjatuhkan putusan dalam
keputusan di peradilan, khususnya dalam perkara proses peradilan terdapat dalam Pasal 3 ayat (1) dan
perceraian dan penetapan kuasa asuh anak, (2) Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009 tentang
menjatuhkan putusan kuasa asuh anak atau Kekuasaan Kehakiman yang menyatakan “Ayat (1) :
hadhanah kepada pihak suami atau ayah dari sang Dalam menjatuhkan tugas dan fungsinya, hakim
anak, sebelum membahas lebih jauh mengenai konstitusi wajib menjaga kemandirian peradilan.
penyebab atau alasan penetapan hakim dalam hal Sedangkan pada Ayat (2) : Segala campur tangan
kuasa asuh anak sebagai akibat hukum terjadinya dalam urusan peradilan oleh pihak lain luar
perceraian, perlu diketahui bahwa Putusan hakim kekuasaan kehakiman dilarang, kecuali dalam hal-
bukan sekedar pernyataan tertulis dari sebuah hal sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
dokumen hukum, tetapi putusan hakim merupakan Dasar Kesatuan RI Tahun 1945.” Dalam praktiknya
pengakhiran dari semua proses hukum, maka harus sendiri, tidak jarang majelis hakim dalam
dan wajib menjamin kepastian hukum yang adil. menjatuhkan penetapan atau suatu keputusan di
Kepastian hukum yang adil menjadi kunci akhir dari peradilan, khususnya dalam perkara perceraian dan
hakikat putusan hakim itu sendiri. Kepastian hukum penetapan kuasa asuh anak, menjatuhkan putusan
kuasa asuh anak atau hadhanah kepada pihak suami pertimbangan majelis hakim dalam menjatuhkan
atau ayah dari sang anak, dalam uraian sebelumnya, putusan untuk memberikan kuasa asuh anak kepada
hal ini dapat diketemukan dalam beberapa contoh pihak suami atau ayah kandung sang anak adalah
perkara, yaitu : karena :
a. Putusan hakim Pengadilan Agama Jakarta a. Adanya kesepakatan bersama antara suami
Timur Nomor 3917 /Pdt.G/2014/PAJT dan istri dalam mengasuh anak,
b. Putusan hakim Pengadilan Agama Jakarta b. Selama anak para pihak ikut dan diasuh
Timur Nomor 4018 /Pdt.G/2015/PAJT oleh Ayah kandung tidak ada
c. Putusan hakim Pengadilan Agama Jakarta kendala/masalah yang prinsip bagi
Pusat Nomor 578/Pdt .G/2015/PA.JP pertumbuhan jasmani, rohani, kecerdasan
d. Putusan hakim Pengadilan Agama Jakarta intelektual maupun agama anak,
Barat Nomor 704/Pdt. G/2016/PA.JB. c. Istri atau ibu kandung berperilaku kasar
e. Putusan hakim Pengadilan Agama Jakarta terhadap anak,
Utara Nomor 1514/ Pdt.G/2016/PAJU d. Istri atau ibu kandung telah menikah lagi
f. Putusan hakim Pengadilan Agama Jakarta dengan laki-laki lain,
Timur Nomor 4018 /Pdt.G/2016/PAJT e. Berdasarkan pilihan sendiri sang anak,
g. Putusan hakim Pengadilan Agama Jakarta f. Istri atau ibu kandung telah tidak diketahui
Utara Nomor 1514/ Pdt.G/2017/PAJU keberadaannya atau menghilang
h. Putusan hakim Pengadilan Agama Jakarta meninggalkan suami dan anak,
Timur Nomor 4213 /Pdt.G/2017/PA.JT g. Istri atau ibu kandung berperilaku buruk
i. Putusan hakim Pengadilan Agama Jakarta seperti sering ke diskotik dan atau
Utara Nomor 292/Pdt .G/2018/PA.JU berselingkuh dengan pria lain, serta
j. Putusan hakim Pengadilan Agama Jakarta h. Istri atau ibu kandung tidak pernah
Utara Nomor 1986/ Pdt.G/2018/PAJU menghadiri persidangan.
k. Putusan hakim Pengadilan Agama Jakarta
Dalam literatur Kompilasi Hukum Islam
Selatan Nomor 2715/ Pdt.G/2018/PA.JS
sendiri masalah kuasa asuh anak hanya di atur pada
l. Putusan hakim Pengadilan Agama Jakarta
ketentuan Pasal 105 Kompilasi Hukum Islam, yang
Selatan Nomor 2982/ Pdt .G/2018/PA.JS.
menyebutkan, “Dalam hal terjadinya perceraian :
m. Putusan hakim Pengadilan Agama Bekasi
Nomor 0877/Pdt.G /2018/ PA.Bks a. Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz
n. Putusan hakim Pengadilan Agama Bekasi atau belum berumur 12 tahun adalah hak
Nomor 1961/Pdt.G /2019/ PA.Bks ibunya;
o. Putusan hakim Pengadilan Agama Jakarta b. Pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz
Utara Nomor 2266/ Pdt.G/2019/PA.JU diserahkan kepada anak untuk memilih
p. Putusan hakim Pengadilan Agama Jakarta diantara ayah atau ibunya sebagai
Utara Nomor 2380/ Pdt.G/2019/PA.JU. pemegang hak pemeliharaanya;
q. Putusan hakim Pengadilan Agama Jakarta c. Biaya pemeliharaan ditanggung oleh
Timur Nomor 4972 /Pdt.G/2019/PAJT ayahnya.”
r. Putusan hakim Pengadilan Agama Kemudian Pasal 106 Kompilasi Hukum Islam,
Cibinong Nomor 2726/Pdt.G /2019/ hanya mengatur mengenai harta anak yang belum
PA.Cbn dewasa akibat terjadinya perceraian, dimana
s. Putusan hakim Pengadilan Agama Jakarta ketentuan Pasal 106 Kompilasi Hukum Islam,
Utara Nomor 81/Pdt.G /2020/PA.JU menyebutkan, “(1) Orang tua berkewajiban merawat
t. Putusan hakim Pengadilan Agama Jakarta dan mengembangkan harta anaknya yang belum
Utara Nomor 277/ Pdt.G/2020/PA.JU dewasa atau dibawah pengampunan, dan tidak
u. Putusan hakim Pengadilan Agama Jakarta diperbolehkan memindahkan atau menggadaikannya
Utara Nomor 521/Pdt. G/2020/PA.JU kecuali karena keperluan yang mendesak jika
v. Putusan hakim Pengadilan Agama Jakarta kepentingan dan keslamatan anak itu menghendaki
Utara Nomor 726/Pdt. G/2020/PA.JU atau suatu kenyataan yang tidak dapat dihindarkan
w. Putusan hakim Pengadilan Agama Bekasi lagi. (2) Orang tua bertanggung jawab atas kerugian
Nomor 858/Pdt.G/ 2020/PA.Bks yang ditimbulkan karena kesalahan dan kelalaian
x. Putusan hakim Pengadilan Agama Jakarta dari kewajiban tersebut pada ayat (1).”
Utara Nomor 1585/ Pdt.G/2020/PA.JU
Selain itu mengenai pemeliharaan atau kuasa
Dalam putusan-putusan tersebut di atas, asuh anak akibat perceraian, pengaturannya juga
diketahui bahwa alasan atau yang menjadi dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 156 Kompilasi
Hukum Islam, yang menyebutkan, “Akibat putusnya a. Pemegang hadhanah ternyata tidak dapat
perkawinan karena perceraian ialah : menjamin keselamatan jasmani dan rohani
anak,
a. Anak yang belum mumayyiz berhak
b. Adanya permintaann kerabat yang
mendapatkan hadhanah dari ibunya,
bersangkutan pada Pengadilan Agama
kecuali bila ibunya telah meninggal dunia,
untuk dapat memindahkan hak hadhanah
maka kedudukannya digantikan oleh:
kepada kerabat lain yang mempunyai hak
1. Wanita-wanita dalam garis lurus ke
hadhanah pula.
atas dari ibu;
2. Ayah; Namun dalam perkara-perkara yang diteliti
3. Wanita-wanita dalam garis lurus ke oleh peneliti, diketahui terdapat alasan lain yang
atas dari ayah; lebih jelas, bagi hakim dalam menetapkan kuasa
4. Saudara perempuan dari anak yang asuh anak atau hadhanah dari seorang ibu kandung
bersangkutan; kepada ayah kandung, yaitu, adanya kesepakatan
5. Wanita-wanita kerabat sedarah bersama antara suami dan istri dalam mengasuh
menurut garis samping dari ayah. anak, ibu kandung sering berperilaku kasar terhadap
b. Anak yang sudah mumayyiz berhak anak, ibu kandung telah menikah lagi dengan laki-
memilih untuk mendapatkan hadhanah dari laki lain, berdasarkan pilihan sendiri sang anak, ibu
ayahatau ibunya; kandung tidak diketahui keberadaannya atau
c. Apabila pemegang hadhanah ternyata tidak menghilang meninggalkan suami dan anak
dapat menjamin keselamatan jasmani dan (menelantarkan anak sebelum terjadinya perceraian),
rohani anak, meskipun biaya nafkah dan ibu kandung berperilaku buruk seperti sering ke
hadhanah telah dicukupi, maka atas diskotik dan atau berselingkuh dengan pria lain,
permintaann kerabat yang bersangkutan serta ibu kandung tidak pernah menghadiri
Pengadilan Agama dapat memindahkan persidangan.
hak hadhanah kepada kerabat lain yang
Kondisi atau alasan majelis hakim tersebut di
mempunyai hak hadhanah pula;
atas, dapat dijelaskan dan atau di analisa berdasarkan
d. Semua biaya hadhanah dan nafkah anak
teori keadilan, kemaslahatan, dan kepastian hukum.
menjadi tanggung jawab ayah menurut
Apabila di tinjau dari teori keadilan, berdasarkan
kemampuannya,sekurang-kurangnya
pendapat Plato yang menyebutkan, dalam
sampai anak tersebut dewasa dapat
pandangannya, keadilan terdiri dari hubungan yang
mengurus diri sendiri (21 tahun)
harmonis, antara berbagai bagian dari organisme
e. Bilamana terjadi perselisihan mengenai
sosial. Setiap warga negara harus melakukan
hadhanah dan nafkah anak, Pengadilan
tugasnya di tempat yang telah ditentukan dan
Agama memberikan putusannya
melakukan hal yang sifatnya paling sesuai (Abdul
berdasrkan huruf (a),(b), dan (d);
Ghofur Anshori, 2016 : 46-47).
f. Pengadilan dapat pula dengan mengingat
kemampuan ayahnya menetapkan jumlah Lebih lanjut Aristoteles menyebutkan
biaya untuk pemeliharaan dan pendidikan bahwa keadilan adalah pemenuhan keinginan
anak-anak yang tidak turut padanya. individu dalam suatu tingkat tertentu. Keadilan
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat yang paling besar adalah pemenuhan keinginan
diketahui bahwa pengaturan kuasa asuh anak, tidak sebanyak-banyaknya orang. Sampai di manakah
terdapat pengaturan yang jelas dalam Kompilasi batasan tingkat pemenuhan tersebut agar dapat
Hukum Islam, namun berdasarkan ketentuan Pasal memenuhi kebahagiaan sehingga layak disebut
156 huruf C Kompilasi Hukum Islam tersebut di keadilan, pertanyaan tersebut tidak dapat
atas, yang menyatakan, “Apabila pemegang dijawab berdasarkan pengetahuan rasional.
hadhanah ternyata tidak dapat menjamin Jawaban pertanyaan tersebut adalah suatu
keselamatan jasmani dan rohani anak, meskipun
pembenaran nilai (a judgment of value), yang
biaya nafkah dan hadhanah telah dicukupi, maka
atas permintaann kerabat yang bersangkutan
ditentukan oleh faktor emosional dan tunduk
Pengadilan Agama dapat memindahkan hak pada karakter subyektif sehingga bersifat
hadhanah kepada kerabat lain yang mempunyai hak relatif.A judgment of value adalah pernyataan di
hadhanah pula” maka dapat dipahami bahwa hak mana sesuatu dideklarasikan sebagai suatu
hadhanah atau kuasa asuh atau pemeliharaan anak tujuan.Statement semacam itu selalu ditentukan
dapat beralih karena sebab : oleh faktor emosional.Kriteria keadilan, seperti
halnya kreteria kebenaran, tidak tergantung pada
frekuensi dibuatnya pembenaran 704/Pdt. G/2016/PA.JB. majelis Hakim
tersebut.Karena manusia terbagi menjadi banyak menjatuhkan putusan kuasa asuh terhadap ayah
bangsa, kelas, agama, profesi, dan sebagainya, kandung karena selama persidangan terbukti
yang berbeda-beda, maka terdapat banyak ide bahwa termohon tidak menjalankan kewajiban
keadilan yang berbeda-beda pula. Terlalu sebagai seorang isteri dan ibu kandung, dimana
banyak untuk menyebut salah satunya sebagai termohon menyerahkan semua pekerjaan rumah
keadilan(Abdul Ghofur Anshori, 2016 : 18-19). tangga kepada asisten rumah tangga, serta
termohon tidak pernah nurut dan patuh kepada
Berdasarkan uraian tersebut, dapat
pemohon, dan termohon dalam mendidik anak
dipahami bahwa konsep keadilan adalah
sering menggunakan cara kasar, seperti
pemenuhan keinginan individu dalam suatu
memukul anak, sehingga berdasarkan Pasal 156
tingkat tertentu, berisi suatu unsur kesamaan,
Kompilasi Hukum Islam, dimana salah satu
agar terciptanya hubungan yang harmonis,
alasan yang dapat dijadikan untuk mengalihkan
antara berbagai bagian dari masyarakat sosial,
kuasa asuh anak atau hadhanah adalah
dimana setiap warga negara harus melakukan
pemegang hadhanah ternyata tidak dapat
tugasnya di tempat yang telah ditentukan dan
menjamin keselamatan jasmani dan rohani anak,
melakukan hal yang sifatnya paling sesuai.
karena sikap kasar dan kurangnya kepedulian
Apabila di analisa secara kasuistis, dalam yang ditunjukkan oleh termohon sebagai
putusan hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur seorang ibu kandung. Kemudian pada perkara
Nomor 3917 /Pdt.G/2014/PAJT, majelis Hakim Putusan hakim Pengadilan Agama Jakarta Utara
menjatuhkan putusan kuasa asuh terhadap ayah Nomor 1514/ Pdt.G/2016/PAJU majelis Hakim
kandung karena terbukti di persidangan sang ibu menjatuhkan putusan kuasa asuh terhadap ayah
kandung pernah berselingkuh dari ayah kandung kandung karena selama persidangan terbukti
si anak, sehingga berdasarkan Pasal 156 bahwa tergugat/ibu kandung tidak pernah hadir
Kompilasi Hukum Islam, dimana salah satu di persidangan.
alasan yang dapat dijadikan untuk mengalihkan
Selanjutnya pada perkara Putusan hakim
kuasa asuh anak atau hadhanah adalah
Pengadilan Agama Jakarta Timur Nomor
pemegang hadhanah ternyata tidak dapat
4018 /Pdt.G/2016/PAJT majelis Hakim
menjamin keselamatan jasmani dan rohani anak,
menjatuhkan putusan kuasa asuh terhadap ayah
karena dianggap termohon selaku ibu kandung
kandung karena berdasarkan hasil pemeriksaan
tidak dapat menjadi contoh yang baik bagi anak
anak-anak, dan dikhawatirkan ibu kandung akan persidangan dan mediasi disepakati bahwa
hadhanah atau Kuasa asuh anak pertama jatuh
menelantarkan anak-anaknya.
pada tergugat selaku ayah kandung, sedangkan
Kemudian, dalam Putusan hakim anak kedua kuasa asuhnya diberikan pada
Pengadilan Agama Jakarta Timur Nomor penggugat selaku ibu kandung. Kemudian pada
4018 /Pdt.G/2015/PAJT, diketahui majelis perkara Putusan hakim Pengadilan Agama
Hakim menjatuhkan putusan kuasa asuh Jakarta Utara Nomor 1514/ Pdt.G/2017/PAJU
terhadap ayah kandung bersama-sama secara majelis Hakim menjatuhkan putusan kuasa asuh
bergantian dengan ibu kandung karena dalam terhadap ayah kandung karena selama
hasil pemeriksaan persidangan dan mediasi persidangan terbukti bahwa tergugat/ibu
disepakati bahwa ayah kandung dapat merawat kandung tidak pernah hadir di persidangan,
anak secara bergantian dengan ibu kandung sehingga majelis hakim menjatuhkan putusan
sang anak. Selanjutnya dalam perkara Putusan dengan putusan verstek.
hakim Pengadilan Agama Jakarta Pusat Nomor
Kemudian pada perkara Putusan hakim
578/Pdt .G/2015/PA.JP majelis Hakim
Pengadilan Agama Jakarta Timur Nomor
menjatuhkan putusan kuasa asuh terhadap ayah
4213 /Pdt.G/2017/PA.JT majelis Hakim
kandung karena adanya hasil mediasi yang
menjatuhkan putusan kuasa asuh terhadap ayah
disepakati bahwa hadhanah jatuh kepada ayah
kandung dapat merawat anak secara bergantian
kandung.
dengan ibu kandung sang anak karena adanya
Lebih lanjut dalam perkara Putusan hakim hasil mediasi disepakati bahwa ayah kandung
Pengadilan Agama Jakarta Barat Nomor
dapat merawat anak secara bergantian dengan tidak dapat menjamin keselamatan jasmani dan
ibu kandung sang anak. rohani anak.
Pada perkara Putusan hakim Pengadilan Selanjutnya pada perkara Putusan hakim
Agama Jakarta Utara Nomor 292/Pdt Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor 2982/
.G/2018/PA.JU majelis Hakim menjatuhkan Pdt .G/2018/PA.JS. majelis Hakim menjatuhkan
putusan kuasa asuh terhadap ayah kandung putusan kuasa asuh terhadap ayah kandung
karena selama persidangan terbukti bahwa karena berpedoman pada hukum islam didalam
kedua anak pemohon dan termohon setelah kitab Qawaninuz Sy’iyah halaman : 104, yang
ditanya satu persatu secara bergantian, terdapat pada himpunan Nash dan Hujjah
menyatakan mau ikut Pemohon saja, soalnya Syar’iyah Putusan /Penetapan Pengadilan
lebih nyaman tinggal bersama ayah (Pemohon), Agama, halaman 80, 1976 yang berbunyi:
karena termohon sang ibu kandung terbukti Apabila salah seorang dari orang tuanya pindah
berselingkuh hingga perkara ini selesai tempat, maka ayah lebih berhak untuk
diperiksa, sehingga berdasarkan Pasal 156 memelihara anaknya, dan karena terbukti di
Kompilasi Hukum Islam, dimana salah satu persidangan sang ibu kandung pernah
alasan yang dapat dijadikan untuk mengalihkan berselingkuh dari ayah kandung si anak, hal ini
kuasa asuh anak atau hadhanah adalah didasarkan dari fakta hukum yang terungkap di
pemegang hadhanah ternyata tidak dapat persidangan dimana diketahui bahwa ibu
menjamin keselamatan jasmani dan rohani anak, kandung (termohon) dalam perkara ini diketahui
karena dianggap termohon selaku ibu kandung berdasarkan hasil tangkapan print out sms (send
tidak dapat menjadi contoh yang baik bagi anak message service) memiliki hubungan dengan
anak-anak, dan dikhawatirkan ibu kandung akan pria lain baik sebelum bercerai maupun setelah
menelantarkan anak-anaknya. terjadinya perceraian, dimana kondisi ini
dianggap tidak baik untuk perkembangan mental
Kemudian pada perkara Putusan hakim
anak. Kemudian dalam perkara Putusan hakim
Pengadilan Agama Jakarta Utara Nomor 1986/
Pengadilan Agama Bekasi Nomor 1961/Pdt.G
Pdt.G/2018/PAJU majelis Hakim menjatuhkan
/2019/ PA.Bks majelis Hakim menjatuhkan
putusan kuasa asuh terhadap ayah kandung
putusan kuasa asuh terhadap ayah kandung
karena selama persidangan terbukti bahwa
namun tidak dijelaskan secara jelas oleh majelis
tergugat/ibu kandung tidak pernah hadir di
hakim mengapa kuasa asuh anak dalam perkara
persidangan. Sehingga majelis hakim memutus
perkara dengan menjatuhkan putusan verstek tersebut dialihkan dari ibu kandung kepada ayah
kandung. Selanjutnya dalam Putusan hakim
Putusan hakim Pengadilan Agama Jakarta Pengadilan Agama Jakarta Utara Nomor 2266/
Selatan Nomor 2715/ Pdt.G/2018/PA.JS majelis Pdt.G/2019/PA.JU majelis Hakim menjatuhkan
Hakim menjatuhkan putusan kuasa asuh putusan kuasa asuh terhadap ayah kandung
terhadap ayah kandung karena Majelis hakim karena dari hasil mediasi disepakati bahwa ayah
berpendapat bahwa Termohon konvensi kandung dapat merawat anak secara bergantian
/Penggugat rekonvensi yaitu ibu kandung sang dengan ibu kandung sang anak. Sama halnya
anak telah melakukan nusyuz atau tidak mau dalam perkara Putusan hakim Pengadilan
melaksanakan kewajiban-kewajiban Agama Jakarta Utara Nomor 2380/
sebagaimana dimaksud dalam pasal 83 ayat (1) Pdt.G/2019/PA.JU. majelis Hakim menjatuhkan
KHI, yaitu tidak mau melaksanakan putusan kuasa asuh terhadap ayah kandung
kewajibannya sebagai seorang istri yaitu karena berdasarkan hasil mediasi, disepakati
melayani suami, memasak, membersihkan bahwa ayah kandung dapat merawat anak secara
rumah, dan mengurus anak sehingga majelis bergantian dengan ibu kandung sang anak.
hakim menganggap, kondisi tersebut memenuhi
Lebih lanjut, dalam Putusan hakim
ketentuan Pasal 156 Kompilasi Hukum Islam,
Pengadilan Agama Jakarta Timur Nomor
dimana salah satu alasan yang dapat dijadikan
4972 /Pdt.G/2019/PAJT majelis Hakim
untuk mengalihkan kuasa asuh anak atau
menjatuhkan putusan kuasa asuh terhadap ayah
hadhanah adalah pemegang hadhanah ternyata
kandung karena Majelis hakim berpendapat
bahwa penggugat selaku ayah kandung terbukti
lebih layak dalam mengurus anak dibanding ibu 726/Pdt. G/2020/PA.JU majelis Hakim
kandungnya. Sehingga secara maslahat, menjatuhkan putusan kuasa asuh terhadap ayah
penggugat selaku ayah kandung lebih kandung karena selama persidangan terbukti
bertanggungjawab dan dapat memberikan efek Tergugat telah menikah lagi dengan laki-laki
positif terhadap anak, selalu lebih baik dalam lain yang menurut pendapat ulama di
memberikan perhatian dan dalam memenuhi atas ,terhalang untuk di tetapkan sebagai
kebutuhan anak, dibandingkan ibu kandungnya pemegang hak hadhanah, dimana berdasarkan
yang sering pulang malam karena sibuk bekerja. ketentuan Pasal 151 Kompilasi Hukum Islam,
Selanjutnya dalam perkara Putusan hakim dimana seorang ibu apabila hendak menikah
Pengadilan Agama Jakarta Utara Nomor lagi, tentunya membutuhkan waktu untuk
81/Pdt.G /2020/PA.JU majelis Hakim membuat seorang anak dengan calon suami atau
menjatuhkan putusan kuasa asuh terhadap ayah ayah tirinya, sehingga adanya masa iddah
kandung karena karena selama persidangan tentunya harus dijadikan momentum oleh sang
terbukti bahwa termohon (ibu kandung) selalu ibu kandung untuk mendekatkan seorang anak
bersikap emosional dan berperilaku kasar dengan dengan calon suami atau ayah tirinya,
sehingga tidak baik untuk perkembangan anak namun apabila kondisi pada Pasal 151
sesuai dengan ketentuan Pasal 156 Kompilasi Kompilasi Hukum Islam dilanggar, tentunya
Hukum Islam. Selanjutnya dalam Putusan menghilangkan kemungkinan tersebut, sehingga
hakim Pengadilan Agama Jakarta Utara Nomor baik jiwa (perasaan sang anak) dan akal sang
277/ Pdt.G/2020/PA.JU majelis Hakim anak, seakan tidak dipertimbangkan oleh sang
menjatuhkan putusan kuasa asuh terhadap ayah ibu kandung.
kandung karena adanya hasil kesepakatan dalam Selanjutnya dalam perkara Putusan hakim
mediasi yang disepakati bahwa ayah kandung Pengadilan Agama Bekasi Nomor 858/Pdt.G/
dapat merawat anak secara bergantian dengan 2020/PA.Bks majelis Hakim menjatuhkan
ibu kandung sang anak. putusan kuasa asuh terhadap ayah kandung
Kemudian dalam perkara Putusan hakim karena karena kedua anak dalam perkara ini
Pengadilan Agama Jakarta Utara Nomor lebih dekat dengan Penggugat selaku ayah
521/Pdt. G/2020/PA.JU majelis Hakim kandungnya, serta ibu kandung anak-anak
menjatuhkan putusan kuasa asuh terhadap ayah tersebut yaitu tergugat mengalami sakit syaraf
kandung karena selama persidangan terbukti yang disebut Skizofrenia, yaitu sering
bahwa Termohon tidak menjalankan peranan berhalusinasi dengan sering marah dan
kewajiban sebagai seorang bu kepada anaknya, melakukan pengancaman. Oleh karena itu
bahkan ketika hamil tidak menjaga dirinya Majelis Hakim akan mempertimbangkannya
secara baik justru Termohon pergi ke diskotik sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku
serta ke Hotel yang tidak diketahui dengan siapa serta mengingat kepentingan bagi masa depan
di dalam kamar dan setelah melahirkan anak itu sendiri, sehingga ibu kandung tergolong
Termohon juga menitipkan anaknya kepada dalam kateogri tidak cakap atau Curatele.
orang lain untuk pergi ke diskotik dan juga Kemudian pada perkara Putusan hakim
berpelukan dengan Pria lain yang bukan Pengadilan Agama Bekasi Nomor 0877/
Suaminya. Termohon dengan sikap dan prilaku Pdt.G/2018/PA.Bks majelis Hakim menjatuhkan
yang tidak terpuji serta tercela, tidak mampu putusan kuasa asuh seorang anak laki-laki
menjadi bu yang baik, dimana hal ini sesuai berusia 8 (delapan) tahun kepada ayah kandung
dengan ketentuan Pasal 156 Kompilasi Hukum dan anak perempua berusia 7 (tujuh) tahun
Islam, dimana salah satu alasan yang dapat kepada ibu kandung dengan dasar pertimbangan
dijadikan untuk mengalihkan kuasa asuh anak bahwa selama kedua anak para pihak ikut dan
atau hadhanah adalah pemegang hadhanah diasuh oleh Tergugat tidak ada kendala/masalah
ternyata tidak dapat menjamin keselamatan yang prinsip bagi pertumbuhan jasmani, rohani,
jasmani dan rohani anak, dimana kondisi ini kecerdasan intelektual maupun agama anak.
dianggap tidak baik untuk perkembangan mental Hakim juga mempertimbangkan demi menjaga
anak. Selanjutnya dalam Putusan hakim silaturahmi antara Penggugat dan Tergugat
Pengadilan Agama Jakarta Utara Nomor maka apabila salah satu pihak ingin bertemu
dengan anak yang lain bisa saling mengunjungi terdapat kondisi-kondisi tertentu sebagaimana
dan tidak ada lagi pihak yang kesulitan untuk diatur dalam Pasal 156 Kompilasi Hukum Islam,
bertemu dengan anak. Dan juga pada perkara dimana pemegang hadhanah ternyata tidak dapat
Putusan hakim Pengadilan Agama Cibinong menjamin keselamatan jasmani dan rohani anak,
Nomor 2726/Pdt.G/2019/PA.Cbn majelis tentunya hadhanah anak tersebut dapat beralih.
Hakim menjatuhkan putusan kuasa asuh seorang Pihak yang berhak untuk diberikan hak
anak laki-laki berusia 3 (tiga) tahun kepada ibu asuh anak akibat hukum terjadinya perceraian,
kandunng dan anak perempuan berusia 4 pada dasarnya pihak yang lebih berhak untuk
(empat) tahun kepada ayah kandung dengan menerima hadhanah anak adalah ibu kandung,
dasar pertimbangan bahwa selama persidangan namun hak asuh anak dapat beralih dari ibu
Tergugat atau ayah kandung tidak terbukti kandung menjadi kepada ayah kandung sebagai
membahayakan fisik dan psikologis anak. akibat hukum terjadinya perceraian, diantaranya
Dalam persidangan setempat (pemeriksaan adalah bagi hakim dalam menetapkan hak asuh
setempat di lingkungan ayah kandung/Tergugat) anak atau hadhanah dari seorang ibu kandung
hakim melihat bahwa anak perempuan terlihat kepada ayah kandung, yaitu, adanya
nyaman bersama ayah kandung, sementara anak kesepakatan bersama antara suami dan istri
laki-laki lebih dekat secara emosional kepada dalam mengasuh anak, ibu kandung sering
ibu kandung. Dasar pertimbangan lain juga, berperilaku kasar terhadap anak, ibu kandung
mengapa kuasa asuh anak perempuan jatuh
telah menikah lagi dengan laki-laki lain,
kepada ayah kandung adalah karena anak berdasarkan pilihan sendiri sang anak, ibu
perempuan telah mendapatkan pendidikan di kandung tidak diketahui keberadaannya atau
sekolah dekat tempat tinggal ayah kandung, menghilang meninggalkan suami dan anak
sehingga majelis memandang bahwa anak (menelantarkan anak sebelum terjadinya
perempuan tersebut perlu mendapat perceraian), ibu kandung berperilaku buruk
kesinambungan tempat tinggal dan belajarnya seperti sering ke diskotik dan atau berselingkuh
sehingga jika dilakukan perubahan tempat dengan pria lain, serta ibu kandung tidak pernah
tinggal dan belajarnya untuk diasuh oleh ibu menghadiri persidangan.
kandung akan berakibat yang kurang baik bagi
perkembangan anak. Pertimbangan hakim dalam penetapan
kuasa asuh bukan hanya berdasarkan pada
Berdasarkan uraian tersebut dapat dibuat aturan hukum tertulis saja, tetapi dapat
kesimpulan analisa terkait penetapan putusan berdasarkan pertimbangan psiko sosial,
yang dijatuhkan oleh hakim terhadap kuasa asuh diantaranya memperhatikan kondisi lingkungan
anak selain didasarkan pada ketentuan dan psikologi anak dalam keluarga saat itu.
Kompilasi Hukum Islam, yang diatur pada Sehingga tidak serta merta keputusan hakim
ketentuan Pasal 105 dan Pasal 156 Kompilasi didasarkan hanya dari pasal 156 Kompilasi
Hukum Islam, majelis hakim juga menjatuhkan Hukum Islam.
putusan peralihan hak asuh anak karena alasan
lainnya yang disesuaikan dengan kondisi-
kondisi anak serta kedua orang tuanya yang SARAN
dapat dijadikan sebagai dasar peralihan kuasa Kedepannya diharapkan, pemerintah dapat
asuh anak dari ibu kandung kepada ayah memperbaharui pengaturan hukum terkait
kandung. kompilasi hukum Islam, maupun Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
KESIMPULAN Perkawinan, khususnya tentang perceraian, hak
Kedudukan orangtua dalam hak asuh anak asuh anak, dan syarat-syarat penerima hak asuh
akibat hukum terjadinya perceraian menurut anak secara lebih spesifik, agar terdapat
Kompilasi Hukum Islam, didasarkan pada kejelasan pengaturan terkait hak asuh anak, dan
ketentuan Pasal 105 dan Pasal 156 Kompilasi syarat-syarat penerima hak asuh anak.
Hukum Islam, dimana hadhanah anak, lebih Kedepannya diharapkan, pemerintah dapat
diutamakan pada ibu kandung, namun apabila melengkapi dan menyempurnakan, pengaturan
hukum terkait kompilasi hukum Islam, maupun Harun, Ibrahim Ahmad, Pedoman Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Tugas dan Administrasi Peradilan
Perkawinan, khususnya tentang hal-hal yang Agama, Jakarta, Direktorat Jenderal
dapat menghapuskan, menghilangkan, atau Peradilan Agama Mahkamah Agung
Republik Indonesia, 2013.
mengalihkan hak asuh anak, agar alasan
peralihan hak asuh anak tidak bias, dan dapat Ichsan, Muchammad, Pengantar Hukum Islam,
Yogyakarta : Muhammadiyah Press,
dipahami dengan jelas oleh masyarakat.
2015.
Ja’Far, Khumedi, dan Rusfi, Muhammad,
DAFTAR KEPUSTAKAAN Hukum Keluarga Di Negara-Negara
(Panjang halaman maksimal 2 halaman , Muslim, Lampung : IAIN Press, 2013.
Daftar Pustaka berisi minimal 15 buku (80 % Ja’far, Khumedi, Hukum Perdata Islam Di
terbitan 5 tahun terakhir), tidak termasuk Peraturan Indonesia, Lampung : IAIN Press, 2014.
Perundang-Undangan dan sumber lainnya. Referensi Ja’Far, Khumedi, Hukum Perdata Islam Di
utama selain Buku adalah Jurnal hasil penelitian Indonesia II,Lampung, IAIN Press, 2015.
terdahulu. Referensi tambahan berupa Peraturan Jamaluddin, dan Nanda Amalia, Buku Ajar
Perundang-Undangan, dan Sumber Lainnya. Hukum Perkawinan, Lhokseumawe :
Paragraf menggunakan format paragraf Unimal Press,2016.
special first line 1 cm (Times New Roman ukuran Karim, Muchit, Pelaksanaan Hukum Islam Di
11pt, spasi 1). Indonesia, Jakarta, Badan Litbang dan
Diklat Kementerian Agama, 2010.
Diketik dengan teknik penulisan (format)
Karim, Muchit A., Problematika Hukum Islam
disesuaikan dengan abjad, seperti dibawah:
Kontemporer, Jakarta, Badan Litbang dan
Buku:
Diklat Kementerian Agama, 2012.
MD., Mahfud, et. all., Satjipto Rahardjo dan
Abdurrahman, Kompendium Bidang Hukum
Hukum Progresif, Jakarta : HuMa, 2011.
Perkawinan,Jakarta, BPHN RI, 2011.
Mardani, Kedudukan Hukum Islam Dalam
Ali, Muchtar, Himpunan Peraturan Perundang-
Hukum Nasional, Jakarta, Unkris Press,
Undangan Tentang Perkawinan, Jakarta
2009.
Kementerian Agama RI, 2015.
Mukhtar, Kamal, Asas-Asas Hukum Islam
Ananda, Faisar, Filsafat Hukum Islam, Medan :
Tentang Perkawinan, Jakarta, Sinar
Cita Pustaka, 2007.
Grafika, 2001.
Anshori, Abdul Ghofur, Filsafat Hukum,
Mulyadi, Lilik. Kekuasaan Kehakiman.
Yogyakarta : UGM Press, 2016.
Surabaya : Bina Ilmu. 2014.
Ashiddiqqie, Jimmly, Gagasan Negara Hukum
Muntoha, Negara Hukum Indonesia, Bantul :
Indonesia, Jakarta : Mahkamah
Kaukaba Dipantara, 2013.
Konstitusi RI, 2006.
Rahadjeng, Naniek, dan Sri Purwaningsih,
Ashiddiqqie, Jimmly, dan Ali Safa’at, Teori
Hukum Islam : Perspektif Perdata,
Hans Kelsen Tentang Hukum, Jakarta :
Hukum Keluarga dan Waris, Semarang :
Sekretariat Mahkamah Konstitusi, 2006.
Untag Press, 2013.
Ashiddiqqie, Jimmly, dan Ali Safa’at, Teori
Rohidin, Pengantar Hukum Islam, Yogyakarta :
Hans Kelsen Tentang Hukum, Jakarta :
Lintang Rasi Aksara Books, 2016.
Sekretariat Mahkamah Konstitusi, 2016.
Sampara, Said, dan Agis, Abdul, Buku Ajar
Aqsa, Alghifari, Mengawal Perlindungan Anak,
Pengantar Ilmu Hukum, Total Media,
Jakarta, LBH Jakarta Press, 2014.
2011.
Baderiin, Mashood A., Hukum Internasional,
Sanjaya, Umar Haris dan Faqih, Annur Rahim,
Hak Asasi Manusia, dan Hukum Islam,
Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia,
Jakarta, Komnas HAM RI, 2010.
Yogyakarta : Gama Media, 2017.
Hadikusuma, Hilman, Hukum Perkawinan
Setiawan, I Ketut Oka, Hukum Perdata :
Indonesia: Menurut Perundangan,
Kebendaan dan Orang Dalam Hukum
Hukum Adat, Hukum Agama, Bandung :
Positif di Indonesia, Juakarta, FH Utama,
Mandar Maju, 2007.
2011.
Hamdani, H.S.A., Risalah Nikah, Jakarta, Alih
Sibuea, Hotma P., Diktat Metode Penelitian
Bahasa Agus Salim, 2002
Hukum, Jakarta: Tanpa Penerbit, 2007
Soekanto, Soejono dan Mamudji, Sri, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Penelitian Hukum Normatif, Cetakan Perlindungan Anak (Lembaran Negara
ketujuh belas, Jakarta: Raja Grafindo Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2002,
Persada, 2006 Tambahan Lembaran Negara Republik
Soekanto, Soejono dan Mamudji, Sri, Indonesia Nomor 4235)
Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang
Raja Grafindo, 2014 Pengadilan Agama (Lembaran Negara Republik
Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam dan Indonesia Nomor 22 Tahun 2006, Tambahan
Undang-undang Perkawinan, Jakarta : Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Balai Pustaka, 2004. 4611)
Sukiman dan Palupi Raraswati, Pengasuhan Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009 tentang
Positif Anak,Jakarta, Kementerian Kekuasaan Kehakiman (Lembaran Negara
Pendidikan dan Kebudayaan, 2016. Republik Indonesia Nomor 157 Tahun 2009,
Surono, Agus, fiksi Hukum Dalam Pembuatan Tambahan Lembaran Negara Republik
Peraturan Perundang-Undangan, Indonesia Nomor 5076)
Jakarta : Al-Azhar, 2013. Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Sutinah, Lis, Konsolidasi Undang-Undang Perlindungan Anak (Lembaran Negara
Perlindungan Anak,Jakarta, Visi Republik Indonesia Nomor 297 Tahun 2014,
Yustisia, 2016. Tambahan Lembaran Negara Republik
Syarifuddin, Amir, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Nomor 5606)
Indonesia, Jakarta, BPHN RI, 2014. Undang-undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang
Tihami, H. M. A. dan Sohari Sahrani, Fikih Perkawinan (Lembaran Negara Republik
Munakahat: Kajian Fikih Nikah Indonesia Nomor 186 Tahun 2019, Tambahan
Lengkap, Bandung : Rajawali Pers, 2009. Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Tim Penulis Bappenas RI, Rencana Aksi 6401)
Nasional Perlindungan Anak, Jakarta, Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008
Kementerian Perencanaan Pembangunan Tentang Mediasi
Nasional Republik Indonesia, 2015. Putusan Mahkamah Agung RI No. 102 K/Sip/1973
Tim Penulis Merah Putih, Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan Beserta Penjelasannya,
Jakarta : Galang Press, 2009.
Tomi, Agus, Pemahaman Hak Asuh Anak
Setelah Perceraian, Jakarta, Imadiklus,
2007.
Tuma, Marie, dan Sam Muller, Negara
Hukum: Panduan Bagi Para Politisi, The
Hague, Netherlands : Internationalisation
of Law,2012.

Peraturan Perundang-Undangan:
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 1974)
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang
Pengadilan Agama (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 49 Tahun 1989, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3400)
Kompilasi Hukum Islam

You might also like