You are on page 1of 12

Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Hijawati dan Rizayusmanda, Hak dan Kedudukan Anak Luar Nikah Yang Diakui Terhadap Warisan
Tanah Ditinjau dari Hukum Perdata, Halaman 126-137

HAK DAN KEDUDUKAN ANAK LUAR NIKAH YANG DIAKUI


TERHADAP WARISAN TANAH DITINJAU DARI HUKUM PERDATA

Hijawati1 dan Rizayusmanda2


1
Fakultas Hukum Universitas Palembang
E-mail: Hijawati@unpal.ac.id
2
Fakultas Hukum Universitas Palembang
E-mail: ryusmanda@yahoo.com

Abstract
This writing is done with the aim of knowing how the provisions of children outside of
marriage are recognized according to the Civil Code (KUHPerdata) and how the rights and
positions of children outside marriage are recognized as inheritance according to the Civil
Code. By using the normative juridical research method, it can be concluded that every child
born outside of a legal marriage bond is a child outside of marriage. Based on the provisions
of the Civil Code, children outside of marriage are deemed not to have any legal relationship
with their parents if there is no acknowledgment from the father or mother, thus if the outside
child is recognized and followed by the legalization of the child from the parents, then he or
she can inherit the inheritance from the parent. admit it, and of course the distribution of
inheritance based on law. Based on the Marriage Law, namely Law Number 1 of 1974 (Article
43 paragraph (1)), even illegitimate children who are not recognized automatically have a
civil relationship with their mother and their mother's family. The rights and position of out-
of-wedlock children in relation to the inheritance of the parents who admit it on the child
legitimacy are basically the same as the legal children. The recognized and legalized
illegitimate child is truly an heir who has the same rights as a child born in a legal marriage.
Judging by civil law, the distribution of inheritance has been determined based on the groups
of heirs.
Keywords: Rights and Position; Out of Marriage Children

Abstrak
Penulisan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana ketentuan anak luar nikah
yang diakui menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) dan bagaimana
hak dan kedudukan anak di luar nikah yang diakui dalam pewarisan menurut KUHPerdata.
Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif, maka dapat disimpulkan Setiap
anak yang dilahirkan di luar suatu ikatan perkawinan yang sah adalah merupakan anak luar
kawin. Berdasarkan ketentuan KUHPerdata Anak luar kawin dianggap tidak mempunyai
hubungan hukum apapun dengan orang tuanya apabila tidak ada pengakuan dari ayah maupun
ibunya, dengan demikian bila anak luar kawin tersebut diakui dan diikuti pengesahan anak
dari orang tuanya, maka ia dapat mewaris harta peninggalan dari orang tua yang mengakuinya,
dan tentunya pembagian warisan berdasarkan undang-undang. Berdasarkan Undang-Undang
Perkawinan yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 (Pasal 43 ayat (1)), maka anak luar
kawin yang tidak diakui pun dengan otomatis mempunyai hubungan perdata dengan ibunya
dan keluarga ibunya. Hak dan kedudukan anak luar kawin terhadap harta warisan orang tua
yang mengakuinya pada pengesahan anak pada dasarnya sama dengan anak sah. Anak luar
kawin yang diakui dan disahkan adalah benar-benar sebagai ahli waris yang mempunyai hak
seperti anak yang lahir dalam perkawinan yang sah. Ditinjau secara hukum perdata telah
ditentukan pembagian warisan berdasarkan golongan-golongan ahli waris.
Kata Kunci : Hak dan Kedudukan; Anak Luar Nikah

126

Volume 19 Nomor 1, Bulan Januari 2021


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Hijawati dan Rizayusmanda, Hak dan Kedudukan Anak Luar Nikah Yang Diakui Terhadap Warisan
Tanah Ditinjau dari Hukum Perdata, Halaman 126-137

PENDAHULUAN Undang Nomor 23 Tahun 2002


Kedudukan anak dalam Tentang Perlindungan Anak
keluarga adalah hal yang penting dan mendefinisikan anak sejak di dalam
sangat berarti. Anak merupakan kandungan untuk lebih memberikan
investasi masa depan, dan harapan perlindungan yang menyeluruh
orang tuanya dimasa depan. Anak juga terhadap anak.1
dianggap sebagai modal dalam rangka Sejarah dari hak anak itu sendiri
peningkatan pada taraf hidup sehingga tidak terlepas dari beberapa rentang
dapat mengontrol status sosial orang peristiwa seperti hak akan nama dan
tua. Anak mewarisi tanda-tanda kewarganegaraan, hak kebangsaan, hak
kesamaan dengan orang tuanya, persamaan dan non diskriminasi, hak
termasuk ciri khas, baik maupun buruk, perlindungan, hak pendidikan, hak
tinggi maupun rendah. syarat dan rukun pernikahan.
Pernikahan merupakan Mencermati status anak di luar
peristiwa penting dalam kehidupan nikah/pernikahan, muncul masalah
manusia yang menimbulkan akibat yang berdampak pada anak yakni apakah
hukum baik terhadap hubungan antara mendapatkan warisan atau tidak, sebab

pihak yang melangsungkan pernikahan anak hasil diluar nikah akan memperoleh
hubungan perdata dengan bapaknya, yaitu
itu sendiri, maupun dengan pihak lain
dengan cara memberi pengakuan terhadap
yang mempunyai kepentingan tertentu.
anak luar nikah. Dalam Pasal 280 – Pasal
Apabila dari pernikahan tersebut
281 KUHPerdata menegaskan
dilahirkan anak, maka timbul hubungan
bahwasannya dengan pengakuan terhadap
hukum antara anak dengan orang anak diluar nikah, terlahirlah hubungan
tuanya. Sebagai warga negara setiap perdata antara anak itu dan bapak atau
anak berhak tumbuh berkembang ibunya. Pengakuan terhadap anak di
sesuai dengan kodratnya sebagai luar nikah dapat dilakukan dengan suatu
mahkluk Tuhan. Anak-anak berhak akta otentik, bila belum diadakan dalam
mendapatkan pendidikan, asuhan, akta kelahiran atau pada waktu
pengarahan sehingga menjadi dewasa. pelaksanaan pernikahan. Pembagian hak
Menurut Konvensi Hak Anak bahwa waris anak hasil diluar nikah yang diakui

anak adalah setiap manusia yang cenderung dilakukan secara kekeluargaan


1
berusia 18 tahun bahkan Undang- Hilman Hadikusuma. Hukum Pernikahan
Indonesia (Bandung: Mandar Maju, 1995).
127

Volume 19 Nomor 1, Bulan Januari 2021


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Hijawati dan Rizayusmanda, Hak dan Kedudukan Anak Luar Nikah Yang Diakui Terhadap Warisan
Tanah Ditinjau dari Hukum Perdata, Halaman 126-137

tentunya akan menimbulkan suatu Tentang Perubahan atas Undang-


permasalahan-permasalahan mengenai Undang Nomor 23 Tahun 2002
kedudukan hukum dan hak-hak anak Tentang Perlindungan Anak yang
yang dihasilkan di luar pernikahan dibentuk oleh Pemerintah agar hak-hak
tersebut. anak dapat diimplementasikan di
Berdasarkan uraian latar Indonesia.
belakang masalah yang telah Kepedulian Pemerintah
dikemukakan maka pokok Indonesia terhadap harkat dan martabat
permasalahannya adalah bagaimana anak sebenarnya sudah terlihat sejak
hak dan kedudukan anak luar nikah tahun 1979 ketika membuat Undang-
yang diakui dalam pewarisan tanah Undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang
menurut Kitab Undang-Undang Kesejahteraan Anak, akan tetapi hingga
Hukum Perdata. keluarnya Undang-Undang
Perlindungan Anak dan sampai
PEMBAHASAN
sekarang, kesejahteraan dan
A. Ketentuan Anak Lahir yang pemenuhan hak anak masih jauh dari
Lahir dari Perkawinan yang yang diharapkan. 2
Melalui suatu
Tidak Tunduk Pada Perundang-
perkawinan diharapkan sekali hadirnya
undangan/Menurut Kitab
Undang-Undang Hukum keturunan yaitu anak. Akan tetapi tidak
Perdata selamanya anak terlahir dari suatu
Konvensi Hak Anak yang
perkawinan yang sah, banyak pula
diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia
fenomena yang terjadi di dalam
melalui Keputusan Presiden Nomor 36
masyarakat dimana anak lahir di luar
Tahun 1990 yang mengemukakan
perkawinan. Hal ini banyak terjadi dan
tentang prinsip-prinsip umum
akan mengakibatkan status anak yang
perlindungan anak, yaitu
beragam. Apabila pernikahannya sah,
nondiskriminasi, kepentingan terbaik
anak yang terlahirpun tentunya akan
anak, kelangsungan hidup dan tumbuh
sah. Apabila h asil dari perkawinan
kembang dan menghargai partisipasi
yang tidak sah, akan memberikan
anak. Prinsip-prinsip tersebut juga
status anak luar kawin bagi anak yang
terdapat di dalam ketentuan Undang-
2
Undang Nomor 35 Tahun 2014 Rika Saraswati. Hukum Perlindungan Anak di
Indonesia (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,
2015).
128

Volume 19 Nomor 1, Bulan Januari 2021


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Hijawati dan Rizayusmanda, Hak dan Kedudukan Anak Luar Nikah Yang Diakui Terhadap Warisan
Tanah Ditinjau dari Hukum Perdata, Halaman 126-137

baru dilahirkannya. Anak yang karena adanya ketentuan Pasal 2 ayat


dilahirkan di luar perkawinan hanya (1) dan ayat (2) Undang-Undang
mempunyai hubungan perdata dengan Perkawinan yang dalam
ibunya dan keluarga ibunya. Ketentuan pelaksanaannya menimbulkan
inipun berlaku bagi anak yang kesulitan dan diskriminasi khusus
dilahirkan dari perkawinan yang tidak terhadap perempuan dan anak. Selain
dicatatkan. Perkawinan yang tidak itu, juga sangat bertentangan dengan
dicatat dapat diartikan bahwa peristiwa nilai-nilai kemanusiaan, keberagaman
perkawinan tersebut tidak pernah ada agama dan budaya yang sangat
sehingga anak yang lahir di luar majemuk di Indonesia.3
perkawinan tersebut menurut undang- Beberapa ketentuan peraturan
undang dikategorikan sebagai anak luar perundangan tersebut di atas yang
kawin. Status hukum dari seorang anak menjadi dasar hukum hak atas anak
luar kawin hanya akan mempunyai tetap masih membutuhkan peran Kitab
hubungan keperdataan dari ibu dan Undang-Undang Hukum Perdata
keluarga ibunya saja, sedangkan sebagai salah satu sumber hukum
dengan ayah biologis dan keluarganya dalam pembagian hak dan kedudukan
anak luar kawin sama sekali tidak anak luar nikah. Sebagaimana diatur
mempunyai hubungan keperdataan. dalam Pasal 280 Kitab Undang-
Demikian pula dalam hal pembuatan Undang Hukum Perdata yang
identitas dari anak berupa akta berbunyi:“Dengan pengakuan terhadap
kelahiran, maka dalam akta kelahiran anak di luar kawin, terlahirlah
anak luar kawin akan tercatat bahwa hubungan perdata antara anak itu dan
anak tersebut adalah anak luar kawin bapak atau ibunya”.
dengan hanya mencantumkan nama Hal ini sejalan juga dengan
ibunya saja, sedangkan nama bapaknya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
tidak tercantum. 46/PUU-VIII/2010 mengenai status
Fakta tersebut menunjukkan anak luar nikah, yang berdampak baik
adanya diskriminasi dan tidak adanya dalam hal kedudukan secara yuridis
perlindungan hukum bagi anak yang seorang ayah terhadap anaknya apabila
lahir dari perkawinan yang tidak dapat dibuktikan berdasarkan ilmu
dicatatkan. Situasi tersebut muncul
3
Rika Saraswati
129

Volume 19 Nomor 1, Bulan Januari 2021


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Hijawati dan Rizayusmanda, Hak dan Kedudukan Anak Luar Nikah Yang Diakui Terhadap Warisan
Tanah Ditinjau dari Hukum Perdata, Halaman 126-137

pengethuan dan teknologi dan/atau alat oleh si ayah dan oleh si ibu. Sebelum
bukti lain yang menurut hukum membicarakan pasal-pasal yang
mempunyai hubungan darah termasuk bersangkutan, perlu ditegaskan sekali
hubungan perdata dengan keluarga lagi bahwa hukum waris dari anak ini
ayahnya. hanya terdapat antara ia sendiri dengan
Menurut istilah Paul Scholten, orang tua yang mengakuinya. Pasal
yang dimaksud anak luar kawin adalah 863: Jika pewaris meninggalkan
anak luar kawin di luar anak sumbang keturunan yang sah atau seorang
dan anak zinah yang mempunyai isteri/suami maka bagiannya adalah 1/3
hubungan hukum dengan pewaris dan dari bagian jika ia itu anak sah. Dengan
untuk selanjutnya disebut anak luar kata lain jika ia mewaris bersama-sama
kawin saja. Sedang anak zinah dan dengan waris golongan I.5
anak sumbang meski merupakan anak Pasal 250 KUH-Perdata,
luar kawin, akan tetapi karena tidak dijelaskan bahwa: “Anak yang
dapat diakui maka tidak mempunyai dilahirkan atau dibesarkan selama
kedudukan dan hak waris atas harta perkawinan, memperoleh si suami
peninggalan orang tuanya. sebagai ayahnya”. Selanjutnya dalam
Menurut Pasal 272 BW bahwa Pasal 272 dijelaskan bahwa anak di
anak-anak luar kawin yang dapat luar kawin kecuali yang dilahirkan dari
diakui adalah anak yang dilahirkan perzinahan, disahkan oleh perkawinan
oleh seorang ibu tetapi yang tidak yang menyusul dari ayah dan ibu
dibenihkan oleh seorang pria yang mereka, bila sebelum melakukan
berada dalam ikatan perkawinan sah perkawinan mereka telah melakukan
dengan ibu si anak tersebut dan tidak pengakuan secara sah terhadap anak
termasuk di dalam kelompok anak itu, atau bila pengakuan itu terjadi
4
zinah dan anak-anak sumbang. dalam akta perkawinannya sendiri. Dan
Adapun yang sekarang perlu mendapat dalam Pasal 280 dijelaskan lagi bahwa
keterangan ialah hukum waris seorang anak di luar kawin memperoleh
anak di luar kawin tapi yang diakui hubungan perdata dengan ayah atau
4
J. Andy Hartanto. Hukum Waris, Kedudukan
ibunya melalui pengakuan.
dan Hak Waris Anak Luar Kawin Menurut
“Burgerlijk Wetboek”, Pasca Putusan
Mahkamah Konstitusi (Surabaya: LaksBang,
5
2015). Andy Hartanto
130

Volume 19 Nomor 1, Bulan Januari 2021


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Hijawati dan Rizayusmanda, Hak dan Kedudukan Anak Luar Nikah Yang Diakui Terhadap Warisan
Tanah Ditinjau dari Hukum Perdata, Halaman 126-137

Ada 3 (tiga) sarana yang Pasal 875 yang secara singkat


diperkenankan oleh KUHPerdata mengatakan bahwa testamen adalah
sebagai tempat pengakuan anak luar suatu akta yang memuat pernyataan
kawin. Pertama, pengakuan yang seseorang tentang apa yang
dilakukan dengan menggunakan akta dikehendakinya akan terjadi setelah ia
perkawinan orang tua anak luar kawin wafat dan olehnya dapat dicabut
tersebut. Artinya, dalam akta kembali.6
perkawinan kedua orang tua anak Dari penjelasan Pasal 875
tersebut ada klausula tentang tersebut di atas jelas terlihat bahwa
pengakuan anak mereka yang telah tidak ada keharusan testamen hanya
lahir sebelum mereka melangsungkan berisi ketetapan yang berkaitan
perkawinan sah. Kedua, pengakuan langsung dengan harta peninggalan.
anak dengan menggunakan akta Unsur terpenting dari testamen adalah
kelahiran anak luar kawin itu sendiri, kehendak terakhir dari pewaris
dan ketiga adalah pengakuan mengenai apa yang akan terjadi setelah
berdasarkan akta otentik yang khusus ia wafat. Oleh karenanya, pengakuan
dibuat untuk itu. anak berdasarkan testamen haruslah
Ketiga sarana pengakuan anak diakui sah sebagai pengakuan anak luar
luar kawin tersebut diatur dalam Pasal kawin itu bukanlah faktor penentu saat
281 KUH-Perdata (Buku I). Dalam terjadinya pengakuan anak luar kawin,
pasal-pasal yang lain dari KUH- karena testamen pada dasarnya baru
Perdata tidak ada ketentuan yang mulai berlaku efektif sejak saat
memungkinkan pengakuan anak luar kematian pembuat testament. Berkaitan
kawin dengan menggunakan testamen. dengan konsepsi tersebut maka
Tidak ada ketentuan yang tegas dalam pengakuan anak luar kawin dengan
KUH-Perdata tentang penggunaan testamen harus dianggap bahwa
testamen untuk melakukan pengakuan pengakuan baru terjadi setelah
anak hendaknya tidak ditafsirkan kematian pewaris.7
bahwa hal itu tidak mungkin terjadi.
Segala sesuatu bisa saja terjadi, sebab
6
pewaris mempunyai hak kebebasan. Anisitus Amanat. Membagi Warisan
Berdasarkan Pasal-Pasal Hukum Perdata BW
Apalagi bila kita membaca ketentuan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003).
7
Anisitus Amanat
131

Volume 19 Nomor 1, Bulan Januari 2021


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Hijawati dan Rizayusmanda, Hak dan Kedudukan Anak Luar Nikah Yang Diakui Terhadap Warisan
Tanah Ditinjau dari Hukum Perdata, Halaman 126-137

Pengakuan ini adalah suatu hal tidak sama antara satu dengan anak
yang lain sifat dari pengesahan. satu. Mereka (anak luar kawin) tidak
Dengan pengakuan seorang anak itu berada dibawah kekuasaan orang tua,
tidak menjadi anak sah. Anak yang lahir di tetapi dibawah kekuasaan perwalian,
luar perkawinan itu baru menjadi anak sah sehingga hak dan bagian mereka di
jika kedua orang tuanya kemudian kawin, dalam warisan pun tidak sama besarnya
setelah mereka itu kedua-duanya mengakui
dan selanjutnya pengakuan hanya
anak itu, atau jika pengakuan itu dilakukan
menimbulkan hubungan hukum antara
dalam akta perkawinan itu sendiri.
si anak dengan orang tua yang
Demikian ketentuan yang dimuat
mengakui saja, jadi tidak termasuk
dalam Pasal 272.8
dengan keluarga yang mengakuinya.

B. Hak dan Kedudukan Anak Luar 1) Bagian Anak Luar Kawin Jika
Nikah yang Diakui Terhadap Mewaris Bersama Ahli Waris
Warisan Tanah Menurut Kitab Golongan I
Undang-Undang Hukum Perdata Apabila pewaris meninggal
Menurut Klaassen, Eggens dan dunia dengan meninggalkan
keturunan yang sah dan/atau
Polak 9 hak anak luar kawin terhadap suami/isteri yang hidup terlama,
harta warisan orang tua yang maka anak luar kawin yang
mengakuinya pada asasnya adalah sama diakuinya mewaris sepertiga
bagian dari yang mereka
dengan anak sah. Mereka (anak luar
sedianya harus mendapat
kawin yang diakui) adalah benar-benar seandainya mereka adalah anak
sebagai ahli waris yang mempunyai hak sah (Pasal 863 B.W. bagian
pertama). Keturunan atau anak-
saissine, hak heredetatis petition dan
anak yang sah dan atau
hak untuk menuntut pemecahan suami/isteri pewaris yang masih
warisan. Akan tetapi apabila diteliti hidup terlama adalah termasuk
lebih lanjut ternyata persamaannya ahli waris golongan I. Jadi disini
diatur perkawinan anak luar
hanyalah sampai di situ saja karena kawin bersama-sama dengan
dalam hal selebihnya bagian mereka golongan I. Dalam hal demikian
anak luar kawin menerima
8
Ali Afandi. Hukum Waris, Hukum Keluarga,
sepertiga dari hak yang mereka
Hukum Pembuktian Menurut Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (Jakarta: PT. Bina sedianya terima seandainya
Aksara, 1984). mereka sebagai anak sah. Jadi
9
J.G. Klaassen, J. Eggens dan J.M. Polak.
Huwelijkgoederen end Erfrecht, handleiding cara menghitung hak bagian anak
bij be Studie en Practijk (Tjeenk Willink luar kawin adalah mengandalkan
Zwolle, 1956).
132

Volume 19 Nomor 1, Bulan Januari 2021


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Hijawati dan Rizayusmanda, Hak dan Kedudukan Anak Luar Nikah Yang Diakui Terhadap Warisan
Tanah Ditinjau dari Hukum Perdata, Halaman 126-137

mereka sebagai anak sah lebih saudara laki-laki dan perempuan


dahulu, baru kemudian dihitung atau meninggalkan keturunan
haknya sebagai anak luar saudara, dengan meninggalkan
kawin.10 anak luar kawin, maka berapa
Misalnya seorang pewaris bagian anak luar kawin dan
meninggalkan sejumlah harta dan bagaimana cara pembagiannya.
tiga orang anak-anak sah serta Menurut Pasal 863 B.W
seorang isteri yang hidup dikatakan bahwa apabila anak
terlama. Disamping itu pewaris luar kawin mewaris bersama-
juga meninggalkan seorang anak sama dengan ahli waris golongan
luar kawin yang sudah diakui. II atau golongan III, maka anak
Pembagiannya adalah anak luar luar kawin mendapat setengah
kawin tersebut dihitung seakan- atau separoh dari harta warisan.11
akan dia anak yang sah, sehingga
bagian masing ahli waris adalah 3) Bagian Anak Luar Kawin Jika
seperlima. Akan tetapi khusus Mewaris Bersama Ahli Waris
untuk anak luar kawin maka Golongan IV
bagiannya adalah sepertiga kali Bagian anak luar kawin
seperlima, sehingga yang akan semakin besar jika dia
diterima oleh anak luar kawin mewaris dengan ahli waris dari
adalah seperlimabelas bagian dari golongan yang derajatnya lebih
harta peninggalan (Pasal 863 jauh lagi dari pewaris. Menurut
KUH-Perdata). Sedang sisa harta Pasal 863 ayat (1) B.W dikatakan
peninggalan yang berjumlah bahwa bagian anak luar kawin
empat belas per lima belas bagian apabila hanya ada sanah saudara
dibagi bersama di antara para ahli dalam derajat yang lebih jauh
waris yang sah, yaitu tiga anak- adalah tiga per empat. Maksud
anaknya dan isterinya. kata “sanak saudara dalam
derajat yang lebih jauh” dalam
2) Bagian Anak Luar Kawin Jika Pasal 863 ayat (1) B.W tersebut
Mewaris Bersama Ahli Waris adalah ahli waris golongan IV.
Golongan II dan Golongan III Sebagai contoh jika seorang
Apabila seorang pewaris pewaris tidak meninggalkan
tidak meninggalkan keturunan saudara-saudara dan orang tua
yang sah dan juga tidak ada (ibu-bapak), akan tetapi pewaris
suami/isteri yang hidup terlama, mempunyai paman dan bibi dari
akan tetapi pewaris tersebut pihak bapak maupun dari pihak
meninggalkan keluarga sedarah ibu atau sepupu atau saudara
dalam garis ke atas maupun misan (bahasa Jawa), maka
bagian anak-anak luar kawin
10
J. Satrio. Hukum Waris (Bandung: PT. Citra
11
Aditya Bakti, 1990). Satrio
133

Volume 19 Nomor 1, Bulan Januari 2021


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Hijawati dan Rizayusmanda, Hak dan Kedudukan Anak Luar Nikah Yang Diakui Terhadap Warisan
Tanah Ditinjau dari Hukum Perdata, Halaman 126-137

adalah tiga per empat dari harta dengan golongan IV, serta jika
warisan, sedang sisa harta mewaris dengan golongan yang
warisan yang seperempat dibagi berlainan derajat. Namun ada
bersama di antara para ahli waris kemungkinan seorang pewaris
golongan IV yaitu paman dan tidak meninggalkan ahli waris
bibi, atau keturunannya/saudara dari golongan I sampai golongan
sepupu atau misanan tersebut. 12 IV, akan tetapi hanya
Dari ketentuan mengenai bagian meninggalkan anak luar kawin.
warisan anak luar kawin seperti Dalam hal keadaan yang
tersebut di atas, maka dapat demikian, maka anak luar kawin
dikatakan bahwa semakin dekat yang diakui oleh pewaris secara
derajat ahli waris sah yang sah akan mewaris seluruh harta
mewaris bersama-sama dengan warisan (Pasal 865 B.W).
anak luar kawin, maka semakin Anak luar kawin menurut
kecil bagian yang diperoleh anak hukum dianggap tidak sah,
luar kawin semakin besar. Hal ini meskipun demikian anak tersebut
adalah wajar karena meski boleh memperoleh haknya, akan
menjadi anak luar kawin, namun tetapi bukan waris, misalnya
hubungan antara anak luar kawin berupa hibah dan sedekah,
dengan pewaris adalah lebih dikarenakan anak tersebut
dekat dibandingkan dengan ahli dianggap anak luar nikah yang
waris golongan II, III dan hanya memiliki hubungan
golongan IV meski mereka perdata dengan ibu dan keluarga
adalah ahli waris yang sah ibunya saja, terkecuali terhadap
menurut undang-undang, anak luar kawin yang diakui
sehingga oleh karenanya anak- (vide Pasal 862 – 866 KUH-
anak luar kawin akan mendapat Perdata). Disamping itu anak luar
bagian yang lebih besar dari harta kawin tersebut juga berhak atas
warisan orang tua yang sudah nafkah alimentasi atau hak
mengakuinya. nafkah atas anak luar kawin,
termasuk anak yang dilahirkan
4) Bagian Anak Luar Kawin Jika dari perzinahan dan anak
Menjadi Satu-Satunya Ahli sumbang (Lihat Pasal 867 B.W).
Waris Kendati demikian, khusus anak
Uraian pada beberapa bab zina dan anak sumbang tidak
di atas adalah jika anak luar mungkin memiliki hubungan
kawin mewaris bersama-sama secara yuridis dengan ayah
dengan ahli waris golongan lain, kandungnya karena orang tua dan
baik dari golongan I, II, III atau anak tersebut dilarang oleh

12
Anisitus Amanat. Membagi Warisan
Berdasarkan Pasal-Pasal Hukum Perdata BW .
134

Volume 19 Nomor 1, Bulan Januari 2021


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Hijawati dan Rizayusmanda, Hak dan Kedudukan Anak Luar Nikah Yang Diakui Terhadap Warisan
Tanah Ditinjau dari Hukum Perdata, Halaman 126-137

undang-undang untuk hubungan perdata dengan ibunya


memberikan pengakuan. 13 dan keluarga ibunya”.
Dalam hal demikian yang Bertentangan dengan Undang-
Undang Dasar Negara Republik
berlangsung dalam kehidupan
Indonesia Tahun 1945 sepanjang
bermasyarakat yang menjadi dimaknai menghilangkan hubungan
perhatian merupakan tugas dari perdata dengan laki-laki yang dapat
aparat negara dalam menangani dibuktikan berdasarkan ilmu
masalah tersebut serta dalam pengetahuan dan teknologi dan/atau
penjamin adanya kepastian alat bukti lain menurut hukum
hukum. Oleh sebab itu melalui ternyata mempunyai hubungan
darah sebagai ayahnya.
saluran hukum yang berlaku dan
2) Menyatakan Pasal 43 ayat (1)
yang tersedia, langkah hukum Undang-Undang Nomor 1 Tahun
yang ditempuh dalam hal ini 1974 Tentang Perkawinan tersebut
Pengujian Undang-Undang tidak memliki kekuatan hukum
terhadap Undang-Undang Dasar mengikat, sehingga ayat tersebut
1945 adalah merupakan hal yang harus dibaca :
tepat apabila undang-undang “Anak yang dilahirkan di luar
perkawinan hanya mempunyai
yang diuji materil tersebut
hubungan perdata dengan ibunya
bertentangan dengan Konstitusi dan keluarga ibunya serta dengan
(dalam hal ini yang diajukan laki-laki sebagai ayahnya yang
untuk diuji materil adalah UUP dapat dibuktikan berdasarkan ilmu
Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 43 pengetahuan dan teknologi dan/atau
ayat (1)). alat bukti lain yang menurut hukum
mempunyai hubungan darah,
termasuk hubungan perdata dengan
Perkembangan hukum terkait keluarga ayahnya”.
dengan anak luar kawin, termasuk anak
Dengan demikian maka anak luar
zina dan anak sumbang diberikan oleh
kawin disamping mempunyai
Mahkamah Konstitusi melalui Putusan
hubungan perdata dengan ibunya dan
Nomor : 45/PUU-VIII/2010. Putusan
keluarga ibunya, juga mempunyai
tersebut menyatakan pada intinya
hubungan perdata dan hubungan darah
menyatakan dua hal yaitu :
dengan laki-laki sebagai ayahnya dan
1) Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut
Perkawinan yang menyatakan : diisyaratkan harus dapat dibuktikan
“Anak yang dilahirkan di luar
perkawinan hanya mempunyai berdasarkan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan/atau alat bukti lain
13
J. Andy Hartanto, Hukum Waris, Kedudukan menurut hukum.14
dan Hak Waris Anak Luar Kawin Menurut
“Burgerlijk Wetboek”, Pasca Putusan
14
Mahkamah Konstitusi. Andy Hartanto
135

Volume 19 Nomor 1, Bulan Januari 2021


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Hijawati dan Rizayusmanda, Hak dan Kedudukan Anak Luar Nikah Yang Diakui Terhadap Warisan
Tanah Ditinjau dari Hukum Perdata, Halaman 126-137

Melalui putusan tersebut ayahnya. Putusan Mahkamah


memberikan kepastian terhadap Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010
penegakan hukum yang ada bahwa tersebut juga merupakan bahagian dari
siapa saja Warga Negara Indonesia reformasi hukum pada saat ini dan
dapat menuntut haknya bilamana menegaskan pula bahwa konstitusi
terdapat ketidaksesuaian yang harus seimbang dengan norma-norma
dirasakan di dalam kehidupan atau nilai-nilai kehidupan dalam hal
bermasyarakat maupun lingkungan memberi jaminan serta perlindungan
keluarga, sehingga langkah-langkah hukum bagi masyarakat luas, tanpa
hukum yang diambil oleh pemohon uji membeda-bedakan manusia satu
materil adalah sudah tepat. dengan manusia yang lainnya
Dengan demikian, dengan adanya sebagaimana yang tertuang dan dijamin
Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) di dalam Konstitusi Pasal 27, 28
ini bukan dapat diartikan sebagai Undang-Undang Dasar Negara
melegalkan perzinahan akan tetapi Republik Indonesia Tahun 1945.
putusan Mahkamah Konstitusi tersebut Keputusan yang dilakukan oleh
untuk melindungi hak-hak seorang Notaris/PPAT agar anak luar kawin
anak yang lahir dari perkawinan yang dapat memiliki hak atas tanah warisan
tidak tercatat oleh negara. Karena yaitu dengan melihat dari pembagian
selama ini anak luar nikah memiliki golongan ahli waris yang berhak
nasib yang sengsara dan tidak diakui mewaris, kemudian dibuatkan Akta
hukum secara legal. Sehingga pada Pernyataan dan Surat Keterangan Hak
intinya putusan Mahkamah Konstitusi Waris, balik nama Sertifikat ke para
ini untuk membela hak anak yang ahli waris sesuai dengan Surat
terlantar. Oleh karena itu, putusan Keterangan Hak Waris tersebut yang
Mahkamah Konstitusi ini tidak dikeluarkan oleh Notaris kemudian
melegalkan perzinahan, tetapi hanya oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah
menegaskan adanya hubungan perdata (PPAT) dibuatkan Akta Jual Beli nya
antara anak yang dilahirkan dengan ke isteri pewaris atau anak-anak
ayah dan ibunya. Jangan sampai sang pewaris adalah telah sesuai dengan
anak menjadi anak alam (lahir di luar ketentuan Kitab Undang-Undang
nikah) karena tidak diakui oleh Hukum Perdata dan Undang-Undang
136

Volume 19 Nomor 1, Bulan Januari 2021


Solusi , ISSN Print 0216-9835; ISSN Online 2597-680X

Hijawati dan Rizayusmanda, Hak dan Kedudukan Anak Luar Nikah Yang Diakui Terhadap Warisan
Tanah Ditinjau dari Hukum Perdata, Halaman 126-137

Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 43 ayat (1),


yaitu anak yang dilahirkan di luar DAFTAR PUSTAKA
perkawinan Ali Afandi. Hukum Waris, Hukum
Keluarga, Hukum Pembuktian
KESIMPULAN Menurut Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata. Jakarta: PT.
Hak dan kedudukan anak luar
Bina Aksara, 1984.
kawin terhadap harta warisan orang tua Anisitus Amanat. Membagi Warisan
yang mengakuinya dan diikuti Berdasarkan Pasal-Pasal Hukum
Perdata BW. Jakarta: PT. Raja
pengesahan anak pada dasarnya adalah
Grafindo Persada, 2003.
sama dengan anak sah. Anak luar Hilman Hadikusuma. Hukum
kawin yang diakui dan disahkan adalah Pernikahan Indonesia. Bandung:
Mandar Maju, 1995.
benar-benar sebagai ahli waris yang
J. Andy Hartanto. Hukum Waris,
mempunyai hak seperti anak yang lahir Kedudukan dan Hak Waris Anak
dalam perkawinan yang sah. Luar Kawin Menurut “Burgerlijk
Berdasarkan ketentuan Pasal 863 Wetboek”, Pasca Putusan
Mahkamah Konstitusi. Surabaya:
sampai dengan Pasal 865 Kitab
LaksBang, 2015.
Undang-Undang Hukum Perdata sudah J.G. Klaassen, J. Eggens dan J.M.
ditentukan pembagian warisan Polak. Huwelijkgoederen end
Erfrecht, handleiding bij be
berdasarkan golongan-golongan ahli
Studie en Practijk. Tjeenk
waris. Demikian juga pembagian Willink Zwolle, 1956.
warisan tanah dapat dilihat dari cara J. Satrio. Hukum Waris. Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti, 1990.
pembagian tersebut.
Rika Saraswati. Hukum Perlindungan
Agar kiranya kita sebagai Anak di Indonesia. Bandung: PT.
manusia yang hidup bermasyarakat Citra Aditya Bakti, 2015.
berdampingan satu dengan yang lain
bisa saling memperlihatkan toleransi
saling peduli antar sesama manusia
dengan mengedepankan nilai-nilai dan
norma-norma kehidupan, baik orang
dewasa, anak muda, ataupun hubungan
orang tua dengan anaknya, dengan
tidak saling membeda-bedakan satu
sama lain maupun diskriminasi.
137

Volume 19 Nomor 1, Bulan Januari 2021

You might also like